Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
ISSN 2085-014X
SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER p-KUMARAMIDA DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388 Firdaus∗, N. H. Soekamto, Nur Umriani Permatasari, Seniwati, Sukarti, Makmun, Anik Agustiningsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin
Abstrak. Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N-propil-pkumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut 37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil-p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC50 23,50 µg/mL) > N-propil-p-kumaramida (53,56 µg/ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan sebagai anti tumor Kata kunci: p-kumaramida, Tumor, P388, IC50 Abstract. A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e Npropyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p-coumaric acid and suitable amines as reactans and boric acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this methode, N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-pcoumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields, respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order of their activity strength are piperidinyl-p-coumaramide (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-diethyl-pcoumaramide (IC50 23,50 µg/mL) > N-propyl-p-coumaramide (53,56 µg/ml). Piperidinyl-pcoumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent. Key words: p-Coumaramide, Tumor, P388, IC50
∗
Alamat korespondensi:
[email protected]
10
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
ISSN 2085-014X
biologis yang menarik, dengan IC50 44,0 µg/mL. Nilai IC50 ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki aktivitas yang cukup kuat, meskipun belum sekuat dengan aktivitas senyawa (E)-1-[3’,4’(metilendioksi)sinamoil]-piperidina yang diperoleh oleh Ee, et al. (2010) dari ekstrak eter akar tumbuhan Piper Ningrum L. dengan nilai IC50 9,8 µg/mL. Akan tetapi kedua senyawa tersebut mempunyai kerangka dasar yang mirip, yaitu gugus sinnamoil. Oleh karena itu, senyawa pkumaramida layak dijadikan kerangka dasar untuk mendapatkan senyawa aktif yang dapat dilakukan uji klinik lebih lanjut. Peningkatan bioaktivitas senyawa dapat dilakukan dengan mengadakan modifikasi struktur pada molekulnya (Tang, 2005). Menurunnya kepolaran senyawa akan memudahkan senyawa tersebut melewati membran sel yang mengandung senyawa lipida (Shargel dan Yu, 1985). Proses ini dapat mengakibatkan konsentrasi senyawa yang terabsorpsi oleh sel kanker menjadi semakin besar sehingga aktivitas senyawa akan semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini, gugus amida primer yang terdapat pada struktur p-kumaramida akan dimodifikasi menjadi gugus amida sekunder dan tersier seperti: N-propil-pkumaramida (2), N,N-dietil-p-kumaramida (3), peperidinil-p-kumaramida (4).
PENDAHULUAN Tumbuhan merupakan sumber senyawa yang potensil untuk dijadikan sebagai obat yang relatif aman dikomsumsi. Akan tetapi, metode mengisolasinya cukup rumit, perlu waktu yang lama dan bahan kimia cukup banyak sehingga perlu biaya yang tinggi; apatah lagi kandungan senyawa berpotensi obat (biasanya adalah metabolit sekunder) di dalam tetumbuhan pada umumnya sangat rendah. Ilyas (2008) berhasil mengisolasi senyawa phidroksisinamamida atau p-kumaramida (1) dari kulit akar Klein Hospita Linn. Senyawa ini memperlihatkan aktivitas yang cukup tinggi terhadap udang Artemia Salina (LC50 = 180,53 µg/mL) sehingga dapat diduga potensial bersifat antikanker, namun kandungan senyawa p-kumaramida dalam kulit akar K. hospita Linn sangat sedikit (± 1,6 ppm) sehingga perlu adanya upaya mensintesis senyawa tersebut.
Firdaus et al. (2009) telah berhasil mensintesis senyawa p-kumaramida dari asam p-kumarat. Hasil pengujian terhadap sel tumor leukimia P388 menunjukkan senyawa p-kumaramida memiliki aktivitas
anhidrat p.a., gas N2, silika gel 7733 dan 7734, pipa kapiler, plat KLT, akuades, kertas saring Whatmann 42, pasir silica, glass wool, plat KLT, kertas pH universal, dan akuades.
