My First Love Entahlah aku juga tidak tau apakah ini persaan sayang, suka, cinta atau hanya sebatas mengagumi? Perasaan aneh yang baru pertama kali aku alami. Mungkin aku yang salah menaruh hati pada lelaki itu. Atau aku yang terlalu berharap? "Aku sayang Ra. Jujur dari hatiku aku lebih sayang dan cinta sama kamu Ra. Tapi aku gak bisa untuk jadi yang kamu mau Ra. Rasa sayang, cinta yang kamu miliki gak harus aku miliki juga kan Ra? Sayang, cinta gak harus dimiliki Ra tapi dirasakan" Kenapa kalimat itu harus muncul dari mulut Danish. Kalimat itu hanya bisa membuat aku sedih, kalimat itu hanya membuat aku terlalu berharap. Aku harus kuat? Aku harus ikhlas? Ak harus sabar? Sampaikan aku terus bermain peran seperti ini?
Part 1: Teman Baru Jam dikamar ku sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Dengan segera aku beranjak dari tempat tidurku yang jujur sangat sulit untuk ku tinggalan di pagi yang dingin ini akibat hujan yang sangat deras semalaman. "Kak bangun cepat sudah pagi ini" terdengar suara mama dari luar kamar. Sambil malas malasan aku pun berdiri menuju kamar mandi "iyaiya ma ini juga sudah bangun mau mandi" *** "Kak sarapan dulu nih, mama bikin nasi goreng kesukaan kakak" "Iya ma terimakasih. Oh iya nanti kakak ijin pulang agak telat soalnya mau ada rapat buat persiapan pensi" "Iya tapi jangan terlalu malam pulangnya" kata papa yang sangat protektif kepada anaknya "Iya siap bos. Kakak jalan dulu ya assalamualaikum" "Waalaikumsallam" Sisa hujan tadi malam masih turun menemani ku sendiri menanti angkot "Huh lamanya angkot dateng mana sudah basah lagi bajuku" Sesampainya disekolah aku segera menuju kelas untuk mengeringkan rok ku yang agak basah. "Woi napa kamu ra kipas kipasin rok kayak orang sunatan aja" celetuk temanku nada "Wah sialan lu nad ngatain aku begitu. Basah kehujanan tau ini" "Wkwkwk woles dong" Iya namaku Khadijah Nadhira Safitri biasa dipanggil Ara/Nadhira. Aku anak tunggal yang memiliki dua mailaikat terbaik yaitu Mama dan Ayah yang aku cintai. Aku wanita berkacamata, tinggi, kulit sedikit sawo kematangan, berjilbab, usil, jadi tempat curhatan semua sahabatku yaitu Nada, Fira. Aku juga terkenal cewek yang jutek dan galak dikelas. Febrianada Putri atau Nada adalah temanku yang sering sekali di bully di kelas. Dia terlalu sabar dan terlalu menerima keadaan yang dia dapatkan. Dia jarang sekali melawan kelakuan anak anak kelas. Dia baik, pintar, dan cantik. Syafira Kumala Sari atau fira adalah temanku yang paling kecil badannya, yang paling cerewet tapi baik hati. Dia cantik dengan kulitnya yang putih bersih, mata yang hitam besar. Dia selalu yang bisa menenangkan emosi ku dengan kata kata islami nya. Kembali kekelas... "Ra kamu tau gak katanya sih ada murid baru pindahan kesekolah kita. Anaknya gagah banget dah
pokoknya Ra" ujar fira dengan centilnya "Hedehh fira fira apaan sih gak usah lebay gitu deh palingan juga biasa aja anaknya" nada pun ikut berkomentar Aku hanya mendengarkan sambil terus mengipas rok ku yang basah terkena hujan. Teman sekelaspun asyik membicarakan anak baru itu yang menurutku terlalu lebay. "Iyaa dia gagah, ihh maco tau, dia pinter dan blablablablabla" celetuk para cewek kelasku "Huhh dasar cewek alay, segagah apa sih itu cowok paling paling nanti juga zonk" gerutuku sendiri *** Bel pun mulai berbunyi kami pun langsung kembali ke tempat duduk kami masing masing. Walikelas kami datang diikuti oleh sesosok lelaki tinggi, tegap, putih dengan wajah yang mempesona. "Apakah itu murid barunya? Ternyata benar yang dikatakan anak anaknya" batinku. "Anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian. Ayo