POLA MAKAN DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI MASYARAKAT PESISIR DESA MLANDINGAN KECAMATAN MLANDINGAN KABUPATEN SITUBONDO ANDI IRMATIKA NIM. 11002243 Subject : Pola makan, Anemia, Ibu Hamil Description : Mengatur pola makan yang baik selama masa kehamilan tidak hanya berpengaruh positif terhadap kesehatan ibu hamil, tetapi juga membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Tujuan penelitian ini mengetahui pola makan dan anemia pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancang bangun penelitian survey. Variabel adalah pola makan dan anemia pada ibu hamil. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil sebanyak 23 orang dan sampel sebanyak 23 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling tipe purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo tanggal 26 Mei – 01 Juni 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 12 responden (52.2%). hampir setengah responden mengalami anemia sedang sebanyak 10 responden (34.8%). Berdasarkan hasil penelitian kebanyakan responden mempunyai pola makan tidak baik dalam kehamilannya dan responden mengungkapkan bahwa mereka mengalami menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual atau muntah. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami anemia sedang pada kehamilannya dikarenakan pada kehamilannya mereka mempunyai pola makan yang tidak baik sehingga kebutuhan Fe oleh tubuh untuk membentuk hemoglobin berkurang sehingga terjadi anemia pada kehamilan serta kebanyakan ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Petugas kesehatan atau bidan harus melakukan penyuluhan dan konseling dengan cara membuat poster dan leaflet tentang pola makan yang baik pada masa kehamilan serta dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan memberikan tablet Fe pada saat ibu melakukan ANC. ABSTRACT The rule of good diet during pregnancy does not only affect positively to the health of pregnant women, but also help the growth and development of a healthy baby. The purpose of this study is to know the diet and anemia to pregnant women. Design of this study is descriptive whit survey research the variable is the diet and anemia to pregnant women. The population in this study is all of pregnant women amount as 23 women and taking a sample is 23 respondents. The sampling technique used is purposive sampling with non-probability sampling. It had been conducted in Mlandingan Situbondo on May 26 to June 1, 2014. Collecting data uses a questionnaire. The data processed whit editing, coding, scoring, tabulating.
1
The results show the majority of respondents have bad diet amount 12 respondents (52.2%). Almost half of the respondents have middle anemia amount 10 respondents (34.8%). Based on the results of the study, most respondents dont have a good diet in pregnancy and respondents express that they experience the low appetite and feel frequently nausea or vomiting more. According to the study most of the respondents have middle anemia in pregnancy because they do not have a good diet so that the needs of Fe in the body to form hemoglobin is reduced and the lust it happens in anemia in the pregnancy and most pregnant women do not want to consume tablets Fe. The health worker or midwife should increase again about the importance of health education particularly the good diet to prevent anemia during pregnancy and provide Fe tablets in pregnant women. Keywords: diet, anemia, Mom, Pregnant Contributor
: 1. Sulisdiana, M. Kes 2. Fifin Wijayanti, S.ST
Date
: 17 Juni 2014
Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : Right
: Open document
Summary : LATAR BELAKANG Mengatur pola makan yang baik selama masa kehamilan tidak hanya berpengaruh positif terhadap kesehatan ibu hamil, tetapi juga membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Ada sebuah hipotesis yang sangat terkemuka, yaitu Hipotesis Barker atau Fetal Programming Hypothesis, yang menyatakan bahwa asupan nutrisi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan bayi hingga usia dewasanya kelak. Seorang ibu hamil harus mengikuti diet sehat dan seimbang selama masa kehamilan untuk mendapatkan berat badan yang ideal dan untuk memastikan kesehatan bayinya. Kebutuhan energi meningkat selama masa kehamilan, terutama sebagai akibat pertumbuhan janin dan peningkatan berat badan ibu hamil. Kebutuhan energi tambahan juga tergantung pada tingkat aktivitas fisik ibu hamil (Djuwita, 2013). Beberapa kasus misalnya di masyarakat pesisir, anemia dianggap wajar yang ditandai dengan keadaan pucat dengan gejala pusing, lemah/kurang bergairah. Penyebab anemia menurut mereka karena ibu hamil kerja berat dan malas makan. Dianggap sesuatu hal yang wajar sebagai konsekuensi dari setiap kehamilan dan berusaha diatasi sendiri berdasarkan pengalaman dari generasi sebelumnya yaitu cukup dengan mengurut-urut kepala ibu sambil banyak beristirahat. Ibu hamil dalam menginterpretasikan masalah kesehatannya sendiri di dasarkan atas gejala atau rasa sakit yang mereka alami. Ada ibu hamil yang beranggapan jika gangguan kesehatan selama hamil adalah suatu hal yang wajar, ada juga yang mengalami gejala atau rasa sakit selama hamil jika masih dalam taraf ringan mereka berusaha mengatasi sendiri. Jika usaha tersebut ternyata tidak berhasil, baru kemudian mencari pertolongan pelayanan kesehatan tradisional atau pun professional (Hartati, 2013). Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2012, cakupan ibu hamil yang mendapat Fe3 yaitu sebesar 83,3% (Kemenkes RI, 2012). Di Jawa Timur pada tahun
2
