SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGENDALIAN ANGGARAN (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)
Oleh : YAYU SUDASIH 106093003163
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011 M/1432 H
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGENDALIAN ANGGARAN (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : YAYU SUDASIH 106093003163
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
ii
iii
iv
ABSTRAKSI
Yayu Sudasih – 106093003163, “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)”. (Dibawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH dan NIA KUMALADEWI). Setiap perusahaan memiliki anggaran untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang adalah salah satu lembaga keuangan yang selalu mengontrol pemakaian anggaran yang mendukung kegiatan operasionalnya, karena besar kecilnya pemakaian anggaran sangat menentukan kemajuan BTN Syariah Cabang Tangerang. Pada saat ini BTN Syariah Cabang Tangerang melakukan proses pengendalian anggaran secara semi komputerisasi dengan menggunakan aplikasi spreadsheet, mulai dari pencatatan anggaran sampai pada pelaporan realisasi anggarannya. Sistem yang berjalan pada saat ini belum menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan BTN Syariah Cabang Tangerang dan beresiko menimbulkan kendala, terutama dalam proses pencatatan nomor Chart Of Account (COA) yang masih dilakukan secara manual, hal tersebut dapat menyulitkan dalam mendeteksi sumber masalah apabila terjadi over budget. Oleh sebab itu, dibuatlah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pengendalian Anggaran berbasis PHP MySQL dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD), yang dapat mengatasi kendala tersebut, memberikan kemudahan dalam proses pencarian data dan memberikan laporan yang sesuai dengan kebutuhan yang disertai dengan laporan dalam bentuk grafik yang dapat memberikan informasi mengenai laporan realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun. Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Anggaran, Object Oriented Analysis and Design (OOAD), BTN Syariah Cabang Tangerang. V Bab + xxvi Halaman + 207 Halaman + 35 Tabel + 89 Gambar + 6 Simbol + 6 Lampiran. Daftar Pustaka: 29 (2000-2009).
v
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta,
Juni 2011
Yayu Sudasih 106093003163
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb, Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Amin. Atas kehendak Allah SWT sajalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi dan selaku Dosen Pembimbing I yang selalu bersedia meluangkan waktu, memberikan motivasi dan dengan sabar memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 3. Bapak Zainul Arham, MSI, selaku Sekretaris Prodi Sistem Informasi. 4. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Dosen Pembimbing II yang juga selalu bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar serta sangat teliti dalam
vii
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dan tersusun dengan baik. 5. Bapak Mohammad Faiz selaku Kepala Cabang BTN Syariah Cabang Tangerang, Bapak Nurdin Pasya, Bapak Rizky Syanarra, Bapak Zaki Alfatiri, Bapak Rama Kertanegara, Bapak Rahmansyah, Bapak Praditya, Ibu Arista dan seluruh pihak BTN Syariah Cabang Tangerang yang telah membantu, membimbing dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian. 6. Kedua Orang Tuaku tercinta yang selalu ada disampingku dan selalu memberikan doa, dukungan, perhatian serta kasih sayangnya sehingga penulis tidak pernah kekurangan semangat sedikitpun dalam menyelesaikan skripsi ini. Kakak-kakakku, kakak iparku dan saudara-saudaraku yang juga selalu ada dan siap membantu baik dalam doa, dukungan serta semangat. 7. Sobatku Irwan Yulistiawan yang selalu sabar membantu, memberikan pemahaman, motivasi dan bersedia berbagi ilmu yang terkait dalam pembuatan skripsi ini. 8. dr. Rani Basrul yang selalu mendoakan dan selalu berusaha membantu memulihkan kondisi penulis. 9. Teman-teman SI, SID dan SIBIS A angkatan 2006. Roofina, Non, Tia, Sya, Suke dan Pom2 yang selalu memberikan dukungan, bantuan, semangat serta motivasi. Rini teman seperjuangan yang selalu menemani dan selalu memberikan tumpangan nginap, Tri Rizki Amalia dan Siti Mariam yang tidak pernah bosan untuk selalu memberi dukungan dan informasi kepada penulis.
viii
10. Teman-teman dirumah mira, yuli, lan2, dll yang juga tidak pernah bosan mendoakan dan mendukung penulis. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik akan sangat membangun untuk proses perbaikan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Wassalamualaikum wr wb.
Jakarta,
Juni 2011
Yayu Sudasih 106093003163
ix
DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................................ i Halaman Judul ...................................................................................................... ii Lembar Persetujuan Pembimbing ..................................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian .................................................................................. iv Abstraksi ............................................................................................................... v Halaman Pernyataan ........................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Daftar Isi ................................................................................................................ x Daftar Tabel....................................................................................................... xvii Daftar Gambar ................................................................................................... xix Daftar Simbol .................................................................................................... xxv
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah Penelitian .......................................................... 3 1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4 1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 1.6 Metodologi Penelitian........................................................................ 6 1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
x
LANDASAN TEORI............................................................................................. 9 2.1 Konsep Dasar Sistem ......................................................................... 9 2.1.1 Pengertian Sistem .................................................................. 9 2.1.2 Karakteristik Sistem .............................................................. 9 2.1.3 Unsur Sistem........................................................................ 11 2.2 Konsep Dasar Informasi ................................................................... 13 2.2.1 Pengertian Informasi............................................................ 13 2.2.2 Kualitas Informasi ............................................................... 14 2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ....................................................... 14 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ................................................ 14 2.3.2 Piramida Informasi .............................................................. 15 2.3.3 Manfaat Sistem Informasi ................................................... 15 2.3.4 Komponen Sistem Informasi ............................................... 16 2.3.5 Kerangka Kerja Sistem Informasi ....................................... 18 2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi ...................................... 19 2.4.1 Definisi Akuntansi ............................................................... 19 2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi .............................. 19 2.4.3 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ..................... 20 2.4.3.1 Sistem Pemrosesan Transaksi ............................... 20 2.4.3.2 Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan ............. 21 2.4.3.3 Sistem Pelaporan Manajemen .............................. 22 2.5 Chart Of Account (COA) ................................................................. 22
xi
2.6 Konsep Dasar Anggaran .................................................................. 23 2.6.1 Pengertian Anggaran ............................................................ 23 2.6.2 Manfaat Anggaran ................................................................ 24 2.6.2.1 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan ....................... 25 2.6.2.2 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian ...................... 26 2.6.3 Penyiapan Laporan Anggaran .............................................. 27 2.7 Kontrol Biaya .................................................................................. 29 2.7.1 Teknik Untuk Mengontrol Biaya Kegiatan Administrasi Perkantoran ..................................................................................... 29 2.8 Metodologi Penelitian...................................................................... 31 2.8.1 Metode Pengumpulan Data ................................................... 31 2.8.2 Metode Pengembangan Sistem .............................................. 34 2.9 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) ........... 35 2.9.1 Keuntungan OOAD ............................................................... 35 2.9.2 Prinsip Umum OOAD ........................................................... 35 2.9.3 Object, Attribute, Method dan Encapsulation ....................... 36 2.9.4 Aktivitas Utama OOAD ........................................................ 37 2.9.4.1 Problem Domain Analysis ......................................... 37 2.9.4.2 Application Domain Analysis .................................... 39 2.9.4.3 Architectural Design.................................................. 42 2.9.4.4 Component Design .................................................... 44 2.9.4.5 Programming ............................................................. 46 2.9.4.6 Quality Assurance...................................................... 46
xii
2.10 Unified Modelling Language (UML) ............................................ 47 2.10.1 Use Case Diagram............................................................... 49 2.10.2 Class Diagram ..................................................................... 51 2.10.3 Activity Diagram.................................................................. 51 2.10.4 Sequence Diagram ............................................................... 51 2.10.5 Collaboration Diagram ....................................................... 52 2.10.6 Statechart Diagram ............................................................. 52 2.10.7 Component Diagram ........................................................... 52 2.10.8 Deployment Diagram .......................................................... 53 2.11 Database dan DBMS ....................................................................... 53 2.11.1 Database .............................................................................. 53 2.11.2 Database Management System (DBMS) ............................. 55 2.11.3 Elemen Database ................................................................. 56 2.12 Pengujian Black-Box........................................................................ 59 2.13 XAMPP ........................................................................................... 59 2.14 MySQL ............................................................................................ 60 2.15 PHP .................................................................................................. 60 2.16 Konsep Dasar HTML ...................................................................... 62 2.16.1 Pengertian HTML ................................................................ 62 2.16.2 Penamaan Dokumen ............................................................ 63 2.16.3 Definisi Elemen ................................................................... 63 2.16.4 Definisi Tag ......................................................................... 63 2.16.5 Elemen HTML yang dibutuhkan ......................................... 64
xiii
2.17. Literatur Sejenis ........................................................................................... 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 67 3.1
3.2
3.3
Metode Pengumpulan Data ........................................................... 67 3.1.1
Studi Literatur ................................................................... 67
3.1.2
Observasi ........................................................................... 67
3.1.3
Wawancara ........................................................................ 68
Metode Pengambangan Sistem ..................................................... 68 3.2.1
Problem Domain Analysis ................................................ 68
3.2.2
Application Domain Analysis............................................ 68
3.2.3
Architecture Design .......................................................... 69
3.2.4
Component Design ............................................................ 69
3.2.5
Programming .................................................................... 69
3.2.6
Quality Assurance ............................................................. 69
Kerangka Berfikir.......................................................................... 70
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 71 4.1
Problem Domain Analysis ............................................................ 71 4.1.1
Profil BTN Syariah ........................................................... 71
4.1.2
Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ............................ 78 4.1.2.1
4.1.3
Rich Picture Sistem yang Berjalan .................... 81
Analisis Sistem Yang Diusulkan....................................... 83 4.1.3.1
Rich Picture Sistem yang Diusulkan.................. 84
4.1.3.2
Kebutuhan Dasar Sistem .................................... 85
xiv
4.2
4.4
4.1.3.4
Class Diagram .................................................. 90
4.1.3.5
Struktur Database ............................................. 92
4.1.3.6
Matriks CRUD ................................................... 96
4.1.3.7
Statechart Diagram Sistem yang Diusulkan ..... 97
Use Case Diagram .......................................................... 114 4.2.1.1
Identifikasi Aktor ............................................. 114
4.2.1.2
Identifikasi Use Case ....................................... 114
4.2.1.3
Use Case Model Diagram ................................ 118
4.2.1.4
Narasi Use Case ............................................... 119
4.2.2
Sequence Diagram .......................................................... 138
4.2.3
Function List ................................................................... 160
