SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis
NUNUNG NURUL HIDAYAH
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
ABSTRAK NUNUNG NURUL HIDAYAH. Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans-Vis. Dibimbing oleh IRMANSYAH, M.Si dan JAJANG JUANSYAH,M.Si Penyimpanan buah jambu biji tanpa perlakuan khusus hanya dapat bertahan sampai 4 hari saja sehingga diperlukan proses penyimpanan cara lain yaitu penyimpanan buah jambu biji dengan menggunakan toples plastik dari bahan polietilen pada suhu ruang. Pengukuran juga menggunakan alat-alat yang sudah di set-up dengan program Data studio 1.7.2 untuk kekerasan dan 001 Bios 32 untuk Intensitas Reflektans. Alat-alat yang digunakan pada penelitian yaitu komputer yang di set dengan spectrometer fiber optic USB 2000, PASCO SCIENCE WORKSHOP 750 INTERFACE, dan monokromator yang dilengkapi serat optik dan sumber cahaya tungsten halogen LS-1 untuk mengukur nilai reflektans, ), Economi Force Sensor, pH meter dan Refractometer. Sifat buah jambu biji yang diukur yaitu (% susut bobot, nilai Total Padatan Terlarut (% brix), kekerasan dan nilai pH (Tingkat Keasaman),Intensitas reflektans dan turunan pertama gelombang. Penelitian dilakukan langsung pada buah jambu yang akan diuji tidak dilakukan penelitian pendahuluan. Karakteristik sifat buah jambu biji yang termasuk kedalam buah klimaterik memberikan informasi, semakin lama masa penyimpanan maka terjadi penurunan nilai susut bobot %, kekerasan dan pH. Sedangkan untuk Total Padatan Terlarut mengalami peningkatan selama masa penyimpanan. Pergeseran panjang gelombang dominan dari panjang gelombang 600 nm menjadi panjang gelombang 740 nm memberikan informasi pergeseran absorbsi Intensitas Gelombang (%) dan turunan pertama reflektans memiliki hubungan yang linear dengan masa penyimpanan. Intensitas gelombang (%) tidak memiliki hubungan yang linear dengan TPT,pH,kekerasan dan susut bobot %. Panjang gelombang 720 nm dapat digunakan sebagai daerah yang baik untuk mencari hubungan antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika. Program SPSS digunakan untuk mencari hubungan yang lebih teratur antara turunan pertama reflektans dengan sifat kimia-fisika buah jambu biji selama penyimpanan. Secara tidak langsung pengukuran sifat optik dan sifat fisikkimia menggambarkan keadaan keseluruhan buah meliputi ( buah secara utuh, kulit, daging dan kandungan gula). Kata Kunci : Spektrometer ,Data studio 1.7.2, Bios 001, PASCO SCIENCE WORKSHOP 750 INTERFACE, Refractometer, pH meter, Penenetrometer/ Economi Force Sensor, jambu biji (psidium guajava).001 Bios 32, SPSS 13.0 dan turunan pertama.
SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis
NUNUNG NURUL HIDAYAH G74104037
Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul
: Sifat Optik Buah Jambu Biji (Psidium guajava) yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans UV-Vis
Nama : Nunung Nurul Hidayah NRP
: G74104037
Menyetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
(Dr.Ir.Irmansyah.M.Si)
(Jajang Juansah,M.Si)
NIP. 132 104 953
NIP. 132 311 933
Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
(Dr.Drh.Hasim,DEA) NIP .131578806
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP Peneliti dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 29 Agustus 1985. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara dari Ayah M.AB.Kohar dan Ibu Roroh Rohimah. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak islam di TK Bojong Koneng pada tahun 1992 kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Bojong Asih dan lulus tahun 1998. Kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Cikupa dan lulus tahun 2001, kemudian menyelesaikan pendidikan di SMU 1 Cikupa dan lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Fisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Selama menempuh pendidikan di IPB penulis aktip dalam kegiatan kemahasiswaan diantaranya sebagai Bendahara Fisika 41, Ketua keputrian KMF, Koordinator GAMA, Koordinator putri JRMN, Staf pengurus SERUM-G selama tiga tahun. Penulis juga aktip sebagai panitia atau peserta baik tingkat lokal maupun nasional. Penulis pernah menjadi assisten praktikum mata kuliah Fisika dasar TPB tahun 2007-2008.
PRAKATA Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat islam dan sehat. Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah Saw, tauladan yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Atas rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sifat Optik Buah Jambu Biji (psidium guajava) Yang Disimpan Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans UV-Vis” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S,Si) pada Departemen Fisika. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya : Bapak Dr.Ir.Irmansyah M,Si dan Jajang Juansyah M,Si sebagai pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membingbing dan mengarahkan dalam pembuatan skripsi. Kedua orang tua Bapak dan mamah yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam bentuk moral dan materi yang tidak bisa saya balas Adik-adikku Nia dan kiki yang membuat teteh belajar dewasa dan sabar. Saudara-saudara dari kedua orang tua yang telah memberikan semangat baru Seluruh dosen dan staf Departemen Fisika yang telah membantu dan memotivasi. Physis 41 (senang bisa bertemu dan bersaudara dengan kalian, kalian lah yang telah memberi warna seindah pelangi di hatiku dan mendorongku untuk cepat lulus) Teman-teman ku Zikra, Meri , T’Neng ,T’Siti, D’Nanda, D’Icha , D’Wita D’Dia, D’misli dan D’Yani di SA makasih atas kecerian yang senantiasa mewarnai hidupku. Physic 39,40,42,43 terimakasih atas motivasinya. Teman-temanku seperjuangan Inna, Riski, Dila, Uwai, Ulil, Elli, Vera dan Devi makasihnya atas semuanya. Adik-adik ku praktikan 44 dan 45 makasih atas doanya. Teman-teman seperjuangan di Serum-G 05-07,GAMA dan JRMN Teman-teman BBC makasih semangatnya Mas Suwito dan kawan-kawan di Insan Mandiri makasih atas semuanya membuatku mengubah mimpi jadi nyata. Dan kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu , semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.
Bogor, Januari 2009
Nunung Nurul Hidayah
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ......................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. ii RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................ iii PRAKATA......................................................................................................................... iv DAFTAR ISI...................................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... vii PENDAHULUAN Latar Belakang ......................................................................................................... 1 Tujuan Penelitian...................................................................................................... 1 Hipotesis .................................................................................................................. 1 Perumusan masalah .................................................................................................. 1 Manfaat penelitian .................................................................................................. 1 TINJAUAN PUSAKA Jambu biji (psidium guajava).................................................................................... 2 Kemasan Plastik ..................................................................................................... 2 Susut Bobot ............................................................................................................ 3 Spektroskopi Reflektans ........................................................................................... 3 Spektrometer ............................................................................................................ 4 Kekerasan ................................................................................................................ 5 pH Tingkat Keasaman .............................................................................................. 5 Total Padatan Terlarut .............................................................................................. 5 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................... 6 Bahan dan Alat ....................................................................................................... 6 Metode Penelitian ................................................................................................... 6 Penelitian Utama .................................................................................................... 6 Susut bobot .............................................................................................................. 6 Kekerasan ................................................................................................................ 6 Total Padatan Terlarut .............................................................................................. 7 pH meter .................................................................................................................. 7 Pengukuran Spektra Reflektansi................................................................................ 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Susut Bobot.............................................................................................................. 8 Total Padatan Terlarut .............................................................................................. 8 Kekerasan ................................................................................................................ 9 pH (Tingkat Keasaman)............................................................................................ 9 Reflektans Cahaya Tampak dan Pergeseran Panjang Gelombang............................... 10 Hubungan sifat Kimia –Fisika dengan Intensitas Reflektansi (%) .............................. 10 Hubungan Turunan Pertama terhadap Intensitas Reflektansi (%) ............................... 12 Hubungan sifat kimia-fisika dengan turunan pertama reflektans ................................ 12 Standarisasi Nasional Indonesia buah Jambu Biji ..................................................... 13 KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan ............................................................................................................................ 13 Saran .................................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14 LAMPIRAN ...................................................................................................................... 16
DAFTAR TABEL Halaman 1. Kandungan gizi pada Jambu Biji ..................................................................................... 2 2. Pembagian Spektrum Cahaya Tampak ..................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Prinsip kerja spektroskopi ............................................................................................... 4 2. Kurva destribusi spektra sumber energi radiasi ................................................................ 4 3. Kondisi Buah jambu biji selama penyimpanan................................................................ 6 4. Sumber cahaya LS-1 Tungsten Halogen Spektrometer fiber optik USB 2000 ................ 7 5. Ujung fiber optik diletakan pada probe holder 900 ........................................................... 7 6. Nilai % Susut Bobot buah Jambu Biji selama penyimpanan ............................................. 8 7. Nilai TPT (% brix) Buah Jambu Biji selama penyimpanan............................................... 8 8. Kekerasan Buah Jambu Biji selama penyimpanan............................................................ 9 9. Nilai pH (Tingkat Keasaman) selama penyimpanan......................................................... 9 10. Perubahan spektra buah jambu biji selama penyimpanan .............................................. 10 11. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 580 nm.................................................................................. 10 12. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 740 nm................................................................................... 10 13. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 580 nm ........ 10 14. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 740 nm ........ 11 15. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 580 nm......................................................................................................... 11 16. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 740 nm......................................................................................................... 11 17. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 580 nm................................................................................... 11 18. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 740 nm................................................................................... 11 19. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 580 nm................................................................................... 11 20. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 740 nm................................................................................... 11 21. Panjang gelombang (nm) buah jambu biji terhadap turunan pertama selama penyimpanan ........................................................................... 12 22. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm....... 12 23. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 720 nm ...... 12
