Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
SIKAP BURUH BANGUNAN TERHADAP ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MEWUJUDKAN BANGUNAN TAHAN GEMPA Dewi Yustiarini1, Tedi Maulana2, Tiara Arianti3, dan T. Setya Muyasir4 1,2,3,4
Departemen Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi 229 Bandung Email:
[email protected]
ABSTRAK Kecelakaan kerja banyak terjadi pada pekerja proyek konstruksi bangunan. Selain karena faktor alam, kecelakaan kerja dapat terjadi karena faktor manusianya sendiri. Bukan hanya kelalaian, kurang konsentrasi, kesalahan prosedur pekerjaan saat melaksakan kerja saja penyebab yang di sebabkan karena faktor manusia. Ketidakdisiplinan para pekerja terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) yang menyebabkan peluang terjadinya kecelakaan kerja tersebut semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap tenaga kerja terhadap penggunaan alat pelindung diri dan penyebab utama kenapa mereka tidak menggunakan APD. Pada penelitian ini kami menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa angket yang terdiri dari 8 pokok permasalahan yang terbagi kedalam 54 pertanyaan, dengan menggunakan metode kuantitatif ini kami dapat mencari fakta-fakta dan sebab-sebab gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individuindividu. Dari penelitian lapangan tersebut kami menggunakan metode statistik parametrik untuk mengolah data yang kami dapatkan, metode tersebut menyatakan jika ada 30 responden maka data tersebut dapat di olah dan dinyatakan valid. Hasilnya bahwa Ketidakdisiplinan pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri bukan karena mereka tidak mengetahui apa itu alat pelindung diri dan penyebab kecelakaan kerjanya. Mereka semua sudah mengetahui dan sadar akan hal tersebut karena mereka rutin mendapatkan sosialisasi dari kontraktor tetapi kebiasaan dan pengaruh lingkungan lah yang membuat mereka tidak menggunakan alat pelindung diri meskipun alat tersebut telah di sediakan di proyek, dan masih adanya budaya tidak saling mengingatkan antar pekerja dan tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri menjadi salah satu faktor mengapa para pekerja tidak mau menggunakan alat pelindung diri. Kata kunci: buruh bangunan, APD, sikap, proyek, kecelakaan kerja
1.
PENDAHULUAN
Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude, yaitu suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus Bahasa Indonesia oleh W.J.S.Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Sedangkan perilaku manusia adalah tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas. Bohar Soeharto mengatakan perilaku adalah hasil proses belajar mengajar yang terjadi akibat dari interaksi dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang diakibatkan oleh pengalaman-pengalaman pribadi. Sikap dan perilaku merupakan hal yang berbeda, sikap terjadi karena didasari pengetahuan yang dimiliki oleh seorang yang bersangkutan sedangkan perilaku terjadi karena pengalaman pribadi dari orang itu sendiri tanpa berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan definisi diatas, kami memutuskan untuk meneliti tentang sikap dari seseorang bukan perilaku seseorang. Dan hal tersebut kami kaitan dengan kebiasaan dari pekerja konstruksi yang tidak mau menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Sehingga kami menyimpulkan untuk meneliti sikap tenaga kerja terhadap penggunaan alat pelindung diri. Kecelakaan kerja banyak terjadi pada pekerja proyek konstruksi bangunan, hal ini dapat disebabkan karena factor alam dan juga faktor manusia dalam hal ini tenaga kerja. Bukan hanya kelalaian, kurang konsentrasi, kesalahan prosedur pekerjaan saat melaksakan kerja saja penyebab yang disebabkan karena faktor manusia. Ketidakdisiplinan para pekerja terhadap penggunaan alat pelindung dirilah yang menyebabkan peluang terjadinya kecelakaan kerja tersebut semakin besar. Timbul pertanyaan perihal penyebab dari ketidakdisiplinan para pekerja tersebut hingga menyebabkan kecelakaan kerja. Dari pertanyaan ini, kami mencoba untuk meneliti penyebab pekerja tidak
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 461
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja sehingga kami dapat menyimpulkan apa penyebab utama dari ketidakmauan pekerja konstruksi menggunakan alat pelindung diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap tenaga kerja terhadap penggunaan alat pelindung diri dan penyebab utama kenapa mereka tidak menggunakan alat tersebut. Serta untuk mencari solusi untuk kontraktor maupun pekerja sehingga tidak ada lagi pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.
2.
LANDASAN TEORI
Komponen sikap Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni: kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975; Krech dan Ballacy, 1963, Howard dan Kendler 1974, Gerungan, 2000). Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai - nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu. Oleh karena itu, komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilaiannya. Sedang komponen kecenderungan bertindak berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dan keinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu objek atau subjek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap objek atau subjek.
