BAB III TEKNOLOGI PENGAYAAN PAKAN SAPI TERINTEGRASI DENGAN TANAMAN PADI Budi Haryanto dan Dwi Yulistiani Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Boygor
I. PENDAHULUAN Integrasi usaha peternakan dan pertanian tanaman padi merupakan suatu sistem pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal dengan harapan tidak ada limbah yang terbuang tanpa dimanfaatkan . Petani padi pada daerah irigasi teknis mampu menanam tiga kali dalam setahun . Pada daerah yang irigasinya kurang mencukupi, dapat ditanami padi satu •a tau dua kali setahun . Usahatani padi sawah secara tunggal dapat memberikan pendapatan petani sekitar Rp2-3 juta/ha setiap kali panen . Sementara itu, periode tanam sampai panen memerlukan waktu sekitar 100 hari sehingga pendapatan petani setara dengan Rp20-30 rihu/hari . Namun, kebanyakan petani memiliki lahan kurang dari satu hektare, rata-rata hanya 0,5 hektare sehingga tingkat pendapatan hanya sekitar Rp10-15 ribu/hari/keluarga . Tingkat pendapatan ini niasih dirasakan sangat rendah untuk mencapai tingkat kesejahteraan keluarga yang memadai . Secara urnum, petani padi di Jawa Barat belum memanfaatkan limbah tanaman dalam bentuk jerami padi maupun limbah penggilingan gabah dalam bentuk sekam untuk usaha yang dapat mendatangkan tambahan pendapatan . Jerami padi cenderung dibakar setelah panen agar segera dapat mengerjakan pengolahan lahan untuk pertanaman berikutnya . Sementara sekam padi dibiarkan menumpuk di lokasi penggilingan gabah, padahal sekam mempunyai potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif maupun untuk menunjang usaha peternakan .
41
Sisfem lnlegrasi Sapi dengan Tanaman Padi, Sawil, dan Kakao
Beberapa keuntungan dapat diperoich dari usaha peternakan yang terintegrasi dengan tanaman padi, antara lain dapat menghasilkan pupuk organik, bahan bakar alternatif dalarn bentuk biogas . diversifikasi usaha tanaman sayuran, di samping basil ternaknya . Dari aspek tenaga kenja, dengan adanya usaha peternakan berarti akan menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai sumber pendapatan tarnbahan petani . Pengelolaan ternak secara intensif didukung oleh adanya ketersediaan somber pakan yang mencukupi akan meningkatkan skala usaha hingga 20 ekor sapi/keluarga peternak, sepanjang potensi pakan dapat mendukungnya . Sudah diketahui bahwa keberhasilan usaha ternak sangat tergantung pada aspek pakan, balk dari segi nutrisi maupun kecukupan kuantitasnya . Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan nilai nutrisi limbah tanaman padi agar dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dengan • hasil yang balk, maka berikut ini dikemukakan beberapa teknologi pakan yang sebaiknya dilakukan untuk memanfaatkan Iimbah tanaman padi tersebut .
II . POTENSI S MBER PAKAN Tanaman padi mempunyai umur fisiologis untuk menghasilkan malai bunga, bulir padi dan tingkat kemasakan yang bervariasi sesuai dengan varietas masing-masing . Pada waktu awal diperkenalkan teknologi intensifikasi pertanaman padi, arietas tanaman padi yang digunakan mempunyai umur panjang . hingga 5 bulan barn dapat dipanen . Akan tetapi, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka telah disebarluaskan varietas-varietas padi yang berproduksi tinggi dengan umur relatif Iebih pendek, sekitar 120 hari . Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, telah ditemukan varietasvarietas un`ggul vang tahan hama penyakit. berproduksi tinggi dengan umur yang relatif Iebih pendek dan mempunyai rasa vang Iebih enak . 42
istem Integrasi
api dengan
anaman Path,
awit, dan Kakao
Dari tananian padi tersebut, selain padi sebagai produk utama, juga dihasilkan limbah tananian dalam bentuk jerami padi dan juga limbah pengolahan gabah, yaitu dedak, kat l . clan sekam padi . Limbah dan basil ikutan tananian padi in[ dapat dimanfaatkan antara lain umtuk bahan pakan ternak atau sebagai bahan sumber energi alternatif. Jerami padi yang dihasilkan dapat mencapai 5 ton/ha setiap kali panen (Haryanto ei al . . 2002) . Kandungan bahan Lering jerami padi segar sekitar 40-45% sehingga potensi produksi bahan kering jerami padi adalah 2,0-2,25/ha . Adapun kebutuhan ternak sapi adalah sekitar 6-7 kg bahan kering jerami per hari untuk sapi dengan bobot hidup 250 kg . Dedak padi diperoleh pada saat penggilingan gabah nenjadi beras . Proporsi dedak padi sekitar 10% dari bobot gabah . Dedak padi yang termasuk dalam kelas bermutu balk mempunyai kandungan protein minimal 12% dengan kandungan lemak maksimal 15% . Dedak padi dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk ternak sapi, atau digunakan dalam penyusunan ransum dengan komponen bahan pakan Iainnya . Potensi dedak padi cukup tinggi meskipun kandungan lemak yang tinggi menyebabkan dedak padi tidak dapat disimpan dalam jangka vvaktu lama, karena akan terjadi oksidasi lemak oleh enzim lipase yang dapat menyebabkan ketengikan (ranci Katul adalah dedak padi yang halus dan mempunyai nilai nutrisi yang lebih balk daripada dedak, bahkan dapat dikonsumsi manusia dan merupakan sumber vitamin B yang cukup tinggi . ekam adalah bagian kulit gabah yang mempunyai kandungan lignin dan silika cukup tinggi . Meskipun potensi sekam padi mencapai 20% dari gabah, namun pemanfaatannya sebagai pakan ternak kurang balk sehingga lebih banyak digunakan sebagai alas kandang atau bahkan tidak dimanfaatkan sama sekali . ekam padi sebenarnya mempunyai potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif .
43
istem /ntegrasi . api dengan anaman Padi, awit, dan KaAao
2 .1 Peningkatan Nilai Nutrisi Limbah anaman Padi : Jerami, Dedak, Katul, dan ekam Komposisi kimia limbah tanaman padi dalam bentuk jerami_ dedak, katul, dan sekam ditunjukkan dalam abel 1 . Komposisi kimia saja belum dapat menggambarkan nilai nutrisi secara tepat . ntuk itu diperlukan indikator lain seperti nilai degradabilitas serta fermentabilitas dalam kondisi rumen . Pada dasarnya . indikator tersebut adalah nilai hasil fermentasi bahanbahan tersebut, vaitu konsentrasi asam lemak mudah terbang (volatile fativ acids) yang terbentuk . ernakin tinggi konsentrasi asam-asam lemak mudah terbang menunjukkan sernakin tinggi nilai degradabilitas dan fermentabilitasnya . Nilai degradabilitas limbah tanaman padi dipengaruhi oleh derajat kekuatan ikatan molekul-molekul yang terdapat di dalam bagian dinding sel (cell wall) . Dinding sel ini . pada umumnya terdiri atas selulosa . hemiselulosa, lignin . dan silika . elulosa merupakan rangkaian gglukosa dengan ikatan (3(l-4) yang sulit dipecah kecuali oleh enzim selulase kompleks yang terdiri atas endo (1-4) glukanase (endoglukanase), selobio-hydrolase (exoglukanase) dan glukosidase (selobiase) . Hemiselulosa merupakan rangkaian pentosan, sedangkan lignin merupakan senyassa phenolik yang terdiri dari p-coumaryl, coniferyl dan synapyl alkohol yang kemudian terpolimerisasi didalam dinding sel tanaman membentuk makromolekul tiga dimensi . Kekuatan ikatan molekul setiap komponen tersebut menyebabkan dinding sel tanaman sulit dipecah meskipun oleh enzim pemecah serat (frhroliiic ert-vines) . Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai nutrisi limbah tanaman padi perlu dilakukan upaya untuk melonggarkan ikatan molekul tersebut sehingga komponen selulosa dan hemiselulosa akan lebih mudah dipecah oleh enzim van
44
islem tntegrasi
api dengarr
an amen Padi,
ewit, dun Kakao
abel 1 . Komposisi kimiajcrami . dedak dan sekam (herdasarkan hahan kcrine) Bahan Jeram 1 Jerarni 2 Dedak 1 Dedak 2 Dedak 3 Katul ekam umput Gajah Alangalang umput Panicum
Abu o/
24,5 21 2 11 .7 14,7 16 .3 90 197
Lemak
erat Kasar
BE N
Protein Kasar
DN
Ca
P
Mg
K
25 338 17 35 .9 14 .1 11 .6 4 .9 19,8 3 .7 27 .8 _ 12 .4 6 .0 -1 5 -4-3 .3
35 .0 37 .4 48 .7 50 .8 44 .7 58 .6 317
43 3 .7 13,8
99
_
7 .6 140 3 .8
4 39 81 0.12 1 .51 29 0.23 1 .16 _ 14-6,D- 1226 85 0.65 148 _ 12 6.16 015
1 .05 1 .65 1, .05 087 0 .15
13 .4
2 .0
38 .8
40 .3
5,5
45
0.53
0.29
0,29
73
2 .3
500
35 7
4.7
47
0 .13
0.09
-
42,3
4,9
46
0 .26
0.36
114
Na %
%
10
403
_
Zn PPM
%
_
o oi --
1 .74 1 .8E 2 .05 1 6 45
24 sa
_014604
28,
1
0.12 0 12
019
-
1
umber : I ilhman et al. ( 1986)
ementara itu, kandungan protein kasar. selulosa, hemiselulosa, lignin, dan silika jerami dari berbagai varietas pad] di Indonesia (I -36, Batang Pane, I -54, I -64, Citandui, Progo, Cisadane, Krueng Aceh, Kapuas, dan untang) tidak menunjukkan perbedaan yang besar,terutama pada kandungan protein kasar dengan rataan sebesar 5,6% kecuali varietas Progo (paling rendah, 5%) dan untang (paling tinggi, 6%) . Pada musim hujan diperoleh kandungan protein kasar yang lebih tinggi (6%) dibandingkan pada musim kemarau (5,1%) . Kandungan selulosa tidak berbeda nyata antarvarietas (rataan 46,7%) dengan kandungan hemiselulosa 25 .6%, lignin 7% . dan silika 17,4% ( oebarinoto et al ., 1992) . abel 2 . Kon3 osisi zat izi erami adi scour (% herdasarkan hahan kerine) Varietas Protein kas_a_r NDF ADF L~nin -36 -5 8 ---794 53,9 - -7,7 3atang Pane 5,4 83,2 55 5 6,7 -54 -64
5 .2 5_8
79,5 77,5
53 .1 53 5
3ttandui
5 .7 5,0 5,6 5,5 5,7
80,9 79,2 79 .3 78,0
54 .2 54,9 53 .2
:isadane (r ueng Aceh 52 .8 (apuas_- _ 79,2 54 .2 untang 6 .0 77,9 52 .5 3asmati 4,1 69,2 laya 5,5 729 3ita 3 .6 72,8 um ber : ocharinoto et al . (1992) dan ingh (1992) Keterangan : NI)I : .Aeutrul detergi~ent liber : ADF : .Iciddetergent fiber
6,7 6 .4 6,7 6,8 6,9 7,5 7,5 7,6 -
45
3198 28 90
islen : Inlegrasi
api dengan
anunwn Path,
awit, dan Kakao
Berdasarkan komponen jerami padi, ternyata data menunjukkan bahwa rata-rata 63 .5% adalah daun, sedangkan 36 .5 °% o terdiri atas panicle (merang) dan batang (Hermanto ei ul., 1992) . Disebutkan juga bahwa perkiraan kontribusi tiap-tiap komponen jerami (daun . tulang daun . panicle, batang atas, dan batang bawah) berturut-turut adalah 23,6% . 31,8%, 8% ; 13,9%, dan 22,7% terhadap nilai nutrisi keseluruhan jerami padi .
