SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR
Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112
2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis merupakan anak kedua dari dari bapak yang bernama Bambang Murdiono dan ibu bernama Arsiatmi P.H. yang dilahirkan di Solo pada tanggal 23 Agustus 1984. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Budi Mulia, Bogor pada tahun 1996. Penulis lalu melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 1 Bogor dan tamat pada tahun 1999. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 5 Bogor dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memilih Sub Program Studi Teknik Sistem Informatika Pertanian. Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif sebagai anggota di Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA). Penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB di Komisi Literatur dan menjabat sebagai Wakil Koordinator Bidang Pembinaan pada tahun 2004-2005. Selain itu, penulis juga berpartisipasi di beberapa kepanitiaan kegiatan kampus. Penulis melakukan praktek lapangan di PT Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan pada tahun 2005 dengan tema “Aspek Keteknikan di Hutan Tanaman Industri PT Musi Hutan Persada, Palembang, Sumatera Selatan”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor”.
ARMIASTHO ADI SAPUTRO. F14102112. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr. RINGKASAN PJ (Perusahaan Jamu) Menara merupakan industri yang memproduksi dan menyuplai berbagai jenis simplisia nabati dan olahannya berupa ekstrak, minuman herbal, dan obat herbal. Berdasarkan ketetapan Departemen Kesehatan perusahaan ini tergolong ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) karena memiliki aset di bawah Rp. 600.000.00,- (tidak termasuk tanah dan bangunan), dan produk yang dihasilkan dikategorikan sebagai obat tradisional. Sebagai industri yang tergolong dalam skala kecil, PJ Menara terus berusaha untuk mengembangkan berbagai aspek produksinya. Salah satu alat bantu yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi adalah teknologi informasi berupa sistem informasi berbasis komputer. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sistem informasi pengendalian persediaan bahan baku dan perencanaan produksi secara tepat dan spesifik untuk PJ Menara, dan memanfaatkan kelebihan dan fungsi sistem informasi untuk meningkatkan kinerja produksi PJ Menara. Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem adalah dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi beberapa tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Berdasarkan investigasi sistem diketahui permasalahan yang terjadi antara lain dalam pengelolaan data aliran bahan baku, produk dan perencanaan produksi. Pengelolaan data belum memanfaatkan sistem database yang disimpan dalam komputer, data yang ada disimpan dalam aplikasi spreadsheet. Sedangkan perencanaan produksi belum dilakukan secara sistematis melainkan dengan perkiraan. Dengan demikian sistem informasi yang dibangun diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data produk dan bahan baku, dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan produksi. Selanjutnya berdasarkan analisis sistem diketahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Lalu pada tahap desain/perancangan sistem dilakukan perancangan database, user interface, dan proses yang berlangsung pada sistem. Sistem informasi ini diberi nama Simple-Planner. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di PJ Menara memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama untuk mengelola database bahan baku dan produk di PJ Menara. Adapun fungsi kedua untuk menghitung optimisasi produksi berdasarkan ketersediaan bahan baku. Sistem diimplementasikan dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan database Microsoft Access 2003. Berdasarkan pengujian oleh pengguna yaitu pihak PJ Menara maka dapat dapat disimpulkan bahwa Simple-Planner telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan PJ Menara dan dapat membantu dalam proses produksi perusahaan. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi Simple-Planner telah dikembangkan secara tepat dan spesifik untuk PJ Menara.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ”Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor”. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan yang begitu berharga dari orang-orang yang berada di sekitar penulis. Penulis megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr sebagai dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Putiati Mahdar, M.App.Sc selaku dosen penguji yang memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini. 4. Mas Thoriq atas bantuan dan informasi mengenai PJ Menara. 5. Pihak Perusahaan Jamu (PJ) Menara, Bapak Maman Suryaman yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Perusahaan Jamu Menara, juga atas segala bantuannya selama penelitian. 6. Mas Wahyu yang telah membantu dalam pengumpulan data di PJ Menara. 7. Bapak, Ibu, mas dan adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan secara moril dan materil kepada penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. 8. Rhoito Frista Silitonga atas doa, bantuan, dan dukungan yang diberikan kepada penulis. 9. Riky, Daus, dan Mas Atmo atas bantuannya dalam pemrograman Visual Basic. 10. Rekan-rekan PMK dan Komlit atas doa, dukungan, dorongan dalam penyelesaian skripsi ini, dan juga kebersamaan selama ini. 11. Rekan-rekan TEP 39 atas kebersamaan dan pembelajaran selama masa studi. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Bogor, September 2008
Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ v I.
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1 B. TUJUAN ............................................................................................... 3 C. RUANG LINGKUP............................................................................... 3
II.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4 A. SISTEM INFORMASI ......................................................................... 4 B. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA ............................................. 6 C. MANAJEMEN LOGISTIK ................................................................. 6 D. TANAMAN OBAT............................................................................... 8 E. SIMPLISIA ............................................................................................ 9 F. LINEAR PROGRAMMING .................................................................... 9 G. PENELITIAN TERDAHULU .............................................................. 10
III.
METODE PENELITIAN ........................................................................... 14 A. WAKTU DAN TEMPAT ..................................................................... 14 B. BAHAN DAN ALAT ........................................................................... 14 C. METODE PENELITIAN ..................................................................... 14
IV.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 17
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 19 A. INVESTIGASI SISTEM ...................................................................... 19 1. Kelayakan Operasional ..................................................................... 22 2. Kelayakan Ekonomis ........................................................................ 22 3. Kelayakan Teknis .............................................................................. 23 B. ANALISIS SISTEM ............................................................................. 23 1. Identifikasi Kebutuhan ...................................................................... 23 2. Identifikasi Fungsional ...................................................................... 25 C. DESAIN SISTEM ................................................................................. 25 1. Desain Database ............................................................................... 28
i
2. Desain Proses ................................................................................... 33 3. Desain User Interface ....................................................................... 34 4. Optimisasi Produksi .......................................................................... 52 D. IMPLEMENTASI SISTEM ................................................................. 53 1. Pemrograman dan Pembuatan Database .......................................... 53 2. Pengujian Sistem .............................................................................. 54 E. PERAWATAN SISTEM ...................................................................... 55 V.
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar Produk Minuman Herbal PJ Menara .......................................... 18 Tabel 2. Struktur Tabel Supplier........................................................................... 28 Tabel 3. Struktur Tabel Penerimaan .................................................................... 29 Tabel 4. Struktur Tabel Penerimaan Detail........................................................... 29 Tabel 5. Struktur Tabel Jenis Bahan Baku............................................................ 29 Tabel 6. Struktur Tabel Bahan Baku..................................................................... 30 Tabel 7. Struktur Tabel Produksi .......................................................................... 30 Tabel 8. Struktur Tabel Produksi Detail ............................................................... 31 Tabel 9. Struktur Tabel Produk............................................................................. 31 Tabel 10. Struktur Tabel Penjualan ...................................................................... 32 Tabel 11. Struktur Tabel Penjualan Detail............................................................ 32 Tabel 12. Struktur Tabel Resep Produk................................................................ 32 Tabel 13. Struktur Tabel Password ...................................................................... 33
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam System Development Life Cycle .................. 15 Gambar 2. Aliran Bahan Baku dan Produk di PJ Menara ................................... 20 Gambar 3. DFD Level 0 pada Aliran Bahan PJ Menara ...................................... 27 Gambar 4. Frame Tampilan Utama Sistem .......................................................... 35 Gambar 5. Struktur Menu Simple-Planner ........................................................... 36 Gambar 6. Tampilan Splash ................................................................................. 37 Gambar 7. Tampilan Log in ................................................................................. 38 Gambar 8. Tampilan Utama ................................................................................. 38 Gambar 9. Tampilan Data Bahan Baku ............................................................... 40 Gambar 10. Tampilan Data Produk ..................................................................... 41 Gambar 11. Contoh Laporan Data ....................................................................... 42 Gambar 12. Tampilan Data Resep Produk ........................................................... 42 Gambar 13. Tampilan Data Supplier ................................................................... 43 Gambar 14. Tampilan Data Pelanggan ................................................................ 44 Gambar 15. Tampilan Data Penerimaan Bahan Baku ......................................... 45 Gambar 16. Tampilan Data Detail Penerimaan Bahan Baku .............................. 45 Gambar 17. Tampilan Data Penjualan ................................................................. 46 Gambar 18. Tampilan Detail Data Penjualan ...................................................... 46 Gambar 19. Tampilan Pilih Perencanaan Produksi .............................................. 47 Gambar 20. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1 / Tampilan Keluaran Perencanaan Produksi .......................................................................................... 48 Gambar 21. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2 ........................................... 49 Gambar 22. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3 ........................................... 50 Gambar 23. Tampilan Ubah Password ................................................................ 51 Gambar 24. Tampilan About ................................................................................ 51
iv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Produk Simplisia PJ Menara ........................................................... 59 Lampiran 2. Produk Kapsul Serbuk PJ Menara ................................................... 60 Lampiran 3. Diagram Relasi Database ................................................................ 61 Lampiran 4. CD Source Code Program ................................................................ 62
v
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PJ (Perusahaan Jamu) Menara merupakan industri yang memproduksi dan menyuplai berbagai jenis simplisia nabati dan minuman herbal. Berdasarkan ketetapan Departemen Kesehatan perusahaan ini tergolong ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). IKOT adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan (Departemen Kesehatan, 1990). Dalam proses produksinya PJ Menara menangani logistik bahan baku dan produk berupa hasil panen dari tanaman obat atau disebut simplisia nabati. Simplisia tersebut berupa bagian-bagian tertentu dari tanaman berkhasiat obat dalam keadaan basah/segar, kering, dan dalam bentuk serbuk ekstrak. Simplisia basah merupakan bahan segar/mentah yang diperoleh dari penyuplai, adapun simplisia kering dan dalam bentuk serbuk merupakan bahan setengah jadi hasil olahan PJ Menara. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya, PJ Menara juga membeli simplisia kering dari penyuplai. Kegiatan produksi PJ Menara terutama adalah mengolah simplisia menjadi bahan setengah jadi dan produk jadi, kemudian mengemas menjadi produk yang siap untuk dipasarkan. Sebagai industri yang tergolong dalam skala kecil, PJ Menara terus berusaha untuk terus mengembangkan berbagai aspek produksinya, salah satunya adalah perencanaan produksi dan pengelolaan bahan baku. Kinerja pengelolaan bahan baku dan produksi di perusahaan ini masih dapat ditingkatkan lagi dengan membangun sistem informasi sebagai alat bantu dalam mengelola data produk dan bahan baku dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan produksi. Industri berkaitan erat dengan masalah efektifitas dan efisiensi pada proses produksi. Hal ini menjadi perhatian karena akan berkaitan pula dengan biaya produksi. Industri cenderung menekan biaya produksi karena mempengaruhi berbagai hal seperti biaya pokok produk, harga jual produk, kualitas
produk,
jumlah
keuntungan
ekonomis,
dan
pada
akhirnya
1
kelangsungan hidup industri itu sendiri. Jadi efisiensi dan efektivitas yang baik diperlukan agar industri dapat terus hidup, berjalan dan juga berkembang sesuai dengan visi yang dimiliki. Bahan baku merupakan salah satu dari faktor-faktor produksi. Diketahui bahwa proses produksi dapat berjalan apabila terdapat faktor produksi. Semakin banyak faktor produksi yang dimiliki oleh suatu industri maka semakin besar potensi hasil (keuntungan) yang dapat diraih industri tersebut. Permasalahannya adalah jumlah faktor produksi terbatas sehingga diperlukan
optimasi
penggunaan
faktor
produksi
untuk
memperoleh
keuntungan yang optimal dari penggunaan faktor produksi tersebut. Dengan kata lain diperlukan perencanaan produksi secara sistematis berdasarkan keterbatasan faktor produksi tersebut. Berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi maka sistem informasi berbasis komputer dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam menentukan kebijakan penggunaan faktor produksi tersebut. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dipisahkan dari keberadaan dan peran logistik baik untuk menyelenggarakan kegiatan pokok maupun kegiatan administrasi (Dwiantra, dkk, 2004). Diperlukan manajemen logistik yang baik untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan produk baik secara kualitas dan kuantitas, juga untuk memutuskan kebijakan dalam proses produksi. Secara empiris dalam menyelenggarakan pengelolaan logistik kegiatan manajerial atau administratif yang dilakukan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Dwiantra, dkk, 2004). Pengelolaan logistik dapat dilakukan apabila tersedia informasi yang berkaitan dengan barang tersebut, sehingga dibutuhkan manajemen informasi yang baik untuk memudahkan pengaksesan informasi. Kemudahan untuk mendapatkan informasi ini penting berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi, karena itu diperlukan alat bantu dalam manajemen informasi tersebut, salah satunya adalah sistem manajemen basis data yang terkomputasi. Sarana yang dibutuhkan untuk pengimplementasian sistem informasi pun telah tersedia, yaitu berupa 3 unit PC (personal computer). Dengan pembangunan dan pengaplikasian sistem tersebut diharapkan adanya
2
peningkatan efisiensi dan efektivitas pada proses produksi khususnya pada pengendalian bahan baku dan produk. B. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah : 1. Merancang dan mengembangkan sistem informasi pengendalian persediaan bahan baku dan perencanaan produksi secara tepat dan spesifik untuk PJ Menara. 2. Memanfaatkan kelebihan dan fungsi sistem informasi untuk meningkatkan kinerja produksi PJ Menara.
