PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU BULLYING DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Justinus Parlindungan Sihombing NIM : 019114155
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku, dihadapan para allah aku akan bermazmur bagiMu. Aku hendak sujud kearah baitMu yang kudus dan memuji namaMu, oleh karena kasihMu dan oleh karena setiaMu; sebab Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. Semua raja di bumi akan bersyukur kepadaMu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulutMu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemulian TUHAN. TUHAN itu tinggi, namun Ia mengindahkan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tanganMu, dan tangan kananMu menyelamatkan aku. TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kau tinggalkan perbuatan tanganMu!
Mazmur 138:1-8
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku persembahkan skripsi ini kepada Allah Bapa di surga, semoga setiap nafas dan langkah ku memuliakan namaMu …..
Kepada Bapa dan Mama, terima kasih karena telah memperlihatkan arti cinta kasih yang sejati ……..
Kepada kakak, abang, dan adek-adek ku, terima kasih atas pengertian dan dukungan kalian selama ini ….
Kepada Monalisa ku, senyumanmu sudah cukup untuk menerangi hari-hariku, berjalanlah bersamaku hingga akhir………..
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
yogyakarta, 26 Maret 2010
Penulis,
Justinus Parlindungan Sihombing
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah Justinus Parlindungan Sihombing Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Bullying adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007). Subjek penelitian adalah orang–orang yang tinggal dan menetap di Yogyakarta, berusia antara 1464 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala sikap terhadap bullying di lingkungan sekolah. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan subjek keseluruhan sebanyak 101 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umun subjek dalam penelitian ini memiliki sikap dengan arah negative terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik yang lebih kecil dibandingkan mean teoritik (70,743 > 75). Secara umum, uji t (dengan signifikansi 0,05) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar -3,386 yang berarti bahwa secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01). Hasil analisa uji t (dengan signifikansi 0,05) menunjukkan bahwa skor beda mean aspek bullying hubungan dalam skala penelitian memiliki nilai beda mean yang paling rendah dibandingkan skor beda mean aspek bullying yang lainnya, hal ini berarti aspek bullying hubungan memiliki intensitas sikap arah negatif yang paling lemah dibandingkan aspek-aspek bullying yang lainnya (beda skor mean bullying fisik = -1,69307; beda skor mean bullying verbal = -1,49505; beda skor mean bullying non-verbal = -0,79703; beda skor mean bullying hubungan = -0,27228).
Kata kunci : Bullying, lingkungan sekolah, sikap, dan masyarakat Yogyakarta.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Yogyakarta People Attitude toward School Bullying Justinus Parlindungan Sihombing Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010
The research aimed to assess the attitude of people in Yogyakarta toward school bullying. Bullying is the repeated exposure, over time, to negative actions from one or more other students. Negative actions can include physical, verbal or indirect actions that are intended to inflict injury or discomfort upon another (Olweus, Limber & Mihalic in Spade, 2007). The subjects in this research are people, in the age 14-64 years old, and currently living in the Jogjakarta province region. The research sample is 101 people, and was selected using the purposive sampling technique. The research used the attitude toward school bullying scale. The analysis technique used to assess research data was the descriptive statistic technique. To test the reliability, this research used the Alpha Cronbach technique, and produced a reliability coefficient of 0,929. In general, the t-test yielded -3,386, this showed significant difference between the theoretical mean and the empirical mean (p – 0,000 < 0,01). T-test (0.05 significance). Relational bullying aspect yield the lowest mean difference scores compared to the rest of bullying aspects (physical bullying aspect, -1,69307; verbal bullying aspect, -1,49505; non-verbal bullying aspect, -0,79703; and relational bullying aspect -0,27228). Keywords: bullying, school, attitude, and Yogyakarta people.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Justinus Parlindungan Sihombing
Nomor Mahasiswa
: 019114155
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Maret 2010 Pemberi pernyataan,
(Justinus Parlindungan Sihombing)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala kasih sayang dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah” ini dengan baik. Banyak hal yang telah dilalui dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini hingga akhirnya siap untuk diujikan, dan banyak pihak yang telah membantu penulis dalam perjalanan proses tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghargai semua pihak yang telah terlibat secara langsung dan tidak langsung, perkenankan penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas bimbingan dan petunjuk. 2. Ibu Silvya CMYM., M.si., selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma atas dorongan semangat, dukungan, nasehat-nasehat dan terutama kepercayaannya terhadap diri penulis. Terima kasih bu. 3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, membantu melalui tahap demi tahap, memberi petunjuk dan saran yang sangat berguna demi selesainya penelitian ini, memberikan pelajaran hidup serta mengajarkan pola berpikir yang lebih baik. 4. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik, dan dosen penguji pertama atas bimbingan, dan petunjuk hingga saat ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi. sebagai dosen penguji kedua, terima kasih telah memberikan masukan dan kritik untuk memperbaiki skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang sudah membimbingku selama proses perkuliahan dan di luar proses perkuliahaan. 7. Mas Gandung, Bu Nanik selaku sekretariat Fakultas Psikologi, dan khususnya Pak Gie yang selalu memberi senyum dan siap membantu. 8. Mas Muji dan Mas Doni yang membantu pelaksanaan ujian skripsiku dan membantu selama perkuliahaan dan praktikum. 9. Bapa dan Mama atas keringat dan kasih sayang yang mereka berikan. Terima kasih telah menunjukkan arti cinta kasih sejati dan nilai kerja keras. Semoga aku telah dapat membuat kalian bangga seperti aku bangga memiliki kalian sebagai orangtua ku. 10. Saudaraku Ka Siska, Ka Deta, Bang Sian, Ka Tina, Dek Mega dan Dek sudung. Terima kasih karena kalian telah menerima aku apa adanya dan segala pengorbanan, dukungan serta kasih sayang yang telah kalian curahkan. 11. Glorya Monalisa Napitu. Melalui dirimu Tuhan telah menunjukkan bahwa dia ada dan Dia mengasihiku. Aku berharap kau mau berjalan bersamaku hingga akhir. 12. Keluarga besar Sihombing dan Siringo-ringo. Keluarga Tulang Kalimantan dan Tulang guru di Sipultak serta lae-laeku dan pariban-paribanku. Terima kasih atas nasehat dan dukungan kalian selama ini. 13. “My brother and sister in arm”, Oyi, Uli, Angga, Lasro, dan Rini, perjuangan bersama kalian tidak akan ku lupakan. 14. Teman-teman alumni angkatan 2001 terima kasih atas persahabatan dan pertemanan yang telah kalian berikan dan tunjukkan.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Teman-teman Patria-ku, Angga, Bro, Henry, Dhedhe, Seoul, Mula, Burung, Bendhot, Gaby, Hooh, Ditho, Kadek, Ridho, Agung, Yosie, Dadiet, Aji, Felix, dan Rio. terima kasih atas persahabatan kalian. Terima kasih telah tertawa dan menangis bersama-sama. 16. Mas Gundul, Mas Lilik dan teman-teman di Samudra dan Saleho, terima kasih atas semua pelajaran hidup dan pelajaran mancingnya. 17. Pantai Gesing, pantai Pagak, dan semua daerah pantai selatan serta laut selatan. Terima kasih telah memberikan kesegaran baru ketika kepalaku telah penuh dengan kepenatan. 18. Semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang sudah mendukungku selalu hingga selesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya selanjutnya. Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan kontribusi untuk semua pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Yogyakarta, 26 Maret 2010 Penulis
Justinus Parlindungan Sihombing
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………...….......………………………….........................
i
Halaman Persetujuan Pembimbing ….........................................................
ii
Halaman Pengesahan ................................................................................
iii
Motto .....................................................................................................
iv
Halaman Persembahan ..............................................................................
v
Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................
vi
Abstrak ...................................................................................................
vii
Abstract ..................................................................................................
viii
Halaman Persetujuan ................................................................................
ix
Kata Pengantar .......................................................................................
x
Daftar Isi ...............................................................................................
xiii
Daftar Tabel ...........................................................................................
xvi
Daftar Gambar .........................................................................................
xvii
Daftar Lampiran........................................................................................
xviii
BAB I
1
: PENDAHULUAN ...................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................... 10 A. Bullying ………………….............................................................. 10 1. Definisi Bullying …………………........................................... 10 2. Jenis-Jenis Bullying .................................................................. 12 B. Sikap ………………………….......................................................... 17 1. Pengertian Sikap ….................................................................. 17 2. Karakteristik Sikap ….............................................................. 19 3. Komponen Sikap ……………................................................. 21 4. Ciri-ciri Sikap ….……………................................................. 21 5. Pembentukan dan Perubahan Sikap ………………………….. 22 6. Fungsi Sikap ............................................................................ 26 7. pengukuran Sikap ……………................................................ 28 C. Masyarakat Yogyakarta .................................................................. 31 1. Daerah Yogyakarta ………….................................................. 31 2. Definisi Masyarakat Yogyakarta ............................................. 32 3. Budaya Masyarakat Yogyakarta ................................................ 32 D. Pelajar dan sekolah ………………………………………….......... 33 E. Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah ………………………………………………. 34 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36 A. Jenis Penelitian …........................................................................... 36 B. Definisi Operasional ………………………………………………. 36 1. Bullying ………………………………………………………. 36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Sikap ………………………………………………………….. 38 C. Sikap terhadap Bullying …………………………………………… 39 D. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 39 E. Metode Pengambilan Data ………………………………………… 40 F. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………. 43 1. Uji Validitas …………………………………………………... 43 2. Seleksi Aitem …………………………………………………. 44 3. Uji Reliabilitas ………………………………………………... 46 G. Metode Analisis Data………………………………………………. 47 BAB IV : HASIL dan Analisa DATA ……………………………………………. 50 A. Orientasi Kancah …………………………………………………... 50 B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 51 C. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 51 1. Uji Normalitas ………………………………………………… 51 2. Analisa Deskriptif Data Penelitian ……………………………. 52 3. Kategorisasi Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah ……………………………... 54 4. Analisa Data pada Setiap Aspek Bullying ……………………. 55 D. Pembahasan …........................................................................ 56 BAB V : KESIMPULAN dan SARAN ………………………………………….. 63 A. Kesimpulan ………………………………………………………... 63 B. Saran ……………………………………………………………….. 63 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….66
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban ……………………………… 41 TABEL 2. Jumlah aitem dan prosentase aitem skala (sebelum diuji kesahihannya)
42
TABEL 3. Uji coba penyebaran random nomer aitem skala (sebelum diuji kesahihannya) …………………………………………………………..
42
TABEL 4. Penyebaran aitem skala (setelah diuji kesahihan aitem-aitemnya) ……
45
TABEL 5. Norma kategori jenjang skala …………………………………………... 48 TABEL 6. Komposisi subjek berdasarkan daerah asal ……………………………..
50
TABEL 7. Uji normalitas …………………………………………………………… 52 TABEL 8. Deskripsi data penelitian ………………………………………………... 53 TABEL 9. Uji (t) mean empirik dan mean teoritis …………………………………. 54 TABEL 10. Kategori skor total subjek ……………………………………………….. 55 TABEL 11. Deskripsi data tiap aspek bullying ………………………………………. 56
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Skema Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah ......................................................................
xvii
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Tabulasi uji coba ………………………………………………..
71
LAMPIRAN B. Tabulasi penelitian ……………………………………………...
81
LAMPIRAN C. Deskripsi data penelitian ………………………………………..
91
LAMPIRAN D. Uji normalitas & analisa statistik deskriptif …………………....
102
LAMPIRAN E. Skala uji coba …..……………………………………………….
107
LAMPIRAN F. Skala penelitian …………………………………………………
111
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi Hak Anak yang diratifikasi melalui Kepres 36 Tahun 1996 menyatakan bahwa hak anak untuk mendapatkan rasa aman di lingkungan sekolah dijamin oleh negara. Namun hingga saat ini masih terdapat banyak berita di media massa mengenai kasus-kasus kekerasan terhadap anak di dalam lingkungan sekolah. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang diperoleh melalui hotline service dan pengaduan ke KPAI, memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 dilaporkan 555 kasus kekerasan terhadap anak. Contoh kasus terbaru adalah kasus pengeroyokan terhadap Ade Fauzan salah satu murid kelas 1 SMA 82 oleh kakak-kakak kelasnya (Saputra, 2009). Kekerasan di lingkungan sekolah dikenal dengan istilah bullying. Bullying bisa dilakukan baik oleh individu maupun kelompok, teman sebaya bahkan oleh pihak orang dewasa misalnya para guru. Kasus bullying di lingkungan sekolah bisa terjadi pada semua tingkatan sekolah, mulai dari TK hingga SLTA, bentuknya bisa berupa pengucilan, pelecehan, pemalakan, intimidasi, ejekan, gosip, fitnah, serta kekerasan fisik atau mental secara luas (Etikawati, 2008).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
PACER Center (organisasi bertujuan meningkatkan kualitas hidup anak dengan keterbatasan) menyatakan bahwa di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat 3,2 juta anak yang menjadi korban bullying, dan lebih dari 160.000 anak membolos setiap hari karena trauma dengan teror yang diterimanya di sekolah. Mereka juga menemukan bahwa makin muda umur anak, biasanya bullying lebih ke arah fisik dan semakin bertambah usia, perilaku bullying semakin ke arah verbal dan psikologis (“Lindungi Anak”, 2008). Mellor (“Kekerasan di Sekolah”, 2008; “Hati-hati Bullying”, 2008) dari Antibullying Network University of Edinburgh menyatakan bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, baik berupa verbal, fisik, maupun mental dan orang tersebut takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi, dan biasanya para pelaku mencontoh situasi serupa di lingkungannya. Argiati (“Awas Bullying” 2008), menyatakan bahwa korban menerima perlakuan bullying karena takut, mereka tidak mau melapor kepada guru karena kuatir akan berakibat lebih buruk,". Argiati (“Awas Bullying”
2008)
juga
menyatakan
bahwa
tindakan
bullying
dapat
mengakibatkan konsentrasi siswa berkurang, kehilangan kepercayaan diri, stres dan sakit hati, trauma berkepanjangan, membalas bullying, merasa tidak berguna, berbohong, berperilaku kasar, dendam, dan takut ke sekolah. Contoh efek mematikan dari bullying terhadap anak adalah kasus Linda (15), seorang siswa kelas II SLTPN di Jakarta yang ditemukan gantung diri di kamar tidurnya pada bulan Juni 2006 (Hartiningsih, 2009). Orang-orang terdekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Linda menyatakan bahwa Linda mengalami depresi akibat diejek temantemannya karena ia pernah tidak naik kelas. Di Bantar Gebang, Juli 2005, Fifi Kusrini (13) gantung diri di kamar mandi (Hartiningsih, 2009). Kata sang ayah, putrinya merasa malu karena diejek teman sekolahnya sebagai anak tukang bubur. Haryana (“Bullying, Normalkah?” 2009) dari Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) menyatakan bahwa terdapat sekitar 30 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri di kalangan anak dan remaja berusia 6 sampai 15 tahun yang dilaporkan dalam media massa pada tahun 2002-2005. Etikawati (2008) menyatakan proses perkembangan anak menjadi remaja pelaku agresi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu biologis, psikologis dan sosial-kultural. Wenar & Kerig (dalam Etikawati, 2008) menyatakan bahwa tingkat agresi tinggi pada anak-anak dapat merupakan hasil dari abnormalitas neurologis. Secara psikologis, anak agresif menunjukkan kontrol diri dan ketrampilan sosial yang rendah; kemampuan pengambilan perspektif rendah, empati terhadap orang lain kurang berkembang, dan salah dalam mengartikan sinyal atau tanda-tanda sosial, anak tersebut memiliki keyakinan bahwa agresi merupakan cara pemecahan masalah yang tepat dan efektif. Anak-anak yang mengembangkan perilaku agresif biasanya tumbuh dalam pengasuhan yang tidak kondusif; anak mengalami kelekatan tidak aman dengan pengasuh terdekatnya, orangtua menerapkan disiplin terlalu keras ataupun terlalu longgar, dan biasanya ditemukan masalah psikologis pada orangtua; konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
suami-istri, depresi, bersikap antisosial, dan melakukan tindak kekerasan pada anggota keluarganya (Etikawati, 2008). Faktor pubertas dan krisis identitas yang normal terjadi dalam proses perkembangan remaja juga meningkatkan dorongan perilaku kekerasan. Selama proses mencari identitas dan ingin eksis, biasanya remaja lalu gemar membentuk geng, jika orientasi geng menyimpang, hal ini kemudian menimbulkan banyak masalah. Remaja menjadi pelaku bullying dapat disebabkan oleh rasa balas dendam atas perlakuan penolakan dan kekerasan yang pernah dialami sebelumnya (misalnya saat di SD atau SMP). Secara langsung maupun tidak langsung masyarakat turut berpengaruh terhadap munculnya perilaku (Etikawati, 2008). Etikawati (2008) menyatakan secara sosiokultural bullying dipandang sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi kepada remaja bahwa kekerasan bisa menjadi sebuah cara pemecahan masalah. Misalnya saja tindakan premanisme yang sehari-hari dapat dilihat di sekitar mereka dan juga aksi kekerasan dari kelompok-kelompok massa, seperti perilaku kekerasan antar polisi dengan kelompok mahasiswa pada Mei 1998. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui media visual, seperti film-film aksi dan kartun yang memperlihatkan adegan kekerasan, misalnya “Tom and Jerry”. Walaupun tak kasat mata, budaya feodal dan senioritas pun turut memberikan atmosfer dominasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
menumbuhkan perilaku menindas, misalnya ritual perploncoan yang masih marak dalam sekolah-sekolah di Indonesia (Etikawati, 2008). Muchtar (“Hati-hati Bullying” 2008), menyatakan bahwa bullying biasanya terjadi di dalam Masa Orientasi Siswa (MOS), perubahan pengurus lama dengan yang baru baik OSIS maupun kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ekskul Paskibra, pemandu sorak atau latihan dasar kepemimpinan. Muchtar (“Hati-hati Bullying”, 2008) menyatakan bahwa biasanya alumni menjadi pendorongnya, bentuknya bisa berupa permintaan kakak kelas yang sering menekan perasaan atau bahkan menyiksa fisik agar adik kelasnya memperoleh tanda tangan serta terjadinya pelecehan atau tindakan yang mempermalukan, menyinggung dan mengintimidasi. Dalam kenyataannya, kasus bullying yang dilakukan oleh siswa SMP/SMU tidak terlepas dari pengaruh “pewarisan ideologi” dari para lulusan atau alumni sekolah tersebut. Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap pewarisan tradisi siapa “kawan” dan siapa “lawan” dalam tawuran. Media massa juga memberikan edukasi yang antisosial, khususnya dalam sejumlah sinetron atau film remaja yang berisi “kebencian” hanya karena alasan kelompok kaya atau miskin, kelompok cantik atau jelek, kelompok gaul atau cupu. Meskipun sinetron atau film hanyalah fiksi, namun secara tidak langsung memberikan model bagi usia anak untuk berperilaku. Ironisnya, kecenderungan ini juga terjadi untuk kelompok usia anak sekolah dasar (Sulhin, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Dari tiga kota pelaksanaan survei mengenai gambaran bullying di sekolah yang dilakukan oleh Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) menunjukkan bahwa Yogyakarta mencatat angka tertinggi dibanding Jakarta dan Surabaya. Ditemukan kasus bullying di 70,65 persen SMP dan SMU di Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) mengatakan tingginya kasus bullying di Yogyakarta belum diketahui sebabnya. Anehnya, dalam penelitian yang sama Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) juga menemukan sekolah dengan tingkat bullying terendah, terutama di daerah pinggiran Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) menyatakan ia merasa heran karena wilayah Jawa Tengah, dalam hal ini daerah Yogyakarta, dikenal dengan karakter pribadi yang halus. Yogyakarta merupakan suatu kawasan dengan lanskap masyarakat yang plural dan juga pluralis. Plural dalam arti kenyataan masyarakat Yogyakarta tersusun dari berbagai etnis dan golongan, dan pluralis karena budaya saling menghormati, tenggang rasa, tepa salira, dan inklusif tetap kuat (Fakih, 2009). Pluralitas Yogyakarta, tak dapat dielak, amat didukung oleh potensi besar
di
bidang
pendidikan
dan
pariwisatanya.