4.2.4
Window Diagram ............................................................ 162
Architecture Design .................................................................... 186 4.3.1
Desain Kriteria ................................................................ 187
4.3.2
Deployment Diagram ...................................................... 189
Component Design ...................................................................... 190 4.4.1
4.5
Pemodelan Kelas ................................................ 88
Application Domain Analysis...................................................... 114 4.2.1
4.3
4.1.3.3
Component Diagram ....................................................... 190
Quality Assurance ....................................................................... 191 4.5.1
Spesifikasi Hardware ...................................................... 192
4.5.2
Spesifikasi Software ........................................................ 191
4.5.3
Kebutuhan Proses ............................................................ 192
xv
4.5.4
Testing Sistem ................................................................. 194 4.5.4.1
Pengujian Level GBA ...................................... 194
4.5.4.2
Pengujian Level Kepala Seksi Operator .......... 199
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 203 5.1
Kesimpulan ................................................................................. 203
5.2
Saran............................................................................................ 204
Daftar Pustaka................................................................................................... 205 Lampiran
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Classical Criteria For Software Quality........................................... 42 Tabel 2.2 Client Server Architecture ................................................................ 43 Tabel 2.3 Tipe Diagram UML ........................................................................... 47 Tabel 2.4 Tabel Perbandingan Literatur Sejenis ................................................ 65 Tabel 4.1 Kandidat Class Entity Pada SIA Pengendalian Anggaran ................ 88 Tabel 4.2 Spesifikasi Database User ................................................................ 92 Tabel 4.3 Spesifikasi Database Modul ............................................................. 92 Tabel 4.4 Spesifikasi Database Chart Of Account (COA) ............................... 93 Tabel 4.5 Spesifikasi Database Kategori COA ................................................ 93 Tabel 4.6 Spesifikasi Database Anggaran ......................................................... 94 Tabel 4.7 Spesifikasi Database Surat Perintah Membayar (SPM) ................... 94 Tabel 4.8 Spesifikasi Database Realisasi Anggaran ........................................ 95 Tabel 4.9 Spesifikasi Database Matrik CRUD .................................................. 96 Tabel 4.10 Identifikasi Aktor ............................................................................ 114 Tabel 4.11 Identifikasi Use Case ...................................................................... 114 Tabel 4.12 Narasi Use Case Login................................................................... 119 Tabel 4.13 Narasi Use Case Manajemen User ................................................ 120 Tabel 4.14 Narasi Use Case Manajemen Modul ............................................. 121 Tabel 4.15 Narasi Use Case Manajemen Pembayaran .................................... 123 Tabel 4.16 Narasi Use Case Manajemen Kategori COA................................. 125 Tabel 4.17 Narasi Use Case Manajemen COA ................................................ 127
xvii
Tabel 4.18 Narasi Use Case Manajemen Anggaran ........................................ 129 Tabel 4.19 Narasi Use Case Manajemen Realisasi Anggaran ........................... 130 Tabel 4.20 Narasi Use Case Lihat Data SPM .................................................. 132 Tabel 4.21 Narasi Use Case Validasi SPM...................................................... 133 Tabel 4.22 Narasi Use Case Lihat Data Pembayaran ....................................... 134 Tabel 4.23 Narasi Use Case Lihat Data Anggaran ........................................... 134 Tabel 4.24 Narasi Use Case Lihat Laporan Realisasi ....................................... 135 Tabel 4.25 Narasi Use Case Lihat Grafik ......................................................... 136 Tabel 4.26 Narasi Use Case Cari Data.............................................................. 137 Tabel 4.27 Narasi Use CaseLogout .................................................................. 137 Tabel 4.28 Function List Pada SIA Pengendalian Anggaran ........................... 160 Tabel 4.29 Kriteria Sistem yang Diusulkan ..................................................... 187 Tabel 4.30 Pengujian Level GBA .................................................................... 194 Tabel 4.31 Pengujian Level Kepala Seksi Operator ........................................ 200
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Fungsi Sistem Informasi Dalam Organisasi ................................... 12
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi .................................................. 18 Gambar 2.3 Activities In Problem Domain Analysis ......................................... 39 Gambar 2.4 Klasifikasi Diagram UML............................................................... 48 Gambar 3.1 Kerangka Berfikir........................................................................... 70 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BTN Syariah Cabang Tangerang ................... 73 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem yang Sedang Berjalan .................................... 81 Gambar 4.3 Rich Picture Sistem yang Diusulkan.............................................. 84 Gambar 4.4 Class Diagram SIA Pengendalian Anggaran ................................. 90 Gambar 4.5
Statechart Diagram Masuk Halaman SIA Pengendalian Anggaran
............................................................................................................................... 97 Gambar 4.6 Statechart Diagram Manajemen User .......................................... 98 Gambar 4.7 Statechart Diagram Manajemen Modul ..................................... 100 Gambar 4.8 Statechart Diagram Manajemen Pembayaran ............................. 101 Gambar 4.9 Statechart Diagram Manajemen Kategori COA .......................... 102 Gambar 4.10 Statechart Diagram Manajemen COA......................................... 103 Gambar 4.11 Statechart Diagram Manajemen Anggaran ................................. 104 Gambar 4.12 Statechart Diagram Manajemen Realisasi Anggaran .................. 105 Gambar 4.13
Statechart Diagram Manajemen User (Level Kepala Seksi
Operator) ............................................................................................................. 107 Gambar 4.14 Statechart Diagram Lihat SPM yang Belum Diproses ................ 108
xix
Gambar 4.15 Statechart Diagram Lihat SPM yang Telah Diproses ................. 109 Gambar 4.16 Statechart Diagram Lihat Anggaran ............................................ 110 Gambar 4.17 Statechart Diagram Lihat Laporan Realisasi Anggaran .............. 111 Gambar 4.18 Statechart Diagram Lihat Grafik Realisasi Anggaran ................. 112 Gambar 4.19 Statechart Diagram Cari Data...................................................... 113 Gambar 4.20 Use Case Model Diagram ............................................................ 118 Gambar 4.21 Sequence Diagram Use Case Login ............................................. 138 Gambar 4.22 Sequence Diagram Use Case Manajemen Modul......................... 139 Gambar 4.23 Sequence Diagram Use Case Manajemen User ........................... 141 Gambar 4.24 Sequence Diagram Use Case Manajemen Pembayaran ............... 142 Gambar 4.25 Sequence Diagram Use Case Manajemen Kategori COA ............ 144 Gambar 4.26 Sequence Diagram Use Case Manajemen COA ........................... 146 Gambar 4.27 Sequence Diagram Use Case Manajemen Anggaran ................... 148 Gambar 4.28 Sequence Diagram Use Case Manajemen Realisasi Anggaran .... 150 Gambar 4.29 Sequence Diagram Use Case Validasi SPM ................................. 152 Gambar 4.30 Sequence Diagram Use Case Lihat Data Pembayaran (Level Kepala Seksi Operator).................................................................................................... 153 Gambar 4.31 Sequence Diagram Use Case Lihat Data Pembayaran (Level GBA) ............................................................................................................................. 153 Gambar 4.32 Sequence Diagram Use Case Lihat Data Anggaran ..................... 154 Gambar 4.33 Sequence Diagram Use Case Lihat Laporan Realisasi ................. 155 Gambar 4.34 Sequence Diagram Use Case Lihat Grafik (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................. 155
xx
Gambar 4.35 Sequence Diagram Use Case Lihat Grafik (Level GBA) ............. 156 Gambar 4.36 Sequence Diagram Use Case Cari Data........................................ 157 Gambar 4.37 Sequence Diagram Use Case Logout ............................................ 159 Gambar 4.38 Window Diagram Halaman Login Level GBA ............................. 162 Gambar 4.39 Window Diagram Halaman Home Level GBA ............................. 163 Gambar 4.40 Window Diagram Halaman Home Manajemen User .................... 163 Gambar 4.41 Window Diagram Halaman Tambah User .................................... 164 Gambar 4.42 Window Diagram Halaman Edit User .......................................... 164 Gambar 4.43 Window Diagram Halaman Manajemen Modul ........................... 165 Gambar 4.44 Window Diagram Halaman Tambah Modul ................................. 165 Gambar 4.45 Window Diagram Halaman Edit Modul ....................................... 166 Gambar 4.46 Window Diagram Halaman Manajemen COA.............................. 166 Gambar 4.47 Window Diagram Halaman Tambah COA ................................... 167 Gambar 4.48 Window Diagram Halaman Edit COA .......................................... 167 Gambar 4.49 Window Diagram Halaman Manajemen Kategori COA............... 168 Gambar 4.50 Window Diagram Halaman Tambah Kategori COA .................... 168 Gambar 4.51 Window Diagram Halaman Edit Kategori COA ........................... 169 Gambar 4.52 Window Diagram Halaman Manajemen Anggaran ...................... 169 Gambar 4.53 Window Diagram Halaman Tambah Anggaran ............................ 170 Gambar 4.54 Window Diagram Halaman Edit Anggaran .................................. 170 Gambar 4.55 Window Diagram Halaman SPM/Pembayaran ............................. 171 Gambar 4.56 Window Diagram Halaman Tambah Pembayaran ........................ 172 Gambar 4.57 Window Diagram Halaman Edit Pembayaran .............................. 172
xxi
Gambar 4.58 Window Diagram Halaman Detail Pembayaran yang Sedang Diproses .............................................................................................................. 173 Gambar 4.59 Window Diagram Halaman Pembayaran yang Telah Diproses .... 173 Gambar 4.60 Window Diagram Halaman Detail Pembayaran yang Telah Diproses ............................................................................................................................. 174 Gambar 4.61 Window Diagram Halaman Realisasi Anggaran ........................... 174 Gambar 4.62 Window Diagram Halaman Tambah Realisasi Anggaran............. 175 Gambar 4.63 Window Diagram Halaman Edit Realisasi Anggaran ................... 175 Gambar 4.64 Window Diagram Halaman Grafik (Level GBA) ......................... 176 Gambar 4.65 Window Diagram Halaman Cari Data (Level GBA) .................... 176 Gambar 4.66 Window Diagram Halaman Cari Data Pembayaran (Level GBA) 177 Gambar 4.67 Window Diagram Halaman Cari Data Anggaran (Level GBA) ... 177 Gambar 4.68 Window Diagram Halaman Cari Data Realisasi Anggaran (Level GBA) ................................................................................................................... 178 Gambar 4.69 Window Diagram Halaman Home (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................................. 178 Gambar 4.70 Window Diagram Halaman Manajemen User (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................. 179 Gambar 4.71 Window Diagram Halaman Edit User (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................................. 179 Gambar 4.72 Window Diagram Halaman Anggaran (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................. 180
xxii
Gambar 4.73 Window Diagram Halaman Pembayaran yang Sedang Diproses (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................ 180 Gambar 4.74 Window Diagram Halaman Detail Pembayaran yang Sedang Diproses (Level Kepala Seksi Operator)............................................................. 181 Gambar 4.75 Window Diagram Halaman Pembayaran yang Telah Diproses (Level Kepala Seksi Operator) ....................................................................................... 182 Gambar 4.76 Window Diagram Halaman Detail Pembayaran yang Telah Diproses (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................ 182 Gambar 4.77 Window Diagram Halaman Realisasi Anggaran (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................. 183 Gambar 4.78 Window Diagram Halaman Grafik (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................................. 183 Gambar 4.79 Window Diagram Halaman Cari Data (Level Kepala Seksi Operator) ............................................................................................................................. 184 Gambar 4.80 Window Diagram Halaman Cari Data Pembayaran (Level Kepala Seksi Operator).................................................................................................... 184 Gambar 4.81 Window Diagram Halaman Cari Data Anggaran (Level Kepala Seksi Operator).................................................................................................... 185 Gambar 4.82 Window Diagram Halaman Cari Data Realisasi Anggaran (Level Kepala Seksi Operator) ....................................................................................... 186 Gambar 4.83
Deployment
Diagram
Pada
Sistem
Informasi
Akuntansi
Pengendalian Anggaran ...................................................................................... 189
xxiii
Gambar 4.84 Component Diagram Halaman Pada Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran ...................................................................................... 190
xxiv
DAFTAR SIMBOL
Simbol Use Case Diagram NO
SIMBOL
Keterangan
1.
