Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
ISSN 2338-1035
SIMULASI DAN PEMBUATAN BOLA GOLF POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN SERAT NILON Adnan Ghazali Zain Hsb, Bustami Syam Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Email :
[email protected] ABSTRAK Banyak bola golf bekas yang masih bisa di daur ulang. Pada penelitian ini dilakukan riset untuk mendaur ulang bola golf, dimana bola golf yang terbuat dari polymeric foam yang diperkuat tandan kosong kelapa sawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pembuatan dan komposisi dari material komposit tersebut, membandingkan hasil simulasi aerodinamis bola golf dimple dengan bola golf tanpa dimple. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan atau pengerjaan seperti pembuatan spesimen melakukan pemodelan dengan software Solid work dan simulasi menggunakan software Ansys 14 . Dari hasil penelitian ini didapat teknik pembuatan spesimen yang terbaik dengan metode tuang tekan dengan komposisi 1: Resin 9%, serat TKKS 3%, serat nilon 2%, polyurethane 5%, Silikon 78%, Katalis Silikon 1% dan Katalis Resin 1%. Untuk komposisi 2: Resin 19%, serat TKKS 3%, serat nilon 2%, polyurethane 5%, silikon 68%, katalis silikon 1% dan katalis resin 1%. Hasil simulasi aerodinamis bola golf dimple memiliki gaya gesek lebih kecil sehingga terjadi turbulensi dibelakang bola sedangkan bola golf tanpa dimple memiliki gaya gesek yang lebih besar sehingga tidak terjadi turbulensi dibelakang bola akan tetapi sering terjadi slip. Kata kunci: Bola golf, polymeric foam, Ansys 14.
ABSTRACT A lot of used golf balls can still be recycled. In this research study to recycle golf balls, golf balls which are made of a polymeric foam reinforced palm empty fruit bunches. The purpose of this study was to obtain engineering manufacture and composition of the composite material, comparing the simulation results aerodynamic dimple golf ball with a golf ball without a dimple. The research was carried out in several stages or construction activities such as the manufacture of specimens perform with software Solid modeling and simulation work using Ansys software 14. From these results obtained specimens of the best manufacturing techniques with methods of casting press with the composition 1: Resin 9%, 3% TKKS fiber, nylon fiber 2%, 5% polyurethane, 78% Silicon, Silicon Catalyst Resin Catalyst 1% and 1%. For composition 2: Resin 19%, fiber TKKS 3%, 2% nylon fiber, polyurethane 5%, 68% silicon, silicon catalyst 1% and 1% resin catalyst. Simulation results aerodynamic dimple golf ball has less friction resulting in turbulence behind the ball while the ball dimple golf without having larger frictional forces so that no turbulence behind the ball but often slip. Keywords: Golf balls, polymeric foam, Ansys 14.
1. Pendahuluan
Pada tahun1898 Coburn Haskell bekerja sama degan BF Goodrich company menciptakan bola golf sebagai penyempurnaan dari bola golf gutty. Bola golf ini menggunakan inti karet padat yang dibungkus benangbenang karet sebelum dilapisi getah
perca. Hingga saat ini bola golf masih dibuat dari inti karet yang padat yang komposisinya masih dirahasiakan oleh produsen. Benang karet dililitkan mengelilingi inti sebelum dibungkus dengan getah balata. Sekarang ini juga dibuat bola golf berlapis polymer seperti syrlin yang membuat bola golf lebih
212
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
tahan dibandingkan bola golf berlapis balata. Baru-baru ini David Neivandt, dosen teknik kimia dan biologi di university of maine di orono, amerika serikat, danmahasiswanya, alex caddell dari winterport, maine, yang mengembangkan bola golf yang terbuat dari cangkang lobster. Mereka bekerja sama dengan the lobster institute. Dan pada penelitian ini kami mencoba membuat bola golf dari serat tandan kosong kelapa sawit dan ditambah serat nilon. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan produk sampingan dari hasil pengolahan kelapa sawit pada suatu pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Berdasarkan data pusat penelitian statistik nasional (BPS) diperkirakan jumlah TKKS yang dihasilkan mencapai 1,9 juta ton berat kering setahun. Pada umumnya material ini dimanfaatkan sebagai pupuk organik dilahan perkebunan dengan cara dibakar atau dibuang kembali ke lahan tersebut dan dibiarkan mengalami proses fermentasi secara alami. Tetapi pemanfaatan material ini untuk produk-produk yang masih terbatas jumlahnya. Material yang diperkuat serat adalah material non-logam yang mempunyai banyak keuntungan karena sifat fisis dan mekanis yang baik. Salah satu yang dominan adalah memiliki berat jenis yang ringan dan relatif kuat. Komposit dapat menjadi lebih ringan lagi apabila ditambahkan ronggarongga pada strukturnya, rongga yang di maksud dapat diperoleh dari bahan polymer polyurethane. Nilon merupakan suatu keluarga polymer sintetik yang diciptakan pada tahun 1935 oleh Wallace Carothers di dupont. Produk pertama adalah sikat gigi berbulu nilon(1938). Dilanjutkan dengan produk yang lebin di kenal: stoking untuk wanita pada 1940. Nilon dibuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptide (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida (PA). Nilon merupakan polymer yang pertama sukses secara
ISSN 2338-1035
komersial, dan merupakan serat sintetik pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik: batu bara, air dan udara. Elamen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekular rendah, yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang. 2.