2.2 Jerami Padi Jerami padi dari berbagai varietas tanarnan padi mempunyai komposisi kimia yang berbeda . Perbedaan komposisi kirnia ini terutama pada kandungan protein dan serat . Mengingat bahwa jerami adalah bagian dari tanaman vang sudah pada fase generatif. maka biasanya mempunyai kandungan serat yang tinggi dengan kadar lignin yang sudah berkembang melindungi selulosa dan hemiseInlosa secara kuat . Kandungan protein jerami bervariasi dari 3-5% berdasarkan bahan kering, sedangkan kandungan set- at detergen netral (neutrczl (1etergenl fiber = NDF) dapat mencapai 70% atau lebih . paya peningkatan nilai nutrisi jerami padi sudah dilakukan sejak lama . eknologi yang pernah dilakukan antara lain menggunakan cara fisik, larutan basa kuat, amoniasi, dan nil krobiologis . Pilihan teknologi yang tepat bagi petani didasarkan pada kennidahan pelaksanaan (kepraktisan), pertimbangan ekonomi (mudah) . serta manfaat yang diperoleh . Cara tisik yang dilakukan antara lain pencacahan (chapping) menjadi partikel yang lebili kecil, namun cara ini belum dapat meningkatkan nilai nutrisi jerarni padi secara signifik in . Perebusan dapat membuat,jerami padi menjadi lebih lunak dan dapat lebili mudah dicerna, namun memerlukan energi yang cukup tinggi . Penggunaan larutan basa kuat seperti NaOH, KOH . Ca (OH), pernah pula dilakukan . Peningkatan kecernaan serat dapat terlihat oleh adanya perlakuan basa in[ . Kesulitannya adalah bahan kimia tersebut tidak nnidah diperoleh, apalagi di tingkat petani . selain harganya ju~ga relatif mahal . 46
i.stem Integrasi
api dengan
anaman Padi,
awit, dan liakaa
Cara yang mudah dan relatif banyak dilakukan adalah melalui proses amoniasi secara anaerob . Hasil yang diperoleh biasanya dapat meningkatkan kandungan protein, karena adanya penambahan N urea, dan dapat meningkatkan kecernaan serat (selulosa dan hemiselulosa) karena adanya proses pelonggaran ikatan antara selulosa clan lignin . Namun, proses amoniasi dapat menyebabkan ban amonia yang menyengat dan dapat mengganggu kesehatan ternak seperti terjadinya iritasi saiuran pernafasan . Di samping itu, proses anaerob yang diperlukan menyebabkan cara ini masih kurang praktis di tingkat petani . Proses biofermentasi jerami padi merupakan kombinasi dari amoniasi dan mikrobiologis . yang dapat dilakukan secara terbuka (aerob) . Pada saat ini, banyak preparat mikrobiologis yang dapat digunakan untuk proses biofermentasi ini . Pada prinsipnya adalah jerami padi menjadi somber selulosa dan hemiselulosa (karbohidrat) yang dapat digunakan.sebagai media tumbuh untuk mikroba . Oleh karena itu, agar mikroba dapat tumbuh dengan balk maka perlu diberikan kondisi lingkungan mikro yang sesuai, antara lain kelembapan dan unsur N yang diperlukan untuk sintesis protein mikroba . Hasil proses biofermentasi jerami padi adalah jerami padi yang mempunyai tekstur relatif lunak, kandungan protein meningkat . tidak ada bau amonia, dan kecernaan komponen serat Iebih tinggi . Kecernaan serat yang Iebih tinggi tersebut disebabkan oleh adanya pemecahan enzimatis komponen serat karena adanya pertumbuhan mikroba penghasil enzim pemecah serat (fihrolvtic enzvnies) selama proses fermentasi aerob . ebagai akibatnya, pada saat jerami yang sudah mengalami proses biofennentasi tersebut diberikan kepada ternak, maka komponen serat di dalamnya akan Iebih mudah dicerna oleh mikroba rumen . Berikut ini adalah metode fermentasi yang dapat dilakukan secara sederhana dan mudah diterapkan di lapang . ntuk meningkatkan kualitas nutrisi jerami padi perlu dilakukan proses fermentasi terbuka selama 21 hari . Hal ini dilakukan dengan menggunakan probiotik sebagai pemacu proses degradasi komponen serat dalam jerami pad] sehingga akan Iebih mudah 47
istern Integrnsi
api dengan
anaman Padi,
awit, dan Kakno
dicerna oleh ternak . Proses fermentasi terbuka in] dapat dilakukan pada tempat terlindung dari hujan maupun sinar matahari langsung . Proses pembuatan dibagi men jadi dua tahap, yaitu tahap fermentatif dan tahap pengeringan dan peny impanan . Pada tahap pertama, jcrami padi yang baru dipanen dari savyah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan tersebut, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air sckit ;ir 60% . Bahan yang digunakan dalam proses fermentatif adalah urea dan Probion . vaitu campuran dari berbagai mikroorganisme yang dapat membantu pemecahan komponen set-at dalam jerami padi tersebut . Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan Probion dan urea dengan takaran sebanyak 2 .5 kg Probion dan 2 .5 kg urea untuk setiap ton jerami padi segar . umpukan _jerami tersebut dapat tilakukan hingga ketinggian sekitar 3 nm . etelah pencampuran dilakukan secara merata- kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentatifdapat berlangsung dengan balk . ahap kedua adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi tersebut . umpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentatif tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang juga terlindung . etelah proses pengeringan maka jerami padi fermentasi tersebut dapat diberikan kepada sapi sebagai pakan menggantikan rumput segar . Dengan cara demikian pemanfaatan hijauan pakan ternak dalam bentuk jerami padi akan dapat dilakukan sepanjang tahun dan lebili efisien dalam pemanfaatan waktu dan tenaga peternak . Bangunan tempat pembuatan jerami padi fermentasi berkapasitas 10 ton dapat dibuat dengan ukuran 4 x 10 m , . Lantai dasar bangunan terbuat dari beton/semen-bata tanpa dinding . Bahan terbuat dari kayu atau bambu yang cukup besar dan kuat . Atap terbuat dari genting atau Bahan lain yang tersedia dengan jarak lantai ke atap adalah 3 m . 48
isiem hitegrasi
api dengan
ananum Padi,
aw it, dan Kakao
ebagai ganibaran dalam pelaksanaan pembuatan jerami padi yang difernientasikan dapat dilihat dalam alur berikut : .Icrami dari sam ah
untpukan + P
OBION - urea
Proses fermentasi dan amoniasi (3 mine-u)
Pengcrimgan inar nmtahari i I
Pengepresan Mcnggunakan alat i PcnNimpanan
1 Pemberian pada ternak sapi
Pemanfaatan massa tanaman padi yang terdiri atas jerami beserta hulir padi sebagai pakan ternak telah coba dikem bail gkan di Jepang dan Korea . Massa tanaman tersehut dibuat dalam bentuk silase Nang dikenal sebagai whole crop silage . Namun, metode ini kemungkinan besar tidak sesuai tmtuk Indonesia karena basil padi merupakan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia, sehingga sulit untuk diterapkan .