Aktor
2.
Use Case
3.
Association
(Sumber: Munawar, 2005)
Simbol Class Diagram NO
SIMBOL
Keterangan
1. Class +Attribute1 +Operation1()
2.
Association
3.
Composite (sebuah tipe agregasi yang kuat dimana bagian dari objek tergantung pada keseluruhan objek)
(Sumber: Munawar, 2005)
xxv
Simbol Statechart Diagram NO
SIMBOL
Keterangan
1.
Titik awal
2.
State transition diagram State1
3.
Titik akhir
4.
Transition
(Sumber: Munawar, 2005)
Simbol Deployment Diagram NO
SIMBOL
Keterangan
1.
Node
2.
Association
(Sumber: Munawar, 2005)
xxvi
Simbol Component Diagram NO
SIMBOL
Keterangan
1.
Component
2.
Association
(Sumber: Munawar, 2005)
Simbol Sequence Diagram NO
SIMBOL
Keterangan
1.
Participant pada sebuah Object1
sequence diagram
2.
Simple
3.
Message return
4.
Activation
5.
Self stimulus
(Sumber: Munawar, 2005) xxvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki anggaran untuk mendukung kegiatan
operasionalnya dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan salah satu alat yang penting bagi manajemen untuk menyusun perencanaan, koordinasi serta pengendalian seluruh kegiatan dalam suatu perusahaan. Anggaran dapat memperjelas lines of responsibility dan lines of authority (garis-garis wewenang dan garis-garis tanggung jawab) dari setiap unit organisasi (Muljono, 2002). Anggaran merupakan representasi dari perencanaan masa depan organisasi atau perusahaan yang disusun dalam bentuk laporan formal secara kuantitatif (Sukoco, 2007). Tidak hanya perusahaan, lembaga keuangan juga memiliki anggaran untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan untuk mencapai tujuan, salah satunya adalah Bank BTN Syariah Cabang Tangerang yang berlokasi di Ruko Golden Madrid Blok D No.7, Sektor XIV BSD City Tangerang. Pentingnya peranan anggaran tersebut mendorong Bank BTN Syariah Cabang Tangerang untuk melakukan pengelolaan atau pengendalian anggaran, agar anggaran yang ada selalu dapat terkontrol dengan baik. Kegiatan pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kulitas yang buruk mungkin terjadi), kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian. (Hansen dan Mowen, 2009).
1
2
Pengendalian anggaran yang sedang berjalan di BTN Syariah Cabang Tangerang saat ini belum efektif dan seringkali menimbulkan kendala bagi Bank BTN Syariah Cabang Tangerang diantaranya, pencatatannya masih semi terkomputerisasi dengan memanfaatkan Microsoft Excel, belum memiliki keamanan sistem yang baik sehingga beresiko terjadinya manipulasi data oleh pihak yang tidak di inginkan, laporan yang dihasilkan belum sesuai dengan kebutuhan, sulitnya melakukan proses pencarian data realisasi anggaran perperiode tertentu, pencatatan nomor Chart Of Account (COA) masih dilakukan secara manual dengan tulis tangan yang dilakukan oleh bagian accounting, sehingga dapat mengakibatkan human error yang tentunya dapat menyulitkan dalam proses pengidentifikasian masalah apabila terjadi angka variance atau perbedaan angka realisasi anggaran yang lebih besar dari biaya yang dianggarkan, selain itu pada sistem yang berjalan tidak memiliki laporan berupa grafik yang dapat membandingkan tingkat realisasi anggaran dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu Bank BTN Syariah Cabang Tangerang memerlukan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang dapat mengontrol anggaran dengan lebih baik. Untuk dapat merancang dan membangun sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran, diperlukan adanya analisis dan perancangan. Perancangan tersebut meliputi perancangan database yang baik dan benar guna membangun sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang user friendly, memiliki keamanan sistem yang baik, menghasilkan laporan sesuai kebutuhan, memudahkan proses pencarian data realisasi anggaran perperiode tertentu, memudahkan proses pencatatan nomor COA agar dapat dilakukan secara
3
terkomputerisasi dan memiliki laporan dalam bentuk grafik yang dapat memperlihatkan tingkat perbandingan realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun. Penelitian di bidang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran sudah banyak dikaji peneliti baik dalam maupun luar negeri di antaranya: Mutia (2009) Optimalisasi Pengendalian Anggaran sebagai Dasar Pengambilan Keputusan; Adharawati (2010) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran sebagai Alat Pengendalian Biaya; Purba (2009) Pengembangan Aplikasi Pengendalian Anggaran; Ekananta (2006) Teknologi Informasi Dalam Sistem Perencanaan Keuangan Perusahaan; Chen dan Zhou (2007) Timing Budgeting Under Arbitrary Process Variations. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini bisa diambil judul “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)”.
1.2
Perumusan Masalah Penelitian Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
menganalisa
dan
merancang
sistem
informasi
akuntansi
pengendalian anggaran yang benar? 2. Bagaimana merancang database yang baik yang sesuai dengan teori? 3. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang user friendly?
4
4. Bagaimana cara merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang memiliki keamanan sistem yang baik dan benar? 5. Bagaimana
menganalisa
dan
merancang
sistem
informasi
akuntansi
pengendalian anggaran yang dapat menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan Bank BTN Syariah Cabang Tangerang? 6. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang memiliki kemudahan dalam proses pencarian data anggaran sesuai dengan periode tanggal yang dicari? 7. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang mendukung proses pencatatan nomor COA secara terkomputerisasi? 8. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang dapat memberikan laporan berupa grafik untuk membandingkan tingkat realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun?
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan masalah di atas maka dalam penelitian ini dibatasi pada
masalah analisis, perancangan dan perancangan database sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran.
5
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan: Sistem Informasi
Akuntansi Pengendalian Anggaran. Tujuan utama ini ditopang oleh 8 tujuan turunan, 8 turunan ini adalah untuk menghasilkan: 1. Analisis kelemahan dan kebutuhan sistem untuk memperbaiki kelemahan sistem pengendalian anggaran yang sedang berjalan. 2. Perancangan database yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran. 3. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang user friendly. 4. Perancangan keamanan sistem yang baik dan benar dengan menggunakan username dan password sesuai dengan hak akses. 5. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang dapat menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan Bank BTN Syariah Cabang Tangerang. 6. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang memiliki kemudahan proses pencarian data pembayaran, anggaran dan realisasi anggaran sesuai dengan periode tanggal yang dicari. 7. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang mendukung proses pencatatan nomor COA secara terkomputerisasi. 8. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang dilengkapi laporan berupa grafik untuk memberikan informasi mengenai realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun.
6
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dilakukan ada 3 jenis, ke tiga jenis
manfaat tersebut adalah: 1. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya di bidang sistem informasi akuntansi, khususnya di bidang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran. 2. Memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran. 3. Memberikan gambaran yang benar mengenai proses atau tahapan pembuatan identifikasi kebutuhan penggunaan sistem informasi.
1.6
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini dibagi menjadi dua jenis metode, yaitu metode
pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Di dalam metode pengumpulan data terdapat tiga jenis metode: 1.
Studi Pustaka Pada metode ini penulis mengumpulkan data dan informasi dengan cara
mencari dan membaca buku-buku referensi, hasil penelitian sejenis dengan penelitian yang penulis kerjakan dan situs-situs internet yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini (Gulo, 2002).
7
2.
Observasi Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2008). 3.
Wawancara Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan
data dari responden (Jogiyanto, 2008). Sedangkan metodologi pengembangan sistem informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan sistem berorientasi objek dengan menggunakan Object Oriented Analysis and Design (OOAD). Yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Mathiassen, 2000): 1. Problem Domain Analysis 2. Application Domain Analysis 3. Architecture Design 4. Component Design 5. Programming. 6. Quality Assurance
8
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini disusun atas 5 ( lima ) bab, tersusun
sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini secara sistematik.
BAB II
LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi metodologi penelitian yang dilakukan serta langkahlangkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini membahas mengenai hasil dari analisa, perancangan dan implementasi sesuai dengan metodologi yang dilakukan pada sistem yang dibuat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan akhir penulisan penulisan skripsi, di mana berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Sistem
2.1.1
Pengertian Sistem Sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’Brien, 2005). Sistem semacam ini memiliki tiga komponen atau fungsi yang berinteraksi: 1. Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. 2. Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. 3. Output melibatkan pemindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhir. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan elemen-elemen yang berhubungan yang menghasilkan sesuatu. 2.1.2
Karakteristik Sistem Sebuah sistem yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut (Mcleod
dan Schell, 2001): 1. Fleksibel.
