SISTEM INFORMASI PENANGKAPAN TUNA DI PT TUNA INDO PRIMA 3 MUARA BARU, JAKARTA
Oleh : Mochamad Chorisul Syarofi C05400038
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
SISTEM INFORMASI PENANGKAPAN TUNA DI PT TUNA INDO PRIMA 3 MUARA BARU, JAKARTA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Oleh : Mochamad Chorisul Syarofi C05400038
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul Nama mahasiswa Nomor pokok
: SISTEM INFORMASI PENANGKAPAN TUNA DI PT TUNA INDO PRIMA 3 MUARA BARU, JAKARTA : Mochamad Chorisul Syarofi : C05400038
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. John Haluan, M.Sc NIP : 130521370
Dr. Ir. Mustaruddin
Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dr. Ir. Kadarwan Soewardi ,M.Sc. NIP : 130805031
Tanggal Lulus:
Untuk
Bapak, Ibu, ,Kakak ,Adinda Fahris, Ananda Risma dan Aisyah
ABSTRAK MOCHAMAD CHORISUL SYAROFI. CO5400038. Sistem Informasi Penangkapan Tuna di PT Tuna Indo Prima 3 Muara Baru, Jakarta. Dibawah bimbingan JOHN HALUAN dan MUSTARUDDIN. Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari lautan. Potensi yang sedemikian besar tersebut baru sebagian kecil yang dimanfaatkan karena penguasaan teknologi yang rendah dan lemahnya kemampuan manajemen. Keputusan yang tepat membutuhkan informasi yang relevan, lengkap, tepat waktu dan berkesinambungan. Kegagalan dalam operasi penangkapan akan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Perencanaan yang baik sebelum operasi dilakukan akan mengurangi resiko kegagalan dalam kegiatan operasi penangkapan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah sistem informasi yang digunakan dalam sebuah kegiatan operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap tuna longline di PT. Tuna Indo Prima 3 Muara baru, Jakarta. Metode penelitian menggunakan analisis sistem untuk mengkaji sistem informasi yang sudah berjalan di unit operasi penangkapan PT. TIP 3. Analisis data dilakukan untuk menunjang desain pengembangan sistem informasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode pendekatan sistem yang mencakup identifikasi kebutuhan, analisis formulir pengumpulan data, analisis prosedur pengumpulan dan pengolahan data, analisis teknologi, analisis struktur organisasi pendataan. Tahap berikutnya dilanjutkan dengan pembuatan program sistem informasi. Tahap ini terdiri dari tahap perencanaan sistem (system design), pembuatan tampilan (interface design), pembuatan diagram alir (flowchart design), pembuatan program (source code), dan tahap uji coba program (verification). Sistem informasi penangkapan tuna longline yang telah dikembangkan disebut SIP.1. SIP.1 merupakan alat pengolah data berbasis komputer. Sistem informasi ini terdiri 5 blok utama yaitu blok input, blok output, blok database, blok model dan analisis, dan blok program aplikasi. Blok input terdiri dari data operasi penangkapan, formulir pendataan, dan dialog input di monitor. Blok output terdiri dari dokumen laporan dan tampilan output di layar monitor. Blok teknologi terdiri dari GPS, radio, radio fax, radar dan komputer. Blok model dan analisis terdiri dari model tingkat keuntungan untuk memilih daerah penangkapan yang paling efisien dan metode moving average untuk meramalkan kebutuhan perbekalan. Blok database terdiri dari data operasi penangkapan dan struktur data relasional yang berbentuk tabel-tabel yang saling berkaitan dihubungkan oleh primery key. Setelah diperiksa dan diverifikasi kesalahan dan kekurangannya, sistem informasi ini dapat berjalan dengan semestinya. Data-data operasi penangkapan yang telah dicoba diolah menjadi database operasi penangkapan dapat berjalan dengan cepat dan mudah untuk diakses jika dibutuhkan.
1
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : SISTEM INFORMASI PENANGKAPAN TUNA DI PT TUNA INDO PRIMA 3 MUARA BARU, JAKARTA adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Adapun semua sumber data dan informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan dalam teks dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 1 Januari 2006
MOCHAMAD CHORISUL SYAROFI NRP: C05400038
2
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Malang, Jawa Timur pada tanggal 24 februari 1982. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Sit Fatima dan Mohamad T. Asari. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman kanak-kanak
di TK
Muslimat Sunan Giri, Tamanayu. Pendidikan sekolah dasar (SD) ditempuh mulai tahun 1988 sampai dengan tahun 1992 di SDN Jatirejoyoso, Kepanjen. Penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 4 Kepanjen, Malang dan lulus tahun 1997. Jenjang SLTA penulis tamatkan pada tahun 2000 di SMU negeri 1 Kepanjen, Malang. Pada tahun 2000 penulis diterima di Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Beberapa organisasi yang pernah penulis ikuti selama kuliah adalah Himpunan Profesi Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN), Kelompok Pelaut (KOPEL) angkatan ke I, Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat Fakultas sebagai anggota tim Opini dan Aspirasi dan Ketua Panitia Dialog InstitusiMahasisiwa periode 2001/2002 , MT Almarjan sebagai Kepala Departemen Opini dan Pers periode 2002/2003. Pengalaman penulis adalah pernah menjadi menjadi tenaga lapangan pada Uji Persepsi Kinerja Bank Indonesia yang dilakukan oleh SEM INSTITUTE, sebagai editor pada penulisan buku FISIKA SMP, FISIKA SMA, dan MATEMATIKA SMP yang diterbitkan oleh Wildan Progressive press. Sebagai syarat kelulusan di Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, penulis melakukan penelitian tentang sistem informasi dan menulis skripsi dengan judul SISTEM INFORMASI PENANGKAPAN TUNA DI PT TUNA INDO PRIMA 3 MUARA BARU, JAKARTA, dibawah bimbingan Prof. Dr. John Haluan, M.Sc dan Dr. Ir. Mustaruddin.
3
KATA PENGANTAR Skripsi dengan topik sistem informasi operasi
penangkapan ikan tuna
longline disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Tuna Indo Prima 3 (PT TIP 3) Muara Baru Jakarta. Penyusunan skripsi ini untuk membuat perangkat lunak sistem informasi yang dapat menunjang kegiatan operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap tuna longline di perusahaan PT TIP 3. Pada kesempatan penulis mengucapkan terima kasih kepada: (1) Prof. Dr. John Haluan, M.Sc dan Dr.Ir. Mustaruddin selaku Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi. (2) Ir. Hartoyo selaku kepala operasional UPT PPSJ Muara Baru Jakarta atas saran dan bantuannya. (3) Dr. Ir. Mulyono Baskoro, M.Sc. selaku Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. (4) Keluarga serta teman-teman yang telah memberikan dukungan moral maupun material. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, 1 Januari 2006 Penulis
4
DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi DAFTAR ISTILAH TEKNIS ........................................................................ vii 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang .................................................................................. 1 1.2 Tujuan ............................................................................................... 2 1.3 Manfaat Penelitian............................................................................. 2 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Longline ............................................................. 3 2.2 Konsep Dasar Sistem ........................................................................ 3 2.2.1 Karakteristik sistem ................................................................. 4 2.2.2 Klasifikasi sistem .................................................................... 5 2.2.3 Pengembangan sistem ............................................................. 6 2.3 Analisis Sistem ................................................................................. 6 2.4 Sistem Informasi Manajemen ........................................................... 7 2.5 Basis Data ......................................................................................... 10 2.5.1 Bentuk-bentuk desain basis data ............................................. 2.5.2 Key dan atribut deskriptif ........................................................ 2.5.3 Normalisasi struktur database ................................................. 2.5.4 Tipe data dan domain ..............................................................
10 13 13 14
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 15 3.2 Alat dan Data .................................................................................... 15 3.2.1 Data Penelitian ........................................................................ 15
5
3.2.2 Alat Penelitian ......................................................................... 15 3.3 Analisis Data ..................................................................................... 17 3.4 Pembuatan Program Sistem Informasi .............................................. 17 4 GAMBARAN UMUM KAPAL TUNA LONGLINE PT TUNA INDO PRIMA 3 ........................................................................ 19 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Batasan Sistem ................................................................................ 21 5.2 Identifikasi Sistem ............................................................................ 21 5.3 Hasil Analisis ................................................................................... 23 5.3.1 Analisis formulir pengumpulan data ..................................... 5.3.2 Analisis prosedur pengumpulan dan pengolahan data .......... 5.3.3 Analisis teknologi.................................................................. 5.3.4 Analisis struktur pendataan pada sistem yang lama ..............
23 24 25 25
5.4 Pembuatan Program Sistem Informasi. ............................................ 26 5.4.1 Perencanaan sistem (desain sistem) ...................................... 26 5.4.1.1 Desain sistem secara umum .................................... 26 5.4.1.2 Desain sistem terperinci ........................................... 30 5.4.2 Pembuatan tampilan (Interface design)................................. 5.4.3 Implementasi sistem .............................................................. 5.4.4 Cara pengoperasian program aplikasi .................................. 5.4.5 Kelebihan Sistem Informasi Penangkapan Tuna 1................ 5.4.6 Manfaat Sistem Informasi Penangkapan Tuna 1...................
47 49 49 51 52
6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53 6.2 Saran ................................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55
6
DAFTAR TABEL halaman 1 Struktur Data Table1 (Data Perbekalan) ....................................................... 39 2 Struktur Data Table_Dpi .............................................................................. 39 3 Struktur Data Hasiltangkap .......................................................................... 40
7
DAFTAR GAMBAR halaman 1
Model Dasar Sistem Informasi ................................................................... 7
2
Model Dasar Sistem Informasi Dengan Penyimpanan Data ...................... 7
3
Contoh Model Data Hirarki ..................................................................... 11
4
Contoh Model Data Network (Jaringan) ................................................... 11
5
Contoh Data Hubungan (Relasional) ....................................................... 12
6
Diagram Alir Tahapan Penelitian ............................................................. 16
7
Kapal Tuna Indo Prima 3 .......................................................................... 19
8
Bagan Struktur Organisasi Kapal PenangkapanTuna Longline PT Tuna Indo Prima 3 .............................................................................................. 20
9
Diagram Lingkar Sebab Akibat Sistem Informasi Operasi Penangkapan Ikan
.................................................................................. 22
10 Diagram Struktur Organisasi Pendataan .................................................... 26 11 Diagram Alir Sistem Informasi
............................................................ 29
12 Desain Formulir Perbekalan .................................................................... 31 13 Desain Formulir DPI ................................................................................. 32 14 Desain Formulir Laporan Hasil Tangkap ................................................ 33 15 Desain Formulir Laporan Perkiraan Perbekalan ........................................ 34 16 Desain Formulir Laporan Daerah Penangkapan Ikan ............................... 34 17 Entity Relationship Diagram...................................................................... 38 18 Tampilan Relationship Diagram Pada Microsoft Access ......................... 38 19 Diagram Alir Analisis Badai ..................................................................... 42 20 Diagram Alir Analisis Daerah Penangkapan Ikan...................................... 45 21 Diagram Alir Analisis Perkiraan Perbekalan ............................................. 46 22 Desain Struktur Dialog Tampilan Layar .................................................... 48 23 Tahapan Implementasi Sistem ................................................................... 49
8
DAFTAR LAMPIRAN halaman 1 Menu Utama ...............................................................................................58 2 Input Daerah Penangkapan Ikan. ...............................................................58 3 Input Perbekalan .......................................................................................58 4 Input Jenis Ikan ..........................................................................................59 5 Analisis Cuaca ...........................................................................................59 6 Analisis Daerah Penangkapan Ikan. ..........................................................59 7 Laporan Hasil Tangkap ..............................................................................59 8 Laporan Daerah Penangkapan Ikan ...........................................................60 9 Laporan Perkiraan Perbekalan ...................................................................60 10 Logo Perusahaan PT Tuna Indo Prima 3 ...................................................60 11 Penanggung Jawab Logistic Operasi ..........................................................60 12 Kapal Tuna Longline PT Tuna Indo Prima 3 ............................................61
9
DAFTAR ISTILAH TEKNIS 1
Analisis sistem
penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagianbagian
komponennya
untuk
mengidentifikasi
dan
mengevaluasi permasalahan, kebutuhan dan hambatan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. 3
Batasan sistem
daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
4
Bit
unit terkecil data yang ditangani oleh komputer. Satu bit/ binary digits mewakili angka nol dan satu.