2.3 Dedak Padi llntuk ternak ruminansia, dedak padi merupakan hahan pakan yang herkualitas balk, namun kandungan lemak yang masih tin`ggi menjadi kendala pemanfaatan dedak padi dalam ransom . Kandun g an lemak yang tinggi di dalam ransum akan 49
istem Integrusi
api dengan
onaman Padi,
awit, thin Kitkao
menyebabkan penurunan kecernaan serat karena populasi mikroba penghasil enzim pemccah serat di dalam rumen akan tergan ggu . Dedak padi yang jumlahnya sekitar IO% dari padi yang digiling mempunyai kandungan eneryci dan protein yang cukup balk . Kandungan gizi dedak padi sangat bervariasi tergantung dari jenis padi dan macam mesin penggiling yang digunakan . aw hal yang perlu diingat bahwa pada saat dedak sulit didapat, sering kali dedak dicampur dengan sekam yang telah digiling . I lal ini akan menurunkan kualitas atau nilai gizi dedak tersebut, yang diindikasikan dengan tingginya kandungan serat kasar dedak campuran tersebut . Cresvvell (1987) melaporkan bahwa hasil analisis dari 4 sampel dedak padi yang berasal dari Indonesia memiliki kandungan protein kasar dengan kisaran 12,7-13 .54-b . lemak 10,6-13,6%, dan serat kasar 8 .2-12,2% . Kandungan serat kasar dan minvak yang tinggi menyebabkan penggun .an dedak padi dalam ransom unggas menjadi terbatas . Minyak dedak nmdah terhidrolisis menjadi asam lemak bebas sehin`gga sulit dicerna dan diserap oleh avam, dan sebagai konsekuensinya penampilan ternak men jadi lebih rendah . Peningkatan nilai nutrisi dedak padi melalui defatting yaitu menghilangkan kandungan lemak dapat dilakukan melalui proses penyan g raian yang dilanjutkan dengan proses ekstraksi dan penyaringan . Proses sangrai ini dapat membuat inaktif enzim lipase yang terdapat di dalam dedak padi . Dengan proses ekstraksi . lemak dedak padi dapat dipisahkan . Biasanya proses ekstraksi menggunakan etanol atau n-heksan . Minyak dedak mempunyai nilai ekonomI yang tinggi dan mengandung antioksidan alami seperti tokoferol dan tokotrienol serta orizanol .
50
istem tntegrasi api dengan curmnan Padi,
aivit, dan Kakao
2.4 Katul Katul yang mempunyai tekstur Iebih halus daripada dedak padi mempunyai kandungan vitamin B yang cukup tinggi . Katul dapat digunakan sebagai bahan penyusun pakan konsentrat untuk ternak monogastrik maupun ruminansia . Bahkan masih cukup balk untuk bahan pangan . Karena kandungan vitamin B yang cukup ting`gi, katul dapat digunakan untuk mencegah penyakit beri-beri .
2.5
ekam
ekam merupakan kulit luar dari gabah, mempunyai kandungan lignin dan silika yang cukup tinggi . Pada saluran cerna ternak ruminansia, sekam tidak mudah didegradasi . ekam yang digiling halos kadangkala dicampurkan pada dedak padi sellingga akan menurunkan nilai nutrisi campuran tersebut . Meskipun tidak dapat dimanfaatkan dalam jumlah besar sebagai bahan pakan ternak, sekam dapat digunakan sebagai alas kandang, bahan pembuatan kompos atau digunakan sebagai bahan bakar sumber energi alternatif. paya peningkatan kualitas sekam agar dapat digunakan sebagai pakan ternak pernah dilakukan menggunakan metode suplementasi multienzim (ferulic acid esterase . xvlanase, cellulase, en (loglucanuse [1, 11], and fi-glucanase) secara in vitro dan dilaporkan dapat meningkatkan nilai kecernaan bahan kering dl dalam media inkubasi . Namun sekam yang digunakan adalah sekam dari oat (Arenu salivu) ( u ei al ., 2005) .
2 .6 Pengayaan Protein Limbah
anaman Padi
paya untuk meningkatkan kandungan protein jerami pad I, dedak padi atau katul dapat dilakukan melalui berbagai cara . I intuk jerami padi dapat digunakan cara amoniasi, meskipun 51
istem Integrasi
api dengan
anaman Path,
awit, dan Kakao
peningkatan kandungan protein tersebut hanya disebabkan oleh penainbahan unsur N dari urea . Proses biofermentasi jerami padi juga dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan protein, \aitu melalui pembentukan protein mikroba yang digunakan dalam proses biofermentasi tersebut . Dalam hal ini, jerami padi men jadi media pertumbuhan mikroba, sedangkan sumber N untuk sintesa protein mikroba diperoleh dari N urea yang juga ditambahkan dalam proses biofermentasi tersebut . ntuk dedak padi, upaya peningkatan kandungan protein dapat dilakukan melalui penurunan kandungan lemak didalamnya sehingga persentase protein akan meningkat . Penurunan kandungan lemak dapat dilakukan melalui proses fisik den-an alat pres, atau menggunakan cara biokimiawi melalui kerja ensimatis untuk menarik/mengikat komponen lemak dan memisahkan m a dari komponen yang lain . Cara lain ~ang dapat dilakukan adalah melalui ekstraksi protein dari dedak padi sehingga akan diperoleh konsentrat protein dedak . Disamping itu, nama dengan jcraini padi, peningkatan kandungan protein dedak padi dapat pula dilakukan melalui proses hiol -crmentasi menggunakan kapang, misalnya Plctn•o itts u lrcoIr . (jamur tiram) atau :f .tihc rgillus ficcutts .
