SEKRETARIAT POKJA PENGENDALI Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Jl. Medan Merdeka Barat No. 3, Jakarta Pusat 10110 Telp/ Fax. 62-21 345 9077 Email:
[email protected]; Website: www.pnpm-mandiri.org
KEMITRAAN
PNPM Support Facility (PSF) Jl Diponegoro No. 72, Jakarta 10310, Indonesia Telp. 62-21 314 8175 ; Fax. 62-21 3190 3090 www.pnpm-support.org
Partnership for Governance Reform (Kemitraan) Jl Walter Monginsisdi no 3, Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp. 62-21 7279 9566; Fax. 62-21 720 8519 Website: www.kemitraan.or.id
sinergi, kunci keluar dari kemiskinan
AN RA IT M KE
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
target dampingan
pnpm peduli
Suku terasing
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli berawal dari
Anak jalanan
premis bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama untuk menjalani
Petani tanpa lahan Orang dengan HIV/AIDS
Kaum miskin perkotaan
kehidupan yang lebih baik. Upaya mewujudkannya dicapai dengan
Warga desa terpencil
memberdayakan masyarakat agar sebuah perubahan dan perbaikan hadir
Perempuan Korban trafficking
dari, oleh, dan untuk masyarakat. PNPM Peduli adalah program pemerintah Indonesia yang mendapatkan dana
perubahan di lapangan
hibah oleh Fasilitas Pendukung PNPM multi donor yang didanai oleh AusAID, DANIDA, DFID, Uni Eropa, Belanda dan USAID, dan dikelola oleh Bank Dunia untuk mengembangkan program pemberdayaan kelompok marjinal. Dalam
Tumbuh kesadaran untuk berkelompok dan mengelola usaha bersama
pelaksanaanya, PNPM Peduli menggandeng tiga Organisasi Pelaksana, yaitu Partnership for Governance Reform (Kemitraan), Association for Community
Transfer ilmu pengetahuan dari pendamping ke peserta maupun sebaliknya
Empowerment (ACE), dan Lakpesdam NU. Para pelaksana bekerja dalam tiga Warga berniat mengembangkan usaha berdasarkan potensi lokal daerah
fokus area, yakni pengembangan ekonomi, keadilan sosial, dan akses terhadap pelayanan dasar bagi kelompok marjinal di 185 desa, 85
Keterbukaan terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan
kota/kabupaten, di 24 propinsi.
Anak-anak dan orang dewasa memiliki keinginan belajar melalui pendidikan informal
kemitraan di pnpm peduli
Kepercayaan diri untuk bicara dan menyatakan pendapat di forum publik
Pelaksanaan PNPM Peduli secara perlahan membukakan pintu kesempatan bagi masyarakat yang selama ini dikungkung keterbatasan akses, kemiskinan, juga stigma negatif.
kendala dan tantangan
Mereka yang tidak tersentuh bantuan, kini memiliki
harapan. Namun, program ini akan berhenti begitu saja tanpa adanya sinergi antar berbagai pihak untuk merumuskan dan memformulasikan terobosan dan
Beberapa kelompok sulit dijangkau karena kerap berpindah-pindah di hutan
aksi nyata program penanggulangan kemiskinan. Apa yang dilakukan PNPM Peduli-Kemitraan saat ini adalah upaya mengumpulkan bukti di lapangan
Menjaga semangat kelompok dampingan walau usaha tidak berhasil
untuk kemudian merangkul pemerintah dan swasta agar program ini dapat Proses pembuatan akta tersandung birokrasi
menjadi model pemberdayaan kelompok marjinal di masa mendatang.
15 organisasi masyarakat sipil di 13 propinsi. Kemitraan telah mendampingi 2.899 warga Untuk menjalankan program ini, Kemitraan melibatkan
“Kemitraan selalu menekankan aspek governance dalam programnya. Dalam hal PNPM Peduli, untuk membuka akses layanan terhadap kelompok marjinal, perlu ada tanggungjawab governance, yang merupakan interelasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.” - Wicaksono Sarosa, Direktur Eksekutif Kemitraan -
yang terdiri dari :
1.211 pria, - 1.615 perempuan, - 73 kaum transgender. -
1
2
dengan akta kelahiran, intan menatap masa depan J alanan telah lama menjadi taman bermain sekaligus ladang penghasilan bagi 300 anak di Jakarta Timur yang didampingi Muhammadiyah. Kemiskinan mendorong anak ingusan dan remaja belia beraktivitas di jalanan untuk setidaknya menjadi ‘pahlawan’ bagi keluarga.
