Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR KEJURUAN MERAKIT KOMPUTER PC MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN JOBSHEET DAN GAMBAR SISWA TINGKAT X MULTIMEDIA 1 SEMESTER GENAP SMKN 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Farida Herawati Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar kompetensi dasar kejuruan merakit komputer siswa tingkat X Multimedia 1 SMK Negeri 1 Tanjung melalui penggunaan metode demonstrasi dengan jobsheet dan gambar. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yang masing – masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus pertama persentase ketuntasan belajar perorangan sebesar 74%, dan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 74% meningkat pada akhir siklus kedua, yaitu persentase belajar perorangan naik menjadi 91% dan persentase belajar klasikal naik menjadi 86%. Hasil ini menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan kualitas pembelajaran kompetensi dasar kejuruan merakit komputer siswa SMK Negeri 1 Tanjung melalui penggunaan metode Demonstrasi dengan Jobsheet dan Gambar. Kata Kunci: Minat, hasil belajar, metode demonstrasi, jobsheet, gambar PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses ituberupa transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan.Penerima proses adalah siswa yang sedang tumbuh dan berkembangmenuju ke arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkatdan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang danberlangsung sepanjang kehidupan.Keberhasilan proses pembelajaran yang efektif ditentukan oleh beberapa komponen utama diantaranya adalah guru, siswa dan metode pembelajaran. Proses pembelajaran yang efektif akan berhasil dengan baikapabila guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan banyakmelibatkan peran aktif siswa. Oleh karena itu, perlunya untuk menumbuhkankeaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan metode pembelajaranyang tepat sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan memperoleh prestasi belajar yang baik. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebihmudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi, diajuga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya.Proses pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terlaksana jika persiapan guru matang dan terprogram dengan maksimal. Seorang gurujuga sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian secara umum mengenai
sifatberbagai metode, baik mengenai kebaikan metode maupun mengenaikelemahankelemahannya. Dalam upaya mencapai hasil yang maksimal dalam pendidikan, guru dalam penyampaian mata pelajarannya harus senantiasa menggunakan berbagai media serta harus senantiasa memberikan dorongan kepada setiap siswa agar siswa mampu untuk meningkatkan kemampuan belajarnya. Seperti halnya di sekolah lain pada umumnya, guru berupaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar para siswa, karena seringkali guru mengeluhkan hasil penilaian pembelajaran tidak begitu menggembirakan atau dibawah ketuntasan minimal yang diharapkan sekolah. Demikian halnya dengan materi pelajaran produktif dengan standar kompetensi Merakit Komputer PC tingkat X seringkali dikeluhkan oleh para siswa sebagai materi yang harus lebih dipahami dan dimengerti. Kecenderungan kondisi di atas tersebut berdampak pula pada pembelajaran kompetensi dasar kejuruan Merakit Komputer PC sehingga akan mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Kembali pada masalah pembelajaran Merakit Komputer PC di SMK Negeri 1 Tanjung khususnya pada tingkat X Multimedia 1 masih banyak terdapat siswa yang kurang memahami dan menguasai materi tersebut, walaupun guru sudah memberikan materi tersebut dengan jelas dan detail tetapi siswa yang menerima materi tersebut masih saja belum bisa menyerap dan menguasai dengan baik materi Merakit Komputer PC tersebut, akhirnya hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dan tidak mengalami
55
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
ketuntasan dalam hasil belajarnya. Kondisi tersebut tentunya bukan semata-mata karena daya serap siswa yang rendah, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi karena metode pembelajaran yang kurang relevan, model pembelajaran yang kurang menarik, media pembelajaran yang kurang mendukung, atau mungkin karena faktor kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran yang kurang, dan sebagainya. Namun dari beberapa faktor tersebut berdasarkan studi pendahulu yang peneliti lakukan terdapat kecenderungan yang mengarah pada faktor model dan media pembelajaran yang harus diperbaiki. Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode dan media yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Berdasarkan paparan tersebut diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar hasil belajar Kompetensi dasar Kejuruan Merakit Komputer PC pada siswa tingkat X Multimedia 1 semester genap tahun pelajaran 2013/2014 melalui metode Demonstrasi dengan Jobsheet dan Gambar. TINJAUAN PUSTAKA Metode Demonstrasi Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran.Pembelajaran inovatif model Demonstrasi adalah salah satu tipe atau model pembelajaran inovatif yang mudah diterapkan. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan, (Google http:\\www.kajianpustaka.com/2012). Menurut Djamarah, (2008:210) bahwa metode demonstrasi