Danish silahkan perkenalkan dirimu" perintah walikelas kepada murid baru. Suara gemuruh para cewek di kelasku pun mulai kencang kompak seperti paduan suara. Pria itu pun mulai memperkenalkan dirinya "Hey teman nama saya Danish Arya Wiageng. Saya pindah kesini karena mengikuti orangtua saya. Semoga kalian bisa menerimaku dengan baik" perkenalan singkat Danish. "Apakah ada yang ingin ditanya kepada Danish?" ujar walikelas "Udah pucar belum? Wkwkwk" celetuk Angel ketua genk yang berisi anak anak penguasa kelas dan sekolah. "Huuuuuu angel huuuu alayyy" teriak anak anak satu kelas. "Sudah sudah tenang. Baiklah Danish kamu bisa duduk dibangku kosong itu dibelakang Nadhira" ujar walikelas Aku duduk sebangku dengan Fira, dan belakangku Nada. Awalnya Nada duduk berdua dengan Tasya, namun Tasya pindah sekolah dan akhirnya dia duduk sendiri. Dan sekarang dia duduk bersama Danish "Ra... Fir... Aku duduk sama Danish" dengan suara senangnya sambil berbisik dari belakang. Pertama aku melihat Danish aku akui dia adalah sosok yang tampan, sosok yang membuat semua cewek terpesona dengan kharismanya. Namun penilaian setiap orang berbeda. Justru aku menilai dia sebagai seorang yang angkuh, sombong, sok jagoan, sok perfect. Sehingga aku langsung merasa benci dengan dia. "Aku Danish, kamu?" sapaan Danish kepada Nada "Aku Nada, salam kenal"ucapa Nada kepada Danish Obrolan singkat antara Nada dan Danish memecah keheningan ku. "Baik anak-anak ibu ada tugas kelompok buat kalian. Satu kelompok terdiri 4 orang kalian boleh menentukannya sendiri. Saya telah itu kerjakan tugas hal 101" perintah Guru dengan santainya. "Hhuuuuuuuu tugas lagi tugas lagi! Huuuuuu gak asik buu" komplain satu kelas. Tanpa memperdulikan muridnya dengan setumpuk tugas yang diberikan dan kegiatan yang begitu padat Guru pun pergi meninggalkan muridnya yang masih mengeluh dengan semangat.
Part 2: Memalukan *** "Gimana kalo kamu satu kelompok sama kita aja dan?" ujar fira tanpa sepertujuan aku "Hei aku masih anggota kalian, kenapa kamu gak diskusikan ke aku dulu siapa anggota yang satu lagi. Kenapa tiba tiba kamu nunjuk danish!" kata ku tidak suka karena kenapa harus denish "Kenapa sih kamu ra? Gak suka gitu sih Danish kelompok kita. Dia kan anak baru kasian juga lagian gak ada salahnya juga kan? Udahlah ra biar tugasnya cepat selesai" nada menjawab dengan yakin. Kenapa kamu Ra? Entahlah kenapa perasaan ini tiba-tiba timbul rasa benci, kesal, marah dengan Danish? Apa salah dia kepadaku? Apa karena penilaian pertamaku kepada Danish? Atau aku belum terlalu kenal dia? "Woi... Ra gimana Danish di masuk in aja ya? Malah bengong" teriak Fira menghancurkan lamunanku "Eh.apaa iya, iya sudah gpp" jawabku linglung Suasana kelas kini menjadi sangat rame dan rusuh layaknya pasar yang sedang bertaruk suara untuk menawarkan dagangannya. Alat musik yang paling mudah digunakan oleh siswa (read : meja) mulai tpadanyar beriringan merdu seperti sedang menyajikan sebuah pertunjukan harmoni yang indah. Ada yang sudah menjatuhkan dirinya bersama mimpi yang begitu tinggi. Ada yang menjadikan kelas seolah olah seperti tempat futsal mini. "Hey Danish gw Angel" seraya menjulurkan tangan kepada Danish dengan centilnya dan gayanya yang seolah ratu di sebuah kerajaan. "Oh Angel, salam kenal" balas Danish dengan wajah yang rasanya mau ku tonjok aja hidung mancungnya. Hanya hitungan menit Danish masuk kesekolah ini dia sudah terkenal sampai ke penjuru sekolah. Ya.. mungkin karena faktor ketampanan yang dia miliki membuat semua pasang mata tertuju padanya. *** Bunyi