Tinjauan Pustaka
2.1. Bola Golf Bola golf yang saat ini banyak ditemukan adalah bola 1-piece, 2piece, atau 3-piece bola. Dan pada percobaan ini peneliti menggunakan bola golf 1-piece. Penjelasan bola golf 1-piece adalah sebagai berikut: 1-piece ball (bola 1 lapisan) Bola ini adalah bola yang baik untuk pemula, karena murah dalam biaya produksinya. Bola ini terbuat dari sepotong padat syrlin dengan lesung yang dibentuk masuk. Bola ini proses pembuatannya murah dan sangat tahan lama. Gambar bola golf 1-piece dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 1. Bola golf 1-piece ball 2.2. Material Komposit Bahan komposit merupakan bahan teknologi yang mempunyai potensi yang tinggi. Komposit dapat memberikan gabungan sifat-sifat yang berbeda-beda pada penggunaan yang tidak akan diperoleh melalui penggunaan logam dan keramik, khususnya tentang sifat kekuatan spesifik serta kekakuan spesifik. Klasifikasi komposit dapat dilihat pada Gambar 2.
213
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
ISSN 2338-1035
Material Komposit Polymeric Foam Material komposit polymeric foam terdiri dari polyester resin tak jenuh, silikon, blowing agent, serat TKKS, dan serat nilon. Blowing Agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Polyol dan Isocyanate. Sementara untuk mempercepat proses polymerisasi digunakan katalis jenis MEKPO dan katalis Bluesill[2]. a.
Gambar 2. Klasifikasi/Skema Struktur Komposit[1]. Secara umum bahan komposit terdiri dari dua bagian utama, yaitu : (1)matriks yang mengisolasi fasa, dan (2) penguat/reinforcement Gambar 2.3.
Gambar 3. Gabungan Makroskopis Fasa-Fasa Pembentuk Komposit Foam didefenisikan sebagai penyebaran gelembung-gelembung gas yang terjadi pada material cair dan padat. Foam berkembang menjadi rongga-rongga mikro yang memiliki diameter 10µm. Foam yang tersebar dalam polymer dapat mencapai 108/cm3 (Kumar,2005). Pada material foam dengan susunan rongga terbuka terdapat pemutusan dinding rongga yang fleksibel. Material foam dengan susunan rongga tertutup tidak terdapat pemutusan dinding rongga dan bersifat kaku. Perbedaan kedua jenis ini susunan rongga tersebut ditunjukan oleh Gambar 4.
a. Rongga terbuka b. Rongga tertutup Gambar 4. Jenis material berongga[3].
Tabel 1. Karakteristik mekanik polyester resin tak jenuh. SIFAT SATUAN BESARAN MEKANIK -3 Berat Jenis 1,2 s/d 1,5 Mg.m (ρ) Modulus GPa. 2 s/d 4,5 Young ( E) MPa 40 s/d 90 Kekuatan Tarik (σT) b.