2.7 Formulasi Pakan Mcii_v usun ransom untuk ternak dapat menggunakan berhagai macam hahan pakan . Beherapa hal yang harus diketahui dalam pen\usunan ransum, antara lain adalah komposisi iat yang terkandung didalam m a . akseptabilitas hahan pakan oleh ternak_ status lisiologis ternak, tin g kat produktivitas ternak van(-) diharapkan dan mampu dilakukan sesuai kemampuan ,enetil : ternak, serta harga masing-masing hahan pakan tersebut . Perhitun`,an secara sederhana untuk menentukan proporsi masing-masin ., hahan pakan dalarn suatu campuran dapat
isiem Inregrasi api dengart wtanmn Padi, aw it, dan tiakao
dilakukan melalui trial and error sehingga akan diperoleh komposisi ransom y-ang memenuhi kebutuhan ternak . ntuk nleningkatkan etisiensi ekonomi usaha ternak . strategi pemberian pakan nierupakan salah sate cara yang, dapat diterapkan . Jumlah pemberian pakan dapat dilakukan den( an mempertinlbangkan bobot hidup ternak dan tingkat produksi yang diinginkan . ntuk memenuhi kebutuhan zat gizi ternak guna mempertahankan hidup pokok (ln(i hNenarn•e regliircnent) dan untuk berproduksi (pertambahan bobot badan, produksi susu, produksi wool, produksi tenaga) dapat diupayakan secara optitnal .
2 .8 Penyusunan
ansum
ntuk menyusun ransum, s etidak-tidakn.v a diperlukan informasi mengenai komposisi zat gizi bahan pakan ang digunakan, tingkat akseptabilitas bahan pakan tersebut oleh ternak sera harga . Peru itun`gan matematis dapat dilakukan menggunakan perangkat komputer, sellingga perlu disusun tabulasi sebagaimana ditunjukkan dalam abel 3 . abel 3 . Komposisi /at gizi herhaoai hahan P akan lane d igunakan ME CP FA P DD Fiber
lBahan pakan Jagun~
2 .901
9_0 0
7
4 44
5 .22
Harp
pj
2 14
1300
Bun gk d kedelai
3 05
45 00
3,32
36 77
6 .03
3000
11ungkil kelapa
2,00
19 .00
8,98
_14,06_
12 .78
1500
Polard
2,50
16 .00
11,41
7 .11
1-
2 991
12 .00
41 ,55 9,81
L-
2,30
63,00
3,00
50 .40
2 .00
5000 1200
Dedakpadi L epung ikan apeseed
7 .88
-
9,36
--
1600
-
950
2,85
38 .00
3 50
24 70
5,00
GNC
3 00
52,00
5 .00
36,40
3,00
800
Blood meal
2,30
7700
0,50
61,60
0,00
1300
Molasses
2 .80
_ 3 .00
0,00
2_,10
000
1050
apioka
3,10
2 .40
0,00
1 20
2,00
450
allow
3,50
0 .00
99,00
0 00
0,00
2,40
18 .00
4,00
10,80
7 00
1000 13001
1,00
4 00
0 00
8,00
1 500
esameseed
2,60
42 00
3,50
29 40
5,50
1300
rea
0,00
281 00
0,00
0 00
1600
-0 .00 0 .00 0 .00 0 00
0 .00 -0 .00
2. 5290 0,00
0 .00
60001
0 00
100
Palm kernel cake LProbion
Mineral IGaram
1
_
240
0 .00 ---- _
5i
isten, hntegrasi
api dengan
anainan Padi,
tavit, dan Kakao
Berdasarkan pengetahuan yang ada, dapat ditormulasikan proporsi masing-masing bahan pakan menjadi suatu ransum yang mempunyai kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan ternak ( abel 4a dan 4b) . Biasanya penyusunan ransum selalu didasarkan pada satuan bahan kering (dly m (itter) . Oleh karena itu .. dalam pelaksanaannya penyusunan proporsi masing-masing bahan pakan harus dikonversikan kembali pada kondisi segar, vaitu kondisi bahan-bahan pakan yang tersedia pada saat penyusunan ransum . Komponen bahan pakan yang dapat diperoleh dari kawasan pertanian tanaman padi dan usaha pen ggilingan gabah men jadi beras, dapat digunakan dalain penyusunan ransum untuk ternak . Komposisi kimia dan sifat degradabilitas bahan-bahan tersebut perlu d [pert imbangkan untuk menentukan proporsi masingmasing bahan yang akan dicampurkan . Jerami padi dapat digunakan menjadi bahan sumber serat . dedak padi dianggap sebagai bahan sumber protein sedangkan sekam padi merupakan hahan pengisi (filler) . Kekurangan protein dan energi harus diusahakan ada LIP lementasi dari bahan-hahan pakan lain sumher protein atau energi . Komposisi mineral, terutama Ca dan P dalam campuran apabila masih kurang maka harus ditambahkan dicalcium phosphat (DCP) . sedangkan mineral Na dapat dipenuhi dengan cara menambahkan garam di dalam campuran pakan . Dalam penyusunan k rnnda pakan harus dipertimbangkan juga aspek harga masing-masing bahan yang digunakan sell ing`ga dapat disusun pakan dengan harga yang terjangkau .
54
istem Integrasi
api dengan
awit, dan Ktykao
attainan Padi,
abel 4a . Forniulasi ranstun Bahan pakan -
I
Kadar bahan keri n9
t
- _0,85
Jang Bwguynela
1
-
ation er 100 kcil
0 .901
Bungkil kel.p a 015 0 .87
Declak padi
E-
GNC Blood meal I
0nqv-k--allow
w
---o - - - 0 .90 0,90
Molasses - ---
Palm kernel cake Probion o-many-Lrea --00 ,qaram
ME
Pro ein
0 .00
oo
0 .00
-kqq
20 .00
0f0 ,
2000
0,60
-
0 .00 - 0,o0 0 .00
0,00
-000
Nilai - ( P)
010 0 .0l
0 .001 _ _ 0,00 _
daml
e-p-ng ken - --- -
t
_
0 .001 _ qj , 314,
01
91 0
2 .41
21839
o
- - - 0
oj
al
0 -- 0
all .