5
Blok
bagian dari suatu sistem yang terdiri dari satu atau lebih komponen sistem yang membentuk suatu kelompok.
5
Byte
ukuran penyimpanan yang mewakili satu karakter. Satu byte terdiri dari 8 bit.
6
C
kode pada table struktur data untuk tipe data yang berupa alphanumeric.
7
Data
bahan mentah bagi informasi, yang berupa kelompok teratur dari simbol-simbol yang mewakili suatu kualitas, tindakan, benda dan sebagainya.
8
Data entry
bagian yang bertugas memasukkan data ke dalam basis data.
10
10
Database/ basis
kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan
data
secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
11
Dec
Jumlah ketelitian angka di belakang koma pada data yang berupa desimal.
12
Decimal
tipe data yang menampung data berupa bilangan pecahan.
13
Desain sistem
tahap setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhan-
secara umum
kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem, dan memberikan gambaran secara umum kepada pemakai tentang tentang sistem yang dibuat.
14
Desain sistem
tahap setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhan-
terperinci
kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk yang digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada tahap pemrograman dengan komputer (implementasi sistem).
15
Dokumen
komponen untuk menyimpan data yang berbentuk lembaran kertas.
16
Entity relationship
abstraksi dari semesta data yang ada di dunia nyata yang
diagram
diterjemahkan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data yang terbentuk dari dua komponen utama, yaitu entitas dan relasi.
11
17
Error
istilah untuk menyebut kesalahan atau kegagalan yang terjadi pada program sehingga menyebabkan program tidak bisa berjalan.
18
Field
dalam konsep database diartikan sebagai sekelompok karakter yang dimasukkan pada suatu kata, kelompok kata, atau nomor yang lengkap.
19
Field name
nama yang mewakili nama kolom data dengan panjang karakter yang dibatasi dan harus dinyatakan dalam satu kata tanpa spasi atau tanda minus, tetapi masih boleh menggunakan underscore.
20
Field size
jumlah karakter yang disediakan untuk mengisi field.
21
File
dalam konsep database diartikan sebagai sekelompok record yang sama jenisnya.
22
Fishing ground
daerah penangkapan ikan.
23
Formulir
salah satu dari komponen input sistem yang berbentuk kertas dengan format tulisan tertentu untuk mencatat data yang dibutuhkan oleh sistem.
24
GPS
alat untuk mengetahui posisi di muka bumi dengan panduan satelit.
25
Hauling
tahap operasi penangkapan pada saat alat tangkap diangkat dari perairan untuk diambil hasilnya.
12
26
Hookrate
ukuran yang menjelaskan tentang rasio ikan yang tertangkap dengan jumlah pancing yang digunakan pada alat tangkap rawai. Nilai ini mewakili peluang tertangkapnya ikan pada suatu lokasi tertentu.
27
Implementasi
tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan,
sistem
termasuk juga tahap menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi.
28
Informasi
data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia.
29
Interface
urutan hubungan antar muka (antar halaman) yang saling terkait.
30
Klik
sebuah prosedur untuk mengaktifkan sebuah proses dalam program dengan cara mengarahkan cursor ke posisi tertentu dan menekan tombol mouse.
31
Koordinat lokasi
susunan angka dengan format tertentu yang mewakili dimensi ruang posisi sebuah titik pada suatu daerah di bumi.
32
Long integer
tipe data yang menampung data berupa bilangan bulat yang bernilai -32768 sampai dengan 32767
33
Model
abstraksi dari keadaan yang sesungguhnya (realitas).
34
N
kode pada table struktur data untuk tipe data yang berupa angka (numeric).
13
35
Normalisasi
proses mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang (redundance) pada basis data.
36
Package and
proses untuk menyatukan semua file yang dibutuhkan dan
deployment
digunakan oleh program yang telah dibuat menggunakan Visual Basic.
37
Pengaruh negatif
istilah pada diagram lingkar sebab-akibat yang artinya suatu komponen berpengaruh negatif kepada komponen lainnya jika nilai suatu komponen meningkat akan menyebabkan nilai komponen yang dipengaruhinya menurun atau jika nilai suatu komponen menurun akan menyebabkan nilai komponen yang dipengaruhinya meningkat.
38
Pengaruh positif
istilah pada diagram lingkar sebab-akibat yang artinya suatu komponen dikatakan berpengaruh positif kepada komponen lainnya jika nilai suatu komponen meningkat akan menyebabkan nilai dari komponen yang dipengaruhinya meningkat atau jika nilai suatu komponen menurun akan menyebabkan
nilai
komponen
yang
dipengaruhinya
menurun. 39
Penjatahan
sebuah metode perhitungan dan pemberian perbekalan kepada unit operasi penangkapan dengan cara memberikan jumlah bagian yang sama setiap operasi dilakukan.
40
Perbekalan
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melakukan operasi penangkapan ikan.
14
41
Personal computer
jenis komputer dengan ukuran yang relativ kecil yang mengikuti desain arsitektur komputer IBM.
42
Primary key
salah satu dari candidate-key yang dipilih berdasarkan kriteria key tersebut lebih sering (lebih natural) untuk dijadikan acuan, lebih ringkas, dan jaminan keunikan key yang lebih baik.
43
Program basis data
program khusus yang digunakan untuk melakukan operasi basis data secara interaktif.
44
Purposive
metode pengambilan sample dengan menyengaja untuk memilih suatu sample dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
45
Radiofaks
alat telekomunkasi menggunakan gelombang radio yang bekerja seperti mesin faks.
46
Record
dalam konsep database diartikan sebagai sekelompok field yang berhubungan seperti nama mahasiswa, mata kuliah yang diambil, dan nilai.
47
Relational data
model basis data yang menunjukkan bahwa semua data
struktur
yang ada dalam database adalah sesederhana tabel dua dimensi yang disebut relasi. Tabel tampak seperti flat file, tetapi informasi yang ada di dalamnya lebih dari satu file dan dapat secara mudah dikeluarkan dan dikombinasikan.
48
Setting
tahap operasi penangkapan ikan pada saat alat tangkap mulai dipasang dan digunakan untuk menangkap ikan.
15
49
Short date
tipe data untuk menampung data tanggal yang berformat “bulan/ tanggal/ tahun” dengan nilai 1/1/0001 sampai 12/31/9999.
50
Siklus hidup sistem
penerapan pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer.
51
Sistem
seperangkat unsur yang teratur yang terdiri dari unsur yang dapat dikenal, saling melengkapi karena menyatunya maksud, tujuan, atau sasaran.
52
Sistem informasi
seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.
53
Struktur dialog
diagram yang menjelaskan tentang urut-urutan tampilan
tampilan layar
program yang keluar di layar monitor.
54
Type
kode yang mewakili tipe data pada tabel struktur data.
55
Tipe data
batas-batas nilai yang mungkin diisikan/ disimpan ke setiap atribut (field) tersebut.
56
Verifikasi
tahap pemeriksaan dan pengujian untuk membuktikan bahwa proses tertentu telah dilakukan dengan benar.
16
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari lautan; luas wilayah lautan yang cukup besar menyimpan potensi sumberdaya ikan yang sangat besar. Menurut Dahuri (2003) potensi lestari sumberdaya ikan pelagis besar di Indonesia sebesar 1,165 juta ton dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2003 tercatat sebesar 0.736 juta ton. Produksi ini merupakan 63.17 % dari potensi lestari perikanan laut indonesia. Hanya sebagian dari sumberdaya ikan yang mampu dimanfaatkan oleh nelayan Indonesia. Penyebab dari kecilnya pemanfaatan sumberdaya ikan di Indonesia adalah penguasaan teknologi yang rendah dan lemahnya kemampuan manajemen. Salah satu bagian dari kemampuan manajemen dalam usaha penangkapan ikan adalah kemampuan dalam membuat keputusan yang tepat dalam suatu kegiatan operasi penangkapan ikan. Keputusan yang tepat membutuhkan informasi
yang
relevan, lengkap, tepat waktu, dan berkesinambungan. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang membantu tugas kapten kapal dalam mendapatkan informasi untuk membuat keputusan dalam kegiatan penangkapan ikan. Tuna longline merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna. Berdasarkan kualitas produk terdapat dua kelompok tuna longline. Kelompok pertama adalah tuna longline yang menghasilkan tuna beku (frozen tuna), dan kelompok kedua adalah tuna longline yang menghasilkan tuna segar untuk produk sashimi (fresh tuna). Perkembangan permintaan pasar akan tuna beku cenderung mengalami penurunan yang menyebabkan harga jualnya menjadi rendah, sehingga penangkapan ikan tuna yang menghasilkan tuna segar saat ini lebih menguntungkan. Kegiatan operasi penangkapan dengan menggunakan alat tangkap tuna longline membutuhkan biaya yang besar. Kegagalan dalam operasi penangkapan akan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Perencanaan yang baik sebelum operasi dilakukan akan mengurangi resiko kegagalan dalam kegiatan operasi penangkapan. Keberhasilan sebuah operasi penangkapan tergantung dari pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan yang tepat membutuhkan informasi yang
17
memadai. Informasi yang dibutuhkan dalam operasi penangkapan jumlahnya sangat besar dan komplek, jika ditangani oleh manusia akan menyita banyak tenaga dan lamban sehingga dibutuhkan sebuah sistem informasi dengan alat bantu komputer . Perkembangan sistem informasi sangat pesat. Hal ini terkait erat dengan perkembangan komputer dan teknologi informasi yang sedang mengalami revolusi. Penangkapan ikan di negara maju telah terlebih dahulu menggunakan sistem informasi secara luas dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan, tetapi di Indonesia sistem informasi masih belum digunakan secara luas di bidang penangkapan ikan.
Penelitian tentang aplikasi sistem informasi pada bidang
perikanan kebanyakan masih terbatas kepada bidang perikanan yang masih umum, oleh karena itu penelitian tentang sistem informasi penangkapan ikan pada alat tangkap tuna longline penting untuk dilakukan. 1.2 Tujuan Merancang sebuah sistem informasi yang digunakan dalam sebuah kegiatan operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap tuna longline di PT Tuna Indo Prima 3, Muara baru. 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan membantu tugas kapten kapal tuna longline membuat keputusan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan.
18
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Longline Unit penangkapan merupakan kesatuan unit penangkapan ikan tuna yang terdiri dari kapal, alat tangkap, dan nelayan. Kapal longline biasanya berbentuk panjang dan ramping, umumnya penampang melintang kapal berbentuk “V” bottom, dengan demikian akan mempunyai kemampuan yang besar dalam membelah ombak dan daya perlawanan air terhadap kapal lebih kecil. Kelincahan kapal longline sangat ditentukan oleh ukuran utamanya, panjang (L), lebar (B), dalam (D), dan nilai perbandingan L/B, L/D, dan B/D (Ayodhyoa, 1981). Alat penangkapan longline terdiri dari main line (tali utama), branch line(tali cabang), float (pelampung), floating lights (lampu- lampu pelampung), flag (bendera), dan pole ( tiang bambu). Keseluruhan daya apung pelampung harus lebih besar dari total gaya berat seluruh bagian longline dalam air (Nomura and Yamasaki, 1975). 2.2 Konsep Dasar Sistem Sistem merupakan seperangkat unsur yang teratur dan terdiri dari unsur yang dapat dikenal, saling melengkapi karena menyatunya maksud, tujuan atau sasaran (Davis,1985). Dent and Blackie (1979) diacu oleh Haluan (1987), menyebutkan bahwa penelitian sistem mencakup analisis komponen dan hubungannya, serta proses sintesis yang mungkin membentuk sistem baru atau mengefisiensi sistem lama. Hal yang penting dalam sistem adalah menentukan batas sistem, agar dapat mengerti fungsi sistem tersebut. Pendekatan sistem memberikan metode yang logis untuk penanganan masalah dan merupakan alat yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, serta mendesain sistem secara keseluruhan (Eriyatno, 1998).