56
adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya . Syah (2000:22) menyatakan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Sedangkan menurut Roehstyah (2001:81) mendefinisikan metode demonstrasi adalah cara mengajar instruktur atau guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Rochman (2007:98) mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu seperti (1) Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan fisik dan motoric; (2) Mengembangkan kemampuan pengamatan, pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama; (3) Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa. Dengan kata lain, metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh guru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar metode demonstrasi berjalan efektif diantaranya (1) Guru harus menyusun tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar; (2) Mempertimbangkan dengan seksama apakah dengan teknik yang akan dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan; (3) Mempertimbangkan pula jumlah siswa dalam kelas, apakah memberikan kesempatan untuk berdemonstrasi; (4) Mengecek alat-alat demonstrasi tentang kondisi dan jumlahnya. Media Gambar Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Menurut Sadiman Arief S. (2003:21), media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Menurut Purwanto dan Alim (1997:63), kelebihan media gambar adalah (1) Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata; (2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; (3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan; (4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja; (5) Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan. Sedangkan kelemahan media gambar menurut Purwanto dan Alim (1997:63) adalah : 1. Gambar menekankan persepsi indera mata, 2. Gambar berada yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Menurut Sadiman Arief S. (2003:25), ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh media gambar, yaitu (1) Harus Autentik. Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. Membicarakan atau menyampaikan suatu kejadian sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti kalau menemukan buku tiga buah, sampaikanlah sesuai banyak benda yang ditemukannya; (2) Sederhana. Komposisinya hendak cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar, jangan sampai kelebihan sehingga dapat membuat kesulitan siswa untuk memahaminya;(3) Ukuran Relatif. Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya. Hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal siswa sehingga dapat membantu membayangkan gambar dan isinya; (4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gambar yang baik menunjukkan objek dalam keadaan memperlihatkan aktivitas tertentu sesuai dengan tema pembelajaran; (5) Gambar yang tersedia perlu digunakan sebaikbaiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran; (6) Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaranyang ingin dicapai. Menurut Subana (1998:322) menjelaskan manfaat dari gambar sebagai media pembelajaran, diantaranya adalah (1) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa;(2) Mempermudah pengertian/ pemahaman siswa; (3) Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak; (4) Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting/ yang kecil sehingga dapat diamati; dan (5) Menyingkat suatu uraian. Minat Minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan
lingkungan. Minat adalah ”Perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi, dan memiliki sesuatu”. Minat muncul karena ada perasaan tertarik terhadap sesuatu hal yang sedang dikerjakan atau suatu kegiatan, dengan demikian minat itu merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang terhadap suatu kegiatan yang membuat orang tersebut merasa tertarik. Crow & Crow dalam Wawan menjabarkan bahwa ”minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang , suatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Menurut Belly (2006:4), minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Selanjutnya menurut Bob dan Anik Anwar (1983:210), mengemukakan bahwa minat adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Kesimpulan dari berbagai definisi tentang minat, bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam memujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Sardiman mengemukakan minat adalah ”suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri”. Sedangkan Natawijaya mengatakan bahwa minat adalah ”suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir denga penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan dan kesenangan”. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Job-sheet Lembaran kerja (Job-sheet) adalah lembar pekerjaan yang memiliki gambar kerja sebagai
