KE DAFTAR ISI ISSN 0854 - 5561
Hasil Hasil Penelitian
EBN Tahun 2005
SINTESIS PADUAN AIFeNi DEN CAN METODA PELEBURAN M.Husna AI Hasa, Yatno Dwi Agus Susanto
ABSTRAK SINTESIS
PADUAN
AIFeNi DENGAN METODA PELEBURAN.
Pengembangan
bahan
struktur kelongsong bahan bakar dilakukan seiring dengan pengembangan bahan bakar maju berdensitas tinggi guna mengimbangi sifat kekerasan bahan bakar. Material yang memungkinkan digunakan sebagai alternatif kelongsong bahan bakar berdensitas tinggi , antara lain AI 6061, AIMg3Ni dan AIFeNi. Penelitian ini mengkaji penggunaan paduan AIFeNi sebagai kelongsong alternatif dengan melakukan eksperimen awal pembuatan paduano Proses pemaduan AIFeNi dilakukan dengan metoda peleburan menggunakan arc furnace vakum.
Karakterisasi
menggunakan
sifat
mekanik
paduan
dilakukan
dengan
pengujian
kekerasan
metoda Vicker. Pengamatan mikrostruktur dilakukan dengan metalografik-
optikal. Analisis fasa dilakukan berdasarkan topografi mikrostruktur dan diagram kesetimbangan fasa. Hasil pemaduan dengan konsentrasi unsur pemadu yang bervariasi diperoleh spesimen dalam bentuk lempengen berukuran sekitar 1,5 - 2 mm. Hasil pengujian sifat mekanik menunjukan sifat kekerasan paduan AIFeNi dengan kadar 0,5%, 1% dan 2% Ni masing-masing berkisar 39 HV, 45 HV dan 52 HV. Sifat kekerasan paduan AIFeNi menunjukkan peningkatan dengan meningkatnya unsur pemadu Ni dalam paduano Hasil pengamatan metalografik-optikal memperlihatkan mikrostruktur paduan mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya kadar Ni dalam paduano Mikrostruktur paduan AIFeNi dengan kadar 0,5%Ni cenderung berbentuk granular. Mikrostruktur butir pada kadar 1% dan 2% berat Ni memperlihatkan struktur butir berbentuk dendrit seluruhnya.
PENDAHULUAN Pengembangan
pengembangan bahan bakar maju berdensitas tinggi ini maka perlu diantisipasi sifat kekerasan kelongsong yang mampu mengimbangi sifat
bahan bakar maju berdensitas
tinggi guna memperoleh tingkat muat tinggi terus dilakukan, seperti bahan bakar silisida dan molybdenum. Peningkatan relatif tinggi mengakibatkan
kekerasan bahan bakar. Guna mengantisipasi kondisi ini perlu dicari paduan baru sebagai
tingkat muat yang sifat kekerasan inti
alternatif
elemen bakar (fuel core) meningkat sehingga perbedaan kekerasannya dengan kelongsong menjadi relatif besar. Perbedaan kekerasan yang relatif besar ini memungkinkan terjadinya kegagalan dalam proses fabrikasi elemen bakar.
paduan aluminium
pelat kelongsong
bahan
bakar
[1].
Beberapa paduan yang
mendatang, antara lain AI 6061, AIMg3Ni dan AIFeNi bahan
tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan. Kondisi ini dapat dihindari dengan mengurangi perbedaan sifat kekerasan antara inti elemen bakar dan kelongsong
kelongsong
memungkinkan digunakan untuk membungkus bahan bakar berdensitas tinggi dimasa
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh dog-boning dan meat yang menyebar melebar kearah sisi kelongsong sehingga ukuran lebar meat di dalam
pengganti
yang sekarang digunakan. Kelongsong bahan bakar yang berfungsi pula sebagai pengungkung gas hasil fisi umumnya dari bahan struktur
berbagai
[2]. Pengkajian dan pengembangan struktur kelongsong dilakukan oleh
pihak
didunia
. seiring
dengan
peningkatan pengembangan bahan bakar maju berdensitas tinggi. Pengembangan bahan bakar maju berdensitas tinggi dilakukan searah
yang terlalu tinggi. Seiring dengan
87
HasH Hasil Penelitian
dengan kepada rendah
program
ISSN 0854 - 5561
EBN Tahun 2005
RERTR
yang
beroerientasi
penggunaan uranium pengkayaan Kondidi ini merupakan konsekuensi
[3.4].
suatu negara produksi
dan pengguna
bahan
bakar yang harus mengikuti program konversi pemakaian uranium pengayaan tinggi ke pemakaian
uranium
pengayaan
rendah.