9.
1
376471
0 .95
6, 0 6~
0 99 .00 0
010 '
0
0 .75
0,00
010
0 .00
0
rm0 [
0,93
0 .7 21__ _15000]
0,00 -- 0,00
01 392891
- 0,90 - 0,95 0,90 -
27,20
1 .00
0,00
0,00
0,90
0 .00
0,001
0-99 -~-. . .
010 1 .501
0,001
0 .84L_4851
0,00
-- 1'OOL
0,00i
O . OdI -- 190001 0~O ~0
Inal 0,95 L_ _
-19-001 0,654,901
-
o, Po 0,00
91 0]
55
istem Integrasi
o O
y N y a
0 C
_
o't Cn 0 N- _,
_ I
O
_
^ (N
O N
api dengan
G o O
- o0
O
O
0 O
cv
Ln 0) CV
an aman Padi,
awit, dai .
o o
n
o o N- C) CD 0 0 N C) a)
O
!D N
O
O
O
--
O
z
0 O O
a 0 _ a~-f O_ Oc vi
-C -- o c o - o C 0 O --~C CI 0 C O O G O 0 0 0 a 0 0 C) 0 0 0 o _. o C 0)- 0o 0 C 0 0 0
0
- I~ O N v N-
O O 0 0
O N ~.. O O ~ 0 C Nl N -
O 0 0 0
0
) C
0
L, O O
O 0 O
O O C
O O D
- OO OC ) co O
O o O
O O C O o C
C C C
o C
- 0) OO O O O a~ 47 uO O m o o~ o 0 N
C
O
0
0
NC --
O O O O C O
O O C
O o O C C O
co v
o a
0
a O
O O 0
O ~~ C c
0 a
N O C ~7 O O CI o
i a' ~ j
~r D
~~ ~
co
o i I, o
O N
-
,
O
a' ~
G
C~
C
O ~I O
O O
-
O I-
O C
O
LO O O
C O
O
V
t 0_
_
O
O I O O'J
N N
o
C
~c~ O
O
0 0 0
0
C.
'm Z C) 0
o
o
N N
N
co ~
I
C
o
O
C O
O O
C O
^ O
M
C --
N 2
-
-
__
0
_
C
o°
-- 0
L N
i
N m
56
7 m
r C . `p > > o~ C2 m a- o
a
~' c" a
D ~ C
c )
>
~n
sa tem/me:m`ap/° engxxnmvmoxn^xuo w tam/ xbd I K ch o uhan mn ak LM mk ber )rod dvi
aw 100 50 200 2M 390 350 400
1,76 2A5
1,67__1,59___ 100 __A,50 210 225 225 6,00 3 .06 M,, 4 P-- 4,17 5 3,75 7,80 9 4 .33 3 . 9A 3 .90 5,35 96 4,55 4~5 0 6_ 5,7_8 5 .20 5 .20
4
5W 550__
E~O_
_12,101
_1 1
6,11 6,47 _ 7,12_ 6_72
50 6,0 5
66,0055 _
_6 1 ~~
569
5,69
_0-09 ~316 0,474
250 243 3770
18,303 19M5 2Z208 25,380
OjOO
28 6534 7623 8712
29,5291
1,274 1013~
7,321 MM2
-2
L58 5
9529
Bcnjusurkun pcrhi t uogun k e huk/hun pakan ternak sapi on(uk berproduksi yang /crg un tun g pada bobot ternak Ji\un ukkun du!um table 5 . Jum!uh bahan kcrin g pakan yang diknnsumsi dihcn!u k un po!u oleh imbangan antara n/mput dengan pakan konsentrat yang podu gilirannya akan mun e n
57
istem Inlegrasi
api dengan
anaman Padi,
aivii, dan Kakao
abel 6 . P erkiraan res ons ternak Input DOM Kq_ -- E/P
Output prod
1 85 ----37,691_ 2,781 37,69 3,71 1 37,69 463 3769 4,82 37 69 5 62 37 69 6 .42 37 .69 7 22 37,69 6,79 37,69 7 47 37 .69 6 67I 37 69 7 02i 37 69
3,84 6,27 8 79 11 .39 11 .11 13 31 15,54 1 81 15,21 _17,04 13 02 13,601
DP/MB
Gain/D Gain /D Profit p edang inggi 15000 2 .79 1,6 7,49 0,89 1,13 - 10769 14483 8,29 1,04 1,29 11770 15532 8,91 1 .15 1,4_1 12260 16059 9,42 1,25 1,50 12448 16277 8,55 1_,08 1,34 9724L. 135CLA 8 88j_ 1 15 1,4 0 9583 _13380 9,18I 1,20 1 .46 9346 13160 9,461 126 1 .51 9032 12863 8,22 1,02 1,27 6112 9869! 1,06 1 .31 5750 9519 -.,--8,4 1 7 .041 0 .80 1 05 2945 6632 6,98t 07 1,03 2302J 5985
endah 3 .79 0,70 0,85 0,96 1,06 0,89 0 96 1 01 1 07 083 0,87 0 61 0,60[
Mineral adalah komponen pakan yang perlu pula mendapatkan perhatian . ernak yang kel:urangan mineral tertentu akan mempunyai kinerja (perforntarlce) yang tidak optimal . Mineral dihedakan menjadi dua, yaitu (1) mineral mikro . seperti Ca, P . K, Mg, Na dan , dan (2) mineral mikro, seperti In, Cu, Mn . Co, Cr, Fe, e, I yang dianggap esensial dan beberapa mineral mikro lainnya seperti F, Li, i, Va . Ni, As, dan Pb . Mineral dapat diberikan sebagai komponen pakan konsentrat dalam bentuk vitamin-mineral . mix ernak ruminansia tidak memerlukan vitamin B dan K secara besar karena vitamin tersebut dapat disintesis oleh mikroba rumen . ementara vitamin A dan I' perlu ditambahkan karena vitamin tersebut tidak dibuat di dalam tubuh ternak . Garam (NaCI) dapat diberikan sebagai garam jilat atau garam yam`, selalu tersedia tetapi pemanfaatannya oleh ternak tidak berlebihan . ntuk memberikan tambahan mineral yang dibutuhkan ternak, dapat dibuat campuran mineral dalam bentuk block dengan komposisi sehagaimana ditunjukkan pada abel 7 . ementara itu, perkiraan kebutuhan mineral untuk sapi potong ditunjukkan dalam abel 8 .