Serat TKKS Penguat komposit yang digunakan ialah dari bahan TKKS yang kemudian dibentuk menjadi ukuran halus dan dicampurkan dalam matriks. Ukuran serat TKKS yang belum dicacah adalah 13-18cm dan serat ini dihaluskan lagi hingga mencapai ukuran 0,1-0,8mm. Pada penelitian ini TKKS diproses dari hasil perkebunan kelapa sawit PTPN 3, limbah TKKS yang dihasilkan pertahunnya sebanyak 1,9 juta ton/tahun berat kering atau berjumlah 4 ton/tahun yang dihasilkan berat basah. Bahan-bahan penyusun TKKS dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Bahan penyusun tandan kosong kelapa sawit No Bahan-Bahan Komposisi (%) Kandungan 1. Uap air 5.40 2.
Protein
3.00
3 4. 5. 6.
Serat Minyak Kelarutan air Kelarutan unsur alkali 1 %
35.00 3.00 16.20 29.30
214
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
7. 8.
Debu K
5.00 1.71
9. 10. 11 12.
Ca Mg P Mn, Zn, Cu, Fe
0.14 0.12 0.06 1.07
TOTAL
100,00
ISSN 2338-1035
b. Efek Magnus Kecepatan lokal di dekat bola terdiri dari kecepatan aliran udara dan kecepatan putaran bola, yang berkurang jika jaraknya makin jauh dari bola. Pada sebuah bola yang berputar dengan bagian atas bergerak searah dengan aliran udara, maka kecepatan udara setempat di bagian atas akan lebih cepat dari pada di bagian bawah.
Gambar 5. Serat TKKS yang telah dihaluskan c.
Serat Nilon Nilon dibuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida (PA). Nilon merupakan polimer pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetik pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik: batu bara, air, dan udara. Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekular rendah, yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polymer panjang. 2.3. Fenomena Pada Bola Golf a. Dimple Bola yang digunakan pada olahraga golf memiliki bentuk dan konfigurasi yang khusus, yaitu permukaannya yang memiliki dimpledimple kecil, Bentuk ini ternyata memiliki pengaruh pada aerodinamika dari bola golf tersebut.
Gambar 6. Pengaruh dimple
Gambar 7. Efek magnus 2.4. Gaya-gaya pada Bola golf a. Drag Gaya hambat adalah komponen gaya fluida pada benda yang searah dengan arah aliran fluida atau gerakan benda. Gaya hambat dibedakan menjadi gaya hambat bentuk (form drag) dan gaya hambat gelombang (wave drag). b. Lift Gaya angkat adalah komponen resultan gaya fluida tegak lurus terhadap aliran fluida. Bidang angkat adalah bentuk-bentuk yang mampu manghasilkan daya angkat seperti : layang-layang, aerofoil, hidrofoil, balingbaling atau kipas. 2.5. Computational Fluid Dynamics (CFD) CFD merupakan teknik komputasi yang telah banyak digunakan untuk memnyelesaikan permasalahan fluida di bidang engineering yang melibatkan permasalahan fluida di bidang engineering yang melibatkan aliran fluida, perpindahan panas dan fenomena terkait seperti reaksi kimia. 3. Metodologi Penelitian 3.1. Alat-Alat dan Bahan
215
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan spesimen uji polymeric foam adalah sebagai berikut: Alat Alat pengaduk, Mesin penghalus serat, Cawan tuang, Timbangan digital, Oli, Kuas, Gunting, Ayakan, Cetakan, Ember plastik. Bahan Resin, Serat TKKS, Serat nylon, Polyurethane, Katalis, Silicone RTV555, Katalis silicon, NaOH, Air bersih.
3.2. Langkah-Langkah Penelitian Persiapan Serat TKKS Proses persiapan serat TKKS dikerjakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembersihan TKKS dengan menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran besar yang menempel, seperti pasir, tanah, dll. 2. TKKS direndam dalam larutan NaOH 1M 1% selama lebih kurang satu hari untuk mengikat asam lemak yang masih tersisa pada permukaannya. 3. TKKS dicuci dengan air bersih dan dicacah menjadi bagian-bagian kecil dengan ukuran 10-20cm. 4. TKKS dikeringkan selama lebih kurang tiga hari pada suhu 30 s.d. 40 oC. Tujuan proses ini ialah untuk menurunkan kadar air yang terkandung, sehingga kondisi TKKS cukup kering untuk diolah menjadi serat. 5. Pemotongan TKKS menjadi ukuran kecil, yaitu berkisar 2 s.d. 5 cm, sebelum proses penghalusan menjadi serat. 6. Selanjutnya potongan TKKS tersebut dihaluskan dengan menggunakan mesin penghalus serat hingga menjadi serat yang lebih halus.