Perancis' telah mengembangkan bahan bakar berdensitas tingi dengan menggunakan bahan AI
struktur kelongsong paduan AIFeNi dan beberapa negara eropa telah melakukan pengkajian
penggunaan
cladding bahan bakar yang telah dilakukan
AIFeNi
(b) Gambar-1: Diagram fasa paduan AI-Fe-Ni : (a)
sebagai
Berdasarkan kajian menunjukkan bahwa
Cair
[5].
(liquidus)
; (b)
Distribusi
fasa
dalam
bentuk padaf] TATA KERJA
paduan AIFeNi memiliki sifat mekanik dan ketahanan korosi yang relatif lebih baik [5.6J. Penelitian ini akan mengkaji lebih jauh tentang
Proses sintesis paduan AIFeNi dilakukan bervariasi berdasarkan persentase
penggunaan paduan AIFeNi sebagai kelongsong alternatif pembungkus bahan bakar
kadar berat unsur pemadu, yaitu(1 ,5%Fe, 0,5%Ni), (1,5%Fe, 1%Ni), dan (1,5 %Fe, 2%Ni)
berdensitas tinggi dimasa mendatang. Pad a tahap awal ini akan dHakukan eksperimen pemaduan AIFeNi dengan metoda peleburan
dengan teknik peleburan menggunakan tungku busur listrik. Proses kompaksi AIFeNi dilakukan secara mekanik dengan tekanan sekitar 300-350 KN. Penekanan ditingkatkan seiring dengan
menggunakan arc furnace dan karakterisasi sifat paduannya. Berdasakan
meningkatnya diagram
kesetimbangan
dalam
diagram
tersebut
komposisi
paduano
Peleburan AIFeNi dilakukan secara berulang hingga 4 kali pelelehan dan setiap kali
fasa sistem ternary AI-Fe-Ni pad a gambar 1 memperlihatkan bahwa fasa-fasa yang terbentuk
kadar
peleburan ditahan sekitar 4-5 menit. Ingot paduan AIFeNi hasil peleburan sebelum dikenai pengujian sifat mekanik dan uji
sangat
dipengaruhi oleh komposisi paduan dan titik cairnya berbeda pada setiap perbedaan fasa
metalografi dibersihkan
seperti ditunjukkan pad a gambar 1a.
terlebih dahulu permukaannya dan dihaluskan. Permukaan
spesimen
4
AIFeNi
penggerindaan
diratakan
dan dipoles
dengan
secara
bertahap
menggunakan mesin poles. Spesime:n AIFeNi hasH poles kemudian permukaannya dietsa menggunakan memunculkan dilakukan dalam
larutan etsa tertentu untuk mikrostruktur fasa. Pengetsaan
dengan mencelupkan
larutan
etsa
dengan
spesimen
memperhatikan
ketepatan waktu etsa. Kontribusi unsur pemadu (a)
ke
Fe dan Ni
dalam paduan AIFeNi dari (1,5%Fe, 0,5%Ni), (1 ,5%F~, 1%Ni),
dan
(1,5%Fe,2%Ni)
efeknya terhadap sifat mekanik,
diamati
mikrostruktur
dan struktur fasanya. Pengamatan sifat mekanik dilakukan dengan uji kekerasan menggunakan metoda Vicker. Analisis mikrostruktur paduan AIFeNi
88
diamati
dengan
menggunakan
HasH Hasil Penelitian
I SSN 0854 - 5561
EBN Tahun 2005
paduan
perturnbuhan fasa kedua yang semakin tinggi
dengan kadar (1,5%Fe, 0,5%Ni), (1,5%Fe, 1%Ni), dan, (15%Fe, 2%Ni) di analisis melalui
seiring dengan meningkatnya prosentase kadar Ni. Peningkatan fasa kedua yang
topografi mikrostruktur kesetimbangan fasa.
semakin
mikroskop-optik.
Pembentukan
fasa
dan
diagram
paduan
AIFeNi
sifat
pada
akan
berdampak
terhadap
peningkatan kekerasan karena kehadiran fasa kedua tersebut berpotensi merintangi
HASIL DAN BAHASAN pengamatan
tinggi
mekanik
berbagai
paduan dengan metoda Vicker pad a Gambar 2. Pengamatan
pergerakan dislokasi. Pembentukan fasa kedua ini ditandai dengan perubahan struktur
terhadap
butir yang
konsentrasi
sebagian
besar
menjadi bentuk struktur
diperlihatkan mikrostruktur
ditunjukkan pada Struktur butir fasa
paduan AIFeNi secara mtalografi-optik ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar-2 memperlihatkan vanasl kekerasan ingot paduan AIFeNi pada berbagai konsentrasi Ni hasil pemaduan dengan teknik
telah
mengarah
butir dendrit,
seperti
Gambar 3 b dan 3 c. mengalami perubahan dari
bentuk granular pada gambar 3a menjadi bentuk butir dendrit seperti ditunjukkan pada Gambar 3b dan 3c karena sebagian fasa a-AI bertransformasi
menjadi
fasa
Fasa
K.