5g
7925 8922 9408 9593 6874 6731 6492 6177 3263 2901 103 -5401
islenr Integrasi
api dengan
ananran Padi,
tnvil, dan Kakao
abel 7 . Kom )osisi mineral block Bahan Dedak padi _ Molases Mineral lengkap(Premixj Mineral mikro terte_ntu, ppm Kapur rea Garam emen ep .ng tulang - Onggok Lain-lain
Kisaran __
KomposisJ )_ 20 30 2 10 7 3
2 10 6
__
__
_
-
__15-30 20-35 1-3 5-50 5-10 2-7 3-7 3-6 1-5 3-12 0-10
abel 8 . Kebutuhan mineral dan level maksirnum yang dapat ditoleransi untuk sa i oton Mineral
Kebutuhan Kisaran
aran Ca, % Co, Ppm Cu, ppm 1 1 ppmFe,ppm
Mg, % Mn, ppm MO,, P o/ppm K, % e ppm Na . % CI % % Zn ppm
- -
0,10 8 0,5 50 0,10 40 _
--------0,65 0,20 0,08 0,10 30
Maksimal
0,07-0,11 4-10 0,20 - O 50 - 100 . 0,05 - 0,25 __20-50 ---- --
-0,5-0,7 0,05-0,30 0,06-0,10 0 .08-0,15 20-40
2-
5 115 50 1000 0 .40 1000 -
-
6 ---3 10 0,40 500
2 .9 Air Minum Kebutuhan air minum ternaksapi cukup besar apalagi bila pakan yang diberikan mempunyai kadar air rendah . umput segar sang diberikan masih mempunyai kadar air sekitar 80% sedan (y kan pakan konsentrat hanya + 10% . eekor sapi seberat 250 kg memerlukan air minum sekitar 40 liter per hari . Jadi, apabila rumput segar diberikan sebanyak 25 kg/hari maka akan rnemberikan sumbangan air sebanyak 20 liter . Oleh karena itu, rnasih diperlukan tambahan air minum sekitar 20 liter/har1 . Air minum sebaiknya berasal dari sumber air bersih (sumur atau sungai) . tidak berbau, tidak mengandung unsur kimia (logam berat) yang membahayakan kesehatan ternak . Pemberian 59
istent Integrasi upi dengan
wtaman Padi, awit, r/an Kukan
air minum dapat dilakukan melalui tempat air (bak minum) yang hares dibersihkan pada waktu-waktu tertentu .
III . KEB
HAN
EKNOLOGI KE DEPAN
eknologi pakan yang perlu dikembangkan ke depan adalah teknologi yang mampu meningkatkan nilai nutrisi limbah tanaman padi serta efisiensi kerja penanganan limbah tersebut . Formulasi pakan yang efisien dan mempunyai nilai fermentabilitas tinggi disertai dengan strategi pengaturan ketersediaan nutrien yang dapat dimetabolis secara tepat waktu dan jumlah sehingga akan menghasilkan produk ternak yang optimal . Dukungan teknologi mekanisasi yang sesuai dengan kondisi vN ilayah masing-masing sangat diperlukan untuk penanganan limbah tanaman padi secara efisien dan ekononiis . Keberlanjutan usaha peternakan juga dipengaruhi oleh keberhasilan aspek reproduksi . Oleh karena itu, kondisi induk yang ideal untuk bereproduksi harus menjad' salah satu tujuan . Faktor pakan juga berpengaruh penting dalam kaitan dengan aspek reproduksi mi . eknologi pakan untuk ternak induk perlu dikembangkan . trategi pemberian pakan selama satu siklus generasi dari fase anak prasapih, lepas sapih, dara, pregnansi, dan laktasi perlu dipelajari/dan diteliti untuk mendapatkan pola pemberian pakan yang benar dan tepat .
DAF
A
PIJ
AKA
Akin, D .E . and F .E . Barton . 1981 . umen Microbial Attachment and Degradation of Plant Cell Walls . Fed . Pro-- . 42 : 114-12 1 . \stub . . dan I . uharto, 1988 . Penggemukan api Potong Menggunakan Jerami Padi Amoniasi dan Pakan Konsentrat pada ingkat PetaniPeternak di Pedesaan . Prosiding Limbah Pertanian sebagai pakan dan manfaat lainnya .
60
istenr bitegrasi
Badan Pusat
tatistik . 2006 .
api dengan
anaman Padi,
awit, dan Kakao
tatistik Indonesia 2005/2006 . BP , Jakarta .
Cheng, K .J ., .A . McAllister, H . Kudo and J .W . Costerton . 1990 . he Importance of Adhesion in Microbial Digestion of Plant Materials . In : he umen Ecosystem . . Hoshino, . Onodera, H . Minato and H . Itabashi (eds .) . J P . okyo . pp 129-135 . Chuzaemi, . dan M . oejono, 1988 . Pengaruh rea Amoniasi terhadap Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Jerami Padi untuk api Peranakan Ongole . Prosiding Limbah Pertanian sebagai Pakan dan Manfaat Lainnya . Garg, A . K . ,P . ingh, . Malik and D . K . Agrawal . 2004 . Effect of eplacing Maize Grain with De-oiled ice Bran on Intake and tilisation of Nutrients in Adult Ewes . mall uminant esearch . Vol . 52 : 75-79 . Garrett, W .N ., H . G . Walker, G . O . Kohler and M . . Hart . 1979 . esponse of uminants to Diets Containing odium Hydroxide or Ammonia reated ice traw . ./ . Anim ci . 1979 . 48 :92-103 . Hall, C .W . 1970 . Handling and torage of Food Grains in ubtropical Areas . FAO, ome .