BAHAN, ALAT, DAN METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam p-kumarat p.a., dietilamin p.a., propilamin p.a., piperidina p.a., dimetil formamida p.a., H3BO3 p.a., kloroform p.a., etil asetat p.a., n-heksana p.a., aseton p.a., metanol p.a., Na2SO4
Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat alat gelas refluks, hot plate magnetic stirrer, alat 11
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
ISSN 2085-014X
kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan senyawa target dikristalisasi dan direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian dengan mengukur titik lelehnya dan analisis KLT. Kristal yang telah murni selanjutnya dianalisis dengan spektroskopi FTIR , 1H-NMR , dan 13C-NMR.
ukur titik leleh, lampu UV, rotary evaporator, kolom kromatografi, neraca analitik, pipa kapiler, spektrofotometer FTIR (Shimadzu seri Prestige-21, Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Unhas), spektrometer NMR (500 MHz Agilent, LIPI, Serpong Banten), dan alat-alat gelas yang umum digunakan dalam laboratorium.
3. Sintesis piperidinil p-kumaramida Sebanyak 0,5 gram (3 mmol) asam p-kumarat p.a dilarutkan dengan 10 mL DMF p.a dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga, kemudian ditambahkan 0,0558 gram (0,9 mmol) H3BO3 dan ditambahkan lagi 20 mL dimetil formamida. Campuran diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit, kemudian ditambahkan 0.3 mL (3 mmol) piperidina p.a, lalu direfluks pada suhu 146 o C selama 16 jam. Campuran reaksi didinginkan pada suhu ruangan, dan endapan yang timbul disaring dengan kertas saring Whatmann dan disisihkan. Filtrat yang diperoleh ditambahkan dengan 30 mL akuades dan diekstraksi dengan dietil eter (5 x 20 mL). Ekstrak dietil eter dicuci 1 kali dengan 30 mL larutan NaCl jenuh dan 2 x 30 mL dengan akuades. Ekstrak dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat p.a., kemudian didekantasi, dan filtratnya dievaporasi hingga kental. Residu kental yang diperoleh selanjutnya dituang ke dalam ke dalam silika gel 7733, lalu fraksinasi dengan KKG menggunakan eluen berturut-turut n-heksan 100%, kemudian n-heksana-etil asetat (95,5 : 0,5 %). Hasil fraksinasi ditampung tiap 10 mL di dalam botol vial dan di analisis dengan KLT dengan eluen n-hesana : etil asetat (60 : 40 %). Fraksi dengan nilai Rf yang sama digabung dan dievaporasi. Kristal yang terbentuk direkristalisasi dengan menambahkan sedikit etil asetat p.a hingga kristal larut sempurna, kemudian ditambahkan dengan n-heksan p.a hingga terbentuk endapan. Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan, dan diukur titik lelehnya. Selanjutnya dikarakterisasi dengan spektrofotometer FTIR, serta spektrometer 1H-NMR dan 13C-NMR.
Metode 1. Sintesis N-propil-p-kumaramida Sebanyak 0,500 gram (3,0 mmol) Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6 mmol) asam borat dan 30 mL DMF sampai larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,23 mL (15 mmol) propilamin kemudian dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi dan direfluks pada suhu 110oC sampai reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil reaksi didinginkan sampai suhu kamar, kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x 15 mL). Fase organik dievaporasi sampai semua dietileter menguap. Fase organik kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan senyawa target dikristalisasi dan direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian dengan mengukur titik lelehnya dan analisis KLT. Kristal yang telah murni selanjutnya dianalisis dengan menggunakan spektroskopi FTIR, 1H-NMR , dan 13CNMR. 2. Sintesis N,N-dietil- p-kumaramida Sebanyak 0,5000 gram (3 mmol) Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6 mmol) asam borat dan 30 mL DMF sampai larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,55 mL (15 mmol) dietilamin kemudian dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi dan direfluks pada suhu 110oC sampai reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil reaksi didinginkan sampai suhu kamar, kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x 15 mL). Fase organik dievaporasi sampai semua dietileter menguap. Fase organik kemudian difraksinasi dengan kromatografi
