Sistem Informasi [Kode Kelas]
[ Chapter 6] Studi Kelayakan Sistem Informasi
Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807]
Definisi Jogiyanto[1993], Studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak untuk diteruskan atau dihentikan. Berapa lama waktu untuk melakukan studi kelayakan? Tergantung dari lingkup proyek sistem yang akan dikembangkan
Biasanya yang melakukan adalah sistem analis
Analisis Pendahuluan (Preliminary Survey) 1.
2.
3.
Memahami operasi dari sistem yang lama (berjalan)
Apa yang dikerjakan oleh sistem yang lama ? Bagan alir arus formulir (paper flow - flow chart) Bagan alir sistem (flow chart) Struktur organisasi Deskripsi jabatan (job description) Salinan dokumen-dokumen dasar Salinan laporn-laporan Dokumen chart of account (kode rekening)
Menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem secara garis besar untuk dapat mencapai sasaran sistem ini.
Apa yang harus dihasilkan oleh sistem yang baru agar dapat mencapai sasarannya? Para pemakai -> wawancara, observasi dan pengambilan sampel
Menentukan permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga sistem yang lama belum dapat mencapai sasaran yang diinginkan ini.
Apa permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh sistem baru? Apa masalah sistem yang lama sehingga belum mencapai tujuan -> wawancara, observasi dan pengambilan sampel
5 Kriteria Acuan Studi Kelayakan Sistem 1. 2. 3. 4. 5.
Kelayakan Teknis (Technicall feasibility) Kelayakan Operasi (Operational feasibility) Kelayakan Jadwal (Schedule feasibility) Kelayakan Ekonomi (Economic Fesibility) Kelayakan Hukum (Law feasibility)
1. Kelayakan Teknis Ketersediaan teknologi dipasaran Teknologi beserta peralatan pendukungnya tersedia dipasaran sehingga apabila dikemudian hari ada permasalah seperti ada perangkat keras yang rusak dapat segera diganti serta mudah dicari. (tidak langka)
Ketersediaan ahli yang dapat mengoperasikan Terdapat ahli secara perorangan atau vendor yang dapat mengoperasikan sistem tersebut apabila dikemudian hari terjadi masalah.
2. Kelayakan Operasi 1. Kemampuan dari personil-personil 2. Kemampuan dari organisasi sistem untuk menghasilkan informasi 3. Kemampuan pengendalian dari operasi sistem 4. Efisiensi dari sistem
3. Kelayakan jadual Untuk menentukan bahwa pengembangan sistem akan dapat dilakukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan (ontime). Sebagai alat penilaian bagi analis sistem dan manajer untuk pengembangan sistem sehingga bisa diterima (layak) atau tidak. Alat bantu teknik kuantitatif yang terkenal yaitu PERT (Program Evaluation Review Technique).
4. Kelayakan Ekonomi “Apakah sistem yang akan dikembangkan dapat dibiayai dan menguntungkan?” Aspek yang dipertimbangkan: 1. Besarnya dana yang diperlukan untuk mengembangkan sistem ini. -> Budget yang ada vs anggaran biaya pengembangan 2. Manfaat yang diperoleh oleh sistem disbanding dengan biaya pengembangannya. -> Analisa biaya/manfaat
5. Hukum “Apakah sistem yang akan dikembangkan tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku?” Spesifikasi hardware harus sesuai aturan yang berlaku, missal perangkat wireless menggunakan freq yang tidak melanggar hukum. Spesifikasi software harus sesuai aturan, misal tidak menggunakan software bajakan, berlisensi sesuai dengan ketentuan dari vendornya
Diagram PERT (Program Evalution Review Technique) PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek PERT dikembangkan pada akhir tahun 1950-an untuk proyek U.S. Navy’s Polaris yang memiliki ribuan kontraktor PERT dikembangkan agar tercipta ruang/potensi untuk pengurangan waktu dan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek tersebut
Struktur Diagram PERT Node (event)-> kejadian atau suatu titik tempuh Panah (vector) -> task atau pekerjaan yang dilakukan
Paralel Task (1-4, 1-2, 1-3) Dummy Task (5 – 6)
Langkah-langkah perencanaan dengan PERT 1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone). 2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. 3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram). 4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu : ES – Early Start EF – Early Finish LS – Latest Start LF – Latest Finish Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
No
Karakteristik PERT (Jalur Kritis)
Karakteristik Proyek
1
Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya
2
Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya
Dibatasi oleh biaya
3
Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.
Dibatasi oleh kualitas
4
Biasanya tidak berulang-ulang
Manfaat Diagram PERT 1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek. 2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan. 3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek. 4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan. 5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
Selesai
Ada pertanyaan ???