SILABUS Mata Kuliah
Ekonomi Makro I
Dosen
Nano Prawoto, SE. M.Si.
Hunting
0274-387656 Ext. 184
E-Mail
[email protected]
Materi : 1. Review Ek. Makro Pengantar Pendahuluan : Tinjauan singkat mengenai teori, masalah dan kebijakanan ekonomi makro Perhitungan pendapatan nasional Teori makro ekonomi Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor (dengan kebijakan fiskal) Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka
2. Keseimbangan Sektor Riil (pasar barang) Pengertian keseimbangan sektor riil Penurunan Kurva IS Kebijakan fiskal mempengaruhi keseimbangan di sektor riil
3. Keseimbangan di Pasar Uang Pengertian keseimbangan sektor uang Penurunan Kurva LM Kebijakan moneter mempengaruhi keseimbangan di pasar uang
4. Keseimbangan UMUM Kebijakan fiskal partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum Kebijakan Moneter partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum Kebijakan simultan yang mempengaruhi keseimbangan umum 1
5. Analisis Keseimbangan Pendapatan Nas. dgn Model AD – AS Pengertian Model AD dan AS Penurunan Kurva AD dan AS Kebijakan fiskal dan moneter mempengaruhi perubahan AD Faktor yang mempengaruhi perubahan AS Keseimbangan AD - AS
6. Pengungguran dan inflasi Pengangguran dan penyebabnya Pengangguran berdasarkan cirinta Tujuan kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan pengangguran Penyebab inflasi menurut pengalaman Penyebab inflasi menurut teori Mengatasi pengangguran
Referensi : 1. Sadono Sukirno, (2004), Makro Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ke Tiga, Jakarta. 2. Mankiw, (1999), Teori Makro Ekonomi, PT Erlangga, Edisi Ke Empat, Penerbit Erlangga, Jakarta. 3. Boediono, (1993), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis No. 2, BPFE, Yogyakarta. 4. Dornbusch, Fischer, (1997), Makro Ekonomi, Penerbit Erlangga, Edisi Empat, Jakarta.
2
BAB I KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL (PASAR BARANG) Analisis sektor riil hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional disektor riil. Pasar barang (sektor riil) dikatakan seimbang jika : Penawaran pada pasar barang sama dengan permitaan pada pasar barang
Analisis keseimbangan sektor riil digunakan kurva IS : IS = suatu kurva yang meggambarkan keseimbangan pendapatan nasional (dan tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga di pasar barang
Bicara pada pasar barang, berarti bicara investasi (I) Fungsi Investasi :
I
= Io – k . r
Dimana : I
= Investasi
r
= Tingkat bunga umum
K
= Koefisien tingkat bunga
Penurunan Kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara : Pada banyak literatur penurunan kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan grafis maupun matematis, cara grafispun banyak variasinya. Berikut ini beberapa contoh dalam menurunkan kurva IS. Cara I :
3
Y=E E1 = C+I+G
Pen. agregat
E0 E2 Keseimbagan Pendapata nasional 450 Y2
Y0
Y1
Bunga
R2 R0 R1 IS Y2
Y0
Kurva IS
Y1
Atau dengan cara lain : Cara II : Penurunan Kurva IS: Ambil R0 maka I0 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S0 Tabungan S0 terjadi jika pendapatan Y0 Maka muncul titik A pada kurva IS Ambil R1 (naik) maka I1 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S1 Tabungan S1 terjadi jika pendapatan Y1 Muncul titik B pada kurva IS Titik A dan B dihubungkan dan membentuk kurva IS 4
S
S=f(Y)
S=I
S0
S1
Y
I
R1 Hub R dan I R0 IS Y1
Y0
Y
I=f(R) I1
I0
I
Kurva IS : Menggambarkan keseimbangan sektor riil yang berlerang negatif, artinya : jika R naik akan menurunkan I dan berakibat Y turun jika R turun akan menaikkan I dan berakibat Y naik
Cara Matematik : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R Perekonomian 2 sektor dikatakan seimbang jika : Y Y 0,25Y Y
=C+I = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R = 160 – 200 R = 640 – 800 R 5
Atau R
= 0,80 – 0,00125 Y
Jadi : Y R
= 640 – 800 R adalah merupakan kurva IS
0,8 Y = 640 – 800 R IS 640 Y Kebijakan Fiskal : Kurva IS berubah jika sektor riil berubah Sektor riil berubah jika terdapat kebijakan pemerintah Kebijakan yang ditujukan pada sektor riil disebut kebijakan Fiskal Variabel kebijakan fiskal : G, Tx dan Tr Contoh : Kebijakan Fiskal menaikan G (goverment expenditure) (kebijakan ekspansif) S
S=f(Y)
S=I
S0
S1
Y1
Y2
Y0
Y3
I
R1 Hub R dan I R0 IS1 Y1 Y2 Y0
IS Y3
I I1
I0
I+G I
6
Kebijakan fiskal dikatakan murni jika kebijakan tersebut tidak disertai dengan berubahnya jumlah uang beredar (JUB).