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Skema penelitian............................................................................................................. 15 2. Lampiran tabel 1data rata-rata kekerasan selama penyimpanan ........................................ 16 3. Lampiran tabel 2 data rata-rata Intensitas Reflektansi (%) (1/10) selama penyimpanan..... 18 4. Lampiran tabel 3 data rata-turunan pertama (1/10) selama penyimpanan (hari) ............... 20 5. Lampiran tabel 4 masa jenis jambu biji sampel hari 1 ...................................................... 22 6. Lampiran tabel 5 masa jenis jambu biji sampel hari 5.................................................. 22 7. Lampiran tabel 6 masa jenis jambu biji sampel hari 10 ................................................ 22 8. Lampiran tabel 7 masa jenis jambu biji sampel hari 15 ................................................... 22 9. Lampiran tabel 8 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari ............................................. 23
10. Lampiran tabel 9 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 5 ........................................ 23 11. Lampiran tabel 10 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 10 .................................... 23 12. Lampiran tabel 11 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 15..................................... 23 13. Lampiran tabel 12 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 1............................... 24 14. Lampiran tabel 13 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 5............................... 24 15. Lampiran tabel 14 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 10............................. 24 16. Lampiran tabel 15 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 15............................. 24 17. Lampiran tabel 16 Susut bobot % buah jambu selama penyimpanan............................... 25 18. Lampiran tabel 17 TPT buah jambu biji selama penyimpanan ....................................... 25 19. Lampiran tabel 18 Kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan.............................. 25 20. Lampiran tabel 19 pH buah jambu biji selama penyimpanan ......................................... 25 21. Lampiran tabel 20 Nilai absorbansi jambu biji selama penyimpanan ............................. 26 22. Lampiran Tabel.21hubungan antara TPT dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm................................................................ 26 23. Lampiran Tabel.22 hubungan antara kekerasan dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm........................................................................ 26 24. Lampiran Tabel.23 hubungan antara susut bobot (%) dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm................................................................. 26 25. Lampiran Tabel.24 hubungan antara pH dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm................................................................ 27 26. Lampiran Tabel.25.hubungan turunan pertama dengan penyimpanan (hari) pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm........................................................................ 27 27. Lampiran gambar 1. Turunan Pertama Reflektans Sampel A selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm................................................................ 28 28. Lampiran gambar 2. Turunan Pertama Reflektans sampel B selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm........................................................................ 28 29. Lampiran gambar 3. Turunan Pertama Reflektans sampel C selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm........................................... 28 30. Lampiran gambar 4. Turunan Pertama Reflektans sampel D selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm........................................... 29 31. Lampiran gambar 5 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadapTurunan Pertama selama penyimpanan sampel A dan B .............................................................. 29 32. Lampiran gambar 6 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadapTurunan Pertama selama penyimpanan sampel C dan D .............................................................. 30 33. Lampiran gambar 7 Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel A dan B ..................... 30 34. Lampiran gambar 8 .Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel C dan D .................... 30 35. Lampiran tabel 9 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm................................................................................... 31 36. Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm........................................................................ 32 37. Lampiran tabel 11 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm................................................................................... 33 38. Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm........................................................................................... 34 39. Lampiran Standarisasi Nasional Indonesia Jambu biji ................................................... 35
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis menghasilkan banyak jambu biji (psidium guajava), tetapi sampai saat ini yang menjadi masalah yaitu bagaimana proses pasca panen agar jambu tidak cepat busuk sehingga memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi. Jambu biji termasuk komoditi yang mudah rusak (persibel) sehingga tanpa penanganan yang baik hanya dapat disimpan beberapa hari saja, apabila disimpan dalam suhu kamar. (Rukmana, 1996). Keruksakan yang terjadi pada buah-buahan diakibatkan proses metabolisme seperti respirasi dan transparasi. Proses metabolisme tersebut akan terus berlangsung sehingga akan terjadi perubahan-perubahan yang dapat mengakibatkan penurunan mutu bahan pangan tersebut. Disamping itu banyak keruksakan yang terjadi disebabkan oleh perlakuan mekanisfisis dan biologis (Winarno, 1981) Selama proses respirasi berlangsung ,buah menggunakan oksigen dari lingkungan sekitar dan menghasilkan karbondioksida. Oleh karena itu laju respirasi dapat diukur melalui peningkatan karbondioksida dan penurunan oksigen. Apabila dilihat dari pola respirasinya jambu biji termasuk kedalam kelompok buah Klimakterik. Hal tersebut ditunjukan oleh adanya peningkatan respirasi yang menyolok sesudah dipanen bersamaan dengan saat pemasakan disertai perubahan warna , cita rasa dan tekstur (Apandi 1984). Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik dan sudah siap panen. Agar buah-buahan tidak mudah rusak setelah dipanen dan sampai ke konsumen, maka diperlukan penanganan pasca panen yang baik terutama pada saat penyimpanan.(Satuhu dan Supriyadi 1999). Terdapat dua cara penyimpanan yaitu secara alami dan penggunaan sarana-sarana tertentu. Jenis penyimpanan yang kedua terbagi menjadi empat macam, antara lain penyimpanan suhu rendah, penggunaan bahan kimia, control atmosfir, dan iradiasi. Penyimpanan buah dengan menggunakan wadah berupa toples yang tertutup rapat dapat memperlambat penurunan kualitas buah.
Tujuan Penelitian Penyimpanan buah jambu biji dengan wadah plastik untuk sifat optik dengan menggunakan spektrometer UV-Vis dapat Mempelajari sifat optik buah jambu biji yaitu pergeseran spectrum intensitas reflektansi (%) akibat absorbansi cahaya, turunan pertama intensitas selama penyimpanan. Mempelajari hubungan antara sifat kimia-fisika buah jambu biji selama penyimpanan yang meliputi % susut bobot, pH, Total Padatan Terlarut (% brix) dan kekerasan. Mempelajari hubungan antara sifat kimia-fisika dengan sifat optik yaitu hubungan intensitas reflektansi (%) dengan % susut bobot, pH, TPT dan kekerasan, selain itu juga mencari hubungan antara turunan pertama intensitas dengan penyimpanan (hari) dan sifat kimia-fisika pada panjang gelombang 720 nm. Hipotesis Penyimpanan buah jambu biji agar kualitas tidak menurun lebih cepat salah satu cara yaitu dengan penyimpanan pada wadah plastik yang tertutup. Perubahan kualitas selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan sifat optik yang dapat diteksi penurunan kualitas dengan menggunakan spektrometer UV-Vis dan perubahan sifat kimia-fisika dengan alat yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu Refraktometer, Penetrometer, pH meter dan Neraca Digital
Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai pengaruh dari penggunaan toples plastik untuk menyimpan buah jambu biji lebih lama. Selain itu dapat membantu para petani dan pengusaha hortikultura dalam teknik penyimpanan buah jambu biji agar kualitas buah tidak cepat turun.
TINJAUAN PUSTAKA Jambu biji atau jambu kulutuk “Guava” (psidium guajava) bukan tanaman asli Indonesia. Jambu biji berasal dari Benua Amerika bagian trofis, antara Mexsiko dan Amerika Serikat. Didalam belantara Peru dan Brasil, jambu biji merupakan penghuni asli pula (Rismunandar, 1989)
Jambu biji ditemukan oleh bangsa Spayol di daerah Amerika pada tahun 1500an. Bauhnya dikenal mereka sebagai buah yang lezat, nikmat dan baik untuk kesehatan. Orang Spayol yang telah berjasa menyebarkan populitas buah jambu biji di daerah trofis maupun subtrofis. (Rismunandar, 1989). Di Indonesia sekalipun pembudidayaan jambu biji pada umumnya masih dalam bentuk kultur pekarangan, namun berdasarkan jumlah produksi pada tahun 2000 termasuk urutan ke 10 dari 12 jenis buah-buahan komersil yang dihasilkan di Negara Indonesia. Jumlah produksi terbanyak sampai triwulan III terdapat di pulau Jawa. Produksi jambu biji pada triwulan III mencapai 60.664 ton. Botani dan Jenis Jambu Biji Sistematika tatanama (taksonomi) tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava L Pada dasarnya plasma nutfah jambu biji dapat di golongkan kedalam tiga jenis , yaitu terdiri atas : 1. Jambu biji biasa, mempunyai daging buah berwarna merah, berbiji banyak dan rasanya manis, contoh jambu klutuk atau jambu biji local. 2. Jambu susu, buahnya berbiji sedikit dan rasanya kurangf manis. Contoh jambu susu. 3. .Jambu Sukun, buahnya tidak berbiji, ukuran buah besar-besar, namun rasanya hambar. Contoh jambu apel. Dari ketiga jenis jambu biji tadi, berdasarkan kandungan biji dalam buahnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Jambu biji berbiji dua atau diploid (2n), jambu biji berbiji ini dibedakan atas dua jenis menurut tingkat kemasakan buahnya di pohon, yaitu jambu biji yang mampu masak di pohon seperti jambu susu dan jambu biji yang
buahnya tidak dapat masang di pohon misalnya jambu Bangkok. 2. Jambu biji tidak berbiji atau triploid (3n), jenis jambu ini buahnya tidak berbiji misalnya jambu apel. Jambu biji adalah sejenis perdu tinggi pohon dapat mencapai 10 m tumbuh baik di daerah trofis dan sub trofis. Kulit buah jambu biji umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan. Buah berasal dari pohon liar berdiameter antara 3-8 cm, sedangkan pohon yang di pelihara diameter buahnya mencapai 13 cm dan beratnya mencapai 700 g. Buahnya mengandung biji-biji kecil yang keras, berkisar antara 153-664 per buah (Palaniswamy dan Shanmugavelu, 1974 yang di kutip Wilson, 1980) Kandungan Gizi Jambu Biji Bagian yang paling penting dari jambu biji adalah buahnya. Buah yang sudah masak selain enak untuk dikonsumsi juga baik untuk kesehatan, juga mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap seperti disajikan pada table 1. Tabel 1. Kandungan Gizi pada Jambu Biji No. Kandungan gizi Jumlah kanduangan gizi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kalori (energi)(cal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Zat besi (mg) Vitamin A(S.I.) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (gram) Bagian yang dapat dimakan
49.000 0.90 0.30 12.20 14.00 28.00 1.10 25.00 0.02 87.00 86.00 82.00
Sumber:Direktorat Gizi Depkes RI (1981) Jambu biji di petik 2 sampai 3 kali dalam satu minggu selama 6 sampai 10 kali masa panen. Kemasan Plastik Menurut Hall (1989) fungsi asli pengepakan adalah mewadahi, mengangkut, dan mengeluarkan meskipun demikian, penggunaan plastik sebagai bahan pengemas
memungkinkan banyak variasi dan serbaguna seperti melindungi, menyimpan, mengukur dan memamerkan produk. Pada umumnya plastik film lebih bersifat permiabel terhadap gas CO2 dibanding terhadap O2. Bila kantung tertutup rapat dimana di dalam wadah ada buah-buahan maka persentase O2 dalam wadah akan menurun, sedang gas CO2 akan bertambah banyak. Setelah beberapa saat akan berakibat timbulnya off flavour dan off odour (Sjaifullah, 1979). Dalam kemasan yang rapat semua O2 bebas dalam waktu singkat akan terpakai habis sehingga respirasi menjadi anaerobik dan terbentuklah zat-zat penguap seperti alkohol dan CO2. Kandunga CO2 sebesar 20% atau lebih dapat menimbulkan keruksakan, hal ini sering terdapat dalam kemasan-kemasan rapat pada suhu ruang biasa (Hall et al, 1989). Spektroskopi Reflektans Cahanya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Tabel. 1 menunjukan spektrum cahaya tampak dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Semua bahan organik terdiri atas atom, karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan sulfur, dengan sebagian elemen-elemen penyusun lainnya. Unsur-unsur ini bersatu dalam ikatan ionik dan ikatan kovalen Tabel 2.Pembagian spektrum cahaya Tampak No.