ISSN 2338-1035
Proses Pembuatan Cetakan Bola Golf Polymeric Foam Pada penelitian ini proses pembuatan cetakan mengikuti langkahlangkah pada penelit sebelumnya dengan menggunakan polyester putty sebagai bahan yang digunakan dalam pembuatan cetakan dan mal cetakan pada penelitian ini menggunakan rumah kopling honda kijang.[4] Adapun proses dalam pembuatan cetakan bola golf polymeric foam dilakukan beberapa langkah – langkah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan semua alat dan bahan 2. Melumasi mal cetakan dan bola standart dengan oli. Hal ini bertujuan untuk mempermudah selama proses pembongkaran. 3. Meletakkan mal cetakan diatas permukaan yang rata. 4. Mencampurkan polyester putty (dempul) dengan katalis power lux, aduk hingga merata. 5. Menuangkan campuran kedalam mal cetakan dengan cara dituang terlebih dahulu pada mal cetakan (1), setelah itu melatakan bola golf standart ke dalam cetakan (1), setelah campuran pada mal cetakan (1) mulai mengeras, tuangkan campuran kedalam cetakan (2) setalah itu cetakan (2) di gabungkan dengan mal cetakan (1) dengan cara press. 6. Selanjutnya membiarkan mal cetakan selama 15 menit. 7. Membongkar mal cetakan. 3.3. Metode Pembuatan Spesimen Pada penelitian ini metode yang dipakai untuk pembuatan spesimen tuang-tekan Spesimen yang akan dibuat dalam bentuk bola golf. Dan pada pembuatan spesimen ini peneliti menggunakan inti dalam bola golf yang asli. Metode yang digunakan pada pembuatan spesimen bola golf polymeric foam ini adalah tekan tuang. Spesifikasi spesimen bola golf polymeric foam yang di buat pada 216
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
penelitian ini dapai dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6. Spesifikasi bola golf polymeric foam
Proses pembentukan spesimen dilakukan dalam beberapa langkah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan semua alat dan bahan. 2. Menimbang semua bahan menurut takarannya masing-masing, yaitu silikon 78%, katalis silikon 2%, resin 9%, katalis resin 1%, serat TKKS 3%, serat nilon 2%, dan polyuretan 5% untuk komposisi satu. Sedangkan untuk komposisi dua yaitu silikon 68%, katalis silikon 2%, resin 19%, katalis resin 1%, serat TKKS 3%, serat nilon 2%, dan polyurethane 5%. 3. Melumasi permukaan bagian dalam cetakan dengan oli. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pembongkaran. 4. Meletakkan cetakan di atas permukaan yang rata. 5. Mencampurkan serat TKKS dan nilon, lalu aduk hingga merata. 6. Mencampurkan campuran serat ke resin dan diaduk dengan kecepatan 100-120 rpm selama 60 detik. Campuran diberi label campuran 1 (C1). 7. Mencampurkan katalis resin ke c1 sambil diaduk dengan kecepatan 100-120 rpm selama 60 detik. Campuran diberi label campuran 2 (C2). 8. Mengaduk katalis silikon dan silikon dengan kecepatan aduk 100-120 rpm selama 60 detik. Campuran diberi label campuran 3 (C3).
ISSN 2338-1035
9. Mengaduk campuran c3 ke dalam c2 dan diaduk dengan kecepatan 100120 rpm selama 60 detik. Campuran diberi label campuran 4 (C4). 10. Mencampurkan campuran polyurethane berupa polyol dan isocyanate ke dalam campuran c4 dan diaduk dengan kecepatan 100120 rpm selama 30 detik. campuran diberi label campuran 5 (C5).[5] 11. Menuangkan campuran c5 kedalam cetakan. 12. Menjepit cetakan yang telah terisi dengan campuran c5 dengan menggunakan ragum tangan untuk memberikan tekanan terhadap cetakan. 13. Selanjutnya membiarkan campuran tersebut pada tekanan atmosfir dan suhu kamar selama 2 hari. 14. Membongkar cetakan setelah dua hari.