19
2.2.1 Karakteristik sistem Menurut Jogiyanto (1999), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifatsifat tertentu, yaitu mempunyai komponen- komponen (components), batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), pengeluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). Berikut adalah penjelasan singkat karakteristik sistem tersebut. (1) Komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian bagian dari subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat- sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. (2) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya
atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. (3) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat mengutungkan dan merugikan. Lingkungan luar sistem yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan harus tetap dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan. (4) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lain. Melalui penghubung ini memungkinkan sumberdaya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran dari suatu subsistem akan menjadi masukan bagi subsistem lain melaui suatu penghubung. Penghubung suatu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lain dan membentuk satu kesatuan. (5) Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut beroperasi. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
20
(6) Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau untuk suprasistem. (7) Pengolah sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. (8) Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran dan tujuannya. 2.2.2 Klasifikasi sistem Menurut Davis (1985), sistem diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Berikut ini diuraikan beberapa jenis sistem. (1) Sistem fisik dan abstrak Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi. Sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsep yang saling tergantung, misalnya sistem Teologi. (2) Sistem deterministik dan probabilistik Sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat. Interaksi antar bagian diketahui secara pasti sehingga keadaan sistem selanjutnya dapat disebutkan secara tepat tanpa kesalahan, misalnya progaram komputer. (3) Sistem terbuka dan sistem tertutup Suatu sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya disebut sistem terbuka. Sistem pemanas contohnya , mendapatkan mendapatkan input pemanas dari listrik, dan menyediakan panasnya bagi gedung atau ruangan yang dipanasinya. Dengan menggunakan logika yang sama, suatu sistem yang tidak dihubungkan dengan dengan lingkungannya adalah sistem tertutup. Sistem tertutup hanya terdapat dalam laboratorium yang dikontrol secara ketat.
21
2.2.3 Pengembangan sistem Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun sistem yeng baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 1999). Perubahan pembukuan dari manual menjadi komputerisasi menurut Tugiman (1996) diacu dalam Armando (2003) menyebabkan terjadinya beberapa perubahan, seperti: (1) dokumen dari bentuk kertas menjadi visual; (2) sebagian besar data yang akan dianalisa tersimpan dalam file yang berupa disket, pita magnetik atau tape; dan (3) cara pemeriksaan secara tradisional atau manual memerlukan banyak waktu dan tenaga, sebaliknya pemeriksaan dengan cara komputerisasi jauh lebih efisien. 2.3 Analisis sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian- bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasikan permasalahan- permasalahan, hambatan- hambatan yang dapat terjadi dan kebutuhan- kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan- perbaikannya. Eriyatno (1998) menguraikan proses analisis sistem mencakup 6 tahap kegiatan yaitu : (1) analisis kebutuhan merupakan permulaan kajian sistem dengan menyatakan kebutuhan-kebutuhan yang ada, baru kemudian dilakukan tahap pengembangan dilakukan
tahap
pengembangan
terhadap
kebutuhan-kebutuhan
yang
dideskripsikan; (2) identifikasi sistem, merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut; (3) formulasi masalah; (4) pembentukan alternatif sistem; (5) determinasi dari realitas fisik, sosial, politik, dan (6) penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan (finansial).
22
2.4 Sistem Informasi Manajemen Murdick dan Ross (1984) secara sederhana menjelaskan sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Suatu sistem dapat dibagi-bagi lagi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yang disebut dengan subsistem. Menurut Davis (1985), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambil keputusan. Data didefinisikan sebagai bahan mentah bagi informasi, yang berupa kelompok teratur dari simbol-simbol yang mewakili suatu kualitas, tindakan, benda dan sebagainya.
Data
Informasi
Data
Gambar 1. Model Dasar Sistem Informasi (Davis, 1991) Manajemen adalah suatu proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang akan dilakukan (fungsi) manajer pada operasi organisasi mereka. Fungsi-fungsi tersebut yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian (Davis, 1985).
Penyimpanan data
Data
Informasi
Data
Gambar 2. Model Dasar Sistem Informasi Dengan Penyimpanan Data (Davis, 1985)
23
Sutanto
(1996)
mendefinisikan
sistem
informasi
manajemen
sebagai
sekumpulan hal atau subsistem atau bagian, yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan bentuk suatu kesatuan, saling interaksi dan kerjasama antara bagian satu dengan bagian yang lainnya dengan menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengelolanya (processing) dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan, mendukung kegiatan manajemen dan operasional dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang ada dan tersedia bagi proses tersebut guna mencapai tujuan. Penggunaan komputer dalam sistem informasi menjadi penting untuk informasi modern dan efektif. Hal ini didasarkan pada keunggulan komputer dan syarat yang harus dipenuhi dari sebuah sistem informasi manajemen modern dan efektif. Keunggulan penggunaan komputer dibandingkan dengan metode manual adalah keakuratan (accuracy), kapasitas penyimpanan (memory), kecepatan (speed) serta kemampuan pengumpulan dan komunikasi yang cepat (Murdick dan Ross, 1984). McLeod (1998) mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Dengan informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan dugaan kebijakan di masa yang akan datang. Informasi yang disajikan dapat berbentuk laporan priodik, laporan khusus atau hasil simulasi matematik. Siklus hidup sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer. Siklus hidup sistem itu sendiri merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengembangkan sistem itu sendiri. Tahapan-tahapan siklus hidup terdiri dari tahapan
perencanaan,
tahapan
analisis,
tahapan
rancang
bangun,
tahapan
pengembangan dan tahapan penggunaan. Keempat tahapan pertama dikenal dengan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan perencanaan sistem informasi seperti juga untuk pengembangan proyek-proyek lainnya bertujuan untuk melakukan persiapan awal, mulai dari
24
pengidentifikasian masalah, menentukan tujuan sistem sampai dengan pembuatan studi kelayakan sistem informasi. Hasil yang diperoleh dari tahap perencanaan ini adalah keputusan diterima atau ditolaknya proyek sistem informasi. Tahapan rancang bangun bertujuan untuk menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Pada sistem yang berbasis komputer, maka pada tahap rancang bangun ini diperlukan spesifikasi peralatan yang dibutuhkan oleh sistem baru. Tahap-tahap dalam merancang bangun sistem berbasis komputer adalah: (1)
penggunaan diagram alir sistem yang diperlukan untuk mengidentifikasian fungsi-fungsi pengolahan yang diperlukan;
(2)
pengalokasian fungsi-fungsi yang telah diidentifikasi, diantaranya orang-orang dalam sistem, peralatan yang digunakan dan program-program komputer; dan
(3)
pengidentifikasian kebutuhan-kebutuhan pengujian untuk sistem. Tahapan pengorganisasian atau penerapan merupakan kegiatan memperoleh
dan mengintegrasikan sumber fisik (hardware, software, database, brainware dan fasilitas fisik) dan konseptual yang membangun sistem baru. Bila organisasi tersebut memutuskan untuk membuat sendiri perangkat lunak aplikasinya, maka seorang programer akan mengacu pada dokumentasi sistem yang telah disiapkan oleh analisis sistem. Programer kemudian akan membuat dokumentasi yang lebih rinci yang disebut dokumentasi program. Alat bantu yang sering digunakan dalam penyusunan dokumentasi program adalah bahasa Inggris terstruktur dan bagan alir (flowchart) program. Pengkodean program komputer kemudian dilakukan sampai diperoleh suatu program aplikasi dari sistem informasi yang dibangun. Untuk menghentikan sistem lama dan masuk pada sistem yang baru (proses cutover), terdapat beberapa pendekatan dasar yang sering digunakan. Pendekatan dasar tersebut percontohan, serentak, bertahap dan paralel. Pemilihan keempat pendekatan dasar tersebut adalah disesuaikan dengan sistem yang dibangun sehingga resiko yang mungkin dapat diminimalkan. Tahapan pengguna merupakan tahapan pengevaluasian dan pemeliharaan dari sistem baru. Pemeliharaan sistem dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kesalahan, mejaga kemutakhiran sistem dan meningkatkan sistem. Bila suatu saat
25
sistem yang dibangun sudah dirasakan kurang sesuai lagi, maka siklus hidup sistem akan diulang lagi dari awal. 2.5 Basis Data Definisi basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sistem basis data adalah sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan sekumpulan program (database management system) yang memungkinkan beberapa pemakai atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut (Fathansyah, 1999). Organisasi data secara hirarki dimulai dengan bit, byte, fields, record, file, dan database. Sekelompok karakter yang dimasukkan pada suatu kata, kelompok kata, atau nomor yang lengkap disebut fields. Sekelompok fields yang berhubungan disebut record; sekelompok record yang sama jenisnya desebut dengan file. Suatu record menjelaskan tentang suatu kesatuan (entity). Entity adalah seseorang, tempat, bentuk, atau peristiwa yang disebut informasi (Husein dan Wibowo, 2000). 2.5.1 Bentuk- bentuk desain basis data 1). Model data hirarki Model ini merupakan salah satu dari model database yang mengorganisasi data dalam struktur pohon. Satu record dibagi dalam segmen-segmen, setiap segmen mempunyai beberapa hubungan induk - anak (parent – child). Dalam setiap record elemen data diorganisasi ke dalam penggalan-penggalan record yang disebut segmen. Bagi user, setiap record akan tampak seperti bagan organisasi dengan satu level segmen puncak yang disebut “root”. Satu segmen yang lebih tinggi dihubungkan secara logis dengan segmen yang lebih bawah dalam hubungan parent – child. Sebuah parent-segment dapat saja mempunyai lebih dari satu anak, tetapi seorang anak hanya bisa memiliki satu parent.
26
ROOT INDUK PEGAWAI
ANAK PERTAMA KOMPENSASI
TINGKAT PRESTASI
TUGAS-TUGAS
DATA GAJI
TUNJANGAN
PENSIUNAN
ASURANSI JIWA
ANAK KEDUA
KESEHATAN
Gambar 3. Contoh Model Data Hirarki [(Loudon, kenneth C dan Jane P. Loudon), 1996 dalam Husein dan Wibowo, 2000] 2). Model data network (jaringan) Model data network adalah salah satu variasi dari model data hirarki. Database dapat diubah dari model hirarki ke model network dalam rangka mengoptimalkan pemrosesan
dan
kenyamanan
pemakai.
Disamping
itu
struktur
hirarki
menggambarkansatu sampai beberapa hubungan, struktur jaringan menggambarkan data secara logis dalm beberapa hubungan. Dengan kata lain dalam data network, parent dapat dapat memiliki beberapa anak, dan satu anak dapat saja memiliki lebih dari satu parent.