(nm)
Spectrum
1 2 3 4 5 6 7 8
380 455 490 580 600 620
Ultra Violet Violet Biru Hijau Kuning Jingga Merah Infra merah
780
Ikatan yang terjadi secara alami. Timbulnya gaya elektrostatik antar atom. Perkalian antara frekwesi dalam detik-1 dan panjang gelombang dalam cm merupakan suatu konstanta yang disebut kecepatan radiasi. Molekul pada keadaan ground state akan bergetar konstan. Radiasi elektromagnetik digambarkan dalam hubungan berikut: c ……………….(2)
Dimana adalah panjang gelombang (nm), adalah frekwensi (Hez) dan c adalah kecepatan cahaya (2.998x108 m/s), adalah bilangan gelombang. Molekul dan radiasi memiliki dua nilai yang bersesuaian yaitu energi dan frekwensi. Unit radiasi adalah foton, dan energi dari foton di berikan pada persamaan, E f h ……………. (4)
h adalah konstanta Plank (6.623x10-27 ergsec), jadi energi dari foton berbanding lurus dengan panjang gelombang dari radiasi yang di berikan. Energi foton akan diserap oleh molekul menjadi energi yang digunakan untuk berrotasi, bervibrasi, atau bentuk lainnya. Molekul hanya menyerap energi yang sesuai dengan karakterisasi vibrasinya yang dapat menyebabkan tereksitasinya molekul ini ke tingkat yang lebih tinggi. Secara umum terdapat beberapa jenis vibrasi yaitu streching, wagging, rocking, twisting dan scissoring. Ketika energi yang diberikan dari panjang gelombang tampak atau NIR meradiasi dan di serap (absorbsi), ada tiga reaksi atas foton ke sampel yaitu absorbsi (diserap), transmisi (diteruskan), refleksi (dipantulkan), oleh sebuah molekul maka energi akan mengalami perubahan. Besarnya energi rotasional akan lebih kecil dari energi vibrasinya. Total energi yaitu jumlah antara energi rotasi dengan energi vibrasi. Intensitas penyerapan dapat digambarkan dalam persamaan transmisi, yaitu
T
I ………………. (5) Io
Dimana I adalah intensitas energi yang diteruskan dan Io adalah intensiatas energi yang datang. Untuk absorbsi, intensitasnya dapat dijelaskan dengan persamaan hukum Lamber Beer, yaitu
I I log10 O log10 ….. (6) I T dan
I log10 kcl ………….(7) T A=kcl ……………………(8) A adalah parameter dari absorbsi, k adalah konstanta absorbansi molekuler, yang merupakan karakteristik dari setiap molekul, c adalah konsentrasi absorbansi dari molekul, dan l adalah panjang lintasan
absorbsi yang melewati sampel. Absorbsi radiasi oleh molekul pada panjang gelombang tertentu sering digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan langsung antara absobsi dengan konsentrasi. Reaktansi pada kondisi tertentu dapat dianalogikan seperti persamaan diatas, dan dapat dituliskan menjadi persamaan : log10 1 / R 0.4343 .x.c A …(9) Refleksi dapat terjadi secara spekular yang memiliki sudut datang sama dengan sudut refleksi sedangkan difusi yang memiliki sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Banyaknya sinar yang dipantulkan dari suatu permukaan akibat pemantulan ini hanya 4 % selebihnya akan ditransmisikan menuju sampel. Proses pemantulan total yang dapat kita amati terbagi menjadi dua proses yaitu pemantulan regular dan body reflcktion. Sinar yang di transmisikan menuju sampel memiliki beberapa kemungkinan yaitu sinar diserap oleh sampel, sinar ditransmisikan melewati sampel dan sinar akan di pantulkan setelah berhasil masuk ke sampel (body reflektion) . Setiap permukaan benda mengalami refleksi difusi dan spekular. Sebagian besar permukaan lebih banyak mengalami refleksi spekular, namun sebagian mengalami refleksi difusi. Refleksi spekular meningkat sebanding dengan mengkilap (gloss) dan halusnya suatu permukaan yang dikenai berkas sinar. Sampel yang digunakan pada percobaan spektroskopi reflektansi berupa padatan yang tebal sehingga intensitas yang datang akan seluruhnya diserap atau dipantulkan. Spektrofotometer Secara umum spektrofotometer terdiri dari sumber cahaya , pemilih panjang gelombang, dan detektor. Semua spektrofotometer memiliki pemisah untuk frekwensi yang berbeda yaitu filter, prisma atau kisi. Secara umum spektroskopi terdiri dari sumber cahaya, pemilih panjang gelombang (wavelangth selector) dan detektor. Sumber radiasi dapat berupa lampu incandescent dan lampu tungsten halogen. Lampu incandescent dapat menghasilkan spektra yang kontinu dari Keterangan gambar 1.sumber cahaya, 2 prob holder 3.spektrometer 4.komputer. Panjang gelombang 350 nm hingga daerah NIR 2.5 m . Lampu incandescent memiliki kawat filamen berupa tungsten yang
dipanaskan oleh arus listrik. Filamen dibungkus oleh tabung gelas yang berisi gas inert atau vakum.
3
4
2
1
Gambar 1.Prinsip kerja spektroskopi Sedangkan lampu tungsten halogen merupakan lampu incandescent dengan penambahan iodin. Intensitas dari lampu ini bergantung pada tegangan yang diberikan. Peningkatan tegangan akan menyebabkan peningkatan intensitas tiga atau empat kali dari intensitas awal.
Gambar 2. Kurva distribusi spektra sumber energi radiasi Panjang gelombang dapat berupa filter atau monokromator. Monokromator terdiri dari celah masuk (entrance slit), kolimator yang menghasilkan berkas radiasi sejajar setelah melewati celah masuk, kisi atau prisma yang memisahkan campuran panjang gelombang menjadi komponen-komponen panjang gelombang penyusunnya (dispersi), elemen pemfokus untuk membentuk kembali berkas yang akan keluar melalui celah keluar (exit slit). Celah keluar berfungsi untuk menentukan panjang gelombang tertentu yang diteruskan dan menahan panjanag gelombang lainnya. Monokromator menentukan resolusi suatu spektrometer. Resolusi berkaitan dengan kemampuhan monokromator untuk menisahkan Daya dari pembiasan bergantung pada indek bias dari prisma. Sinar yang datang pada setengah bagian prisma, dengan bagian tengahnya terdapat cermin, akan di biaskan dan didispersikan menjadi warna-warna
penyusunnya. Sebuah kisi secara fisik terdiri dari banyak slit yang melakukan proses pemantulan atau tranmisi dari radiasi. Kualitas dari kisi tergantung dari derajat ketelitian dari kelurusan alur, kesejajaran alur, keseragaman jarak alur yang teratur. Susut Bobot Salah satu indikator terjadinya penurunan kualitas buah jambu biji yaitu terjadinya penyusutan massa atau bobot selama penyimpanan. susut bobot (%) =
kehilanganberat x100% ……. (1) beratawal Susut bobot dijadikan % diperoleh dari persamaan (1) Kekerasan Mohsenin (1980), dalam Suryani (1994) menyatakan bahwa kekerasan bahan dapat di definisikan sebagai daya tahan terhadap deformasi. Sifat ini di pengaruhi oleh kadar air dan umur bahan. Pada kadar air tinggi diperlukan energi yang lebih besar untuk memecahkan atau menusuk bahan dibandingkan pada kadar air rendah. Uji tekan sering digunakan untuk komoditas buah, dimana yang menjadi indikatornya yaitu mudah tidaknya buah di lepaskan dari tangkai buah. Kekerasan bahan dipengaruhi oleh turgor sel yang masih hidup. Dalam proses perkembangan dan pematangan buah, tekanan turgor selalu berubah. Perubahan turgor disebabkan oleh adanya komponen dinding sel yang berubah. Perubahan ini berpengaruh terhadap kekerasan yang biasanya menyebabkan buah menjadi lunak setelah matang (Winarno dan Aman, 1979). Semakin lama penyimpanan buah jambu biji maka kekerasan kulit dan daging semakin menurun. Kekerasan mempunyai arti yang sangat penting dalam penentuan kualitas bahan. Kekerasan memperlihatkan daya tahan bahan terhadap gangguan mekanik dari luar atau lingkungan fisik sekitarnya. dan merupakan ber.esaran skalar yang tidak dipengaruhi oleh arah. F F …….(10) kekerasan = luaspenampang
r 2
pH (Tingkat Keasaman) pH atau tingkat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan
atau benda. Istilah pH diturunkan dari konsentrasi ion hydrogen dalam suatu larutan.
