5BAB
V
SIMPULAN
5.1 Simpulan Simpulan terdiri dari tiga bagian yaitu simpulan mengenai perencanaan keuangan, pemaparan model bisnis dan strategi pengembangan bisnis yang akan dijalankan oleh bisnis kuliner SiGodang.
5.1.1 Evaluasi dan Perencanaan Keuangan Bisnis kuliner SiGodang menurut perencanaan bisnis 2015-2019 layak untuk di jalankan karena sudah memenuhi syarat keuangan yaitu net present value lebih besar dari nol, sesuai dengan perencanaan versi moderate sebesar Rp.4.887.456, perencanaan versi optimis sebesar Rp. 566.287.762, dan perencanaan versi sangat optimis sebesar Rp. 1.088.692.143,.
Laporan keuangan SiGodang Lippo Cikarang masih menunjukan kinerja yang kurang memenuhi harapan dikarenakan jumlah penjualan yang masih belum sesuai harapan jika dibandingkan dengan hasil penjualan untuk industri sejenis yang sudah terkenal. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang belum sesuai dan nama yang belum dikenal. Akan tetapi pembelajaran yang dapat diambil dari model bisnis yang telah dilaksanakan oleh SiGodang Lippo Cikarang akan digunakan sebagai dasar pengembangan bisnis SiGodang selanjutnya, sehingga target pengembangan bisnis SiGodang dapat tercapai dengan baik.
75
5.1.2 Model Bisnis Bisnis kuliner SiGodang merupakan bisnis kuliner yang didirikan dengan visi “Menyajikan Makanan Berselera Pedas Untuk Seluruh Dunia” dan misi “Mempunyai Minimal 10 Cabang di Setiap Kota Besar di Indonesia Pada Tahun 2024 dan di Setiap Kota Besar di Dunia Pada Tahun 2034”. Adapun model bisnis SiGodang yang akan dijalankan dijelaskan melalui business model generation yang menggunakan nine building blocks.
a. Segmen Pelanggan Segmen pelanggan dari bisnis kuliner SiGodang adalah masyarakat kelas menengah ke atas yang menyukai rasa pedas dari segala usia.
b. Proposisi nilai Proposisi nilai yang menjadi keunggulan dari bisnis kuliner SiGodang adalah citarasa dan metode saji yang unik dari makanan berbentuk nasi goreng. SiGodang menawarkan citarasa nasi goreng yang berbumbu khas, kaya akan rempah – rempah, dan dengan rasa pedas yang berbeda dari yang lain. Adapun metode saji yang ditawarkan oleh SiGodang adalah paket makanan lengkap yang terdiri dari nasi goreng dengan topping yang kaya akan protein dan nilai kalori yang mampu memberikan rasa kenyang dan nilai gizi yang cukup.
76
c. Saluran Saluran yang dipilih untuk menjalankan bisnis SiGodang adalah PuJaSera atau Pusat Jajajanan Serba Ada, yang merupakan suatu kumpulan bisnis ragam bisnis kuliner dengan biaya overhead yang tidak terlalu besar bagi suatu bisnis baru.
d. Hubungan dengan Pelanggan Hubungan yang terjadi dengan para pelanggan bersifat hubungan langsung dalam bentuk pelayanan dalam proses pemesanan hingga penyajian menu. Standar pelayanan yang baik meliputi kerapihan dan kebersihan, sikap ramah – tamah dan bentuk pelayanan yang efektif dan efisien. Penanganan keluhan pelanggan harus dilakukan dengan segera, tepat, dan menyelesaikan masalah. Dengan demikian akan terwujud hubungan dengan pelanggan yang baik sehingga diharapkan dapat menjadi mekanisme promosi dari pelanggan ke pelanggan yang baik bagi kemajuan bisnis kuliner SiGodang.
e. Sumber Pendapatan Sumber pendapatan dari bisnis kuliner SiGodang berasal dari penjualan yang diterima dalam bentuk cash berdasarkan daftar harga dari keseluruhan menu yang ditawarkan.
77
f. Sumber daya Utama Sumber daya utama dari bisnis kuliner SiGodang meliputi beberapa hal yaitu merek atau merek SiGodang, sumber daya modal (keuangan), sumber daya manusia, peralatan dan infrastruktur, formula pembuatan menu masakan (resep).
j.
Aktifitas Kunci
Aktifitas kunci dari bisnis kuliner SiGodang terdiri dari beberapa aktifitas yaitu meracik bumbu pengadaan bahan baku, produksi, pelayanan, pencatatan administrasi keuangan atau pembukuan.
k.
Mitra Kunci
SiGodang memiliki beberapa mitra kunci yang sangat penting di dalam menunjang operasional bisnisnya yaitu pemasok, dan pihak manajemen PuJaSera.
l.
Struktur biaya
Struktur biaya yang dimiliki bisnis kuliner SiGodang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah segala biaya overhead yang dikeluarkan untuk menunjang operasional bisnis, seperti
misalnya biaya sewa gerai, biaya gaji
karyawan biaya listrik dan air. Adapun biaya variabel adalah biaya bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi makanan hingga melakukan pengemasan. Adapun struktur biaya SiGodang diinginkan ditunjukkan melalui tabel 5.1:
78
Tabel 5-1 Rencana Struktur Biaya SiGodang Tipe Variabel Tetap Tetap Tetap Tetap
Struktur Biaya Persentase Bahan makanan 39% Man Power 36% Biaya tempat 23% Administrasi 1% Promosi 1%
Sumber: Data Sekunder yang diolah 5.1.3 Strategi Bisnis Strategi pengembangan bisnis kuliner SiGodang disusun berdasarkan konsep dari strategi diamond yang menggunakan lima elemen yaitu arena, kendaraan, diferensiasi, tahapan kecepatan dan urutan bergerak, dan logika ekonomi. Arena bisnis yang dipilih untuk pengembangan bisnis SiGodang adalah market konsumen kelas menengah ke atas yang memiliki budget antara Rp. 15.000 sampai dengan Rp.30.000 per sekali makan. Kendaraan yang digunakan untuk pengembangan bisnis ke depan meliputi perencanaan bisnis berbentuk waralaba atau joint venture. Diferensiasi dari bisnis kuliner SiGodang terletak pada cita rasa yang unik dengan desain proses bisnis yang mudah dan terstandardisasi dengan baik. Tahapan kecepatan dan urutan bergerak dari rencana pengembangan bisnis kuliner SiGodang menggunakan prinsip kewajaran yang berorientasi dari tanggapan konsumen, yaitu dimulai dari gerai bermodal kecil dalam lingkup di suatu daerah dan akan memyesuaikan target perkembangan berdasarkan respon positif dari market. Logika ekonomi yang digunakan oleh bisnis kuliner SiGodang adalah penggunaan harga yang premium untuk
79
mendapatkan keuntungan maksimal. Harga yang premium diikuti dengan fitur produk yang memiliki cita rasa unik dengan tampilan yang indah dan mewah.
5.2 Saran Perencanaan bisnis yang ditulis dalam penelitian ini menggunakan data aktual dari hanya satu cabang yang sudah beroperasi saja. Pelaku usaha memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat menggunakan data aktual bisnis lebih dari satu cabang sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif untuk menyusun perencanaan pengembangan bisnis ke depan. Selain itu penelitian selanjutnya juga dapat dikembangkan menggunakan data survei market dari produk eksisting yang sudah dipasarkan, agar dapat menyusun strategi yang lebih lengkap
dalam
melakukan
ekspansi
bisnis
ke
depan.
80