9
10
Walaupun sistem yang efektif adalah sistem yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, namun sebaiknya cukup fleksibel agar lebih mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah. 2. Mudah diadaptasikan Sistem yang baik juga harus cepat dan mudah diadaptasikan dengan kondisi baru tanpa mengubah sistem yang lama maupun mengganggu fungsi utamanya. 3. Sistematis Agar berfungsi secara efektif, hendaknya sistem yang ada bersifat logis dan sistematis, yaitu sistem yang dibuat tidak akan mempersulit aktivitas pekerjaan yang telah ada. 4. Fungsional Sistem yang efektif harus dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan. 5. Sederhana Sebuah sistem seharusnya lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. 6. Pemanfaatan sumber daya yang optimal Sistem yang dirancang dengan baik akan menjadikan penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
11
2.1.3
Unsur Sistem Secara umum sebuah sistem yang ideal memiliki unsur sebagai berikut
(Laudon dan Laudon, 2004; Odgers, 2005): 1. Input. Aliran sistem dimulai oleh input dari beberapa jenis sumber daya. Di dalam area kerja, jenis input yang biasa dijumpai adalah data, informasi, dan material yang diperoleh baik dari dalam maupun luar organisasi. Tentunya kelancaran aliran input ini akan ditunjang oleh keterampilan dan pengetahuan karyawan, serta peralatan kantor yang memadai guna menjalankan metode dan prosedur dalam sistem. Dalam beberapa instansi, output dari suatu sistem menjadi input untuk sistem lain. 2. Processing. Perubahan dari input menjadi output yang diinginkan dilakukan pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem. Biasanya,
aktivitas
ini
akan
secara
otomatis
mengklasifikasikan,
mengonversikan, menganalisis, serta memperoleh kembali data atau informasi yang dibutuhkan. 3. Output. Setelah melalui pemrosesan, input akan menjadi output, berupa informasi pada sebuah kertas atau dokumen yang tersimpan secara elektronik. Output ini akan didistribusikan kepada bagian atau pegawai yang membutuhkan. Untuk itu, kualitas output mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja bagian yang berkaitan, karena bisa jadi output pada suatu subsistem (departemen atau bagian) tertentu merupakan input dari sistem (departemen atau bagian) yang lain.
12
4. Feedback. Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal itu akan membantu organisasi untuk
mengevaluasikan dan
memperbaiki sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik lagi. Sebagai contoh, jika unit biaya melebihi standar yang ditentukan, maka pengandalian masing-masing proses perlu ditingkatkan. Umpan balik akan membuat sistem dapat mengevaluasi efektifitas output yang dihasilkan agar lebih bernilai tambah bagi organisasi. Tentunya kuantitas dan kualitas umpan balik yang dibutuhkan berbeda dari satu sistem (departemen atau bagian) ke sistem yang lain. Semakin vital keberadaan sistem tersebut bagi organisasi, semakin penting pula umpan balik tersebut diperlukan. 5. Pengawasan. Seperti halnya elemen sistem yang lain pengawasan juga memiliki dimensi internal dan eksternal. Dimensi internal tersebut adalah kebijakan perusahaan dan prosedur sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal melibatkan negara, peraturan pemerintah, dan regulasi yang berdampak pada kebijakan sistem begitu juga etika dan pertimbangan moral.
Gambar 2.1 Fungsi Sistem dalam Organisasi (Sumber: Sukoco, 2007)
13
Disimpulkan bahwa keberadaan tiap unsur sistem tersebut sangat penting, karena masing-masing memainkan peranan yang penting dalam menjalankan sistem. Dan yang utama adalah
bahwa output dari sebuah sistem tertentu
mempunyai hubungan yang erat dengan sistem yang lain.
2.2
Konsep Dasar Informasi
2.2.1
Pengertian Informasi Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya banyak data yang
menjelaskan kegiatan tersebut. Sedangkan informasi merupakan data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu (O’Brien, 2005). Dari pengertian diatas bahwa informasi merupakan data yang dapat dimengerti oleh pengguna dan memiliki arti. Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Jadi, segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai informasi (Nugroho, 2008). Karekteristik dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi (State) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga dapat dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan dan keputusan.
14
Pengolahan informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemen-elemen komputer, elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya. 2.2.2
Kualitas Informasi Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal yaitu
(Kadir, 2003): 1.
Informasi harus tepat, akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas mencerminkan
maksudnya, informasi dikatakan akurat jika seluruh kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user). 2.
Informasi harus tepat waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi
yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. 3.
Informasi harus relevan Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang konkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.
15
2.3
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1
Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan sistem informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2005). Dari pengertian diatas sistem informasi merupakan gabungan dari beberapa elemen-elemen yang digunakan untuk memberikan informasi yang berarti. 2.3.2
Piramida Sistem Informasi Terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis dalam
teknologi informasi, yaitu : 1. Mendukung proses dan operasi bisnis 2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan managernya 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif 2.3.3
Manfaat Sistem Informasi Ada tiga manfaat sistem informasi (Ladjamudin, 2005):
1. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengelola transaksitransaksi, mengurangi biaya, dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. 2. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengelola nasabah dan membuat berbagai rekening Koran dan transaksi yang terjadi.
16
3. Perusahaan
menggunakan
sistem
informasi
untuk
mempertahankan
persediaaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
2.3.4
Komponen Sistem Informasi Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
(Kadir, 2003): 1.
Perangkat keras (hardware) Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
2.
Perangkat lunak (software) Peranti lunak atau program merupakan sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
3.
Prosedur Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4.
Orang Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5.
Basis Data (database) Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
6.
Jaringan komputer dan komunikasi data
17
Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resource) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. Pada prakteknya tidak semua sistem informasi mencakup keseluruhan komponen-komponen tersebut.
18
2.3.5
Kerangka Kerja Sistem Informasi
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi (Sumber: Hall, 2007)
19
2.4
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
2.4.1
Definisi Akuntansi Akuntansi (accounting) merupakan proses identifikasi, pencatatan, dan
komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas. Secara umum terdapat tiga aktivitas dalam akuntansi, yaitu sebagai berikut (Wibowo dkk, 2002): 1.
Aktivitas identifikasi (identifying). Dalam aktivitas ini akan dilakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas. Dari proses ini akan dapat diklasifikasikan apakah suatu transaksi merupakan transaksi ekonomi/keuangan atau nonekonomi.
2.
Aktivitas pencatatan (recording). Dalam aktivitas ini semua transaksi ekonomi telah diidentifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu.
3.
Aktivitas komunikasi (communicating). Dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan pendistribusian terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan.
2.4.2
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini apakah secara manual/terkomputerisasi (Sutabri, 2004).
20
2.4.3
Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri atas tiga subsistem, yaitu (Hall, 2007): 1. Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS) Yaitu yang mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan. 2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting system-GL/FRS) Yaitu yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh hukum. 3. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS) Yaitu yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban. 2.4.3.1 Sistem Pemrosesan Transasksi Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS) penting untuk keseluruhan fungsi dari sistem informasi karena (Hall, 2007): a. Mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam transaksi keuangan. b. Mencatat berbagai transaksi keuangan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar).
21
c. Mendistribusikan
informasi
keuangan
yang
penting
untuk
personel
operasional dalam mendukung operasi hariannya. Sistem pemrosesan transaksi berhubungan dengan berbagai kegiatan bisnis yang sering terjadi. Dalam satu hari tertentu, perusahaan dapat memproses ribuan transaksi. Agar dapat memprosesnya secara efisien, berbagai transaksi yang hampir sama akan dikelompokkan menjadi satu ke dalam beberapa siklus transaksi. TPS terdiri atas tiga siklus transaksi yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, dan siklus konversi. Tiap siklus menangkap dan memproses berbagai transaksi keuangan yang berbeda jenisnya. 2.4.3.2 Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan Sistem buku besar (General LedgerSystem-GLS) dan sistem pelaporan keuangan (Financial Reporting System-FRS) adalah dua subsistem yang erat hubungannya satu sama lain. Akan tetapi, karena interdependensi operasional keduanya, maka keduanya secara umum dipandang sebagai satu sistem terintegrasi-GL/FRS. Banyaknya input ke bagian GL dari sistem tersebut berasal dari berbagai siklus transaksi. Ringkasan mengenai aktivitas siklus transaksi diproses oleh GLS untuk memperbaharui sistem pengendalian buku besar. Kegiatan lainnya yang tidak rutin, seperti transaksi saham, merger, dan penyelesaian tuntutan hukum, yang tidak termasuk dalam siklus pemrosesan formal manapun, juga masuk ke GLS melalui berbagai sumber lain. Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan kondisi sumber daya keuangan serta
berbagai
perubahan
atas
dasar
sumber
daya
tersebut.
FRS
mengkomunikasikan informasi ini terutama untuk pengguna eksternal. Jenis
22
laporan ini disebut sebagai nondiskresioner (nondiscretionary) karena perusahaan memiliki sedikit atau tidak memiliki sama sekali pilihan dalam informasi yang disediakannya. Kebanyakan dari informasi ini terdiri atas berbagai laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak, serta berbagai dokumen hukum lainnya (Hall, 2007). 2.4.3.3 Sistem Pelaporan Manajemen Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS) memberikan informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis. Para manajer harus menangani dengan berbagai masalah bisnis harian, demikian juga perencanaan dan pengendalian operasinya. Para manajer membutuhkan informasi yang berbeda untuk berbagai jenis keputusan yang harus mereka buat. Laporan yang umum dihasilkan oleh MRS meliputi anggaran, laporan kinerja, analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis), serta berbagai laporan yang menggunakan data biaya saat ini (bukan yang histories). Jenis laporan semacam ini disebut sebagai laporan diskresioner (discretionary) karena perusahaan dapat memilih informasi apa yang akan dilaporkan dan cara menyajikannya (Hall, 2007).
2.5
Chart Of Account (COA) Chart of account (COA) merupakan suatu daftar kode perkiraan-perkiraan
seperti aset, ekuitas, pendapatan dan belanja/beban dalam suatu entitas sektor publik. Sebagai tambahan informasi terhadap kode perkiraan, setiap daftar bagan
23
akun mendeskripsikan isi dari akun tersebut, termasuk transaksi-transaksi khusus yang berpengaruh terhadap saldonya (Bastian, 2006). Menurut (Yunarto, 2006), Chart of account adalah kumpulan account number (nomor perkiraan) yang dipakai perusahaan. Account number adalah nomor perkiraan yang digunakan untuk menggolongkan transaksi-transaksi sejenis. Di dalam suatu account number biasanya terdapat informasi tempat terjadinya pendapatan atau biaya (cost center) dan nama perkiraannya. Setiap perusahaan memiliki pola dan format chart of account yang berbeda-beda. 2.6
Konsep Dasar Anggaran
2.6.1
Pengertian Anggaran Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
yang diukur dalam satuan mata uang tertentu dan satuan ukuran lain (Mulyadi, 2001). Hal serupa dikemukakan (Muljono, 2002) bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Anggaran adalah rencana detail mengenai perolehan dan penggunaan keuangan maupun sumber daya organisasi lainnya pada periode tertentu yang telah ditentukan. Selain itu, anggaran juga merupakan representasi dari perencanaan masa depan organisasi atau perusahaan yang disusun dalam bentuk laporan formal secara kuantitatif (sukoco, 2007). Menurut (Usry, 2004), anggaran adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Seluruh tingkatan manajemen seharusnya terlibat
24
dalam membuatnya. Anggaran yang dapat dilaksanakan akan meningkatkan koordinasi pekerja, klarifikasi kebijakan dan kristalisasi rencana. 2.6.2
Manfaat Anggaran Kegunaan anggaran adalah untuk perencanaan dan pengendalian, evaluasi
kinerja dan untuk mengarahkan perilaku manajer dan karyawan (Darsono dan Purwanti, 2008) Anggaran memiliki 5 peranan penting dalam mempengaruhi perilaku individu-individu dan kelompok di setiap tingkatan proses manajemen di antaranya (Usry, 2004): 1. Menetapkan sasaran 2. Memberikan informasi kepada individu-individu mengenai apa yang harus diberikan untuk mencapai sasaran 3. Motivasi kinerja yang di inginkan 4. Evaluasi kinerja 5. Memberikan saran kapan tindakan koreksi sebaiknya diambil. Ada dua hal yang perlu dicermati berkaitan dengan anggaran, yaitu perencanaan dan pengontrolan biaya. Perencanaan mencakup pengembangan tujuan dan mempersiapkan berbagai anggaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengontrolan mencakup langkah-langkah yang akan diambil pihak manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan melalui kontribusi semua bagian di dalam organisasi.