Dari contoh di atas : misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R G = 10 Maka : Y
=C+I+G = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R + 10 0,25 Y = 170 – 200 R Y = 680 – 800 R Atau R = 0,85 – 0,00125 Y
R 0,85 0,80
IS
IS1 640
680
Kebijakan Fiskal lainnya : Kenaikan pengeluaran tranfer (Tr) akan menyebabkan kurva tabungan bergeser kekanan bawah
dan sebaliknya kenaikan pajak (Tx) akan
menyebabkan kurva tabungan bergeser kekiri atas. Sehingga akibatnya kurva IS akan bergeser ke kanan jika Tranfer positif dan bergeser ke kiri jika Pajak dinaikan.
Kesimpulan :
7
Kebijakan fiskal ekspansif ( G naik, Tx turun) akan menggeser kurva IS ke kanan atas Kebijakan fiskal kontraktif (G turun, Tx naik) akan menggeser kurva IS ke kiri bawah
Pengaruh Kebijakan Tersebut dapat di lihat pada grafik berikut ini : 1. Kebijakan kenaikan Tr
S
S=f(Y) S1
S=I
S0
S1
Y1
Y2
Y0
Y3
I
R1 Hub R dan I R0 IS1 IS Y1 Y2 Y0
Y3
I I1
I0
I
8
5. Kebijakan Kenaikan Tx
S
S1
S=I S = f(Y)
S0
S1
Y3
Y1
Y2
Y0
I
R1 Hub R dan I R0 IS0 IS1 Y3 Y1 Y2
Y0
I I1
I0
I
9
BAB II KESEIMBANGAN PASAR UANG Keseimbangan Pasar Uang adalah hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional disektor keuangan. Pasar uang berada dalam keseimbangan jika penawaran uang (Ms) sama dengan permintaan uang (Md) Dalam menganalisis pasar uang digunakan kurva LM, yaitu suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat bunga (R) dengan pendapatan nasional (Y) dimana pasar uang dalam keseimbangan Pembentukan Kurva LM Cara I Bunga
Ms
R2 R1
E2 E1
Dm2(Y2)
R0
E0
Dm1(Y1) Dm0(Y0)
Dm1 Ms=Dm
Dm2
demand & supply uang
Bunga LM R2
C
R1 R0
B A
Y0
Y1
Y2
Pendapatan nasional 10
Keynes : Tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang Salah satu faktor yang menentukan permintaan uang adalah pendapatan nasional
Atau dengan cara lain : Cara II Md1 Md2
= Permintaan uang tujuan transaksi + jaga-jaga = Permintaan uang tujuan spekulasi
Kurva LM berlerang positif, artinya pada sektor moneter (pasar uang) apabila terjadi kenaikan tingkat bunga (R), maka pendapat nasional (Y) akan meningkat dan sebaliknya Hal ini bertolak belakang dengan pasar barang
Hub. M1 dan Y M1=f(Y) (3)
(2)
(M1)1
(M1)0 M1=M2
Y0
Y1
(M2)1
(4)
(M2)0
(1) LM
R1 Hub R & Spekulasi R0 M2=F(R) Y0
Y1
(M2)1 (M2)0
11
Cara matematis : Misalkan : pada perekonomian diketahui Ms (JUB) dimasyarakat = 500, permintaan uang tujuan transaksi dan berjaga-jaga M1 = 0,2 Y, permintaan uang tujuan spekulasi M2 = 572 – 400 R Dalam pasar uang keadaan keseimbangan terjadi jika Ms = Md Jadi Ms = 500 Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 – 400 R Sehingga : Ms
= Md
500 = 0,2 Y + 572 – 400 R 500 – 572 +400 R = 0,2 Y 0,2Y = -72 + 400 R Y = -360 + 2000 R ----- Kurva LM menunjukkan keseimb. Pasar uang R = 0,0005 Y + 0,18
R LM Y
= -360 + 2000R
Y R
K. kontraktif LM2 LM0 LM1
K. Ekspansif
Y
12
Kebijakan Moneter : Posisi LM dapat berubah jika adanya kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter Variabel ekonomi dalam kebijakan moneter : JUB dan tingkat bunga R Kebijakan moneter yang murni adalah kebijakan yang tidak disertai dengan berubahnya G, Tx, dan Tr
