SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Gizi (S1) Kode Mata Kuliah : GIZ 40633 Nama Mata Kuliah : Dietetika Dasar Jumlah SKS : 3 (Tiga) Semester : 4 (Empat) Mata Kuliah Pra Syarat : Ilmu Gizi Dasar, Biokimia Gizi, Gizi Daur Kehidupan, Gizi Kuliner, Penilaian Status Gizi Deskripsi Mata Kuliah : Keberhasilah pelayanan gizi untuk pasien di rumah sakit membutuhkan pendekatan yang holistik dari seluruh tim asuhan gizi di rumah sakit. Pemahaman tentang kondisi penyakit yang diderita pasien dengan baik dan benar merupakan hal penting yang harus dikuasai ahli gizi untuk menentukan diagnosis gizi, sehingga terapi diet yang diberikan dapat optimal. Mata Kuliah Dietetika I merupakan mata kuliah keahlian khusus bagi calon ahli madya gizi agar dapat memberikan pelayanan gizi yang paripurna bagi pasien di rumah sakit. Mata kuliah ini mensyaratkan Mata Kuliah Biokimia Gizi dan Penilaian Status Gizi karena key point dalam menentukan terapi diet pasien adalah ketepatan menentukan asesmen gizi pasien berdasar antropometi, biochemical assessment, clinical assessment, dietary history, medical hystory, dan social data (A-B-C-D-M-S). Adapun terkait dengan syarat dan prinsip diet yang akan diterapkan, mata kuliah ini juga mensyaratkan mahasiswa telah lulus Mata Kuliah Ilmu Gizi Dasar, Gizi Daur Kehidupan dan Gizi Kuliner. Kedalaman dan keluasan bahasan meliputi pengertian pelayanan gizi terpadu dan berkesinambungan dalam sistem pelayanan kesehatan, nutrition care process (NCP), penerapan prinsip diet dalam keadaan sakit untuk pasien dewasa dan anak dengan penyakit defisiensi gizi, infeksi, gangguan saluran pencernaan, penyakit hati, kandung empedu dan pankreas, serta gangguan makan. Standar Kompetensi : Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pelayanan gizi di rumah sakit untuk pasien dengan penyakit defisiensi gizi, infeksi, gangguan saluran pencernaan, penyakit hati, kandung empedu dan pankreas, serta gangguan makan menggunakan pendekatan NCP. Kompetensi Dasar
Indikator
Memahami arti penting diet dalam upaya penyembuhan dan pemulihan.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian dietetika. 2. Menjelaskan peran makan-
Pengalaman Pembelajaran 1. Mengkaji konsep dietetik. 2. Mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi
Materi Ajar 1. Pengertian Dietetika. 2. Arti makanan bagi penyembuhan penyakit. 3. Pengaruh penyakit terhadap nafsu makan,
Waktu 100’
Alat/Bahan/ Sumber Belajar OHP, LCD, Laptop. Depkes, PGRS. Moehyi S (1995:3-11). Terapi Diet untuk Penyembuhan
Penilaian Portofolio
1
Memahami asuhan gizi dalam sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit.
1. Memahami dasardasar keseimbangan energi, cairan dan elektrolit dalam tubuh. 2. Memahami dasardasar perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi bagi orang sakit
an bagi penyembuhan. 3. Menjelaskan pengaruh penyakit terhadap nafsu makan, kemampuan mengunyah, menelan dan penyerapan serta utilisasi. 4. Menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terapi diet. Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian asuhan gizi. 2. Menyebutkan susunan tim asuhan gizi rumah sakit. 3. Membedakan tugas dan fungsi masing-masing anggota tim asuhan gizi rumah sakit. Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian keseimbangan energi, cairan dan elektrolit tubuh. 2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. 3. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi bagi orang sakit.
terapi diet dan kesembuhan pasien.
1. Mengkaji konsep asuhan gizi rumah sakit melalui pendekatan sistem. 2. Mendiskusikan tugas tim asuhan gizi rumah sakit.
kemampuan mengunyah, menelan dan penyerapan serta utilisasi. 4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terapi diet.
1.
2.
3.