4. Uji aktivitas terhadap sel tumor leukimia P388
12
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
ISSN 2085-014X
1 : 5 menyebabkan peningkatan rendemen menjadi 37,1%. Spektrum hasil analisis dengan spektrofotometer FTIR memberikan puncak-puncak serapan kuat pada 3525,88 cm-1 dan 3446,79 cm-1 yang masing berasal dari vibrasi rentangan N-H dan O-H, pita serapan dengan tajam dengan intensitas rendah pada 3082 cm-1 berasal dari rentang H-C tak jenuh, dan keberadaan serapan pada 1608,63 cm-1 dan 1512 cm-1 mempertegas bahwa gugus tak-jenuh tersebut adalah aromatik. Serapan pada 1635,64 cm-1 menyatakan keberadaan gugus tak-jenuh lain dalam senyawa tersebut, yaitu olefin. Keberadaan gugus amida di dalam senyawa tersebut ditunjukkan dengan pita serapan amida I pada 1653,00 cm-1 dan pita serapan amida II pada 1627,92 cm-1. Pita lain pada 669,30 cm-1 berasal dari vibrasi kibasan N-H amida sekunder, dan pita tajam dengan intensitas kuat pada 837,11 cm-1 menyatakan pola substitusi-1,4 pada gugus aromatik. Secara singkat data analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina disajikan dalam Tabel 1. Spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina secara singkat dipaparkan dalam Tabel 2. Semua data dari spektrum FTIR pada Tabel 1 maupun dari 1H-NMR dan 13 C-NMR pada Tabel 2 di atas bersesuaian dengan struktur senyawa produk sintesis N– propil-p-kumaramida.
Semua produk sintesis yang diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya di Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Senyawa N–Propil-pKumaramida Keberhasilan suatu reaksi sintesis sangat ditentukan oleh kondisi reaksi yang digunakan, meliputi: temperatur, waktu reaksi, perbandingan mol antara substrat dengan pereaksi. Pada reaksi sintesis ini, terlebih dahulu dilakukan penelusuran untuk mencari temperatur, waktu dan perbandingan mol yang tepat antara substrat dengan pereaksi untuk memperoleh produk yang maksimal. Salah satu senyawa amida hasil sintesis yang mirip dengan senyawasenyawa target sintesis dalam penelitian ini adalah sintesis senyawa N-benzil-4butiramida yang telah disintesis oleh Tang (2005). Di dalam sintesis tersebut, asam 4fenilbutirat direaksikan dengan benzilamina dengan menggunakan katalis asam borat 1% mol yang direfluks di dalam pelarut toluena. Oleh karena itu, metode Tang (2005) ini telah dicoba diadopsi, namun pada reaksi sintesis senyawa N–propil- pkumaramida ternyata toluena tidak dapat digunakan karena asam p-kumarat yang digunakan sebagai substrat memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam pelarut toluena. Setelah dilakukan uji kelarutan, asam p-kumarat larut sempurna dalam aseton yang selanjutnya digunakan sebagai pelarut, namun dengan pelarut aseton tidak memberikan produk yang diharapkan. Hal ini diduga karena suhu titik didih aseton belum mampu mendorong reaksi tersebut dapat terjadi. Penggunaan pelarut DMF telah berhasil memberikan produk yang diharapkan. Pada penerapan perbandingan reaktan 2 : 3 (asam p-kumarat : propil amina) dan katalis asam borat 20% (persen mol terhadap mol reaktan pembatas) diperoleh N–propil-p-kumaramida berupa padatan putih dengan suhu dekomposisi 171oC dengan rendamen sebesar 11,3%. Pada penerapan kuantitas propil amina yang besar yaitu pada perbandingan reaktan
Sintesis senyawa kumaramida
N,N-dietil-p-
Senyawa N,N–dietil-p-kumaramida diperoleh dari reaksi antara asam pkumaramida dengan dietil amina juga diperoleh pada perbandingan mol reaktan 1:5 dan katalis asam borat 20% (persen mol terhadap reaktan pembatas), refluks dalam pelarut DMF selama 16 jam. Melalui reaksi tersebut diperoleh produk berupa padatan putih dengan rendamen 37,90%, pada pemanasan akan terdekomposisi pada suhu 163oC. Pita serapan yang muncul pada spektrum hasil analisis dengan spektroskopi FTIR produk reaksi ini semuanya sama dengan data di dalam Tabel 1, kecuali dengan tidak adanya pita serapan 13
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
N-H dan C-N-H pada 3525,88 cm-1 dan 1627,92 cm-1. Ketidakhadiran kedua pita serapan tersebut sangat bersesuaian dengan
ISSN 2085-014X
struktur senyawa N,N–dietil-p-kumaramida yang merupakan senyawa amida tersier.