25
Kegiatan
untuk
mempersiapkan
anggaran
disebut
penganggaran,
sementara kegiatan untuk mengontrol pelaksanaan anggaran apakah sesuai dengan yang dianggarkan disebut pengontrolan anggaran (Sukoco, 2007). Beberapa manfaat anggaran dalam proses manajemen suatu organisasi antara lain (Haruman dan Rahayu, 2007): 1. Di bidang perencanaan a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan. b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan. c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan. d. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan. e. Membantu menstabilkan kesempata kerja yang tersedia. f. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif dan efisien. 2. Di bidang pengendalian a. Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran. b. Membantu mencegah pemborosan. c. Membantu menetapkan standar baru. 2.6.2.1 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan merupakan upaya antisipasi sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Perencanaan dengan menggunakan
anggaran adalah
26
perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. “Semua belanja membutuhkan dana dan dana adalah sumber daya yang langka. Oleh karena itu, penyusunan anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan belanja dana yang ada dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada seefisien mungkin (Nafarin, 2007). 2.6.2.2 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Kegiatan pengendalian merupakan dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kulitas yang buruk mungkin terjadi), kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian (Hansen dan Mowen, 2005). Menurut (Nafarin, 2007), anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengendalian berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat penyimpangan merugikan. Menurut (Sukoco, 2007), setelah anggaran disiapkan dan disetujui, pengendalian
anggaran
menjadi
sangat
penting.
Bila
proses
persiapan
membutuhkan waktu satu tahun fiskal, pengendalian anggaran adalah proses terus-menerus. Laporan anggaran akan digunakan secara berkala sebagai mekanisme untuk mengkoordinasi, menimbang dan mengontrol berbagai kegiatan administrasi di kantor. Detail yang dibutuhkan dalam laporan anggaran tersebut
27
akan ditentukan oleh tujuan penggunaan laporan. Karena laporan setiap departemen secara berkala digabungkan untuk menghasilkan laporan anggaran yang komprehensif, hanya sedikit detail yang mungkin akan dibandingkan tanpa adanya penggabungan anggaran. Tujuan dasar penganggaran adalah meningkatkan keuntungan perusahaan dengan meminimalisir pengeluaran. Sebagian besar organisasi akan meraih keuntungan yang meningkat apabila penganggaran yang dilakukan cukup tepat serta teliti dan perbedaan biaya aktual dengan anggaran adalah minimal. Untuk itulah beberapa jenis laporan yang dapat memperbandingkan kedua hal tersebut harus disiapkan oleh Manajer Administrasi sebagai dasar pengendalian anggaran. 2.6.3
Penyiapan Laporan Anggaran Dalam menyiapkan laporan anggaran, beberapa hal yang perlu
diperhatikan manajer adalah (Sukoco, 2007): 1. Situasi tertentu. Karena manajer dan eksekutif mempunyai tanggung jawab yang cukup luas dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, mereka hanya mempunyai sedikit waktu untuk memperhatikan seluruh kegiatan administrasi yang berjalan lancar dan sesuai rencana. Untuk itulah manajer diharapkan hanya
memperhatikan
situasi
tertentu
yang
menunjukkan
aktivitas
administrasi yang tidak sesuai dengan perencanaan maupun anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Ketika menampilkan angka laporan, perbandingan dasar harus disajikan. Menampilkan angka tanpa menyajikan dasar perbandingan yang menjelaskan angka tersebut akan menjadikan perbandingan yang dilakukan
28
sia-sia. Perbedaan antara biaya aktual dan yang dianggarkan dikenal dengan variance. Variance yang yang cukup besar perlu menjadi perhatian Manajer Administrasi dan diharapkan mereka telah menyiapkan langkah antisipasi yang dapat mengurangi variance itu. 3. Membantu
pembaca
meringkaskan
informasi
laporan
sebanyak
mungkin. Penulisan laporan anggaran akan membantu manajer atau eksekutif yang sibuk dengan meringkaskan informasi yang ditampilkan pada laporan tersebut. Pada umumnya, karena laporan ditampilkan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi, maka hanya ringkasan yang dibutuhkan. Namun sebaiknya perlu disiapkan pula laporan yang detail apabila pimpinan memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai kegiatan administrasi tertentu yang memiliki variance cukup besar dibandingkan anggaran yang telah ditetapkan. 4. Laporan harus mengandung informasi yang dapat memberikan penjelasan. Untuk membantu pembaca, penjelasan tentang laporan yang telah disusun akan sangat berguna. Mungkin penulis mengetahui alasan mengapa pengeluaran tertentu melebihi anggaran yang telah disetujui. Penjelasan mengenai situasi ini sebaiknya dapat dipahami oleh setiap pihak yang membaca laporan tertentu. 5. Laporan harus standar. Membuat laporan yang berformat sama dari waktu ke waktu akan membantu pembaca. Ketika membaca format yang standar, pembaca dapat memahami dengan cepat informasi penting yang mirip dengan laporan
sebelumnya.
Dengan
menstandarkan
format
laporan
akan
29
memudahkan pembaca membandingkan informasi yang terkandung dalam satu laporan dengan laporan lain.
2.7
Kontrol Biaya (Sukoco,
2007)
menjelaskan
bahwa
kontrol
biaya
menyangkut
pengeluaran terjadi ketika kegiatan administrasi perkantoran berlangsung. Kontrol biaya diharapkan dapat menekan pengeluaran seminimal mungkin. Biasanya, jumlah
waktu
yang
digunakan
manajer
administrasi
perkantoran
akan
mempengaruhi aktivitas kontrol biaya. Semakin sering dilakukan aktivitas pengontrolan, semakin dapat diharapkan varians yang terjadi karena pemborosan akan semakin kecil dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Hal penting dalam pengontrolan biaya: 1. Mengembangkan standar biaya pada beberapa kegiatan administrasi perkantoran. 2. Mengembangkan kesadaran akan biaya yang ditimbulkan pada karyawan. 3. Membantu pengembangan prosedur operasi yang efisien. 4. Mengalokasikan biaya kegiatan administrasi perkantoran sesuai dengan fungsi yang dilakukan. 5. Mengetahui kegiatan administrasi perkantoran yang tidak efisien dan mempersiapkan solusi untuk membenahinya. 2.7.1
Teknik Untuk Mengontrol Biaya Kegiatan Administrasi Perkantoran Menurut
(Sukoco,
2007),
untuk
mengontrol
biaya
administrasi
perkantoran, biaya kegiatan administrasi perkantoran aktual dibandingkan dengan
30
standar biaya yang telah ditetapkan. Jika biaya aktual melebihi perkiraan, manajer harus dapat menentukan alasan dari kondisi tersebut. Selanjutnya, manajer administrasi dapat membuat rencana perbaikan biaya dengan mengembangkan kembali sistem dan prosedur kegiatan administrasi perkantoran hingga mencapai tingkat kinerja yang dibutuhkan. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengontrol biaya kegiatan administrasi perkantoran (Sokoco, 2007): 1. Standar Biaya. Dengan menetapkan standar biaya dari setiap kegiatan administrasi yang dilakukan, proses pengontrolan akan lebih mudah dilakukan oleh manajer. 2. Studi Analisis Biaya. Cara ini digunakan untuk memperbandingkan biaya periode saat ini dengan periode sebelumnya. Jika biaya saat ini lebih besar dari tahun lalu, maka alasan kenaikan harus diteliti. Kerena teknik ini sangat berpengaruh terhadap inflasi dan kenaikan biaya kegiatan administrasi perkantoran, maka diperlukan dasar untuk mengetahui bahwa kenaikan biaya tersebut terjadi semata-mata diakibatkan oleh pengaruh inflasi atau karena fungsi administrasi yang tidak efisien. 3. Mengambil Tindakan Koreksi. Apabila biaya aktual melebihi biaya yang telah dianggarkan, fungsi pengontrolan biaya akan sangat diperlukan untuk mengoreksi hal tersebut hingga supervisor bertanggung jawab untuk mengambil tindakan yang tepat saat diperlukan. Karena banyak karyawan beranggapan bahwa kontrol sebagai hukuman, orang yang bertanggung jawab atas tindakan koreksi harus menjaga keadilan dan kebebasan, karena tidak
31
semua orang bereaksi sama atas tindakan koreksi. Berikut adalah beberapa alasan biaya aktual melebihi biaya yang diperkirakan: a. Prosedur kerja tidak efektif. b. Karyawan tidak dilatih secara baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan. c. Peralatan kurang berfungsi dengan baik. d. Perlengkapan tidak memiliki kualitas yang sesuai dengan situasi. e. Karyawan tidak mempunyai kesadaran akan biaya yang ditimbulkan. f. Karyawan kurang memiliki motivasi untuk bekerja pada level kinerja yang diharapkan.