ropical and
Haryanto, B . . A . halib dan Isbandi . 1998 . Pemanfaatan Probiotik dalam paya Peningkatan Efisiensi Fermentasi Pakan di Dalam umen . Prosiding eminar Nasional Peternakan dan Veteriner . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor . Haryanto, B ., IGM Budiarsana, I . Inounu dan K . Diwyanto . 2002 . Panduan eknis istem Integrasi Padi- ernak . Badan Litbang Pertanian . Departemen Pertanian . Haryanto, B . 2003 . Jerami Padi Fermentasi sebagai ansom Dasar ernak uminansia . Warta Pertanian . Badan Litbang Pertanian . Haryanto, B ., upriyati dan ri Nastiti Jarmani . 2004 . Pemanfaatan Probiotik dalam Bio-proses untuk Meningkatkan Nilai Nutrisi Jerami Padi untuk Pakan Domba . Prosiding eminar Nasional eknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Haryanto . B ., B . Hasan, D . isriyenni, A . Batubara dan Bestina . 2005 . Penerapan eknologi Pemanfaatan Jerami Padi dan Pembuatan Pupuk Organik dari saha Pengembangan api Potong di Kabupaten Kampar . Prosiding eminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengkajian eknologi Pertanian . BP P iau .
61
istenr Integrasi
api dengan
anaman Padi,
awi1, dan Kakao
Hermanto, oebarinoto . A .C . Nugroho, .D . ulastri and J . Van Bruchem . 1992 . Variation in In-sacco Degradation between ice traw Varieties elated to Morphological Composition . Proc . Livestock and feed development in the tropics . Brawijaya niversity . Malang . Houston, DL 1972 . ice bran and polish . In : ice chemistry and echnology . Edited by D .F . Houston, Am . Assoc . Cereal Chemist ., t . Paul . Minnesota . Manurung . . dan M . Zulbardi . 1996 . Peningkatan Mutu Jerami Padi dengan Perlakuan rea dan 'fetes . JI L' 11 (1) : 33 Nitis, LM . dan K . Lana . 1983 . Pengaruh uplementasi Beberapa Limbah Industri Pertanian terhadap Pertumbuhan api Bali Prosiding eminar Pemanfatan Limbah Pan-an dan Limbah Pertanian untuk Makanan ernak . LKN-LIPI, Bandung . film . 157-162 . Paat, P .C . . D . Polakitan, J . Wenas, and L . aulu . 2001 . On-Farm Adaptive esearch of Growing Cattle sing Ammoniated ice traw in Low Land Farming Zone of North ulawesi . BP P ulawesi litara . Padmowijoto . ., . tomo . B . Prasetya dan H . Basri . 1988 . Pengaruh Penteraman C ampuran Jerami Pad i-urea-molase terhadap Performan api Frisian-Holstein Jantan . Prosiding Limbah Pertanian sebagai Pakan dan Manfaat lainnya. Pi, L .K . . . yI . Wu and J . X . Liu . 2005 . Effect of Pretreatment and Pelletization on Nutritive Value of ice traw-based otal Mixed ation . and Growth Performance and Meat Quality of Growing Boer goats fed on M mall uminant esearch . Vol . 56 : 81-88 . ingh . M . 1992 . tilization of Varietal Differences in traw Quality of Crops in Livestock Production ystems . Proc . Livestock and feed development in the tropics . Brawijaya niversity . Malang . pp . 126133 oebarinoto . . Chuzaemi . Mashudi and J . Van Bruchem . 1992 . Nutritive N aloe of ice traw Varieties as elated to Location of Growth and eason, with pecial eference to the ituation of East Java, Indonesia . Proc . Livestock and Feed Development in the ropics . Brawijaya niversity . Malang . pp . 148-155 . oedarsono . E . ianto dan utopo . 1991 . Pengaruh Penambahan Pakan Penguat dan Zeolit terhadap Konsumsi Hijauan pada Domba Lokal Jantan . Prosidin ; eminar Nasional saha Produktivitas Peternakan 62
iste n lntegrasi
api dengan
dan Perikanan . Fakultas Peternakan 212 .
annman Padi,
NDIP,
nwit, dan Kakao
emarang . Hlnt 206-
oejono, M . 1988 . Pengaruh Lama Peram pada Amoniasi rea Jerami Padi terhadap Kecernaan in Vivo . Prosiding Limbah Pertanian sebagai Pakan dan Manfaat lainnya . Grati . oejono, M . and . tomo . 1992 . tilization of rea-Ammoniated ice traw as Beef Cattle Feed in ogyakarta egion . Proc . Livestock and Feed Development in the ropics . Brawijaya niversity . Malang . pp . 141-147 . oejono, M ., . tomo dan Widyantoro . 1988 . Peningkatan Nilai Nutrisi Jerami Padi den-an Berbagai Perlakuan ( angkuman) . Prosiding Limbah Pertanian sebagai Pakan dan Manfaat lainnya . Grati . illman, A .D ., H .E . idenour dan W . . Getz . 1986 . A Guide to the Feeding and Nutrition of uminants in the ropics . Winrock International Institute for Agricultural Development . Petit Jean Mountain . Morrilton, A . A. Van Bruchem, J . and H . oetanto . 1988 . tilization of Fibrous Crop esidues-Assosiative Effect of upplementation . Proc . Crop esidues for Feed and Other Purposes . Bioconversion Project econd Workshop . Grati . Wijandi . 1977 . eknik Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Panen . Dept . eknologi Hasil Pertanian . Fameta IPB, Bogor . Williams . 1991 . torage of Grains and eeds . In : Mycotoxin and Animal Foods, C C Press . Inc . Boca aton, Florida . Winugroho, M . 1986 . Komunikasi Pribadi . u, P ., J .J . McKinnon and D . A . Christensen . 2005 . Improving the Nutritional Value of Oat Hulls for uminant Animals with Pretreatment of a Multienzyme Cocktail : In vitro studies I . Department of Animal and Poultry cience, niversity of askatchewan, askatoon, askatchewan 7N 5A8, Canada . J. Anim . ci . 2005 . 83 :11-33-1141 . ulistiani D . I-W . Mathius, W . Puastuti, E . WWna . A . Wilson dan B . angendjaja . 2000 . ji Biologis Penggunaan enyawa ekunder annin sebagai Pelindung Protein Pakan untuk ernak Domba . Laporan Basil Penelitian, APBN 1999/2000 . Balai Penelitian ernak . Bogor .
63