C. RUANG LINGKUP Secara fungsional pengembangan sistem informasi ini dapat dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama adalah pada pengelolaan data logistik khususnya bahan baku dan produk di PJ Menara. Sistem informasi dirancang untuk mengelola data dan menampilkan informasi dalam bentuk report. Sedangkan bagian kedua adalah perencanaan produksi khususnya berdasarkan informasi jumlah bahan baku yang tersedia.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM INFORMASI Menurut McLeod (2001) sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang terintegrasi dan memiliki serta mencapai tujuan yang sama. Sementara itu definisi informasi adalah data yang telah megalami pengolahan atau data yang memiliki arti. Sedangkan data adalah fakta, gambar, bilangan, simbol yang relatif tidak memiliki arti bagi pengguna (McLeod, 2001). Dengan demikian, sistem informasi adalah sistem yang menerima data-data sebagai masukan (input) dan memprosesnya sehingga menghasilkan produk informasi sebagai keluaran (output). Sistem informasi tergantung pada sumber daya manusia (pengguna akhir dan pelaksana sistem informasi), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, dan jaringan yang melakukan proses pemasukan,
pemrosesan,
pengeluaran,
penyimpanan,
dan
aktifitas
pengendalian yang mengubah data-data mentah menjadi suatu hasil menjadi informasi (O’Brien, 1999). Menurut Wahyono (2004) sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang terintegrasi, sistem manusia-mesin yang memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur dan basis data yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem informasi dapat membantu berbagai jenis bisnis untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas dalam proses bisnis tersebut, pengelolaan pengambilan keputusan, kolaborasi dalam pekerjaan tim, hingga memperkuat posisi dalam kondisi pasar yang berubah-ubah (O’Brien, 2007). Terdapat tiga peran mendasar yang dapat dilakukan sistem informasi dalam suatu perusahaan yaitu (1) mendukung proses produksi atau bisnis, (2) menunjang dalam pengambilan keputusan oleh karyawan atau manajer perusahaan., dan (3) mendukung strategi perusahaan dalam persaingan usaha. Dalam aplikasinya di dunia usaha atau bisnis, sistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu operation support systems dan management support systems. Operation support systems menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh lingkungan internal dan eksternal perusahaan,
sedangkan management support systems berfokus kepada informasi yang mendukung pengambilan keputusan oleh manajer. Kedua jenis sistem infomasi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis sistem informasi yaitu tansaction processing systems, process control systems, enterprise collaboration systems untuk operation support systems. Management information systems, decision support sysems, dan executive information systems untuk management operation systems.Terdapat pula sistem informasi yang dapat menunjang operasi dan manajemen secara bersamaan yaitu expert systems, knowledge management systems, strategic information systems, dan functional business systems. Adapun sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian ini cenderung kepada transaction processing dan decision support systems (DSS). Aplikasi transaction processing terfokus pada pengumpulan data dan menampilkan informasi atau laporan dasar. Aplikasi DSS pada umumnya membutuhkan lebih banyak analisis, perhitungan, dan percobaan oleh pengguna (Post, 1999). Proses pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan. Pengembang sistem mendesain sistem informasi berdasarkan analisis kebutuhan pada proses bisnis di perusahaan. Sedangkan investigasi dilakukan dengan melakukan studi kelayakan secara ekonomi ataupun teknis. Implementasi merupakan proses penerapan sistem, sedangkan perawatan dilakukan agar sistem dapat terus menunjang proses bisnis dengan baik. Terdapat lima komponen utama dalam sistem informasi yaitu sumber daya manusia (SDM), hardware (perangkat keras),software (perangkat lunak), data,dan networks (jaringan) (O’Brien, 1999). SDM yang terkait dengan sistem informasi dapat dibagi menjadi dua yaitu pengguna informasi dan spesialis sistem informasi. Yang dimaksud dengan spesialis sistem informasi adalah orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Sedangkan yang dimaksud dengan perangkat keras adalah peralatan dan materi yang sifatnya tangible yang digunakan dalam pengolahan informasi, misalnya komputer, monitor, dan printer. Perangkat lunak didefinisikan sebagai
5
kumpulan instruksi dalam proses pengolahan informasi, misalnya sistem operasi, prosedur, dan program. Sedangkan data dapat dianggap sebagai masukan pada sistem informasi yang akan diolah menjadi suatu informasi. Komponen
network
atau
jaringan
terdiri
dari
media
komunikasi,
communication processors, network access dan control software.
B. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Sistem basis data merupakan salah satu alat yang paling baik untuk membangun aplikasi bisnis. Adapun basis data adalah kumpulan data yang disimpan dalam format yang terstandar, dirancang untuk digunakan bersama oleh banyak pengguna/user (Post, 1999). Adapun definisi sistem manajemen basis data / database management system (DBMS) adalah perangkat lunak yang mendefinisikan basis data, menyimpan data, mendukung bahasa query, membuat laporan, dan menyajikan tampilan untuk mencatat data. Salah satu program DBMS yang cukup dikenal adalah Microsoft Access. Keuntungan yang didapat dalam penerapan DBMS dalam aplikasi bisnis antara lain efisiensi dalam ruang penyimpanan data, lalu pencarian data dapat dilakukan dengan relatif cepat. DBMS juga memiliki suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga konsistensi data. Dengan menggunakan DBMS untuk menangani penyimpanan data, programmer dapat mencurahkan konsentrasinya untuk membangun aplikasi (Post, 1999). C. MANAJEMEN LOGISTIK Yang dimaksud dengan logistik adalah segala sesuatu/benda yang berwujud dan dapat diperlakukan secara fisik (tangible). Istilah logistik juga biasa disebut dengan beberapa istilah misalnya perbekalan, barang material, peralatan, perlengkapan, dan sarana prasarana. Tujuan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan pengelolaan logistik adalah mampu mendukung efektifitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantra, dkk, 2004). Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, objek kegiatan, ataupun tujuan pengelolaan logistik tersebut, dapat dinyatakan bahwa manajemen
6
logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Beberapa kegiatan dalam manajemen logistik dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1.
Perencanaan Perencanaan merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengelolaan logistik, penggunaan logistik, pengorganisasian, maupun pengendalian logistik.
2. Pengorganisasian Pengorganisasian
aktivitas/tugas
dan
wewenang
kepada
unit
kerja/anggota organisasi. 3. Pengawasan Merupakan upaya menjaga pelaksanaan setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik berkaitan dengan pemakaian logistik, proses maupun keluaran pengelolaan logistik. 4. Pengadaan Kegiatan untuk menyediakan logistik. 5. Pencatatan/Inventarisasi Kegiatan
untuk
menyediakan
data
atas
semua
logistik
yang
dimiliki/dikelola organisasi. 6. Penyimpanan/Penggudangan Merupakan
kegiatan
kepengurusan
logistik,
baik
yang
bersifat
administratif maupun operasional berkaitan dengan perumusan maupun pelaksanaan tata kerja, tata ruang, tata usaha, maupun pengaturan barang di tempat penyimpanan/gudang.
7
7. Pendistribusian Berkaitan dengan pembagian logistik kepada satuan/unit organisasi yang membutuhkan sesuai dengan sistem kerja yang ditetapkan. 8. Pemeliharaan Mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal. 9. Penghapusan Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan logistik dari pertanggungjawaban yang berlaku, baik secara fisik maupun administrasi karena logistik tersebut dinilai sudah tidak berdaya guna maupun tidak bernilai guna lagi. Secara khusus manajemen logistik bertujuan untuk: menyediakan informasi berkaitan dengan keberadaan logistik yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pengndalian logistik serta dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan keputusan seperti pengadaan logistik, distribusi, dan penghapusan logistik. D. TANAMAN OBAT Tanaman obat adalah jenis tanaman yang salah satu, beberapa, atau seluruh bagian tanaman (daun, bunga, batang, akar, umbi, rimpang, biji, getah) mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu sebagai pemelihara kesehatan, pencegah atau penyembuh suatu penyakit (Gunarto, 1999). Definisi lain tanaman obat adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan sampai penyakit berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional maupun modern (Sitepu,dkk, 2000). Bagian tubuh tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, antara lain: bunga (contoh: cengkeh, srigading, kenanga, kantil, sedap malam dan sebagainya); buah (contoh: mengkudu, kapulaga dan srigading); biji (contoh: adas, ketumbar, jinten, dan pala); daun (contoh: sambiloto, maniran, kumis kucing, kejibeling, tempuyung, dan sirih); kulit kayu (contoh: pulai, kayu
8
manis, mengkudu, cendana, dan kenanga); kayu (contoh: cendana, bidara laut, dan pulai pandak); akar (contoh: cendana, pulai, akar wangi, kecubung, dan kecapi); dan bagian rimpang (contoh: temulawak, temu hitam, lempuyang gajah, kunyit, dan jahe) (Soedibyo, 1996).