Instrumen Kebijakan Moneter Open market operation (operasi pasar terbuka) Reserve requerement (cadangan minimum) Rediscount policy (politik diskonto) Selective control (kontrol kredit selektif)
Open Market Operation Bila pemerintah ingin mempengaruhi JUB, maka dengan cara jual beli surat berharga pemerintah (SBI, SBPU) Jika ingin JUB naik maka BI beli surat berharga yang telah dikeluarkan Jika ingin JUB turun maka BI jual surat berharga yang telah dikeluarkan
Reserve Requerement Adalah kebijakan pemerintah yang bekaitan dengan cadangan minimal bagi bank umum oleh pemerintah (BI) Cadangan minimum bank umum adalah bagian (%) tertentu yang harus disimpan di BI dari simpanan yang diperoleh dan bagian yang ditahan ini tidak boleh dipinjamkan Jika ingin JUB naik, maka cadangan minimum diturunkan Jika ingin JUB turun, maka cadangan minimum di naikkan Selain instrumen cadangan min, besar kecilnya JUB juga tergantung dari kesukaan masyarakat pegang uang tunai dan kelebihan cadangan bank
13
Politik Diskonto Adalah kebijakan pemerintah mengubah tingkat suku bunga pinjaman dari BI kepada bank umum Jika ingin JUB turun, maka BI menaikkan bunga pinjaman Jika ingin JUB naik, maka BI menurunkan bunga pinjaman BI manaikkan bunga pinjaman sehingga bank umum juga naikkan bunga pinjaman kemasyarakat dan JUB akan turun atau bank umum mencoba memperkecil pinjaman kepada BI, dengan cara menagih pinjaman masyarakat yang jatuh tempo jadi JUB turun
Kontrol Kredit Selektif Adalah kebijakan pemerintah dangan memberi himbauan kepada bank umum dalam hal memberikan kredit (moral suasion) Jika ingin JUB naik, maka himbauan untuk menaikkan jumlah kredit BU Jika ingin JUB turun, maka himbauan untuk memperlambat kredit BU
14
BAB III KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG Keseimbangan umum terjadi jika pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan secara bersama-sama Jadi besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (R) menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan pasar uang R B R1 R0 R2
LM0 LM1
A B’ IS1 IS0 Y0 Y1,2
Jika pemerintah melakukan kebijakan fiskal ekspansif (G naik), maka kurva IS0 bergeser ke kanan ke IS1 dan keseimbangan perekonomian akan berubah pada R1 dan Y1 Jika kebijakan yang dilakukan adalah kebijakan moneter ekspansif (JUB naik), maka kurva LM0 bergeser ke LM1, sehingga keseimbangan yang baru pada R2 dan Y2 Contoh matematis : Dalam perekonomian terdapat situasi sbb : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R Maka kurva IS : Y = C + I = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R 15
0,25 Y = 160 – 200 R Y = 640 – 800 R R = 0,80 – 0,00125 Y
Atau
Dari persamaan tersebut diperoleh kurva IS : Y Misal :
Ms M1 M2
Maka :
Md
= 640 – 800 R
= 500 = 0,2 Y = 572 – 400 R
= M1 + M2 = 0,2 Y + 572 – 400 R Ms = Md 500 = 0,2 Y + 572 – 400 R 0,2 Y = - 72 + 400 R Y = - 360 + 2000 R
Dari persamaan di atas kurva LM :
Y
= - 360 + 2000 R
Titik keseimbangan dua pasar adalah sebagai berikut : IS : LM:
Y = 640 – 800 R Y = - 360 + 2000R 0 = 1000 – 2800 R 2800 R = 1000 R = 0,38 atau 38 % Y Y Yeq
= 640 – 800 (0,38) = 640 – 304 = 336
Jadi pendapatan nasional (Yeq) sebesar 336 dan tingkat bunga keseimbangan (Req) sebesar 38 % merupakan pendapatan nasional dan tingkat bunga yang menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan di pasar uang
16
R LM0
38%
A
IS0 336 T Kebijakan fiskal secara partial : Jika ada kebijakan fiskal menaikan G sebesar Rp. 20 T, maka kurva IS akan bergeser ke kanan : Y
=C+I+G = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R + 20 0,25 Y = 180 – 200 R Y = 720 – 800 R Atau R
= 0,9 – 0,00125 Y ................. IS
Jadi keseimbangan umum yang baru sebagai berikut : Dengan mensubtitusikan : Y
= - 360 + 2000 R ……………LM = - 360 + 2000 (0,9 – 0,00125 Y) = -360 + 1800 – 2,5 Y 3,5 Y = 1440 Y = 411,4 dan R = 0,9 – 0,00125 (411,4) = 0,9 – 0,51 R = 0,39 Grafik setelah kebijakan fiskal :
17
R LM0 39% 38%
IS1 IS0 336 411,4
Y
Kesimpulan : dengan G naik maka Y naik dan R naik Kebijakan moneter secara partial : Misal : Pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menaikan JUB sebesar 50 T, maka kurva LM dapat bergeser ke kanan Ms Md
= 550 = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 – 400 R
Ms = Md 550 = 0,2 Y + 572 – 400 R 0,2 Y = - 22 + 400 R Y = -110 + 2000 R 2000 R = 110 + Y Atau R = 0,055 + 0,0005 Y …………….. LM Jadi keseimbangan yang baru : Y Y
= 640 – 800 R …………………. IS = 640 – 800 (0,055 + 0,0005 Y) = 640 – 44 – 0,4 Y 1,4 Y = 596 Y = 425,7 R
= 0,8 – 0,00125 Y 18
= 0,8 – 0,00125 (425,7) = 0,8 – 0,53 = 0,27 atau 27 %
R LM0 LM1 38% 27%
IS0 336
425,7
Y
Kesimpulan : JUB naik akan menurunkan R dan menaikan Y
Bagaimana jika kebijakan dilakukan secara bersama-sama ? Jika kebijakan fiskal dan moneter dilakukan bersama-sama (simultan), maka dampaknya adalah Y meningkat lebih besar lagi, tetapi dampak terhadap suku bunga (R) tidak jelas (naik atau turun). Naik turunnya suku bunga tergantung pada dua faktor : o Kekuatan relatif kedua kebijakan tersebut o Kepekaan kurva IS dan kurva LM terhadap R
Misalkan kedua kebijakan diatas dilakukan secara bersama-sama, yaitu dengan kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 20 T dan kebijakan moneter menaikkan JUB sebesar 50 T :
Maka dampaknya dapat dilihat berikut ini :
19
Y = 720 – 800 R Y = -110 + 2000 R 0 = 830 – 2800 R 2800R = 830 R = 0,296 atau 29,6% Dengan subtitusi : Y Y Y Y
= 720 – 800 R = 720 – 800 (0,296) = 720 – 236,8 = 483,2
R LM0 A 38% 29,6%
LM1 B
IS1 IS0 336
483,2
Y
Dari hasil perhitungan dan gambar tersebut, terlihat bahwa kebijakan simultan itu berdampak menurunkan suku bunga (R) dan manaikkan pendapatan nasional (Y) lebih besar lagi, dengan demikian kekuatan kebijakan tersebut lebih besar kebijakan moneter
QUIZ 1. Diketahui dalam perekonomian terdapat data sbb : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R Ms = 500 M1 = 0,2 Y M2 = 572 – 400 R 20