pH log10
1 ……….. (11) H
+
(H ) adalaha konsentrasi ion hidrogen. pH normal memeiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukan zat tersebut bersifat basa. Sedangkan nilai pH <7 menunjukan keasaman. pH 0 menunjukan derajat keasaman tertinggi, dan pH 14 menunjukhan derajat kebasaan tertinggi (Gaman dan Sherrington, 1992) Bermacam-macam buah memiliki tingkat kemasaman yang berbeda sesuai dengan jenisnya dan umurnya. Buah tertentu akan memiliki pH yang rendah (asam) saat buah tersebut muda (belum matang). Sejalan dengan bertambahnya masa umur nilai pH akan menurun disertai dengan menurunnya sifat fisiknya (Apandi, 1984, dalam Diah,2004 ). Nilai pH akan ,menurun seiring dengan lamanya penyimpanan buah pasca panen. Total Padatan Terlarut (TPT) Total Padatan Terlarut merepresentasikan kadar gula atau kadar padatan yang terlarut dalam bahan tersebut (Winarno dan Aman 1979). Secara subsitusional kadar zat yang terlarut dalam bahan akan mempengaruhi sifat bahan itu. Kadar karbohidrat buah-buhan dan sayuran berkisar dari 2 % sampai 30 % dan dapat mencapai 60 % pada biji-bijian. Karbohidrat dalam buah-buahan dan sayuran terdiri atas zat pati, polisakarida dan gulagula sederhana terutama sukrosa, glukosa dan fruktosa. Kadar sukrosa, glukosa dan fruktosa sangat bervariasi. Pada pisang dan tebu dapat mencapai lebih dari 20 %. Pada jambu biji, gula merupakan kandungan terbesar dari total padatan terlarut. Suatu kematangan buah dapat diindikasikan pula dengan kadar gula, dan asam. Buah yang masih muda mengandung asam lebih banyak sedangkan semakin tua maka akan bertambah berkurang asamnya dan semakin manis. Total padatan terlarut memiliki hubungan yang erat dengan kadar gula. Apabila total padatan terlarut tinggi maka kadar gula akan ringgi pula. Total padatan terlarut akan sebanding dengan kadar gula yang terkandung pada buah. Semakin tinggi kadar gula, maka total padatan terlarut akan semakin meningkat.
Kadar gula akan dapat di amati pada selang panjang gelombang 800-1050 nm (Bellon), 800-1700 nm (R.Lu di dalam Inna Novianti,2008).
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan 1April 2008 – 18 April 2008 di perkebunan jambu biji Ciapus Ciomas, labolatorium Fisika terapan Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bahan dan Alat Bahan Penelitian ini menggunakan bahan berupa buah jambu biji dengan variasi tingkat kematangan atau umur. Buah ini dipetik dari perkebunan jambu biji di Ciapus yang merupakan perkebunan khusus jambu biji. Selain itu digunakan bahan lainnya yaitu pH buffer 4 untuk kalibrasi pH meter, aquades, aquabides untuk kalibrasi Refraktometer dan pH meter. Alat Alat yang digunakan pada penelituan ini terdiri dari spectrometer fiber optic USB 2000 (gambar 5) untuk mengukur nilai reflektans buah jambu biji sesuai dengan waktu penyimpanan, computer (PC),PASCO SCIENCE WORKSHOP 750 INTERFACE, Data studio 1.7.2 program yang menjalankan sensor, sumber cahaya tungsten halogen LS1 (Gambar 6), neraca digital, refractometer untuk mengukur Total Padatan Terlarut (TPT), Economi Force Sensor (Penetrometer) untuk mengukur kekerasan, pH meter untuk mengukur pH, Refractometer untuk mengukur nilai TPT, gelas ukur, pipet tetes, pisau, gelas piala, kertas saring, mortar dan cawan Petri.
Metode Penelitian Penelitian Utama Penelitian utama dilakukan untuk meneliti perubahan sifat fisik jambu biji yang disimpan di dalam plastik polietilen pada hari ke 1, 5, 10 dan 15, dimana setiap pengambilan data setiap wadah berisi 4 sampel. Sebelum dilakukan penyimpanan, buah jambu biji sudah siap panen dan dilakukan beberapa tahap sebelum penyimpanan yaitu
pemetikan (pemilihan jambu biji berdasarkan ukuran), sortasi mutu / grading berdasarkan ukuran, pencucian membersihkan komoditas dari kotoran dan hama penyakit yang masih melekat, pengeringan menghilangkan air yang berlebihan setelah itu, buah jambu biji di masukan kedalam toples plastik polietilen dan sudah siap untuk di lakukan penelitian bagian wadah yang masih terbuka di tutup dengan perekat. Dibawah ini gambar kondisi buah jambu biji selama penyimpanan.
a
b
c
d
Gambar 3. Kondisi Buah jambu biji (a).hari ke-1, (b) hari ke-5 (c).hari ke-10, (d) hari ke15 Adapun beberapa sifat fisik yang diukur antara lain % susut bobot, spektra reflektansi dan kekerasan, sifat kimia yang diukur yaitu pH dan total padatan terlarut (TPT). Secara garis besar langkah persiapan dan pengukuran sample dapat dilihat di lampiran 1 dan 2.
Karakterisasi fisikokimia Susut Bobot Jambu yang sudah di petik dilakukan penyimpanan. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran berat jambu biji yaitu dengan menggunakan neraca digital Nilai susut bobot (%) diperoleh dengan menggunakan persamaan (1). Gambar timbangan digital yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 Kekerasan Pengukuran kekerasan atau daya tekan dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan Economi Force Sensor.selama 30 detik untuk setiap sampel. Sampel yang akan diukur ditusuk dengan Economi Force Sensor. sedalam 0.6 mm selama 30 detik pada satu titik yang telah ditentukan, gaya yang diberikan dibuat
konstan sehingga terlihat grafik perubahan daya tekan terhadap waktu tekan. Pengambilan data dilakukan pada tiga titik yang berbeda yaitu atas , tengah dan bawah buah jambu biji. Pengambilan data dilakukan pada tiga titik, hal ini dilakukan karena memiliki nilai daya tekan yang berbeda. Dengan menggunakan sofwer yang sudah di set, sehingga keluaran dapat diprint. Data kekerasan dari tiga titik yaitu atas, tengan dan bawah. Data yang diperoh dari hasil perhitungan dengan program Bios kemudian diolah dengan mencari nilai ratarata dari tiga titik di atas, yang kemudian perhitungan dilakukan dengan mencari selisih besar gaya (F) maksimum dengan (F) minimum Total Padatan Terlarut (TPT) Pengukuran total padatan terlarut dilakukan dengan menggunakan Refractometer. Sampel buah jambu dihomogenkan dengan menggunakan cawan petri dan mortar, kemudian bagian cairan dari sampel tersebut dipisahkan dari bagian daging dengan menggunakan alat tekan yang sudah tersedia, sehingga air buah jambu keluar. Prisma refractometer terlebih dahulu dibersihkan dengan aquades agar tidak ada kotoran lain yang ikut terukur.1-2 tetes cairan buah jambu dimasukan kedalam prisma refractometer, kemudian dilakukan pembacaan nilai total padatan terlarut yang dinyatakan dengan % brix. Setelah selesai refraktometer dibersihkan kembali dengan menggunakan aquades
pengukuran. Jarak ini tidak boleh nol karena tidak akan ada refleksi yang bisa di tangkap oleh bunder fiber optik. Sebelum melakukan pengukuran pada sampel, terlebih dahulu dilakukan pengukuran refleksi (tanpa sampel) dan sampel gelap untuk memperbaiki respon variabel instrumen. Sampel buah jambu biji yang telah di simpan selama penyimpanan diuji reflektansi menggunkan spektrometer USB 2000. Sinar polikromatik yang berasal dari sumber cahaya dikirim oleh fiber optik melalui kaki probe refleksi menuju sampel jambu biji.
Gambar 4. Sumber cahaya LS-1 Tungsten Halogen Probe refleksi holder yang digunakan membentuk sudut 90o terhadap permukaan. Output dari probe refleksi membawa cahaya melalui fiber optik dari sampel ke spektrometer yang tersusun dari SMA connector, slit (celah), filter, cermin kolimasi, grating (kisi), cermin pemfokus, L2 detector collection lens,CCD detector (UV / Vis).
pH meter Tingkat keasaman (pH) sampel dapat diukur menggunakan alat pH meter TOAHM 20S. Sebelum memulai pengukuran alat ini dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan buffer 4 . Nilai yang terbaca harus sesuai dengan nilai pH kalibrasi. Setelah kalibrasi dilakukan, elektroda dicuci dengan menggunakan aquabides. Setelah pH meter dikalibrasi, pengukuran jambu biji dapat dimulai. Pengukuran Spektra Reflektansi Set-up pengukuran reflektans diatur seperti gambar 3. Gambar 5 menunjukan ujung fiber optik yang berhadapan dengan sampel diletakan apada probe holder 90o. Jarak antara ujung fiber optik setelah diletakan pada holder yang akan menyentuh sampel, harus dijaga konstan selama
Gambar 5. Spektrometer Fiber Optik USB 2000 Detektor akan menangkap intensitas reflektansi pada kisaran panjang gelombang 200-900 nm. Sejumlah cahaya dari fiber optik akan diubah menjadi data digital. Data digital tersebut akan diolah di komputer menggunakan sofwer yang telah diinstal (001Base 32). Sofwer tersebut akan membandingkan sampel dengan hasil pengukuran referensi dan dihasilkan data
spectrum intensitas reflektans terhadap panjang gelombang. Data keluaran data sofwer ini berupa data panjang gelombang dan intensitas reflektans. Data untuk panjang gelombang terhadap intensitas reflektan untuk sampel dapat dilihat pada lampiran 3 Data tersebut diolah dengan menggunakan program microsoft excel 2003 dan dihasilkan spectra terhadap panjang gelombang seperti pada gambar 7. Spectrometer USB 2000 memiliki resolusi spectra 0.3 nm.