1. Mengkaji dan mendiskusikan keseimbangan energi, cairan dan elektrolit tubuh serta faktor yang mempengaruhi. 2. Menghitung jumlah energi dan zat gizi bagi orang sakit. 3. Menghitung pemberian makanan parenteral.
1.
2.
3.
Pengertian asuhan gizi dalam sistem pelayanan kesehatan. Dasar-dasar pendekatan sistem dalam pelayanan gizi pasien di rumah sakit (client centered care). Tugas dan fungsi anggota tim asuhan gizi rumah sakit. Pengertian keseimbangan energi, cairan dan elektrolit tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Berbagai cara perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi bagi orang sakit (anak dan dewasa). Cara perhitungan pemberian makanan parenteral.
250’
250’
Penyakit. Robinson et al. (1992:6-8). Basic Nutrition and Diet th Theraphy, 7 edition. Berbagai jurnal hasil penelitian dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll) OHP, LCD, Laptop. Shils M.E. et al. 2005. Modern Nutrition in th Health and Disease 8 edition. Berbagai jurnal hasil penelitian dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll) OHP, LCD, Laptop. LKM Dietetika. Robinson et al., 1992. Basic Nutrition and th Diet Theraphy, 7 ed.
Portofolio
Portofolio Quis Kasus
2
1. Memahami standar makanan RS. 2. Mendemonstrasikan menu standar makanan RS menurut tingkat kepadatan: makanan biasa, lunak, saring, cair, enteral/MLP. 3. Menghitung kandungan energi dan zat gizi makanan parenteral.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menyebutkan standar makanan RS. 2. Menjelaskan syarat diet standar makanan biasa dan makanan khusus. 3. Membedakan indikasi pemberian makanan biasa dan makanan khusus. 4. Menyusun menu sehari standar makanan RS: makanan biasa, lunak, saring, cair, enteral/MLP. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari makanan biasa, lunak, saring, cair, enteral/MLP.
1. Mengkaji konsep standar makanan RS. 2. Mendiskusikan masakan dan teknik pengolahan standar makanan RS. 6. Menyusun menu sehari. 7. Mengolah dan menyajikan menu sehari.
Memahami langkahlangkah pelayanan gizi pasien dengan pendekatan nutrition care process (NCP).
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan data-data dalam rekam medis pasien yang dibutuhkan untuk asuhan gizi. 2. Menentukan asesmen gizi 3. Menetapkan diagnosis gizi 4. Menyusun rencana intervensi gizi dan konseling gizi 5. Menyusun rencana evaluasi/monitoring gizi dan follow up
1. Mengkaji konsep NCP. 2. Mendiskusikan langkah-langkah NCP. 3. Menyusun rencana asuhan gizi dengan pendekatan NCP.
1. Standar makanan rumah sakit. 2. Indikasi pemberian dan syarat makanan biasa dan makanan khusus. 3. Makanan enteral dan parenteral.
1. Pengertian NCP. 2. Pengkajian data-data rekam medik pasien yang dibutuhkan untuk perencanaan asuhan gizi. 3. Langkah-langkah NCP.
250’
250’
OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll) OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. ADA, 2006. Nutrition Diagnosis: a critical step in the nutrition care process. Http://www.eatright.o rg. Penilaian Status Gizi
Portofolio Survei makanan enteral/pa renteral komersil Menu sehari Penyajian menu
Portofolio Quis Kasus
3
1. Memahami pelayanan gizi pasien dengan penyakit defisiensi gizi. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pasien dengan penyakit defisiensi gizi.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian defisiensi gizi (KEP, KVA, GAKI, anemia) 2. Memahami etiologi dan patofisiologi defisiensi gizi. 3. Menyebutkan tujuan dan syarat diet bagi penderita defisiensi gizi. 4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita defisiensi gizi (KEP dan anemia). 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita defisiensi gizi (KEP dan anemia).
1. Mengkaji penyakit defisiensi gizi. 2. Mendiskusikan data medis untuk penyakit defisiensi gizi. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk penyakit defisiensi gizi. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan menu sehari untuk penyakit KEP.
1. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi penyakit defisiensi gizi. 2. Pengkajian data medis penyakit defisiensi gizi. 3. Asesmen gizi untuk penyakit defisiensi gizi. 4. Diagnosis gizi untuk penyakit defisiensi gizi. 5. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b) kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. 6. Evaluasi/monitoring untuk penyakit defisiensi gizi dan rencana tindak lanjut.