Dari data tersebut : Carilah persamaan IS Carilah persamaan LM Carilah keseimbangan umum (berapa R dan berapa Y) dan gambar grafisnya Misalkan perekonomian tersebut terdapat kebujakan simultan (kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 30 T dan kebijakan moneter menaikkan Jub sebesar 10 T, carilah keseimbangan umum yang baru setelah kebijakan dan gambarkan grafisnya
2. Diketahui dalam suatu perekonomian terdapat data sebagai berikut : C = 100 + 0,8 Yd I = 150 – 600 R G = 10 M1 = 0,2 Y M2 = 50 – 400 R Ms = 200 Dimana : C = konsumsi I = Investasi G = pengeluaran pemerintah M1 = Perminataan uang tujuan transaksi M2 = Perminataan uang tujuan spekulasi Ms = Jumlah uang beredar Dari data diatas : Carilah fungsi IS Carilah fungsi LM Tentukan
tingakat
R
dan
Y
yang
menjamin
perekonomian
dalam
keseimbangan umum Tentukan R dan Y yang menjamin perekonmian dalam keadaan keseimbangan umum apabila JUB meningkat menjadi 1,5 kali, ceteris paribus
21
Jawab : Fungsi IS :
=C+I+G = 100 + 0,8 Yd + 150 – 600 R + 10 Karena tidak ada Tx maka Yd = Y Y = 260 + 0,8 Y – 600 R 0,2 Y = 260 – 600 R Y = 1300 – 3000 R .......... IS Ms = M1 + M2 200 = 0,2 Y + 50 – 400 R 0,2 Y = 150 + 400 R Y = 750 + 2000 R .................... LM IS : LM:
Y
Y = 1300 – 3000 R Y = 750 + 2000 R -----------------------------0 = 550 – 5000 R R = 550/5000 = 0,11 Y
= 1300 – 3000 (0,11) = 970
Ms baru = 1,5 (200)
= 300
300 0,2 Y Y
= 0,2 Y + 50 – 400R = 250 + 400 R = 1250 + 2000 R ................ LM baru
IS : LM:
Y = 1300 – 3000 R Y = 1250 + 2000 R -----------------------------1 = 50 – 5000 R R = 50/5000 = 0,01 Y Y
= 1250 + 2000 (0,01) = 1250 + 20 = 1270
22
R LM0 LM1 11% 1%
IS0 970
1270
Y
Fungsi Investasi :
I
= 1000 – 2500 R
Atau
R
= 0,4 – 0,0004 I
Tabungan
S
= -400 + 0,5 Y
6. Jika diketuahui :
Demand untuk spekulasi : R = 0,04 – 0,0004 M2 Demand untuk transaksi M1 = 0,05 Y Jumlah uang beredar
Ms
= 200
Pertanyaan : Berapa pendapatan nasional keseimbangan Berapa besar tingkat bunga Berapa besar konsumsi Berapa besar investasi
23
BAB IV PERMINTAAN AGREGATIF (AD)
Seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negari Faktor yang mempengaruhi AD : o Tingkat harga secara umum o Jumlah uang beredar nominal o Jumlah obligasi pemerintah o Defisit tertimbang pada pemanfaatan tenaga kerja penuh Jadi AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional, artinya jika terjadi perubahan harga dalam suatu perekonomian, maka keadaan perekonomian secara agregatif akan berubah
Ada dua pendapat :
1. KEYNES (efek keynes mempengaruhi sektor moneter, LM bergeser) o Jika terjadi perubahan harga, maka jumlah uang beredar riil (Ms/P) akan berubah, akibat selanjutnya adalah terjadi perubahan pada tingkat bunga (r), dan jika tingkat bunga berubah maka investasi (I) berubah dan akan mengakibatkan perubahan pendapatan nasional (efek keynes/ efek bunga investasi) o P ↑ → JUB (Ms/P) ↓ → r ↑ → I ↓ → Y↓ dan sebaliknya Kenaikan harga :
24
R LM1 LM0 R1 R0
IS0 Y1 Y0
Y
P P1
B A
P0
AD Y1 Y0
Y
o P ↑ → JUB (Ms/P) ↓ (kurva LM bergeser kekiri) → r ↑ → I ↓ → Y↓ Gambar : Permintaan Agregatif Efek Keynes
AD