57
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
materi yang akan dipraktikkan dan dibarengi oleh langkah-langkah kerja operasional serta dilengkapi lengkap oleh evaluasi hasil praktik siswa. Lembaran Kerja berfungsi sebagai pedoman, pelaksanaan kegiatan pembelajaran praktik di laboratorium dan lembaran kerja juga dilengkapi dengan lembar evaluasi hasil kerja siswa. Edy Supriadi dkk (1997) mengatakan fungsi Lembaran Kerja adalah (1) sebagai pedoman bagi guru mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran; (2) Pedoman bagi siswa dalam proses pembelajaran praktikl (3) Sebagai alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil latihan. Di dalam pembuatan Lembaran Kerja (Jobsheet), ditulis dengan bahasa yang baku, jelas, sederhana, komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Menggunakan notasi-notasi dan istilahistilah yang lazim dan banyak digunakan di lingkungan sekolah/ dunia kerja. Untuk lebih mudah memahami, maka lembaran kerja harus dilengkapi dengan ilustrasi gambar, yang secara visual memberikan gambaran nyata tentang substansi yang dipraktikkan. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dari aspek kognitif merupakan kemampuan siswa dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis. Untuk membuat keputusan prestasi individu banyak diperlukan keterangan yang relevan.Keterangan itu banyak diperoleh dengan pengukuran dan menggunakan alat ukur yang disebut tes. Proses pengukuran yang berkenaan dengan proses mengkonstruksi, mengadminstrasikan dan menskorkan tes (Hamalik, 2003:1). Sudjana (2002:22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Selanjutnya dia juga membagi keterampilan dalam tiga macam yaitu, 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, dan 3) sikap dan cita-cita. Sedangkan menurut Gagne (1992:22) membagi 5 katagori dalam belajar yakni, 1) informasi ferbal, 2) keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif, 4) sikap, dan 5) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional menunakan klasifikasi hasil belajar dari Bunyamin Bloom dalam gagne (1992:23) yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor). Hasil belajar seorang peserta didik biasanya dinyatakan dengan angka, untuk mendapatkan nilai tersebut dilakukan penilaian. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai,
58
dengan kata lain tujuan itu adalah sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Penilaian kegiatan belajar dan nilai hasil dapat dilakukan dengan suatu alat evaluasi yang berupa tes. Dari hasil evaluasi didapatkan berupa data kuantitatif, yakni angka-angka sebagai indikator yang mencerminkan kemampuan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran. Angka atau bilangan numerik dalam hasil belajar disebut data mentah.Agar skor ini mempunyai nilai sehingga dapat ditafsirkan untuk menentukan prestasi peserta didik perlu diolah menjadi skor masak. Adapun tujuan penilaian menurut Arikunto (2008:7) adalah mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan pelajaran karena telah menguasai meteri dan siswa mana yang harus mengulang materi palajaran, serta untuk mengetahui apakah metode yang di gunakan dalam pembelajaran setelah sesuai.Sudjana (2002:2) menjelaskan tujuan penilaian adalah untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan intruksional oleh siswa. Hasil belajar yang dikuasai sesuai target adalah 65% untuk individu dan untuk klasikal adalah 85 Dalam menilai keberhasilan sebuah pembelajaran dapat dilakukan di kelas dengan teknik evaluasi yang di lakukan oleh seorang pendidik, guna menilai keberhasilan metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang diharapkan (perubahan) setelah seseorang belajar, bisa berupa penguasaan konsep, keterampilan atau sikap. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor guru. Diantara sekian banyak faktor guru, yang paling penting adalah metoda atau model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Bentuk dan tipe hasil belajar menurut Nana Sujana (2001) belajar dapat dilihat: (1) sebagai proses, (2) sebagai hasil, dan (3) sebagai fungsi. Sedangkan menurut Howard Kingsley dalam Nana Sujana hasil belajar berupa : (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Pada pembelajaran konvensional, guru menjadi pusat sumber belajar, dimana siswa hanya menerima informasi dari guru (pasif), sedangkan pada model pemblajaran kooperatif khususnya Demonstrasi maka pembelajaran berpusat pada siswa, guru hanya sebagai motivator saja. Menurut Winkel (1991:42), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.Dalam
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