250’
1. Memahami pelayanan gizi pasien dengan gangguan saluran cerna atas (SCA): disfagia, esofagitis, ulkus peptikum, gastritis. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pasien dengan gangguan SCA.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian penyakit disfagia, esofagitis, ulkus peptikum, gastritis. 2. Memahami etiologi dan patofisiologi disfagia, esofagitis, ulkus peptikum, gastritis. 3. Menyebutkan tujuan dan syarat diet bagi penderita gangguan SCA.
1. Mengkaji penyakit disfagia, esofagitis, ulkus peptikum, gastritis. 2. Mendiskusikan data medis untuk gangguan SCA. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk gangguan SCA. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan
1. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi disfagia, esofagitis, ulkus peptikum, gastritis. 2. Pengkajian data medis gangguan SCA. 3. Asesmen gizi untuk penyakit gangguan SCA. 4. Diagnosis gizi untuk penyakit gangguan SCA. 5. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b)
250’
OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et.al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Pedoman Penatalaksanaan Gizi Buruk Jurnal dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll) OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005.
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
4
4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita gangguan SCA. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita gangguan SCA.
menu sehari untuk penyakit ulkus peptikum dan gastritis.
kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. 6. Evaluasi/monitoring untuk gangguan SCA. dan rencana tindak lanjut. 7. Menyajikan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi pasien.
Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari intrnet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll)
5
1. Memahami pelayanan gizi pasien dengan gangguan saluran cerna bawah (SCB): malabsorbsi/ intoleransi, kolitis, haemorroid, divertikulosis, konstipasi. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pasien dengan gangguan SCB.
1. Memahami pelayanan gizi pasien dengan penyakit infeksi: TBC, DHF, Bronchopnumonia, Tetanus, Difteria, Pertusis, HIV. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pasien dengan penyakit infeksi.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian penyakit malabsorbsi/ intoleransi, kolitis, haemorroid, divertikulosis, konstipasi. 2. Memahami etiologi dan patofisiologi malabsorbsi/intoleransi, kolitis, haemorroid, divertikulosis, konstipasi. 3. Menyebutkan tujuan dan syarat diet bagi penderita gangguan SCB. 4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita gangguan SCB. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita gangguan SCB. Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian penyakit TBC, DHF, Bronchopnumonia, Tetanus, Difteria, Pertusis, HIV. 2. Memahami etiologi dan patofisiologi TBC, DHF, Bronchopnumonia, Tetanus, Difteria, Pertusis, HIV. 3. Menyebutkan tujuan dan
1. Mengkaji penyakit gangguan SCB. 2. Mendiskusikan data medis untuk gangguan SCB. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk gangguan SCB. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan menu sehari untuk penyakit gangguan SCB.
1. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi malabsorbsi/intoleransi, kolitis, haemorroid, divertikulosis, konstipasi. 2. Pengkajian data medis gangguan SCB. 3. Asesmen gizi untuk penyakit gangguan SCB. 4. Diagnosis gizi untuk penyakit gangguan SCB. 5. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b) kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. 6. Evaluasi/monitoring untuk gangguan SCB dan rencana tindak lanjut.
250’
OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll)
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
1. Mengkaji penyakit infeksi. 2. Mendiskusikan data medis untuk penyakit infeksi. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk penyakit infeksi. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan menu sehari untuk penyakit TBC, DHF, dan HIV.
1. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi TBC, DHF, Bronchopnumonia, Tetanus, Difteria, Pertusis, HIV. 2. Pengkajian data medis penyakit infeksi. 3. Asesmen gizi untuk penyakit penyakit infeksi. 4. Diagnosis gizi untuk penyakit penyakit infeksi. 5. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b)
250’
OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
6
syarat diet bagi penderita penyakit infeksi. 4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita penyakit infeksi. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita TBC, DHF, HIV.
kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. 6. Evaluasi/monitoring untuk penyakit infeksi dan rencana tindak lanjut.
Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll)
7
1. Memahami pelayanan gizi pasien dengan penyakit hati: hepatitis dan sirosis hepatis. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pasien dengan penyakit hepatitis dan sirosis hepatis.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian penyakit hepatitis dan sirosis hepatis. 2. Memahami etiologi dan patofisiologi hepatitis dan sirosis hepatis. 3. Menyebutkan tujuan dan syarat diet bagi penderita hepatitis dan sirosis hepatis. 4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita hepatitis dan sirosis hepatis. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita hepatitis dan sirosis hepatis.
1. Mengkaji penyakit hati. 2. Mendiskusikan data medis untuk penyakit hati. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk penyakit hati. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan menu sehari untuk penyakit hati.
1. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi hepatitis dan sirosis hepatis. 2. Pengkajian data medis penyakit hati. 3. Asesmen gizi untuk penyakit penyakit hati. 4. Diagnosis gizi untuk penyakit penyakit hati. 5. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b) kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. 6. Evaluasi/monitoring untuk penyakit infeksi dan rencana tindak lanjut.
250’
1. Memahami pelayanan gizi pasien dengan penyakit empedu dan pankreas. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pasien dengan penyakit empedu dan pankreas.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian penyakit empedu dan pankreas. 2. Memahami etiologi dan patofisiologi penyakit empedu dan pankreas. 3. Menyebutkan tujuan dan syarat diet bagi penderita penyakit empedu dan pankreas. 4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita
1. Mengkaji penyakit empedu dan pankreas. 2. Mendiskusikan data medis untuk penyakit empedu dan pankreas. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk penyakit empedu dan pankreas. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan menu sehari untuk penyakit empedu
1. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi penyakit empedu dan pankreas. 2. Pengkajian data medis penyakit empedu dan pankreas. 3. Asesmen gizi untuk penyakit penyakit empedu dan pankreas. 4. Diagnosis gizi untuk penyakit penyakit empedu dan pankreas. 5. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b)
250’
OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll) OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. et al. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI,
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
8
penyakit empedu dan pankreas. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita penyakit empedu dan pankreas.
dan pankreas.
6.
7.
1. Memahami pelayanan gizi untuk pengaturan berat badan. 2. Mendemonstrasikan menu sehari untuk pengaturan berat badan.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian anorexia, bulimia, dan obesitas. 2. Memahami etiologi dan patofisiologi anorexia, bulimia, dan obesitas. 3. Menyebutkan tujuan dan syarat diet bagi penderita anorexia, bulimia, dan obesitas. 4. Menganalisis kasus dan membuat perencanaan terapi diet untuk penderita anorexia, bulimia, dan obesitas. 5. Mengolah dan menyajikan menu sehari untuk penderita anorexia, bulimia, dan obesitas.
1. Mengkaji anorexia, bulimia, dan obesitas. 2. Mendiskusikan data medis untuk anorexia, bulimia, dan obesitas. 3. Mendiskusikan asuhan gizi untuk anorexia, bulimia, dan obesitas. 4. Mendemonstrasikan dan menyajikan menu sehari untuk anorexia, bulimia, dan obesitas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. Evaluasi/monitoring untuk penyakit infeksi dan rencana tindak lanjut. Menyajikan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi pasien. Pengertian dan penjelasan singkat patofisiologi anorexia, bulimia, dan obesitas. Pengkajian data medis anorexia, bulimia, dan obesitas. Asesmen gizi untuk penyakit penyakit anorexia, bulimia, dan obesitas. Diagnosis gizi untuk anorexia, bulimia, dan obesitas. Intervensi gizi: a) tujuan dan syarat diet, b) kebutuhan energi dan zat gizi, c) menu sehari, d) konseling gizi. Evaluasi/monitoring untuk penyakit infeksi dan rencana tindak lanjut.
1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari internet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll)
250’
OHP, LCD, Laptop. Rahmawaty S., 2005. Modul Dietetika Dasar. Rahmawaty S., 2005. Diktat Dietetika Dasar. Almatsier S., 2002. Penuntun Diet. Mahan L.K. etal. 1996. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Shils M.E. et.al., 2005. Modern Nutrition in Health and Disease. RSCM dan PERSAGI, 1994. Penuntun Diet Anak. Jurnal dari intrenet (AmJ Clin Nutr., BMJ, ADA, dll)
Portofolio Kasus Menu sehari Penyajian menu
9