E. SIMPLISIA Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.230/Menkes/IX/76 yang dimaksud simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya adalah simplisia nabati. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.230/Menkes/IX/76 yang dimaksud dengan simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Dalam penelitian ini simplisia nabati merupakan objek bahan baku.
F. LINEAR PROGRAMMING Sebagian
besar
dari
persoalan
manajemen
berkenaan
dengan
penggunaan sumber secara efisien atau alokasi sumber-sumber yang terbatas (tenaga kerja terampil, bahan mentah, modal) untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti penerimaan hasil penjualan yang harus maksimum (Supranto, 1988). Dengan jumlah bahan baku yang terbatas, jumlah output yaitu jumlah produk yang dihasilkan harus maksimum untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum pula. Linear programming (LP) adalah metode perencanaan yang berguna dalam pengambilan keputusan di antara banyak alternatif (Beneke, 1973). Metode LP akan dapat memberikan banyak sekali hasil pemecahan persoalan alokasi sumber-sumber yang terbatas tersebut, akan tetapi hanya ada satu yang optimum (maksimum atau minimum).
9
Metode ini menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear dan juga memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Bentuk umum persoalan LP adalah sebagai berikut. Jika : xj
= banyaknya jenis output (misalnya produk) j,j=1,2,...,n
hi
= sumber terbatas (misalnya bahan baku) jenis i yang tersedia, i = 1,2,...,m
aij
= sumber terbatas i yang dipergunakan untuk memproduksi 1 unit produk
j. cj
= keuntungan dari 1 unit produk j.
cjxj = keuntungan dari total produk j. Maka persoalan LP adalah mencari nilai variabel x1,x2,x3,...,xn sedemikian rupa sehingga fungsi tujuan: Z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn; maksimum dengan pembatasan sebagai berikut: Fungsi Pembatas: a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn ≤ h1 a21x1 + a22x2 + ... + a2nxn ≤ h2 :
:
:
:
:
:
:
:
:
:
am1x1 + am2x2 + ... + amnxn ≤ hi xj ≥ 0, j=1,2,...,n. Untuk menyelesaikan persoalan LP dapat mempergunakan metode simpleks. Metode simpleks ialah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan dasar yang fisibel lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum (Supranto, 1988). G. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian dengan tema sistem informasi manajemen dan basis data telah relatif cukup banyak dilakukan. Tiga di antaranya menjadi rujukan dalam penelitian ini, terutama dalam hal pengorganisasian data, pemilihan perangkat lunak dan pengembangan fungsi-fungsi dalam sistem. Suherman (2002) mengembangkan sistem informasi manajemen untuk pengendalian persediaan bahan di hotel Salak, Bogor. Bahan yang dimaksudkan yaitu bahan pangan (bahan mentah, setengah jadi, ataupun
10
produk jadi) dan non pangan, semua jenis bahan yang persediaannya dibutuhkan hotel tersebut. Sistem informasi manajemen tersebut dibangun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6.0 dan menggunakan basis data Microsoft Access. Data masukan dan informasi yang ditampilkan antara lain jumlah persediaan, jenis persediaan, nilai ekonomis persediaan, supplier, nilai penggunaan persediaan, waktu pembelian, jumlah dan waktu penggunaan persediaan, barang-barang yang sudah dipesan. Sistem informasi ini dirancang untuk menampilkan informasi sesuai dengan kebutuhan per departemen dalam manajemen perusahaan, yaitu departemen purchasing, departemen accounting, departemen store room. Kemampuan utama dari sistem ini dari segi keluaran adalah menampilkan informasi yang diperlukan untuk melakukan pengawasan pergerakan dan tingkat persediaan bahan dan juga memberikan rekomendasi waktu pemesanan kembali dan jumlah pemesanan yang optimal. Dengan informasi yang disajikan sistem maka pihak pengguna atau hotel Salak dapat meningkatkan efisiensi dalam proses persediaan bahan. Harahap (2003) mengembangkan sistem informasi perencanaan produksi terpadu di PT. Indonesian Maltose Industry, perusahaan yang memproduksi sirup. Sistem informasi ini juga dibangun dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access, dirancang untuk menampilkan informasi dalam proses produksi dari awal hingga akhir, dari bahan baku hingga barang jadi. Selain itu sistem ini dapat memberikan rekomendasi tentang jumlah dan waktu pemesanan bahan baku, serta jumlah dan waktu produksi yang optimal bagi perusahaan. Informasi yang disajikan oleh sistem dapat digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan bahan baku dan juga dalam proses produksi di PT. Indonesian Maltose Industry. Merdekasari
(2008)
melakukan
perancangan
sistem
informasi
manajemen basis data pada divisi refinery PT Astra Argo Lestari Tbk. Divisi tersebut menangani produksi minyak goreng Cap Sendok dan juga menangani aktivitas pengolahan data. Sistem dibangun dengan perangkat lunak bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Sistem ini digunakan untuk
11
mengolah data dan informasi pada divisi refinery dengan menggunakan webbase, metode perancangan yang digunakan adalah Database Life Cycle. Sistem ini dapat membantu divisi refinery untuk melihat hasil pengolahan data sehingga dapat mengakses informasi data tanpa harus datang ke bagian pengolahan data. Data-data yang digunakan dalam sistem ini adalah data penjualan, data distributor, data logistik serta data produksi. Keuntungan dalam pengaplikasian sistem ini antara lain: (1) waktu yang dibutuhkan dalam mengolah data pada divisi refinery akan lebih efisien, karena pengolahan data dilakukan secara online sehingga semua laporan dari berbagai departemen dan daerah dapat dilakukan secara bersamaan; (2) hemat dalam hal biaya operasional, karena perusahaan tidak perlu lagi mencetak laporan. Penelitian dengan tema optimisasi produksi obat-obatan tradisional juga sudah pernah dilakukan. Terdapat dua penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini khususnya dalam hal metode, yaitu linear programming. Simanjuntak pada tahun 2007 melakukan riset berkenaan optimalisasi produksi kapsul ekstrak obat tradisional di Taman Sringanis, Bogor. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterbatasan sumber daya produksi yang dimiliki Taman Sringanis. Sumber daya yang ada harus dimanfaatkan secara optimal agar produksi yang dihasilkan optimal pula. Untuk menganalisis hasil produksi yang optimal pada Taman Sringanis, maka dilakukanlah metode formulasi model. Tujuan penelitian tersebut adalah membantu memberikan alternatif solusi pengambilan keputusan produksi kapsul yang optimal serta menganalisis alokasi sumber daya secara optimal. Analisis menggunakan model linear programming yang digolongkan menjadi fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan merupakan nilai harga per kapsul dari setiap jenis produk, sedangkan kendala yang dapat dibentuk terdiri dari kendala bahan baku, jam kerja tenaga kerja dan mesin, upah untuk tenaga kerja, permintaan, dan target produksi. Sedangkan Zaenal (2008) melakukan penelitian yang bertema optimalisasi produksi obat tradisional padaTaman Syifa di kota Bogor. Dalam proses produksinya, Taman Syifa belum menerapkan perencanaan yang
12
sifatnya sistematis. Permasalahan yang terjadi di Taman Syifa adalah keterbatasan dari bahan baku di pasaran. Sehingga diperlukan suatu perencanaan produksi agar sumber daya yang dimiliki dapat digunakan dengan efisien dan efektif. Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan tingkat kombinasi input-output obat tradisional pada Taman Syifa yang dapat menghasilkan keuntungan yang maksimum dan menganalisis bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan penjualan terhadap produksi, sumber daya, dan keuntungan yang diperoleh Taman Syifa. Metode yang dipergunakan untuk proses analisis tersebut adalah linear programming.
13
III. METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai Maret 2007 sampai dengan Agustus 2008 di Bagian Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian FATETA IPB dan Perusahaan Jamu Menara, Cilebut, Bogor.
B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini: PC (Intel Pentium IV 2,8 GHz, RAM 512 MB) .1 Visual Basic 6.0 .2 MS Office Access 2003 ( IPB-Microsoft Campus Agreement .3 License key: MBG2X-K7D2F-99JDG-Q4TB3-GVQHQ) 2. Bahan Bahan
yang
digunakan
untuk
membangun
sistem
informasi
pengendalian persediaan bahan baku dan produksi jamu di PJ Menara adalah data-data primer dan sekunder dari perusahaan, serta literatur dari berbagai sumber.
C. METODE PENELITIAN Metode perancangan sistem informasi yang digunakan pada penelitian ini ialah System Development Life Cycle (SDLC). Terdapat lima tahapan dalam SDLC, yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan pemeliharaan, tersaji pada Gambar1. Berikut adalah penjelasan dari tiap tahap. a. Investigasi Sistem Penentuan masalah dan studi kelayakan untuk menentukan kelayakan terhadap sistem yang akan dibangun. Studi kelayakan yang dilakukan adalah pada aspek operasional, ekonomis, dan teknis.
b. Analisis Sistem Penentuan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (pihak PJ Menara), riset terhadap sistem informasi yang sudah ada, dan kebutuhan fungsional sistem yang harus dipenuhi.
Gambar 1. Tahapan-Tahapan Dalam System Development Live Cycle (O’Brien, 1999). c. Desain Sistem Perancangan/desain masukan, keluaran, dan rancang bangun sistem secara keseluruhan, serta pembuatan program-program aplikasi yang diperlukan. Pemrograman dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6.0 dan pembangunan basis data menggunakan Microsoft Access 2003. Sistem informasi ini dapat memberikan fasilitas pencatatan transaksi bahan dan proses produksi, mengolah data dan memberikan keluaran informasi mengenai persediaan bahan baku dan produk, serta perkiraan jumlah produksi dari bahan baku yang ada. Keluaran yang dihasilkan berupa informasi yang tepat, cepat diakses, dan tampilan yang mudah dimengerti.
15
d. Implementasi Sistem Sistem informasi yang sudah dibuat diuji coba untuk mengetahui kinerja dan performansi sistem. e. Perawatan Sistem Pengevaluasian sistem berdasarkan implementasi sistem tersebut di lapangan untuk mengetahui apakah sistem informasi yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum. Dilakukan perbaikan-perbaikan agar sistem yang dibangun sesuai dengan kriteria pengguna.