Namun, penghasilan yang
didapat ketimbang risiko yang diterima tidaklah seimbang dengan maraknya kejahatan semacam perdagangan anak yang mengintai.
Yang lebih
merisaukan, kehidupan di jalan merampas masa kanak-kanak sekaligus mengaburkan harapan akan masa depan yang lebih baik.
K erisauan
semakin menjadi-jadi karena setidaknya anak-anak yang
didampingi Muhammadiyah ini juga tidak memiliki akta kelahiran. Tanpa akta sebagai legalitas, tidak seorang anakpun bisa mengenyam pendidikan. Berbekal hal itu, Muhammadiyah melalui PNPM Peduli telah mengusahakan pembuatan akta kelahiran gratis bagi anak jalanan. Kini, 182 anak boleh berbahagia akhirnya mereka mendapatkan akta yang telah dinanti lama.
I ntan
yang tahun ini akan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama juga akhirnya berani bermimpi. Lahir dari orangtua yang hanya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar, Intan tak pernah berpikir bisa bersekolah hingga jenjang tinggi. Pendampingan belajar dan keterampilan tangan yang dia dapat dari Muhammadiyah juga membuat waktunya tak lagi tersita di jalanan.
P endampingan
juga dilakukan kepada orang tua, terutama kaum ibu dalam
program keterampilan membuat kue kering dan kerajinan tangan. Ibu yang
“Dengan akta saya bisa sekolah tinggi, siapa tahu menjadi pengusaha, bisa mandiri dan tidak tergantung lagi.” - Intan, Jakarta -
selama ini menganggur bisa mendapatkan uang tambahan. Selangkah demi selangkah, masa depan mulai ditata kembali dari rumah, dengan peran serta seluruh keluarga dan masyarakat.
3
4
kesehatan dan pendidikan untuk negeri di atas awan Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah kerap dijuluki negeri di atas awan mengingat lokasinya yang terletak di atas pegunungan. Keindahan yang alami dan liar dari lanskap alamnya seakan berbanding terbalik dengan buruknya segala akses yang diterima warga, baik itu jalanan, pendidikan, juga kesehatan. Dari 13 desa yang ada di kecamatan, hanya ada empat tenaga kesehatan. Kasus kelahiran umumnya ditangani oleh dukun bayi karena tidak semua desa dilayani puskesmas. Pendidikan juga menjadi persoalan mengingat guru terbatas sehingga kegiatan mengajar lebih sering kosong. Sulawesi Community Foundation (SCF) melalui PNPM Peduli masuk sejak Oktober 2011 dan mulai membawa pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk warga di desa Porelea, Lonebasa, dan Lawe yang
tergolong paling
membutuhkan pelayanan. Sanggar pendidikan pun digalakkan di Porelea untuk mendukung pendidikan informal bagi anak-anak usia sekolah yang buta huruf. Di bidang kesehatan, dukun dilatih dengan pendampingan bidan untuk membantu proses persalinan yang bersih dan minim risiko. Setidaknya 18 dukun telah mendapatkan pelatihan hingga saat ini. Upaya menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan bagi warga Pipikoro akhirnya mendapatkan perhatian pemerintah daerah. Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi pun akhirnya ikut andil untuk menyediakan alat-alat kesehatan. Elsye yang sudah 23 tahun menjadi dukun bayi kini direkrut menjadi kader kesehatan. Elsye kini sadar dan fasih menggunakan sarung tangan, gunting plasenta steril, juga obat-obatan pembersih luka persalinan
“Sejak ada bantuan PNPM Peduli, kita tidak perlu lagi ke Koja
setiap praktik.