Karakteristik sikap Selain mempunyai komponen, sikap juga mempunyai beberapa karakteriatik yaitu sikap mempunyai arah, intensitas, keluasan, konsisten, dan spontanitas. Arah disini maksudnya arah positif atau negati; intensitas maksudnya kekuatan sikap itu sendiri, dimana setiap orang belum tentu mempunyai kekuatan sikap yang sama. Dua orang yang samasama mempunyai sikap positif terhadap sesuatu, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan kekuatan sikapnya, yang satu positif tetapi yang satu lagi lebih positif. Keluasan sikap meliputi cakupan aspek obyek sikap yang disetujui atau tidak disetujui oleh seseorang. Sedangkan konsistensi adalah kesesuaian antara pernyataan sikap dengan responnya, atau tidak adanya kebimbangan dalam bersikap. Karakteristik sikap terakhir adalah spontanitas yaitu sejauh mana kesiapan subyek untuk mengatakan sikapnya secara spontan. Suatu sikap dapat dikatakan mempunyai spontanitas yang tinggi, apabila sikap dinyatakan tanpa perlu pengungkapan atau desakan agar subyek menyatakan sikapnya.
Metode pemasangan dinding Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan batu kali dan pengecoran beton (foot plate, sloof, kolom, balok, pelat lantai) selesai. Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar diproleh hasil pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun vertikal, setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis dan pada tumpuan bentang lebih dari 1 m’ diberi balok latei demikian pula halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi yang digunakan untuk pasangan batu bata adalah 1pc : 5ps, untuk pasangan rollag dan ruang kedap airadalah 1pc : 2ps.
Alat pelindung diri dalam pemasangan dinding batu bata Berikut ini Alat Pelindung Diri yang digunakan dalam pemasangan dinding batu bata : 1. Safety Helmet Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. 2. Sabuk Keselamatan (safety belt) Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain) 3. Sepatu Karet (sepatu boot) Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. 4. Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 462
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
5. Pakaian kerja Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber – sumber bahaya tertentu seperti terhadap radiasi panas, terhadap radiasi mengion, terhadap cairan dan bahan – bahan kimia. Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron (penutup / menahan radiasi), yang berfungsi untuk menutupi sebagian atau seluruh badan dari panas, percikan api, pada suhu dingin, cairan kimia, oli, dari gas berbahaya atau beracun, serta dari sinar
3.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian yang kami lakukan, kami menggunakan metode pengumpulan data penelitian dengan metode angket. Metode angket, alat pengumpulan datanya juga disebut angket, dan sumber datanya berupa orang atau dikenal dengan istilah responden (respondent). Pada metode ini, pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada para responden untuk dijawab, setelah pertanyaan dijawab, dikembalikan lagi kepihak peneliti. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan tertutup dan dapat pula berupa pertanyaan terbuka. Disebut pertanyaan wawancara terbuka, apabila jawabannya tidak disediakan dan responden harus memformulasikan sendiri jawabanya. Dalam suatu angket (selaku alat pengumpulan data), bisa saja seluruh pertanyaannya berupa pertanyaan tertutup, atau seluruhnya berupa pertanyaa terbuka atau sebagian berupa pertanyaan tertutup dan sebagian pertanyaan terbuka. Penggunaan metode angket, tentu saja baru mungkin dilakukan apabila sumber datanya bisa membaca dan menulis. Karena angket sepenuhnya menjadi wakil peneliti (melalui perantaraan pertanyaan pertanyaan tertulis), maka harus dinyatakan secara amat jelas, sederhana, dan menggunakan kata atau istilah yang tidak menimbulkan pengertian ganda dan perlu juga disertai petunjuk pengisian sebagaimana yang dikehendaki oleh peneliti. Metode angket hanya relevan digunakan untuk menghimpun informasi atau keterangan mengenai hal-hal yang diketahui oleh responden menurut apa yang ia alami dan/ atau diketahui. Dalam metode angket, kami menyusun angket terdiri dari 55 pertanyaan. Pertanyaan tersebut berasal dari delapan hal mendasar yang berkaitan dengan sikap tenaga kerja terhadap penggunaan alat pelindung diri. Di antaranya terdiri dari: Pengetahuan dasar APD, Pengetahuan dasar Resiko Kecelakaan Kerja, Pengetahuan dasar peraturan keselamatan kerja, Kesadaran Pribadi, Kepemilikan APD, Lingkungan Kerja, Pengalaman