Tabel 1. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina Posisi pita serapan (cm-1) 3525,88 1635,64 1627,92 3446,79 3082 1635,64 1608,63 dan 1512 2924,09 dan 2852,72 1456,26 1375,25 837,11
Pola Pita
Intensitas
Asal vibrasi ikatan
Tajam Tajam Tajam Lebar Tajam Tajam Tajam
Kuat Sedang Sedang Kuat Lemah Sedang Sedang
Tajam
Sedang
Rentangan N-H Rentangan C=O Bengkokan C-N-H Rentangan O-H Rentangan H-Csp2 Rentangan C=C Rentangan C=C aromatic Rentangan H-Csp3
Tajam Tajam Tajam
sedang sedang Kuat
Guntingan CH2 Guntingan CH3 Aromatik
Keterangan/Gugus Amida sekunder Fenolik Tak jenuh Olefin Aromatik Alkil Metilen Metil Aromatik tersubstitusi-1,4
Tabel 2. Data hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina Posisi Proton/ Karbon
Nilai pergeseran proton (ppm), jumlah H, multiplisitas, konst.kopling
Nilai pergeseran 13C (ppm)
-CH=CH-C=O posisi β, α =CH-Ar (Kopling orto/meta)
7,305 (1H, d, J= 5,5 Hz) 6,805 (1H, d J = 5,5 Hz) 7,07 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz) 6,75 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz)
137,44 (C-β) 115,26 (C-α) 128,32 116, 14
3,39 melebar, (-OH) -
129,42 156,53 158,22
6,65 q 2,21 multiplet 2,01 t
48,92 28,70 28,70
-C-terminal fenil C-OH aromatic C=O amida Rantai Alkil N-CH2 -CH2-CH3
Sintesis senyawa kumaramida
asam borat 30% (persen mol), refluks pada suhu 146oC di dalam pelarut DMF selama 16 jam. Melalui reaksi tersebut diperoleh produk berupa padatan putih dengan rendamen 29,84%, dan pada pemanasan akan terdekomposisi pada suhu 185oC. Hasil analisis spektroskopi FTIR (Tabel 3),
piperidinil-p-
Senyawa piperidinil-p-kumaramida diperoleh dari reaksi antara asam pkumaramida dengan piperidin pada perbandingan mol reaktan 1:1 dan katalis 14
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
serta data 1H-NMR dan 13C-NMR (Tabel 4) produk sintesis ini telah bersesuaian dengan
ISSN 2085-014X
struktur senyawa piperidinil-p-kumaramida.