= kurva yang menghub. Antara titik-titik tingkat harga pada berbagai tingkat pendapatan nasional (Y) dimana pasar barang dan pasar uang dalam keseimbangan Menurunkan Harga : o P ↓ → JUB (Ms/P) ↑ (kurva LM bergeser kekanan) → r ↓ → I ↑ → Y↑
25
R LM0 LM1 R0 R1
IS0 Y0 Y1
Y
P P0
A B
P1
AD Y0 Y1
Y
2. PIGOU Efek Pigou mempengaruhi sektor riil (kurva IS bergeser) Jika terjadi perubahan harga dalam perekonomian, maka masyarakat merasa besarnya
saldo
kas
riil
(real
cash
balance)
mereka
berubah,
untuk
mengembalikan pada keadaan semula, mereka berusaha mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi (C) mereka, dan perubahan C akan mengakibatkan perubahan tingkat pendapatan nasional (Y) Kenaikan harga : o P ↑ → Saldo kas riil ↓ → C↓ → Mengeser kurva IS kekiri → r ↓ bersama dengan Y↓
26
R LM0
R0 R1
IS0 IS1 Y1 Y0
Y
P P0
B A
P1
AD Y1 Y0
Y
R LM0
Menurunkan Harga :
R0 IS1
R1
IS0 Y0 Y1
Y
P P0
A
P1
B
AD Y0 Y1
Y 27
o P↓ → Saldo kas riil ↑ → C ↑ → Mengeser kurva IS kekanan → r ↑ bersama dengan Y↑
Efek Keynes dan Pigou Bekerja Bersama-sama
R
LM1 Efek Keynes (sektor Moneter) LM0
R1 R2 R0
IS0 IS1
Efek Pigou (sektor riil)
P1 P0 AD Pigou AD Keynes Y2 Y1 Y0
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal pada Kurva AD Mekanisme : Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan pendapatan nasional Y0 dan harga P0
28
Asumsi P tetap, maka kebijakan moneter yang ekspansif JUB↑ maka akan menggeser LM0 ke LM1 akibatnya R ↓ ke R1 dan pendapatan naik ke Y1, sehigga kurva AD0 bergeser ke AD1 Dalam jangka waktu kemudian kenaikan JUB akan menyebabkan kenaikan tingkat harga pada setiap tingkat pendapatan nasional
Kebijakan Moneter Ekspansif (JUB ↑) LM0 R0
A
R1
0
LM1 B
Y0
Y1
P0
Y
P Tetap AD1 AD0
0
Y0
Y1
Y
Mekanisme : Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan pendapatan nasional Y0 dan harga P0 Keseimbangan fiskal ekspansif (G↑), menggeser kurva IS0 ke IS1 akibatnya R0 naik ke R1 dan pendapatan nasional naik ke Y1, asumsi P tetap maka kurva agregat demand (AD) begeser ke AD1 Kenaikan pendapatan nasional agak tertahan karena suku bunga mengalami kenaikan 29
Kebijakan ini juga akan meningkatkan harga pada setiap pendapatan nasional Kebijakan Fiskal Ekspansif (I↑)
LM0 R1 R0
B A
IS1 IS0
0
Y0
Y1
P0
Y
P Tetap AD1 AD0
0
Y0
Y1
Y
QUIZ : Jelaskan jika kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter yang kontraktif dan kebijakan fiskal yang kontraktif
30
BAB V PENAWARAN AGREGAT (AS)
Kurva
yang
menggambarkan
pendapatan
nasional
yang
akan
memproduksikan barang dan jasa oleh sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga Keynes, penawaran agregat tidak diperhatikan, karena dia berpendapat bahwa kegiatan perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat (AD), baru sejak tahun
1970an
ketika
banyak
negara
menglami
inflasi
yang
tinggi,
pengangguran tinggi (stagflasi), penawaran agregat cukup mendapat porsi
AS
P
Yf Keynes berpendapat, selama masih terdapat pengangguran, TK tidak akan menuntut kenaikan upah, sehingga ongkos produksi stabil sebelum full employment Kestabilan ongkos produksi tersebut memungkinkan harga P stabil dan full employment pendapatan nasional maksimal (Yf) Klasik, berpendapat perekonomian akan selalu dalam full employment sehingga kurva AS berbentuk tegak lurus