16
IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
PJ Menara secara administratif terletak di Desa Cilebut, Kecamatan Sukaraja yang termasuk wilayah dari Kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat. Perusahaan ini menempati dua buah bangunan yang lokasinya berdekatan, bangunan yang satu berfungsi sebagai kantor dan bangunan yang lain berfungsi sebagai pabrik. Sejak awal didirikan, lokasi perusahaan ini tidak pernah berpindah, selain itu bangunan yang digunakan merupakan bangunan yang dikontrak. Adapun perusahaan ini didirikan pada tahun 2000 secara swadaya oleh perseorangan dan hingga saat ini dimiliki secara perseorangan oleh sang pendiri, Bapak Maman Suryaman. Berdasarkan jumlah aset yang dimiliki industri ini termasuk ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional karena diperkirakan tidak bernilai lebih dari Rp 600.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan. Aset-aset utama yang dimiliki oleh perusahaan yaitu alat dan mesin produksi. PJ Menara memiliki sejumlah mesin yang digunakan dalam proses produksi, yaitu 1 unit mesin penggiling, 1 unit mesin pengering, 1 unit mesin pemeras, 1 unit mesin penepung, 1 unit ektraktor, 2 unit mesin pengemas sachet. Alat-alat yang dimiliki antara lain alat pengemas kapsul dan pengemas botol, 2 unit oven gas, dan kuali untuk proses memasak. Perusahaan ini bergerak pada produksi dan pemasokan simplisia nabati dan minuman herbal instan. Produk yang diunggulkan oleh PJ Menara adalah minuman herbal instan seperti yang tersaji pada Tabel 1. Untuk produk simplisia, PJ Menara menjual dalam bentuk basah/segar, kering dan serbuk, baik secara curah dan kemasan. Kemasan berupa plastik bening, dengan jumlah 50 dan 100 gram per plastik, dan botol 100 gram untuk serbuk. Produk-produk simplisia PJ Menara disajikan pada Lampiran 1, sedangkan untuk jenis produk kapsul serbuk yang dikemas dalam botol disajikan dalam Lampiran 2. Tenaga kerja PJ Menara adalah sejumlah 22 orang dan dapat dibagi berdasarkan jenis pekerjaan sebagai berikut: tenaga pabrik atau tenaga produksi sejumlah 16 orang, tenaga administrasi sejumlah 3 orang, dan tenaga sales sejumlah 3 orang. Tenaga produksi hanya bekerja di pabrik mengerjakan
pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, juga mengemas barang tersebut. Sedangkan tenaga administrasi mengerjakan pengarsipan data, hubungan dengan konsumen, pendistribusian, dan melakukan pengawasan di pabrik. Pemilik perusahaan selaku direktur melakukan pengawasan dan terkadang berpartisipasi pada semua proses produksi yang berjalan.
Tabel 1. Daftar produk minuman herbal PJ Menara No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Minuman Herbal Instan Temu Lawak Temu Lawak sachet Jahe merah sachet Jahe merah Box sachet Temu Putih / Kunyit putih Temu Mangga / Kunir putih Teh Celup pegagan
18
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan diuraikan berdasarkan urutan SDLC yang terdiri dari beberapa tahap: (1) investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4) implementasi, dan (5) perawatan. Uraian tersebut menggambarkan urutan proses sistem ini dibuat.
A. INVESTIGASI SISTEM Tahap investigasi dilakukan untuk mempelajari permasalahan yang terjadi pada PJ Menara dan yang berada dalam ruang lingkup pembangunan sistem pengendalian persediaan bahan baku dan produk ini. Investigasi dilakukan dengan pengamatan dan wawancara pada pemilik perusahaan dan karyawan PJ Menara. Berdasarkan investigasi dapat diketahui bahwa penyimpanan dan pengelolaan data bahan baku dan produk dilakukan dengan program
spreadsheet,
dan
perencanaan
produksi
dilakukan
belum
menggunakan perhitungan secara matematis. Dilakukan
identifikasi
pada
sistem
pengendalian
bahan
dan
perencanaan produksi yang telah berjalan di PJ Menara berjalan. Proses ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sistem yang ada sehingga selanjutnya sistem informasi dapat dirancang sesuai dan dapat menunjang sistem yang ada pada perusahaan. Investigasi dilakukan pada data aliran bahan (bahan baku dan produk), pencatatan data, informasi diakses, dan bagaimana proses perencanaan produksi dilakukan. Bahan yang ditangani PJ Menara dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu bahan simplisia, bahan non simplisia, dan produk jadi. Bahan simplisia dan non simplisia merupakan bahan baku. Adapun yang termasuk bahan non simplisia yaitu gula, rempah-rempah, kapsul dan bahan pengemas seperti sachet, kardus, dan plastik. PJ Menara menjual bahan simplisia sedangkan bahan non simplisia tidak dijual. Bahan simplisia terbagi menjadi 3 jenis yaitu simplisia basah, simplisia kering, dan simplisia serbuk. Proses aliran bahan baku dan produk tersebut digambarkan dalam Gambar 2. Proses aliran bahan baku dan produk adalah sebagai berikut. Bahan baku didapatkan dari supplier. Kemudian bahan baku disimpan dan
selanjutnya diolah menjadi bahan setengah jadi atau langsung diolah menjadi produk atau dijual. Sedangkan bahan setengah jadi disimpan atau diolah kembali menjadi produk jadi atau dijual. Selanjutnya produk disimpan di gudang sebelum dijual atau didstribusikan. Produk dijual langsung kepada pelanggan atau melalui sales dan agen.
bahan baku
Supplier / Pemasok
produk / bahan simplisia Agen / Sales
produk / bahan simplisia Konsumen
Gudang / Penyimpanan an
produk / bahan olahan
bahan baku
Pabrik / Pengolahan
Gambar 2. Aliran bahan baku dan produk di PJ Menara
Sedangkan proses aliran data bahan baku dan produk adalah sebagai berikut. Setiap kali perusahaan menerima atau membeli bahan baku dari supplier maka bukti pembelian yang didapat disimpan sebagai arsip. Data jumlah stok bahan baku dan produk yang tersedia dicatat dengan program spreadsheet Excel, jika terjadi perubahan stok bahan baku dan produk maka dilakukan update pada data stok tersebut. Jumlah stok bahan baku dan produk berkurang karena digunakan untuk produksi dan penjualan, atau bahan baku bertambah karena penerimaan bahan baku. Jumlah stok produk bertambah karena adanya produksi. Proses penjualan berjalan sebagai berikut, PJ Menara menjual langsung kepada pelanggan atau melalui agen dan sales. Dalam hal ini agen adalah pihak yang membeli produk PJ Menara dalam jumlah relatif besar untuk kemudian dijual kembali ke konsumen. Harga yang diberikan untuk
20
agen lebih murah daripada untuk pelanggan. Perusahaan membuat dua bukti pembayaran dan memberikan salah satunya pada pelanggan, sales, atau agen dan menyimpan bukti yang lainnya sebagai arsip. Diketahui bahwa pencatatan dan penyimpanan data dilakukan dengan program spreadsheet Microsoft Office Excel. Pencatatan transaksi pembelian bahan baku dan penjualan barang dilakukan secara manual kemudian disalin ke komputer dengan software Excel. Excel adalah software pengolah data, jadi pengelolaan data belum dilakukan dengan perangkat Database Management System (DBMS). DBMS adalah software yang mengelola basis data, menyimpan data, mengakses data sesuai kebutuhan, menghasilkan laporan berdasarkan data, menambahkan, dan mengubah data (Post, 1999). Pengelolaan data dengan DBMS memiliki beberapa kelebihan yaitu efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan data karena data yang berulang dapat diminimalisir, dan kemudahan dalam mengakses data. Sedangkan jumlah produksi ditentukan berdasarkan pesanan, dan ketersediaan bahan baku. Jenis dan jumlah produk yang diproduksi tergantung permintaan pesanan. Apabila ada pesanan yang belum terpenuhi maka perusahaan akan memprioritaskan produksi barang sesuai pesanan tersebut. Kemudian apabila semua pesanan telah terpenuhi maka perusahaan tetap berproduksi menggunakan bahan baku yang tersedia. Terjadi kondisi di mana bahan baku yang tersedia dapat dialokasikan untuk lebih dari satu alternatif jenis dan jumlah produk. Produk yang lebih diprioritaskan untuk diproduksi adalah yang memberikan keuntungan lebih tinggi dari produk yang lain. Jumlah produksi hanya berdasarkan rata-rata penjualan bulan sebelumnya. Perencanaan jumlah produksi lebih berdasarkan kebiasaan sehingga kurang sistematis. Hal itu menyebabkan diperlukannya pengambilan keputusan untuk menentukan produk apa saja yang akan diproduksi dan berapa jumlah produksinya. Agar keputusan yang diambil optimal dan dapat meningkatkan efisiensi produksi diperlukan metode perhitungan yang lebih ilmiah, salah satunya adalah dengan Linear Programming (LP). Dengan metode LP diharapkan akan dapat memberikan alternatif produksi yang optimal.
21
Pembatasan yang dapat digunakan adalah jenis dan jumlah bahan baku tersedia karena bahan baku khususnya simplisia lebih sulit didapat dibanding sumberdaya lain. Kondisi sistem menimbulkan permasalahan pengaksesan data logistik menjadi relatif lebih sulit dan lama karena dilakukan secara manual tanpa alat bantu komputer. Sedangkan produksi tidak diketahui secara pasti apakah sudah memberikan keuntungan yang optimal karena perencanaan belum dilakukan secara matematis. Oleh karena itu pengelolaan tersebut dapat ditingkatkan lagi kinerjanya dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer. Dengan demikian sistem informasi yang dibuat adalah sistem informasi manajemen basis data yang mendukung perencanaan produksi. Sistem ini diharapkan dapat membantu permasalahan yang telah diuraikan di atas. Setelah mempelajari permasalahan yang terjadi maka perlu dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui keuntungan dan kerugian/pengeluaran pengembangan sistem lebih lanjut. Berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan diketahui bahwa sistem informasi pengendalian bahan baku dan produksi ini layak untuk dikembangkan. Berikut uraian studi kelayakan tersebut. 1. Kelayakan Operasional Berdasarkan ketersediaan sarana dan sumberdaya manusia di PJ Menara serta mekanisme kerja yang selama ini dilakukan maka sistem layak diterapkan pada perusahaan. Sistem yang dirancang dapat mendukung kegiatan manajemen logistik perusahaan khususnya dalam inventarisasi dan pengaksesan informasi. Selain itu juga sistem dapat memecahkan permasalahan
seperti yang telah disebutkan dan sistem
dapat diterapkan dengan baik pada perusahaan. 2. Kelayakan Ekonomis Secara ekonomis sistem ini layak diterapkan karena hampir tidak ada biaya tambahan yang dikeluarkan dalam pengembangan dan implementasi sistem. Diasumsikan bahwa biaya pembangunan sistem tidak diperhitungkan. Tidak ada penambahan perangkat pendukung yang
22
memakan biaya karena hardware dan brainware telah tersedia. Biaya operasi sistem dalam hal ini komputer tidak diperhitungkan karena sebelum sistem diterapkan komputer dioperasikan sepanjang jam kerja walaupun tidak dipergunakan. 3. Kelayakan Teknis Hardware dan software yang dimiliki oleh perusahaan cukup memadai untuk penerapan sistem. Terdapat 3 unit komputer dan 1 unit printer yang dimiliki perusahaan tetapi cukup 1 unit yang dibutuhkan sistem. Spesifikasi unit komputer yang digunakan adalah PC dengan processor Pentium IV 1,2 GHz, RAM 256 MB, dan sistem operasi Windows XP. Dengan demikian maka kelayakan teknis terpenuhi.