Tabel 3. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan piperidin Posisi pita serapan (cm-1) 1653,00 3448,50 3082,25 1627,92 1608,63 dan 1512,19 2920,23 dan 2848,86 1456,26 1381,03 833,25
Pola Pita
Intensitas
Asal vibrasi ikatan
Tajam Lebar Tajam Tajam Tajam
Sedang Kuat Lemah Sedang Sedang
Tajam
Sedang
Rentangan C=O Rentangan O-H Rentangan H-Csp2 Rentangan C=C Rentangan C=C aromatic Rentangan H-Csp3
Tajam Tajam Tajam
sedang sedang Kuat
Guntingan CH2 Guntingan CH3 Aromatik
Keterangan/Gugus Fenolik Tak jenuh Olefin Aromatik Alkil Metilen Metil Aromatik tersubstitusi-1,4 Olefin konfigurasi trans
Tabel 4. Data hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan piperidin
C=O C-OH aromatik -CH=CH- posisi β =CH- orto
Nilai Pergeseran 1H (ppm) 5,02 dan 5,00 melebar 7,00 - 7,20 7,25 - 7,23
-C-terminal fenil
-
128,56
-CH=CH- posisi α =CH- meta CH2 posisi αpiperidinil CH2 posisi βpiperidinil CH2 posisi-γpiperidinil
6,71 - 6,73 6,68 - 6,67 ~ 3,35 - 3,36 ~ 2,00 – 2,20 ~ 1,25 -1,50
116,24 115,96 ~ 47,00-49,00 41,00 26,89
Posisi Proton/Karbon
Nilai Pergeseran 13C (ppm) 158,42 156,59 145,03 136,94
memiliki > N-propil-p-kumaramida dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 5,34 µg/mL, 23,50 µg/ml, dan 53,56 µg/ml. Senyawa piperidinil-p-kumaramida memiliki aktivitas anti sel tumor yang lebih kuat daripada senyawa (E)-1-[3’,4’(metilendioksi)sinamoil]-piperidina dengan nilai IC50 9,8 µg/ml (Ee, et al., 2010). Apabila dibandingkan lebih lanjut dengan nilai IC50 p-kumamida yang diperoleh oleh Firdaus et al. (2009) maka dapat
Uji aktivitas terhadap sel tumor leukemia P388 Semua produk sintesi yang diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 di Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB. Berdasarkan nilai IC50–nya, maka urutan kekuatan aktivitasnya: piperidinil-pkumaramida > N,N-dietil-p-kumaramida 15
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5. No. 2, December 2012
Firdaus, dkk.
ISSN 2085-014X
FMIPA Unhas atas kerjasamanya dalam melakukan analisis spektroskopi FTIR.
disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan nilai IC50 golongan senyawa-senyawa pkumaramida meningkat dari amida primer, sekunder, dan ke tersier. KESIMPULAN Berdasarkan bahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa senyawa turunan p-kumaramida, yaitu N-propil-pkumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida dapat disintesis dari asam p-kumarat dengan amina primer dan sekunder yang sesuai menggunakan katalis basa pada kondisi refluks pada suhu antara 110oC sampai 146oC di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Ketiga senyawa hasil sintesis tersebut bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan keaktifan adalah piperidinil-p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-pkumaramida memiliki (IC50 23,50 µg/mL) > N-propil-p-kumaramida (IC50 53,56 µg/ml). Diantara ketiga senyawa tersebut, senyawa piperidinil-p-kumaramida yang paling berpotensil untuk diterapkan sebagai anti tumor.
DAFTAR PUSTAKA Ee, G. C. L., Lim, C. M., Rahmani, M., Shaari, and Bong, C. F. J., 2010, Pellitorine, a Potential Anti-Cancer Lead Compound against HL60 and MCT-7 Cell Lines and Microbial Transformation of Piperine from Piper Nigrum, Molecules, 15 : 23982404. Firdaus, Soekamto, N. H., dan Karim, A., 2009, Sintesis Senyawa pHidroksinamamida dari Asam pHidroksisinamat Melalui Reaski Esterifikasi dan Amonolisis, J. Chemica Acta,:Vol. 2 : 2 Shargel, L., and Yu, A., 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika, Diterjemahkan oleh Fasih dan Siti Syamsiah, 2004, Edisi II, Universitas Airlangga Press, Surabaya Ilyas, A., 2008, Isolasi dan Idenfikasi Metabolit Sekunder dari Ekstrat Etilasetat Kulit Akar Tumbuhan Kleinhovia hospita Linn. (Paliasa) dan Uji Toksitasnya Terhadap Artemia salina Leach, Tesis tidak dipulikasikan, Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. Tang, P., 2005, Boroc Acid Catalyzed Amide Formation From Carboxylic Acid and Amines:N-Benzyl-4PheylButyramide, Organic Syntheses, Vol. 81, 262.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang takterhingga penulis sampaikan kepada Rektor Unhas atas perkenannya memberi dana penelitian melalui Hibah Penelitian Unggulan Program Studi, pihak Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB atas kerja samanya dalam menguji aktivitas, pihak Laboratorium Kimia Puspitek Serpong atas kerjasamanya dalam melakukan analisis spektroskopi NMR, dan pihak Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia
16