Yogyakarta
telah
menunjukkan diri sebagai salah satu kota yang mengembangkan secara pesat fasilitas dan kualitas pendidikannya. Hal ini tentu menjadi harga tawar yang sangat menarik untuk warga lain. Buktinya, dari tahun ke tahun, distribusi masyarakat luar ke Yogyakarta menunjukkan angka yang signifikan (Fakih, , 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Santoso (2009) menyatakan bahwa sebagai kota pendidikan Yogyakarta banyak kedatangan penduduk dari luar daerah untuk belajar. Kondisi ini kemudian memunculkan pemukiman baru, komunitas baru, kelas baru dengan sifat ciri yang baru pula. Golongan masyarakat terdidik baru yang jumlahnya tidak sedikit ini cukup mewarnai dan menjadi ikon bagi Yogyakarta.
Kota
pelajar,
kota
pendidikan
adalah
predikat
yang
disandangnya. Heterogenitas masyarakat Yogyakarta serta konsekuensi dari kota pendidikan, yakni kecepatan perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan derasnya informasi yang mengalir masuk secara langsung dan tidak langsung telah membentuk sendi-sendi kehidupan sosial budaya masyarakat Yogyakarta dan memberikan sumbangan pengaruh terhadap kenyataan bullying yang ditunjukkan oleh penelitian Juwita. Masalah timbul ketika berbagai pengaruh tersebut diterima oleh generasi muda yang belum memiliki pegangan budaya. Pada saat ini terdapat kesenjangan antara generasi muda Yogyakarta dengan generasi sebelumnya, akibat terhentinya pola pewarisan budaya. Pola pewarisan budaya ini terhenti karena adanya kesenjangan penguasaan informasi dengan teknologinya. Golongan tua yang masih memegang teguh tradisi budaya lama kurang dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan isinya. Dilain pihak generasi sekarang demikian cepat menangkap segala sesuatu yang baru tanpa dibarengi adanya sarana penyaring yang memang tidak dipersiapkan sebelumnya. Kondisi ini menimbulkan komunikasi yang kurang harmonis antara generasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Generasi baru ini kemudian melahirkan generasi yang asing dengan budayanya sendiri. Sebagai misal bahasa jawa halus kini semakin asing (Santoso, 2009). Azwar (2005) menyatakan bahwa pengalaman pribadi, pengaruh faktor emosional, pengaruh orang lain yang dianggap penting (significant other), pengaruh kebudayaan, media massa, dan lembaga pendidikan atau lembaga agama merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap individu dan masyarakat. Situasi ini memancing rasa ingin-tahu dan menimbulkan pertanyaan dalam pikiran penulis: pada saat ini bagaimana sikap masyarakat Yogyakarta terhadap kenyataan perilaku bullying di lingkungan sekolah?. Penulis berharap dengan mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta mengenai bullying di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat membantu para peneliti ilmu sosial dan psikologi yang tertarik dengan tema bullying dalam memahami bagaimana masyarakat umum terutama masyarakat Yogyakarta bersikap terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan insight dan inspirasi bagi pihak-pihak yang ingin mengatasi kekerasan dalam lingkungan sekolah.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana sikap masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku bullying di lingkungan sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: Memperoleh gambaran sikap masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku bullying di lingkungan sekolah dengan menggunakan skala sikap.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis a. Dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya, dan diharapkan bisa mendorong peneliti lain untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut, terutama mengenai tema yang berhubungan dengan bullying di lingkungan sekolah. b. Memberikan pengetahuan mengenai sikap masyarakat dalam memandang perilku bullying di lingkungan sekolah. 2. Manfaat Praktis Memberikan panduan mengenai sikap masyarakat bagi petugas lapangan program-program anti bullying di lingkungan sekolah dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bullying 1. Definisi Bullying Konsep bullying dalam penelitian ini berpusat pada hasil penelitian Dan Olweus, seorang peneliti yang berasal dari Norwegia, yang pada awal tahun 1970-an memunculkan konsep bullying sebagai salah satu subgroup dari agresi (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus (dalam Spade, 2007), memulainya dengan meneliti hirarki dominasi dan menemukan pola-pola hubungan sosial paralel dengan konsep perilaku pelaku bullying. Ia menemukan bahwa kecenderungan agresif pelaku bullying sering kali merupakan perilaku agresif pengganti terhadap subjek korban yang tidak bersalah, serupa dengan konsep kambing hitam. Olweus (dalam Spade, 2007) juga menemukan bahwa terdapat karakteristik-karakteristik kepribadian yang relatif stabil dari tiap-tiap individu (misalnya, genetis, hubungan dengan orangtua, dan pengalaman masa kanak-kanak) yang dapat digunakan untuk menentukan pola-pola reaksi situasional yang tipikal terjadi dan pola-pola kepribadian. Siswasiswa dengan karakteristik-karakteristik tertentu (fisik dan psikologis) memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku ataupun korban bullying.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Stephenson dan Smith (dalam Oliver & Candappa, 2003), mendefinisikan bullying sebagai sebuah interaksi dimana seorang individu atau kelompok yang lebih dominan secara sengaja menyebabkan penderitaan pada individu atau kelompok yang kurang dominan. Pearce (dalam Oliver & Candappa, 2003), mendefinisikan perilaku bullying sebagai bagian dari kontinuum perilaku agresif dan anti-sosial. Pengalaman kekerasan dan agresi yang sebelumnya juga memiliki peran penting terhadap reaksi seseorang dalam situasi konflik, bahkan terhadap subgrup seperti kelompok saksi. Di lingkungan sekolah, faktor lain yang mempengaruhi reaksi seseorang adalah: iklim kelompok, ukuran dan komposisi kelas, pola pengajaran guru, dan karakteristik kepribadian guru. Berdasarkan hasil penelitian mereka, Olweus, Limber, dan Mihalic (dalam Spade, 2007) menyatakan bahwa bullying adalah pemaparan terhadap aksi-aksi negatif, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa. Aksi-aksi negatif dapat berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap pihak lain (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007). Pelaku bullying didefinisikan sebagai seorang yang sengaja mencoba menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap orang lain, dan melakukan aksi-aksi agresif yang bersifat negatif sesuai dengan karakteristik tipikal pelaku bullying (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus juga menyatakan bahwa bullying, pada dasarnya adalah fenomena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
“ketidak-seimbangan kekuatan” atau hubungan kekuasaan asimetris, artinya pihak korban atau siswa yang menjalani pengalaman negatif tersebut mengalami kesulitan dalam mempertahankan dirinya sendiri (Olweus, dalam Spade, 2007). Oleh karena itu bullying adalah perilaku agresi proaktif yang umumnya terjadi dan berulang tanpa alasan jelas atau tanpa diprovokasi oleh pihak korban (Olweus, dalam Spade, 2007). Berdasarkan paparan sebelumnya definisi bullying dalam penelitian ini adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).
2. Jenis-jenis bullying Para partisipan dalam penelitian Espelage (dalam Spade, 2007) mendefinisikan bullying sebagai perilaku agresi baik fisik dan verbal dan berupa: ancaman, manipulasi, menyebarkan berita bohong, merusak barang milik korban, mengambil barang milik korban, balas dendam atau tindak perlawanan, mencari kekuatan. Espelage (dalam Spade, 2007), juga menemukan bahwa para partisipan dapat membedakan antara perilaku bullying dengan perilaku bercanda. Khosropour dan Walsh (dalam Spade, 2007), menemukan bahwa para siswa memilih menggunakan kata “teasing” dibandingkan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
bullying kecuali kalau permasalahannya menjadi bersifat fisik. Namun Dennis dan Satcher (dalam Spade, 2007), menemukan bahwa agresi verbal seperti nama panggilan adalah bentuk bullying yang paling umum terjadi. Etikawati (2008) menyatakan Sebenarnya bullying tidak hanya meliputi kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, menampar, ataupun memalak, tetapi juga dapat berbentuk kekerasan verbal, seperti memaki, mengejek, menggosip, dan berbentuk kekerasan psikologis, seperti mengintimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan. Berdasarkan sebuah survei terhadap perlakuan bullying, sebagian besar korban melaporkan bahwa mereka menerima perlakuan pelecehan secara psikologis (diremehkan). Kekerasan secara fisik, seperti didorong, dipukul, dan ditempeleng lebih umum di kalangan remaja pria. Argiati (“Awas Bullying” 2008) mengatakan, bullying terjadi dalam bermacam bentuk. Hasil penelitian yang dilakukanya pada bulan Mei sampai Oktober lalu dengan sampel 113 siswa di dua SMA negeri dan swasta di Kota Yogyakarta menunjukkan, bullying fisik yang paling tinggi adalah ditendang atau didorong dengan tingkat persentase 75,22 persen. Disusul kemudian hukuman push up atau berlari (71,68 persen), dipukul (46,02 persen), dijegal atau diinjak kaki (34,51 persen), dijambak atau ditampar (23,9 persen), dilempar dengan barang (23,01 persen), diludahi (22,12 persen), ditolak (15,93 persen), dipalak/dikompas (30,97 persen). Sedangkan bullying psikologis tertinggi adalah difitnah atau digosipkan (92,99 persen), dipermalukan di depan umum (79,65 persen), dihina atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
dicaci (44,25 persen), dituduh (38,05 persen), disoraki (38,05 persen), dan diancam (33,62 persen). Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mengelompokkan perilaku bullying ke dalam 5 kategori: a.
Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain)
b.
Kontak
verbal
memberi
langsung
panggilan
(mengancam,
nama
mempermalukan,
(name-calling),
sarkasme,
merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip) c.
Perilaku
non-verbal
menjulurkan
lidah,
langsung menampilkan
(melihat ekspresi
dengan
sinis,
muka
yang
merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal). d.
Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).
e.
Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Nansel, Overpeck, Pilla, Ruan, Simmons-Morton, dan Scheidt. (dalam Spade, 2007), mendaftar lima tipe perilaku bullying, yaitu: a. Mengejek agama atau ras b. Mengejek penampilan atau cara berbicara c. Memukul, menampar atau mendorong d. Target gosip, rumor atau kabar bohong e. Target komentar-komentar dan gaya tubuh dengan konteks seksual. Totten dan Quigley (2003) mengkategorikan perilaku bullying sebagai berikut: a. Bullying secara langsung adalah serangan terbuka terhadap korban. Serangan ini bisa bersifat fisik, verbal, rasial, ataupun seksual: i.
Serangan fisik: gerak tubuh mengancam, memukul, menendang, mendorong, menahan, mencekik;
ii.
Serangan verbal atau pelecehan terus-menerus: memberi provokasi,
nama
panggilan,
kata-kata
kata-kata
merendahkan,
ancaman, mengejek,
pelecehan seksual, pelecehan rasial, ejekan-ejekan bersifat homofobik. b. Bullying secara tidak langsung bersifat lebih halus dan sukar untuk dideteksi. Hal ini mencakup bentuk-bentuk agresi nonfisik yang bertujuan untuk mengontrol situasi sosial:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
i.
Isolasi sosial, pengucilan yang disengaja, penolakan, hubungan pertemanan yang manipulatif;
ii.
Penyebaran rumor, penyebaran kabar bohong yang menjelek-jelekan, gerak tubuh yang melecehkan, mendiamkan dengan sengaja.
Berdasarkan beberapa kategorisasi bullying yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini memakai kategorisasi bullying sebagai berikut: a. Bullying fisik i.
Mencuri, menyembunyikan, atau merusak benda milik orang lain
ii.
Memukul,
menendang,
mendorong,
menjambak,
menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar dengan barang, atau meludahi iii.
Memaksa orang lain melakukan hal-hal yang tidak ia inginkan seperti: memalak/mengompas, atau memberi hukuman seperti push-up atau berlari
b. Bullying verbal i.
Memberi nama panggilan
ii.
Mengejek, atau menghina
iii.
Mengancam
iv.
Memaki
v.
Menuduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
vi.
menyoraki
c. Bullying non-verbal biasanya disertai dengan bullying fisik atau verbal i.
melihat dengan sinis, atau melotot
ii.
Menjulurkan lidah,
iii.
Menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
d. Bullying hubungan i.
Menolak untuk berkomunikasi
ii.
Menyebarkan kabar bohong atau gosip
iii.
Membuat orang lain merasa ditolak atau dikucilkan
iv.
Mempermalukan di depan umum
B. Sikap 1. Pengertian Sikap Terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli mengenai definisi sikap. Masing-masing memberikan definisi dengan batasan-batasan yang berbeda. Pada umumnya puluhan definisi tersebut secara umum masuk kedalam salah satu tiga kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran pertama diwakili oleh Thurstone, Likert, dan Osgood (dalam Azwar, 2005). Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Thurstone (dalam Azwar, 2005) menyatakan bahwa sikap adalah derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek-objek psikologis. Afeksi positif yang dimaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
adalah afeksi senang, sedangkan afeksi negatif yang dimaksud adalah afeksi yang tidak menyenangkan. Paradigma pertama memandang bahwa sikap hanya terdiri atas komponen afektif. Paradigma kedua diwakili oleh Allport, Chave, Bogardus, LaPierre, dan Mead (Azwar, 2005). Sikap didefinisikan sebagai semacam kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan caracara tertentu (Azwar, 2005). Allport (dalam Jahoda, Marie, & Warren, 1966; White, 1982; dalam Mar’at, 1982; dalam Sears, 1988) mengatakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. LaPierre (dalam Azwar, 2005) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Paradigma
kedua
ini
memiliki pandangan
bahwa sikap
hanya
mengandung komponen konatif. Tokoh-tokoh ilmuwan yang mendukung paradigma ketiga adalah Secord, Beckman, Breckler, Katz, Stotland, dan Rajecki (Azwar, 2005). Paradigma ketiga berorientasi pada skema triadik. Sikap didefinisikan sebagai konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Krech dan Crutchfield (dalam Marie, Jahoda, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Warren, 1966) mengatakan bahwa sikap adalah organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai beberapa aspek dari dunia individu. Terdapat banyak definisi dari sikap, hal ini dikarenakan sikap merupakan masalah yang penting dan menarik banyak perhatian para ahli psikologi khususnya psikologi sosial. Bahkan ada ahli yang berpendapat bahwa psikologi sosial menempatkan sikap sebagai problem sentralnya (Crutchfield, dalam Walgito, 1990). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif) seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif).
2. Karakteristik sikap Sax (dalam Azwar,1988) mengemukakan beberapa karakteristik sikap, yaitu: a. Arah. Suatu sikap menunjukkan apakah seseorang setuju atau tidak setuju, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak terhadap suatu objek sikap. Seseorang dengan sikap mendukung terhadap suatu objek memiliki arah yang positif terhadap objek tersebut. Sebaliknya seseorang dengan sikap tidak setuju atau menolak suatu objek memiliki arah yang negatif terhadap objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
tersebut. b. Intensitas. Kekuatan sikap pada tiap orang belum tentu sama. Dua orang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek kemungkinan berbeda dalam intensitas sikap positifnya. Begitu juga sebaliknya, sikap negatif terhadap suatu objek juga memiliki derajat kekuatan sikap yang bertingkat. c. Keluasan. Keluasan merujuk pada luas tidaknya cakupan aspek objek sikap. Seseorang dikatakan memiliki sikap mendukung terhadap suatu objek secara menyeluruh jika ia bersikap positif terhadap seluruh atau sebagian besar aspek dari objek sikap. Seseorang dikatakan memiliki sikap mendukung yang sempit jika ia hanya memiliki sikap positif terbatas pada sebagian kecil aspek objek sikap. Hal ini berlaku juga pada sikap negatif. d. Konsistensi. Konsistensi ditunjukkan oleh derajat diskrepansi atau derajat kesesuaian antara pernyataan sikap subjek dengan respon perilakunya terhadap objek. e. Spontanitas. Spontanitas adalah sejauh mana kesiapan subjek untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Spontanitas tinggi terjadi apabila sikap dinyatakan tanpa paksaan atau desakan terhadap subjek.