(desa tempat beradanya Pustu). Kita sudah tidak ragu lagi menangani persalinan karena sudah dilatih dan dilengkapi dengan peralatan.” - Elsye, Pipikoro 5
6
paralegal perempuan katakan tidak pada kekerasan Mayoritas ibu rumah tangga di Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sudah terbiasa pada dua hal dalam hidupnya : kekerasan dan kepasrahan. Ketidakmampuan untuk membela diri juga anggapan bahwa perempuan harus menurut membuat mereka rentan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sebagian besar dari mereka juga pernah menjadi korban perdagangan manusia karena diiming-imingi pekerjaan. Namun, para perempuan kini mulai bisa tersenyum saat Yayasan LBH-Perempuan Indonesia untuk Keadilan (YLBH-PIK) secara konsisten mendampingi dan memberikan pendidikan hukum melalui PNPM Peduli. Setidaknya 26 perempuan dari
Sambas dan 25 dari Kubu Raya mulai
memahami prosedur melaporkan tindak kekerasan kepada polisi, mempelajari hukum dan Undang-Undang, serta menyatakan pendapat mereka di hadapan publik. Para perempuan mulai memupuk kepercayaan diri sehingga berani tampil di forum publik. Sekelompok ibu dari Kabupaten Sambas, misalnya, berhasil menjadi Juara Harapan I dalam lomba cerdas cermat tingkat propinsi yang bertema pendidikan perempuan. Ini menjadi langkah awal menggembirakan bagi perjalanan perempuan pedesaan di masa mendatang.
“Kami orang desa yang tidak punya pendidikan sekarang berani dan percaya diri. Kami jadi tahu apa itu kekerasan juga perdagangan manusia dan kami tidak mau lagi jadi korban.” - Indrayani, Kubu Raya 7
8
meraih hak asasi di tanah sendiri H utan dan segala isinya adalah jantung kehidupan Suku Anak Dalam (SAD), tempat mereka tumbuh, hidup, dan berkembang. Namun, itu 20 tahun lalu ketika mereka masihlah tuan di tanah mereka. Yang terjadi kini, Suku Anak Dalam harus menyaksikan ‘rumah’ mereka berubah menjadi perkebunan milik swasta maupun BUMN hingga permukiman. Ancaman nyata di depan mata : hilangnya sumber penghidupan dan kehidupan yang bermuara pada kemiskinan juga terancamnya keberlangsungan sebuah tradisi.
S SS
Pundi melalui PNPM Peduli bergerak di belantara hutan untuk
mendampingi 167 kepala keluarga Suku Anak Dalam yang berdiam di sepanjang jalur lintas tengah Sumatera mulai dari Kabupaten Sarolangun, Merangin, dan Bungo (Jambi) serta Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat) dan 57 KK Masyarakat Suku Anak Dalam Bathin IX yang berada disekitar kawasan Restorasi Ekosistem di Kabupaten Batanghari, Jambi.
Misinya
adalah mengembalikan hak hidup dengan mengusahakan akses masyarakat terhadap kawasan hutan, membukakan alternatif sumber penghasilan baru, juga memberikan hak dasar kesehatan, pendidikan, dan legalitas.
S SS
mendampingi warga untuk bernegosiasi dengan PT INHUTANI IV
perwakilan Dharmasraya agar memberikan akses lahan pada areal konsesi dengan skema kemitraan. Setidaknya telah diidentifikasi dan dipetakan 400 hektar kawasan hutan yang dinegosiasikan untuk menjadi wilayah Suku Anak Dalam. Menyadari bahwa hutan tak lagi jadi penopang utama, masyarakat diajari beternak ikan air tawar yang dimulai dengan 1.500 bibit ekor ikan nila. Kelompok pembudidaya ikan turut menebarkan semangat ini kepada kelompok
“Sebelumnya penghidupan saya dan lainnya hanya dari karet
lain sehingga kelompok lain mulai terjun membudidaya ikan.
dan berburu yang kadang hasilnya tidak cukup. Setelah ada
P elan
saran dari PNPM Peduli untuk memelihara ikan dalam kolam,
tetapi pasti, kesadaran untuk bekerja dalam kelompok untuk mencari
sumber penghidupan lain tumbuh. Mereka juga tak perlu risau lagi memikirkan
saya dan warga lainnya merasa sangat terbantu dan kami
kesehatan dan pendidikan anak-anak mereka karena adanya pelayanan
semua akan berusaha untuk menjadi petani ikan yang bisa
lapangan untuk mengantisipasi masyarakat yang sering berpindah-pindah ini.
