SINOPSIS
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO
TESIS
OLEH
INDRAYANTI
PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke 20 sampai akhir minggu ke 37 (Varney, 2008 : 782). Kematian Perinatal yang tinggi (70%) disebabkan oleh persalinan premature. Bayi prematur karena tumbuh kembang organ vitalnya menyebabkan ia masih belum mampu untuk hidup diluar kandungan, sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan
morbiditas
bahkan
mortalitas
yang
tinggi.
(Manuaba,2007 : 432). Hampir 50 % ditemukan kecacatan neurologis pada bayi premature. Angka kejadian persalinan prematur pada umumnya sekitar 6 – 10 %. Di Kabupaten Bojonegoro angka kejadian persalinan prematur pada tahun 2013 adalah 331 (1,79 %) dari 18.422 kelahiran hidup, sedangkan yang meninggal adalah 83 (25,07%). Pada tahun 2014 angka kejadian persalinan premature 312 (1,71%) dari 18.250 kelahiran hidup dan yang meninggal 102 (32,69%). Sehingga ada
peningkatan kematian perinatal yang disebabkan karena persalinan prematur. Persalinan prematur
merupakan kelainan proses yang
multifactorial. Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi dan faktor medic mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks yaitu : aktivasi aksis kelenjar hipotalamus- hipofisis – adrenal baik pada ibu maupun janin akibat stres pada ibu dan janin, inflamasi desidua – korioamnion atau sistemik akibat infeksi, perdarahan desidua, peregangan uterus patologik dan kelainan pada uterus atau serviks. Permasalahan yang terjadi pada persalinan prematur bukan pada kematian perinatal, melainkan bayi prematur sering disertai dengan kelainan yaitu RDS, perdarahan intra / periventricular, NEC, sepsis, serebral palsi, retinopati dan retardasi mental. Cara utama untuk mengurangi risiko persalinan prematur dapat dilakukan sejak awal, sebelum tanda – tanda persalinan muncul. Dimulai dengan pengenalan pasien yang berisiko untuk diberi penjelasan dan dilakukan penilaian klinik terhadap persalinan prematur
serta pengenalan kontraksi sedini mungkin, sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan. Karena masih banyak kejadian persalinan prematur di Kabupaten Bojonegoro dan dengan segala akibatnya maka peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi Persalinan Prematur di Kabupaten Bojonegoro
1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah “ Faktor – faktor apakah yang Mempengaruhi Persalinan Prematur di Kabupaten Bojonegoro ?”
1.3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Menganalis faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan premature di Kabupaten Bojonegoro 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Menganalisis terjadinya Ketuban Pecah Dini dengan kejadian persalinan premature di Kabupaten Bojonegoro 2) Menganalisis adanya cacat bawaan dengan kejadian persalinan prematur di Kabupaten Bojonegoro
3) Menganalisis kehamilan gemeli dengan kejadian persalinan prematur di Kabupaten Bojonegoro 4) Menganalisis adanya penyakit berat pada ibu dengan kejadian persalinan premature di Kabupaten Bojonegoro 5) Menganalisis adanya preeclampsia/ eklampsia dengan kejadian persalinan prematur di Kabupaten Bojonegoro 6) Menganalisis adanya riwayat persalinan prematur dengan kejadian persalinan prematur di Kabupaten Bojonegoro 7) Menganalisis ibu perokok dengan kejadian persalinan prematur di Kabupaten Bojonegoro 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro 1.4.2 Bagi Profesi Bidan 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan 1.4.4 Bagi Peneliti Lain 1.4.5 Bagi Ibu Hamil
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Persalinan premature adalah bersalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20 – 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Sarwono, 2010 : 668) Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22 37 minggu Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20 – 37) atau dengan berat janin kurang 2500 gram.( Saifudin, 2010 : 300)
2.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi Kondisi selama kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan premature adalah : 2.2.1 Janin dan Plasenta 1) Perdarahan trimester awal
2) Perdarahan ante partum 3) Ketuban Pecah Dini 4) Pertumbuhan janin terhambat 5) Cacat bawaan janin 6) Kehamilan ganda / gemelli 7) Polihidramnion 2.2.2 Ibu 1) Penyakit berat pada ibu 2) Diabetes Mellitus 3) Preeklampsia / hipertensi 4) Infeksi saluran kemih / genital / intrauteri 5) Penyakit infeksi dengan demam 6) Stres psikologi 7) Kelainan bentuk uterus / serviks 8) Riwayat persalinan prematur / abortus berulang 9) Pemakaian obat narkotik 10) Trauma 11) Perokok berat 12) Kelainan imunologi / kelainan resus ( Prawiroharjo, 2010 : 669 )
2.2.3 Faktor Sosio Budaya 1) Pendek kurus 2) Umur < 18 tahun atau > 40 tahun 3) Tidak / kurang mau periksa antenatal 4) Keturunan 5) Ras berkulit hitam 2.3 Diagnosis Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan prematur. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar – benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan premature yaitu : 1) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7 – 8 menit sekali, atau 2 – 3 kali dalam waktu 10 menit 2) Adanya nyeri pada punggung bawah 3) Perdarahan bercak 4) Perasaan menekan daerah serviks 5) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50 – 80 % 6) Presentasi janin rendah sampai mencapai spina isiadika
7) Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan premature 8) Terjadi pada usia kehamilan 22 – 37 minggu
2.4 Penapisan Beberapa indikator dapat dipakai untuk meramalkan terjadinya persalinan prematur sebagai berikut : 1) Indikator Klinik 2) Indikator Laboratorik 3) Indikator Biokomia Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah persalinan prematur antara lain sebagai berikut : 1) Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun) 2) Hindari jarak kehamilan terlalu dekat 3) Melakukan pemeriksaan kehamilan dan memperoleh palayanan antenatal yang baik 4) Anjuran tidak merokok maupun mengkonsumsi obat terlarang 5) Hindari kerja berat dan perlucukup istirahat 6) Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan premature 7) Kenali dan obati infeksi genital / saluran kencing
8) Deteksi dan pengamanan faktor risiko terhadap persalinan premature
2.5 Hipotesis 1) Ada hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan kejadian persalinan premature 2) Ada hubungan cacat bawaan dengan kejadian persalinan prematur 3) Ada hubungan kehamilan gemeli dengan kejadian persalinan prematur 4) Ada hubungan
penyakit berat pada ibu dengan kejadian
persalinan premature 5) Ada hubungan preeclampsia/ eklampsia dengan kejadian persalinan premature 6) Ada hubungan riwayat persalinan prematur dengan kejadian persalinan prematur 7) Ada hubungan ibu perokok dengan kejadian persalinan prematur
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancang bangun menggunakan desain penelitian retrospective.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kabupaten Bojonegoro dilakukan pada bulan September – Desember 2016
3.3 Populasi Populasi dalam penelitian adalah ibu yang mengalami persalinan premature pada bulan Januari sampai Agustus 2016