Berdasarkan uraian tersebut, sikap memiliki karakteristik sebagai berikut, yakni: arah, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
3. Komponen Sikap Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang (Azwar, 2005), yaitu: a. Komponen Kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan kepercayaan, stereotipe, dan pengetahuan tentang suatu objek. b. Komponen Afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang–tidak senang (emosional) atau penilaian subjektif terhadap suatu objek sikap. Rasa senang merupakan afek positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan afek negatif. c. Komponen Konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan perilaku dan kecenderungan perilaku terhadap suatu objek sikap.
Berdasarkan uraian tersebut, sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu: komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
4. Ciri-ciri Sikap M. Sherif dan C.W. Sherif (dalam Walgito, 1990) menyatakan bahwa sikap adalah suatu pendorong yang menimbulkan tingkah laku tertentu dengan ciri-ciri, yaitu : a. Sikap bukan sesuatu yang dibawa dari lahir. Sikap terbentuk selama proses perkembangan individu. Oleh karena itu, sikap dapat dipelajari dan dapat berubah walau memiliki kecenderungan relatif
stabil.
Pengalaman
adalah
faktor
penting
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pembentukan dan perubahan sikap. b. Dapat berlangsung lama ataupun sebentar. Jika sikap sudah tertanam dan menjadi salah satu nilai kehidupan seseorang, maka memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengalami perubahan. c. Selalu ada hubungan yang positif atau negatif antara subjek dengan objek, melalui proses pengenalan atau persepsi terhadap objek. Proses ini menimbulkan sikap tertentu pada individu. Dapat meliputi
satu
objek
dan
meliputi
sekumpulan
objek
(kecenderungan untuk menggeneralisasikan objek sikap). d. Mengandung faktor perasaan dan faktor motif. Jadi sikap terhadap objek tertentu selalu ada perasaan yang menyertai dan mempunyai motivasi untuk bertindak tertentu terhadap objek yang dihadapi individu.
5. Pembentukan dan Perubahan Sikap Individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya melalui interaksi sosialnya. Azwar (2005) mengatakan ada enam faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap, yaitu: a. Pengalaman pribadi Segala peristiwa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan terhadap stimulus
sosial
tersebut
lalu
menjadi
salah satu
dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
terbentuknya sikap. Untuk memiliki tanggapan dan penghayatan terhadap suatu objek seseorang harus memiliki pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis tersebut. Pengalaman pribadi tersebut menjadi dasar pembentukan sikap apabila meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi tindak-tanduk dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pada umumnya, individu cenderung memiliki sikap searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan menanamkan suatu panduan yang berfungsi sebagai pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota
k e l o m p o k masyarakatnya karena kebudayaan jualah yang memberi corak terhadap pengalaman individu-individu yang menjadi anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
kelompok masyarakatnya. Hanya individu dengan kepribadian kuat yang dapat memudarkan hegemoni kebudayaan dalam pembentukan sikap individu. d. Media massa Sebagai sarana komunikasi orang banyak, media massa mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan umum. Selama menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya, disadari atau tidak dan disengaja maupun tidak disengaja, media massa membawa pula pesan-pesan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Kemunculan informasi baru mengenai suatu
hal memberikan
landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dalam informasi tersebut, apabila cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama, sebagai sebuah sistem dan institusi, berpengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. f. Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang s e m a t a - m a t a didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sifatnya sementara dan segera memudar begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula bertahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari emosi adalah prasangka. Misalnya prasangka rasialis dalam bentuk perusakan toko-toko milik Cina, dan penjarahan yang pernah terjadi. Hal ini terjadi karena didasari oleh faktor emosi yang berawal dari frustasi ketidakberdayaan menyamai atau melawan dominasi orang Cina di bidang ekonomi. Faktor-faktor yang menghambat dan menunjang perubahan sikap (Mar’at, 1981), yaitu: a. Faktor-faktor yang menghambat: i.
Stimulus bersifat ambigu atau tidak positif maupun negatif, sehingga faktor perhatian kurang berperan terhadap stimulus yang diberikan.
ii.
Tidak memberikan harapan atau masa depan.
iii.
Adanya penolakan terhadap stimulus tersebut, sehingga tidak ada pengertian terhadap stimulus tersebut.
b. Faktor-faktor yang menunjang: i.
Stimulus disertai imbalan dan/atau hukuman. Individu mengasosiasikan reaksinya dengan imbalan dan/atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
hukuman. ii.
Stimulus mengandung harapan bagi individu.
iii.
Stimulus mengandung prasangka bagi individu yang mengubah sikap semula.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap adalah: pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting (significant other), pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional.
6. Fungsi sikap Sikap memiliki sejumlah fungsi psikologis yang berbeda (R.L. Atkinson, R.C. Atkinson, Smith, Bem, & Nolen-Hoeksema, 2004), yaitu: a. Fungsi instrumental. Sikap yang kita pegang memiliki alasan praktis atau manfaat. Sikap ini semata-mata mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum kita untuk mendapatkan manfaat dan menghindari hukuman. Sebagai contohnya, sebagian besar penduduk Indonesia mendukung pelayanan pemerintah yang lebih baik tetapi menentang pajak yang lebih tinggi. Sikap dimungkinkan berubah apabila terdapat alternatif yang akan memberi manfaat yang lebih besar. b. Fungsi pengetahuan. Sikap membantu kita memahami dunia, membawa keteraturan bagi berbagai informasi yang harus kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
asimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tersebut adalah skemata penting yang memungkinkan kita untuk mengorganisasi dan mengolah berbagai informasi secara efisien tanpa harus memberikan penekanan yang berlebihan terhadap detail. Sebagai contoh sikap negatif terhadap peristiwa G/30/SPKI telah membantu banyak penduduk Indonesia mengorganisasi dan menginterpretasikan peristiwa nasional dalam kaitannya dengan paham politik sosial-Komunis. Seperti skemata lain, sikap seringkali menyederhanakan realita dan menimbulkan bias persepsi terhadap suatu peristiwa. c. Fungsi ekspresi nilai. Sikap mencerminkan konsep diri dan nilainilai kita. Contohnya seseorang dengan sikap positif terhadap kaum
homoseksual
karena
memegang
kuat
nilai-nilai
keberagaman, kebebasan pribadi, dan toleransi; orang lain dengan sikap negatif terhadap kaum homo karena memegang kuat keyakinan religius yang melarang homoseksualitas. Sikap seperti ini tidak mudah berubah, sikap alternatif akan dipilih apabila seseorang mengangap sikap alternatif lebih konsisten dengan nilai-nilai atau konsep dasar yang ia miliki. d. Fungsi pertahanan ego. Sikap melindungi kita dari kecemasan atau ancaman bagi harga diri kita. Sikap negatif kepada kelompok minoritas dapat memiliki fungsi pertahanan ego yang dinamakan teori prasangka kambing hitam, karena permusuhan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
seringkali mengambil bentuk menyalahkan kelompok minoritas atas masalah pribadi atau masyarakat. Contohnya sikap negatif terhadap keturunan anggota Partai Komunis Indonesia. e. Fungsi penyesuaian sosial. Sikap membantu kita merasa menjadi bagian dari suatu komunitas. Isi aktual dari keyakinan dan sikap kurang penting dibandingkan ikatan sosial yang diberikan bila memilihnya. Sikap dapat berubah apabila norma sosial berubah.
Berdasarkan uraian sebelumnya, sikap memiliki beberapa fungsi seperti: fungsi instrumental, fungsi pengetahuan, fungsi ekspresi nilai, fungsi pertahanan ego, dan fungsi penyesuaian sosial.
7. Pengukuran sikap Berbagai teknik dan metode telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengungkapkan sikap manusia dan memberikan interpretasi yang valid. Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa metode pengungkapan sikap yang telah dilakukan (Azwar, 2005): a.
Observasi perilaku. Kalau seseorang menampakan perilaku yang konsisten (berulang) misalnya seorang remaja yang sering terlibat perilaku tawuran, bukankah kita berkesimpulan bahwa ia bersikap menerima perilaku tawuran pada remaja. Oleh karena itu, sangat masuk akal tampaknya apabila sikap bisa ditafsirkan dari bentuk perilaku yang tampak, dengan kata lain perilaku merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
indikator dari sikap. Tetapi, kadang-kadang ada perilaku yang ditampakkan seseorang berbeda dengan sikap sebenarnya yang dimiliki
oleh
individu
tersebut.
Ini
dikarenakan
ia
menyembunyikan sikap yang sebenarnya mungkin dengan berbagai alasan. Misalnya, ada remaja yang tidak suka mengkonsumsi alkohol tetapi ketika berkumpul dengan temantemannya ia ikut mengkonsumsi alkohol dikarenakan ia tidak mau dikucilkan oleh teman-temannya. Dengan demikian, perilaku yang kita amati mungkin
saja dapat menjadi indikator sikap
dalam konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus berhati-hati apabila hanya didasarkan pengamatan perilaku yang ditampakkan seseorang. b. Penanyaan langsung. Dua asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna pengungkapan sikap; pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dan kedua adalah asumsi bahwa manusia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang dirasakannya. Oleh karena itu, dalam metode ini jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap mereka. Pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung memiliki keterbatasan dan kelemahan yang mendasar, misalnya individu ternyata mengemukakan jawaban dan pendapat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
sebenarnya secara terbuka hanya apabila situasi dan kondisi memungkinkan yaitu tanpa tekanan psikologis maupun fisik. c.
Pengungkapan langsung. Pengungkapan langsung adalah versi metode penanyaan langsung secara tertulis dengan menggunakan aitem tunggal maupun aitem ganda (Ajzen, dalam Azwar 2005).
d. Skala sikap. Metode pengungkapan sikap yang sering digunakan sampai saatini adalah skala sikap. Skala sikap sampai saat ini masih dianggap sebagai metode pengungkapan sikap yang paling dapat diandalkan dan sederhana, seperti yang diungkapkan oleh Azwar: “Metode pengukapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap”. Salah satu sifat skala sikap adalah isi pernyataan yang dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuannya ukurnya, akan tetapi dapat pula berupa pernyataan tidak langsung yang tujuan ukurnya kurang
jelas
bagi
responden.
Respon
individu
terhadap
pernyataan-pernyataan sikap yang berupa jawaban setuju atau tidak setuju itulah yang menjadi indikator sikap seseorang. e. Pengukuran terselubung. Metode pengukuran terselubung sebenarnya berorientasi kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan sebelumnya, akan tetapi objek pengamatan bukan perilaku tampak yang disadari atau sengaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengukuran sikap
adalah
dengan
menggunakan
skala
sikap.
Alasan
utama
menggunakan skala sikap dikarenakan asumsi bahwa skala sikap memiliki kelebihan yaitu lebih mampu menghemat waktu, tenaga, dan beaya; dan asumsi bahwa skala sikap dipandang paling dapat diandalkan dibanding metode pengumpulan data mengenai sikap lainnya.
C. Masyarakat Yogyakarta 1. Daerah Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y.) merupakan salah satu propinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terletak di pulau Jawa. Secara astronomis D.I. Yogyakarta terletak antara 70° 33' LS – 8° 12' LS dan 110° 00' BT – 110° 50' BT. D.I.Y memiliki luas wilayah 314.792,91Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 3.459.432 jiwa. Batas dengan Propinsi Jawa Tengah meliputi: a. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara b. Kabupaten Klaten di bagian timur laut c. Kabupaten Magelang di bagian barat laut d. Kabupaten purworejo di bagian barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Berdasarkan data yang diperoleh dari web-site resmi PEMDA Yogyakarta, Propinsi D.I.Y. terdiri atas beberapa kabupaten (“Populasi Penduduk”, 2002), yaitu: a. Kulonprogo b. Bantul c. Gunungkidul d. Sleman e. Yogyakarta
2. Definisi Masyarakat Yogyakarta Definisi masyarakat yogyakarta adalah semua orang yang lahir dan besar di propinsi D.I.Y., atau telah menetap dan tinggal di daerah propinsi D.I.Y. relatif lama, terdaftar dalam kartu keluarga propinsi D.I.Y., atau memiliki kartu tanda penduduk tetap serta berdomisili di propinsi D.I.Y.
3. Budaya masyarakat Yogyakarta Secara umum budaya yang dominan ada di Yogyakarta adalah budaya Jawa. Menurut Handayani dan Novianto (2004), terdapat tiga kaidah dasar kehidupan manusia masyarakat Jawa yaitu: 1. Prinsip rukun, adalah tuntutan untuk mencegah segala kelakuan yang bisa menimbulkan konflik. 2. Prinsip hormat, adalah tuntutan agar manusia dalam bahasa, pembawaan, dan sikap mesti mengungkapkan pengakuan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
kedudukan orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya dalam tatanan sosial. Terdapat tiga perasaan yang dikembangkan pada diri orang jawa sejak kecil melalui pendidikan dalam keluarga (Geertz, dalam Handayani & Novianto, 2004), yakni: Wedi, yaitu rasa takut terhadap ancaman fisik ataupun akibat kurang enak dari suatu tindakan; isin, yaitu rasa malu; sungkan, adalah rasa hormat terhadap orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati karena kedudukan sosial yang lebih tinggi. 3. Prinsip toleransi adalah tuntutan untuk mengambil posisi liminal yaitu posisi tengah dalam memandang kehidupan dan bersikap terhadap sesama.
D. Pelajar dan sekolah Secara umum sekolah adalah tempat untuk mendidik atau tempat dimana pendidik berinteraksi dengan yang terdidik atau pelajar. Sekolah menurut Freire (1999), adalah tempat pendidikan dimana laki-laki dan perempuan menciptakan, sekaligus menjadi hasil hubungan-hubungan sosial dan pedagogis. Sekolah secara formal di indonesia dimulai pada tingkat : Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dengan level kelas satu hingga enam, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan level kelas satu hingga tiga, Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan level kelas satu hingga tiga, hingga tingkat pendidikan tinggi seperti strata satu (S1) hingga strata tiga (S3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
E. Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif) seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif). Definisi bullying dalam penelitian ini adalah fenomena dimana seseorang atau kelompok mengalami aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap pihak lain, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007). Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying adalah kumpulan pendapat, keyakinan, perasaan, dan kecenderungan perilaku masyarakat Yogyakarta, baik itu mendukung (sikap positif) ataupun menentang (sikap negatif), terhadap perilaku bullying yaitu fenomena dimana seseorang atau kelompok mengalami aksi-aksi negatif yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman, secara berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dalam konteks lingkungan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
F. Skema sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah
Pengaruh eksternal 1. Pengaruh orang lain yang dianggap penting 2. Pengaruh media massa 3. Pengaruh lembaga agama dan pendidikan 4. Pengaruh kebudayaan
STIMULI (Bullying)
Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap bullying di lingkungan sekolah
Pengaruh internal 1. Pengalaman pribadi 2. Pengaruh faktor emosional
Kognitif Afektif Konatif
Sikap mendukung bullying
Gambar 1.
Sikap menentang bullying
Skema Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang analisis datanya hanya sampai pada taraf deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2001b). Apabila dilihat dari segi tujuan, penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dan karakteristik dari sebuah populasi tertentu (Azwar, 2001b). Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap dari masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku bullying, dan data yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak dimaksudkan untuk mencari penjelasan, menguji hipotesis, atau membuat prediksi.
B. Definisi Operasional 1. Bullying Bullying adalah adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksiaksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
suatu kelompok, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007). Kategori bullying adalah sebagai berikut: a. Bullying fisik i.
Mencuri, menyembunyikan, atau merusak benda milik orang lain
ii.
Memukul,
menendang,
mendorong,
menjambak,
menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar dengan barang, meludahi iii.
Memaksa orang lain melakukan hal-hal yang tidak ia inginkan, memalak atau mengompas, memberi hukuman seperti push-up atau berlari
b. Bullying verbal i.
Memberi nama panggilan
ii.
Mengejek, atau menghina
iii.
Mengancam
iv.
Memaki
v.
Menuduh
vi.
Menyoraki
c. Bullying non-verbal biasanya disertai dengan bullying fisik atau verbal i.
melihat dengan sinis, atau melotot
ii.
Menjulurkan lidah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
iii.
Menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
d. Bullying hubungan i.
Menolak untuk berkomunikasi
ii.
Menyebarkan kabar bohong atau gosip
iii.
Membuat orang lain merasa ditolak atau dikucilkan
iv.
Mempermalukan di depan umum
2. Sikap Sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif) seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif). Sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang (Azwar, 2005), yaitu: a. Komponen Kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan kepercayaan, stereotipe, dan pengetahuan tentang suatu objek. b. Komponen Afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang–tidak senang (emosional) atau penilaian subjektif terhadap suatu objek sikap. Rasa senang merupakan afek positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan afek negatif. c. Komponen Konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan perilaku dan kecenderungan atau intensi perilaku terhadap suatu objek sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
C. Sikap terhadap bullying Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah adalah kumpulan pendapat, keyakinan, perasaan, dan kecenderungan perilaku masyarakat Yogyakarta, baik itu mendukung (sikap positif) ataupun menentang (sikap negatif), terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah yaitu fenomena dimana seseorang atau kelompok mengalami aksi-aksi negatif yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman, secara berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu dalam lingkungan sekolah, yang diukur dengan skala sikap terhadap bullying. Skala menggunakan metode Likert
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan metode purposive yaitu kelompok subjek tersebut dipilih berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat khusus yang dipandang mempunyai sangkut-paut erat dengan ciri-ciri atau sifat subjek penelitian yang telah diketahui sebelumnya (Hadi, 1991). Kriteria-kriteria subjek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah: 1) Bertempat tinggal di kota D.I. Yogyakarta, 2) Memiliki Kartu Tanda Penduduk tetap D.I.Y, 3) Terdaftar dalam kartu keluarga penduduk D.I.Y. 4) Berusia antara 14 – 70 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat ukur berupa skala sikap masyarakat Yogyakarta mengenai kekerasan di sekolah atau bullying. Metode yang digunakan dalam skala sikap penelitian ini adalah metode skala Likert. Menurut Hadi (1991) modifikasi terhadap skala Likert perlu dilakukan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, yaitu: 1) Kategori Belum Memuaskan mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Kategori ganda arti ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen. 2) Tersedianya pilihan tengah tersebut menimbulkan kecenderungan untuk menjawab pilihan tersebut terutama bagi mereka yang ragu-ragu untuk ke arah setuju atau tidak setuju. Atau yang disebut central tendering effect (Hadi, 2000). 3) Maksud kategorisasi jawaban SS – S – TS – STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau tidak setuju. Sesuai dengan teori tersebut, maka dalam penelitian ini respon skala Likert dimodifikasi menjadi empat kategori jawaban yaitu terdiri dari empat kategori bentuk yang menyatakan kesetujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
dan ketidaksetujuan dalam jawaban, yaitu : SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju).