%R
S D X 100% …..(12) R D
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Sifat Fisik dan kimia Susut bobot Jambu biji sebelum diberi perlakuan ditimbang bobotnya dengan menggunakan neraca digital dalam satuan gram.% susut bobot . Nilai susut bobot (%) diperoleh dengan menggunakan persamaan (1). Hasil dari Kurva susut bobot (%) terhadap masa penyimpanan gambar (7) menunjukan bahwa bobot dari buah jambu semakin menurun seiring dengan semakin lamanya masa penyimpanan.
S adalah intensitas sampel saat panjang
1.2
saat panjang gelombang , R adalah intensitas referensi saat panjang gelombang (ocean optik). Setelah selesai uji reflektans dan % susut bobot , sampel dikarakteristik berupa pengukuran yang bersifat fisik yaitu; kekerasan (% brix), total padatan terlarut (TPT) kemudian dilanjutkan dengan karakteristik kimia yaitu; pengukuran pH.
sinar
Gambar 6 ujung fiber opti diletakan pada probe holder 90o terhadap permukaan bidang kulit buah jambu biji
s u s u t b o b o t (% )
gelombang. D adalah intensitas gelap pada
1 0.8 0.6 R2 = 0.9902
0.4 0.2 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
lama penyimpanan (hari)
Gambar 7.susut bobot (%) selama penyimpanan. Pada hari pertama penurunan % susut bobot sebesar 0.97 % sedangkan pada hari ke 15 penurunan susut bobot semakin besar yaitu kehilangan sebesar 0.2 % dari hari pertama. Penurunan % susut bobot ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya proses respirasi pada sampel, sehingga O2 yang masuk menurun sedangkan CO2 yang keluar meningkat seiring dengan lamanya masa penyimpanan. Total Padatan Terlarut (TPT) Nilai TPT digunakan untuk mengindentifikasi tingkat kematangn buah jambu biji. Pada jumbu biji kandungan TPT terbesar adalah gula meliputi 58.9% fruktosa, 35.7% glukosa dan 5.3 % sukrosa (Tagtiani el al.1987 dalam siahaan 1999). Pada gambar 8 dapat dilihat nilai rata-rata TPT selama penyimpanan. Menurut Ai Nurlaela (2003) kandungan TPT pada jambu biji akan semakin meningkat selama penyimpanan. Pada penelitian ini nilai TPT semakin meningkat selama masa penyimpanan sehingga sesuai dengan penelitian sebelumnya. Meningkatnya nilai TPT menunjukan bahwa kandungan gula dalam daging semakin banyak seiring
Buah jambu biji termasuk kedalam buah klimetrik sehingga kandungan gula meningkat sedangkan kandungan asam menurun. Kenaikan nilai TPT pada jambu biji disebabkan oleh hidrolisis karbohidrat menjadi senyawa glukosa dan fruktosa . Selain itu kenaikan nilai TPT disebabkan oleh degradasi komponen dinding sel seperti pektin, selulosa, hemiselulosa dan lignin menjadi komponen yang lebih sederhana yang dapat larut dalam air (Sunarmani et al 1996). 7.75
90 80 70 60 50 40 30 R2 = 0.9672
20 10
7.7
0
7.65 TPT (% brix)
umumnya dinding sel. Salah satu senyawa penyusun dinding tersebut adalah pektin. Pada saat penyimpanan , pektin yang tidak dapat larut (protopektin) menurun jumlahnya karena diubah menjadi pektin yang dapat larut (Winarno,1981) Hasil analisis kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan menunjukan bahwa indikator semakin menurunnya nilai kekerasan yaitu gaya (F) terhadap luas penampang semakin kecil karena buah jambu semakin lembek atau matang.
kekerasan (N/m m )
lamanya penyimpanan. Secara umum apabila buah-buahan menjadi matang, maka kandungan gulanya meningkat dan kandungan asamnya akan menurun. Keadaan ini berlaku untuk buah yang klimaterik. dengan
0
7.6
2
4
6
8
10
12
14
16
penyimpanan (hari)
7.55
.
7.5 7.45 7.4
R2 = 0.9537
7.35 7.3 7.25 0
5
10
15
20
penyimpanan (hari)
Gambar 8.Nilai rata-rata TPT (% jambu biji selama penyimpanan
brix)
Kekerasan Jambu biji (psidium guajava) yang disimpan di suhu ruang akan mengalami proses pematangan (maturation) dan diikuti dengan proses pembusukan. Proses tersebut selalu disertai dengan penurunan kualitas salah satunya yaitu kekerasan . Pengukuran kekerasan dengan menggunakan alat uji daya tekan buah pada tiga titik yang berbeda yaitu atas, tengah dan bagian bawah buah jambu biji dengan menggunakan Economi Force Sensor (penetrometer). Menurut Sjaifullah (1997), buah yang matang lebih lunak dibandingkan buah yang masih muda.Menurut Penelitian Ai Nurlaela (2003) kekerasan jambu biji akan semakin menurun selama masa penyimpanan. Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa kekerasan buah jambu buji semakin lama masa penyimpanan nilai kekerasannya menurun hal ini sesuai dengan penelitian Ai Nurlaela (2003). Terjadinya pelunakan buah pada proses pematangan diakibatkan oleh perubahan tekanan turgor sel. Perubahan turgor ini pada
Gambar 9. Nilai rata-rata kekerasan selama penyimpanan. Hasil Analisis ragam buah jambu biji menunjukan bahwa nilai kekerasan pada hari ke-1 menunjukan perbedaan yang nyata dengan nilai kekerasan pada penyimpanan hari ke-5 yaitu mengalami peningkatan, ini menunjukan adanya pengaruh tekanan turgor sel pada didnding sel buah, sehingga daging dan kulit buah bertambah kekerasannya. Setelah penyimpanan hari ke5 nilai kekerasan menunjukan nilai yang lebih kecil. Pada penyimpanan hari ke-10 dan hari ke-5 belas nilai kekerasan menurun. Dari hasil analisis menunjukan bahwa nilai kekerasan buah jambu biji akan mengalami penurunan selama masa penyimpanan karena buah yang mengalami pelunakan. pH (Tingkat Keasaman) Nilai pH (Tingkat Keasaman) menunjukan derajat keasaman buah jambu biji selama penyimpanan. Nilai pH yang tinggi (>7) menunjukan bahwa bahan tersebut mengalami perubahan kandungan ion hidrogen sehingga bahan bersifat asam, begitu juga sebaliknya. Buah yang lebih muda cendrung untuk bersifat basa, hal ini disebabkan sedikitnya kadar gula dalam buah. Seiring dengan bertambahnya umur buah , maka kadar gula atau tingkat kemanisan akan meningkat sehingga menyebabkan kadar asam berkurang. Nilai pH pada buah jambu biji yang disimpan pada suhu ruang menunjukan
4.15 4.1 4.05 4 3.95 3.9 3.85 3.8 3.75 3.7
R2 = 0.7729
0
5
10
15
20
masa penyimpanan
Gambar 10. Nilai pH (Tingkat Keasaman) jambu biji selama masa penyimpanan
pigmen karotenoid menyebabkan perubahan warna dari hijau ke kuning, merah muda atau merah. Berdasarkan hasil penelitian Kumar dan Silva’s (1973) mengenai proses fisik akibat interaksi cahaya dengan bahan biologi (daun kedelai), diperoleh bahwa 96% berkas sinar berhasil memasuki daun. Daun yang mengandung klorofil akan menyerap sinar biru atau merah saat berkas sinar polikromatik melewati kloroplas. Sinar yang bisa lewat hanya pada daerah NIR dan berkas sinar hijau melalui proses transmisi dan refleksi, yang kemudian ditangkap oleh mata pengamat. Berdasarkan hasil percobaan, spectrum jambu biji selama penyimpanan (hari) mengalami pergeseran panjang gelombang dari 580 nm menjadi 740 , atau dari spectra hijau ke kuning yang dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 12 dan 13 menunjukan hubungan antara penyimpanan dengan Intensitas reflektansi (%) pada panjang gelombang 580 nm, nilai R2 = 0.1806 sedangkan pada panjang gelombang 740 nm nilai R2 =0.00102. Inten sitas Reflektansi %
nilai pH (Tingkat Keasaman)
bahwa semakin lama penyimpanan kadar gula semakin berkurang, hal ini ditunjukan dengan nilai pH yang semakin menurun atau buah semakin asam. Buah jambu yang digunakan sebelum dilakukan penyimpanan dalam keadaan basa dengan kadar gula yang besar. Gambar 10, merupakan nilai rata-rata pH (Tingkat Keasaman) buah jambu biji selama penyimpanan. Gambar 10 menunjukan bahwa pada penyimpanan ke-1 nilai pH berbeda nyata dengan penyimpanan hari ke-5, hal ini terjadi karena pada hari kelima terjadi peningkatan kandungan hidrogen sehingga niali pH meningkat dan kemudian kembali menurun. Pada penyimpanan ke-10 sampai dengan hari ke15 nilai pH (Tingkat Keasaman) buah jambu buji semakin menurun. Dari hasil analisis menunjukan bahwa kadar gula pada buah jambu biji akan berkurang selama masa penyimpanan yang di tunjukan dengan rasa daging yang asam.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 400
CH10 CH15
500
600
700
800
900
Gambar 11.Perubahan spectra buah jambu biji selama penyimpanan
Intensitas reflektans (%)
Penyimpanan dengan menggunakan wadah plastik yang tertutup rapat menyebabkan terjadinya pergeseran panjang gelombang. Pergeseran tersebut disebabkan oleh absorbansi cahaya pada penyimpanan buah jambu biji. . Hampir semua sampel memiliki reflektans yang rendah pada daerah ultraviolet dikarenakan penyerapan energi radiasi oleh pigmen. Proses perubahan warna dari hijau ke kuning menunjukan telah terjadi penurunan klorofil dimana daya serap cahaya menurun seiring dengan semakin lamanya masa penyimpanan. Buah-buhan atau sayuran yang mengalami penurunan klorofil akan berubah warna, kenaikan
CH5
panjang gelombang (nm)
Sifat Optik Reflektans cahaya tampak dan pergeseran panjang gelombang
C H1
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0
5
10
15
20
lama pe nyimpanan (har i)
Gambar 12. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 580 nm.