31
AS
P
Yf Dari dua pendapat antara keynes dan klasik tersebut kurang realistik : o Klasik : perekonomian selalu full employment o Keynes : P stabil sebelum full empoyment (upah tidak naik) Keadaan yang realistik : o Ketika pengangguran tinggi, produksi rendah sehingga kenaikan produksi masih dapat dilakukan tanpa P naik (produksi hingga Y0) o Ketika pendapatan nasional Y0 sampai Yf, maka P naik mula-mula lambat kemudian mendekati Yf menjadi cepat, artinya semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi harga P
P4 P3 P2 P0
Y0
Y1 Y2
Yf Yf’ Pengangguran <4%, lembur P naik pesat
Hubungan P dan Y disebabkan 3 faktor : o Semakin tinggi Y semakin tinggi kapasitas produksi sehingga menaikan biaya produksi dan P naik
32
o Semakin tinggi Y semakin tinggi penggunaan TK sehingga upah naik biaya produksi naik dan P naik o Y semakin dekat dengan Yf kadang terjadi over demand karena pendapatan
masyarakat
naik,
sehingga
banyak
perusahaan
menaikan margin labanya akibatnya biaya produksi naik dan P naik
Perubahan kurva AS : o Kurva AS bergeser ke kiri : Kenaikan harga input-input, kenaikan upah, kebaikan energi BBM, listrik dsb : jika harga input mengalami kenaikan maka kurva AS bergeser ke kiri o Kurva AS bergeser ke kanan : Kenaikan
produktifitas
produktifitas
barang
kegiatan
modal
produksi
(teknologi)
:
kenaikan
dan
kenaikan
produktifitas TK akan menggeser kurva AS ke kanan Perkembangan infrastruktur, yang meningkatkan efisiensi produksi Pajak, izin usaha, dan administrasi pemerintah yang semakin mudah dan murah
P AS1 AS0 AS2
0
Y
33
Keseimbangan AD – AS Keseimbangan terjadi pada harga yang berlaku untuk setiap pendapatan nasional
+barang P1
P0
E
P2 - barang 0
Y1
Y0
Y2
Y
Perubahan Keseimbangan : Perubahan dalam AD saja : o Disebabkan kenaikan C, I, G dan X menyebabkan Y naik dan P naik o Disebabkan pengurangan C, I, G dan X menyebabkan Y turun dan P turun Perubahan dalam AS saja : o Disebabkan
kenaikan
harga
barang
impor
dan
harga
BB
menyebabkan Y turun P naik (stagflasi) o Disebabkan kemajuan teknologi, infastruktur menyebabkan Y naik P turun Perubahan dalam AD dan AS secara bersama : o Kenaikan harga BBM, harga bahan baku naik (AS ke kiri), Y turun P naik, muncul pengangguran dan pendapatan riil masyarakat turun sehingga AD tunun ke kiri, akhirnya Y turun lagi
34
o Perbaikan infrastrutur dan penurunan pajak, (AS ke kanan), Y naik P turun, kesempatan kerja naik dan pendapatan riil masyarakat naik maka AD naik ke kanan, akhirnya Y naik lagi
P2 P0
E2 E0
P1
E1
0
Y1
P2 P0 P1
Y0 Y2
0
E1
0
Gmb : Perubahan AD
P1 P0
E2 E0
Y2 Y0 Y1
Gmb : Perubahan AS
E0 P1 P0
Y1
Y0
Gmb : Perubahan AD dan AS ke kiri
0
Y0
Y1
Gmb : Perubahan AS dan AD ke kanan
35
BAB VI PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pengangguran
dan
Inflasi
merupakan
penyakit
perekonomian
yang
berdampak sangat serius jika tidak segera di atasi. Kebijakan pemerintah diharapkan dapat mengembalikan keadaan perekjonomian menjadi semakin baik.