Dalam pengukuran, setiap butir aitem pernyataan kemungkinan mendapatkan skor/nilai skala dilakukan dengan cara menentukan kontinum skor antara satu sampai dengan empat (1 – 4) berdasarkan kategori pernyataan favorable dan unfavorabel (lihat tabel).
Tabel 1 Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Skor Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan skala kepada responden secara langsung yaitu pada penduduk kota D.I. Yogyakarta, yaitu yaitu semua orang yang memiliki Kartu Tanda Penduduk tetap D.I.Y, atau minimal terdaftar dalam kartu keluarga penduduk D.I.Y. Hal ini dimaksudkan agar skala dapat mengungkapkan data yang bersifat faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran berkaitan dengan sikap masyarakat Yogyakarta mengenai bullying di lingkungan sekolah. Banyaknya aitem dalam penelitian ini adalah berjumlah 40 butir aitem. Berikut ini (tabel 2) akan ditunjukkan secara jelas tabulasi tabel mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
aspek-aspek yang digunakan dengan pertimbangan keseimbangan jumlah aitem pada setiap aspek pengungkapan diri, sebagai berikut :
Tabel 2 Jumlah Aitem dan Prosentase Penyebaran Aitem Skala (Sebelum diuji kesahihan aitem-itemnya)
Afektif Komponen Favoura Unfavou bullying bel rabel N % N % Bullying 2 5 2 5 fisik Bullying 2 5 2 5 verbal Bullying non2 5 2 5 verbal Bullying 2 5 2 5 hubungan Total ( ) 8 20 8 20
Komponen sikap Kognitif Favoura Unfavou bel rabel N % N %
Konatif Favoura Unfavou bel rabel N % N %
N
%
2
5
2
5
1
2,5
1
2,5
10
25
2
5
2
5
1
2,5
1
2,5
10
25
2
5
2
5
1
2,5
1
2,5
10
25
2
5
2
5
1
2,5
1
2,5
10
25
8
20
8
20
4
10
4
10
40 100
Total
Tabel 3 Uji Coba Penyebaran Random Nomer Aitem Skala (Sebelum diuji kesahihan) Komponen sikap Komponen Afektif Kognitif Konatif bullying Favour- Unfavour- Favour- Unfavour- Favour- Unfavourabel abel abel abel abel abel Bullying 1, 25 13, 36 9, 28 21, 33 12 24 fisik Bullying 7, 29 19, 39 2, 26 14, 40 6 18 verbal Bullying 11, 32 23, 38 5, 30 17, 35 3 15 non-verbal Bullying 4, 27 16, 34 8, 31 20, 37 10 22 hubungan Total aitem 16 16 8
Total aitem 10 10 10 10 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu skala dikatakan representatif, fungsional dan akurat apabila skala tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu, sebelum skala tersebut diberikan kepada subjek penelitian yang sesungguhnya, maka sebaiknya dilakukan uji coba (try-out) untuk memperoleh validitas dan reliabilitasnya. 1.
Uji Validitas Validitas merupakan ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur tersebut (Azwar, 2002). Menurut Hadi (1995), suatu alat ukur dianggap baik dan jitu dalam mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan penelitian jika alat tes tersebut memiliki validitas yang tinggi. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah pengukuran validitas yang didasarkan pada kesesuaian isi tes, yaitu aitem-aitem skala dan tabel spesifikasi dengan tujuan penelitian. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement, yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan profesional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing (Azwar, 2001a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
2. Seleksi Aitem Seleksi aitem dilakukan dengan cara melihat koefisien korelasi tiap aitem yaitu dengan mengkorelasikan skor masing-masing aitem dengan skor total keseluruhan aitem. Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1 yang bertanda positif maka daya diskriminasi itemnya semakin baik. Sebagai kriteria seleksi aitem berdasarkan korelasi aitem total maka biasanya diberikan batasan rix > 0,30. Jadi aitem yang memiliki korelasi aitem total minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah aitem (Azwar, 2001a). Namun jika jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak
mencukupi
jumlah
yang
diinginkan,
maka
kita
dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Teknik korelasi aitem yang digunakan dalam penelitian ini adalah formula koefisien korelasi produk moment Pearson. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 16. Jumlah aitem pada skala sikap terhadap Bullying yang di ujicobakan berjumlah 40 aitem yang terdiri dari 20 aitem favorable dan 20 aitem unfavorable. Setelah data di peroleh maka data tersebut di analisis menggunakan program SPSS for Windows versi 16. Dari pengolahan data tersebut terdapat 30 aitem yang digunakan dan 10 aitem yang gugur karena setelah aitem digugurkan koefisien alpha skala menjadi naik dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
memenuhi nilai korelasi aitem total. Nilai korelasi aitem total dalam skala diturunkan batas kriterianya menjadi 0,25 karena banyaknya aitem yang gugur pada batas kriteria 0,30, sehingga tidak mewakili aspek-aspek yang ada di dalam skala. Korelasi aitem totalnya berkisar antara 0,306 sampai 0,726. Aitem-aitem yang gugur yaitu 1, 9, 10, 21, 31, 32, 35, 36, 37 dan 38. Aitem setelah uji coba di gunakan dalam penelitian, karena menggunakan metode uji aitem terpakai. Jadi aitem-aitem yang sahih atau lolos, langsung di gunakan untuk penelitian, hal ini dikarenakan batas waktu penelitian yang sangat terbatas. Distribusi skala pengungkapan diri setelah di lakukan uji coba menjadi sebagai berikut :
Tabel 4 Penyebaran Aitem Skala (setelah diuji kesahihan aitem-aitemnya) Komponen sikap Komponen Afektif Kognitif Konatif bullying Favour- Unfavour- Favour- Unfavour- Favour- Unfavourabel abel abel abel abel abel Bullying 25 13 28(21) 33(10) 12 24 fisik Bullying 19, 14, 7, 29(9) 2, 26 6 18 verbal 39(29) 40(30) Bullying 11 23 5, 30(1) 17 3 15 non-verbal Bullying 16, 4, 27 8 20 22 hubungan 34(28) Total 12 11 7 aitem Keterangan: Nomor dalam tanda kurung () : nomor aitem setelah uji coba Nomor diluar tanda kurung () : nomor aitem sebelum ujicoba
Total aitem 6 10 7 7 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu keajegan, konsistensi atau kestabilan suatu alat ukur, di mana alat ukur tersebut dapat digunakan dengan hasil yang konsisten pada waktu yang berbeda untuk tujuan penelitian yang sama. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, maka pengukuran tersebut disebut reliabel (Azwar, 2001a). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx³) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya. Reliabilitas penelitian ini akan menggunakan formula koefisien Alpha dari Cronbach, dengan alasan koefisien alpha dapat mengatasi kelemahan teknik belah dua dan mengestimasi rata-rata korelasi belah dua dari semua pembagi tes yang mungkin dilakukan (Azwar, 2002). Pengolahan data akan dilakukan dengan program komputer SPSS for windows versi 16. Nilai reliabilitas skala dianggap memuaskan bila koefisien alpha lebih besar dari 0,90 karena berarti perbedaan (variasi) yang tampak pada skor tes tersebut mampu mencerminkan 90% dari variasi yang terjadi pada skor murni subjek, dan hanya 10% dari perbedaan skor yang tampak disebabkan oleh variasi eror pengukuran (Azwar, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Hasil reliabilitas yang didapat dari penelitian ini adalah 0,929 dengan ini dapat dilihat bahwa tingkat reliabilitas termasuk dalam kategori tinggi.
G. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik yaitu statistik deskriptif. Yaitu meliputi penyajian data melalui perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi serta perhitungan presentase (Azwar, 2001b). Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan presentase, tabulasi silang, serta berbagai bentuk grafik dan chart pada data yang bersifat kategorial, serta berupa statistikstatistik kelompok (antara lain mean dan varians) pada data yang bukan kategorial (Azwar, 2001b). Statistik deskriptif juga mencakup perhitungan-perhitungan sederhana yang biasa disebut sebagai statistik dasar, yang antara lain meliputi perhitungan frekuensi, frekuensi kumulatif, presentase, presentase kumulatif, tingkat persentil, skor tertinggi dan terendah, rata-rata hitung, simpangan baku, pembuatan tabel silang dan lain-lain. Perhitungan-perhitungan tersebut pada umumnya tergantung pada kebutuhan-kebutuhan dan tujuan dilakukannya penelitian atau dari peneliti itu sendiri (Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki, 2002). Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu metode statistik deskriptif, sehingga peneliti menggunakan analisis yang meliputi penyajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
data melalui tabel, penghitungan nilai maksimum dan minimum, mean teoritis, mean empiris, standar deviasi dan penghitungan prosentase. Kategori yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara mean empirik dengan mean teoritik. Dalam tabel 5 dapat dilihat norma kategori:
Tabel 5 Norma Kategori Jenjang Skala Norma
Kategori
Mean Empirik > Mean teoritik
Sikap Positif (mendukung)
Mean Empirik < Mean teoritik
Sikap negatif (menentang)
Penentuan kategori konsep diri dilakukan dengan kategorisasi jenjang berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik (Azwar, 2002) sebagai berikut :
X minimum teoritik
: Skor paling rendah yang mungkin didapat subjek pada skala, yaitu 1. : 30 x 1 = 30
X maximum teoritik : Skor paling tinggi yang mungkin didapat subjek pada skala, yaitu 4. : 30 x 4 = 120 Range
: Luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai minimum. : 120 – 30 = 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Standar deviasi (
) : Luas jarak sebaran yang dibagi kedalam enam satuan deviasi standar. : 90 / 6 = 15
Mean (
)
: Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum. : 120 + 30 2 : 150 2 : 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA
A. Orientasi Kancah Penelitian tentang sikap terhadap perilaku bullying dilaksanakan di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlah responden penelitian sebanyak 101 orang yang bertempat tinggal di wilayah D.I. Yogyakarta. Subjek terdiri dari 63 laki–laki dan 38 perempuan, dengan rentang umur 14 – 64 tahun. Karakteristik subjek responden dalam penelitian ini adalah: 1) Bertempat tinggal di propinsi D.I.Y., 2) Memiliki Kartu Tanda Penduduk tetap propinsi D.I.Y, 3) Terdaftar dalam kartu keluarga penduduk propinsi D.I.Y. 4) Lahir dan besar di propinsi D.I.Y, 5) Berusia antara 14 – 70 tahun Komposisi subjek dilihat berdasarkan daerah asal adalah: pertama, dari daerah Gunung Kidul sebanyak dua orang, dari daerah Kulonprogo delapan orang, dari daerah Bantul 10 orang, dari daerah Sleman orang, dan dari daerah kodya Yogya sebanyak orang.
Table 6 Komposisi subjek berdasarkan daerah asal Daerah Asal Kodya Yogya Sleman Bantul Jumlah subjek 32 49 10 prosentase 31,68 % 48,51 % 9,9 %
50
Kulonprogo 8 7,92 %
Gunung Kidul 2 1,98 %
Total 101 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian tentang sikap terhadap bullying dilaksanakan pada tanggal 1 Januari hingga 24 Februari 2010. Penelitian dilaksanakan dengan cara menyebarkan skala sebanyak 120 eksemplar, dalam penyebaran skala ada berbagai cara yang digunakan yaitu dengan pendekatan langsung kepada masyarakat umum dan menitipkan pada asisten penelitian. Setelah penyebaran data, skala yang dikembalikan kepada peneliti adalah sebanyak 101 eksemplar dan 19 eksemplar lainnya dinyatakan gugur karena tidak diisi, diisi sebagian dan tidak dikembalikan.
C. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas terhadap data dilakukan sebelum data diuji dengan uji statistik deskriptif. Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi harapan distribusi normal teoritiknya. Normalitas berarti bentuk distribusi variabel dalam populasi berbentuk distribusi normal atau kurve normal (Hadi,2001). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari sebuah distribusi normal, dengan mengetahui apakah sebaran skor memenuhi asumsi distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus one sample Kolmogorov – Smirnov Test, dengan menggunakan SPSS for windows versi 16. Berikut adalah hasil dari uji normalitas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel 7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Total Aitem Sahih N Normal Parameters
101 a
Mean
70.7426
Std. Deviation Most Extreme Differences
12.63539
Absolute
.064
Positive
.064
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
.646
Asymp. Sig. (2-tailed)
.797
a. Test distribution is Normal.
Uji normalitas menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka sebarannya normal, tetapi bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka sebaran skornya tidak normal. Hasil analisis data dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisa Kolmogorov Smirnov pada SPSS versi 16, diperoleh signifikansi sebesar 0.797. Angka ini menunjukkan bahwa distribusi data subjek adalah normal, dengan nilai p yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.
2. Analisa Deskripif Data Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga perlu penyajian data melalui tabel, penghitungan nilai maksimum dan minimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi. Berikut
tabel yang berisi data penilaian
berdasarkan penghitungan komputerisasi dengan menggunakan SPSS versi 16. Berikut adalah deskriptif data penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian N Skor Minimum Teoritik Skor Minimum Empirik Skor Maksimum Teoritik Skor Maksimum Empirik
54 30 31 120 102
Mean Teoritik
75
Mean Empirik Median Modus Standar Deviasi Teoritik Standar Deviasi Empirik Varians
70,7426 70 68 15 12.63539 159.653
Standar Deviasi (SD) teoritik yang diperoleh dari penghitungan rentang antara nilai maksimum teoritik dan nilai minimal teoritik dibagi 6, menunjukkan nilai Standar Deviasi (SD) empirik (12.63539) lebih kecil daripada SD teoritik (15), yang artinya bahwa tingkat variasi jawaban pada kelompok data lebih rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai ratarata subjek penelitian kelompok data lebih rendah dari nilai rata-rata teoritik, yang berarti bahwa subjek penelitian secara umum adalah kelompok yang homogen yaitu anggota masyarakat Yogyakarta. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mean empirik (70,7426) lebih kecil daripada mean teoritik (75), di uji lagi dengan uji statistik one sample test dengan bantuan SPSS for windows versi 16 dengan tujuan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara signifikan lebih kecil dari mean teoritik. Berikut ini hasil perhitungan uji one sample test :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Tabel 9 Uji (t) Mean Empirik dan Mean Teoritis One-Sample Statistics
Total Aitem Sahih
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
101
70.7426
12.63539
1.25727
One-Sample Test Test Value = 75 95% Confidence Interval of the Difference T Total Aitem Sahih
-3.386
df
Sig. (2-tailed) 100
.001
Mean Difference -4.25743
Lower
Upper
-6.7518
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t sebesar -3,386 dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,01 (p – 0,000 < 0,01) yang berarti secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik. Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa dinyatakan bahwa sikap negatif masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying adalah signifikan.
3. Kategorisasi Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah Berdasarkan pada norma kategorisasi skala (Tabel 6) pada bab 3, maka dapat dikategorisasikan skor total subyek berdasarkan tinggi-rendahnya. Berikut ini deskripsi skor total yang telah dikategorisasikan:
-1.7630
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Tabel 10 Kategori Skor Total Subjek Norma
Kategori
Mean Empirik < Mean Teoritik
Sikap Negatif (menentang)
70,7426 < 75
Sikap Negatif (menentang)
Hasil pengkategorisasian di atas dapat memperlihatkan bahwa mean empirik (70,7426) dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan mean teoritiknya (75). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Sikap yang negatif atau menentang perilaku bullying pada masyarakat Yogyakarta.
4. Analisa Data pada Setiap Aspek Bullying Bullying dalam penelitian ini terdiri atas empat jenis perilaku bullying, yaitu bullying fisik, bullying verbal, bullying non-verbal, dan bullying hubungan. Dari empat kategorisasi perilaku bullying tersebut perlu dilakukan pengembangan penelitian untuk mengetahui deskripsi tingkat sikap pada masing-masing kategori perilaku bullying, yaitu dengan membandingkan perolehan nilai mean empirik dan mean teoritis dan juga mencari perbedaan tingkat mean antara keempat kategori tersebut. Pengembangan penelitian ini dilakukan agar memperoleh data yang lengkap mengenai kategori-kategori perilaku bullying yang dominan pada sikap subjek. Berikut adalah hasil deskripsi data tiap aspek perilaku bullying :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Tabel 11 Deskripsi Data Tiap Aspek Bullying
101 6 6 24 22 15 13,3069 -1,69307
Bullying verbal 101 10 11 40 37 25 23,505 -1,49505
Bullying nonverbal 101 7 7 28 24 17,5 16,703 -0,79703
Bullying hubungan 101 7 7 28 24 17,5 17,2277 -0,27228
13 11 3,2241 10,395
23 23 4,89004 23,912
16 16 3,38096 11,431
17 18 2,87361 8,258
No
Keterangan
Bullying fisik
1 2 3 4 5 6 7 8
N Skor Minimum Teoritik Skor Minimum Empirik Skor Maksimum Teoritik Skor Maksimum Empirik Mean Teoritik Mean Empirik Beda mean (t-test dengan taraf signifikansi 0,05) Median Modus Standard Deviasi Varian
9 10 11 12
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki sikap dengan arah negatif terhadap perilaku bullying pada setiap kategori perilaku bullying, hal ini tampak dari mean empirik tiap aspek yang memiliki nilai lebih rendah dari pada mean teoritiknya. Namun apabila dilihat dari perbandingan selisih nilai mean empirik dengan mean teoritik (diuji menggunakan t-test dengan taraf signifikansi 0,05) yang diperoleh subjek penelitian, tampak bahwa kategori perilaku bullying fisik memiliki selisih mean tertinggi yaitu sebesar -1,69307 dan selanjutnya kategori perilaku bullying verbal yaitu sebesar -1,49505 dan kemudian kategori perilaku bullying non-verbal dengan selisih mean sebesar -0,79703; terakhir kategori perilaku bullying hubungan dengan selisih mean sebesar -0,27228.