terhadap APD, dan Keyakinan terhadap APD. Dengan mengelompokkannya menjadi delapan bagian, hal ini membuat kami menjadi lebih mudah dalam mengambil kesimpulan dari penelitian tersebut. Untuk metode wawancara, kami tidak membuat pedoman wawancaranya. Tetapi kami bertanya langsung kepada narasumber menggunakan pertanyaan yang berasal dari angket tersebut dengan mengambil pertanyaan utama dari angket yang kami susun. Analisis data yang digunakan menentukan besarnya anggota sampel. Untuk penelitian ini kami menggunakan teknik statistika parametrik yang memerlukan data yang lebih besar dengan data minimal sebanyak 30 orang. Sedangkan data yang dianalisis dengan teknik statistika nonparametric cukup menggunakan data yang relative kecil. Dalam pengolahan data kami menggunakan ukuran pemusatan rerata (Mean). Mean merupakan nilai bilangan yang berasal dari jumlah keseluruhan nilai bilangan dibagi dengan banyak unit/bilangan. Definisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: atau secara singkat M
di mana
M = Mean X = Besarnya bilangan berturut-turut (X1,X2,X3….Xn) ∑ = Jumlah keseluruhan N = Banyaknya unit/ bilangan
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah kami lakukan kepada 30 orang pekerja konstruksi pemasangan dinding. Hasil diatas kami olah menggunakan teknik persentase sederhana dengan membagi jumlah jawaban dengan jumlah responden lalu dikalikan dengan 100. Kemudian dari hasil tersebut kami rata-ratakan berdasarkan jumlah soal yang ada. Karena penelitian ini di bagi kedalam sembilan kelompok pertanyaan maka untuk hasilnya pun kami kelompokkan kembali berdasarkan kelompoknya masing-masing. Dengan hasil sebagai berikut :
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 463
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Tabel 1. Pengetahuan Dasar APD
No
PERTANYAAN
YA (%)
TIDAK (%)
1
Apakah anda mengetahui apa itu Alat Pelindung Diri?
96,67
3,33
2
Apakah anda mengetahui apa fungsi dari Alat Pelindung Diri?
96,67
3,33
3
96,67
3,33
4
Apakah anda mengetahui tentang adanya peraturan penggunaan Alat pelindung diri? Apakah peraturan tersebut pernah disosialisasikan?
100,00
0,00
5
Apakah anda pernah ikut sosialisasi tersebut?
100,00
0,00
6
Apakah sosialisasi tersebut rutin dilaksanakan?
100,00
0,00
7
100,00
0,00
8
Apakah sosialisasi tersebut diselengarakan oleh kontraktor atau pemilik bangunan? Apakah sosialisasi tersebut diselengarakan oleh mandor?
3,33
96,67
9
Apakah anda sudah mengaplikasikan peraturan tersebut?
23,33
76,67
Rata - Rata
95,93
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 2. Pengetahuan Dasar Resiko Kecelakaan Kerja PERTANYAAN Apakah anda mengetahui resiko kecelakaan kerja dari pekerjaan yang anda kerjakan? Apakah anda mengetahui dampak yang akan terjadi jika anda mengalami kecelakaan kerja? Apakah anda mengetahui apa saja penyebab kecelakaan kerja pada pekerjaan anda? pernah dilakukan tentang sosialisasi tentang kecelakaan kerja? Apakah Apakah anda pernah ikut sosialisasi tentang kecelakaan kerja? Apakah sosialisasi tentang kecelakaan kerja diselengarakan oleh kontraktor atau pemilik Apakahbangunan? sosialisasi tentang kecelakaan kerja diselengarakan oleh mandor? Apakah anda menyadari resiko yang terjadi jika anda tidak menggunakan alat pelindung diri? Rata Rata
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 3. Kepemilikan Alat Pelindung Diri PERTANYAAN Apakah alat pelindung diri seperti Sarung Tangan milik anda pribadi? Apakah alat pelindung diri seperti Sepatu Karet milik anda pribadi? Apakah alat pelindung diri seperti Pakaian Kerja milik anda pribadi? Apakah alat pelindung diri seperti Safety Helmet milik anda pribadi? Apakah alat pelindung diri seperti Safety Belt milik anda pribadi? Apakah alat pelindung diri seperti Sepatu Karet disediakan oleh kontraktor? Apakah alat pelindung diri seperti Sepatu Karet ada disediakan oleh kontraktor? Apakah alat pelindung diri seperti Pakaian Kerja ada disediakan oleh kontraktor? Apakah alat pelindung diri seperti Safety Helmet ada disediakan oleh kontraktor? Apakah alat pelindung diri seperti Safety Belt ada disediakan oleh kontraktor? Rata - Rata
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 464
YA (% )
TIDAK (% )
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 3,33 96,67 88,15
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 96,67 3,33
YA (% ) TIDAK (% ) 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
No
4 5
YA (% )
TIDAK (% )
1
Apakah anda melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti pakaian kerja milik anda pribadi?