2.8
Metodologi Penelitian
2.8.1
Metode Pengumpulan Data
a. Observasi Observasi atau observation adalah teknik pengumpulan fakta dimana analis sistem turut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktivitas untuk mempelajari sistem. Observasi merupakan satu dari sekian banyak teknik pengumpulan data yang efektif untuk mempelajari sebuah sistem (Whitten et al, 2004). Observasi memiliki keuntungan dan kelemahan, berikut keuntungan dan kelemahan observasi menurut (Whitten et al, 2004). Kelebihan Observasi:
32
1. Data yang dikumpulkan berdasarkan observasi dapat sangat reliabel. Kadangkadang observasi dilakukan untuk memeriksa validitas data yang dapat dilihat langsung dari individu. 2. Analis dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi. Tugas-tugas kompleks kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, analis sistem dapat mengidentifikasi tugas yang hilang atau tidak digambarkan dengan akurat oleh teknik penemuan fakta lain. Analis juga dapat menemukan data yang menjelaskan lingkungan fisik dari suatu tugas. 3. Observasi relatif tidak mahal disbanding teknik penemuan fakta yang lain. Teknik penemuan fakta yang lain biasanya membutuhkan waktu khusus dari pekerja dan mengeluarkan banyak biaya. 4. Observasi memberi peluang kepada analis untuk melakukan pengukuran kerja. Kelemahan Observasi: Orang biasanya merasa tidak nyaman saat diawasi, mereka mungkin akan berlaku secara berbeda saat diobservasi. 1. Pekerjaan yang diobservasi kemungkinan tidak memasukkan tingkat kesulitan atau volume yang biasanya dialami selama periode waktu tersebut. 2. Beberapa aktivitas sistem dapat terjadi disaat yang tidak wajar, membuat penjadwalan menjadi tidak nyaman bagi analis sistem. 3. Tugas yang sedang diobservasi adalah subyek untuk berbagai tipe interupsi. 4. Beberapa tugas mungkin tidak selalu dilakukan dengan cara seperti yang diobservasi oleh analis sistem.
33
b. Wawancara Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). Kebaikan-kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2008): 1. Kerjasama yang baik dari responden dapat dilakukan. 2. Pewawancara dapat melakukan probing (teknik untuk menstimulasi responden menjawab lebih banyak dan lebih relevan) untuk jawaban yang bias. 3. Bantuan visual khusus atau alat penilai lainnya dapat dilakukan. 4. Responden yang tidak mempunyai pengetahuan dapat diidentifikasi. 5. Pewawancara dapat menyaring responden sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebaliknya,
kelemahan-kelemahan
atau
kejelekan-kejelekan
dari
wawancara adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2008): 1. Biaya mahal jika responden tidak dapat mudah diakses. 2. Membutuhkan pewawancara yang terlatih. 3. Waktu pengumpulan data lama. 4. Beberapa responden tidak mau berbicara dengan orang yang tidak dikenal di rumahnya. 5. Beberapa area pemukiman sulit untuk dijangkau. 6. Responden dapat diatur atau dilatih oleh pewawancara untuk menjawab sesuai kehendak pewawancara. c. Studi Pustaka Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Jurnal dalam bidang keilmuan tertentu termasuk dokumen
34
yang penting merupakan acuan bagi peneliti dalam memahami objek penelitiannya. Bahkan literature-literatur yang relevan dimasukkan pula dalam kategoti dokumen
yang mendukung penelitian. Semua dokumen yang
berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi (Gulo, 2002). 2.8.2
Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktek
terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan stockholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al, 2004). Kebanyakan organisasi memiliki system development process/proses pengembangan sistem resmi yang terdiri dari satu set standar proses-proses atau langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti semua proyek pengembangan sistem. Sementara proses ini dapat bervariasi untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang ditentukan: proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari beberapa langkah pemecahan masalah yang umum (Whitten et al, 2004): 1. Mengidentifikasi masalah. 2. Menganalisis dan memahami masalah. 3. Mengidentifikasi persyaratan dan harapan solusi. 4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang “terbaik”. 5. Mendesain solusi yang dipilih. 6. Mengimplementasi solusi yang dipilih.
35
7. Mengevaluasi hasilnya (Jika masalah tidak terpecahkan, kembalilah ke langkah 1 atau 2 seperlunya).
2.9
Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode untuk
menganalisa dan merancang sistem dengan pendekatan berorientasi object menurut (Mathiassen, 2000). 2.9.1
Keuntungan OOAD Keuntungan dari OOAD menurut (Mathiassen, 2000) adalah :
1. Menurut konsep umum dapat digunakan untuk memodelkan hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language). Noun menjadi object atau class, verb menjadi behavior dan Adjective menjadi attributes. 2. Memberikan informasi yang jelas tentang context dari sistem 3. Mengurangi biaya maintainance 4. Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah 5. Membuat perubahan menjadi lokal tidak berpengaruh pada modul yang lain. 2.9.2
Prinsip Umum OOAD Terdapat empat prinsip umum OOAD, yaitu (Mathiassen, 2000):
1. Model the context Sistem yang bermanfaat sesuai dengan konteks OOAD. Maka adalah penting untuk model kedua-duanya baik application domain dan problem domain selama analisis dan desain.
36
2. Emphasize the architecture Merupakan arsitektur yang mudah dipahami yang memfasilitasi kolaborasi antara designer dan programmer. Arsitektur yang fleksibel membuat modifikasi dan perbaikan sistem yang lebih baik. 3. Reuse Patters Dibangun berdasarkan gagasan-gagasan yang kuat dan komponen pretested memperbaiki kualitas sistem dan produktivitas dari proses development. 4. Tailor the method to suit specific projects Setiap usaha devlopment masing-masing mempunyai tantangan yang unik. OOA&D harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus dari situasi analisis dan desain yang diberikan. 2.9.3
Object, Attribute, Method dan Encapsulation Menurut (Mathiasen, 2000), objek adalah suatu entitas yang mempunyai
identitas, state dan behavior. Contoh pelanggan, karyawan. Atribut adalah data yang dipresentasikan serta memiliki karakteristik yang menarik dari sebuah objek. Menurut Mathiassen, atribut adalah properti deskriptif dari sebuah kelas atau event. Contoh seperti pelanggan yang memiliki nama, alamat, nomor identitas pelanggan disebut sebagai atribut. Atribut memiliki beberapa sifat diantaranya, private, protected dan public. Private yaitu memiliki sifat yang tidak bisa dipanggil dari luar kelas itu sendiri. Protected merupakan suatu sifat yang hanya dapat dipanggil dikelas itu sendiri dan dan hanya bisa diwarisi pada sub kelas yang bersangkutan. Public merupakan sebuah sifat dalam kelas yang dapat dipanggil oleh dan digunakan oleh kelas yang lain.
37
Objek instance adalah setiap hal yang khusus misalnya orang, tempat benda, sebagai nilai atribut dari objek. Behavior adalah apa yang dapat dilakukan suatu objek. Dalam analisis berorientasi objek, behavior dari objek biasanya mengacu
pada
method,
operation
dan
service.
Encaplusation
adalah
penggabungan dari beberapa item bersama-sama kedalam satu unit. 2.9.4
Aktivitas Utama OOAD Terdapat 4 aktivitas utama yang digunakan dalam menggunakan metode
Unified Software Deployment untuk OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dan ditambah 2 aktivitas implementasi berdasarkan pendekatan Mathiassen yang biasa juga disebut A Traditional Top-Down Approach Based on OOAD yaitu (Mathiassen, 2000): 1. Problem Domain Analysis 2. Application Domain Analysis 3. Architecture Design 4. Component Design Aktivitas implementasi yaitu: 1. Programming. 2. Quality Assurance 2.9.4.1 Problem Domain Analysis Problem domain analysis adalah bagian dari sebuah konteks yang diadministrasikan, dimonitor atau dikontrol oleh sebuah sistem. Dalam tahapan ini sistem dirancang sesuai dengan kebutuhan informasi dari pengguna, tahapan ini menentukan hasil dari keseluruhan aktivitas analisis dan perancangan.
38
Problem domain terdiri dari : 1. Classes Class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan objek-objek yang memiliki struktur behavior pattern dan atribut yang sama. Abstraksi, klasifikasi, dan seleksi adalah tugas utama dalam aktifitas kelas. Kelas merupakan tujuan utama dalam mendefinisikan dan membatasi problem domain. Kelas terdiri dari nama kelas, atribut dan operasi. Nama kelas yaitu yang mendefinisikan kelas itu sendiri. 2. Structure Aktifitas structure difokuskan pada hubungan antara classes dan objek. 3. Events Event adalah sebuah kejadian seketika yang melibatkan satu atau lebih objek. Event table mempermudah dalam menganalisa sistem agar tidak ada event yang terlupakan dalam membuat suatu class diagram. 4. Behaviour Pattern Behavior pattern adalah deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua objek di dalam class. Event trace adalah urutan event-event dari suatu objek tertentu. Behavior pattern dapat digambarkan dalam state diagram. State diagram menggambarkan behavior umum dari semua objek dari class tertentu, yang terdiri dari bagian-bagiannya dan transisi di antaranya dan juga dapat menjelaskan usecase. Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimulasi yang diterima. Notasi pada behavioral pattern terdiri dari tiga macam yaitu, sequence selection dan iteration. Sequence merupakan events yang terjadi sekali saja.
39
Selection merupakan sesuatu yang keluar dari peristiwa yang terjadi. Iteration merupakan events yang terjadi nol atau lebih.
Gambar 2.3 Activities in Problem Domain Analysis (Sumber: Mathiassen, 2000) 2.9.4.2 Application Domain Analysis Tahapan ini berfokus pada bagaimana sistem akan digunakan oleh pengguna. Tahap ini dan tahap sebelumnya dapat dimulai secara bergantian, tergantung pada kondisi pengguna. Application Domain adalah organisasi yang mengelola, memantau atau mengontrol problem domain. Application Domain terdiri dari : 1. Usage a. Usecase Usage menggambarkan bagaimana sistem berinteraksi dengan orang dan sistem di dalam konteks. Usage terdiri dari sequence diagram dan use case diagram. Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan actor di dalam application domain. Actor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem target. Actor merupakan abtraksi
40
orang-orang dan sistem yang lain yang aktif pada sistem function. Sebuah use case adalah abtraksi dari interaksi dengan target sistem. Use case dapat diaktifkan oleh actor atau oleh target sistem. Use case yang lengkap menentukan semua penggunaan target sistem didalam application domain. b. Sequence Sequence diagram merupakan peralatan untuk interaksi berkomunikasi diagram. Sebuah interaksi di rancang antara objek atau sistem yang berpartisipasi dalam sebuah kolaborasi. Interaksi dijelaskan oleh pesan-pesan yang diletakkan pada sebuah waktu atau lebih dari dua pesan yang akan dikirim pada saat yang sama. Interaksi merupakan peran komunikasi yang penting yang kenyataannya. beberapa konsep dapat diterapkan pada konteks yang bervariasi. Sequence diagram menggambarkan interaksi antara objek secara beraturan sesuai dengan waktu. Sequence diagram dapat digambarkan dalam beberapa level secara detail dan untuk tujuan yang berbeda pada beberapa langkah yang dikembangkan secara lifecycle. Ketika pesan dikirim pada sebuah objek akan meminta sebuah operasi dari objek. nama pesan biasanya sesuai dengan operasi yang akan diminta. Sebuah pesan diterima, operasi yang telah diminta akan melaksanakan pesan tersebut. pada beberapa tahap selama operasi yang dilakukan tersebut disebut sebagai aktivasi. Periode aktivasi pada periode termasuk beberapa rentang waktu selama operasi yang menunggu respon dari operasi yang lain bahwa yang diminta akan segera dilaksanakan.