K
peleburan menggunakan arc furnace. Dari Gambar 2 tampak bahwa paduan AIFeNi
berupa senyawa NiAI3 yang berselsatuan orthorombik bersifat relatif lebih keras dari fasa
mencapai konsentrasi
a-AI. Sementara itu, struktur butir dendrit pad a
kekerasan 52 HV dengan (1,5%Fe, 2%Ni). Hal ini terjadi
karena paduan AIFeNi mengalami
2% Ni relatif lebih kecil daripada butir dendrit pada 1 % Ni, seperti ditunjukkan pad a Gambar 3c. Kondisi struktur butir yang demikian ini
penguatan
larut-padat hingga mencapai sekitar 0,05% kadar Fe dan Ni [7]ke dalam struktur fasa a-AI. Penguatan
memungkinkan memberi dampak terhadap peningkatan penguatan logam. Hal ini karena
larut-padat pada struktur fasa a-AI
terjadi secara substitusi dengan menempati kisi sel-satuan FCC. Proses larut-padat atom Fe dan Ni ke dalam kisi struktur fasa a-AI
struktur
cenderung parameter
yang semakin memperbesar
tegangan
Kondisi
seperti
menghambat mengarah
disekitar ini
atom yang
semakin
'E60 2:50
pula merintangi gerakan dislokasi, yang berdampak terhadap peningkatan kekerasan bahan.
kenaikan
meningkatnya
di atas kekerasan
0,5%
lebih
semakin terhadap
I
I
.- -
! - - - - - 1
~ 20
_____
' ~'" I
L~ __
L
I
I
--
~
I -"I.- -
I
------, I
I
I
L
~
I
I
I .-. - 1-
.1
I
1 __
-!
-- - --
I -1
I •
I
L
...J
I
I
2
2.5
, __
I
T -
pula bahwa
I
I 1
t ----
--- -,
I
I
I
o
. __
I
I
~
r -
-- -
I
I
530 c
0 10
- ,-
.
----T-~---I------·· ______
(j)
-- -- -
I I
Z 40
~
~I -
__ -1
E
senyawa fasa NiAh[7,8J• Senyawa fasa yang yang terbentuk dalam paduan ini berkontribusi
pad a konsentrasi
relatif
banyak akan peranannya
70 ~- - - - - , - - - -
tinggi karena pada konsentrasi ini dimungkinkan terbentuknya fasa kedua hasil reaksi antara Ni dengan AI membentuk
terjadi
kecil
gerakan dislokasi [7].
yang bahan.
Kekerasan paduan AIFeNi dengan 2%Ni relatif
Gambar 1 memperlihatkan
lebih
penghambatan pergerakan dislokasi karena batas butir merupakan rintangan terhadap
larut.
berpotensi
gerakan dislokasi kepada penguatan
yang
banyak butir dendrit dan dengan demikian akan memperbanyak batas butir. Batas butir
mengakibatkan terjadinya distorsi kisi yang berakibat menimbulkan
medan
butir
Q5
-
1
1.5
Kadar N Pada Paduan AIFeNi, %
Ni tampak
dengan
semakin Gambar-2.
kandungan Ni, yaitu menjadi 45
Variasi kekerasan
paduan AIFeNi
dengan kadar Fe tetap terhadap kandungan Ni
HV pad a 1% Ni dan 52 HV pada 2% Ni. Kondisi ini dimungkinkan karena adanya
89
Hasil Hasil Penelitian
Mikrostruktur
EBN Tahun 2005
paduan
AIFeNi
ISSN 0854 - 5561
dengan
bentuk struktur butir dendrit pipih memanjang
kadar (1,5%Fe, 0,5 %Ni), (1,5%Fe, 1%Ni) dan (1,5 %Fe, 2%Ni) diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 3a memperlihatkan struktur butir
pada Gambar 3 c. Struktur butir dendrit pad a Gambar 3c relatif lebih kecil daripada struktur butir dendrit yang ditunjukkan pada Gambar 3b.