MATA KULIAH I
MHS 1
MATA KULIAH II
MHS 2
MHS 3
MATA KULIAH III
MHS 4
MHS 5
Gambar 4. Contoh Model Data Network (Jaringan) [(Loudon and Loudon, 1996) dalam Husein dan Wibowo, 2000]
27
3. Model data hubungan (relasional) Model hubungan data merupakan model yang paling mutakhir dari ketiga model yang ada. Model ini sangat tepat untuk mengatasi beberapa keterbatasan dari dua model yang lain. Model hubungan ini menunjukkan bahwa semua data yang ada dalam database adalah sesederhana tabel dua dimensi yang disebut relasi. Tabel tampak seperti flat file, tetapi informasi yang ada di dalamnya lebih dari satu file dan dapat secara mudah dikeluarkan dan dikombinasikan. Tabel (RELASI)
KOLOM (FIELD)
PESANAN NOMOR
TANGGAL
TANGGAL
NOMOR
JUMLAH
TOTAL
PESANAN
PESANAN
PENGIRIMAN
BARANG
BARANG
PESANAN
256
25/02/2000
28/02/2000
12
2
1000
257
15/02/2000
18/03/2000
14
4
10.000
BARANG NOMOR
NAMA
HARGA PER
NOMOR
BARANG
BARANG
UNIT
PEMASOK
12
KOMPUTER A
500
351
14
KOMPUTER B
2.500
352
PEMASOK NOMOR PEMASOK
NAMA PEMASOK
ALAMAT PEMASOK
351
TIRTA UTAMA
SOROGENEN 1 H YK
352
APIK KOMPUTER
JL. IMOGIRI 24 YK
Gambar 5. Contoh Data Hubungan (Relasional) [(Loudon and Loudon, 1996) dalam Husein dan Wibowo, 2000]
28
2.5.2 Key dan atribut deskriptif Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data (row) dalam tabel secara unik. Artinya, jika suatu atribut dijadikan sebagai key, maka tidak boleh ada dua atau lebih baris data dengan nilai yang sama untuk atribut tersebut. Ada tiga macam key yang dapat diterapkan pada suatu tabel, yaitu: (1) superkey yaitu satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik. Bisa terjadi ada lebih dari satu superkey pada sebuah tabel; (2) candidate-key merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data dalam tabel secara unik. Sebuah candidate-key tidak boleh atribut atau kumpulan atribut yang telah menjadi superkey yang lain, jadi candidate-key pastilah superkey tapi belum tentu sebaliknya, dan (3) primary key adalah salah satu dari candidate-key yang dipilih berdasarkan kriteria key tersebut lebih sering (lebih natural) untuk dijadikan acuan, lebih ringkas, dan jaminan keunikan key yang lebih baik. Atribut deskriptif adalah atribut-atribut yang tidak menjadi anggota dari primary key (Fathansyah, 1999). 2.5.3 Normalisasi struktur database Suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang (redundance) disebut dengan normalisasi [(Gane and Sarson, 1979) dalam Jogiyanto, 1999]. Sebuah tabel dikategorikan baik (efisien) atau normal jika telah memenuhi tiga kriteria berikut: (1) jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (lossless – join decomposition); (2) terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (dependency preservation), dan (3) tidak melanggar Boyce – Code Normal Form (BCNF).
29
2.5.4 Tipe data dan domain Penetapan tipe data pada setiap atribut (kolom) akan berimplikasi pada adanya batas-batas nilai yang mungkin disimpan ke setiap atribut (kolom) tersebut. Secara umum istilah domain memiliki banyak kesamaan dengan istilah tipe data. Akan tetapi tipe data lebih merujuk pada kemampuan penyimpanan data yang mungkin bagi suatu atribut secara fisik tanpa melihat layak tidaknya data tersebut bila dilihat dari kenyataan pemakaiaannya. Domain lebih ditekankan pada batas-batas nilai yang diperbolehkan bagi atribut dilihat dari kenyataan yang ada. pada saat pekerjaan perancangan database tengah dilakukan, yang perlu kita lihat hanyalah domain nilai dari setiap atribut. Penetapan tipe data akan relevan dan penting untuk diperhitungkan pada saat implementasi database (Fathansyah, 1999).
30
3 METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2004 hingga Januari 2005. Tahapan penelitian meliputi pembuatan proposal yang dilakukan di Bogor pada bulan september 2004 selama satu bulan. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada bulan November 2004 di PT Tuna Indo Prima 3. 3.2. Data dan Alat 3.2.1. Data penelitian Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data harian berupa dokumen dan laporan yang berhubungan dengan kegiatan operasi penangkapan ikan di perusahaan tersebut selama sepuluh kali operasi terakhir. Data sekunder meliputi posisi daerah penangkapan, waktu dan lama trip, jenis,nilai dan harga ikan, data ABK, kebutuhan logistik operasi penangkapan, kebutuhan bahan bakar. Data primer yang dikumpulkan merupakan hasil pengamatan di lapangan, hasil wawancara dengan petugas di perusahaan dan orang-orang yang terkait kegiatan operasi penangkapan tuna longline yaitu kapten kapal dan pihak pelabuhan. Pengambilan sample menggunakan metode purposive dengan memilih orang- orang yang dinilai memiliki keahlian dan pengetahuan yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Jumlah sample yang diambil untuk wawancara adalah tiga orang kapten kapal dan dua orang dari pelabuhan. 3.2.2. Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras yang digunakan berupa seperangkat komputer intel celeron 1,7 GHz. Perangkat lunak yang digunakan dalam aplikasi sistem informasi ini adalah : (1) Windows XP, sebagai sistem operasi;
31
(2) Microsoft Acces 2000 dan Microsoft Excel 2000, sebagai program basis data; dan (3) Microsoft Visual Basic 6.0 Enterprise Edition sebagai bahasa pemrograman.
Mulai
Analisis Formulir Pengumpulan Data
Analisis Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Analisis Teknologi
Analisis Struktur Organisasi Pendataan
Desain Sistem dan Analisis Kebutuhan
Tampilan dan Diagram
Pembuatan Program
Uji Coba Program dengan Data di Lapangan
Program Teruji
tidak Puas Ya
Selesai
Gambar 6. Diagram Alir Tahapan Penelitian
32
3.3. Analisis Data. Analisis data dilakukan untuk menunjang desain pengembangan sistem informasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode pendekatan sistem deskriptif yang mencakup: (1) Analisis formulir pengumpulan data dilakukan dengan melihat lengkapnya elemen data terekam dalam formulir pengumpulan dan dokumen yang berkaitan disesuaikan dengan jenis laporan dan kebutuhan informasi kegiatan operasi penangkapan tuna longline. (2) Analisis prosedur pengumpulan dan pengolahan data dihasilkan dari observasi terhadap kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dianalisis sesuai dengan kebutuhan sistem. (3) Analisis teknologi dengan melihat kelengkapan dan kemutakhiran fasilitas sistem informasi dalam bentuk personil dan peralatan lainnya. (4) Analisis struktur organisasi pendataan dilakukan dengan melihat cara kerja dan jalur aliran data dari pihak pengumpul data sampai ketingkat pengendali aliran data. 3.4. Pembuatan Program Sistem Informasi Perangkat lunak yang baik harus melalui beberapa tahapan pembuatan mulai dari identifikasi kebutuhan
hingga uji coba program dengan data. Tahapan
pembuatan sistem informasi adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi kebutuhan (needed identification) adalah tahap untuk menentukan ruang lingkup sistem dengan modul- modul yang berguna bagi pengguna (user). (2) Perencanaan sistem (system design) digunakan untuk merencanakan secara rinci modul- modul masukan (input), pengolahan (process), penyimpanan (database), dan informasi keluaran (output) sesuai dengan ruang lingkup yang telah dibuat. (3) Pembuatan tampilan (interface design) adalah rencana tampilan hasil eksekusi dari pemrograman rancangan sistem yang telah dibuat. Pembuatan desain tampilan dilakukan diatas kertas (on paper).
33
(4) Pembuatan Diagram Alir (flowchart design) dilakukan untuk setiap sub-sub program yang telah dibuat desainnya. (5) Pembuatan program aplikasi (source code) dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 Enterprise Edition dan penyimpanan data menggunakan format Microsoft Acces 2000 dan Microsoft Excel 2000. Dengan menggunakan bahasa pemrograman tersebut, pembuatan program ini dilakukan sekaligus dengan desain tampilan pada monitor komputer (on screen). (6) Uji coba program (verification) untuk mengetahui apakah proses-proses dalam program sudah berjalan dengan semestinya.
34
4 GAMBARAN UMUM KAPAL TUNA LONGLINE PT TUNA INDO PRIMA 3 PT Tuna Indo Prima 3 merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penangkapan ikan tuna. Perusahaan ini mempunyai enam buah kapal tuna longline. Keseluruhan kapal ini beroperasi di perairan Samudera Hindia. Kapal tuna longline PT TIP 3 mempunyai ukuran 280 GT. Kapal tersebut terbuat dari bahan kayu dengan LOA = 30 m dan BOA= 8 m. Letak fishing base kapal tuna longline PT TIP 3 berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta. Lokasi fishing ground kapal tuna longline PT.TIP 3 ada tiga. Kelompok pertama terletak di sekitar pulau Christmas. Kelompok kedua terletak di sekitar Colombo dan Srilangka, sedangkan kelompok ketiga terletak di sekitar wilayah Thailand. Jumlah ABK yang terdapat pada kapal ini sebanyak 14 orang yang dipimpin oleh seorang kapten yang bertugas merangkap sebagai fishing master.
Gambar 7. Kapal Tuna Indo Prima 3
35
Manajer
Kapten
KKM
Bossman
Wakil KKM Bagian operasional
Kapten
Koki
Tukang lapis ikan
Wakil Bossman Bagian operasional
Bagian operasional
Gambar 8. Bagan Struktur Organisasi Kapal Penangkapan Tuna Longline PT. Tuna Indo Prima 3 Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan operasi penangkapan dalam satu kali trip adalah 25 hari. Waktu yang digunakan untuk setting dan hauling sekitar 5 hari. PT TIP 3 memberikan jatah untuk setiap kapal dalam satu kali operasi perbekalan yang terdiri dari 1000 pak umpan (lemuru, bandeng beku, cumi, bandeng hidup, oli 2 drum, minyak tanah 3 drum, bekal makanan (beras 1 ton, sayur, terigu daging, buah, bumbu, gula), es, dan air. Biaya yang dibutuhkan untuk perbekalan sekitar 450 juta rupiah. Data-data yang berkaitan dengan operasi penangkapan sangat dirahasiakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi persaingan usaha dengan pihak lain.
36
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Batasan Sistem Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya
atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Sistem ini dibatasi oleh: (1) batasan tempat dilakukannya kajian sistem informasi yaitu di perusahaan penangkapan tuna longline PT. TIP 3; (2) batasan bidang kajian yaitu di bagian operasi penangkapan pada sebuah kapal penangkapan tuna longline; dan (3) batasan sumberdaya yang digunakan yaitu sumberdaya informasi dengan menggunakan komputer sebagai alat pengolah data. 5.2 Identifikasi Sistem Sistem diidentifikasi dengan menggunakan diagram lingkar sebab-akibat untuk melihat komponen- komponen yang terkait dengan sistem dan hubungan timbal balik di antara komponen sistem tersebut (Gambar 5). Berdasarkan identifikasi sebabakibat, sistem informasi terdiri dari 5 blok, yaitu blok input, blok output, blok model, blok teknologi dan blok database. Blok input dibangun oleh data daerah penangkapan ikan, data perbekalan, data hasil tangkap, dan formulir pendataan; blok teknologi dibangun oleh komputer, GPS, radar, radio, dan radio fax; blok output dibangun oleh tampilan layar monitor, dan dokumen laporan; blok model dibangun oleh prosedur pendataan, program aplikasi dan model analisis data; sedangkan blok basis data dibangun oleh kumpulan data, bentuk hubungan antar tabel, tipe data, key, dan program untuk menjalankan database. Faktor-faktor yang memberikan pengaruh positif diberi tanda positif (+), sedangkan faktor-faktor yang memberikan pengaruh negatif diberi tanda negatif (-). Suatu komponen dikatakan berpengaruh positif kepada komponen lainnya jika nilai suatu komponen meningkat akan menyebabkan nilai dari komponen yang
37
dipengaruhinya meningkat atau jika nilai suatu komponen menurun akan menyebabkan nilai komponen yang dipengaruhinya menurun. Suatu komponen berpengaruh negatif kepada komponen lainnya jika nilai suatu komponen meningkat akan menyebabkan nilai komponen yang dipengaruhinya menurun atau jika nilai suatu komponen menurun akan menyebabkan nilai komponen yang dipengaruhinya meningkat.