yang paling indah dan paling merdu di sekolah pun akhirnya terdengar sangat indah dan jelas melebihi apapun. "Yessssss..... Pulanggg horeeeee" dengan cekatan semua siswa yang tertidur diam-diam, yang asik melukis keindahan alam di permukaan meja langsung semangat merapikan apa yang mereka bawa. Bunyi yang paling indah disekolah adalah bunyi bel istirahat dan bel pulang. "Ra kita ngerjainnya dimana ini? Rumah sapa nih yang banyak makanannya. Wkwkwkw" kebiasaan Nada harus ada makanan saat belajar kelompok. "Terserah aja sih. Tapi aku mau ke Ruang Osis dulu mau ada rapat nih buat pensi nanti." jawabku kepada Nada "Ya sudah rumah aku aja lagi gak ada orang jadi ga nih dirumah jadi kalian kerumahku aja. Tenang aja Nad
ada makanan kok dirumahku wkwkw" jawab Fira seolah dia mengerti apa yang akan Nada katakan pada Fira. "Yeee dasar kamu fir gak gitu jadi ga keless wkwkwk. Ok sip dirumah Fira. Ra kamu habis rapat langsung ya jangan telat awas kamu telat Ra!" ancam Nada kepadaku "Aku gak bawa motor jadi gimana dong? Aku gak ikut deh ya" jawabku memelas "Aku tungguin kamu aja Ra. Jadi nanti kita berdua kerumah Fira gimana?" kata Danish seoalah ingin menjadi pahlawan. "Ha-ha aa-apa...?" jawabku gagap "Ok sip Ara sama Danish" tanpa sempat kuperjelas Nada langsung menjawab tanpa seijinku. "Okkk byee Ra... Byee Nish jaga Ara ya kita tunggu" Dua punggung mereka pun hilang sedikit demi sedikit hingga tidak terlihat lagi didepan kami. Kini hanya tinggal aku dan Danish disini. Suara seperti seorang kuntilanak yang sedang berkeliaran di siang hari memecahkan keheningan kamu berdua. Iya dia Angel sosok wanita famous. "Kesal sekali melihat mereka berdua. Hah sok juga sok asik, sok akrab." gerutuku dalam hati seraya pergi ke ruang osis meninggalkan mereka. *** Setelah hampir 1 jam akhirnya selesai juga rapatnya. Saat aku berjalan menyusuri koridor terasa ada yang aneh dan janggal. Tak teringat sedikitpun bahwa aku harusnya bersama Danish. "Huh bodo amat sama Danish biarin dia kemana peduli apa aku sama dia" Gumamku kesal karena tidak melihat barang hidung lelaki itu. Suasana lapangan sangat ramai sekali. Ditengah terik panas matahari yang menusuk kulit tak mengehentikan para lelaki lelaki perkasa beradu kehebatan olahraganya. "Danish cepat! Mau ikut aoa gak nih" teriakanku membuat satu lapangan tertuju satu titik hanya padaku. "Iyaiya ntar" suara yang keluar cukup membuatku merasa seolah melayang entah kemana. "Ayo kita jalan" Danish menghentikan khayalanmu yang sekarang telah berdiri tepat didepanku dengan penuh keringat di badannya. "Aduh bego kenapa nih aku kok deg-degan begini. Gak boleh gakboleh" "Idihhh bau banget deh ya. Bau gosong matahari. Jaga jarak gak usah dekat dekat aku" ucaoku seenaknya. "Gak usah salting deh ya. ayo cepat" Deg ucapan Danish membuat ku kaget bukan kepalang. Tbc ya guys. Ini cerita pertamaku Voment kalian sangat bermanfaat bagi ku guys. I hope you're happy to read it
Part 3: Part 3 *** "Lama banget sih kalian berdua kemana aja jalan, makan, pacaran, nonton. Kamu kok gitu sih Nish kok cuman Ara aja yg dibawa kita kan juga mau. Wah gak asikk banget wooo gak ingat ingat sama kita woo, blablablabla..." cerosan Nada langsung menyergap kedatangan kami dengan dengan beribu kecurigaan dan pertanyaan nya "Apasihh Nad tadi itu habis rapat aku nya siapa juga yang jalan, makan sama cowok ini ogah deh" sautku kepada Nada "Udah cepat kerjakan tugas!" perintah Fira menghentikan perdebatan ini. *** Sudah jalan satu jam kami mengerjakan ini tanpa ada pembicaraan sedikit pun. Kami semua serius mengerjakan tugas ini masing - masing. Rasa lelah dan bosan pun mulai datang menghampiri kami semua. Rasa ngantuk pun sudah mulai menghantui kami. "Main yok capek ni" Danish pun memecah keheningan. "Main apa?" ucap fira membalas uslan Danish "Pancasila 5 dasar" "Ok deh" "Pancasila lima dasar abcdefg...blablabla" kami semua serentak menyanyikan permain anak kecil ini yang sudah tertinggal jaman ini. Mungkin hanya sebagian saja anak kecil sekarang yang mengerti permain ini. Mereka lebih mengerti dengan permainan COC, Subrway Surf atau permainan lainnya. Aku pun mulai berbaur dengan Danish. Ternyata Danish anak yang asik, baik tidak seperti yang aku duga. Kami pun mulai saling curhat curhatan sambil kembali melanjutkan tugas. Tak terasa hari semakin sore. Pikiran mulai suntuk. Capek mulai melanda.huh derita anak sekolah pergi pagi pulang sore bahkan malam seperti bang toyib aja. "Ini sampe jam berapa sih Ra" Fira melepas keheningan "Eemmmm sudahan aja yok capek tau kita dari pagi, aku juga nonton nih film kesukaan ku" protes Nada "Kamu Nad nonton aja terus. Yasudah deh udah selesai 90% kan tugasnya pulang aja yok" "Yess makasih Ara kamu memang terbaik kok dan paling ngertiin aku sini peluk" "Nada ih kijil banget dasar LGBT" "Yasudah aku duluan ya byee muach, dadah Danish"
"Iya hati hati ya Nad" ujar Danish menjawab Nada pulang hanya aku dan Danish yang masih dirumah Fira. Anak itu memang sifatnya masih seperti anakanak gimana dia tidak diganggu manusia penghuni kelas. Akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang sudah terlalu malam dan lelah pfft. Dan dengan bodohnya aku lupa kalau aku tidak bawa kendaraan, yallah derita jomblo. "Ra pulang sama siapa?" Danish mengagetkan lamunan ku "Eh.. iya ni anu gak tau juga jam segini sih sudah pada dirumah semua jadi malas kalau suruh keluar lagi buat jemput aku" "Yaudah sih Ra sama Danish aja juga gpp, iyakan Nish gpp kan?" "Iya gpp lah Fir ngantar orang cantik kok gak mau. Ayo Ra keburu malam" "Ehh ndak ah aku bisa telefon taxi langganan aja, iya telepon taxi" ide Ra menghindar dari Danish "Yaudah kalo gitu Nish Fir aku duluan byeeee" ujar ku sambil berlari keluar supaya gak dipaksa Fira untuk bareng manusia itu *** Sudah setengah jam belum ada taxi lewat. Yampun lama banget sih ya taxi ini. Lama serrasa nunggu jodooh. Telepon orang rumah pasti ndak ada yang mau jemput. Telepon taxi? Sejak kapan aku simpan nomer telpon om-om taxi. Yampuunn Ara bodoh banget ngapain bohong-bohong segala sih ke Fira sama Danish. "Ayo sudah ra sama aku" suara cowok yang aku kenal mengagetkan lamunanku. Ok fix Danish pasti ikutin aku. Yampun malu malu malu. "Eh Nish loh kok disini kenapa gak pulang aja?" Tanyaku panik karena kaget kenapa ini cowok tiba tiba ada didepan hadapanku "Iyalah aku kan ngikutin kamu disuruh Fira" jawab Danish bangga. Yampun disuruh Fira aja bangga. " gak usah Nish aku bisa kok sendiri nunggu taxi pulang aja duluan" sela ku. Dan sekali lagi kenapa kebodohan keluar disaat seperti ini. Yanpun Ra ini sudah malam harusnya kamu sama Danish. "Sudah gak usah banyak mikir gak usah geleng geleng kepala gak usah takut aku baik" seret Danish sambil maksa aku pakek helm "Aduh Nish bisa gak sih gak usah maksa yampun" rajukku karena aku dipaksa yampun seorang Ara dipaksa sama cowok baru ini. "Kamu sih. Naik sekarang" perintah Danish Oh yampun seorang Danish yang awalnya cuek ternyata galak. Dan bisa bisanya dia paksa aku. Yampun. Hening. Iyap itu suasana yang paling cocok selama di perjalanan ditengah kota yang super macet. Satu kata dua kata tiga kata sama sekali tidak keluar dari mulutku atau pun Danish.