D. Pembahasan Hasil analisa data deskriptif menunjukkan bahwa mean teoritik dari skala sikap terhadap bullying sebesar 75 dan mean empirik memperlihatkan skor rata-rata subjek penelitian sebesar 70,7426. Ini menunjukkan bahwa skor rata-rata empirik lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 kecil dari skor rata-rata teoritik. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian yaitu masyarakat Yogyakarta secara umum memiliki sikap dengan arah negatif terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Berikut ini uraian hasil analisa deskriptif per-aspek. Bullying fisik adalah perilaku bullying yang berupa agresi fisik langsung seperti: memukul, menendang, mendorong, menjambak, menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar dengan barang, atau meludahi. Bullying fisik memiliki skor mean empirik sebesar 13,3069. Secara umum sikap subjek terhadap bullying fisik memiliki arah negatif (beda mean sebesar -1,69307, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05). Bullying verbal adalah perilaku agresi verbal langsung seperti: memberi nama panggilan, mengejek, atau menghina, mengancam, memaki, menuduh, atau menyoraki. Mean empirik bullying verbal memiliki skor sebesar 23,505. Subjek penelitian secara umum memiliki arah negatif terhadap perilaku bullying verbal (skor beda mean sebesar -1,49505, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05). Bullying non-verbal adalah perilaku agresi seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, atau memelototi. Bullying non-verbal memiliki skor mean empirik sebesar 16,703. Sikap subjek penelitian secara umum memiliki arah negatif (beda mean sebesar -0,79703, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05). Bullying hubungan yaitu perilaku agresi non fisik dengan tujuan mengontrol situasi dan hubungan sosial seperti
menolak berkomunikasi, menyebarkan kabar
bohong atau gosip, atau membuat orang lain merasa ditolak dan dikucilkan. Skor mean empirik bullying hubungan sebesar 17,2277. Secara umum arah sikap subjek penelitian yaitu masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying hubungan adalah negatif (beda mean sebesar -0,27228, diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa terdapat 34 orang subjek (33,663%) yang memiliki sikap dengan arah positif. Terdapat 67 orang subjek (66,337%) memiliki sikap dengan arah negatif. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa subjek penelitian terbanyak pada kategori sikap dengan arah negatif. Pada kategori sikap dengan arah negatif terdapat 67 orang subjek (66,337%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki sikap dengan arah negatif terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini berarti secara umum subjek memiliki pendapat, keyakinan, dan perasaan serta kecenderungan berperilaku dengan arah negatif terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Sikap
adalah
suatu
kumpulan
pendapat dan keyakinan (kognitif)
seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif). M. Sherif dan C.W. Sherif
(dalam
Walgito, 1984) menyatakan bahwa sikap bukanlah sesuatu yang dibawa dari lahir dan terbentuk selama proses perkembangan seseorang. Azwar (2005) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang dapat membentuk dan mengubah sikap adalah faktor kebudayaan. Masyarakat Yogyakarta terdiri dari berbagai etnis dan golongan, yang dalam interaksi kehidupan sehari-hari melalui pengalaman pribadi, media masa, kebudayaan, lembaga pendidikan dan agama, saling mempengaruhi dan dipengaruhi dalam proses pembentukan dan perubahan sikap mereka (Azwar, 2005). R.L. Atkinson, R.C. Atkinson, Smith, Bem, dan Nolen-Hoeksema (2004) menyatakan bahwa sikap memiliki fungsi instrumental dan fungsi penyesuaian sosial. Fungsi instrumental adalah fungsi dimana sikap dibentuk dan diubah sesuai dengan nilai manfaat bagi subjek atau untuk menghindari hukuman, seperti hukuman pengucilan secara sosial. Sedangkan fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 penyesuaian sosial adalah suatu fungsi yang memungkinkan subjek mengubah dan membentuk sikap agar sesuai dengan nilai dan budaya masyarakat di mana ia bertempat tinggal sehingga ia dapat merasa menjadi bagian dari masyarakat umum. Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti mengasumsikan bahwa kelompokkelompok etnis dan golongan yang berbeda-beda tersebut dan yang telah lama membaur dalam masyarakat Yogyakarta, sadar maupun tidak sadar akan menerima dan mengadaptasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup budaya masyarakat Jawa yang mendominasi kehidupan masyarakat Yogyakarta, sehingga kelompok-kelompok tersebut akan mengubah dan membentuk sikap mereka agar sesuai dengan norma sosial jawa dan untuk menghindari pengucilan sosial. Kebudayaan yang dominan dalam masyarakat Yogyakarta adalah kebudayaan masyarakat Jawa. Sesuai dengan prinsip hidup budaya masyarakat Jawa yang dominan di Yogyakarta, prinsip kerukunan, hormat dan toleransi merupakan prinsip hidup yang cukup dipegang teguh oleh masyarakat Yogyakarta pada umumnya (Handayani & Novianto, 2004). Prinsip kerukunan, hormat, dan toleransi menekankan anggota masyarakat Jawa untuk hidup secara harmonis dan tampak halus dalam arti tidak ada kekacauan dan konflik (Handayani & Novianto, 2004). Perilaku bullying pada dasarnya merupakan perilaku agresi yang dapat menimbulkan konflik dan ketidak-selarasan, hal ini tidak sesuai dengan prinsip hidup masyarakat Jawa pada umumnya. Karena kebudayaan merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan dan perubahan sikap (Azwar, 2005), kebudayaan masyarakat Jawa secara umum memiliki sikap yang negatif atau menentang perilaku-perilaku agresi atau bullying yang dapat memunculkan konflik dan ketidak-harmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai budaya masyarakat Jawa yaitu kerukunan juga mengindikasikan penekanan terhadap pentingnya untuk menghindari konfrontasi secara langsung, jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 terlibat konflik maka maka masyarakat Jawa lebih baik memilih menghindari kontak dengan lawan potensial, menyembunyikan motif, menggunakan perantara, dan menahan diri dari semua hubungan yang tidak perlu (Handayani & Novianto, 2004). Perilaku menghindari kontak dengan lawan potensial, menyembunyikan motif, menggunakan perantara, dan menahan diri dari semua hubungan yang tidak perlu, bisa dikatakan memiliki kemiripan dengan konsep bullying hubungan seperti menolak berkomunikasi, menyebarkan kabar bohong atau gosip, atau membuat orang lain merasa ditolak dan dikucilkan. Sejalan dengan pernyataan Azwar (2005), yaitu kebudayaan sebagai faktor penting perubahan dan pembentukan sikap, maka kebudayaan masyarakat Jawa yang lebih
menekankan
untuk
menghindari
kontak
dengan
lawan
potensial,
menyembunyikan motif, menggunakan perantara, dan menahan diri dari semua hubungan yang tidak perlu dengan lawan, mengindikasikan penerimaan yang lebih terbuka terhadap bentuk-bentuk perilaku bullying hubungan seperti menolak berkomunikasi, menyebarkan kabar bohong atau gosip, atau membuat orang lain merasa ditolak dan dikucilkan. Hal ini terlihat pada skor beda mean empirik-teoritik bullying hubungan yang rendah (-0,27228; diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05). Pada semua penjelasan sebelumnya, secara umum sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying, baik fisik, verbal, non-verbal, dan hubungan masuk ke dalam kategori sikap negatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat Yogyakarta memiliki sikap menentang perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat kontras dengan hasil penelitian Juwita yang menunjukkan tingkat kejadian bullying yang tinggi di kota Yogyakarta, sedangkan hasil penelitian ini memperlihatkan sikap dengan arah yang negatif terhadap perilaku bullying. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 menunjukkan bahwa terdapat tingkat konsistensi yang rendah antara sikap subjek dengan respon perilakunya terhadap objek sikap. Sax (dalam Azwar,1988) menyatakan bahwa sikap tidak harus selalu konsisten dengan perilaku. Hal ini juga mungkin dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa terdapat perbedaan rerata umur subjek penelitian Juwita dengan subjek penelitian penulis. Rerata umur subjek penelitian saat ini adalah 36 tahun dan termasuk tingkatan umur dewasa tengah, sedangkan subjek penelitian Juwita berada pada tingkatan umur SD hingga SMA. Yaitu pada tingkatan umur anak-anak hingga remaja akhir. Hal ini bisa berarti bahwa sikap generasi tua dalam penelitian saat ini, belum tentu mencerminkan sikap generasi muda, subjek penelitian Juwita. Hal ini juga mengindikasikan adanya perbedaan nilai antara generasi muda dengan generasi yang lebih tua. Setyaningsih (2006), dalam penelitiannya menemukan bahwa telah terjadi pergeseran nilai budaya yang telah ada dalam masyarakat Jawa terutama nilai budaya mengenai masalah hubungan manusia dengan sesama yaitu dalam hal gotong royong/tolong menolong. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan karena ketidak-mampuan generasi muda sebagai penerus dalam memelihara budaya leluhur akibat adanya pengaruh dari budaya luar (Setyaningsih, 2006). Santoso (2009) menyatakan bahwa di Yogyakarta terdapat kesenjangan yang tinggi dalam hal penerimaan dan adaptasi penggunaan teknologi informasi antara generasi muda yang sangat cepat mengadaptasi dengan generasi tua yang sangat lambat mengadaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi, dan ia juga mengindikasikan bahwa proses transfer budaya antara generasi mengalami kemunduran dan hambatan karena kesenjangan tesebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Wijayanti (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa generasi muda di Yogyakarta terutama pada kelompok remaja pria, mengalami pemudaran dan pergeseran dalam hal penghayatan, pengekspresian, pola berpikir dan kesadaran terhadap nilai kerukunan dan nilai hormat. Hal ini menurut Wiyanti disebabkan oleh pengaruh modernisasi dan kurangnya sosialisasi nilai rukun dan hormat dari generasi yang lebih tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying, maka dapat di simpulkan bahwa: 1. Berdasarkan analisis data, secara umum subjek dalam penelitian ini mempunyai sikap yang negatif. Tampak pada skor rata-rata empirik (70,7426) lebih kecil daripada skor rata-rata teoritik (75). 2. Masyarakat Yogyakarta secara umum memiliki sikap negatif terhadap bullying fisik dan bullying verbal (beda mean -1,69307 dan beda mean -1,49505; diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05) yang lebih kuat intensitasnya dibandingkan intensitas sikap negatif terhadap bullying non-verbal dan bullying hubungan (skor beda mean -0,79703 dan skor beda mean -0,27228; diuji dengan t-test dengan taraf signifikansi 0,05).
B. SARAN Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian sikap terhadap bullying, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat Yogyakarta a. Hasil penelitian dapat dilihat sebagai gejala yang cukup positif dan diharapkan dapat menimbulkan inspirasi bagi masyarakat untuk melakukan usaha-usaha
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
nyata menekan tingkat perilaku bullying pada lingkungan sekolah di daerah Yogyakarta pada dan merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. b. Masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pemahaman bahwa bentuk-bentuk pengucilan sosial, penyebaran kabar bohong, penolakan untuk berkomunikasi, mempermalukan orang lain di depan umum, atau membuat orang merasa dikucilkan dan ditolak; merupakan salah satu bentuk kekerasan dan bullying dalam bentuk hubungan. Masyarakat terdorong untuk memberikan perhatian terhadap bentuk-bentuk bullying hubungan dan memberikan usaha nyata untuk menekan perilaku-perilaku bullying hubungan tersebut. 2. Bagi Peneliti Lain a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor yang melatar-belakangi diskrepansi antara sikap negatif masyarakat Yogyakarta dengan kenyataan bahwa tingkat bullying di daerah Yogyakarta yang tinggi, maka itu disarankan agar penelitian selanjutnya melakukan penelitian tentang
faktor-faktor
khusus yang
menyebabkan tingkat bullying yang tinggi di daerah Yogyakarta sehingga dapat menjelaskan anomali yang terjadi antara sikap negatif masyarakat dengan fakta tingkat bullying yang tinggi di lapangan. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai sikap generasi muda dan masalah transfer budaya antara generasi muda dengan generasi tua mungkin hal ini akan dapat menghasilkan penjelasan yang lebih memuaskan mengenai fenomena diskrepansi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
b. Kelemahaan penelitian saat ini adalah tidak adanya informed consent dari subjek penelitian. Oleh karena itu disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk lebih memperhatikan aspek prosedural penelitian seperti informed consent, agar dapat lebih memastikan bahwa subjek dengan sukarela dan tanpa paksaan menjadi responden penelitian. 3. Bagi petugas lapangan program anti bulying Semoga penelitian ini mampu memberikan sedikit insight dan inspirasi kedalam pola pikir dan sikap masyarakat terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah, sehingga dapat melakukan pendekatan yang tepat kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka
Ahmed, E., & Braithwaite, V. (1999). A multiperspective comparison of bullying status groups: Family and school concerns. Australian National University. Diunduh 7 April 2009 dari http://dc.oas.psu.ac.th/dcms/files//04522/References.pdf Awas bullying di sekolah-sekolah Yogya. (2008, 27 November). kompas.com. 27 November 2008. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/27/19465378/awas.bullying.di.sekolahsekolah.yogya Azwar, S. (2001a). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2001b). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2002). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2005). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bismoko, J., & Supratiknya, A. (2004). Pedoman penulisan skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Edward, A.L. (1957). Techniques of attitude scale construction. New York: AppletonCentury-Crofts, Inc. Espelage, D. L., & Asidao, C. S. (2003). Conversations with middle school students about bullying and victimization: Should we be concerned?. whittedcleary.com. diunduh 7 April 2009, dari http://www.whittedcleary.com/FSL5CS/links/links82.asp Espelage, D. L., Bosworth, K., & Simon, T. R. (2003). Examining the social context of Bullying behaviors in early adolescents. whittedcleary.com. diunduh 7 April 2009, dari http://www.whittedclearylaw.com/FSL5CS/links/links85.asp Etikawati, A.I. (2008). Cegah bullying sejak dini. kompas.com. 10 Oktober 2008. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/10/05334528/cegah.bullying.sejak.dini Fakih, M.A. (2009). Memperkokoh pluralisme Yogyakarta. cetak.kompas.com. 12 November 2009. Diunduh 5 Februari 2010 dari http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/12/11182326/memperkokoh.pluralisme. yogyakarta Ferguson, C.J., Miguel, C.S., Kilburn, Jr., J.C., & Sanchez, P. The effectiveness of schoolbased anti-bullying programs: A meta-analytic review. (2007). Criminal Justice Review. Diunduh 7 April 2009 dari http://cjr.sagepub.com
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company. Fleming, L.C. & Jacobsen, K.H. (2004) Bullying and symptoms of depression in Chilean middle school students. Journal of School Health, 130-137. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.cepis.opsoms.org/bvsdeescuelas/emse/chile/publicaciones/Bullying.pdf Glover, D., Gough, G., Johnson, M., & Cartwright, N. (2000) Bullying in 25 secondary schools: incidence, impact and intervention. Educational Research. Vol. 42 No. 2 Summer 2000 141–156. Diunduh 7 April dari http://worldroom.tamu.edu/Workshops/CommOfRespect07/Bullying/Bullying%20R esearch.pdf Halida, A.. (2004). Sikap pihak yang dikenai dan pihak pengguna tes psikologi. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Handayani, C.S., & Novianto A. (2004). Kuasa wanita Jawa.Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Harmini, S. (2004). Tata cara penulisan penelitian kuantitatif. Media Informasi Penelitian No. 180, Th. Ke 28, OKTOBER-DESEMBER 2004. Hartiningsih, M. (2009). Bullying, normalkah?. kompas.com. 17 Februari 2009. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.kompas.com/read/xml/2009/02/17/20025883/bullying.normalkah Hartoko, V.D.S., & Handayani, C.S. (2003). Pedoman penulisan skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hati-hati bullying di sekolah. (2008, 12 Mei). kompas.com. 17 Mei 2008. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/17/15195762/hatihati.bullying.di.sekolah Jahoda, Marie, & Warren. (1966). Attitudes. London: Cox & Wyman Ltd. Kekerasan di Sekolah, Yogya Paling Tinggi. (2008, 17 Mei). kompas.co.id. 17 Mei 2008. Diunduh 7 April 2009 dari http://kompas.co.id/read/xml/2008/05/17/14491761/kekerasan.di.sekolah.yogya.pali ng.tinggi Khosropour, S. C., & Walsh, J. (2001, April). That’s not teasing-that’s bullying: A study of fifth graders' conceptualization of bullying and teasing. Paper dipresentasikan pada konferensi tahunan the American Educational Research Association, Seattle, WA. Lee, K.C. (2003). School bullying in korea and christian educational approach. Asia Pacific Education Review 2003. Vol. 4, No. 1, 75-83. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/contentdelivery/servlet/ERICServlet?accno =EJ776356