3.4. Pemodelan bola golf aerodinamis 1. ansys workbench Aktifkan menu ANSYS Workbench dengan klik icon ANSYS Workbench pada program ANSYS. Select fluid flow (CFX) dari toolbox, dan double klik fluid flow (CFX) pada icon tersebut
lalu tekan double klik pada project yang akan di buat adalah bola golf dimple. 2. Geometry Membuat desain gambar dan geometri dilakukan dengan cara double klik pada menu geometri atau right klik mouse untuk mengimport geometri dan gambar dari directori lain. Seperti gambar 3.24. dan gambar 3.25. pemodelan bola golf dimple yang di import kedalam software ansys terlebih dahulu di design dengan menggunakan 217
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
ISSN 2338-1035
software silod work, tujuannya untuk mempermudah dalam hal menggambar model bola golfnya.
Gambar 3.24. Langkah membuat gambar/import gambar
Gambar 3.25. Gambar model Gambar box yang diperlihatkan diatas adalah batas dari kondisi udara, caranya klik melalui Tools > Enclosure. Aturlah panjang, lebar dan tinggi dari enclosure tersebut. Disarankan ukurannya tidak terlalu lebar dari objek agar hasil yang ditampilkan nanti benar-benar jelas untuk dilihat. Dapat dilihat pada gambar 3.26.
Gambar 3.26. Langkah membuat box 3. Mesh Right klik toolbar mesh, kemudian pilih generate mesh, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.27. umtuk hasil meshingnya diperlihatkan pada gambar 3.28.
218
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4,, No.4 No. Maret 2013
ISSN 2338 2338-1035
dan bola dan hasil setup dapat dilihat pada gambar 3.30.
Gambar 3.27. Mesh
Gambar 3.29. Proses setup
Gambar 3.28. Hasil mesh 4. Anlysis type Tutup kembali windows mesh ini, dan kembali ke menu project, project klik Setup maka akan tampil windows setup baru. Pada setup ini akan memilih sisi inlet, outlet, wall dan bola. MasingMasing masing sisi tersebut diberikan properti seperti berikut: dary – isikan 1. Inlet Insert boundary nama inlet – Pilih sisi kiri – klik tab berikutnya – pilih Mass Flow Rate – isikan 35 kg m2 - OK 2. Outlet Insert boundary – isikan nama outlet – pilih sisi kanan - klik tab berikutnya – pilih Pressure – isikan 1 atm - OK 3. Wall Insert boundary – isikan nama wall – pilih dinding yang mengelilingi bola – klik tab berikutnya – pilih Free bod - OK 4. Bola Insert boundary – isikan nama bola – pilih ilih onjek bola – OK Dapat dilihat pada gambar 3.29. proses setup pada sisi inlet, outlet, outlet wall
gambar 3.30. Hasil setup 5. Solution Tutup kembali windows ini dan kembali ke menu project,, klik Solution maka akan tampil windows Solution > klik Start Run pada dialog box yang muncul, dapat dilihat pada gambar 3.31.
Gambar 3.31. solution 6. Selesai
219
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
ISSN 2338-1035
work. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar 4.2.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Bola Golf Polymeric Foam Komposisi bola golf polymeric foam yang telah didapat dari hasil penelitian ini, diperlihatkan pada tabel 4.1. Tabel
4.1. komposisi bola polymeric foam.
Gambar 4.2. Hasil pemodelan dengan Solid Work
golf Bola golf yang didesain pada software Solid Work memiliki jumlah dimple 314 buah. Diameter bola sebesar 42,67 mm. Setelah dilakukan proses pemodelan dengan Solid Work, kemudian bola di import ke software Ansys 14. Dapat dilihat hasil pemodelan bola golf dimple pada gambar 4.3.
Dapat dilihat hasil pembuatan bola golf polymeric foam pada gambar 4.1.