paduan AIFeNi
Penghalusan butir terse but dimungkinkan karena dipacu oleh kadar Ni yang semakin tinggi
yang memiliki fasa a-AI relatif
besar dan banyak berbentuk equaksial atau granular, sedangkan fasa K yang berbentuk dendrit relatif kecil dan sedikit dan tampak mulai terbentuk. Pembentukan fasa K diawali pada
yang berdampak terhadap peningkatan
dalam paduano Energi dalam paduan yang tinggi mendorong percepatan pengintian butir, sehingga butir dendrit yang terbentuk semakin banyak dan relatif kecil. Struktur butir fasa K
batas butir karena energi pada daerah batas butir relatif tinggi daripada di daerah butir, sehingga
menyebabkan
daerah
batas
energi
butir
dalam bentuk dendrit yang memanjang tersebut relatif lebih dominan pada mikrostruktur
menjadi lebih reaktif daripada di butir. Energi pad a batas butir relatif tinggi karena batas butir adalah daerah yang sangat tidak stabil dan
1,5%Fe,2%Ni seperti tampak pada Gambar 3c.
batas butir merupakan daerah pertemuan kristalkristal atom dengan orientasi yang berbeda atau acak. Fasa yang terbentuk pada paduan AIFeNi merupakan rejeksi dari larutan padat aluminium bila kadar Fe atau Ni yang terkandung dalam paduan tersebut melebihi kemampuan larutpadat fasa a-AI. Mikrostruktur
paduan
AIFeNi
dengan
kadar 1,5%Fe,1 %Ni yang ditunjukkan pada Gambar 3 b memperlihatkan pertumbuhan struktur
butir
meningkat.
fasa
Gambar
cenderung
K
3
b
semakin
memperlihatkan
kecenderungan pe:ubahan struktur butir dari bentuk granular ke bentuk dendrit yang memanjang. Perubahan fasa dalam bentuk struktur
butir
dendrit
ini diperkirakan
20
terjadi
11m
Gambar-3.a.: Struktur mikro paduan A11,5%Fe 0,5%Ni
seluruhnya, seperti diperlihatkan pada Gambar 3b. Peningkatan pembentukan struktur butir denrit ini terjadi karena jumlah kadar unsur Ni dalam
paduan
akibatnya unsur membentuk bertambah.
semakin
meningkat.
Sebagai
Ni yang bereaksi dengan AI
senyawa Kondisi
NiAI3 menjadi ini ditandai
semakin dengan
pertumbuhan struktur butir dendrit fasa semakin besar, Gambar 3 b.
seperti
Mikrostruktur
diperlihatkan
paduan
AIFeNi
K
yang pada
dengan
kadar 1,5%Fe,2%Ni yang ditunjukkan pada Gambar 3c memperlihatkan bahwa struktur butir granular
dan dendrit relatif berkurang
100 f.lm
karena
bertransformasi membentuk struktur butir pipih memanjang. Struktur butir fasa K semakin meningkat seperti tampak secara jelas dalam
Gambar-3.b.:Struktur 1%Ni
90
mikro paduan A11,5%Fe,
I SSN 0854 - 5561
Hasil Hasil Penelitian
EBN Tahun 2005
dengan (1,5 %Fe, 2%Ni) relatif didominasi oleh struktur butir berbentuk dendrit dan cenderung semakin mengecil. Mikrostruktur paduan AIFeNi hasil sintesa cenderung berbentuk dendrit yang diduga merupakan struktur fasa a,+K. DAFTAR PUSTAKA 1. BENJAMIN M.MA, Nuclear Reactor Materials and Applications, VNR Company Inc, USA, 1983. 2. FANJAS, Y., Status of LEU Fuels At CERCA, 1991.
100llm
3. TRAVELLI, Gambar 3.c.:Struktur mikro paduan A11,5%Fe, 2%Ni
RERTR Program, Proceedings, The 19 th International Meeting on Reduced Enrichment for Reseach and Test Reactors,
KESIMPULAN
Seoul, Korea, page 4-8, 1996.
Kekerasan
paduan
AIFeNi
dengan
4. DAVID, G.H., United States Policy Intiatives
kadar (1,5 %~:e,2%Ni) mencapai sekitar 52 HV relatif tingg: dibandingkan dengan yang kadar (1,5%Fe, 0,5 %Ni), dan (1,5%Fe, Kekerasan paduan AIFeNi dengan
in
1%Ni). kadar
The
RERTR
Program,
Test reactors, Seoul, Korea, Page 14, 1996. 5. BALLAGNY,
A, Situation of technological
Irradiation Reactors A Progress Report On The Jules Horowitz Reactor Project. 6. BALLAGNY, A, Main Technical of The Jules
Kekerasan paduan AIFeNi terjadi peningkatan dengan semakin meningkatnya kadar paduano sekaligus terjadinya
Horowitz Reactor Project to Achieve High Flux Performances and High Safety Level.
perubahan mikrostruktur akibat semakin tinggi kadar paduano Mikrostruktur paduan AIFeNi
7. MONDOLFO, L.F, Aluminium Alloys, Structure and Properties, London, 1976
dengan
8. PETZOW, G.,
kadar
kekerasan ini adanya kaitan
Promoting
Proceedings, The 19 th International Meeting on Reduced Enrichment for Research and
(1,5%Fe, O,5%Ni), dan (1,5%Fe, 1%Ni), yaitu masing-masing berkisar 39 HV dan 45 HV.