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Lindungi anak dari bullying di sekolah. (2008, 8 Oktober). kompas.com. 8 Oktober 2008. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/08/10503162/lindungi.anak.dari.bullyin g.di.sekolah Maharani, L. (2002). Hubungan antara sikap orangtua terhadap pendidikan seks dan kecemasan menghadapi anak perempuan yang mengalami masa puber. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Mar’at. (1981). Sikap manusia perubahan serta pengukuran. Jakarta: Ghalia Indonesia. Moore, K., Jones, N., & Broadbent, E. (2008). School Violence in OECD countries. Diunduh 7 April 2009 dari http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:TAsdZhf7pzsJ:planinternational.org/learnwithoutfear/files/school-violence-in-oecd-countriesenglish+School+Violence+in+OECD+countries&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=AD GEEShh8SrTCBTV3xxAtDy1cG87znQgu01YCoPY0MEe2awuAM2H072R9SoTo 91kNO5ByoEW_pEtdVXYqGQY0RzDu1uX-KwL7kRDh8qxyb_3zs49Z7RGf32bXV9nJYh1S8Z2OusTdRo&sig=AHIEtbRyHOq6cwjLjGnn_CT 3pisKlOOLvQ Nansel, T. R., Overpeck, M., Pilla, S. P., Ruan, W. J., Simmons-Morton, B. & Scheidt, P. (2001). Bullying behaviors among US youth prevalence and association with psychosocial adjustment. Journal of the American Medical Association, 285, 20942100. Oliver C., & Candappa M. (2003). Tackling bullying: Listening to the views of children and young people. London: Thomas Coram Research Unit Institute of Education University of London. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.dcsf.gov.uk/research/data/uploadfiles/RR400.pdf Olweus, D. (1978). Aggression in schools. Washington, DC: Hemisphere. Olweus, D. (1993). Bullying at school: What we know and what we can do. Cambridge, MA: Blackwell. Olweus, D. (1994). kutipan: Bullying at school: Basic facts and effects of a school based intervention program. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 35, 1171-1190. Olweus, D. (2003, March). A profile of bullying at school. Educational Leadership, 60(6), 12-17. Olweus, D., Limber, S. & Mihalic, S.F. (1999). Blueprints for violence prevention, book nine: Bullying prevention program. Boulder, CO: Center for the Study and Prevention of Violence. Quiroz, H.C., Arnette, J.L., & Stephens, R.D. (2006). Bullying in schools, fighting the bully battle: Bullying fact sheet. National school safety center. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.schoolsafety.us/pubfiles/bullying_fact_sheets.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Rayle D.A., Moorhead H. J. H., Green Judy., Griffin C.A., & Ozimek B. (2006). Adolescent girl-to-girl bullying: Wellness-based interventions for school counselors. University of Florida and walsh University. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.jsc.montana.edu/articles/v5n6.pdf Rigby, K. (2003). Consequences of Bullying in Schools. The Canadian Journal of Psychiatry–In review. Vol. 48, No.9, October 2003. University of Canada. Diunduh 7 April 2009 dari http://www.k12.wa.us/SafetyCenter/HarassmentBullying/pubdocs/Consequencesof Bullying.pdf Risnawati, A. (2002). Hubungan antara pendidikan seks di keluarga dan sikap remaja terhadap kehidupan seks. Skripsi. Tidak diterbitkan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Santoso, B. (2009). Lunturnya Budaya Adiluhung: Tantangan Bagi Masyarakat Informasi. budisantoso.blog.ugm.ac.id. 5 mei 2009. Diunduh 5 februari 2010, dari http://budisantoso.blog.ugm.ac.id/2009/05/05/lunturnya-budaya-adiluhung/ Saputra, A. (2009). Bullying di SMAN 82: Ade dapatkan 6 jahitan di mulut, kepala belakang memar. detiknews.com. 6 november 2009. Diunduh 15 januari 2010 dari http://www.detiknews.com/berita/ade-dapatkan-6-jahitan-di-mulut-kepala-belakangmemar/ Sears, D.O., Freedman, J.L., & Peplau, L.A. (Adriyanto, M., Soekrisno, S. terj.). (1988). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga. Seale, A. (2004). The 411 bullying. Hamilton Fish Institute. Diunduh 7 April 2009 dari www.hamfish.org/bullying411.pdf Setyaningsih, D. (2006). Dampak industri konveksi terhadap pergeseran nilai kerukunan dalam masyarakat Jawa. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Setiyawan, S.B. (2007). Sikap remaja terhadap kaum waria. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Shaver, K.G. (1977). Principles of Social Psychology. Cambridge, Massachusetts: Winthrop Publishers, Inc. Soamole, I. (2004). Hubungan antara sikap terhadap merokok dengan kebiasaan merokok pada remaja. Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia. Spade, J.A. (2007). The relationship between student bullying behaviors and self-esteem. Disertasi doktoral untuk Bowling Green state University. Diunduh 7 April 2009 dari http://etd.ohiolink.edu/sendpdf.cgi/Spade%20Julie%20A.pdf?acc_num=bgsu1182788295 Suharman, M.S. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Sulhin, I. (2008). Bullying: Antara Permainan dan Relasi Kuasa. kriminologi1.wordpress.com. 10 Maret 2008. Diunduh 5 Februari 2010 dari http://kriminologi1.wordpress.com/2008/03/10/bullying-antara-permainan-danrelasi-kuasa/ Supratiknya, A. (2000). Statistik psikologi. Jakarta: Penerbit Grasindo. Supratiknya, A. (1999). Konstruksi tes. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Totten, M., & Quigley, P. (2003). Bullying, school exclusion and literacy. Discussion paper. Canadian Public Health Association. Diunduh 7 April 2009 dari www.cpha.ca/uploads/progs/_/safeschools/discussion_paper_e.pdf Walgito, B. (1990). Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset. White, C.J., & Mower. (1982). Consistency in cognitive social behaviour. An introduction to social psychology. London: Routledge & Kegan Paul Ltd. Wijayanti, I. (2005). Sikap remaja Jawa terhadap nilai rukun dan hormat dalam tradisi Jawa. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Wuryo, Kasmiran, & Saifullah, A. (1983). Pengantar ilmu jiwa sosial. Jakarta: Erlangga. Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan. (2001). Pengolahan data statistik dengan SPSS 10.0. Jakarta: Penerbit Salemba Infotek. Zenden, & James W.V.. (1977). Social psychology. ( 3 r d e d . ) . New York: Random House, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A TABULASI UJI COBA
1. Data Aitem Kasar 2. Analisis
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Data Skor Penelitian Uji Coba
Subyek
Aitem 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
2
3
3
3
2
2
2
3
1
2
2
3
2
3
3
1
2
3
3
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
2
3
2
1
1
2
3
2
2
3
3
2
1
3
3
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
4
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
1
2
3
2
2
3
2
2
2
2
5
4
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
2
3
2
2
3
2
2
3
3
6
4
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
1
2
3
2
2
3
2
3
3
3
7
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
1
4
2
3
3
2
3
2
2
3
3
8
4
3
2
3
3
1
2
4
2
2
2
3
3
3
3
2
3
4
2
3
3
4
9
2
3
3
3
4
3
3
2
3
1
4
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
10
1
4
2
3
4
4
4
4
1
2
2
2
1
4
4
3
3
4
3
2
1
4
11
4
3
3
3
2
3
2
3
1
2
4
2
4
2
3
2
4
3
3
2
1
3
12
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
13
3
3
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
3
3
2
3
2
2
2
2
3
14
1
3
1
4
2
2
3
3
1
2
1
1
2
3
2
2
3
3
3
3
1
3
15
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
16
3
3
4
3
4
3
2
3
3
4
3
2
1
2
3
2
3
3
2
3
2
3
17
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
18
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
19
1
3
2
2
1
3
3
3
2
3
2
1
3
3
3
2
1
3
1
2
2
3
20
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
21
3
2
2
3
3
2
2
4
1
2
2
2
2
2
3
1
2
3
2
3
2
2
22
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
23
3
4
2
3
1
3
3
3
1
4
1
1
2
3
3
1
3
3
2
2
1
3
24
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
1
2
3
2
1
2
2
2
2
2
25
1
1
1
3
2
2
1
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
26
4
3
1
3
3
1
2
3
4
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
27
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
3
1
2
2
2
2
2
2
28
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
2
2
3
3
2
3
2
2
29
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
30
1
2
3
2
3
2
2
3
1
3
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
31
4
2
3
1
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
32
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
4
1
2
1
1
1
1
1
1
2
33
2
2
2
3
2
2
2
3
2
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
34
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
35
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
36
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
3
2
2
37
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
38
2
3
3
3
3
4
4
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
39
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
40
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
41
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
42
2
3
2
3
4
2
2
4
1
2
2
2
1
1
2
1
3
2
2
2
1
2
43
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
44
2
3
2
2
3
4
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
45
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
46
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
1
3
4
2
4
4
3
3
1
4
47
2
3
2
2
2
1
1
3
1
3
2
1
1
2
3
1
2
3
1
1
1
2
48
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
49
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
2
4
3
2
1
3
3
50
2
2
1
2
2
1
3
3
3
2
2
2
4
3
4
2
2
3
2
1
2
2
51
3
2
2
2
1
2
2
3
2
4
3
2
1
2
3
2
2
3
3
2
3
2
52
1
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
53
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
1
3
3
2
3
3
2
3
2
3
54
2
3
3
3
3
2
3
3
1
3
3
3
1
3
4
4
3
4
4
3
1
3
55
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
56
2
2
1
2
2
1
1
3
2
2
1
1
1
3
3
2
1
2
2
2
2
3
57
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
2
3
58
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
59
3
3
2
2
1
1
1
3
2
1
2
1
2
2
3
2
2
2
2
3
4
2
60
2
3
1
2
1
1
2
2
2
1
2
2
4
2
3
1
2
3
2
2
1
1
61
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
62
1
4
2
2
2
3
3
3
1
1
2
3
2
3
4
1
4
4
3
3
3
3
63
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
3
1
1
2
3
1
3
3
2
2
1
3
64
2
3
3
3
2
1
2
3
2
3
3
1
1
2
3
2
3
3
2
2
2
3
65
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
66
1
3
2
3
3
2
2
3
3
2
1
2
4
3
3
4
3
4
3
2
3
3
67
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
68
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
3
2
3
3
2
3
2
3
69
2
3
2
2
1
2
4
3
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
3
2
2
70
4
1
1
1
1
1
2
2
4
3
1
1
1
4
2
2
4
2
1
1
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
71
1
3
3
3
3
4
3
3
1
1
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
72
1
4
4
4
4
4
4
3
1
2
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
1
3
73
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
3
4
3
4
3
3
4
2
3
3
2
4
74
3
2
2
1
2
1
1
2
1
4
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
75
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
76
2
3
3
2
3
2
1
3
1
2
3
4
2
2
3
2
4
3
2
3
2
3
77
4
3
1
3
1
2
2
2
3
3
1
2
4
4
2
3
3
2
4
4
1
2
78
3
3
3
2
3
3
3
4
1
3
2
4
2
3
3
1
3
2
2
4
2
2
79
3
3
2
3
2
1
1
3
3
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
2
3
3
80
1
3
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
1
2
81
2
3
3
2
2
3
3
3
4
2
2
2
2
2
3
2
3
4
2
2
2
3
82
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
83
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
2
2
84
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
85
1
4
1
2
4
2
2
4
2
2
1
1
4
3
4
4
3
3
2
3
1
2
86
2
3
2
2
3
1
1
2
3
1
1
1
4
3
4
1
2
3
3
2
2
3
87
3
3
2
2
3
2
3
3
3
2
2
1
1
2
3
3
2
3
2
2
2
2
88
3
2
2
2
2
2
2
3
3
4
2
2
2
2
3
2
1
2
2
1
3
2
89
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
90
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
91
1
2
2
1
2
1
1
4
1
2
1
1
1
2
2
1
2
3
2
2
1
1
92
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
3
3
3
2
2
3
1
2
93
3
1
1
1
1
1
1
2
3
4
1
1
1
1
3
1
2
3
2
2
3
3
94
3
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
1
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
95
3
4
1
3
3
2
2
3
4
3
1
2
1
2
2
2
1
1
2
3
2
3
96
1
1
3
3
3
3
3
2
1
2
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
97
2
3
3
2
1
2
2
2
3
4
2
2
1
2
3
2
1
2
2
3
2
2
98
4
3
2
3
2
3
3
3
3
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
99
3
2
2
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
100
4
3
2
3
2
2
2
3
3
4
2
1
1
2
3
1
2
3
2
2
3
3
101
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Aitem Subjek 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1
3
3
3
2
1
2
2
3
2
3
3
3
1
2
1
2
2
2
2
3
4
3
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
4
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
5
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
4
2
1
2
6
2
2
3
2
3
1
2
2
2
3
2
3
3
3
1
3
2
3
7
2
2
1
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
3
2
3
8
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
1
3
2
4
1
2
2
2
9
2
3
4
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
1
1
2
1
3
10
3
3
1
4
4
1
4
2
1
3
1
3
2
1
2
1
3
3
11
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
1
3
4
3
12
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
13
3
3
2
2
3
1
1
3
3
3
1
2
2
2
1
2
2
3
14
3
3
1
2
2
1
3
3
2
2
1
4
2
1
4
2
3
3
15
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
16
3
3
3
4
3
1
3
3
2
4
2
3
2
3
1
2
2
2
17
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
18
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
19
2
2
4
1
3
2
2
2
4
3
2
3
2
2
1
2
2
3
20
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
21
2
2
3
3
3
2
2
2
1
2
3
3
2
2
1
2
2
2
22
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
23
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
1
1
3
3
24
1
1
3
3
2
3
2
3
3
3
2
2
2
2
1
1
2
2
25
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
26
1
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
1
2
2
2
27
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
1
2
2
2
28
3
2
2
2
2
1
2
2
2
3
3
2
3
3
1
3
2
3
29
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
1
1
2
3
1
1
1
1
30
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
1
2
2
2
31
2
3
1
3
2
1
2
2
3
3
1
2
3
4
1
2
2
3
32
2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
3
2
1
1
1
1
33
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
34
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
35
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
36
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
37
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
3
38
3
3
4
4
3
4
4
4
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
39
3
3
3
2
1
1
2
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
40
3
3
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
41
3
3
4
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
42
3
2
4
2
3
1
2
3
2
3
1
3
3
2
1
3
2
2
43
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
44
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
45
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
46
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
2
1
3
3
4
47
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
1
1
2
2
48
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
3
4
4
3
3
3
4
3
49
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
2
2
3
50
3
3
4
2
3
1
3
2
2
3
3
2
3
2
1
2
2
3
51
2
2
3
1
3
1
1
3
3
3
2
3
2
3
1
2
2
2
52
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
53
3
3
2
2
1
1
2
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
54
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
3
3
1
1
2
3
3
4
55
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
56
2
3
1
1
2
1
2
1
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
57
3
3
4
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
1
2
2
4
58
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
1
2
1
2
59
3
2
1
1
2
1
2
1
2
2
2
3
4
3
1
1
1
1
60
2
2
3
3
1
