SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI BPM SITI SUNDARI, S.ST DESA JUGLANGAN KECAMATAN KAPONGAN KABUPATEN SITUBONDO MEGA PUSPITA WATI NIM. 08002327
Subject : Ibu Hamil, Sikap, Resiko 4T Description : Wanita hamil mempunyai resiko komplikasi. Apalagi kelompok wanita resiko tinggi, yaitu wanita dengan keadaan 4T, kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda, usia terlalu tua, selang kelahiran terlalu dekat dan urutan anak >3. Kategori wanita resiko tinggi ini mempunyai resiko terlalu besar untuk terjadi komplikasi di banding kategori lain. Tujuan penelitian ini mengetahui sikap ibu hamil terhadap resiko 4 T. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancang bangun penelitian survey. Variabel adalah sikap ibu hamil terhadap resiko 4T. Populasi dalam penelitian seluruh ibu hamil sebanyak 32 orang dan sampel sebanyak 32 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling tipe total sampling. Penelitian ini dilakukan di BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Desa Juglangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo tanggal 25 Mei -1 Juni 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan questionery. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang resiko 4T sebanyak 19 responden (59.4%) Sebagian responden memiliki sikap negatif tentang resiko 4T dikarenakan kebanyakan responden kurang mempercayai dan banyak kejadian kehamilan di pernikahan dini dan mereka sudah mengangap hal yang biasa dan tidak menghiraukan resiko terhadap diri dan janin mereka. Berdasarkan hasil penelitian kebanyakan responden memiliki sikap negatif terhadap resiko 4T dikarenakan mereka tidak pernah menerima informasi apa itu resko 4T. Responden perlu mengetahui tentang resiko 4T sehingga dapat dijadikan penambahan atau pegangan pengetahuan ibu hamil sehingga dapat mengetahui kehamilan yang sesuai dengan usia ibu. ABSTRACT The pregnant women have the risk of complications. Moreover, the women who have high risk are with condition of the 4T it mean that pregnancy happens in too young aged, too old aged too close the birth interval and children row >3. This category has too big a happened complication than others. The purpose of this study is to know the attitude of pregnant women to the risk of 4 T. Design of this study is a descriptive with survey. The variable is the attitude pregnant women to the risk of 4T. The population is 32 pregnant women and a sample amounts 32 respondents. The sampling technique used is non probability sampling with total sampling. It had been conducted in BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Juglangan Village Subdistrict Kapongan Situbondo on 25 May -1 June 2014. Collecting data uses questionnaire. The data are processed with editing, coding, scoring, tabulating. 1
The results show the majority of respondents have a negative attitude the risk of 4T amount 19 respondents (59.4%). They have a negative attitude to the risks 4T because the respondents are less trusting and more common happen in pregnancy at early marriage, also without paying attention to their risk and fetuses. Based on the results of the study, most respondents have a negative attitude to risk 4T because they never get any information what the risk of 4T is the Respondents need to know about it, so that come be additional knowledge to pregnant women in order to determine pregnancy according to maternal age. Keywords: Pregnant Women, Attitude, Risk 4T Contributor
: 1. Farida Yuliani, M.Kes 2. Widji Utami, S.ST
Date
: 16 Juni 2014
Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : Right
: Open document
Summary : LATAR BELAKANG Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya) (Notoatmojo 2010: 29). Selama kehamilan, ibu mungkin mengeluh bahwa ia mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan (Romauli, 2011: 152). Wanita hamil mempunyai resiko komplikasi. Apalagi kelompok wanita resiko tinggi, yaitu wanita dengan keadaan 4T, kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda, usia terlalu tua, selang kelahiran terlalu dekat dan urutan anak >3. Kategori wanita resiko tinggi ini mempunyai resiko terlalu besar untuk terjadi komplikasi di banding kategori lain (BKKBN, 2004: 82). Kebanyakan kematian maternal sesungguhnya dapat dicegah jika mereka mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Sayangnya justru mereka terlambat memperoleh pertolongan karena tidak mengenali tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa, lama dalam mengambil keputusan serta mencari pertolongan sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut “4 Terlalu” (Varney 2011: 54) Ibu hamil di negara-negara Afrika dan Asia selatan tahun 2010, menghadapi risiko untuk mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan risiko yang dihadapi ibu di negara maju. Karena angka fertilitas di negara berkembang lebih tinggi maka rentang risiko di Afrika I diantara 6000. Setiap tahun dari 150 juta ibu hamil di negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meninggal akibat penyebab kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi (Zuraidah 2012: 1). Di Indonesia angka kematian ibu tahun 2012 masih cukup tinggi 307/100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu ini tidak terlepas dari masih tingginya kehamilan yang tidak diinginkan yaitu mencapai 16,8%. Disisi lain masih banyak ditemukan kehamilan yang tidak ideal (terlalu banyak anak, terlalu muda, terlalu tua, dan terlalu dekat jarak kehamilan), yang sangat membahayakan bagi kesehatan ibu atau lebih dikenal dengan '4T' ada sebesar 22,4% dengan rincian hamil