50
50
45 Intensitas reflektans (%)
Intensitas reflektans (%)
60
40 30 20 10 0 0
5
10
15
20
40 35 30 25 20 15 10 5
lama penyimpanan (hari)
0
Hubungan sifat kimia-fisika dengan Intensitas Reflektans (%) Total padatan terlarut yang rendah menunjukan bahwa kandungan gula pada buah jambu biji rendah. Kandungan gula dapat diamati pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm yaitu pada daerah serapan. Hubungan antara susut bobot %, kekerasan dan pH menunjukan hasil yang sama dengan hubungan TPT dengan Intensitas reflektansi (%) tidak terjadi hubungan linear antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika seperti yang terlihat pada gambar 14 sampai dengan 20.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
susut bobot (%)
Gambar 15.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 580 nm. 60 50 Intensitas reflektans (%)
Gambar 13. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 740 nm.
40 30 20 10 0 0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
susut bobot (%)
Gambar 16. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 740 nm 60
50
45
Intensitas reflektans (%)
Intensitas reflektans (%)
50 40 35 30 25 20 15
40
30
20
10
10 5
0 0
0 7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
20
TPT (% brix)
Gambar 14. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 580 nm
40
60
80
100
ke kerasan (N/mm2)
7.8
Gambar 17. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 580 n 50 45 Intensitas reflektans (%)
Intensitas reflektans (%)
60 50 40 30 20 10
40 35 30 25 20 15 10 5 0
0 7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
TPT (% brix)
Gambar 15.Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 740 nm
0
20
40
60
80
100
kekerasan (N/mm2)
Gambar 18.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 740 nm
50
Intensitas reflektans (%)
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 3.7
3.8
3.9
4
4.1
4.2
pH
Gambar 19. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 580 nm 60
Intensitas reflektans (%)
50 40 30 20 10 0 3.7
3.8
3.9
4
4.1
4.2
sama pada waktu pemetikan, kulit buah yang mudah rusak dan memar. Berdasarkan penelitian Luoheng Han (2005) , turunan pertama memiliki koefisien korelasi yang besar terhadap kandungan klorofil, dibandingkan koefisien korelasi antara intensitas reflektans terhadap kandungan klorofil. Menurut M.N Merzlyak (2002), kandungan figmen dapat diperoleh dari amplitudo dan posisi puncak turunan pertama dari spektrum reflektans antara 685706, namun posisi spektra dapat berubah berdasarkan konsentrasi klorofil. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan yang kuat antara turunan pertama selama penyimpanan terjadi pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm. Turunan pertama pada panjang gelombang 500 nm dan 720 ditunjukan pada gambar 21 dan 22. Dari hasil analisis diperoleh bahwa masa penyimpanan berkolerasi linear dengan turunan pertama yang ditunjukan oleh nilai R2=0.8 mendekati 1. Menujukan bahwa serapan cahaya berkolerasi linear dengan turunan pertama
Hubungan turunan pertama terhadap Intensitas reflektansi (%) Spektrum turunan pertama menunjukan laju perubahan Intensitas reflektans (%) terhadap panjang gelombang dR / d . Turunan pertama juga digunakan untuk menunjukan kurva reflektans pada panjang gelombang . Turunan pertama dengan mencari selisih antara panjang gelombang (Han dan Rundquist 1994,Tsai dan Philpot 1998 di dalam Luoheng Han 2005). Interval panjang gelombang yang digunakan konstan sebesar 0.37 nm.Analisis turunan dapat digunakan untuk mengetahui kandungan klorofil (Luoheng Han,2005) , analisis ini juga berhubungan dengan tingkat masa simpan atau daya tahan buah selama penyimpanan. Semakin matang buah maka kandungan klorofil semakin berkurang. Perubahan reflektas buah selama penyimpanan, koefisien korelasi intensitas selama penyimpanan tidak ada pola teratur, hal tersebut dikarenakan oleh faktor lingkungan yaitu umur buah yang tidak
0.47 0.43 0.39 0.35 0.31 0.27 0.23 0.19 0.15 0.11 0.07 0.03 -0.01 -0.05400 -0.09
control H1 control H5 control H10 control H15
500
600 700
800
900
panjang gelombang (nm)
Gambar 21.Panjang gelombang (nm) buah jambu biji terhadap turunan pertama selama penyimpanan. 0.18 0.16 Turunan pertam a
Gambar 20. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap pH pada panjang gelombang 740 nm
turunan pertama
pH
0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0
5
10
15
20
lam a penyim panan (hari)
Gambar 22.Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm
0.35
turu nan pertam a
0.3 0.25 0.2 0.15 0.1
R2 = 0.9199
0.05 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
penyimpanan (hari)
Gambar 23. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 720 nm Hubungan sifat kimia-fisika dengan turunan pertama reflektans. Data pengukuran (sifat kimia-fisika dan turunan pertama) dengan menggunakan program SPSS. Pengolahan data yang dilakukan yaitu regresi linear sifat kimiafisika dan turunan pertama buah jambu biji selama penyimpanan. Dengan memasukan data variabel bergantung y (turunan pertama jambu biji) dan variabel bebas (susut bobot (%) x1, kekerasan x2,TPT x3 dan pH x4) diperoleh persamaan regresi linear berganda selama penyimpanan sebagai berikut :
y ax1 bx 2 cx3 D a. Regresi linear berganda jambu biji pada panjang 500 nm. Regresi linear berganda untuk susut bobot %, TPT dan Kekerasan y 5.472 x1 3.045 x 2 0.032 x 3 25.13 Regresi linear berganda untuk susut bobot %, Kekerasan dan pH y 1.861x1 2.049 x 2 0.223x3 16.636 R2= 1.00 b.Regresi linear berganda jambu biji pada panjang 720 nm. y 4.055 x1 2.010 x 2 0.036 x3 16.076 y 0.246 x1 0.693x 2 0.248 x3 6.617 R2= 1.00 Secara umum hasil regresi linear berganda memperlihatkan bahwa kontibusi dominan yang mempengaruhi penurunan kualitas buah jambu biji selama penyimpanan ada empat yaitu susut bobot (%), kekerasan, TPT dan pH. Semakin besar variable dependen maka nilai
konstanta yang di peroleh semakin kecil, yang menunjukan data semakin baik dengan panjang gelombang yang besar. Nilai R2 dalam penelitian ini sebesar 1.00 yang menunjukan bahwa data yang diperoleh sudah teliti dan bagus. Pada panjang gelombang 720 nilai regresi linear berganda yang diperlihatkan lebih kecil dari pada pada panjang gelombang 500 nm. Dengan demikian penurunan kualitas buah jambu biji dapat diukur dengan menggunakan spektroskopi pada panjang gelombang 720 nm yaitu dalam bentuk turunan pertama reflektans,karena besar yang diperoleh lebih teratur dan memiliki hubungan yang linear dengan sifat kimia-fisika. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) Standarisasi Nasional Indonesia Jambu Biji(Psidium guajava L.) disusun dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-03: Pertanian. RSNI Jambu biji (Psidium guajava L.) ini dibuat berdasarkan deskripsi varietas yang sudah dilepas dan diharmoniskan dengan format standar global CODEX STAN 215-1999 FOR GUAVAS. SNI digunakan agar produk hasil pertanian Indonesia khususnya Jambu biji dapat diterima pasar global dan siap untuk bersaing. Berdasarkan SNI jambu yang siap bersaing di pasar global yaitu Jambu Biji yang utuh tidak cacat sehingga tidak mempengaruhi keragaman umum, keadaan buah tidak keriput akibat kekurangan kandungan air, padat, kenyal atau ”firm” buah tidak memar akibat benturan, layak konsumsi (tidak busuk atau rusak), buah bebas dari kotoran, residu pestisida dan sisa bagian tanaman lain, buah tidak membawa hama dan penyakit, buah bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang mencolok dalam penyimpanan, buah bebas dari aroma dan rasa selain aroma dan rasa khas jambu biji. Berdasarkan kualitas varietas diatas maka Jambu biji yang diteliti masuk kedalam kelas A untuk penyimpanan sampai hari ke-5 sampai hari ke 7, dengan keadaan sebagai berikut : Jambu mengalami keruksakan sedikit sekitar 5% karena proses mekanis saat pemanenan dan pengangkutan, warna dan rasa belum berubah. Pada penyimpanan lebih dari hari ke-7 sampai hari ke 15 Jambu Biji masuk kedalam kelas B karena tidak memenuhi persyaratan untuk kelas yang lebih tinggi namun masih memenuhi persyaratan minimum, kerusakan akibat kadar air yang
sedikit . Untuk bobot Jambu Biji yang digunakan dalam penelitian ini masuk kedalam kode ukuran 2 (351 – 450) dan kode ukuran 3 (251 – 350 ).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Proses penyimpanan buah jambu biji pada suhu ruang yang disimpan dengan menggunakan plastik polietilen selama 15 hari dan tanpa perlakuan harus diperhatikan adalah pengaruh udara dari luar selama masa penyimpanan. Hasil analisis menunjukan perubahan sifat kimia-fisika yaitu nilai % susut bobot, kekerasan dan pH mengalami penurunan pada penyimpanan (hari) selama 15 hari, sedangkan TPT(% brix) mengalami kenaikan kadar gula selama penyimpanan Pergeseran panjang gelombang terjadi pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm, yang ditunjukan dengan adanya perubahan puncak spektra dari spektra hijau ke spektra kuning. Hubungan antara Intensitas reflektansi (%) dengan sifat kimiafisika (% susut bobot, kekerasan, TPT dan pH) tidak memiliki hubungan yang linear yang ditunjukan dengan nilai R2 yang kurang dari 0.5. Hubungan antara turunan pertama dengan penyimpanan menunjukan adanya hubungan yang linear pada panjang gelombang 500 nm dan R2=0.919 pada panjang gelombang 720 nm. Pada panjang gelombang 740 nm diperoleh hubungan yang linear antara sifat optik dengan Intensitas reflektansi yang lebih teratur. Hubungan ini menunjukan bahwa penyimpanan dengan wadah plastik yang tertutup dapat dengan mudah dideteksi dengan metode spektroskopi pada panjang gelombang 740 nm, untuk mengetahui kualitas buah jambu biji selama penyimpanan. Data SPSS menunjukan adanya hubungan linear antara turunan pertama reflektans dengan (susut bobot %, Total Padatan Terlarut (TPT), kekerasan dan pH) terutama pada panjang gelombang 720 nm yang ditunjukan oleh R2 yang mendekati 1. Penyimpanan buah jambu biji dengan menggunakan wadah plastik yang tertutup rapat dapat memperlambat penurunan kualitas sehingga dapat disimpan lebih lama selain itu Jambu Biji dengan uji penyimpanan memilki kelebihan sesuai dengan Standarisasi Nasional Indonesia untuk penyimpanan sampai hari ke-7 masuk
kedalam kelas A sedangkan penyimpanan hari ke-7 sampai 15 masuk kedalam kelas B. Saran Proses pemilihan buah jambu biji yang akan digunakan untuk mengetahui lama penyimpanan buah pada suhu ruang dengan menggunakan wadah plastik yang kedap udara harus memiliki umur yang seragam, berat yang seragam dan warna kulit yang seragam. Proses penyimpanan harus dipastikan benar-benar tertutup rapat sehingga tidak ada udara dari luar yang mempengaruhi laju tranpirasi dan respirasi buah. Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan wadah yang berbeda seperti kotak kayu, busa atau jambu sebelum dimasukan kedalam wadah di balut oleh kertas tisu sehingga kualitas buah tetap bisa terjaga. Sudut yang digunakan dalam pengukuran Intensitas reflektansi dapat menggunakan sudut 450 agar perubahan kurva intensitas lebih teratur dan memiliki hubungan yang linear antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika.