1
1
2
1
2
4
2
2
1
1
1
2
2
61
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
62
4
3
4
4
1
2
3
3
1
2
2
3
3
2
1
2
3
3
63
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
64
2
3
3
3
3
1
2
3
2
3
2
3
3
2
1
3
2
3
65
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
66
3
3
4
2
1
1
2
3
2
2
3
3
3
1
2
2
2
3
67
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
68
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
1
2
2
2
69
2
3
2
2
1
1
2
2
1
2
3
2
2
2
1
4
2
1
70
2
2
1
1
3
1
2
1
2
2
4
2
1
4
2
2
1
2
71
4
3
4
4
4
4
1
3
1
1
4
4
1
1
1
1
4
4
72
3
3
3
3
3
3
2
3
4
1
2
2
1
1
1
1
3
4
73
3
3
4
3
1
3
3
4
2
3
3
4
1
1
1
2
2
3
74
2
2
2
1
2
1
2
2
3
2
1
2
2
3
1
2
1
2
75
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
76
1
1
2
2
2
4
3
3
4
3
4
3
1
1
2
1
2
4
77
3
2
3
2
4
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
78
2
3
4
3
1
2
1
3
1
3
2
3
3
2
1
4
3
3
79
2
2
2
1
3
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
80
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
3
2
81
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
1
2
3
3
82
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
83
1
1
2
3
2
1
2
2
4
3
3
4
2
4
2
1
1
2
84
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
85
2
1
2
2
1
2
3
4
2
2
1
3
3
2
1
1
2
3
86
3
1
2
2
2
1
2
2
1
3
2
2
3
2
2
1
2
3
87
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
88
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
89
3
2
2
3
2
2
2
3
1
3
1
2
2
2
1
2
3
3
90
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2
1
2
1
2
91
2
1
1
4
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
2
92
3
2
2
1
3
2
2
3
2
2
2
3
3
1
1
3
3
3
93
3
2
4
1
2
1
2
2
3
3
1
1
3
3
1
2
2
3
94
3
3
4
1
2
1
3
2
3
2
3
3
2
2
1
3
2
2
95
2
3
3
4
2
1
4
1
4
3
3
2
2
2
1
2
1
3
96
4
4
3
1
3
3
1
3
3
3
4
2
2
4
2
2
4
4
97
3
2
3
2
3
1
2
2
3
2
4
2
1
1
1
3
2
2
98
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
1
3
2
3
99
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
1
2
3
3
2
3
2
3
100
2
2
3
2
3
1
2
2
4
3
2
3
3
3
1
3
2
3
101
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Reability Analysis Scale
Aitem Statistics Mean
Std. Deviation
N
aitem 1
2.3663
.93512
101
aitem 2
2.6238
.69067
101
aitem 3
2.1089
.70571
101
aitem 4
2.4752
.65718
101
aitem 5
2.3168
.82378
101
aitem 6
2.1089
.81118
101
aitem 7
2.1782
.75361
101
aitem 8
2.7723
.63057
101
aitem 9
2.1683
.86104
101
aitem 10
2.4257
.80432
101
aitem 11
2.0693
.65203
101
aitem 12
1.9802
.83642
101
aitem 13
2.0297
.97422
101
aitem 14
2.3564
.71532
101
aitem 15
2.8317
.63355
101
aitem 16
2.1188
.76534
101
aitem 17
2.4653
.80702
101
aitem 18
2.7030
.68622
101
aitem 19
2.2178
.62616
101
aitem 20
2.3267
.66496
101
aitem 21
2.0990
.78109
101
aitem 22
2.6337
.62806
101
aitem 23
2.4950
.64224
101
aitem 24
2.3960
.66452
101
aitem 25
2.6832
.88239
101
aitem 26
2.3069
.83358
101
aitem 27
2.3762
.77268
101
aitem 28
1.8713
.78311
101
aitem 29
2.2376
.68042
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
aitem 30
2.4158
.69667
101
aitem 31
2.2673
.77319
101
aitem 32
2.5248
.59320
101
aitem 33
2.3465
.82989
101
aitem 34
2.5248
.65718
101
aitem 35
2.3366
.68231
101
aitem 36
2.2277
.77306
101
aitem 37
1.5347
.67178
101
aitem 38
2.0990
.70007
101
aitem 39
2.1980
.72138
101
aitem 40
2.5743
.73955
101
Aitem-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Aitem-
Cronbach's Alpha if
Aitem Deleted
Aitem Deleted
Total Correlation
Aitem Deleted
aitem 1
90.4257
172.047
.109
.899
aitem 2
90.1683
168.141
.390
.894
aitem 3
90.6832
164.799
.569
.892
aitem 4
90.3168
166.079
.537
.892
aitem 5
90.4752
164.152
.510
.892
aitem 6
90.6832
160.899
.683
.889
aitem 7
90.6139
164.179
.562
.892
aitem 8
90.0198
170.180
.306
.895
aitem 9
90.6238
172.357
.111
.899
aitem 10
90.3663
175.594
-.030
.901
aitem 11
90.7228
165.942
.550
.892
aitem 12
90.8119
161.534
.629
.890
aitem 13
90.7624
167.703
.276
.897
aitem 14
90.4356
165.728
.509
.892
aitem 15
89.9604
166.718
.519
.893
aitem 16
90.6733
165.122
.503
.892
aitem 17
90.3267
163.242
.568
.891
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
aitem 18
90.0891
165.602
.540
.892
aitem 19
90.5743
165.387
.610
.891
aitem 20
90.4653
168.251
.401
.894
aitem 21
90.6931
170.315
.230
.897
aitem 22
90.1584
164.915
.638
.891
aitem 23
90.2970
166.451
.528
.892
aitem 24
90.3960
166.842
.485
.893
aitem 25
90.1089
162.718
.538
.892
aitem 26
90.4851
164.432
.490
.893
aitem 27
90.4158
167.605
.370
.894
aitem 28
90.9208
163.314
.584
.891
aitem 29
90.5545
165.690
.540
.892
aitem 30
90.3762
163.677
.642
.891
aitem 31
90.5248
175.612
-.029
.900
aitem 32
90.2673
174.138
.071
.898
aitem 33
90.4455
168.490
.298
.896
aitem 34
90.2673
168.178
.410
.894
aitem 35
90.4554
174.250
.049
.899
aitem 36
90.5644
175.708
-.034
.901
aitem 37
91.2574
171.453
.210
.897
aitem 38
90.6931
170.315
.263
.896
aitem 39
90.5941
164.504
.572
.891
aitem 40
90.2178
162.912
.643
.890
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.896
N of Items 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B TABULASI PENELITIAN
1. Data Skor Aitem Sahih 2. Analisis
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Data Skor Penelitian yang Sahih
Aitem Subyek
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
1
2
3
3
2
2
2
2
3
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
3
2
2
3
3
2
1
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
4
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
1
2
3
2
2
3
2
2
2
2
5
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
3
2
2
2
3
6
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
3
2
2
3
2
3
1
3
7
1
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
4
2
3
3
2
3
2
2
2
3
8
2
3
2
3
3
1
2
4
2
1
2
3
3
3
3
2
3
4
2
3
2
4
9
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
4
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
10
2
4
2
3
4
4
4
4
4
1
2
2
1
4
4
3
3
4
3
2
1
4
11
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
4
2
4
2
3
2
4
3
3
2
2
3
12
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
13
3
3
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
3
3
2
3
2
2
2
1
3
14
3
3
1
4
2
2
3
3
3
1
1
1
2
3
2
2
3
3
3
3
1
3
15
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
16
3
3
4
3
4
3
2
3
3
2
3
2
1
2
3
2
3
3
2
3
1
3
17
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
18
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
19
2
3
2
2
1
3
3
3
2
2
2
1
3
3
3
2
1
3
1
2
2
3
20
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
21
2
2
2
3
3
2
2
4
2
3
2
2
2
2
3
1
2
3
2
3
2
2
22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
23
2
4
2
3
1
3
3
3
2
2
1
1
2
3
3
1
3
3
2
2
3
3
24
3
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
1
2
3
2
1
2
2
2
3
2
25
3
1
1
3
2
2
1
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
26
2
3
1
3
3
1
2
3
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
27
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
3
1
2
2
2
2
2
2
28
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
1
2
2
2
3
3
2
3
1
2
29
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
30
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
31
2
2
3
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
1
3
32
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
2
1
1
1
1
1
1
2
33
1
2
2
3
2
2
2
3
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
34
3
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
35
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
1
1
1
1
2
2
2
3
2
2
37
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
38
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
39
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
1
3
40
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
41
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
42
3
3
2
3
4
2
2
4
2
1
2
2
1
1
2
1
3
2
2
2
1
2
43
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
44
3
3
2
2
3
4
2
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
45
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
46
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
2
3
1
3
4
2
4
4
3
3
3
4
47
2
3
2
2
2
1
1
3
2
2
2
1
1
2
3
1
2
3
1
1
2
2
48
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
49
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
4
3
2
1
2
3
50
2
2
1
2
2
1
3
3
3
3
2
2
4
3
4
2
2
3
2
1
1
2
51
3
2
2
2
1
2
2
3
1
2
3
2
1
2
3
2
2
3
3
2
1
2
52
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
53
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
3
3
2
3
3
2
3
1
3
54
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
3
4
4
3
4
4
3
2
3
55
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
56
1
2
1
2
2
1
1
3
2
2
1
1
1
3
3
2
1
2
2
2
1
3
57
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
2
3
58
2
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
59
1
3
2
2
1
1
1
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
3
1
2
60
2
3
1
2
1
1
2
2
1
4
2
2
4
2
3
1
2
3
2
2
1
1
61
2
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
62
3
4
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
4
1
4
4
3
3
2
3
63
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
1
1
2
3
1
3
3
2
2
3
3
64
3
3
3
3
2
1
2
3
2
2
3
1
1
2
3
2
3
3
2
2
1
3
65
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
66
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
1
2
4
3
3
4
3
4
3
2
1
3
67
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
68
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
3
2
3
3
2
3
2
3
69
2
3
2
2
1
2
4
3
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
3
1
2
70
1
1
1
1
1
1
2
2
2
4
1
1
1
4
2
2
4
2
1
1
1
2
71
3
3
3
3
3
4
3
3
1
4
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
72
3
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
73
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
2
3
3
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
74
2
2
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
75
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
76
3
3
3
2
3
2
1
3
3
4
3
4
2
2
3
2
4
3
2
3
4
3
77
2
3
1
3
1
2
2
2
2
3
1
2
4
4
2
3
3
2
4
4
2
2
78
3
3
3
2
3
3
3
4
1
2
2
4
2
3
3
1
3
2
2
4
2
2
79
2
3
2
3
2
1
1
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
2
1
3
80
2
3
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
81
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
4
2
2
2
3
82
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
83
2
1
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
2
84
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
85
4
4
1
2
4
2
2
4
3
1
1
1
4
3
4
4
3
3
2
3
2
2
86
2
3
2
2
3
1
1
2
2
2
1
1
4
3
4
1
2
3
3
2
1
3
87
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
1
1
2
3
3
2
3
2
2
2
2
88
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
1
2
2
89
3
3
2
2
3
2
4
3
2
1
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
90
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
91
1
2
2
1
2
1
1
4
1
1
1
1
1
2
2
1
2
3
2
2
1
1
92
3
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
3
3
3
2
2
3
2
2
93
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
3
1
2
3
2
2
1
3
94
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
1
3
2
3
3
2
3
2
3
1
3
95
1
4
1
3
3
2
2
3
4
3
1
2
1
2
2
2
1
1
2
3
1
3
96
3
1
3
3
3
3
3
2
1
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
3
3
97
2
3
3
2
1
2
2
2
2
4
2
2
1
2
3
2
1
2
2
3
1
2
98
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
99
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
100
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
1
2
3
1
2
3
2
2
1
3
101
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Aitem Subyek
1
2
3
4
5
6
7
8
1
3
3
3
2
1
3
2
2
2
3
4
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
4
2
2
2
3
2
3
2
2
5
2
2
3
2
3
2
1
2
6
2
2
3
2
3
3
2
3
7
2
2
1
2
3
2
2
3
8
3
3
2
2
3
3
2
2
9
2
3
4
2
3
2
1
3
10
3
3
1
4
4
3
3
3
11
3
3
3
4
3
2
4
3
12
3
2
3
2
3
3
2
2
13
3
3
2
2
3
2
2
3
14
3
3
1
2
2
4
3
3
15
3
3
3
2
2
2
2
3
16
3
3
3
4
3
3
2
2
17
2
3
2
2
3
3
2
3
18
3
2
2
2
2
3
2
3
19
2
2
4
1
3
3
2
3
20
2
2
2
2
2
2
2
2
21
2
2
3
3
3
3
2
2
22
3
3
3
3
2
3
3
3
23
2
3
3
3
3
3
3
3
24
1
1
3
3
2
2
2
2
25
3
2
2
2
3
2
3
2
26
1
1
2
2
2
2
2
2
27
2
2
2
2
2
2
2
2
28
3
2
2
2
2
2
2
3
29
2
2
3
3
3
1
1
1
30
2
2
2
2
2
2
2
2
31
2
3
1
3
2
2
2
3
32
2
2
2
1
1
2
1
1
33
2
2
1
1
1
2
1
1
34
2
2
3
2
2
3
2
3
35
1
1
1
1
1
1
1
1
36
2
2
2
2
2
2
2
1
37
3
3
3
3
2
3
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
38
3
3
4
4
3
3
3
3
39
3
3
3
2
1
3
2
3
40
3
3
4
4
4
3
3
3
41
3
3
4
3
3
3
2
2
42
3
2
4
2
3
3
2
2
43
3
2
3
3
3
3
3
3
44
3
3
4
3
3
3
3
3
45
3
3
3
3
2
3
2
3
46
3
3
4
4
3
3
3
4
47
2
3
3
2
2
2
2
2
48
3
2
2
2
2
4
4
3
49
2
2
3
2
2
2
2
3
50
3
3
4
2
3
2
2
3
51
2
2
3
1
3
3
2
2
52
2
2
2
3
2
2
2
3
53
3
3
2
2
1
3
2
2
54
3
3
3
3
3
3
3
4
55
3
2
3
2
3
2
2
3
56
2
3
1
1
2
3
2
2
57
3
3
4
3
3
3
2
4
58
2
2
3
2
2
3
1
2
59
3
2
1
1
2
3
1
1
60
2
2
3
3
1
2
2
2
61
2
2
3
2
3
2
2
2
62
4
3
4
4
1
3
3
3
63
3
3
3
3
3
3
3
3
64
2
3
3
3
3
3
2
3
65
2
2
3
2
3
3
2
2
66
3
3
4
2
1
3
2
3
67
2
2
3
2
3
2
2
2
68
3
2
3
2
2
3
2
2
69
2
3
2
2
1
2
2
1
70
2
2
1
1
3
2
1
2
71
4
3
4
4
4
4
4
4
72
3
3
3
3
3
2
3
4
73
3
3
4
3
1
4
2
3
74
2
2
2
1
2
2
1
2
75
3
2
3
3
2
2
4
4
76
1
1
2
2
2
3
2
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
77
3
2
3
2
4
3
2
2
78
2
3
4
3
1
3
3
3
79
2
2
2
1
3
2
2
2
80
3
3
2
2
2
2
3
2
81
3
3
3
2
3
2
3
3
82
2
3
3
2
3
2
3
3
83
1
1
2
3
2
4
1
2
84
2
2
3
2
2
3
2
3
85
2
1
2
2
1
3
2
3
86
3
1
2
2
2
2
2
3
87
2
3
2
2
3
2
2
2
88
2
2
3
2
3
2
3
3
89
3
2
2
3
2
2
3
3
90
2
2
2
2
2
2
1
2
91
2
1
1
4
1
1
2
2
92
3
2
2
1
3
3
3
3
93
3
2
4
1
2
1
2
3
94
3
3
4
1
2
3
2
2
95
2
3
3
4
2
2
1
3
96
4
4
3
1
3
2
4
4
97
3
2
3
2
3
2
2
2
98
3
3
4
3
3
2
2
3
99
2
2
3
2
3
2
2
3
100
2
2
3
2
3
3
2
3
101
3
3
2
2
2
3
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Reability Analisis Scale
Aitem Statistics Mean
Std. Deviation
N
aitem 1
2.4158
.69667
101
aitem 2
2.6238
.69067
101
aitem 3
2.1089
.70571
101
aitem 4
2.4752
.65718
101
aitem 5
2.3168
.82378
101
aitem 6
2.1089
.81118
101
aitem 7
2.1782
.75361
101
aitem 8
2.7723
.63057
101
aitem 9
2.2376
.68042
101
aitem 10
2.3465
.82989
101
aitem 11
2.0693
.65203
101
aitem 12
1.9802
.83642
101
aitem 13
2.0297
.97422
101
aitem 14
2.3564
.71532
101
aitem 15
2.8317
.63355
101
aitem 16
2.1188
.76534
101
aitem 17
2.4653
.80702
101
aitem 18
2.7030
.68622
101
aitem 19
2.2178
.62616
101
aitem 20
2.3267
.66496
101
aitem 21
1.8713
.78311
101
aitem 22
2.6337
.62806
101
aitem 23
2.4950
.64224
101
aitem 24
2.3960
.66452
101
aitem 25
2.6832
.88239
101
aitem 26
2.3069
.83358
101
aitem 27
2.3762
.77268
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
aitem 28
2.5248
.65718
101
aitem 29
2.1980
.72138
101
aitem 30
2.5743
.73955
101
Aitem-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
aitem 1
68.3267
147.682
.678
.925
aitem 2
68.1188
151.526
.450
.928
aitem 3
68.6337
149.234
.575
.926
aitem 4
68.2673
150.498
.541
.926
aitem 5
68.4257
148.027
.546
.926
aitem 6
68.6337
144.814
.726
.924
aitem 7
68.5644
147.868
.612
.925
aitem 8
67.9703
153.789
.350
.929
aitem 9
68.5050
150.532
.519
.927
aitem 10
68.3960
152.542
.313
.930
aitem 11
68.6733
150.362
.554
.926
aitem 12
68.7624
145.423
.671
.925
aitem 13
68.7129
151.307
.309
.931
aitem 14
68.3861
149.299
.563
.926
aitem 15
67.9109
150.622
.555
.926
aitem 16
68.6238
149.457
.514
.927
aitem 17
68.2772
147.022
.612
.925
aitem 18
68.0396
149.658
.567
.926
aitem 19
68.5248
149.372
.646
.925
aitem 20
68.4158
152.165
.429
.928
aitem 21
68.8713
147.353
.615
.925
aitem 22
68.1089
149.978
.603
.926
aitem 23
68.2475
150.188
.575
.926
aitem 24
68.3465
150.789
.516
.927
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
aitem 25
68.0594
147.956
.509
.927
aitem 26
68.4356
148.008
.540
.926
aitem 27
68.3663
153.194
.306
.930
aitem 28
68.2178
152.072
.441
.928
aitem 29
68.5446
148.250
.619
.925
aitem 30
68.1683
147.601
.640
.925
Reliability Statistics N of Cronbach's Alpha .929
Items 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C DESKRIPSI DATA PENELITIAN
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Scale Statistics
Mean
Variance
70.7426
Std. Deviation
159.653
12.63539
Frequencies Total
Statistics Total N
Valid Missing
101 0
Mean
70.7426
Std. Error of Mean
1.25727
Median
70.0000
Mode Std. Deviation Variance
68.00a 12.63539 159.653
Range
71.00
Minimum
31.00
Maximum
102.00
Sum
7145.00
N of Items 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Total Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
31
1
1.0
1.0
1.0
42
1
1.0
1.0
2.0
45
1
1.0
1.0
3.0
49
1
1.0
1.0
4.0
50
1
1.0
1.0
5.0
52
3
3.0
3.0
7.9
53
1
1.0
1.0
8.9
55
1
1.0
1.0
9.9
56
2
2.0
2.0
11.9
59
2
2.0
2.0
13.9
60
4
4.0
4.0
17.8
61
3
3.0
3.0
20.8
62
1
1.0
1.0
21.8
63
3
3.0
3.0
24.8
64
4
4.0
4.0
28.7
65
4
4.0
4.0
32.7
66
1
1.0
1.0
33.7
67
4
4.0
4.0
37.6
68
6
5.9
5.9
43.6
69
6
5.9
5.9
49.5
70
3
3.0
3.0
52.5
71
2
2.0
2.0
54.5
72
6
5.9
5.9
60.4
73
3
3.0
3.0
63.4
74
3
3.0
3.0
66.3
75
3
3.0
3.0
69.3
76
2
2.0
2.0
71.3
77
2
2.0
2.0
73.3
78
2
2.0
2.0
75.2
79
5
5.0
5.0