Ok satu jam bisu ditengah jalan. Akhirnya sampe juga dirumah yeaayy. "Danish makasih ya aku ngerepotin hari ini" "Ok tenang aja, bagus lah kalau kamu ngerasa ngerepotin aku. Kamu memang ngerepotin dari pagi sampe malam" Ih sial nih cowok bisa bisanya dia giniin aku. Kalo memang dia ngerasa aku repotin kenpa mau aja disuruh Fira ppfftt. "Ih iyaiya terimakasih Danish terimakasih banyak" ucapku sinis *** Maaf ya teman baru update soalnya hp nya sempat rusak hehehe. Salam kenal ya dari author abalabal kayak aku hehe. Maaf ceriatanya masih gak jelas tapi aku berusaha kasih cerita yang bagus kok. Vote sama comment aku tunggu ya. Please comment ya bantu author supaya ceritanya bagus.
Part 4: Part 4 Happy Reading "Hy Ra gimana tadi mala" tegur Fira "Tadi malam? Tadi malam kenapa? Soal Danish?" aku mulai bingung dengan pertanyaan Fira "Iya kamu sama Danish gimana dia ngajak kamu makan dulu atau ngajak kamu jalan dulu atau gimana gimana cerita. Habisnya kamu sih kayak malas betul sama Danish jadi ya aku suruh aja dia ikutin kamu kkarena aku yakin kamu gak mungkin save nomer om taxi kan paling takut naik taxi sebenernya" cerotos Fira panjang lebar Belum sempat kasih jawaban ke Fira Nada datang dengan sangat berisik. Biasa besar cah satu ini pasti akan sibu menceritakan film yang kemarin dia tonton. Yampun "Woiiii Ra, Fir kamu tau filmnya kemarinn bagus banget asli keren sedih campur semua disitu" mulai deh nada heboh. Belum juga taruh tas suaranya sudah kayak petir besautan hua. Sukses pas sasaran timpukan kertas sama tisu dikepala nada. "Woi nad bisa gak sih suaramu itu kayak toa tau gak sih diam!" Teriak angel sinis. "Eh ngel bisa kan kamu bilang biasa aja gak usah pakek nimpuk kepala orang haa!" Ucapku geram karena kepala nada ditimpuk. Nadanya juga sih pagi pagi haduh. "Apa kamu ra mau jadi pahlawannya dia, kamu mau nantang aku haa iya!"