41
2. Function Function adalah sebuah fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna bagi actor. Function terdiri dari complete function list. Ada beberapa tipe dari function antara lain: 1. Update Function diaktifkan oleh sebuah event dari problem domain dan hasilnya adalah sebuah perubahan pada model state. 2. Signal Function diaktifkan oleh sebuah perubahan pada model state dan hasilnya sebuah reaksi pada konteks. Reaksi ini mungkin sebuah tampilan kepada actor di application domain. 3. Read Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja pada actor dan hasilnya tampilan sistem yang berhubungan dengan bagian model. 4. Compute Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja pada actor dan terdiri dari sebuah perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model. Hasilnya sebuah tampilan hasil perhitungan. 3. Interface Interface adalah fasilitas-fasilitas yang membuat model dan fungsi-fungsi tersedia bagi actor. Hasil dari interfaces adalah user interface dan system interface. User interface adalah style dialog dan bentuk-bentuk presentasi, daftar elemen dari user interface yang lengkap, windows diagram yang dipilih dan navigation diagram. System interface adalah class diagram untuk eksternal device
42
dan protokol-protokol untuk interaksi dengan sistem lain. Navigation diagram merupakan semua window dari user interface dan hubungan dinamiknya. 2.9.4.3 Architectural Design Dalam tahap ini dirancang arsitektur hubungan antara client dan server yang memadai untuk sistem agar dapat berjalan baik. Perancangan tahap ini menentukan bagaimana struktur sistem fisik akan dibuat dan bagaimana distribusi sistem informasi pada rancangan fisik tersebut. Laporan yang dihasilkan adalah Deployment Diagram. Menurut (Mathiassen, 2000), Aktivitas dalam architectural design: a. Criteria Criteria merupakan sebuah properti dari sebuah arsitektur. Tabel 2.1 Classical criteria for software quality Criteria Usable
Ukuran dari kesesuaian sistem dalam organisasi, hubungan kerja dan konteks teknis.
Secure
Adanya autorisasi pada saat menggunakan data dan fasilitas sistem tersebut.
Efisien
Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.
Correct
Pemenuhan kebutuhan
Reliable
Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi.
Maintainable
Pengalokasian biaya dan perbaikan sistem yang rusak.
Testable
Memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fungsi yang diinginkan.
43
Flexible
Biaya yang dibutuhkan untuk memodifikasi sistem yang dikembangkan.
Comprehensible
Usaha
yang
dibutuhkan
untuk
memperoleh
pemahaman yang masuk akal dari sebuah sistem. Reusable
Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain yang berhubungan.
Portable
Dapat dioperasikan di technical platform yang lain.
Interoperable
Dapat digabungkan dengan sistem yang lain.
(Sumber Terjemahan: Mathiassen, 2000)
b. Komponen arsitektur Komponen arsitektur merupakan struktur sistem, yang saling berhubungan dengan komponen-komponen. Komponen adalah sebuah kumpulan dari bagianbagian program yang membentuk sebuah kesatuan dan mempunyai tugasnya masing-masing. Dalam komponen diagram dapat menggambarkan distribusi dalam client server architecture: Tabel 2.2 Client Server Achictecture
(Sumber Terjemahan: Mathiassen, 2000) c. Proses Proses menggambarkan bagaimana proses sistem didistribusi dan dikoordinasi arsitektur proses. Struktur eksekusi sistem diubah pada independent
44
proses. Tujuan dari desain proses arsitektur adalah untuk menyusun eksekusi pada level physical. 2.9.4.4 Component Design Tahap terakhir dalam Unified Software Deployment sebelum melakukan programming. Sistem akan dimodelkan secara lengkap dalam diagram yang disebut sebagai Component Diagram. Di tahap ini terlihat bagaimana sistem bekerja dan interaksi yang terjadi antara sistem dan pengguna. Menurut (Mathiassen, 2000), Ada beberapa aktifitas dalam component design antara lain: 1. Model Component Model component adalah sebuah bagian dari sebuah sistem yang mengimplementasikan problem domain model. Tujuannya adalah mengirim data yang sekarang dan yang lalu kepada fungsi, interfaces dan kepada user dan sistem yang lain. Hasil dari aktivitas model component adalah sebuah versi revisi pada class diagram dari aktivitas analisis. Dalam desain analisis model digambarkan sebagai class diagram yang dikombinasikan dengan statechart diagram untuk setiap kelas. Dalam model component desain lebih fokus pada informasi yang diambil dari event. Untuk menentukan Revised Class, pertama-tama harus ditentukan private dan common event. Private event adalah event yang hanya melibatkan hanya satu objek pada problem domain. Common event adalah adalah event yang melibatkan beberapa objek, event ini menggambarkan hubungan antara satu objek dengan
45
objek lainnya dan memungkinkan menambahkan hubungan struktural, untuk memungkinkan objek lain mengakses atributnya. Untuk event yang terjadi sekali tampilkan event tersebut sebagai atribut pada kelas dimana event itu berada. Event ini ditandai dengan ” + ”. Untuk event yang terjadi berkali-kali atau iterasi keluarkan event ini sebagai kelas baru. Event ini ditandai dengan ” * ”. Hubungkan kelas baru dengan class dari mana event itu berasal dengan hubungan agregasi. 2. Function Component Merupakan sebuah bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan fungsional. Tujuan dari function component adalah untuk memberikan user interfaces dari system components yang diakses kedalam model. Hasil dari function component adalah sebuah kelas diagram dengan operasi dan spesifikasi operasi yang kompleks. Ada empat tipe dari function component yaitu: 1. Update: berhubungan langsung dengan problem domain. Jika tidak terjadi dalam problem domain maka tidak dilakukan perubahan dalam model system. Menerima data input yang mendeskripsikan dan data output yang mendeskripsikan suatu model. 2. Read: menjelaskan kebutuhan dari user atau system lain untuk mendapatkan informasi dari model. 3. compute: menandakan kebutuhan user atau sistem yang lain yang memproses data yang melibatkan pembajakan dari model.
46
4. signal: merupakan kebutuhan untuk mengontrol pada sistem dimana pada saat system atau control model diatur sehingga status problem domain membutuhkan status yang membutuhkan reaksi. 3. Connecting Component Connecting component terbagi dua yaitu coupling dan cohesion. Coupling adalah sebuah ukuran seberapa dekat dua kelas atau komponen dihubungkan sedangkan Cohesion adalah sebuah ukuran seberapa baik sebuah kelas atau komponen digabungkan bersama. 2.9.4.5 Programming Pada tahapan ini aktifitas yang dilakukan sudah memasuki tahapan desain program untuk sistem yang telah di desain perancangannya. 2.9.4.6 Quality Assurance Pada tahapan ini ada 2 aktifitas yang dilakukan yaitu (Mathiassen, 2000): 1. Testing Sistem Testing adalah proses mengeksekusi program secara intensif untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Definisi ini sangat penting karena akan mempengaruhi pada tata cara pengujian. Pengujian tidak hanya guna mendapatkan program yang benar, namun juga memastikan bahwa program tersebut bebas dari kesalahan-kesalahan untuk segala kondisi. 2. Software release Pada tahapan ini kegiatannya adalah mengaplikasikan sistem pada end user.
47
2.10
Unified Modelling Language (UML) UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu alat bantu yang
sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi Object. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual
yang
memugkinkan bagi pengembang sistem untuk mencetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. Tabel 2.3 Tipe Diagram UML Diagram
Tujuan
Keterangan
Activity
Perilaku prosedural dan pararel
Sudah ada di UML 1
Class
Interaksi diantara Object. Lebih
Di UML 1 disebut
menekankan ke link
collaboration
Struktur dan koneksi dari
Sudah ada di UML 1
Component
komponen Composite
Dekomposisi sebuah class saat
Baru untuk UML 2
Structure
runtime
Deployment
Penyebaran / instalasi ke klien
Sudah ada di UML 1
Interaction
Gabungan antara activity dan
Baru untuk UML 2
Overview
sequence diagram
Object
Contoh konfigurasi instance
Tidak resmi ada di UML 1
Package
Struktur hierarki saat kompilasi
Tidak resmi ada di UML 1
Sequence
Interaksi antar Object. Lebih
Sudah ada di UML 1
menekankan pada urutan State
Bagaimana event mengubah
Sudah ada di UML 1
48
Machine
sebuah Object
Timing
Interaksi antar Object. Lebih
Baru untuk UML 2
menekankan pada waktu Use case
Bagaimana user berinteraksi
Sudah ada di UML1
dengan sebuah sistem
(Sumber: Munawar, 2005)
Artructure Diagram
Component Diagram
Composite Structure Diagram Component Diagram Deployment Diagram
Object Diagram
Package Diagram Diagram
Activity Diagram
Use Case Diagram
State Machine Diagram
Behaviour Diagram
Sequence Diagram
Communication Diagram Interaction Diagram Interaction Diagram
Timing Diagram
Gambar 2.4 Klasifikasi Diagram UML
(Sumber: Munawar, 2005)
49
2.10.1 Use Case Diagram Use case diagam adalah deskripsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dengan sistem disebut scenario. Setiap scenario mendeskripsikan urutan kejadian. Setiap urutan diinisialisasi oleh orang, sistem yang lain, perangkat keras atau urutan waktu. Tiga komponen dalam use case diagram adalah aktor, garis asosiasi dan use case. Aktor adalah abstraction dari orang dan sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Aktor berinteraksi dengan use case tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Aktor biasanya dapat berupa pengguna yang berinteraksi dengan software atau sistem informasi. Namun aktor pun dapat berupa sistem komputer lain yang berinteraksi dengan software. Interaksi ditunjukan dengan garis lurus antara satu komponen dengan komponen lain. Sementara elips melambangkan use case yaitu abstraksi dari interaksi antara sistem dengan aktor. Use case dibuat berdasarkan keperluan aktor. Use case harus merupakan “apa” yang dikerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksi dengan aktor. Nama use case boleh terdiri dari beberapa kata dan tidak boleh ada use case yang memiliki nama yang sama.