B. ANALISIS SISTEM Menganalisis sistem berarti menentukan kebutuhan untuk semua komponen utama dari suatu sistem informasi, tetapi secara khusus perhatian ditujukan pada kebutuhan output, input, proses, data dan lingkup proses (O’Brien, 1999). Analisis sistem terbagi menjadi: 1) identifikasi informasi yang dibutuhkan perusahaan atau user, 2) identifikasi fungsional sistem yang dibutuhkan untuk memenuhi informasi pada langkah 1.
1. Identifikasi Kebutuhan Identifikasi kebutuhan dilakukan berdasarkan kebutuhan informasi dari pengguna sistem informasi ini yaitu PJ Menara. Sama seperti tahap identifikasi sistem, metode yang dilakukan adalah wawancara dan pengamatan di dalam lingkungan perusahaan. Berdasarkan identifikasi didapatkan pula beberapa jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem: 1. Informasi bahan baku Informasi ini menyajikan data-data bahan baku seperti nama bahan baku, jenis, harga jual per satuan, jumlah stok, satuan, dan keuntungan jual per satuan. Harga jual dan keuntungan jual ditampilkan karena bahan baku juga dijual oleh perusahaan.
23
2. Informasi produk Informasi ini menyajikan data-data produk yaitu nama produk, jenis, harga jual per satuan, jumlah stok, satuan, dan keuntungan jual per satuan. 3. Resep Produk Informasi ini menyajikan data kebutuhan bahan baku akan suatu produk baik jenis dan jumlah masing-masing produk. 4. Informasi penerimaan bahan baku Informasi ini menyajikan data bahan baku yang masuk ke perusahaan, antara lain tanggal penerimaan, bahan baku yang diterima, jumlah penerimaan, harga pembelian, dan pemasok bahan baku. 5. Informasi penjualan Informasi ini menyajikan data mengenai penjualan bahan baku dan produk yaitu nomor faktur, tanggal penjualan, barang yang dijual, pihak yang membeli. 6. Informasi produksi Informasi ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pengolahan yang telah dilakukan. Menyajikan tanggal produksi, produk yang dihasilkan, perkiraan hasil, dan hasil produksi. 7. Informasi supplier Informasi ini menyajikan data-data supplier yaitu, nama, alamat, dan nomor
telepon
supplier.
Dibutuhkan
untuk
pemesanan
dan
memperoleh pasokan bahan baku. 8. Informasi pelanggan Informasi pelanggan menyajikan data-data nama pelanggan, alamat, dan nomor telepon pelanggan. Dibutuhkan untuk mendukung penjualan misalnya untuk pengantaran ataupun penawaran produk. 9. Informasi sales Informasi ini menyajikan data-data sales yaitu nama, alamat, dan nomor telepon sales.
24
10. Informasi perencanaan produksi Informasi ini menyajikan jenis produk dan jumlah produk yang diproduksi berdasarkan jumlah bahan baku untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jumlah bahan baku dan produk dapat ditentukan oleh pengguna. Selain itu juga dapat menyajikan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk dalam jumlah tertentu.
2. Identifikasi Fungsional Sistem ini nantinya akan digunakan oleh pihak perusahaan khususnya staf administrasi dan pemilik perusahaan dalam proses manajemen data di perusahaan jamu tersebut. Jadi pengguna sistem ini terbatas, tidak semua karyawan memiliki kewenangan untuk mengakses sistem,
sehingga
diperlukan
fungsi
keamanan
untuk
membatasi
pengaksesan sistem. Fungsi keamanan yaitu berupa permintaan password pada saat sistem diakses. Sistem ini akan menjadi alat bantu dalam pengelolaan data bahan baku dan produk, dan selanjutnya dari data tersebut sistem dapat membantu memberikan alternatif keputusan dalam perencanaan produksi. Fungsi pengelolaan data yang dimaksud adalah fungsi-fungsi sistem basis data yaitu penambahan data, penghapusan data, pengeditan data, pencarian data, dan juga pencetakan laporan data. Sedangkan fungsi perencanaan produksi untuk memberikan informasi jumlah produksi yang optimal.
C. DESAIN SISTEM Desain sistem adalah tahap di mana dilakukan perancangan desain masukan, keluaran, dan rancang bangun sistem secara keseluruhan, serta pembuatan program-program aplikasi yang diperlukan, dan juga basis data. Sistem informasi pengendalian bahan dan perencanaan produksi ini dinamakan Simple-Planner. Data
Flow
Diagram
(DFD)
.adalah
gambaran
grafis
yang
memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati
25
suatu proses yang mentransformasinya ke tujuan yang lain, yang ada pada objek lain. DFD memuat proses yang mentransformasi data, aliran data yang menggerakkan data, objek yang memproduksi serta mengkonsumsi data serta data store yang menjadi tempat penyimpanan data (Nugroho, 2002). Notasi dalam DFD ada empat, yaitu: (1) proses dilambangkan dengan bentuk oval, (2) aliran data dilambangkan dengan garis dan panah, (3) entitas adalah objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi dan mengkonsumsi data,
dilambangkan dengan persegi, (4) data store
dilambangkan dengan tulisan yang diapit dua garis lurus pada bagian atas dan bawah. Sistem didesain berdasarkan DFD aliran data di perusahaan, DFD level 0 disajikan pada Gambar 3. DFD level 0 tersebut terdiri dari 2 entitas yaitu supplier dan pelanggan. Sedangkan proses yang terjadi adalah sejumlah 5 proses, terdiri dari proses penerimaan, update stok bahan baku, produksi, update stok produk, dan penjualan. Berdasarkan DFD level 0 dapat diketahui bahwa aliran bahan dimulai dari proses penerimaan, bahan diperoleh dari supplier kemudian diproduksi menjadi produk yang kemudian dijual ke tangan konsumen. Data yang terkait adalah data supplier, penerimaan bahan baku, bahan baku, produksi, produk, penjualan, dan pelanggan. Entitas, proses, dan data tersebut mendasari perancangan fungsi pengendalian bahan pada sistem. Sedangkan untuk fungsi perencanaan produksi sistem memanfaatkan database bahan, produk, dan resep produk untuk nantinya diproses menjadi informasi perencanaan produksi.
26
Bukti pembayaran/ Data penerimaan
supplier
1 Penerimaan Bahan Baku
Data supplier Jumlah terima Database supplier
Data Penerimaan Database Penerimaan
2 Update stok Bahan Baku
Jumlah Produksi
4 Update stok Produk
Jumlah Penjualan
Database Bahan Baku Jumlah penggunaan bahan baku
3 Produksi
Data Stok Database Produk Jumlah Penjualan
5 Penjualan pelanggan Bukti pembayaran
Data Penjualan
Data Pelanggan Database Pelanggan
Database Penjualan
Keterangan gambar: = proses
= aliran data
Database
= penyimpanan data = entitas
Gambar 3. DFD Level 0 pada Aliran Bahan PJ Menara
27
1. Desain Database Database dirancang dan dibangun menggunakan program Microsoft Access 2003 dan disimpan dalam file db2002.mdb. File tersebut dilengkapi dengan password untuk memberikan fungsi keamananan pada data. Berdasarkan DFD level 0 pada perusahaan dapat diketahui data apa saja yang diperlukan untuk pembangunan sistem. Data-tersebut adalah data supplier, penerimaan bahan baku, bahan baku, produksi, produk, penjualan, dan pelanggan. Dalam database data-data tersebut direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terpisah satu sama lain. Data-data yang terdapat pada DFD merupakan data utama yang dibutuhkan sistem, dan pada proses berikutnya akan ditambahkan data-data penunjang. Struktur data dirancang berdasarkan kebutuhan sistem dan ketentuan normalisasi data. Normalisasi adalah proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan data-data tersebut sehingga dapat terwujud suatu basis data. Berikut adalah struktur data dari tabel-tabel yang terlibat dalam database ini. a. Data Supplier Data supplier berisi nama, lokasi, dan nomor telepon supplier. Data tersebut dibutuhkan perusahaan terutama untuk kerja sama dalam pengadaan bahan baku dengan supplier. Tabel 2. Struktur Tabel Supplier Nama Field
Tipe Data Keterangan
Kode_Supplier Text
ID tabel
Nama
Text
Nama Supplier
Alamat
Text
Alamat Supplier
Kota
Text
Kota tempat Supplier
Propinsi
Text
Propinsi Supplier
No_Telp
Text
No telp Supplier
b. Data Penerimaan Bahan Baku Pada saat perusahaan menerima bahan baku maka pihak supplier akan memberikan bukti pembayaran, data dalam bukti pembayaran
28
disimpan dalam tabel Penerimaan. Data Penerimaan Bahan Baku disimpan dalam dua tabel yaitu tabel Penerimaan dan Penerimaan Detail. Tabel PenerimaanDetail berisi rincian jenis dan jumlah bahan baku yang diterima dalam proses penerimaan.
Tabel 3. Struktur Tabel Penerimaan Nama Field
Tipe Data
Keterangan
Kode Penerimaan
Text
ID tabel
Tanggal Terima
Tanggal
Tanggal Penerimaan
Kode Supplier
Text
Supplier yg menjual
Harga Total
Long integer
Harga pembelian
Tabel 4. Struktur Tabel Penerimaan Detail Nama Field
Tipe Data
Keterangan
Kode_Penerimaan
Text
ID tabel
Kode_Bahan_Baku
Text
ID tabel
Jumlah_Terima
Single
Jumlah barang yang diterima
Harga
Long integer
Harga pembelian barang
c. Data Bahan Baku Bahan baku dibedakan berdasarkan dengan nama dan jenisnya, jenis bahan baku yang ditangani perusahaan dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu simplisia basah, simplisia kering, serbuk, dan bahan pelengkap. Bahan pelengkap adalah bahan yang tidak berkaitan dengan simplisia. Karena jenis bahan baku sudah diketahui maka ditambahkan tabel Jenis Bahan Baku untuk menyimpan empat jenis bahan baku tersebut. Beberapa jenis bahan baku dapat dijual sehingga memiliki harga jual dan keuntungan jual per satuan.