Gambar 9. Diagram Lingkar Sebab-Akibat Sistem Informasi Operasi Penangkapan Ikan 5.2.1
Identifikasi kebutuhan (need identification) Identifikasi kebutuhan digunakan untuk merinci kebutuhan dari para pelaku
sistem. Pelaku sistem berjumlah empat pelaku yaitu kapten kapal, perusahaan pemilik kapal, pihak pelabuhan, dan ABK. Kebutuhan para pelaku sistem tersebut adalah sebagai berikut : (1) Kapten kapal membutuhkan informasi yang menunjang dalam pengambilan + keputusan kegiatan operasi penangkapan, seperti pemilihan DPI (Daerah Penangkapan Ikan) agar operasi berjalan efektif dan jika kondisi cuaca dalam keadaan buruk, seorang kapten kapal juga bisa menentukan operasi dapat dilanjutkan atau tidak. Informasi tersebut meliputi koordinat lokasi DPI,
38
hookrate, kondisi cuaca (ketinggian, lokasi dan pergerakan awan badai) dan suhu air laut untuk menentukan kedalaman swimming layer ikan. (2) Perusahaan pemilik kapal mempunyai tujuan utama memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Perusahaan memerlukan laporan hasil tangkapan dan kemudahan dalam memperkirakan biaya operasi yang akurat. (3) Pihak pelabuhan membutuhkan data-data yang lengkap tentang lokasi daerah penangkapan ikan dan jumlah ikan yang ditangkap dan di daratkan. (4) ABK memerlukan kemudahan dalam mengisi formulir pendataan. 5.2.2
Identifikasi masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, masalah
yang dapat
diidentifikasi adalah: (1) data yang ada tidak tercatat dengan lengkap dan baik; (2) perkiraan jumlah perbekalan dengan sistem penjatahan memiliki banyak kelemahan
diantaranya
tidak
akurat,
sehingga
jika
dalam
perjalanan
membutuhkan perbekalan tambahan akan membutuhkan biaya pengiriman yang besar; dan (3) pencatatan data daerah penangkapan ikan secara manual akan menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan dan pecarian data kembali. 5.3 Hasil Analisis 5.3.1 Analisis formulir pengumpulan data (1) Formulir pengumpulan data BBM Setiap operasi, BBM yang dipakai tidak dicatat dan tidak terdapat formulir pengumpulan data. (2) Formulir pengumpulan data perbekalan Setiap operasi, tidak dilakukan pencatatan jumlah perbekalan yang digunakan sehingga tidak terdapat formulir pencatatan. (3) Formulir pengumpulan data DPI Data DPI langsung dicatat pada peta navigasi dengan cara diberi tanda.
39
5.4.3.2 Analisis prosedur pengumpulan dan pengolahan data (1) Prosedur pengumpulan data BBM BBM yang digunakan pada setiap operasi tidak dicatat. Perkiraan jumlah BBM yang dibutuhkan diperkirakan menggunakan sistem penjatahan. Setiap akan dilakukan operasi, tiap kapal mendapat jatah 75 ton BBM. Jika ditengah operasi diperkirakan kurang, maka kapten menghubungi stasiun yang di darat untuk dilakukan pengiriman BBM. (2) Prosedur pengumpulan data logistik. Logistik operasi penangkapan tuna longline terdiri dari bekal makanan (beras sayur, terigu daging, buah, bumbu, gula), umpan (lemuru, bandeng beku, cumi, bandeng hidup). Kebutuhan logistik setiap operasi tidak dicatat. Perkiraan jumlah logistik
yang
akan
dibutuhkan
dalam
operasi
penangkapan
diperkirakan
menggunakan sistem penjatahan. Jumlah logistik yang dibutuhkan setiap kegiatan operasi penangkapan dijatah Rp. 450.000.000,-. (3) Prosedur pengumpulan data DPI Data DPI diperoleh dari pencatatan lokasi setiap operasi penangkapan. Data DPI langsung dicatat pada peta navigasi dengan cara diberi tanda. Kapten berangkat ke daerah penangkapan ikan berdasarkan informasi dari kapten kapal lain dalam grupnya. Dalam perjalanan kapten memerintahkan ABK untuk melakukan setting awal untuk menduga daerah penangkapan ikan yang baru. Jika hasil yang diperoleh memuaskan, kapten akan melakukan setting lagi dan menginformasikan kepada kapal dalam grupnya untuk menuju ke daerah tersebut. Daerah penangkapan baru tersebut diberi tanda pada peta navigasi.
40
5.3.3 Analisis teknologi Teknologi yang digunakan dalam sistem informasi penangkapan tuna di kapal PT.TIP 3 adalah: (1) Alat komunikasi radio Alat komunikasi radio digunakan untuk berhubungan dengan stasiun darat dan kapal lain dalam grupnya. Stasiun darat memantau lokasi kapal dan perkembangan penangkapan melalui radio komunikasi. Jika kapten sewaktuwaktu membutuhkan bekal dan BBM tambahan, kapten akan menginformasikan kepada stasiun darat.
Kapten pada kapal lain dalm grupnya akan
menginformasikan DPI baru dan memintanya untuk menuju ke DPI tersebut. Jika ada sisa bahan bakar, kapten kapal akan menghubungi kapal lain untuk menntransfer BBM-nya. Jika kapten kekurangan BBM, maka ia akan menghubungi kapal terdekat dengan menggunakan radio. (2) Radio fax Radio fax digunakan untuk menerima berita perkembangan cuaca. Informasi yang diperoleh adalah perkiraan cuaca, suhu, pergerakan awan badai dan ketinggiannya. (3) Radar Selain sebagai peralatan navigasi, radar juga digunakan untuk memantau pergerakan awan badai. (4) GPS (Global Position Sistem) GPS digunakan untuk memperoleh informasi tentang koordinat lokasi kapal dan kecepatan kapal. 5.3.4 Analisis struktur pendataan pada sistem yang lama Struktur organisasi pendataan di kapal tuna longline (Gambar 6) terdapat tiga komponen, yaitu: (1) komponen daerah penangkapan; (2) komponen data hasil tangkapan; dan (3) komponen data perbekalan (logistik).
41
Manajer mengkoordinasi tugas beberapa kapten kapal. Kapten kapal yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan komunikasi untuk saling menginformasikan daerah penangkapan ikan dan permintaan tambahan perbekalan jika diperlukan.
Manajemen perusahaan
Keterangan: Hubungan koordinasi
Kapten Kapal
Logistik
Kapten Kapal
DPI
Hubungan komunikasi
Hasil Tangkapan
Gambar 10. Diagram Struktur Organisasi Pendataan 5.3 Pembuatan Program Sistem Informasi. 5.4.1 Perencanaan sistem (desain sistem) Desain sistem dibuat setelah selesai tahap analisis sistem. Tahap desain sistem dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhankebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk (Jogiyanto, 1999). Tahap desain sistem digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem dan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada saat tahap pemrograman dengan komputer (implementasi sistem). Ada dua tahap dalam desain sistem, yaitu desain sistem secara umum dan desain sistem secara rinci. 5.4.1.1 Desain sistem secara umum Desain sistem secara umum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem, dan memberikan gambaran secara umum kepada pemakai tentang tentang sistem yang dibuat. Desain sistem secara umum dapat dianalogikan sebagai sketsa
42
sebuah gedung yang dibuat oleh seorang arsitek. Hasil dari desain sistem informasi secara umum penangkapan ikan tuna longline digambarkan melalui diagram alir sistem informasi (Gambar 11) dan rincian penjelasan desain sistem secara umum sistem informasi penangkapan ikan tuna longline adalah sebagai berikut. (1) Unit organisasi yang terlibat Unit organisasi yang terlibat dalam sistem ini adalah seluruh unit operasi penangkapan yang terdiri dari kapten dan ABK. (2) Desain input secara umum Desain input secara umum digunakan untuk mengetetahui kebutuhan input yang digunakan oleh sistem. Desain input secara umum terdiri dari dua macam, yaitu input berupa formulir dan input berupa dialog di monitor. Dialog input adalah tampilan dari program aplikasi pada monitor untuk memasukkan data ke dalam database. Masing-masing jenis input mempunyai tiga bagian, yaitu: 1) input daerah penangkapan ikan berisi data yang berkaitan dengan daerah penangkapan ikan; 2) input hasil tangkapan berisi data yang berkaitan dengan hasil tangkapan; dan 3) input perbekalan berisi data jumlah macam-macam perbekalan yang telah dihabiskan. (3) Desain output secara umum Desain output secara umum digunakan untuk untuk mengetahui kebutuhan output yang akan digunakan oleh sistem. Desain output secara umum terdiri dari dua macam, yaitu desain output berupa formulir dan desain output berupa dialog di monitor. Dialog output adalah tampilan program aplikasi untuk menampilkan kembali data yang telah diolah dilayar monitor. Output yang berupa formulir terdiri dari dua bagian, yaitu laporan hasil tangkap dan analisis perkiraan kebutuhan perbekalan operasi. Output yang berupa dialog di monitor yang akan di desain terdiri
43
dari menu utama, analisis daerah penangkapan ikan, analisis cuaca, laporan hasil tangkap, laporan analisis kebutuhan perbekalan dan tampilan data daerah penangkapan ikan. (4) Desain teknologi secara umum desain teknologi secara umum digunakan untuk mengetahui kebutuhan teknologi yang digunakan oleh sistem. Teknologi yang digunakan dalam sistem ini adalah alat GPS, radar dan radiofax sebagai piranti input tak langsung. Sebagai pusat pengolah data digunakan sebuah personal computer. Alat penampil output digunakan monitor dan printer. (5) Desain database secara umum Database terdiri dari kumpulan file yang saling terkait. File yang dibutuhkan oleh sistem informasi ini adalah: (1) file daerah penangkapan ikan. (2) file hasil tangkap. (3) file kebutuhan perbekalan.
44
Mulai
Informasi dari kapal lain
Operasi Operasi Penangkapan penangkapan
Data perbekalan
Formulir Formulir perbekalan Perbekalan
Data Data Fishing fishing Ground ground
Data Data Hasil hasil Tangkap tangkap
Analisis Analisis Perkiraan perkiraan badai Badai
Analisis Daerah daerah penangkapan Penangkapan paling Palingefisien Efisien
Formulir FormulirDPI DPI
tidak Verifikasi Kapten kapten
Analisis Analisis perkiraan Perkiraan perbekalan Perbekalan
Ya Database
Edit, Edit, hapus, Hapus, tambah, Tambah, cari, filter Cari, Filter
Laporan Perkiraan perkiraan Perbekalan perbekalan
Laporan Hasil hasil Tangkap tangkap
Analisis Analisis dan dan pengambilan Pengambilan keputusan Keputusan
Laporan DPI selesai
Gambar 11. Diagram Alir Sistem Informasi
45
5.4.1.2 Desain sistem terperinci Desain sistem secara terperinci digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada tahap pemrograman dengan komputer (implementasi sistem). Rincian dari desain sistem secara terperinci adalah sebagai berikut. (1) Desain input terperinci (blok input) Desain input terperinci meliputi desain dari bentuk dokumen-dokumen dasar yang akan digunakan untuk menangkap data input. Desain input secara terperinci merupakan tahapan yang sangat penting karena sesuai dengan prinsip garbage in garbage out, masukan data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Desain input terperinci terdiri dari dua bagian yaitu input berupa formulir dan input berupa tampilan dialog di layar monitor. Desain formulir input terperinci terdiri dari dua formulir, yaitu formulir perbekalan dan formulir daerah penangkapan ikan. Desain formulir secara terperinci dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13 di bawah ini. Verifikasi digunakan sebagai pengendalian pengisian formulir agar data yang dimasukkan sesuai dengan kondisi di lapangan dan memenuhi persyaratan kelengkapan, khususnya yang berkaitan dengan data yang menjadi key pada basis data. Verivikasi dilakukan oleh kapten kapal setelah data diisikan dengan cara memberikan tanda pada kotak yang disediakan.