Daftar Pustaka Apandi M.1984.Teknologi Buah dan Sayuran.Bandung : PT Alumni Ariatmoko, sigit.2005. Uji Karakteristik Optik Buah Tomat Spektrskopi VisNIR. Skripsi. Departemen . Fisika. Institut Pertanian Bogor. Christianti, Isti. 1992. Pengaruh Penyimpanan Beberapa Varietas Jambu Biji (psidium guajava) Dengan Teknik “Modified Atmosphere Storage”.Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Han, luoheng.2005. Estimating chlorophylla concentration using first derivative spectra in coastal water. Vol. 26.No.23.5235 – 5244. Maddu, Akhiruddin. 2007. Pedoman Praktikum Eksperimen Fisika II .Departemen Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Merzlyak, M.N. et al .2003. Application of Reflectance Spectroscopy for Analisis of Higher Plant Pigmen. Vol. 50, No.5, Hal 704 – 710. Mohsenin, NN.1984. Electromagnetic Radiation Properties of food and Agricultural Product. New York: Gordon and Breach Science Publisher.
Noname.1996. Metode for Determining Quality of Fresh Commodities. http:/www.elsevier.com.id.[16 Juni 2003]. Noname.2008. Panen, Pasca Panen danPemasaran.http:/www.google.com.i d.[21 Agustus 2008]. Novianti, Inna. 2008. Analisa Spektroskopi reflektans Vis-NIR Untuk Mengetahui Proses Pematangan Buah Stroberi. Skripsi. Fisika. Institut Pertanian Bogor. Nurlaela, Ai.2003. Penyimpanan Buah Jambu Biji Jenis Bangkok Segar Pada Suhu Kamar Yang Telah Diradiasi Sinar Gamma (60Co). Skripsi. Departemen . Fisika. Institut Pertanian Bogor. Peleg, M.and Bagley, E.B.1983. Physical Properties of Foods.AVI Publishing Company,Inc,Wetsport, Connecticul. Putri, Rika.2007. Kajian Sifat Listrik Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Pada Tingkat Kematangan Berbeda.Skripsi.
Departemen . Fisika. Institut Pertanian Bogor. Rukmana R.1996. Jambu Biji. Jakarta: Kanisius. Satuhu S, Supriyadi A.1999. Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya. Sjaifullah. 1997. Petunjuk Memilih Buah Segar . Jakarta: Penebar Swadaya. Sunarmani et al. 1996. Pengaruh Komposisi Oksigen dan Karbondioksida Dalam Wadah Tertutup Terhadap Mutu dan Daya Simpan Nenas. Jakarta:J.Hort.5(5).Hal 80-93. Winarno FG, Aman M.1979. Fisiologi Lepas Panen. Bogor : Sastra Hudaya.
LAMPIRAN
Lampiran 1.Diagram alir penelitian Studi pustaka
Penyusunan proposal
Persiapan alat dan bahan penelitian (jambu biji)
Sortasi dan penyimpanan dengan toples plastik.
Buah jambu biji selama penyimpanan tertentu
Pengukuran berat buah jambu dengan neraca digital
Uji spektra reflektan dengan menggunakan spektrofotometer USB 2000
Karakterisasi fisik TPT dan kekerasan
Karakterisasi kimia pH
Pengolahan data dan analisis
Penyusunan skripsi
Seminar / sidang
LAMPIRAN DATA Lampiran Tabel 1. rata-rata nilai kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan
No.
Waktu (detik)
Gaya (F) pada sampel A
B
C
D
1
0
12.75778
8.839722
8.588819
7.54658
2
1
13.21667
9.258056
9.172847
8.161892
3
2
13.78333
11.22167
10.19708
9.300521
4
3
14.31
15.41389
11.75847
11.12059
5
4
19.83444
18.20528
15.46854
14.37707
6
5
22.63
16.91639
16.7941
15.33512
7
6
26.39333
18.13194
19.22965
17.43873
8
7
27.04778
18.29306
19.84715
18.047
9
8
27.76667
18.85583
20.59729
18.80495
10
9
28.85
19.03556
21.43389
19.57986
11
10
27.09444
19.23833
20.85681
19.2974
12
11
26.88222
19.45139
21.05396
19.59689
13
12
26.85778
19.52056
21.30903
19.92184
14
13
26.79111
19.64972
21.55799
20.2497
15
14
27.93667
19.95889
22.45806
21.0884
16
15
27.94889
20.25306
22.78771
21.49741
17
16
27.81444
20.2425
22.96785
21.7562
18
17
28.46111
20.15861
23.52021
22.28498
19
18
28.50333
20.46611
23.86819
22.70941
20
19
28.92667
20.84667
24.425
23.29958
21
20
29.15
20.68944
24.74736
23.6467
22
21
29.43889
20.85778
25.18389
24.12014
23
22
26.21111
21.02
23.86056
23.27292
24
23
26.12778
21.34639
24.40049
23.96866
25
24
25.78889
21.64056
24.55458
24.24601
26
25
25.68667
21.68528
24.76465
24.53415
27
26
26.09333
21.45222
25.15972
24.92632
28
27
26.16889
20.9975
25.33382
25.12505
LAMPIRAN DATA Lampiran Tabel 2. rata-rata nilai Intensitas reflektansi (%) buah jambu biji selama penyimpanan No.