Penganguran berdasarkan penyebabnya : Pengangguran konjungtur /siklikal adalah penganguran yang disebabkan adanya perubahan pada tingkat kegiatan ekonomi, jika tingkat kegiatan ekonomi meningkat maka tingkat pengangguran rendah dan sebaliknya jika tingkat kegiatan ekonomi menurun maka pengangguran tinggi Pengangguran Struktur /teknologi adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan stuktur ekonomi sebagai akibat dari berkembangnya suatu perekonmian dari tradisional ke modern (semakin canggihnya teknologi produksi) Penganguran Friksional/ normal/ alamiah Dalam perekonomian full employment masih terdapat < 4% pengangguran dimana mereka menganggur karena ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak Pengangguran berdasarkan cirinya : Pengangguran Terbuka Pengangguran terjadi dikarenakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga dalam jangka panjang mereka tidak dapat melakukan pekerjaan Penganguran Tersembunyi
36
Perekonomian dimana terjadi kelebihan supply TK, sehingga terdapat pengangguran tidak kentara karena kelebihan TK tsb jika dialihkan dari sektor yang satu kesektor yang lainnya tidak mengurangi produksi, jadi standar upah jauh dibawah stadar normal Pengangguran Musiman Penganguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu misalnya ketika musim hujan bekerja dan ketika musin kemarau tidak bekerja Pengangguran Setengah Menganggur Pengangguran karena mereka bekerja kurang dari 15 jam per minggu dan tidak pasti dalam kesehariannya
Tujuan Keijakan Ekonomi yang Berhubungan dengan Penganguran Menyediakan lapangan kerja yang lebih luas Meningkatkan taraf hidup masyarakat Memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat Memperbaiki kemakmuran keluarga dan stabilan keluarga Menghindari masalah kriminalitas Mewujudkan kestabilan sosial politik
Penyebab Inflasi menurut pengalaman : Jumlah uang beredar yang berlebihan dalam perekonomian Peningkatan tingkat upah yang mendorong permintan barang meningkat Krisis energi menyebabkan ongkos produksi meningkat Paceklik, gagal panen menyebabkan kelangkaan bahan makanan Defisit anggaran didanai dengan cetak uang berlebihan Krisis moneter dengan depresiasi rupiah mendorong barang impor mahal Kenaikan BBM yang menyebabkan meningkatnya ongkos prduksi Dsb
37
Sebab inflasi menurut teori ada 2 : Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation), inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa oleh masyarakat.
P3
AS
P2 P1
AD3
AD2 Y1
AD1 Yf Y2
Pendapatan Nas riil
Jadi dengan adanya peningkatan permintaan akan barang dan jasa (AD1 ke AD3) disebuah perekonomian maka menggeser kurva demand kekanan sehingga meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P3). Ketika pendapatan nasional melebihi Yf (full employment) maka peningkatan harga lebih cepat kenaikannya pada P3
Inflasi tekanan ongkos (cost push inflation), inflasi yang desebabkan oleh meningkatnya ongkos produksi dari naiknya bahan baku, tenaga kerja, sehingga supply barang dan jasa berkurang AS3 P
AS2
P3 P2 P1
AS1
AD Y3 Y2 Y1=Yf
Pendapatan Nas riil
38
Dengan adanya peningkatan biaya produksi maka supply barang dalam perekonomian menurun (AS1 ke AS2 dan AS3) sehingga menggeser kurva supply ke kiri dan akhirnya meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P2 dan P3) sehiingga menurunkan pendapatan nasional. Mengatasi Pengangguran : Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G (analisis Y = AE) AE E2
∆G
Y=AE AE2
AE1 E1
0 Y1 Y2 Y Menurunkan Pajak (analisis Y = AE) AE E2 Y=AE AE2 ∆C=MPC. ∆T
AE1 E1
0
Y1
Y2
Y
Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G dan menurunkan Pajak (analisis AD – AS)
39
AS P1 P2 P0
AD1 AD2 AD0
0
Y0
Y2 Y1
Y
Kebijakan meningkatkan G kurva AD0 bergeser ke AD1 sehingga pendapatan nasional naik dari Y0 ke Y1 dan pengangguran turun. Kebijakan menurunkan pajak AD0 bergeser ke AD2 yang lebih kecil di banding dengan kebijakan menaikan G, tetapi kebijkan ini akan mendorong harga naik.
QUIZ Bagaimana mengatasi pengangguran dengan cara kebijakan Moneter ?
===000===
40