FORMULIR PERBEKALAN. Tanggal
:
Kode operasi
:
Kode DPI
:
A untuk perairan sekitar Australia B untuk perairan sekitar Srilanka C untuk perairan sekitar thailand
Rincian perbekalan yang telah dihabiskan. BBM
:
(liter)
Umpan
:
(pak)
Es
:
(Kg)
Air bersih
:
(1000 liter)
Beras
:
(kg)
Gula
:
(Kg)
Terigu
:
(Kg)
Daging
:
(Kg)
Buah
:
(Kg)
Sayur
:
(Kg)
Telur
:
(Kg)
Diisi oleh: (
Petugas
Verifikasi: )
Kode operasi Kode DPI Kesesuaian jumlah
Diperiksa oleh: (
Kapten
)
Gambar 12. Desain Formulir Perbekalan.
59
FORMULIR DPI Kode operasi
:
Tanggal setting
: A untuk perairan sekitar australia B untuk perairan sekitar Srilanka C untuk perairan sekitar thailand
Kode DPI :
Koordinat lokasi Lintang
:
Bujur
:
Suhu perairan
:
Jumlah pancing yang digunakan
:
no
Jenis ikan dominan
(celcius)
Panjang rata- rata
Jumlah
(cm)
(ekor)
1 2 3 4 Berat total
Diisi oleh: (
Petugas
:
Verifikasi: )
Kode operasi Kode DPI Tanggal setting
(Kg)
Diperiksa oleh: (
Kapten
)
Gambar 13. Desain Formulir DPI
Dialog input adalah tampilan dari program aplikasi untuk memasukkan data kedalam database. Desain dialog input terperinci dilakukan langsung pada saat pemrograman dengan menggunakan program Visual Basic.
60
(2) Desain output terperinci (blok output) Desain formulir laporan terdiri dari tiga laporan, yaitu laporan hasil tangkap (Gambar 14), laporan perkiraan perbekalan (Gambar 15) dan laporan daerah penangkapan ikan (Gambar 16). Laporan dibuat secara otomatis menggunakan fasilitas data report pada program aplikasi. Desain formulir laporan secara terperinci dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 14. Desain Formulir Laporan Hasil Tangkap
61
Gambar 15. Desain Formulir Laporan Perkiraan Perbekalan.
Gambar 16. Desain Formulir Laporan Daerah Penagkapan Ikan
62
Desain output tampilan dialog terperinci langsung dilakukan pada saat pemrograman dengan menggunakan program Visual Basic. (3) Desain prosedur pengumpulan Data hasil tangkap dan daerah penangkapan ikan dicatat pada saat dilakukan operasi penangkapan pada formulir input. Sedangkan data perbekalan dicatat pada saat operasi selesai dilaksanakan untuk menghitung perbekalan yang telah dihabiskan. Data pada formulir input diperiksa oleh kapten kapal untuk diverifikasi dengan cara memberikan tanda silang pada kotak verifikasi yang telah disediakan. Formulir input kemudian diserahkan kepada bagian data entry untuk dimasukkan kedalam database melalui program aplikasi. Prosedur selengkapnya dapat dilihat pada diagram alir sistem informasi (Gambar 11). (4) Desain teknologi (blok teknologi) Teknologi yang digunakan dalam sistem informasi penangkapan tuna di kapal tuna longline PT. TIP 3 adalah: 1) Alat komunikasi radio Alat komunikasi radio digunakan untuk berhubungan dengan stasiun darat dan kapal lain dalam grupnya. Stasiun darat memantau lokasi kapal dan perkembangan penangkapan melalui radio komunikasi. Jika kapten sewaktuwaktu
membutuhkan
bekal
dan
BBM
menginformasikan kepada stasiun darat.
tambahan,
kapten
akan
Kapten pada kapal lain dalm
grupnya akan menginformasikan DPI baru dan memintanya untuk menuju ke DPI tersebut. Jika ada sisa bahan baker, kapten kapal akan menghubungi kapal lain untuk menntransfer BBM-nya. Jika kapten kekurangan BBM, maka ia akan menghubungi kapal terdekat dengan menggunakan radio. 2) Radio fax Radio fax digunakan untuk menerima berita perkembangan cuaca. Informasi yang di peroleh adalah perkiraan cuaca, suhu, pergerakan awan badai dan ketinggiannya.
63
3) Radar Selain sebagai peralatan navigasi, radar juga digunakan untuk memantau pergerakan awan badai. 4) GPS GPS digunakan untuk memperoleh informasi tentang koodinat lokasi kapal dan kecepatan kapal. 5) Personal Computer Personal computer digunakan untuk memasukkan, menyimpan, dan mengolah database. Spesifikasi dari komputer yang digunakan adalah komputer dengan prosesor minimal 650 MHz, RAM minimal SDRAM 128 Mb, hardisk minimal 20 GB, CD ROM. Monitor dengan resolusi minimal 800 X 600 pixel. Sistem operasi yang digunakan adalah minimal Windows 98. 6) Printer Printer digunakan untuk mencetak formulir input dan laporan. Printer yang digunakan adalah printer laser tinta hitam satu warna, karena mampu mencetak lebih cepat dengan biaya yang murah. (5) Desain database (blok database) Desain database digambarkan melalui Entity Relationship Diagram (Gambar 17) dan struktur data (Gambar 18). Pembuatan desain database pada bentuk awal adalah dengan menyusun seluruh field yang dibutuhkan untuk database operasi penangkapan kedalam sebuah tabel tunggal. Kemudian field-field yang saling berhubungan dikelompok- kelompokkan kedalam file-file yang terpisah. Antara file yang satu dengan yang lain kadang-kadang terdapat field yang sama atau berulang. Kondisi ini disebut redundance yang dapat menyebabkan operasi pada database seperti pengisian, pencarian, pengubahan dan penyimpanan menjadi tidak efisien. Pada tahap selanjutnya bentuk database awal ini mengalami normalisasi sehingga
64
data yang redundance dapat dikurangi dan untuk mengubah struktur data menjadi struktur data hubungan (relational data structure). Database operasi penangkapan terdiri dari tiga file, yaitu file perbekalan, file daerah penangkapan ikan, dan file hasil tangkap. File perbekalan terdiri dari field kode_operasi, kode_DPI, bbm, umpan, beras, gula, terigu, daging, buah, sayur, telur, es, dan air. Field kode_operasi merupakan primery key yang menjamin bahwa tiap entitas operasi penangkapan bersifat unik. File daerah penangkapan ikan terdiri dari field kode_operasi, tanggal_setting, lintang_derajat, lintang_menit, lintang_detik, bujur_derajat, bujur_menit, bujur_detik, berat_total, suhu_air, jumlah_pancing. Field tanggal_setting berfungsi sebagai primery key yang menjamin tiap entitas daerah penangkapan bersifat unik, sedangkan field kode_operasi berfungsi sebagai penghubung antara file perbekalan dengan file daerah penangkapan ikan. File hasil tangkap terdiri dari field tanggal_setting, no (nomor urut), jenis_ikan, jumlah_ekor, panjang_rata. Field No merupakan primery key yang menjamin keunikan entitas hasil tangkap, sedangkan field tanggal_setting merupakan field penghubung antara file daerah penangkapan ikan dengan file hasil tangkap.
65
1
Perbekalan Kode_operasi * Kode_dpi Bbm Umpan Beras Gula Terigu Daging Buah Sayur Telur Es air
1 1 menuju M
Fishing Ground
Hasil tangkap
Tanggal_setting No * Jenis_ikan Jumlah_ekor Panjang_rata Keterangan: * = primary key
Operasi
Kode_operasi *
menghabiskan
M
1 menghasilkan
Kode_operasi Tanggal_setting * Lintang_derajat Lintang_menit Lintang_detik Bujur_derajat Bujur_menit Bujur_detik Berat_total Suhu_air Jumlah_pancing
Gambar 17. Entity Relationship Diagram
Gambar 18. Tampilan Relationship Diagram pada Microsoft Access
66
Tabel 1. Struktur Data Table1 (Data Perbekalan) Field Field Name 1 Kode_operasi*
Type N
Field size Long integer
Dec
2 3 4
Kode_dpi bbm umpan
C N N
1 Decimal Decimal
8 8
5
beras
N
Decimal
18
6 7
gula terigu
N N
Decimal Decimal
18 8
8
daging
N
Decimal
8
9 10 11 12 13
buah sayur telur es air
N N N N N
Decimal Decimal Decimal Decimal Decimal
8 8 8 8 8
Keterangan Kode urut operasi penangkapan (Primary key) Kode kelompok wilayah DPI Jumlah bbm yang dihabiskan Jumlah umpan yang dihabiskan Jumlah beras yang dihabiskan Jumlah gula yang dihabiskan Jumlah terigu yang dihabiskan Jumlah daging yang dihabiskan Jumlah buah yang dihabiskan Jumlah sayur yang dihabiskan Jumlah telur yang dihabiskan Jumlah es yang dihabiskan Jumlah air yang dihabiskan
Tabel 2. Struktur Data Table_dpi Field 1
Field Name Kode_operasi
Type N
2
Lintang_derajat
N
3
Lintang_menit
N
4 5 6 7 8
Lintang_detik Bujur_derajat Bujur_menit Bujur_detik Suhu_air
N N N N N
9 10
Berat_total Jumlah_pancing
N N
11
Tanggal_setting*
D
Field size Dec Keterangan Long integer Kode urut operasi penangkapan Long integer Derajat koordinat lintang DPI Long integer Menit koordinat lintang DPI Decimal 8 Detik koordinat lintang DPI Integer Derajat koordinat bujur DPI Long integer Menit koordinat bujur DPI Decimal 8 Detik koordinat bujur DPI Decimal 8 Suhu perairan pada saat setting (dalam derajat celcius) Decimal 8 Berat total hasil tangkap Long integer Jumlah pancing yang digunakan Short date Tanggal pada saat setting (Primary key)
67
Tabel 3. Struktur Data Hasiltangkap Field 1
Field Name No *
Type N
Field size Long integer
2
Tanggal_setting
D
Short date
3 4
Jenis_ikan Panjang_rata
C N
20 Decimal
5
Jumlah_ekor
N
Long_integer
Dec Keterangan Nomer urut hasil tangkap (primary key) Tanggal dilakukannya setting Jenis ikan yang tertangkap 8 Panjang rata_rata ikan jenis diatas yang tertangkap Jumlah ikan yang tertangkap
5.4.2 Rekayasa sistem aplikasi Program
aplikasi
sistem
informasi
ini
dinamakan
Sistem
Informasi
Penangkapan. 1 (SIP. 1). Program aplikasi ini mempunyai lima menu utama, yaitu: (1) tampilan menu utama; (2) entry input data DPI, input data perbekalan, input data hasil tangkap; (3) analisis; (4) laporan; (5) cetak laporan; dan (6) ruang informasi. 5.4.2.1 Algoritma analisis data (blok model) Pada program SIP. 1 ini terdapat tiga bagian analisis data, yaitu analisis badai (Gambar 19), analisis daerah penangkapan (Gambar 20) dan analisis perkiraan perbekalan (Gambar 21). Analisis daerah penangkapan diguanakan untuk memperkirakan daerah penangkapan ikan yang paling efisien untuk operasi penangkapan. Daerah penangkapan ikan yang paling efisien dipilih dengan mencari tingkat keuntungan maksimum. Tingkat keuntungan berbeda dengan perkiraan keuntungan. Tingkat keuntungan hanya digunakan untuk membandingkan dua atau lebih daerah penangkapan yang lebih menguntungkan untuk operasi penangkapan ikan.