"Loh apa sih ngel kamu itu kayak anak bocah bisa nya main fisik gak punya otak dasar payah stupid!" Ok suara aku sama angel makin lama makin kencang, bahkan gak ada satu pun yang berhasil melerai pertengkaran yang kayam anak kecil ini. "Ehh kamu bilang apa? Bodoh stupid? Ngaca situ ok situ perfect hah?" Mulai panas angel mulai panas dan mendekat ke arahku, ok kayaknya tragedi jambak jambakan akan berlangsung. 1...2...3... "Sudahh Ara Angel! Hentikan sekarang kalian ini kayak anak kecil sudah pada besar juga masih aja berantem!" Wihh teriakan Danish bikin satu kelas hening. Dashyat juga suara ini cowok. Aduh kenapa juga di lerai kan sebentar lagi adegan tarik-menarik jilbab berlangsung. Untuk jilbabku ndak sampai terlepas. Harusnya tadi itu kita berada ditengah ring tinju jadikan lebih mendalami berantemnya. Sekali kali juga ndak papa dong aku berantem demi teman. "Ara yang resek Danish ngatain ngatain aku" rengek centil alay manjanya angel "Halahh gak usah sok cantik deh ngel didepan Danish yang salah itu kamu udah timpukin Nada pakek tisu sama kertas" teriakku membela diri. "Sudah sebentar lagi bel bunyi kembali ketempat kalian masing masing. Ara Angel kembali aku bilang!" Ketua kelas akhirnya ambil suara. Lemah banget juga sih ketua kelasnya. Dengan rasa kesal aku kembali ke kursiku diikuti Fira dan Nada. Segera aku merapihkan jilbab dan seragamku akibat bentrokan barusan. Jilbab kusut baju kusut semua gara gara Angel. Bel masuk berbunyi pelajaran pun dimulai. Hari ini mungkin bakalan jadi hari yang sangat membosankan. Memang sih aku sering berantem sama Angel karena masalah sepele, tapi yang paling bikin emosi adalah adanya sosok Danish yang bisa bisanya ikut campur. Bisa di jadikan rekor muri ini sebagai hari tersialku. *** Huhh suara yang sangat merdu yang telah ditunggu lama oleh semua murid, yeayy istirahat. Bagaikan ada sebuah perintah dari komandan satu keluar bersamaan menuju sebuah tempat yang paling indah disekolah, yuuhuuuu kantin. "Ra kamu harusnya tadi isa dong jaga emosi, gak harus kayak gitu. Kamu iti selalu aja berantem sama Angel gak pernah bisa tahan emosi" hufftt padahal mau cepat ke kantin karena lapar eh Fira ceramah panjang lebar kali tinggi. "Iya fir iya maaf gak sengaja tadi. Habisnya Nada digituin ya aku gak terima dong fir sahabatku digituin" "Ara Fira maaf ya sekali lagi gara gara aku Ara jadi begini" "Santai aja Nad gak masalahkok. Ada aku semua aman hehe. Ayo dong kekantin lapar ini" kata dengan semangat empat lima. "Eitt tapi mana Danish kok gak ada dia"
"Udah Nad kita kekantin aja sekarang" Kami bertiga pun berjalan menuju kantin. Melupakan kejadian tadi pagi dan semangat menjalankan beberapa jam kedepan. Woo ini kantin atau antrian sembako rame banget. Iya ini rame banget. Perasaan ku karena masih kebawa emosi atau memang rame banget ya. Gak ada bangku kosong lagi buat duduk. Tuh apa kata ku tadi pagi hari ini adalah hari tersialku. Yaampunn. "Nad sini" samar samar terdengar suara lelaki. Tapi tidak jelas siapa gerangan. Rame banget sih kantinnya. "Oiioii Nada Fira sini" "Oi ya Nish. Ayo ada bangku kosong dekat Danish" dengan semangat empat lima Nada menarik tangan ku dan Fira. "Woi sakit tau Nad gak usah tarik tarik" omelku karena sakit nya ditarik Nada. "Eh kalian mau makan apa? Biar aku yang pesankan" usul Fira. "Aku minum aja Fir es kelapa aja" "Aku bakso sama esteh Fir" perintah Nada dengan semangat. "Eh fir tunggu aku ikut deh" dengan raut muka yang sangat senang dan ownuh arti mereka berdua meninggalkan aku dan Danish berdua, iya berdua!. Suasana hening hanya itu yang dapat dilukiskan. Tak ada sedikitpun kalimat yang keluar antara aku dan Danish. Ditengah keramaian yang riuh sekalipun aku hanya duduk disini seperti seorang diri tanpa ada teman dan suara yang yang menemani. Apakah dia masih canggung karena dia murid baru. Atau aku yang terlalu gengsi memulai pembicaraan enteng. Diam diam dan diam hanya diam. *** Hy gimana ceritanya? Berantakan kan? Maaf kan author nya karena belum bisa bikin yang menarik hehehe. Jangan lupa dong vote dan coment terimakasih