persentase cakupan pemberian Fe1 (30 Tablet) sebesar 87,71% dan Fe3 (90 Tablet) sebesar 81,77%. Jika dibandingkan dengan target 2012, pencapaiannya belum memenuhi target, yaitu sebesar 85%. Khusus untuk pencapaian cakupan pemberian Fe3, target yang ditetapkan MDGs sebesar 95% pada tahun 2014. Hal ini berarti masih ada kesenjangan sebesar 13,23%. Sedangkan di Kabupaten Situbondo, ibu yang mengkonsumsi tablet Fe1 sebanyak 79,70% dan tablet Fe3 sebanyak 72,41, angka tersebut masih di bawah target SPM Tahun 2012 yakni sebesar 85%. Sebenarnya rendahnya cakupan Fe ini lebih disebabkan karena adanya under-reporting saja, sebab cakupan K1 yang mensyaratkan harus sudah diberi tablet Fe1 dan cakupan K4 yang mensyaratkan harus sudah diberi Fe3, sudah cukup tinggi (Dinkes Jatim, 2012). Fenomena yang ada di masyarakat pesisir Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo adalah penghasilan terbesar merupakan hasil laut dengan penghasilan menengah ke bawah. Rata-rata masyarakat pesisir tidak terlalu memasalahkan gangguan kesehatan selama hamil karena menganggap kehamilan adalah suatu hal yang wajar, dan kebanyakan masyarakat kurang menjaga pola makan pada saat hamil. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Masyarakat Pesisir Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo pada tanggal 1 Mei 2014 kepada 5 ibu hamil dengan metode wawancara, didapatkan bahwa 4 ibu hamil dengan pola makan tidak baik yaitu mengkonsumsi makanan pokok dan lauk pauk dan 3 ibu menyalami anemia sedangkan 1 ibu tidak mengalami anemia. 1 ibu hamil dengan pola makan baik yaitu telah mengkonsumi makanan pokok, lauk, sayur, buah dan susu tidak mengalami anemia kehamilan. Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g% pada trimester 2 (Ikhsan, 2009: 56). Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sering kali defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi yang disertai infeksi, gizi buruk atau kelainan herediter. Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi. Pola makan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan, kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil tersebut berpengaruh pada status gizi ibu (Prasetyono D.S, 2009). Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, ancaman dekompensasikordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2007). Masyarakat Jawa banyak wejangan yang diberikan kepada calon orang tua baru ini mengenai kehamilan tersebut agar sang ibu dan jabang bayi tetap sehat dan memiliki kondisi prima, seperti nakan makanan asam supaya mualnya hilang, jangan makan ikan, nanti bayi berbau amis, jangan makan daging, nanti perut panas, jangan minum air es, nanti jadi gemuk (Juliana, 2013). Mengatasi masalah anemia pada ibu hamil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur mempunyai program suplementasi tablet tambah darah yang bisa didapatkan di puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa menyebabkan sembelit atau diare (Rifai, 2012). Salah satu upaya bidan untuk mencegah anemia ialah dengan melakukan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan serta dapat melakukan pelayanan ANC dengan baik dan benar yang sesuai dengan standart pelayanan kesehatan. Bagi Ibu hamil disarankan untuk rutin dalam melakukan kunjungan ANC, ibu hamil juga memeriksakan kadar Hb secara rutin yaitu
3
minimal pada trimester I dan III serta memberi tablet tambah darah minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan dan bidan juga bertugas memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya tablet Fe dalam kehamilan (Suparyanto, 2012:3). Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe (Sandjaja, 2009: 160). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Variabel dalam penelitian ini adalah pola makan dan anemia pada ibu hamil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo pada April 2014 yaitu sebanyak 23 ibu hamil dengan sampel sebanyak 23 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling tipe purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo pada tanggal 26 Mei – 01 Juni 2014. Teknik pengumpulan data, bersumber dari data primer yang di peroleh langsung dan di catat untuk pertama kalinya oleh peneliti. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan Hb sahli. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 12 responden (52.2%), hampir setengah responden mengalami anemia sedang sebanyak 10 responden (34.8%), sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 12 responden (52.2%). Menurut Heaper 1986 dalam Nadeak (2011) pola makan adalah cara seseorang, kelompok orang dan keluarga dalam memilih jenis dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang atau lebih dan mempunyai khas untuk satu kelompok tertentu. Penanaman pola makan yang beraneka ragam makanan harus dilakukan sejak bayi, saat bayi masih makan nasi tim, yaitu ketika usia baru enam bulan ke atas, ibu harus tahu dan mampu menerapkan pola makan sehat. Selama masa hamil atau menyusui ibu harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi ini untuk memenuhi kebutuhan janin dan meningkatkan produksi ASI (Soetjiningsih, 2012). Pemasukan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual atau muntah, tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa. Untuk mengatasi rasa mual dan muntah sebaiknya porsi makanan ibu diberikan lebih sedikit dengan frekuensi pemberian lebih sering, sedangkan pada triwulan II nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat. Kebutuhan akan zat tenaga lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat hamil muda, demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan berwarna (Soetjiningsih, 2012). Pada kehamilan triwulan III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik, dan ibu sering merasa lapar. Pada masa ini hindari makan berlebihan sehingga berat badan tidak naik terlalu banyak. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti yang manis-manis dan gorengan perlu dikurangi. Bahan makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak dibandingkan pada kehamilan triwulan II, karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangat pesat, juga diperlukan untuk ibu dalam persiapan persalinan (Manuaba, 2009).