Tabel 5. Struktur Tabel Jenis Bahan Baku Nama Field Tipe Data Keterangan Jenis
Text
ID tabel
29
Tabel 6. Struktur Tabel Bahan Baku Nama Field
Tipe Data
Keterangan
Kode
Text
ID tabel
Jenis
Text
Jenis Bahan Baku
Nama
Text
Nama bahan baku
Harga
Long integer
Harga jual barang
Jumlah_Stok
single
Jumlah stok bahan baku
Satuan
Text
Satuan bahan baku
Keuntungan
Long Integer Jumlah keuntungan/satuan jika dijual
d. Data Produksi Seperti halnya pada proses penerimaan, data pada proses produksi juga disimpan dalam dua tabel yaitu tabel Produksi dan Produksi Detail. Produksi Detail berisi rincian bahan baku yang digunakan dalam produksi.
Tabel 7. Struktur Tabel Produksi Nama Field
Tipe Data
Keterangan
Kode_Produksi
Text
ID tabel
Kode_Produk
Text
Produk yang diproduksi
Tanggal_Mulai
Tanggal
Perkiraan_Jumlah_Hasil_Produksi
Long
Jumlah hasil produk yang
Integer
diharapkan
Tanggal_Selesai_Produksi
Tanggal
Jumlah_Produk_Jadi
Long
Jumlah produk yang
Integer
dihasilkan
30
Tabel 8. Struktur Tabel Produksi Detail Nama Field
Tipe
Keterangan
Data Kode_Produksi
Text
ID tabel
Kode_Bahan_Baku
Text
ID tabel, kode bahan baku yang digunakan dalam produksi
Jumlah_Penggunaan
Jumlah bahan baku yang digunakan dalam
Single
produksi
e. Data Produk Data produk dihimpun dalam tabel produk dengan basis data seperti pada Tabel 9. Struktur ini sama dengan struktur data bahan baku karena memiliki sifat yang hampir sama. Semua produk memiliki harga jual dan keuntungan jual, sedangkan tidak semua bahan memiliki hal tersebut. Tabel 9. Struktur Tabel Produk Nama Field
Tipe Data
Keterangan
Kode
Text
ID tabel
Jenis
Text
Jenis Produk
Nama
Text
Nama produk
Harga
Long integer
Harga jual produk
Jumlah_Stok
Single
Jumlah stok bahan baku
Satuan
Text
Satuan produk
Keuntungan
Long Integer Jumlah keuntungan/satuan
f. Data Penjualan Data Penjualan menyimpan data dari faktur penjualan. Penjualan juga disimpan dalam dua tabel karena dalam satu faktur dapat tercantum lebih dari satu produk. Rincian produk yang terjual dalam satu penjualan disimpan pada tabel Penjualan_Detail.
31
Tabel 10. Struktur Tabel Penjualan Nama Field
Tipe Data
Keterangan
No_Faktur
Text
ID tabel, nofaktur
Tanggal
Tanggal
Tanggal penjualan
Kode_Pembeli
Text
Kode Pelanggan yang membeli
Total_Harga
Long Integer
Harga total dalam 1 faktur
Diskon
Integer
Harga Diskon
Long Integer
Keterangan
Memo
Harga setelah diskon
Tabel 11. Struktur Tabel PenjualanDetail Nama Field
Tipe Data
Keterangan
No_Faktur
Text
ID tabel, nofaktur
Kode_Produk
Text
ID tabel, kode produk yang terjual
Jumlah_Terjual
Single
Jumlah produk yang terjual
Diskon
Integer
Harga
Long Integer
Harga setelah diskon
g. Data Resep Produk Tabel Resep Produk berisi data komposisi bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu produk dalam satuan tertentu. Data resep ini dibutuhkan untuk melakukan proses perencanaan produksi.
Tabel 12. Struktur Tabel Resep_Produk Nama Field
Tipe
Keterangan
Data Kode_Produk
Text
ID tabel, kode produk
Kode_Bahan_Baku
Text
ID tabel, kode bahan baku, bahan baku dari kode produk
Jumlah_Bahan_Baku
Single
Jumlah komposisi bahan baku yang dibutuhkan
32
h. Data Password Data password diperlukan sistem untuk mendukung fungsi keamanan sistem. Sistem menyimpan dan mengakses data nama pengguna dan password dari tabel Password. Tabel 13. Struktur Tabel Password Nama Field
Tipe Data
Keterangan
Id
Long Integer
ID tabel
Username
Text
Nama Pengguna
Password
Text
Selanjutnya dari tabel-tabel yang telah dirancang kemudian diidentifikasi relasi-relasi yang ada pada data tersebut. Diagram relasi data antar tabel disajikan dalam Lampiran 3.
2. Desain Proses Desain proses adalah perancangan proses yang terjadi dalam sistem dalam mengolah masukan dari pengguna dan database menjadi keluaran yang dibutuhkan oleh pengguna. Proses dalam Simple-Planner dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
a. Proses Log In Pada saat sistem diaktifkan maka sistem akan meminta pengguna untuk memasukkan nama pengguna dan password. Jika kombinasi nama dan password yang dimasukkan oleh pengguna benar maka sistem akan menampilkan Tampilan Utama. Tetapi jika kombinasi nama dan password yang dimasukkan oleh pengguna tidak benar maka sistem akan tetap menampilkan tampilan log in saja.
b. Proses Pengelolaan Basis Data Pengelolaan basis data adalah proses penambahan data, pengeditan data, penghapusan data dari basis data. Proses ini dilakukan dengan pengaksesan file database oleh sistem dan menampilkan pada
33
user interface. Kemudian pengguna dapat melakukan pengelolaan data melalui user interface tersebut, sistem akan memperbarui data pada basis data sesuai dengan masukan yang diberikan oleh pengguna.
c. Proses Perencanaan Produksi Sistem melakukan proses perencanaan produksi dengan memberi pilihan kepada pengguna tipe perencanaan produksi yang dapat dipilih. Terdapat empat pilihan tipe yaitu: (1) perencanaan produksi menggunakan seluruh bahan baku yang tersedia, (2) perencanaan produksi menggunakan bahan baku dari produk tertentu, dan (3) perhitungan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tertentu. Jika pengguna memilih jenis perencanaan produksi 2 dan 3 maka sistem akan meminta masukan jenis dan jumlah produk atau bahan baku yang akan diperhitungkan dalam perencanaan produksi. Selanjutnya sistem mengakses data stok bahan baku dan produk, dan juga data resep produk dari database, sesuai dengan masukan dari pengguna. Kemudian sistem melakukan perhitungan perencanaan produksi dan menampilkannya dalam user interface kepada pengguna.
3. Desain User Interface Simple-Planner terdiri dari beberapa user interface yaitu sejumlah 17 user interface. Struktur pengaksesan user interface berdasarkan menu dapat dilihat pada Gambar 5. Tampilan utama sistem ini terdiri dari 3 frame seperti pada Gambar 4. Frame atas tetap tidak berganti dan berubah, sedangkan frame utama menampilkan user interface yang dipilih dari menu. Frame menu utama menampilkan menu, pada saat frame utama menampilkan user interface maka frame menu utama akan non aktif dan tidak dapat diakses.
34
Frame Atas
Frame Menu Utama
Frame Utama
Gambar 4. Frame Tampilan Utama Sistem Frame utama dirancang untuk menampilkan satu jenis user interface dalam sekali tampil, tidak dirancang untuk menampilkan beberapa user interface secara sekaligus.
35
Tampilan Utama Bahan Baku Produk Resep Produk Supplier Pelanggan Penerimaan Bahan Baku Produksi Penjualan Perencanaan Produksi Perencanaan Produksi tipe 1 Perencanaan Produksi tipe 2 Perencanaan Produksi tipe 3
Ubah Password About Keluar Gambar 5. Struktur Menu Simple-Planner
36
Tampilan user interface Simple-Planner dirancang sesuai dengan kebutuhan pihak pengguna yaitu PJ Menara. Isi dari tampilan sistem disesuaikan dengan data-data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tampilan dirancang dengan sederhana dalam artian tidak rumit agar mudah dimengerti dan digunakan. Berikut adalah uraian dari masing-masing user interface.
a. Splashscreen Pada saat sistem dijalankan akan muncul tampilan splashscreen seperti terlihat pada Gambar 6. Tampilan splashsreen menyajikan informasi nama sistem dan juga pengembang sistem ini. Tampilan ini akan muncul selama sekitar dua hingga empat detik, setelah itu akan muncul tampilan dialog log in seperti pada Gambar 7.
Gambar 6. Tampilan Splash
b. Log in Tampilan ini berfungsi untuk meminta nama pengguna dan password dari pengguna sebelum sistem utama berjalan, hal ini bertujuan untuk memenuhi fungsi keamanan sistem dan data. Nama pengguna dan password disimpan di dalam database, apabila nama pengguna dan password yang dimasukkan tidak sesuai dengan database maka tampilan utama sistem tidak akan muncul.
Dengan demikian kemungkinan
37
pengaksesan sistem oleh pihak di luar pengguna dapat dikurangi. Apabila password yang dimasukkan benar maka sistem akan menampilkan
Gambar 7. Tampilan Log in
tampilan utama sistem. Penggunaan tampilan ini adalah dengan cara memasukkan nama pengguna dan password pada kotak teks yang tersedia lalu klik tombol login untuk melanjutkan, jika tidak ingin melanjutkan pilih tombol cancel.
Gambar 8. Tampilan Utama
38
c. Tampilan Utama Seperti tersaji pada Gambar 8 tampilan utama terdiri dari dua belas bagian menu yaitu menu Bahan Baku, Produk, Resep Produk, Supplier, Pelanggan, Penerimaan Bahan Baku, Produksi, Penjualan, Perencanaan Produksi, Ubah Password, About, dan Keluar. Sembilan menu yang disebut pertama adalah untuk menampilkan fungsi pengelolaan basis data sesuai dengan nama menu tersebut. Menu Bahan Baku menampilkan data bahan baku, menu Produk menampilkan data produk dan seterusnya untuk menu yang lain. Sedangkan untuk menu ke sepuluh atau menu Perencanaan Produksi jika dipilih akan menampilkan menu pilihan jenis perencanaan produksi. Menu Ubah Password adalah untuk menampilkan interface yang berfungsi untuk mengubah, menambah, dan menghapus nama pengguna dan password. Selanjutnya menu About berfungsi menampilkan keterangan singkat dari SimplePlanner, menu terakhir yaitu Keluar untuk keluar dari sistem Pada tampilan utama ini frame utama masih kosong berwarna putih. User interface yang muncul dari pemilihan menu di atas akan ditampilkan di bagian frame utama. Pada saat frame utama menampilkan sebuah user interface maka menu yang berada pada frame menu utama akan tidak aktif hingga user interface pada frame utama ditutup.
d.User Interface Pengolahan Data Tampilan menu Bahan Baku, Produk, Resep Produk, Supplier, Pelanggan, Penerimaan Bahan Baku, Produksi, Penjualan memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu pengolahan data. Data diakses dari basis data yang akan diuraikan pada bahasan selanjutnya. Dalam semua user interface tersebut terdapat menu yang berfungsi untuk menambah data, mengedit data, menghapus data, pencarian data, dan pembuatan laporan. Adapun data yang ditampilkan dan diolah pada tiap-tiap user interface sesuai dengan nama tampilan tersebut. Tampilan Bahan Baku terkait dengan tabel data bahan baku pada database, tampilan Produk terkait dengan tabel Produk, dan seterusnya untuk user interface pengolahan
39
data yang lain. Tampilan user interface Bahan Baku disajikan di Gambar 9. Dari tampilan pada Gambar 9, atau cetakan laporan Bahan Baku, manajemen PJ Menara dapat memperoleh informasi tentang bahan baku yang harus segera dipesan atau sebaliknya bahan baku yang harus segera digunakan dan disalurkan karena stok berlebih.