Peningkatan menunjukkan
A, Status and Progress of The
(1,5%Fe,
O,5%Ni)
relatif
didominasi oleh struktur butir berbentuk granular
EFFENBERG,
Alloy AIFeNi, Vo1.15, International, 1992.
dan sedikit butir dendrit yang mu!ai tumbuh pada batas butir. Mikrostruktur AIFeNi dengan
G., Ternary
Germany:
ASM,
9. HAKKA, Manual Dendrite Arm Spacing, DAS Measure.
(1,5%Fe, 1%Ni ) berbentuk butir dendrit yang cenderung membesar. Mikrostruktur AIFeNi
91
HasH Hasil Penelitian
ISSN 0854 - 5561
EBN Tahun 2005
LAMPI RAN Tabel-1: Dimensi spesimen hasil proses kompaksi dan peleburan Spesimen 3015 22 2Hasi lebur Tebal, mm Diameter, mm 1,5%Fe, 1 %Ni 1,5%Fe,O,5%Ni Diameter, mm Berat, Hasil Kompaksi gr No.
Tabel-2: Butir dendrit dan kekerasan spesimen paduan AIFeNi hasH peleburan 45 38,3 52,1 51,56 Komposisi 1,5%Fe,O,5%Ni Paduan Kekerasan,HV Aluminium Ukuran 5,13 N/mm" butir dendrit, !-1m 68,8 1,5%Fe, 21 %Ni
No.
Perhitungan Dendrite Arm Spacing (DAS) Perhitungan struktur butir dendrit pada mikrostruktur hasil peleburan dengan mengunakan Besar butir dendrit dihitung dengan persamaan metode Dendrite Arm Spacing Secondary(DASS)19J• berikut.
d=
_1_+_l2_+~
( nl I 1 -
n2 . -
1
~+-'1m I-1 n;
Dimana: d = Ukuran dendrit (Jl m) I = Panjang garis (mm) n = Jumlah batas dendrit yang terkena garis m = Jumlah garis yang dibuat Perhitungan Ukuran Dendrite 1.
Gambar 3a: Paduan AI1 ,5%Fe, 0,5%Ni 11= 18,95mm, n1= 8 13=
12,36 mm, n2= 6 12,56 mm, n3= 6
m=
3
12=
d=
?
8-1 d=C8,95
6-1 + 12,56)13 6-1 + 12,36
755 + 12,36 + 12,56)13 d=C8,95 d =(2,707 + 2,472 + 2,512)13 d = 7,691 3 d = 2,5636 mm Pembesaran pada mikroskop optik sebesar 500x jadi:
d = 2,5636 500 d = 0,00513 mm d=5,13,wn
92
J
I SSN 0854 - 5561 2.
Gambar I, : 20,72 12: 20,35 13: 25,93
Hasil Hasil Penelitian
EBN Tahun 2005
3b: paduan AI1 ,5%Fe, 1%Ni mm n,: 4 mm n2: 5 mm n3: 4
m: 3
d:
?
4-1 d:(20,72
5-1 + 25,93)13 4-1 + 20,35
d{20,723
4 + 25,93)13 3 + 20,35 d:(6,906 + 5,0875 + 8,643)/3
d:20,637 3 d:6,88mm Pembesaran gambar mikrostruktur 100X, jadi:
d: 6,88mm 100 d:0,0688 mm d :68,8 Jml 3.
Gambar 3c: Paduan AI1,5%Fe, I, : 14,09 mm
n,: 4
12: 14,76 mm 13:17,56mm
n2 : 4 n3:4
m: d:
2 %Ni
3 ?
4-1 d{14,09
4-1 + 17,56)13 4-1 + 14,76
d{14,09333 + 14,76 + 17,56)13 d :(4,696 + 4,92 + 5,853)/3 d:15,469 3 d:5,156mm Pembesaran gambar mikrostruktur 100X, jadi:
d: 5,156 100 d:0,05156mm d :51,56 Jml
KE DAFTAR ISI 93