4
Berdasarkan hasil penelitian kebanyakan responden mempunyai pola makan tidak baik dalam kehamilannya dan responden mengungkapkan bahwa mereka mengalami menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual atau muntah, responden menungkapkan pola makan yang mereka lakukan seperti mengkonsumsi makanan yang kurang dan makanan terasa pahit sehingga mereka tidak nafsu makan dan mereka tidak mengetahui cara makan yang baik yaitu sedikit tetapi sering. Kemungkinan alasan yang relevan bagi responden mempunyai pola makan tidak baik dikarenakan mereka mengungkapkan tidak mengetahui efek samping jika pola makan mereka tidak baik terhadap kehamilan yang mereka alami. Para responden juga mengungkapkan bahwa mereka tidak mengetahui pola makan yang baik untuk ibu hamil seperti kebutuhan gizi pada ibu hamil trimester I, II, atau III, mereka menganggap kebutuhan gizinya sama saja.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden mengalami anemia sedang sebanyak 10 responden (34.8%). Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik (Rinhy, 2011). Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Kadar Hb Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita tidak hamil. (Arif Mansjoer,dkk. 2002: 547). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Sohimah, 2011). Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil (Stephenson, 2006). Berdasarkan penelitian sebagian besar responden mengalami anemia sedang pada kehamilannya dikarenakan pada kehamilannya mereka mempunyai pola makan yang tidak baik sehingga kebutuhan Fe oleh tubuh untuk membentuk hemoglobin berkurang sehingga terjadi anemia pada kehamilan serta kebanyakan ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sehingga memperberat penyakit anemia ibu hamil terlebih mereka mempunyai pola makan yang kurang baik saat hamil. Berdasarkan hasil penelitian kebanyakan responden mengalami anemia pada trimester II dikarenakan responden mempunyai pola makan yang kurang baik dan mereka menganggap pola makan hamil trimester I dan II sama. Pada saat hamil, jumlah darah yang masuk akan dipakai untuk kebutuhan ibu dan janin, maka volume darah didalam tubuh ibu menjadi berkurang. Akibatnya, pasokan oksigen ke otak menjadi berkurang. Di awal kehamilan sampai pertengahan trimester kedua, pembuluh darah ibu hamil cenderung melebar. Sering kali yang tersedia tidak cukup untuk mengisi ruang-ruang kosong di pembuluh darah yang melebar. Akibatnya, terjadi tekanan darah rendah. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden di Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 12 responden (52.2%). 2. Hampir setengah responden di Desa Mlandingan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo mengalami anemia sedang sebanyak 10 responden (34.8%). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapakan meneliti tentang konsumsi zat besi dan hamil diusia remaja yang mempengaruhi anemia kehamilan. 5
2.
3.
Praktis a. Bagi Profesi Bidan Bidan harus melakukan penyuluhan dan konseling dengan cara membuat poster dan leaflet tentang pola makan yang baik pada masa kehamilan serta dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan memberikan tablet Fe pada saat ibu melakukan ANC. b. Bagi Responden Diharapkan responden bisa menerapkan pola makan yang baik saat hamil. Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi dapat menambah kepustakaan tentang kebidanan khususnya tentang anemia pada kehamilan, sehingga dapat menunjang penelitian yang ada di dalam institusi pendidikan.
Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Jl. Wijaya Kusuma Gang 8 No.09 RT.01/RW.01 Kelurahan Dawuhan Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo - Email :
[email protected] - No. HP : 085336563193
6