68
Model tingkat keuntungan akan dijelaskan sebagai berikut: Tk = Tp – Bo Keterangan: Tk = Tingkat keuntungan operasi penangkapan (rupiah) Tp = Total produksi (rupiah) Bo = Total biaya operasi (rupiah) Sedangkan rumus untuk mencari total produksi (Tp) adalah : Tp = P[Ti ] × N × Hi × S Keterangan: P[Ti] = Peluang dari tertangkapnya ikan P[Ti] diduga dengan nilai hook rate N Hi S
= Jumlah pancing yang digunakan (mata pancing) = Harga ikan (rupiah) = Jumlah rata-rata setting dalam satu daerah penangkapan ikan
Total biaya operasi (Bo) didapatkan dari : Bo = total jumlah BBM (rupiah) + total jumlah logistik (rupiah) Bo = (2 J × Kb) + ( D × Kl ) Keterangan: J = Jarak daerah penangkapan ikan (mil) Kb = Rata-rata BBM yang dihabiskan per mil (rupiah/hari) D = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai daerah penangkapan (hari) Kl = Rata-rata logistik yang di habiskan per hari (rupiah/hari)
69
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai daerah penangkapan dihitung dari : D= (
2J ) 24V
Keterangan: V = Kecepatan (Knot) 2J Kl ) 24V Kl Bo = 2 J ( Kb + ( ) 24V Bo = (2 J × Kb + (
Dengan demikian maka Tk menjadi : Tk = Tp – Bo Tk = ( P[Ti ] × N × Hi × S ) − (2 J ( Kb + (
Kl ))) 24V P[Ti] diduga dengan nilai hook rate
Tk = ( Hr × N × Hi × S ) − (2 J ( Kb + (
Kl ))) 24V
Keterangan: Hr = Hook rate Rincian algoritma dari masing- masing analisis akan dijelaskan sebagai berikut: (1) Algoritma analisis badai (gambar 19) : a. mulai b. masukkan ketinggian awan badai dari radio fax c. x = ketinggian awan badai Jika x > 1002 meter maka “peringatan akan adanya badai, siapkan ABK, batalkan operasi”. Jika x < 1002 meter maka tampilkan pesan “kondisi masih terkendali”
70
mulai
Tampilkan di layar: ” Kondisi masih terkendali, teruskan operasi. Pantau terus pergerakan awan di radar. ”
Ketinggian awan badai dari Radiofax
H< 1002 m
Periksa ketinngian awaan badai (H)
Tampilkan di layar: “Hentikan operasi. Arahkan kapal menjauhi arah gerak badai.” H > 1002 m
selesai
Gambar 19. Diagram Alir Analisis Badai (2) Algoritma penentuan DPI yang paling efisien (gambar 20) : a. mulai b. masukkan kebutuhan rata-rata perbekalan per hari (dalam rupiah) c. masukkan kebutuhan rata-rata BBM per hari (dalam rupiah) d. masukkan kebutuhan rata-rata perbekalan per hari (dalam rupiah) e. masukkan jumlah mata pancing yang digunakan (dalam mata pancing) f.
masukkan kecepatan rata-rata kapal (dalam Knot)
g. masukkan harga ikan rata-rata per ekor (dalam rupiah) h. masukkan jarak lokasi DPI. i.
apakah masih adalagi hookrate yang belum dimasukkan?
j.
jika ya, kembali ke baris 2, jika tidak lanjutkan.
k. masukkan data hookrate. l.
apakah masih adalagi hookrate yang belum dimasukkan?
m. jika ya, kembali ke baris 5
71
n. hitung tingkat keuntungan dengan rumus Tk = ( Hr × N × Hi × S ) − (2 J ( Kb + (
Kl ))) 24V
Keterangan: Tk = Tingkat keuntungan operasi penangkapan (rupiah) N
= Jumlah pancing yang digunakan (mata pancing)
Hi
= Harga ikan (rupiah)
S
= Jumlah rata-rata setting dalam satu daerah penangkapan ikan
J
= Jarak daerah penangkapan ikan (mil)
Kb
= Rata-rata BBM yang dihabiskan per mil (rupiah/hari)
Kl
= Rata-rata logistik yang di habiskan per hari (rupiah/hari)
V
= Kecepatan (Knot)
Hr
= Hook rate
o. cari nilai maksimum Tk p. tampilkan DPI dengan nilai Tk maksimum. q. selesai.
72
mulai
V=Kecepatan kapal
Hi=Harga ikan
N=Jumlah pancing
Kb=Kebutuhan BBM per hari
Kl=Kebutuhan logistik per hari
Jumlah fishing ground
J=Jarak fishing ground
ya
Hr= hookrate
ya Ada lagi ?
Ada lagi ?
tidak
tidak
Hitung tingkat keuntungan (Tk)
Tk = ( Hr × N × Hi × S ) − (2 J ( Kb + (
Kl ))) 24V
Cari nilai Tk Maximum
Tampilkan DPI dengan Tk maximum
Selesai
Gambar 20. Diagram Alir Analisis Daerah Penangkapan Ikan
(3) Algoritma perkiraan jumlah perbekalan: 1) Algoritma pemasukan data: a. masukkan kode operasi penangkapan b. masukkan blok lokasi DPI
73
c. masukkan data BBM, Umpan, Es, dan perbekalan lainnya yang telah dihabiskan dalam operasi tersebut satu persatu dalam satuan kilogram. d. simpan dalam database. 2) Algoritma pengolahan data dengan metode moving average (perhitungan rata-rata bergerak) (gambar 21) : a. masukkan blok lokasi DPI tempat opersi yang ingin diramalkan. b. sortasi data perbekalan berdasarkan blok lokasi c. ambil data 2 tahun terakhir d. hitung rata- ratanya per jenis perbekalan e. tampilkan rincian hasil perkiraan pada form laporan f.
tampilkan grafik perbekalan 9 operasi terakhir dan fluktuasinya pada blok DPI tersebut.
mulai
Masukkan kode DPI
Kode DPI
9 operasi terakhir
Hitung rata-rata perbekalan
cetak di laporan perkiraan perbekalan
selesai
Gambar 21. Diagram Alir Analisis Perkiraan Perbekalan
74
5.4.2.2 Pembuatan Tampilan (Interface design) Desain struktur dari tampilan program (interface design) dapat digambarkan melalui diagram desain struktur dialog tampilan layar berikut ini. Pada saat program dijalankan, pertama akan tampil halaman utama yang pada bagian atas layar terdapat lima menu utama yaitu menu, input, laporan, analisis, dan print laporan. Jika pada taskbar dipilih menu maka akan keluar pilihan ke menu utama dan exit untuk keluar dari program. Menu input menampilkan pilihan input fishing ground, input hasil tangkap, dan input perbekalan. Menu analisis akan menampilkan pilihan analisis cuaca dan fishing ground. Menu laporan akan menampilkan pilihan laporan fishing ground, laporan hasil tangkap, dan laporan perbekalan. Menu print laporan akan menampilkan cetak laporan hasil tangkap, laporan perkiraan perbekalan, dan laporan fishing ground.
75
0
Halaman utama
1
2
5
Menu
Input
Print laporan
0
0
1.1, 0
1.1
Menu utama
1.2
2.1
Exit
0, 1
2.2
2.3
Fishing Ground
Hasil tangkap
Perbekalan
1.1,0, 2
1.1,0, 2
1.1, 0, 2
3.1
3
Cuaca 1.1, 0
4
Analisis
Laporan
1.1, 0
1.1, 0
3.2
Fishing Ground 1.1, 0
5.2
4.1
4.2
Hasil Tangkap
4.3
Fishing Ground
Perkiraan perbekalan
Hasil Tangkap
1.1,0,4
1.1, 0, 4
1.1, 0, 4
1.1, 0
5.1 Perkiraan perbekalan 1.1, 0
Gambar 22. Desain Struktur Dialog Tampilan Layar
76
5.4.3
Implementasi sistem Implementasi sistem informasi ini terdapat dua tahapan. yaitu implementasi
database dari desain yang telah dibuat seperti diatas yang diatas menggunakan program Microsoft Acces 2003. Tahapan kedua adalah implementasi program aplikasi yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Program aplikasi dan database yang telah dibuat kemudian diuji menggunakan data simulasi untuk mengetahui error yang terjadi pada program aplikasi dan database. Setelah program aplikasi dan database berjalan normal, kedua bagian ini disatukan menjadi SIP.1 menggunakan fasilitas Package and deployment wizard yang terdapat pada Microsoft Visual Basic sehingga dapat diimplementasikan di komputer lain. Desain database
Microsoft Acces
Periksa Error Package& deploy
Desain Program Aplikasi
Visual Basic
Periksa Error
Instalasi di Komputer lain
Gambar 23. Tahapan Implementasi Sistem 5.4.4
Cara pengoperasian program aplikasi Buka ”menu” kemudian ”menu utama” untuk menampilkan menu utama pada
layar. Untuk memasukkan data tentang daerah penangkapan ke database, klik ” input data fishingground” kemudian akan keluar tampilan pesan ”apakah kode operasi saat ini sudah dimasukkan?”. Jika kode operasi sudah dimasukkan tekan tombol ”sudah”. Jika kode operasi belum dimasukkan tekan tombol ”belum”, secara otomatis pada kotak input akan terisi dengan kode operasi yang baru, kemudian tekan tombol ”masukkan”. Tekan tombol ”keluar” jika sudah selesai, secara otomatis tampilan akan berubah ke tampilan ” input fishing ground”. Tekan tombol ”Lanjut” untuk pindah ke record berikutnya dan tekan tombol ”kembali” untuk kembali ke data
77
sebelumnya. Pengisian data daerah penangkapan ikan dilaakukan dengan terlebih dahulu menekan tombol ”tambah”. Masukkan data daerah penangkapan ikan kedalam input box.. Setelah data selesai diisi kemudian tekan tombol ”simpan”. Klik tombol ”finish” jika telah selesai dan ingin kembali ke menu utama atau klik tombol ” input ikan” untuk memasukkan data ikan. Dengan menekan tombol ini maka tampilan secara otomatis akan pindah ke input data ikan. Prosedur pengisian data ikan sama dengan pengisian data daerah penangkapan ikan. Data tanggal setting harus diisi karena merupakan primary key. Pada saat tombol ”tambah” diklik, secara otomatis kotak input ”ko de_operasi” terisi dengan kode operasi yang terakhir diisi. Untuk mengisi data perbekalan, dari menu utama pilih ” input data perbekalan”. Prosedur pengisian data perbekalan hampir sama, ketika tombol ”tambah” ditekan, secara otomatis kotak input ”kode_ope rasi” terisi dengan kode operasi yang terakhir diisi. Setelah selesai klik tombol ”finish”. Data perkiraan perkiraan perbekalan yang dihabiskan dapat ditampilkan dengan cara mengklik tombol ”analisis perkiraan perbekalan” kemudian akan muncul kotak pilihan daerah penangkapan ikan yang dituju. Pilih daerah penangkapan ikan yang dituju, kemudian monitor akan menampilkan hasil analisis perkiraan dari masingmasing jenis perbekalan dan grafik perbekalan pada 9 operasi terakhir. Setelah selesai klik ”finish”. Da ta daerah penangkapan ikan dapat ditampilkan dengan cara mengklik tombol ”laporan daerah penangkapan ikan”, sedangkan laporan hasil tangkap ditampilkan dengan mengklik tombol ”laporan hasil tangkap”. Untuk mencetak laporan pilih menu ” print report” pada ta sk bar dan pilih laporan yang akan dicetak. Analisis awan badai ditampilkan dengan memilih menu ”analisis” kemudian pilih ”analisis cuaca”. Masukkan data ketinggian awan dari radio fax kemudian klik gambar awan di sebelah kiri kotak input. Analisis daerah penangkapan ikan ditampilakan dengan cara memlih menu ”analisis”, kemudian pilih ”analisis fishing ground”. Masukkan data rata -rata jumlah setting per fishing ground, rata-rata harga ikan per ekor, rata-rata jumlah solar yang dihabiskan per mil, rat-rata jumlah perbekalan yang dihabiskan per hari, rata-rata kecepatan kapal, jumlah mata pancing yang digunakan, dan jumlah fishing ground yang dianalisis, kemudian klik tombol
78
”lanjut”. Klik tombol ” input jarak” kemudian masukkan data jarak pada kotak input sampai selesai. Kloik tombol ” input hookrate” kemudian masukkan data hookrate ke dalam kotak input sampai selesai. Klik tombol ”hitung indeks” maka secara otomatis akan dihitung dan ditampilkan tingkat keuntungan masing-masing daerah pengkapan ikan. Nilai tingkat keuntungan terbesar dan letak fishing ground yang paling menguntungkan akan ditampilkan di bagian bawah. 5.4.5
Kelebihan sistem informasi penangkapan tuna 1 (SIP. 1) Kelebihan dari sistem informasi penangkapan tuna SIP.1 adalah:
(1)
kemudahan dalam menyimpan dan mengelola data;
(2)
kecepatan dalam mencari dan melihat lagi data operasi penangkapan ikan;
(3)
pembuatan laporan sudah dilakukan secara otomatis;
(4)
jumlah logistik yang dibutuhkan untuk operasi penangkapan dapat diperkirakan dengan cepat yang nantinya diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman kembali logistik jika perbekalan tiba-tiba habis di tengah perjalanan. Rata–rata jumlah perbekalan tambahan yang harus dikirimkan bernilai 250 juta sampai 300 juta. Sedangkan biaya pengiriman perbekalan untuk saat ini tidak ada karena ada semacam perjanjian tak tertulis diantara para kapten untuk saling membantu. Jika ada yang membutuhkan perbekalan tambahan maka kapal yang kebetulan menuju daerah yang sama harus bersedia menerima titipan tambahan perbekalan; dan
(5)
data yang dimasukkan lebih lengkap daripada sistem yang lama, sehingga sewaktu-waktu membutuhkan data tertentu akan lebih mudah dalam menyediakannya.