80.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
80
1
1.0
1.0
81.2
81
2
2.0
2.0
83.2
82
1
1.0
1.0
84.2
83
1
1.0
1.0
85.1
85
2
2.0
2.0
87.1
86
2
2.0
2.0
89.1
88
1
1.0
1.0
90.1
89
2
2.0
2.0
92.1
91
1
1.0
1.0
93.1
92
1
1.0
1.0
94.1
93
1
1.0
1.0
95.0
94
1
1.0
1.0
96.0
97
1
1.0
1.0
97.0
98
1
1.0
1.0
98.0
99
1
1.0
1.0
99.0
102
1
1.0
1.0
100.0
101
100.0
100.0
Total
Descriptive Statistics N TOTAL
101
Valid N (listwise)
101
Minimum 31.00
Maximum 102.00
Mean 70.7426
Std. Deviation 12.63539
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Frekuensi Aspek Bullying Fisik
Statistics Total N
Valid
101
Missing
0
Mean
13.3069
Std. Error of Mean
.32081
Median
13.0000
Mode
11.00
Std. Deviation
3.22410
Variance
10.395
Range
16.00
Minimum
6.00
Maximum
22.00
Sum
1344.00
Total Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
2
2.0
2.0
2.0
8
2
2.0
2.0
4.0
9
8
7.9
7.9
11.9
10
6
5.9
5.9
17.8
11
14
13.9
13.9
31.7
12
12
11.9
11.9
43.6
13
11
10.9
10.9
54.5
14
11
10.9
10.9
65.3
15
10
9.9
9.9
75.2
16
9
8.9
8.9
84.2
17
7
6.9
6.9
91.1
18
4
4.0
4.0
95.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
20
2
2.0
2.0
97.0
21
2
2.0
2.0
99.0
22
1
1.0
1.0
100.0
101
100.0
100.0
Total
Descriptive Statistics N TOTAL
101
Valid N (listwise)
101
Minimum
Maximum
6.00
22.00
Frekuensi Bullying Verbal
Statistics Total N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance
101 0 23.5050 .48658 23.0000 23.00 4.89004 23.912
Range
26.00
Minimum
11.00
Maximum
37.00
Sum
2374.00
Mean 13.3069
Std. Deviation 3.22410
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Total Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
11
2
2.0
2.0
2.0
13
1
1.0
1.0
3.0
15
1
1.0
1.0
4.0
16
1
1.0
1.0
5.0
17
3
3.0
3.0
7.9
18
6
5.9
5.9
13.9
19
1
1.0
1.0
14.9
20
12
11.9
11.9
26.7
21
7
6.9
6.9
33.7
22
8
7.9
7.9
41.6
23
14
13.9
13.9
55.4
24
11
10.9
10.9
66.3
25
3
3.0
3.0
69.3
26
6
5.9
5.9
75.2
27
6
5.9
5.9
81.2
28
3
3.0
3.0
84.2
29
5
5.0
5.0
89.1
30
2
2.0
2.0
91.1
31
2
2.0
2.0
93.1
32
2
2.0
2.0
95.0
33
1
1.0
1.0
96.0
34
2
2.0
2.0
98.0
35
1
1.0
1.0
99.0
37
1
1.0
1.0
100.0
101
100.0
100.0
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Descriptive Statistics N Total
101
Valid N (listwise)
101
Minimum
Maximum
11.00
37.00
Frekuensi Bullying Non-Verbal
Statistics Total Valid Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range
101 0 16.7030 .33642 16.0000 16.00 3.38096 11.431 17.00
Minimum
7.00
Maximum
24.00
Sum
1687.00
Mean 23.5050
Std. Deviation 4.89004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Total Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
7
1
1.0
1.0
1.0
10
2
2.0
2.0
3.0
11
4
4.0
4.0
6.9
12
2
2.0
2.0
8.9
13
5
5.0
5.0
13.9
14
11
10.9
10.9
24.8
15
11
10.9
10.9
35.6
16
18
17.8
17.8
53.5
17
11
10.9
10.9
64.4
18
6
5.9
5.9
70.3
19
8
7.9
7.9
78.2
20
6
5.9
5.9
84.2
21
6
5.9
5.9
90.1
22
5
5.0
5.0
95.0
23
3
3.0
3.0
98.0
24
2
2.0
2.0
100.0
101
100.0
100.0
Total
Descriptive Statistics N Total
101
Valid N (listwise)
101
Minimum
Maximum
7.00
24.00
Mean 16.7030
Std. Deviation 3.38096
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Frekuensi Bullying Hubungan
Statistics Total Valid
101
Missing
0
Mean
17.2277
Std. Error of Mean
.28593
Median
17.0000
Mode
18.00
Std. Deviation
2.87361
Variance
8.258
Range
17.00
Minimum
7.00
Maximum
24.00
Sum
1740.00
Total Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
7
1
1.0
1.0
1.0
10
1
1.0
1.0
2.0
11
2
2.0
2.0
4.0
12
1
1.0
1.0
5.0
13
3
3.0
3.0
7.9
14
6
5.9
5.9
13.9
15
12
11.9
11.9
25.7
16
10
9.9
9.9
35.6
17
16
15.8
15.8
51.5
18
19
18.8
18.8
70.3
19
12
11.9
11.9
82.2
20
4
4.0
4.0
86.1
21
7
6.9
6.9
93.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
22
5
5.0
5.0
98.0
23
1
1.0
1.0
99.0
24
1
1.0
1.0
100.0
101
100.0
100.0
Total
Descriptive Statistics N Total
101
Valid N (listwise)
101
Minimum
Maximum
7.00
24.00
Mean 17.2277
Std. Deviation 2.87361
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN D UJI NORMALITAS & ANALISA STATISTIK DESKRIPITIF
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Total Aitem Sahih N
101
Normal Parametersa
Mean
70.7426
Std. Deviation Most Extreme Differences
12.63539
Absolute
.064
Positive
.064
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
.646
Asymp. Sig. (2-tailed)
.797
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistic Keterangan N Skor Minimum Teoritik Skor Minimum Empirik Skor Maksimum Teoritik Skor Maksimum Empirik Mean Teoritik Mean Empirik Beda mean (t-test dengan taraf signifikansi 0,05) Median Modus Standard Deviasi Varian
Bullying
Bullying Bullying Non- Bullying
Fisik
Verbal
Verbal
Hubungan
101 6 6 24 22 15 13,3069
101 10 11 40 37 25 23,505
101 7 7 28 24 17,5 16,703
101 7 7 28 24 17,5 17,2277
-1,69307
-1,49505
-0,79703
-0,27228
13 11 3,2241 10,395
23 23 4,89004 23,912
16 16 3,38096 11,431
17 18 2,87361 8,258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Uji - t
t –Test One-Sample Statistics N Total Aitem Sahih
Mean 101
Std. Deviation
70.7426
Std. Error Mean
12.63539
1.25727
One-Sample Test Test Value = 75 95% Confidence Interval of Mean t Total Aitem Sahih
-3.386
df
Sig. (2-tailed) 100
.001
Difference -4.25743
the Difference Lower -6.7518
Upper -1.7630
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Uji t Tiap Aspek
One-Sample Statistics N Total aitem aspek bullying fisik
Mean 101
Std. Deviation
13.3069
Std. Error Mean
3.22410
.32081
One-Sample Test Test Value = 15 95% Confidence Interval of
t Total
aitem
aspek
bullying fisik
-5.277
df 100
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.000
the Difference Lower
-1.69307
-2.3295
Upper -1.0566
One-Sample Statistics N Total
aitem
aspek
bullying
Mean 101
verbal
Std. Deviation
23.5050
Std. Error Mean
4.89004
.48658
One-Sample Test Test Value = 25 95% Confidence Interval of
t Total
aitem
bullying verbal
aspek
-3.073
df 100
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.003
-1.49505
the Difference Lower -2.4604
Upper -.5297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
One-Sample Statistics N Total aitem aspek bullying non-
Mean 101
verbal
Std. Deviation
16.7030
Std. Error Mean
3.38096
.33642
One-Sample Test Test Value = 17.5 95% Confidence Interval of
t Total
aitem
aspek
bullying non-verbal
-2.369
df 100
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.020
the Difference Lower
-.79703
Upper
-1.4645
-.1296
One-Sample Statistics N Total
aitem
aspek
bullying
Mean 101
hubungan
Std. Deviation
17.2277
Std. Error Mean
2.87361
.28593
One-Sample Test Test Value = 17.5 95% Confidence Interval of
t Total
aitem
aspek
bullying hubungan
-.952
df 100
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.343
-.27228
the Difference Lower -.8396
Upper .2950
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN E SKALA UJI COBA
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Dengan Hormat, Di tengah-tengah kesibukan Saudara dalam beraktivitas, saya memohon kesedian saudara untuk berkenan meluangkan waktu sejenak mengisi skala yang saya lampirkan berikut ini. Bantuan dalam pengisian skala ini sangat saya butuhkan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan tugas akhir saya sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam pengisian skala ini tidak ada pilihan yang dianggap salah, semua pilihan jawaban adalah benar, dan semua jawaban akan dijamin kerahasiannya, serta setiap jawaban setiap orang bisa berbeda sesuai dengan keadaanya masing-masing. Dalam skala ini terdapat 40 pernyataan. Baca dan pahamilah setiap pernyataan tersebut, kemudian pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi anda pada kolom yang sudah tersedia dengan memberi tanda silang (x). Pilihan jawaban adalah : SS
: Jika saudara “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut.
S
: Jika saudara “Setuju” dengan pernyataan tersebut.
TS
: Jika saudara “Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
STS
: Jika saudara “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
Periksa kembali jawaban saudara dan tolong periksa dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan atau belum dijawab. Atas bantuan dan kerja sama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak terimakasih.
Hormat Saya :
Justinus Parlindungan Sihombing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Jenis kelamin : Usia / Tempat lahir
Laki-laki / Perempuan (Lingkari salah satu) :
/
Pendidikan terakhir : Alamat
:
Suku
:
No.
Pernyataan
1.
Saya setuju bila hukuman push-up diberlakukan bagi pelajar pelanggar peraturan sekolah Saling mengejek dengan nama panggilan adalah sesuatu yang wajar di sekolah dan pertanda pertemanan yang akrab Saya akan ikut bersiul bila ada pelajar bersiul pada temannya yang penampilannya menarik Saya senang mendengar gosip-gosip yang sering muncul dalam kalangan pelajar
2. 3. 4. 5.
Siulan-siulan mengejek adalah sesuatu yang wajar diantara pelajar
6.
Pelajar wanita yang saling mengejek adalah peristiwa yang menarik untuk dilihat Saya senang mendengar nama-nama ejekan yang diucapkan oleh anakanak sekolah jaman sekarang Rumor atau kabar burung adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam kehidupan sekolah Saya percaya guru menjewer anak muridnya untuk mengajarkan kedisiplinan Saya akan meminta pelajar untuk menjauhi pelajar lain yang suka melanggar peraturan agar tidak terpengaruh untuk ikut-ikutan
7. 8. 9. 10. 11.
Saya senang melihat pelajar yang menggoda temannya dengan siulan
12.
Saya ingin ikut memukul pelajar yang tertangkap basah mencuri
13.
Saya tidak menyukai bila ada pelajar memukul temannya
14.
Saya yakin ejekan nama-nama panggilan antar pelajar sebaiknya dilarang oleh sekolah karena menyakiti perasaan anak. Bila melihat ada pelajar yang menggoda temannya dengan siulan, saya akan melaporkan pelaku kepada pihak sekolah yang bersangkutan Saya merasa terganggu bila ada pelajar yang menjauhi teman sesama pelajar Saya yakin kalau pelajar tidak boleh menjulurkan lidahnya untuk mengejek temannya karena bisa menyinggung perasaan Bila saya melihat seorang pelajar memaki temannya, maka saya akan melaporkan pelajar tersebut kepada pihak sekolah
15. 16. 17. 18. 19.
Saya merasa terganggu melihat pelajar menyoraki sesama pelajar
SS
S
TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
No.
Pernyataan
20.
Gosip yang beredar di kalangan pelajar adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya kebenarannya Saya tidak yakin hukuman push-up bagi pelajar nakal mendidik kedisiplinan Saya akan melaporkan pelajar yang mengucilkan teman sesama pelajar kepada pihak sekolah Saya merasa terganggu melihat ada pelajar yang menjulurkan lidah untuk mengejek temannya Bila saya melihat ada pelajar yang mencubit temannya, maka saya akan berusaha menghentikan pelajar tersebut
21. 22. 23. 24. 25.
Berkelahi bisa dimaklumi kalau itu adalah tindakan membela diri
26.
Ejekan tidak akan meyakiti pelajar malah akan membuat mereka semakin kuat dan tahan banting Saya tidak merasa terganggu melihat pelajar nakal yang dimarahi di depan umum oleh gurunya Saya percaya perkelahian di sekolah adalah hal yang biasa dan lumrah dan pertanda berarti pelajar tersebut pemberani dan tidak cengeng Saya tidak terganggu bila melihat ada pelajar yang disoraki oleh teman-temannya
27. 28. 29. 30.
Pelajar menjulurkan lidah untuk mengejek adalah hal yang wajar
31.
Saya yakin pelajar nakal memberikan pengaruh negatif dan sebaiknya dijauhi dan tidak dijadikan teman Saya merasa patut kalau pelajar yang melanggar peraturan dipelototi oleh gurunya Saya tidak percaya bahwa berkelahi dapat membuat anak menjadi tidak manja ataupun menjadi mandiri Saya merasa terganggu mendengar gosip-gosip yang muncul di kalangan pelajar Saya tidak yakin guru boleh memelototi muridnya, karena bisa membuat pelajar tersebut ketakutan Hukuman push-up tidak perlu diberlakukan terhadap pelajar pelanggar peraturan sekolah Saya yakin pelajar yang nakal akan berubah menjadi baik apabila didekati dan diberi dukungan positif. Saya merasa terganggu bila melihat guru memandang dengan sinis pada murid yang melanggar peraturan sekolah
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Pihak sekolah semestinya melarang pelajar mengejek temannya
40.
Pihak sekolah semestinya menindak serius pelajar yang mengejek temannya
SS
Selesai Terima kasih atas kerjasama yang saudara berikan
S
TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN F SKALA PENELITIAN
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Dengan Hormat, Di tengah-tengah kesibukan Saudara dalam beraktivitas, saya memohon kesedian saudara untuk berkenan meluangkan waktu sejenak mengisi skala yang saya lampirkan berikut ini. Bantuan dalam pengisian skala ini sangat saya butuhkan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan tugas akhir saya sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam pengisian skala ini tidak ada pilihan yang dianggap salah, semua pilihan jawaban adalah benar, dan semua jawaban akan dijamin kerahasiannya, serta setiap jawaban setiap orang bisa berbeda sesuai dengan keadaanya masing-masing. Dalam skala ini terdapat 40 pernyataan. Baca dan pahamilah setiap pernyataan tersebut, kemudian pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi anda pada kolom yang sudah tersedia dengan memberi tanda silang (x). Pilihan jawaban adalah : SS
: Jika saudara “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut.
S
: Jika saudara “Setuju” dengan pernyataan tersebut.
TS
: Jika saudara “Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
STS
: Jika saudara “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
Periksa kembali jawaban saudara dan tolong periksa dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan atau belum dijawab. Atas bantuan dan kerja sama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak terimakasih.
Hormat Saya :
Justinus Sihombing
Parlindungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Jenis kelamin : Usia / Tempat lahir
Laki-laki / Perempuan (Lingkari salah satu) :
/
Pendidikan terakhir :
No.
1. 2. 3. 4.
Alamat
:
Suku
:
Pernyataan Pelajar menjulurkan lidah untuk mengejek adalah hal yang wajar Saling mengejek dengan nama panggilan adalah sesuatu yang wajar di sekolah dan pertanda pertemanan yang akrab Saya akan ikut bersiul bila ada pelajar bersiul pada temannya yang penampilannya menarik Saya senang mendengar gosip-gosip yang sering muncul dalam kalangan pelajar
5.
Siulan-siulan mengejek adalah sesuatu yang wajar diantara pelajar
6.
Pelajar wanita yang saling mengejek adalah peristiwa yang menarik untuk dilihat Saya senang mendengar nama-nama ejekan yang diucapkan oleh anakanak sekolah jaman sekarang Rumor atau kabar burung adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam kehidupan sekolah Saya tidak terganggu bila melihat ada pelajar yang disoraki oleh teman-temannya Saya tidak percaya bahwa berkelahi dapat membuat anak menjadi tidak manja ataupun menjadi mandiri
7. 8. 9. 10. 11.
Saya senang melihat pelajar yang menggoda temannya dengan siulan
12.
Saya ingin ikut memukul pelajar yang tertangkap basah mencuri
13.
Saya tidak menyukai bila ada pelajar memukul temannya
14.
Saya yakin ejekan nama-nama panggilan antar pelajar sebaiknya dilarang oleh sekolah karena menyakiti perasaan anak. Bila melihat ada pelajar yang menggoda temannya dengan siulan, saya akan melaporkan pelaku kepada pihak sekolah yang bersangkutan Saya merasa terganggu bila ada pelajar yang menjauhi teman sesama pelajar Saya yakin kalau pelajar tidak boleh menjulurkan lidahnya untuk mengejek temannya karena bisa menyinggung perasaan Bila saya melihat seorang pelajar memaki temannya, maka saya akan melaporkan pelajar tersebut kepada pihak sekolah
15. 16. 17. 18.
SS
S
TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
No.
Pernyataan
19.
Saya merasa terganggu melihat pelajar menyoraki sesama pelajar
20.
Gosip yang beredar di kalangan pelajar adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya kebenarannya Saya percaya perkelahian di sekolah adalah hal yang biasa dan lumrah dan pertanda berarti pelajar tersebut pemberani dan tidak cengeng Saya akan melaporkan pelajar yang mengucilkan teman sesama pelajar kepada pihak sekolah Saya merasa terganggu melihat ada pelajar yang menjulurkan lidah untuk mengejek temannya Bila saya melihat ada pelajar yang mencubit temannya, maka saya akan berusaha menghentikan pelajar tersebut
21. 22. 23. 24. 25.
Berkelahi bisa dimaklumi kalau itu adalah tindakan membela diri
26.
Ejekan tidak akan meyakiti pelajar malah akan membuat mereka semakin kuat dan tahan banting Saya tidak merasa terganggu melihat pelajar nakal yang dimarahi di depan umum oleh gurunya Saya merasa terganggu mendengar gosip-gosip yang muncul di kalangan pelajar
27. 28. 29.
Pihak sekolah semestinya melarang pelajar mengejek temannya
30.
Pihak sekolah semestinya menindak serius pelajar yang mengejek temannya
SS
Selesai Terima kasih atas kerjasama yang saudara berikan
S
TS STS