menopang hidup kami.” - Temenggung Syargawi, Jambi -
Mereka kini paham bahwa mereka tidak dilupakan. 9
10
petani manokwari berkreasi dengan kapri Papua selalu menyisakan ironi : kekayaan alam bersanding dengan kemiskinan. Ini juga gambaran di Manokwari, Papua Barat yang tingkat penduduk miskin pedesaan tahun 2010 saja mencapai 43,48 persen. Program pembangunan yang tidak bertumpu pada pemberdayaan masyarakat pedesaan justru melahirkan petani miskin yang tidak memiliki akses untuk memperbaiki kehidupan. Melalui PNPM Peduli, KAMUKI menggandeng 2 kelompok tani (170 KK) dari Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat, dan satu kelompk tani (61 KK) lainnya dari Distrik Manokwari Utara. Atas dasar itulah penguatan pada kelompok petani dapat menjadi salah satu solusi. Para petani didampingi mengembangkan pertanian organik di kebun mereka. Dari semula hanya bertanam kacang-kacangan, mereka mulai menanam kentang dan terong yang hasilnya sudah dipanen. Harga hasil panen organik lebih tinggi ketimbang hasil panen tradisional karena tidak menggunakan pestisida. Mereka juga berlatih membuat pupuk organik untuk mendukung pertanian sehingga tidak perlu membeli pupuk.
Proses pendampingan
membukakan mata petani untuk terus berkreasi dengan komoditas lain yang bisa ditanam. Pilihan itu jatuh pada kapri, kacang bernilai ekonomi dan gizi tinggi. Semua berawal dari inisiatif Enos yang tergabung dalam kelompok tani Distrik Anggi Gida untuk menanam kapri di kebunnya. Melihat hasilnya yang baik, Enos
“Kacang kapri sekarang bisa tumbuh di kebun saya juga kebun
membagi-bagi bibit pada petani lainnya. Semangat berbagi dalam kelompok
petani lain. Dimasak dengan kentang bisa menambah gizi,
dan kreasi Enos mengembangkan kembali kapri membuat kacang ini pun mulai
dijual bisa menambah penghasilan.” - Enos, Manokwari -
bertumbuhan di kebun-kebun warga. Tumbuhnya kapri semoga menjadi awal bagi petani Manokwari untuk mandiri dengan tanaman organik. 11
12
Banda Aceh
Simeulue
Lhokseumawe
Nias
Langsa
Tebing Tinggi
Medan Pemantangsiantar
Kota Tanjung Balai
Padangsidempuan
Padang Siberut
Bandar Melaka
MALAYSIA Batam
Johor Bahru
Lingga
Jambi
Me
nt
aw Palembang
Kuching
ai Is Semarang Surakarta
BRUNEI
M A L AY S I A
Bali
Balikpapan
Tawau
Palu
SULAWESI
Samarinda
Bima
Sumbawa
Mataram
Makassar
Mamuju
Lombok Amlapura
KALIMANTAN
Palangkaraya
Negara
Bandjarmasin
Madura
Java Sea
Mojokerto
Surabaya
Malang
Bitung
Sula Is.
Manado
Celebes Sea
Gorontalo
Peleng
Kendari
Muna
Alor Dili
Talaud Is.
Ternate
Buru
Morotai
Halmahera
Ceram Ambon
Babar
Banda Sea
Moa
TIMOR-LESTE
Wetar
Obi
peta lokasi kegiatan pnpm peduli Natuna Besar
Bandung
Pamanukan
JAKARTA Cipanas Sukabumi
Yogyakarta
Cilacap
Tegal
Belitung
Pontianak
Bangka
Bogor
Pangkalpinang
Tanjungpinang
SINGAPORE
Jambi
SUMATERA
Pekanbaru
Dumai
Mukomuko
Bengkulu
Enggano Bandar Lampung Serang
JAWA Ende
Flores
PACIFIC
Waigeo
Misool
Kai Is.
Tanimbar Is.
Biak
OCEAN
Yapen
Manokwari
Aru Is.
Arafura Sea
PAPUA
Port Numbai
Jayapura
14 13 SSS PUNDI SWARA Jakarta Yayasan Wisnu YLBH-PIK YPPN YSIK YTB Kupang
Bajawa
Timor
SCF
Klungkung (Semarapura) Gianyar
Kupang
Lembaga Mitra Turatea Muhammadiyah P3W-GKI SAMANTA
DKI Jakarta Papua Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan DKI Jakarta Papua, Papua Barat Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Jambi DKI Jakarta Bali Kalimantan Barat Kalimantan Barat DKI Jakarta Nusa Tenggara Timur Hurin KAMUKI KBCF
Tabanan
Denpasar Sumba
15 mitra Kemitraan yang berpartisipasi dalam program PNPM Peduli
.