Gambar 9. Tampilan Data Bahan Baku
Dalam user interface yang termasuk ke dalam kategori pengolahan data terdapat beberapa tombol dengan penamaan atau simbol Tambah, Simpan, Edit, Hapus, Batal, I<, <<, >>, >I, Cari, Tampilkan Semua, X, dan Cetak Data di Tabel. Juga terdapat kotak-kotak teks dan tampilan tabel yang berisi data-data dari database. Tombol Tambah, Simpan, Edit, dan Hapus berfungsi sesuai dengan penamaannya dalam data yang ditampilkan tabel. Sedangkan tombol Batal berfungsi untuk membatalkan proses penambahan dan pengeditan data. Selanjutnya tombol I<, <<, >>, dan >I berfungsi untuk menggerakkan data pada kotak-kotak teks sesuai dengan data di tabel.
40
Tombol Cetak Data di Tabel befungsi sesuai dengan penamaannya, mencetak data di tabel. Tombol Cari berfungsi untuk mencari data sesuai dengan kriteria yang dipilih, sedangkan tombol Tampilkan Semua di sebelahnya berfungsi untuk menampilkan semua data sesuai dengan user interface. Tampilan dari Produk disajikan pada Gambar 10, sedangkan contoh laporan disajikan pada Gambar 11. Adapun Laporan berisi data yang ditampilkan di tiap-tiap user interface, dapat berisi data yang hasil pencarian yang diinginkan oleh pengguna ataupun seluruh data yang ada. Laporan yang dihasilkan adalah dalam bentuk cetak.
Gambar 10. Tampilan Data Produk
Gambar 12 adalah tampilan dari data Resep Produk. Pada tampilan tersebut terdiri dari dua tabel, tabel sebelah kiri adalah daftar produk sedangkan tabel sebelah kanan berisi data resep dari produk yang disorot pada tabel sebelah kiri. Tampilan data Resep Produk tidak
41
dilengkapi dengan fasilitas Laporan karena untuk saat ini belum diperlukan.
Gambar 11. Contoh Laporan Data
Gambar 12. Tampilan Data Resep Produk
42
Gambar 13 menampilkan tampilan data Supplier, sementara itu Gambar 14 menampilkan tampilan data Pelanggan. Fungsi dalam kedua user interface tersebut serupa dengan tampilan pengolahan data yang diuraikan sebelumnya. Pada kedua tampilan tidak ada informasi mengenai aspek finansial (hutang ataupun piutang/tagihan) karena transaksi dengan supplier dan pelanggan dilakukan secara tunai.
Gambar 13. Tampilan Data Supplier
43
Gambar 14. Tampilan Data Pelanggan
Terdapat sedikit perbedaan pada tampilan data Penerimaan Bahan Baku dan data Penjualan dibandingkan dengan tampilan pengolahan data yang sebelumnya telah diuraikan. Kedua tampilan tersebut masing-masing terbagi lagi menjadi dua bagian interface. Hal ini dikarenakan data penerimaan bahan baku dan penjualan masingmasing disimpan dalam dua tabel. Masing-masing tampilan memiliki satu tabel yang berisi mengenai rincian data barang. Selebihnya fungsi yang lain tetap sama dengan tampilan pengolahan data yang lain.Tampilan data Penerimaan Bahan Baku disajikan pada Gambar 15 dan Gambar 16, sedangkan tampilan data Penjualan disajikan dalam Gambar 17 dan Gambar 18.
44
Gambar 15. Tampilan Data Penerimaan Bahan Baku
Gambar 16. Tampilan Data Detail Penerimaan Bahan Baku
45
Gambar 17. Tampilan Data Penjualan
Gambar 18. Tampilan Detail Data Penjualan
46
e. User Interface Perencanaan Produksi Tampilan yang termasuk pada bagian ini adalah tampilan di mana sistem dapat mengolah data bahan baku, produk, dan resep produk untuk menjadi informasi perencanaan produksi. Tampilan yang tampil saat menu Perencanaan Produksi dipilih dari Tampilan Utama adalah seperti Gambar 19. Dari tampilan tersebut pengguna diberikan pilihan dalam memilih bagaimana perencanaan produksi dilakukan.
Gambar 19. Tampilan Pilih Perencanaan Produksi
Terdapat
tiga
pilihan
yaitu:
(1)
perencanaan
produksi
menggunakan seluruh bahan baku yang tersedia (Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1), (2) perencanaan produksi menggunakan bahan baku dari produk tertentu (Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2), dan (3) perhitungan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tertentu (Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3). Berdasarkan pilihan pengguna, sistem akan meminta input data yang
diperlukan,
kemudian
akan
secara
otomatis
47
merumuskan/memformulasikan masalah optimisasi dengan model pemrograman linear (linear programming). Dengan demikian pengguna sistem tidak perlu memiliki pengetahuan khusus tentang linear programming. Perhitungan pada Tampilan Perencanaan Tipe 1 dan Tampilan Perencanaan Tipe 2 dilakukan dengan metode simpleks. Sedangkan pada Tampilan Perencanaan Tipe 3 perhitungan dilakukan dengan perhitungan analitik kebutuhan bahan baku mengacu pada jumlah produk yang direncanakan serta resep produk. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1 dirancang untuk memproses semua bahan baku yang tersedia untuk menentukan pilihan yang optimal dalam produksi baik dari segi jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi. Tampilannya tersaji di Gambar 20. Tampilan ini juga merupakan tampilan keluaran dari tiga Tampilan Perencanaan yang lain.
Gambar 20. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1 / Tampilan Keluaran Perencanaan Produksi
48
Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2 meminta pengguna untuk memilih
produk
dan
memasukkan
jumlah
produk
yang akan
diperhitungkan dalam perencanaan produksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan data masukan tersebut. Tampilan ini disajikan pada Gambar 21. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3 mirip Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2 dari segi data masukan, perbedaan ada pada keluaran. Pada tampilan ini dimungkinkan adanya keluaran di mana banyaknya produk yang direncanakan 0, yaitu jika bahan baku yang diperlukan tidak tersedia. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3 ditampilkan pada Gambar 22.
Gambar 21. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2
49
Gambar 22. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3
f. User Interface Ubah Password Tampilan ini berfungsi untuk mengolah data password yaitu dengan menambahkan, mengubah dan menghapus data password. Sistem akan menyimpan minimal satu password dalam basis data, apabila password yang tersedia sejumlah satu maka sistem menolak permintaan untuk menghapus data tersebut. Tampilan ini disajikan pada Gambar 23. g. User Interface About Tampilan yang hampir sama dengan splashscreen, fungsinya menampilkan nama sistem dan pengembang dari sistem ini. Tampilan ini disajikan pada Gambar 24.
50
Gambar 23. Tampilan Ubah Password
Gambar 24. Tampilan About
51
4. Optimisasi Produksi PJ Menara melakukan proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau produk. Di sini bahan baku yang ditangani yaitu simplisia dan bahan-bahan pelengkap lainnya seperti gula dan rempah-rempah. Jenis dan jumlah bahan baku tersebut senantiasa berubah, dapat berkurang atau bertambah tergantung penggunaan bahan baku dan juga penerimaan bahan baku. Sementara itu keuntungan dari tiap produk sudah diketahui. Maka bentuk persoalan linear programming yang terjadi pada sistem adalah sebagai berikut. Fungsi Tujuan : Z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn ; maksimum. Fungsi tujuan Z adalah fungsi keuntungan yang maximum. Keterbatasan jumlah bahan baku menjadi fungsi pembatas, sehingga diperoleh fungsi pembatas seperti di bawah ini. Fungsi Pembatas:
a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn ≤ h1 a21x1 + a22x2 + ... + a2nxn ≤ h2 :
:
:
:
:
:
:
:
:
:
am1x1 + am2x2 + ... + amnxn ≤ hi xj ≥ 0, j=1,2,...,n. Di mana: cj = keuntungan penjualan 1 unit produk j (diambil dari data produk). xj = banyaknya produk xj yang optimal, j=1,2,...,n. cjxj = penerimaan hasil penjualan produk j. aij = bahan mentah i yg dipergunakan untuk memproduksi 1 unit produk j (diambil dari data resep). hi = bahan mentah jenis i yang tersedia (diambil dari data bahan baku), i = 1,2,...,m Maka nilai variabel x1,x2,x3,...,xn harus dicari sehingga fungsi tujuan menghasilkan nilai maximum. Jumlah produk (xj), keuntungan per produk (cj), dan jumlah bahan mentah (hi) yang diperhitungkan tidak tetap, dapat berubah tergantung dari kebijakan produksi perusahaan dan atau kondisi stok yang ada. Maka
52
sistem didesain bersifat dinamis karena jumlah variabel produk dan bahan mentah dapat berubah-ubah sesuai kebijakan perusahaan. Semua data yang dibutuhkan disimpan dalam database, yaitu data stok bahan baku, keuntungan produk per satuan, dan resep produk. Sistem mengakses datadata yang dibutuhkan, kemudian memformulasikan dan mencari kombinasi maksimum.
produk Sistem
yang
diproduksi
kemudian
untuk
memecahkan
mencapai
keuntungan
permasalahan
linear
programming tersebut dan menampilkan keluaran pada pengguna sistem seperti disajikan pada Gambar 20. Keluaran seperti pada Gambar 20 merupakan layar keluaran yang menampilkan produk dan bahan yang diperhitungkan dalam perencanaan, tabel simpleks, serta hasil optimisasi produksi. Unuk melihat keluaran tersebut secara keseluruhan harus digunakan tombol scroll.