50
Stereotype adalah sebuah model khusus yang terbatas untuk kondisi tertentu. Untuk mewujudkan stereotype digunakan simbol “<<” diawalnya dan ditutup dengan simbol
“>>” diakhirnya. <<extend>> digunakan untuk
menunjukan bahwa satu use case merupakan tambahan fungsional dari use case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi. Sedangkan <
> digunakan untuk menggambarkan bahwa use case seluruhnya merupakan fungsionalitas dari use case yang lain. Biasanya <> digunakan untuk menghindari pengcopian suatu use case karena sering dipakai. Setiap use case harus dideskripsikan dalam dokumen yang disebut dengan dokumen flow of event. Dokumen ini mendefinisikan apa yang harus dilakukan oleh system ketika actor mengaktifkan use case. Struktur dari dokumen use case bisa bermacam-macam, tetapi umumnya deskripsi ini paling tidak harus mengandung (Munawar, 2005): -
Brief Description (deskripsi singkat)
-
Actor yang terlibat
-
Precondition yang penting bagi use case untuk memulai
-
Deskripsi rinci dari aliran kejadian yang mencakup: o Main flow dari kejadian yang bias dirinci lagi menjadi:
-
Sub Flow dari kejadian (Sub Flow bisa dibagi lagi menjadi lebih jauh menjadi sub flow yang lebih kecil agar dokumen lebih mudah dibaca dan dimengerti) o Alternative Flow untuk mendefinisikan situasi perkecualian
-
Postcondition yang menjelaskan state dari sistem setelah use case berakhir.
51
2.10.2 Class Diagram Class diagram menggambarkan interaksi statis antara class yang terjadi dalam sistem. Komponen utama dalam class diagram adalah class itu sendiri. Class diagram sangat membantu dalam visualisasi struktur kelas dari suatu sistem. Hal ini disebabkan karena class adalah deskripsi kelompok obyek-obyek dengan property, perilaku (operasi) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada relasinya satu dengan yang lainnya. 2.10.3 Activity Diagram Activity diagram memodelkan alur kerja (work flow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flow chart karena kita dapat memodelkan prosedur logika, proses bisnis dan alur kerja. Perbedaan utamanya adalah flow chart dibuat untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktivitas dari actor. Sebagaimana yang sudah di bahas di bagian pertama studi kasus ini, dengan memodelkan activity diagram terlebih dahulu akan sangat bermanfaat dalam memahami proses bisnis secara keseluruhan. Activity diagram juga sangat berguna dalam menggambarkan perilaku paralel atau menjelaskan bagaimana perilaku dari berbagai use case saling berinteraksi. 2.10.4 Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario. Diagram ini menunjukan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek ini dalam use case. Komponen utama
52
sequence diagram terdiri atas objek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical. 2.10.5 Collaboration Diagram Collaboration
diagram
adalah
perluasan
dari
objek
diagram.
Collaboration diagram menunjukkan message-message objek yang dikirim satu sama lain. Tipe diagram ini menekankan pada hubungan (relationship) antar objek, sedangkan sequence diagram menekankan pada urutan kejadian. Dalam satu collaboration diagram terdapat beberapa object, link dan message. Collaboration diagram digunakan sebagai alat untuk menggambarkan interaksi yang mengungkapkan keputusan mengenai perilaku sistem 2.10.6 Statechart Diagram Statechart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah objek, event yang bisa dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah objek bergerak dari satu state ke state yang lain. Hal ini disebut transition. 2.10.7 Component Diagram Component diagram menggambarkan alokasi semua kelas dan objek ke dalam komponen-komponen dalam desain fisik sistem software. Diagram ini memperlihatkan pengaturan dan kebergantungan antara komponen-komponen software, seperti source code, binary code, dan komponen tereksekusi (executable components). Kita dapat membuat satu atau lebih component diagram untuk
53
menggambarkan komponen dan paket atau menerangkan isi dari tiap-tiap paket komponen. 2.10.8 Deployment Diagram Deployment diagram menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware. Bagian utama hardware/perangkat keras adalah node, yaitu nama umum untuk semua jenis sumber komputasi. Ada dua tipe node yang mungkin. Processor adalah node yang bisa mengeksekusi sebuah component, sedangkan device tidak. Device adalah perangkat keras (seperti printer atau monitor) tipikalnya menjadi interface dengan dunia luar. Node mengandung artifact, dimana artifact adalah manifestasi fisik dari software, biasanya file. File-file ini biasanya bisa dieksekusi/executable (seperti: EXE file, binner, file JAR, assembly atau script), atau file-file data, file-file konfigurasi, dokumen HTML dan lain-lain.
2.11
Database dan DBMS
2.11.1 Database Basis data (Database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas (Kadir, 2003). Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk
54
digunakan dan ditampilkan kembali, dapat digunakan untuk satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data dapat disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, serta disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol (kusrini dan Koniyo, 2007). Definisi-definisi yang berhubungan dengan basis data (kusrini dan Koniyo, 2007): 1. Entity (entitas) adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam 2. Atribut adalah seperti entitas, mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entitas. 3. Data Value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap elemen atau atribut data. 4. Record/tuple adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan, yang menginformasikan suatu entitas secara lengkap. 5. File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama dan mempunyai perbedaan pada data valuenya. 6. Database adalah kumpulan file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan instansi dalam batasan tertentu. 7. Database Management System (DBMS) adalah kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolanya. Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam
55
satu paket program komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data dan melaporkan data dalam database. 2.11.2 Database Management System (DBMS) Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses Database secara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang berbeda-beda (Kadir, 2003). Keunggulan DBMS DBMS memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya sebagai berikut (Kadir, 2003): 1. Mengendalikan/mengurangi duplikasi data. 2. Menjaga konsistensi dan integritas data. 3. Memudahkan dalam memperoleh informasi yang lebih banyak dari data yang sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan menjadi satu. 4. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang. 5. Memaksakan penerapan standar. 6. Dapat menghemat biaya karena data dapat dipakai oleh banyak departemen. 7. Meningkatkan tingkat respond an kemudahan akses pemakai akhir. Kelemahan DBMS 1. Rata-rata DBMS handal sangat mahal.
56
2. Kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Kegagalan memahami DBMS dapat mengakibatkan keputusan rancangan yang salah, yang akan memberikan dampak serius bagi organisasi. 3. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan DBMS sangat besar dan memerlukan memori yang sangat besar agar bisa bekerja dengan efisien. 4. Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu sehingga diperlukan biaya tambahan. 5. Kinerjanya terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini bisa dipahami karena DBMS ditulis supaya dapat menangani hal-hal yang bersifat umum. 2.11.3 Elemen Database Adapun elemen-elemen sistem manajemen basis data adalah sebagai berikut (kusrini dan Koniyo, 2007): 1. Database Database adalah sekumpulan dari item data yang saling berhubungan satu sama lain, yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer, dan harus menggunakan software untuk melakukan manipulasi tertentu. 2. File File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen dan atribut yang sama, namun valuenya berbeda. Database dibentuk dari
57
kumpulan file. File di dalam pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe, diantaranya adalah sebagai berikut: a. File Induk (Master File) 1. File induk acuan (reference master file) adalah file induk yang recordnya relatif statis, jarang berubah nilainya. Misalnya file daftar gaji dan file mata pelajaran. 2. File induk dinamik (dynamic master file) adalah file induk yang nilai record-recordnya sering berubah atau sering dimutakhirkan (update) sebagai hasil dari suatu transaksi. Misalnya file induk data barang, yang setiap saat harus di-update bila terjadi transaksi. b. File Transaksi (Transaction File) File ini bisa disebut input file, digunakan untuk merekam data hasil transaksi yang terjadi. Misalnya file penjualan yang berisi data hasil transaksi penjualan. c. File Laporan (Report File) File ini bisa disebut output file, yaitu yang berisi informasi yang akan ditampilkan. d. File Sejarah (History File) File ini bisa disebut file arsip (archival file), merupakan file yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi tetapi masih disimpan sebagai arsip. e. File Pelindung (Backup File) File ini merupakan salinan dari file-file yang masih aktif di dalam database pada suatu saat tertentu. File ini digunakan sebagai pelindung atau cadangan bila file database yang aktif mengalami kerusakan atau hilang.
58
3. Record Record
adalah
kumpulan
elemen
yang
saling
berkaitan
yang
menginformasikan tentang satu entitas secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi. 4. Field Field adalah bagian tertentu dari data dalam record yang mewakili satu entitas. Misalnya, file anggota dapat dilihat dari fieldnya, seperti kode anggota, nama dan lain-lain. 5. Data Value Data value adalah data aktual atau informasi yang disampaikan pada setiap data elemen atau field data, misalnya field nama anggota memiliki data value Susi, Widi, dan sebagainya. 6. Entity Entity (entitas) adalah objek riil yang dapat dibedakan satu sama lain dan tidak saling bergantung. Misal, pada bidang sirkulasi, entitasnya adalah anggota dan buku. 7. Query Query merupakan perintah yang dirancang untuk memanggil kelompok record tertentu dari satu file atau lebih untuk melakukan operasi pada file. 8. View View adalah data yang terdiri atas sejumlah record yang diproses dalam urutan penampilan.
59
2.12
Pengujian Black-Box Pengujian
black-box
merupakan
pengujian
yang
memungkinkan
perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program (Pressman,
2002).
Pengujian
black-box
juga
merupakan
pendekatan
komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut (Pressman, 2002): 1. Fungsi-Fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja. 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
2.13
XAMPP XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan
website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL di komputer lokal. XAMPP berperan sebagai server web pada komputer. XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang membantu kita melakukan preview sehingga dapat memodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet (Wicaksono, 2008).
60
2.14
MySQL MySQL adalah sebuah sistem manajemen database yang bersifat open
source. MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. MySQL dapat digunakan untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada didalam database. MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang besar. MySQL juga dapat menjalankan perintah-perintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola databasedatabase relasional yang ada di dalamnya (Ramadhan, 2006).
2.15
PHP Menurut (Peranginangin, 2006), PHP (Hypertext Preprocessor) adalah
skrip bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML. PHP sendiri merupakan singkatan dari Personal Home Page. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, melainkan menjadi bersifat dinamis. Sifat server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru kemudian hasilnya dikirim ke browser. PHP tidak terbatas pada hasil keluaran HTML (Hypertext Markup Languages). PHP juga memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF dan
61
movies flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan file XML lainnya. Sintaks program / Skrip PHP ditulis dalam apitan tanda khusus PHP. Ada empat macam pasangan tag PHP yang dapat digunakan untuk menandai blok skrip PHP, yaitu (Peranginangin, 2006): 1. 2. <script language = “PHP”>… 3. ...?> 4. <%...%> Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu : 1.
Embedded Script Embedded script adalah script PHP yang disisipkan diantara tag-tag
dukumen HTML. Embedded Script 2.
Non-embedded Script
62
Non-embedded Script adalah script / program PHP murni. Termasuk tag HTML yang disisipkan dalam script PHP. ”; echo “”; echo “ Mengenal PHP”; echo “”; echo “”; echo “ PHP cukup menyenangkan
”; echo “”; echo “