79
5.4.6
Manfaat sistem informasi terhadap manajemen perusahaan Manfaat sistem informasi penangkapan tuna terhadap manajemen perusahaan
PT Tuna Indo Prima 3 adalah: (1) Mengurangi biaya produksi, karena penggunaan sistem informasi dapat memperkirakan jumlah perbekalan yang dibutuhkan dengan lebih akurat, sehingga biaya pengiriman perbekalan tambahan dapat ditekan. (2) Kebutuhan informasi manajemen perusahaan akan dokumentasi operasi yang telah dilakukan mudah terpenuhi, lebih cepat, dan lebih lengkap. Hal ini penting, misalkan untuk kegiatan auditing. (3) Perusahaan mempunyai database daerah penangkapan yang tersimpan dalam komputer. Sewaktu-waktu database dari masing-masing kapal di PT TIP 3 dapat digabungkan sehingga membentuk database yang lebih lengkap dari perusahaan penangkapan lainnya. (4) Komitmen perusahaan untuk melakukan pengembangan sistem informasi menempatkan perusahaan selangkah lebih maju daripada perusahaan yang lain. Pengembangan sistem informasi dalam jangka panjang akan menciptakan program aplikasi yang lebih lengkap dan lebih sempurna misalkan dengan menggunakan sistem informasi geografis, sehingga operasi penangkapan dapat dilakukan dengan lebih optimal.
80
6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Sistem informasi penangkapan tuna longline yang telah dikembangkan disebut SIP.1. SIP.1 merupakan alat pengolah data berbasis komputer. Sistem informasi ini terdiri 5 blok utama yaitu blok input, blok output, blok database, blok model dan analisis, dan blok program aplikasi. Blok input terdiri dari data operasi penangkapan, formulir pendataan, dan dialog input di monitor. Blok output terdiri dari dokumen laporan dan tampilan output di layar monitor. Blok teknologi terdiri dari GPS, radio, radio fax, radar dan komputer. Blok model dan analisis terdiri dari model tingkat keuntungan untuk memilih daerah penangkapan yang paling efisien dan metode moving average untuk meramalkan kebutuhan perbekalan. Blok database terdiri dari data operasi penangkapan dan struktur data relasional yang berbentuk tabel-tabel yang saling berkaitan dihubungkan oleh primery key. Setelah diperiksa dan diverifikasi kesalahan dan kekurangannya, sistem informasi ini dapat berjalan dengan semestinya. Data-data operasi penangkapan yang telah dicoba diolah menjadi database operasi penangkapan dapat berjalan dengan cepat dan mudah untuk diakses jika dibutuhkan. 6.2 Saran (1) Sistem informasi penangkapan tuna longline setelah diuji dan diverifikasi disimpulkan dapat berjalan dengan semestinya, walaupun demikian analisis yang terdapat pada sistem informasi penangkapan tuna longline perlu diuji dan hasil analisisnya perlu dibandingkan dengan fakta dilapangan. Beberapa kekurangan yang terdapat pada sistem informasi ini adalah analisis- analisis yang ada masih sangat sederhana. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang algoritma penentuan daerah penangkapan yang tepat dan faktor- faktor apa saja yang perlu diperhatikan, juga algoritma analisis badai dan algoritma perkiraan perbekalan.
81
(2) Untuk perbaikan sistem informasi penangkapan tuna longline ini perlu ditambahkan fasilitas untuk menampilkan data daerah penangkapan ikan dan informasi pendukungnya pada sebuah peta.
82
DAFTAR PUSTAKA Armando, R. 2003. Analisis dan Desain Sistem Informasi Manajemen Data Produksi Ikan yang Didaratkan di PPP Lempasing, Bandar Lampung. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 73 hal. Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. 97 hal. Dahuri, R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Lautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. 233 hal. Davis, G.B. 1985. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Bagian 1 Pengantar. PT. Pustaka Binaman Pressindo. 170 hal. Dent, J.D. and M.J. Blackie. 1979. Systems simulation in agriculture. London: Aplied Service Publisher Ltd. Fathansyah, Ir. 1999. Basis Data, Buku Teks Ilmu Komputer. CV.Informatika. 237 hal.
Bandung:
Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu Dan Efektifitas Manajemen. Bogor: IPB press. 147 hal. Gane, Chris and Trish Sarson. 1979. Structured systems Analisys: Tool and Technique. New Jersey: Prentice Hall. hal 114. Haluan, J. 1987. Simulasi Model Sistem Perencanaan Motorisasi Usaha Penangkapan ikan Tradisional. Disertasi (tidak dipublikasikan). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 183 hal. Husein, M Fakhri dan Amin Wibowo. 2000. sistem informasi manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 211 hal. Jogiyanto, H.M.1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. 887 hal. Loudon, Kenneth C. and Jane P. Loudon. 1996. management Information Systems: Organisation and Technology, fourth edition. New Jersey: Prentice Hall. hal 280 & 281. McLeod, R. 1998. Management Information system. Teguh H. (Alih Bahasa) Jilid 1 2001. Jakarta: Prenhallindo. 342 hal. Monintja, D.R. 1989. Perikanan Tangkap di Indonesia, Suatu Pengantar. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 49 hal.
83
Murdick, R.G. dan J.E. Ross. 1984. System Informasi untuk Manajemen Modern. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. 506 hal. Nomura and Yamasaki. 1975. Fishing Techniques I. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. 25 hal. Sutanto, E. 1996. Sistem Basis Data Konsep dan Peranannya dalam Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset. Tugiman, H.1996. Pengantar Audit Sistem Informasi . Kanisius. Yogyakarta. 84 hal. Usman, A. 2002. Sistem Informasi Manajemen Dinas Perikanan DKI Jakarta. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 72 hal.
84
LAMPIRAN
Lampiran 1 Menu Utama
Lampiran 2 Input Daerah Penangkapan Ikan.
Lampiran 3 Input Perbekalan
86
Lampiran 4 Input Jenis Ikan
Lampiran 6 Analisis Daerah Penangkapan Ikan.
Lampiran 5 Analisis Cuaca
Lampiran 7 Laporan Hasil Tangkap
87
Lampiran 8 Laporan Daerah Penangkapan Ikan.
Lampiran 10 Logo Perusahaan PT Tuna Indo Prima 3
Lampiran 9 Laporan Perkiraan Perbekalan
Lampiran 11 Penangung Jawab Logistic Operasi
88
89
Lampiran 11 Kapal Tuna Longline PT Tuna Indo Prima 3
Ucapan Terima Kasih Terimakasih untuk teman dan sahabat yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini. Buat Pak John dan Pak Mus, bu Tri, bu Din, atas segala dukungan dan bimbingannya. Buat Alfi, Lurah, Dliyatul Umam, Pri (bu Kos), Takril, Takwin atas canda tawanya yang tak tergantikan. Buat Aldin Muhammad, Yono, dan Wawan semprul (untuk dialog spiritualnya). Buat Agung Lontong atas bantuannya yang tidak mungkin saya balas. Buat Adi Munadi atas diskusi-diskusi ilmiahnya. Buat Jamil, Dwi C, Kholid M, Nursyam, Kafi, Heri Coen, Solikhhin, Rahmat atas kesetiaannya menemani dikala sakit. Buat Rahmat mustafa atas segala dukungan dan persaudaraannya. Untuk Umam psp atas bantuan p g t dan penggunaan fasilitas pribadinya. Buat anakanak base camp (adi F, Alfi, Pri, Lurah, Nanda, Ali, Hadun, Fatwa, Agung) atas inspirasinya. Buat Dini, Tia bapao, dan Vita.Untuk teman bermainku, Ade. Buat Weni atas penggunaan fasilitas kantor (internet dan printer). Buat rika untuk balasan emailnya. Untuk teman-teman seperjuangan yang terus memotivasi saya, Yono, Wawan, Novri Dita, Bojong, Dona, Louis, Ivan. Buat 91
andina R. Pane atas obrolannya di email. Buat mas Anto yang telah memberikan saransaran berharga tentang Visual Basic. Buat teman-teman di An nur, Al ihya dan wisma Bensin atas keceriaannya. Kepada guru saya mas Aris, mas Dudi, mas zul Fahri, mas Tio dan teman kelompok saya Wawan, Dwi, Azmidi, Deni. Kepada teman dan sahabat yang mungkin terlupa tidak saya tuliskan disini saya berikan penghormatan yang dalam dan rasa terima kasih setulusnya atas bantuan yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu pada selembar kertas ini.
92
. . . Kalau engkau tak sanggup jadi belukar.....jadilah rumput tetapi rumput yang senantiasa menguatkan pinggiran jalan kalau engkau engkau tak sanggup menjadi langit, jadilah bumi. Tapi bumi yang senantiasa ikhlas dan setia dipijaki setiap insan.. . . . (Anonimous)
93