D. IMPLEMENTASI SISTEM Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem dengan bahasa pemrograman komputer dan pembuatan database agar sistem dapat bekerja. Setelah pemrograman dan pembuatan database selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan aktivitas pengujian terahadap sistem yang sudah dibangun. Tujuan dari pengujian sistem ini adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem ini serta pengembangan yang mungkin dilakukan. Pengujian yang dilakukan adalah menguji coba fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem. Dengan dilakukan pengujian maka akan diketahui apabila terdapat kesalahan dalam pemrograman. Tahap implementasi sistem bertujuan untuk memperbaiki sistem agar menjadi lebih baik. Pengujian dilakukan dengan menjalankan sistem komputer di perusahaan. 1.Pemrograman dan Pembuatan Database Bahasa pemrograman yang digunakan adalalah Microsoft Visual Basic (VB) 6.0. Bahasa pemrograman VB ini relatif mudah digunakan karena bahasa pemrograman berdasarkan user interface yang telah dirancang. Bagian utama pemrograman ditujukan untuk sistem manajemen basis data, dan selanjutnya adalah untuk perencanaan produksi. Kode
53
program dari Simple-Planner disajikan pada CD-ROM yang dilampirkan pada Lampiran 4. Pembangunan database dilakukan menggunakan Microsoft Access 2003 berdasarkan rancangan desain yang telah dilakukan. File database disimpan dengan nama “db2002.mdb”. Database dilengkapi dengan password guna memberikan fungsi keamanan. 2.Pengujian Sistem Pengujian dilakukan di komputer perusahaan oleh pengguna yaitu karyawan dan pemilik PJ Menara. Spesifikasi perangkat keras komputer yang digunakan adalah Pentium IV 1,2 GHz, RAM 256 MB. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah Windows XP sebagai sistem operasi. Dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada sistem dapat beroperasi dengan baik. Dari pengujian tersebut dapat dilakukan evaluasi berdasarkan masukan pengguna. Terdapat beberapa hal yang menjadi fokus dalam evaluasi sistem Simple-Planner sistem,
kecepatan
akses
ini. Hal-hal tersebut adalah tampilan
sistem,
kemudahan
penggunaan
sistem,
kelengkapan sistem, informasi yang disajikan sistem, kesesuaian sistem dengan kebutuhan pengguna, kegunaan informasi perencanaan produksi, dan kekurangan sistem yang dirasakan oleh pengguna. Menurut pengguna tampilan dirasa sudah cukup baik, sudah cukup menunjang fungsi-fungsi sistem, dan juga menunjang dalam penyajian informasi. Kecepatan akses sistem sudah cukup memadai sesuai dengan
kebutuhan
pengguna.
Sedangkan
dalam
hal
kemudahan
penggunaan sistem pengguna merasa cukup mudah dalam pengoperasian sistem ini karena istilah yang digunakan dalam sistem dan mekanisme sistem sebagian besar sudah sesuai dengan mekanisme kerja di PJ Menara. Kelengkapan isi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna juga sudah cukup sehingga sistem ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sementara itu untuk fungsi perencanaan produksi
54
dirasakan berguna untuk menentukan alternatif tingkat produksi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Pengguna merasa bahwa sistem yang ada sudah cukup dapat mengakomodir kebutuhan dari sistem produksi di PJ Menara, akan tetapi pengguna menyarankan bahwa dalam tampilan dapat dibuat lebih menarik lagi. Selain itu juga akan lebih baik jika sistem dapat menampilkan laporan dalam bentuk grafik, khususnya untuk penyajian informasi tren penjualan produk.
E. PERAWATAN SISTEM Salah
satu
aktivitas
dari
tahap
perawatan
sistem
adalah
mengevaluasi, dan memodifikasi sistem yang telah dibangun. Modifikasi atau perbaikan sistem dilakukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pengguna sistem. Selain itu hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja sistem informasi agar lebih baik. Pada penelitian ini sistem yang dibangun masih berupa prototype dan hanya dilakukan sampai tahap implementasi dan dengan waktu pengujian yang terbatas, sehingga untuk terakhir dari siklus daur hidup sistem (SDLC), yang meliputi kegiatan modifikasi sistem belum dapat dilakukan. Perawatan sistem yang dapat dilakukan oleh pengguna adalah dengan meng-update data pada sistem setiap ada perubahan data. Hal tersebut bertujuan agar informasi yang ditampilkan sistem aktual seturut dengan kondisi nyata perusahaan. Untuk penggunaan di PJ Menara, juga masih diperlukan akusisi software Microsoft Visual Basic dan Microsoft Office Access yang berlisensi sesuai, agar penggunaannya legal. Alternatif lain adalah konversi program menggunakan perangkat lunak open source yang setara seperti PHP dan MySQL.
55
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di PJ Menara telah dikembangkan mengacu pada identifikasi kebutuhan di PJ Menara 2. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di PJ Menara memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama untuk mengelola database bahan baku dan produk di PJ Menara. Adapun fungsi kedua untuk menghitung optimisasi produksi berdasarkan ketersediaan bahan baku. 3. Sistem tersebut diberi nama Simple-Planner dan dibangun dengan metode System Development Life Cycle (SDLC) melalui tahapan investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. 4. Sistem memiliki kompatibilitas dengan komputer yang dipergunakan oleh PJ Menara. Spesifikasi perangkat keras komputer yang digunakan adalah Pentium IV 1,2 GHz, RAM 256 MB. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah Windows XP sebagai sistem operasi. Dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada sistem dapat beroperasi dengan baik. 5. Dari hasil uji coba oleh pimpinan perusahaan dan karyawan terkait (pengguna sistem) maka dapat disimpulkan bahwa Simple-Planner sesuai dengan kebutuhan PJ Menara dan dapat membantu dalam proses produksi perusahaan. B. SARAN 1. Peningkatan dalam tampilan desain grafis sistem agar sistem dapat terlihat lebih menarik. 2. Penambahan keluaran data dalam bentuk grafik. 3. Akusisi perangkat lunak dengan lisensi yang sesuai agar penggunaan sistem di perusahaan legal atau konversi program menggunakan perangkat lunak open source yang setara. 4. Pengembangan netware atau perangkat jaringan pada sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Beneke, Raymond R., dan Winterboer, Ronald. 1973. Linear Programming Applications to Agriculture. The Iowa State University Press, AMES, USA. Departemen Kesehatan. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:246/Menkes/Per/V/1990 Tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional. Jakarta Dwiantara, L., dan Sumarto, R.H. 2004. Manajemen Logistik, Pedoman Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Gunarto, A. 1999. Memproduktifkan Lahan Pekarangan dengan Tanaman Obat Indonesia Melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jurnal Alami Vol 4(1):38-50. Harahap, Mohammad Yasir. 2003. Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Produksi
Terpadu
(Computer
Integrated
Business
System)
pada
Perusahaan Agroindustri, Studi Kasus di PT Indonesian Maltose Industry [skripsi]. Bogor:
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. McLeod Jr, Raymond dan Schell, George. 2001. Management Information Systems. Eighth Edition. Prentice Hall, New Jersey, USA. Merdekasari, Endah. 2008. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Basis Data pada Divisi Refinery PT Astra Agro Lestari Tbk [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakulas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nugroho, Adi. 2002. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Bandung: Informatika. O’Brien, J. A. 1999. Management Information System: A Managerial End User Perspective. Boston: Richard D. Irwin, Inc. Sampurno. 1999. Pengembangan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia. Di dalam: Prospek Diversifikasi Pengusahaan Hutan Dalam Pendayagunaan Tumbuhan Obat Asli Indonesia sebagai Bahan Baku Industri dan Sarana
57
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia; Bogor, 28 April 1999. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 1999.hlm 14-17. Simanjuntak, Wira. 2007. Optimalisasi Produksi Kapsul Ekstrak Obat Tradisional pada Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) Studi Kasus Taman Sringanis Desa Cimanengah-Cipaku Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Sitepu, D., Sudiarto dan Rosita, SMD. 2000. Pengadaan dan Pengolahan Bahan Baku Obat Tradisional. Warta Tumbuhan Obat Indonesia Vol 6(2):28-32. Soedibyo, B. M. 1992. Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat. Bogor, 2-3 Maret 1992. Suherman.
2002.
Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
untuk
Pengendalian Persediaan Bahan di Hotel Salak, Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Supranto, Johannes. 1988. Operasi Riset Untuk Pengambilan Keputusan. UIPress, Jakarta. Post, Gerald V., 1999. Database Management Sistem: Designing and Building Bussines Applications. The McGraw-Hill Companies, Inc.Singapore. Wahyono, T. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain, dan Implementasi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Zaenal, Nur Hayati. 2008. Optimalisasi Produksi Obat Tradisional pada Taman Syifa di Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
58
Lampiran 1. Produk Simplisia PJ Menara No
Nama simplisia
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Adas Akar Alang – alang Akar sidagori Akar pulutan Akar pule pandak Akar kuning Daun Benalu dukuh.mangga.jambu dll Daun Benalu The Buah Kapulogo Buah Kemukus Buah Kedaung Buah Jada hitam Buah Jinten hitam Buah Pace Buah Majakan Buah Cabe jawa Buah Cengkeh Daun Dewa Daun Ungu / handeulem Daun Jeruk purut Daun Salam Daun Mengkudu Daun Sendok / ki urat Daun Mimba / Imboo Daun Sembung Daun Murbei Daun Sirih Daun Senggugu Daun Sembukan Daun Katuk Daun Karuk Daun Kemuning Daun Jatibelanda Daun Pegagan Daun Beluntas . Daun Komprei Daun Kumis kucing Herba Gandarusa Herba Cakar ayam Herba Keji beling Herba Keladi tikus Herba Kerekot merah
59
Lampiran 1 (Lanjutan)
Nama Simplisia 43 44 45 46. 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Herba Leng-lengan Herba keji beling Herba Ciplukan Herba Meniran Herba Patikan Kebo Herba Rumput Mutiara Herba Saga Manis Herba Sidaguri Herba Sambiloto Herba Sambung nyawa Herba Tempuyung Herba Tapak liman Herba Tapak dara Herba Jombang Herba Jarong Herba Jawer kotok ( Miana ) Herba baru cina Herba Brotowali Rimpang bangle Rimpang Umbi Dewa Rimpang Lempuyang wangi Rimpng Kunyit Rimpang Temu putih Rimpang Temu mangga Rimpang Temu lawak Rimpang Temu giring Rimpang Temu hitam Rimpang Jahe emprit /jahe sunti RimpangJahe merah
60
Lampiran 2. Produk Kapsul Serbuk PJ Menara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Simplisia Baru cina Brotowali Bidara upas Cakar ayam Ciplukan Daun sendok Daun dewa Daun ungu Gandarussa Jombang Kumis kucing Keji beling Keladi tikus Komprei Mamba Meniran Pegagan Patikan kebo Rumput mutiara Sidagori Sambungnyawa Sambiloto Tapak liman Tapak dara Tempuyung Temu putih Temu mangga Temu lawak Daun senggugu Daun kelor Alang-alang Jintan hitam Jatibelanda
61
Lampiran 3. Diagram Relasi Database
62
Lampiran 4. CD Source Code Program
63