Gambar 4.3. Geometry bola golf pada Ansys 14 Gambar 4.1. Bola golf polymeric foam 4.2. Hasil Simulasi Pada hasil simulasi ini bertujuan untuk membedakan aerodinamis bola golf tanpa dimple dengan bola golf dimple. Adapun spesifikasi bola golf yang digunakan pada simulasi ini adalah: 1. Diameter : 42,67mm 2. Kedalaman dimple : 0,254mm 3. Jumlah dimple : 300-500 4. Berat :45,93 grams
Pemodelan bola golf tanpa dimple dapat didesain langsung dengan menggunakan software Ansys. Diameter bola golf tanpa dimple ialah 42,67 mm. Dapat dilihat hasil pemodelan bola golf tanpa dimple pada gambar 4.4. Bola golf tanpa dimple memiliki permukaan yang halus.
4.2.1. Hasil geometry pada bola golf dimple dengan bola golf tanpa dimple Pembuatan bola golf dimple dilakukan menggunakan software solid 220
Jurnal
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
ISSN 2338-1035
Gambar 4.4. Hasil geometri bola golf tanpa dimple 4.2.2. Hasil meshing pada software ansys 14 Meshing adalah sebuah metode dalam simulasi yang berfungsi untuk membagi benda solid menjadi bagianbagian elemen kecil. Bola golf terbagi menjadi 707134 elemen-elemen kecil yang menjadi dasar perhitungan pada simulasi ini.
Gambar 4.5 Meshing pada bola golf dimple Bola golf tanpa dimple yang diberikan meshing pada software ansys 14 dapat dilihat pada gambar 4.6. Jumlah elemen pada bola golf tanpa dimple tidak sebanyak bola golf dimple. Jumlah elemen pada bola golf tanpa dimple adalah 14884 buah elemen.
Gambar 4.7. Hasil simulasi aerodinamis bola golf dimple Hasil simulasi pada gambar 4.7. diperoleh hasil kecepatan maksimum udara yang terjadi pada bola golf dimple yaitu sebesar 50 m/s, tekanan maksimum (pressure) udara yang dihasilkan bola golf dimple yaitu sebesar 0,000867 MPa dan turbulensi maksimum yang dihasilkan bola golf dimple sebesar 126,194 J/Kg. Dapat dilihat hasil simulasi bola golf tanpa dimple pada gambar 4.8.
Gambar 4.8. hasil simulasi aerodinamis bola golf tanpa dimple
Gambar 4.6 Meshing bola golf tanpa dimple 4.2.3. Hasil Simulasi Aerodinamis Untuk mengetahui kecepatan udara (velocity), tekanan udara (pressure) dan turbulensi yang dihasilkan oleh bola golf dimple dengan bola golf tanpa dimple diberikan nilai kecepatan udara (velocity) 35 m/s, diperoleh hasil seperti pada gambar 4.7.
Hasil simulasi pada gambar 4.8. diperoleh kecepatan maksimum udara (velocity) yang terjadi pada bola golf tanpa dimple yaitu sebesar 46,5 m/s, tekanan maksimum udara (pressure) yang dihasilkan bola golf tanpa dimple yaitu sebesar 0,000855 MPa dan turbulensi maksimum yang dihasilkan bola golf tanpa dimple sebesar 13.0307 J/kg.
Daftar Pustaka [1]
Callister Jr, W.D. Material Science and Engineering: An 221
Jurnal
[2] [3]
[4]
[5]
e-Dinamis, Volume 4, No.4 Maret 2013
ISSN 2338-1035
Introduction. New York: John Wiley&Sons: 2004. Justus Kimia Raya, PT. Technical Data Sheet. Jakarta: 2007. Schwartz, M.M. Composite Material Handbook. Mc. Graw Hill: Book Company: 1984. Yani, A. Perfomansi RespoMekanik Bola Golf Polymeric Foam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Terhadap Beban Impak. Skripsi. Departemen Teknik Mesin : 2011. Zulfikar, Pembuatan dan Penyelidikan Perilaku Mekanik Material Polymeric Foam diperkuat Serat TKKS akibat Beban Statik dan Impak. Tesis. Magister Teknik Mesin FT-USU: 2010.
222