2
terlalu muda (<18 thn), sebesar 4,1%, Hamil terlalu tua (>34 thn) sebesar 3,8%, jarak terlalu dekat (<2 thn) sebesar 5,2%, dan jumlah anak terlalu banyak (> 3 orang) sebesar 9,4% (BKKBN, 2007: 3). Di Jawa Timur tahun 2012, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 4 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kh; dan di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kh. Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaanya berada di bawah dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kh. Di Kabupaten Situbondo pada tahun 2012 angka kematian ibu sebesar 142,87 per 100.000 kelahiran hidup. Keadaan ini memacu untuk terus menelaah penyebab kematian ibu agar target MDGs dapat tercapai. (Dinkes Jatim, 2012: 8). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Desa Juglangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo pada tanggal 2 Mei 2014 dijumpai 7 ibu hamil dengan metode wawancara, didapatkan bahwa 4 responden memiliki sikap negatif dan 3 responden memiliki sikap positif. Sebagai gambaran tentang mengapa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) tinggi di Indonesia ada beberapa faktor yang dapat disebut 4T, terlalu banyak anak, terlalu pendek jarak kehamilan dan bersalin, terlalu muda hamil dan melahirkan dan terlalu tua untuk hamil kembali. Selain itu pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kesehatan masih rendah, keadaan gizi masyarakat belum mantap (anemia hamil masih tinggi), pelaksanaan pengawasan hamil belum merata, pertolongan persalinan masih didominasi oleh dukun terutama didaerah pedesaan, sistem rujukan masih belum memuaskan sehingga baru dikirim ke rumah sakit bila keadaan sudah gawat (Manuaba, 2009: 4-5). Sikap dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Sikap tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri dan luar diri seseorang. Sikap akan meningkat apabila faktor-faktor yang mempengaruhi bernilai baik. Apabila sikap wanita positif dapat menyebabkan seseorang dapat mengantisipasi resiko 4T dengan baik atau sebaliknya wanita yang bersikap negatif tentang resiko 4T, memiliki perilaku yang negatif pula seperti diam saja jika ada tanda-tanda komplikasi atau bahaya pada masa kehamilan dan melakukan pengobatan jika ada keluhan pada dirinya (Indayani, 2013: 2). Kurangnya informasi dan minimnya jangkauan pelayanan kesehatan terutama untuk ibu dan ketidak pedulian suami akan kesehatan istrinya menempatkan banyak kejadian kehamilan yang menjadi kehamilan tidak ideal. Kehamilan yang beresiko tinggi mengundang masalah sampai kepada ancaman jiwa saat melahirkan. Untuk mencegah munculnya kasus-kasus baru ibu hamil resiko tinggi yang baru adalah dengan mensosialisasikan 4T kepada masyarakat di mulai dari lingkungan terdekat (Sudarianto, 2007: 38). Peran bidan dalam bidang kesehatan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan pembangunan kesehatan terutama pada saat menangani resiko yang cukup tinggi. Selama kehamilan, persalinan dan nifas, seharusnya bidan dapat untuk melakukan pencegahan dan pengenalan dini terjadinya komplikasi persalinan (komplikasi obstetrik) selanjutnya apabila memang terjadi komplikasi obstetrik maka dapat ditemukan secara dini dan segera ditangani, atau diberikan pertolongan pertama sebagai persiapan rujukan ketempat dimana pertolongan dapat diberikan secara adekuat dan komprehensif/tuntas, yaitu ke Puskesmas dengan rawat Inap atau Rumah Sakit (Sofyan, 2006: 4). Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Sikap ibu hamil terhadap resiko 4 T di BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Desa Juglangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap ibu hamil terhadap resiko 4T. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Desa
3
Juglangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo 32 ibu hamil dengan sampel sebanyak 32 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling tipe total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Desa Juglangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo pada tanggal 25 Mei – 1 Juni 2014. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan menggunakan questionery. Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dengan skala likert. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang resiko 4T sebanyak 19 responden (59.4%). Menurut Notoatmojo (2010: 29) sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Sedangkan Menurut Slameto (2010: 188) sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinan dibandingkan dengan kehamilan/ persalinan normal. Ada sekitar 5-10% kehamilan yang termasuk dalam resiko tinggi (Suririnah, 2008: 139). Faktor-faktor resiko dalam kehamilan antara lain terlalu muda (primi muda), terlalu tua (primi tua), terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu banyak anak (grande multi)( Rochjati, 2003). Kebanyakan responden memiliki sikap negatif tentang resiko 4T dikarenakan kebanyakan responden kurang mempercayai dan banyak kejadian kehamilan di pernikahan dini dan mereka sudah mengangap hal yang biasa dan tidak menghiraukan resiko terhadap diri dan janin mereka serta di masyarakat yang sudah menganggap benar yaitu sikap bahwa semakin banyak anak, maka akan semakin banyak rejeki yang didapat. Sikap responden dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah usia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah responden berusia <20 tahun sebanyak 16 responden (50%). Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus menimbulkan kesan yang kuat karena itu sikap akan mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional (Azwar, 2011 : 32). Kebanyakan usia responden <20 tahun sehingga mereka kurang akan pengalaman dan pengetahuan atas resiko 4T dalam kehamilan sehingga mereka tidak menghiraukan semua resiko jika mereka hamil dengan usia muda maupun untuk mempunyai anak yang banyak.. Sikap responden dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan dasar sebanyak 18 responden (56.2%). Pendidikan merupakan proses pembinaan tingkah laku sehingga di dalam masyarakat pendidikan harus membimbing ke arah suatu kepercayaan yang memberikan dorongan motivasi yang sesuai dengan kecakapan yang diperlukan serta kesempatan untuk berlatih. Pendidikan mempunyai tiga aspek yaitu pembentukan kepribadian, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengetrapan ilmu pengetahuan (Notoatmojo, 2008) Menurut Nursalam (2010) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Disamping itu informasi dari petugas kesehatan maupun kader yang disampaikan melalui kegiatan penyuluhan tentang keluarga berencana bagi bumil di
4
posyandu, maupun kegiatan pelayanan pada sarana kesehatan juga akan dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat. Pendidikan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap sikap bumil tentang resiko 4T, sasaran yang berpendidikan menengah dan tinggi akan lebih mudah diberi informasi tentang resiko 4T. Selain itu responden yang berpendidikan tinggi akan lebih baik dalam cara berfikir maupun dalam dalam bersikap dan berperilakunya. Sehingga semakin tinggi pendidikan itu, maka makin besar pula responden yang memiliki sikap positif tentang pemahaman resiko 4T. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mendapatkan informasi tentang resiko 4T sebanyak 18 responden (56,2%). Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti TV, radio, surat kabar, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut (Azwar,2011). Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang mempengatuhi sikap kita. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfonis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting ( Azwar, 2011 : 32 ). Berdasarkan hasil penelitian kebanyakan responden memiliki sikap negatif terhadap resiko 4T dikarenakan mereka tidak pernah menerima informasi apa itu resiko 4T diharapakan tenaga kesehatan lebih genjar lagi untuk memberikan penyuluhan tentang resiko 4T sehingga masyrakat lebih peduli dan tahu lagi tentang kesehatan ibu dan anak khususnya tentang resiko 4T dalam kehamilan. SIMPULAN Sikap ibu hamil terhadap resiko 4 T di BPM Hj. Siti Sundari, S.ST Desa Juglangan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang resiko 4T sebanyak 19 responden (59.4%). REKOMENDASI 1. Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan atau literatur tentang resiko 4T sehingga para pembaca dapat mejadikan sebagai tambahan ilmunya. b. Bagi peneliti berikutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan pengelitian dengan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap resiko 4T. 2. Praktis a. Bagi Pelayanan Kesehatan Profesi kebidanan diharapkan dapat lebih meningkatkan perannya sebagai pendidik dan motivator kesehatan masyarakat terutama ibu hamil agar lebih tahu tentang resiko 4T. b. Bagi Ibu Hamil Responden perlu mengetahui tentang resiko 4T sehingga dapat dijadikan penambahan atau pegangan pengetahuan ibu hamil sehingga dapat mengetahui kehamilan yang sesuai dengan usia ibu. Pada ibu pmirigravida atau baru menikah diharapkan dapat lebih teratur dalam memeriksakan kehamilan sehingga jika ada komplikasi kehamilan dapat dideteksi secara dini.
5
c. Bagi Petugas Kesehatan Sebaiknya petugas kesehatan lebih meningkatkan dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang resiko 4T dengan cara memeberikan penyuluhan dan menyebarkan leaflet agar lebih maksimal Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Bercak Asri RT.08/RW.03 Kec. Cerme Kab. Bondowoso - Email :
[email protected] - No. HP : 087857874566
6