hal ini hasil belajar meliputi keaktifan, ketrampilan proses, motivasi, juga prestasi belajar. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes hasil belajar yang dilakukan oleh setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dasar Kompetensi Kejuruan Merakit Komputer PC Pada Program Keahlian Teknologi Komunikasi dan Informasi, dasar kompetensi kejuruan yang diberikan pada siswa adalah merakit PC yang terdiri dari (1) Menjelaskan konsep sistem komputer; (2) Menjelaskan fungsi komponen-komponen/ Periferal PC; (3) Mengidentifikasi keamanan & keselamatan Kerja; (4) Menjelaskan troubleshooting perakitan PC; (5) Mengidentikasi peralatan merakit PC; (6) Menguji perakitan PC. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tanjung pada bulan April 2014 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X Multimedia 1 yang berjumlah 34 orang, terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah kegiatan selama pembelajaran serta hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart melalui siklus. Berdasarkan diskusi kolaboratif antara guru sebagai peneliti dan guru rekan sejawat sebagai observer metodel belajar yang digunakan adalah metode Demonstrasi dengan media jobsheet dan gambar. Tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja dan prosedur tindakan dengan mengadaptasi model Kemmis dan McTaggart, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh adalah (1) Pengamatan,
instrumen yang digunakan selama pengamatan adalah lembar pengamatan agar pencatatan pengamatan lebih sistematis; (2) Tes, digunakan untuk menilai keterserapan materi selama pembelajaran. Tes yang dilakukan berupa pre-test dan post test. Penilaian tes
disesuaikan dengan bobot soal, dengan skor maksimal tes 100 dan skor minimal 0; (3) Dokumentasi, yaitu dokumen yang digunakan selama penelitian, yaitu hasil tes, jobsheet, dan foto. Tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah dari nilai tes yang diperoleh siswa pada awal atau akhir pelajaran. Indikator ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) adalah (1) Siswa telah tuntas jika telah mencapai nilai KKM, yaitu 75 (Ketuntasan Belajar Individu); (2) Kelas telah belajar tuntas jika terdapat 85% siswa telah mencapai nilai KKM, yaitu 75 (Ketuntasan Belajar Klasikal). HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri khas dari penelitian tindakan kelas adalah dalam melaksanakan penelitiannya seorang peneliti melakukan tindakan kelas. Tindakan kelas yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran adalah dalam rangka memecahkan masalah yang sering muncul dalam proses belajar mengajar. Masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah rendahnya minat dan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, guru belum menggunakan media dan metode pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran dilaksanakan secara konvensional, yaitu dengan mengacu pada RPP yang dibuat dan menggunakan papan tulis sebagai media mencatat. Pada Siklus I, guru peneliti sudah menggunakan media pembelajaran interaktif yaitu berupa CD pembelajaran. Secara garis besar, tindakan-tindakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini terangkum dalam tabel 1 berikut. Tabel 1. Rangkuman Situasi dan Tindakan No. Situasi Tindakan 1. Kondisi Guru masih menggunakan Awal Metode Pembelajaran konvensional 2. Siklus I Guru sudah menggunakan media CD pembelajaran interaktif, metode Demonstrasi denganjobsheet dan gambar 3. Siklus II Guru lebih membiasakan menggunakan metode demonstrasi dengan jobsheet dan gambar. Siswa lebih aktif dan terampil. Tindakan guru peneliti dalam proses pembelajaran pada kondisi awal belum memanfaatkan media dan metode pembelajaran
59
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
yang baik. Keadaan yang demikian mengakibatkan kurangnya perhatian siswa terhadap materi Merakit Komputer PC yang disampaikan oleh guru. Proses belajar mengajar masih didominasi metode catat mencatat, guru masih mengajar secara konvensional sehingga siswa kurang tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran menjadi sedikit. Hal ini mengakibatkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran menjadi rendah. Rendahnya daya serap siswa dibuktikan dengan rendahnya nilai hasil belajar. Guru peneliti memanfaatkan media CD Pembelajaran Interaktif sebagai media penambah disamping metode demonstrasi, jobsheet dan pemberian gambargambar saat pembelajaran siklus I. Materi belajar tentang Merakit Komputer PC yang disampaikan melalui CD Pembelajaran Interaktif, metode demonstrasi dengan jobsheet dan gambar memang mempengaruhi perhatian siswa terhadap penyampaian materi. Siswa mulai memperhatikan materi dengan perhatian yang lebih, hal ini terbukti dengan peningkatan ketuntasan belajar perorangan.Persentase ketuntasan belajar perorangan pada kondisi awal sebesar 53% meningkat menjadi 74%.Tetapi hal ini masih juga mengalami kendala, siswa masih kesulitan dalam penguasaanmateri karena siswa belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Keaktifan dan keterampilan siswa