0,00
100,00
2
Apakah anda melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Safety Belt milik anda pribadi?
0,00
100,00
3
Apakah anda melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Safety Helmet milik anda pribadi?
0,00
100,00
4
Apakah anda melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Sepatu Karet milik anda pribadi?
0,00
100,00
5
Apakah anda melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Sarung Tangan milik anda pribadi?
0,00
100,00
6
Apakah kontraktor/mandor yang melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Sarung Tangan?
100,00
0,00
7
Apakah kontraktor/mandor yang melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Sepatu Karet ?
100,00
0,00
8
Apakah kontraktor/mandor yang melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Safety Helmet?
100,00
0,00
9
Apakah kontraktor/mandor yang melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Safety Belt?
100,00
0,00
10
Apakah kontraktor/mandor yang melakukan perawatan/ pemeliharaan terhadap Alat Pelindung Diri seperti Pakaian Kerja? Rata - Rata
100,00 100,00
0,00
No 1 2 3
Tabel 4. Perawatan Terhadap Alat Pelindung Diri PERTANYAAN
Tabel 6. Kenyamanan Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri PERTANYAAN Apakah anda nyaman dengan sepatu karet yang anda pakai saat anda bekerja? Apakah anda nyaman dengan sarung tangan yang anda pakai saat anda bekerja? Apakah anda nyaman dengan Safety Belt yang anda pakai saat anda bekerja di ketinggian? Apakah anda nyaman dengan Safety Helmet yang anda pakai saat anda bekerja? Apakah anda nyaman dengan pakaian kerja yang anda pakai saat anda bekerja? Rata - Rata
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 465
YA (% ) TIDAK (% ) 76,67 23,33 90,00 10,00 0,00 23,33 13,33 86,00
100,00 76,67 86,67
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Tabel 7. Lingkungan Kerja PERTANYAAN Apakah teman-teman anda menggunakan Alat Pelindung Diri saat bekerja? Apakah anda dan teman anda saling mengingatkan dalam penggunaan Alat pelindung Apakah adadiri? pengawas yang mengawasi penggunaan alat pelindung diri? Apakah ada sanksi dari kontraktor/mandor jika anda tidak menggunakan Alat Pelindung Diri? Rata - Rata
No 1 2 3 4
YA (% ) TIDAK (% ) 30,00 23,33 100,00 100,00 86,67
70,00 76,67 0,00 0,00
Tabel 8. Pengalaman terhadap Alat Pelindung Diri No 1
PERTANYAAN Apakah anda pernah mengalami kecelakaan akibat tidak menggunakan Alat Pelindung Diri?
YA (% ) TIDAK (% ) 40,00
Rata - Rata
60,00
60,00
Tabel 9. Keyakinan terhadap Alat Pelindung Diri No
PERTANYAAN
YA (% )
TIDAK (% )
1
Apakah anda sadar pentingnya Alat Pelindung Diri untuk anda?
100,00
0,00
2
Apakah anda yakin dengan menggunakan Alat Pelindung Diri dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja?
100,00
0,00
Rata - Rata
100,00
Gambar 1. Hasil observasi lapangan
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 466
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
5.
KESIMPULAN
Kami dapat menyimpulkan bahwa Ketidakdisiplinan pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri bukan karena mereka tidak mengetahui apa itu alat pelindung diri dan penyebab kecelakaan kerjanya. Mereka semua sudah mengetahui dan sadar akan hal tersebut karena mereka rutin mendapatkan sosialisasi dari kontraktor tetapi kebiasaan dan pengaruh lingkungan lah yang membuat mereka tidak menggunakan alat pelindung diri meskipun alat tersebut telah di sediakan di proyek, dan masih adanya budaya tidak saling mengingatkan antar pekerja dan tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri menjadi salah satu faktor mengapa para pekerja tidak mau menggunakan alat pelindung diri.
DAFTAR PUSTAKA Faisal, Sanapiah (1992) Format-Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers Hal.51-52, Hal.185 Usman, Husaini dan Akbar, Setiady Purnomo (1995) Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hal. 49 Idrus, Muhammad (2009) Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta :PT Gelora Aksara Pratama
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 467
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Paper ID : MK08 Manajemen Konstruksi 468