masih belum optimal meskipun guru peneliti sudah menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi pelajaran. Ketika penilaian tindakan kelas memasuki Siklus II, guru peneliti lebih membiasakan siswa menggunakan metode demonstrasi dalam penyampaian materi Merakit Komputer PC.Pada Siklus II ini guru melibatkan siswa secara lebih aktif.Dengan metode demonstrasi ini terlihat bahwa suasana belajar menjadi lebih hidup, semua siswa dapat mencoba sendiri merakit komputer sehingga terlihat aktif dan lebih terampil, sehingga daya serap siswa terhadap materi Merakit Komputer PC menjadi meningkat.Terlihat dari persentase ketuntasan belajar perorangan, yaitu pada Siklus I sebesar 74% meningkat menjadi 91% pada Siklus II. Selanjutnya berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti sejak dari kondisi awal, keadaan diakhir Siklus I sampai dengan keadaan diakhir Siklus II, sesuai dengan data-data yang diperlukan ternyata terjadi peningkatan yang terus-menerus pada ketuntasan belajar siswa. Selain ketuntasan belajar perorangan meningkat, juga dapat diketahui bahwa akibat pengaruh
60
tindakan kelas tersebut terjadi peningkatan persentase pada ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan belajar perorangan subjek penelitian dari kondisi awal sebesar 53% ke akhir Siklus I yang mencapai 74% berarti mengalami kenaikan sebesar 21%. Dari Siklus I ke akhir Siklus II juga ada peningkatan ketuntasan belajar perorangan, yaitu dari 74% pada Siklus I menjadi 91% di akhir Siklus II. Dengan demikian dari kondisi awal ke kondisi akhir ketuntasan belajar perorangan mengalami peningkatan sebesar 38%. Hal tersebut juga terjadi peningkatan pada ketuntasan belajar klasikal, yaitu 66% pada kondisi awal menjadi 86% pada akhir siklus II, yang berarti terjadi kenaikan sebesar 20%. Peningkatan ketuntasan belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir Siklus I sangat mungkin terjadi karena adanya perubahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sebelum diadakannya tindakan kelas, guru belum menggunakan media dan metode pembelajaran yang baik dalam pembelajaran yang diselenggarakannya. Pembelajaran dalam Siklus I, guru sudah menggunakan metodepembelajaran yang terencana dan terarah, yaitu metode demonstrasi dengan jobsheet dan gambar, walaupun siswa masih terlihat belum semuanya aktiftetapi penggunaan metode pembelajaran ini membuat perhatian siswa terarah pada materi yang diajarkan guru, siswa menjadi lebih tertarik. Masuk pada pembelajaran dalam Siklus II, guru semakin membiasakan menggunakan metode demonstrasi dengan jobsheet dan gambar dalam pembelajarannya. Karena metode demonstrasi menekankan pada praktik langsung dengan melihat dan mencoba sendiri maka siswa lebih tertarik lagi dalam menyerap dan menguasai materi pelajaran Merakit Komputer PC yang berikan guru. Siswa dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Keaktifan dan keterampilan siswa menjadi tinggi, sehingga menjadikan minat dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilakukan guru sebagai peneliti baik pada Siklus I dan Siklus II telah berhasil meningkatkan hasil pembelajaran Merakit Komputer PC. Adapun saran-saran yang diberikan adalah (1) Saran kepada guru. Guru dalam mengajarkan mata diklat kompetensi dasar Merakit Komputer PC harus selalu berusaha mencari variasi model belajar yang memberikankemudahan pada siswa sehingga siswa merasa senang belajar. Dengan variasi model belajar niscaya hasil belajar dan
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
minat siswapun juga akanmeningkat sehingga dapat mencapai ketuntasan; (2) Saran kepada siswa. Siswa hendaknya harus aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kreatif, aktif dan mandiri akan diperoleh konsep yang benar-benar mendalam; (3) Saran kepada sekolah. Sekolah dalam hal ini adalah SMK Negeri 1 Tanjung disarankan untuk dapat terus meningkatkan sarana dan prasarana yang terkait dengan media dan metode yang dibutuhkan oleh semua guru, sehingga mereka terdorong untuk senantiasa menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, S. B. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S. B., & Zain, A (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. http:\\www.kajianpustaka.com/2012. Diakses pada tanggal 10 bulan Mei tahun 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.(2013). Penerapan, Prestasi, Prestasi Belajar.Diakses dari http://kbbi.web.id/.
Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Rochanan, P. F. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama. Rochiati, W. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Roestiyah, N. K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, A. S., dkk. (2003). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Syah, M. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Undang-Undang 2003.Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakartta: Depdiknas.
61
Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016
62