Panjang gelombang (nm)
Intensitas reflektansi % (1/10) A
B
C
D
1
330
0
0
0
0
2
340
-620.645
-793.863
-632.73
-849.642
3
350
-206.68
-276.342
-210.705
-235.737
4
360
-75.2703
-106.813
-85.8828
-95.3975
5
370
-33.2115
-58.7483
-43.5038
-55.2795
6
380
-19.8188
-35.435
-36.2235
-36.4125
7
390
8.19
0.736
1.33525
-0.81375
8
400
11.87975
5.5725
5.39475
3.81725
9
410
14.265
8.7905
8.22525
7.053
10
420
15.945
11.121
10.358
9.55925
11
430
17.045
12.656
11.82875
11.2925
12
440
17.932
13.90075
13.0035
12.67625
13
450
18.73975
15.018
14.08875
13.932
14
460
19.431
15.9685
15.1005
15.0785
15
470
20.24525
17.0535
16.35325
16.46675
16
480
21.29925
18.4615
18.02925
18.24575
17
490
22.39425
19.91375
19.7335
19.99125
18
500
23.35025
21.18675
21.19625
21.444
19
510
24.408
22.5545
22.72125
22.93325
20
520
25.6245
24.0515
24.345
24.50375
21
530
26.988
25.67175
26.06325
26.159
22
540
28.36975
27.244
27.68075
27.697
23
550
29.61275
28.574
28.9695
28.88325
24
560
30.67675
29.61425
29.9045
29.7155
25
570
31.8275
30.62875
30.76
30.46375
26
580
32.7795
31.379
31.359
30.98425
27
590
33.612
31.916
31.73
31.28775
28
600
34.20975
32.1365
31.79225
31.29325
29
610
34.46225
31.92275
31.42275
30.89575
30
620
34.39375
31.41775
30.75
30.21675
31
630
33.976
30.71975
29.8875
29.35975
32
640
33.2945
29.822
28.8225
28.30025
33
650
32.7225
28.9465
27.7855
27.26675
34
660
32.62525
28.658
27.399
26.83425
35
670
32.86425
28.8925
27.53775
26.8435
36
680
33.4235
29.54125
28.05925
27.1545
37
690
34.26
30.536
28.96475
27.82225
38
700
35.53175
31.87475
30.2275
28.79725
39
710
37.26425
33.57725
31.88875
30.14525
40
720
39.20425
35.5485
33.829
31.753
41
730
40.56775
36.99725
35.16425
32.76725
42
740
41.369
37.6925
35.71075
33.0985
43
750
41.8285
37.9825
35.8815
33.16125
44
760
42.122
38.09
35.904
33.13225
45
770
42.3335
38.099
35.84375
33.04725
46
780
42.49975
38.06125
35.75075
32.9535
47
790
42.6315
38.00025
35.6455
32.849
48
800
42.734
37.934
35.55175
32.75675
49
810
42.82125
37.8675
35.47175
32.67175
50
820
42.86125
37.77725
35.37675
32.56925
51
830
42.84875
37.65475
35.268
32.444
52
840
42.7865
37.4935
35.124
32.292
53
850
42.6565
37.2655
34.9285
32.081
54
860
42.47675
36.96825
34.68875
31.82725
55
870
42.26825
36.66325
34.443
31.57325
56
880
42.021
36.319
34.18625
31.29875
57
890
41.7735
35.95725
33.923
31.0115
58
900
41.51475
35.55925
33.63675
30.711
59
910
41.2715
35.19675
33.37675
30.42325
60
920
41.0015
34.774
33.0675
30.07525
61
930
40.5815
34.21625
32.62375
29.58725
62
940
40.01325
33.46875
32.01575
28.89975
63
950
39.23275
32.47975
31.18225
27.9925
64
960
38.22575
31.2425
30.12975
26.81275
65
970
36.89275
29.59725
28.69975
25.265
66
980
35.284
27.6305
27.02775
23.44
67
990
33.138
25.03025
24.86025
21.08175
68
1000
28.66075
20.761
20.82575
17.956
69
1110
22.0885
11.372
13.82975
10.8545
LAMPIRAN DATA Lampiran Tabel.3 rata -rata nilai turunan pertama buah jambu biji selama penyimpanan No.
panjang gelombang (nm)
Intensitas reflektansi % (1/10) A
B
C
D
1
400
0.330405
0.434459
0.372297
0.425676
2
410
0.195946
0.284459
0.24527
0.271622
3
420
0.141892
0.189189
0.184459
0.191892
4
430
0.10473
0.149324
0.136486
0.147973
5
440
0.082639
0.116667
0.109722
0.113194
6
450
0.068243
0.094595
0.093243
0.093919
7
460
0.068919
0.092568
0.105405
0.094595
8
470
0.089583
0.117361
0.140972
0.120833
9
480
0.110417
0.141667
0.169444
0.146528
10
490
0.113571
0.145
0.167143
0.15
11
500
0.103472
0.130556
0.146528
0.135417
12
510
0.105714
0.130714
0.145714
0.135714
13
520
0.115714
0.140714
0.149286
0.144286
14
530
0.111806
0.130556
0.140278
0.134722
15
540
0.102857
0.114286
0.115
0.116429
16
550
0.085
0.087857
0.078571
0.087857
17
560
0.072143
0.067143
0.051429
0.066429
18
570
0.058571
0.044286
0.029286
0.042143
19
580
0.050714
0.027143
0.01
0.022857
20
590
0.038971
0.006618
-0.00956
0.004412
21
600
0.024265
-0.01691
-0.03088
-0.01912
22
610
-0.00221
-0.04853
-0.06618
-0.05221
23
620
-0.02426
-0.05368
-0.06985
-0.05809
24 25 26
630 640 650
-0.05809 0.048529 0.048529
-0.07647 0.041176 0.041176
-0.09485 0.030882 0.030882
-0.08015 0.041912 0.041912
27
660
0.080147
0.081618
0.069853
0.083824
28
670
0.118939
0.12803
0.116667
0.134091
29
680
0.156618
0.1625
0.155147
0.170588
30
690
0.160294
0.166176
0.158088
0.173529
31
670
0.199265
0.191912
0.184559
0.2
32
680
0.247727
0.234848
0.231818
0.243939
33
690
0.231818
0.233333
0.228788
0.243939
34
700
0.15
0.142424
0.126515
0.149242
35
710
0.082576
0.062121
0.050758
0.065909
36
720
0.05
0.031818
0.022727
0.033333
37
730
0.031061
0.015152
0.004545
0.012879
38
740
0.027344
0.007031
0.001563
0.00625
39
750
0.023437
0.004687
-0.00156
0.001563
40
760
0.015625
0.001563
-0.00156
-0.00078
41
770
0.0125
-0.00469
-0.00547
-0.00391
42
780
0.010156
-0.00312
-0.00547
-0.00469
43
790
-0.00313
-0.01641
-0.01484
-0.01562
44
800
-0.01016
-0.01953
-0.01719
-0.02109
45
810
-0.01563
-0.02891
-0.02422
-0.02656
46
820
-0.03145
-0.04274
-0.03548
-0.04032
47
830
-0.02742
-0.04355
-0.03468
-0.04113
48
840
-0.0371
-0.05081
-0.03952
-0.04758
49
850
-0.04597
-0.05484
-0.05161
-0.05323
50
860
-0.0375
-0.05083
-0.045
-0.0475
51
870
-0.02903
-0.04839
-0.04194
-0.04355
52
880
-0.01833
-0.04083
-0.03167
-0.03333
53
890
-0.04355
-0.05565
-0.04919
-0.05806
54
900
-0.04833
-0.07167
-0.06
-0.07083
55
910
-0.07583
-0.08833
-0.08
-0.08583
56
920
-0.07583
-0.09083
-0.08583
-0.08417
57
930
-0.12583
-0.15083
-0.13667
-0.145
58
940
-0.17083
-0.19
-0.16583
-0.18583
59
950
-0.19
-0.245
-0.17917
-0.22667
60
960
0.558621
-5.84914
-2.40172
-1.01552
61
970
-21.0558
-16.5992
-23.01
-20.9458
62
980
-8.67931
2.359483
-7.19914
-5.13103
63
990
0.8525
3.055
1.5825
0.526667
64
1000
9.503333
8.725
7.003333
9.36
Lampiran Tabel 4 Masa jenis jambu biji sampel hari 1 Sampel
masa jenis (gram)
C1A
365.98
C1B
381.04
C1C
351.6
C1D
336.47
Rata-rata
358.77
Lampiran Tabel 5 Masa jenis jambu biji sampel hari 5 Sampel
masa jenis (gram)
C5A
356.98
C5B
370.04
C5C
343.6
C5D
316.47
Rata-rata
346.77
Lampiran Tabel 6 Masa jenis jambu biji sampel hari 10 Sampel
masa jenis (gram)
C10A
324
C10B
365.8
C10C
315.7
C10D
299.6
Rata-rata
326.27
Lampiran Tabel 7 Masa jenis jambu biji sampel hari 15 Sampel
masa jenis (gram)
C15A
271.58
C15B
240.9
C15C
278.37
C15D
307.71
Rata-rata
274.64
Lampiran Tabel 8 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 1 Sampel
TPT
C1A
7.4
C1B
7.7
C1C
7.1
C1D
7.1
Rata-rata
7.3
Lampiran Tabel. 9 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 5 Sampel
TPT
C6A
7.2
C6B
7.3
C6C
8
C6D
7.4
Rata-rata
7.35
Lampiran Tabel. 10 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 10 Sampel
nilai TPT
C10A
6.8
C10B
7.1
C10C
8.1
C10D
7.6
Rata-rata
7.6
Lampiran Tabel. 11 Total Padatan Terlarut (TPT) sampel hari 15
Sampel
nilai TPT
C15A
7.9
C15B
6.8
C15C
6.9
C15D
7.4
Rata-rata
7.7
Lampiran Tabel. 12 Tingkat keasaman (pH) jambu biji sampel hari 1 Suhu (oC)
Sampel
pH
pH Buffer
C1A
4.04
4.38
26.8
C1B
4.03
4.37
26.8
C1C
3.96
4.38
26.9
C1D
4.05
4.39
26.7
Rata-rata
4.02
4.38
26
Lampiran Tabel 13 Tingkat keasaman (pH) buah jambu biji sampel hari 5 Suhu (oC)
Sampel
pH
pH Buffer
C6A
4.03
4.37
25
C6B
3.86
4.36
25.3
C1C
3.77
4.35
25.5
C1D
3.87
4.36
26.7
Rata-rata
4.1
4.36
25.4
Lampiran Tabel 14 Tingkat keasaman ( pH) buah jambu biji sampel hari 10 Sampel
pH
Suhu (oC)
pH Buffer
C10A
3.75
4.35
26.8
C10B
3.77
4.36
26.6
C10C
4.08
4.39
26.5
C10D
4.1
4.39
26.7
Rata-rata
3.9
4.37
25.6
Lampiran Tabel 15 Tingkat keasaman ( pH) buah jambu biji sampel hari 15 Sampel
pH
pH Buffer
Suhu (oC)
C10A
4.05
4.39
26.8
C10B
4.65
4.36
26.6
C10C
4.
4.39
26.5
C10D
3.67
4.39
26.7
Rata-rata
3.76
4.38
26.7
Lampiran Tabel 16.Nilai susut bobot (%) buah jambu biji selama penyimpanan No.
1 2 3 4
Lama penyimpanan (hari) 1 5 10 15
Susut bobot (%)
0.972 0.913 0.776 0.676
Lampiran Tabel 17. Nilai TPT (% brix) buah jambu biji selama penyimpanan. No.
1 2 3 4
Lama penyimpanan (hari)
TPT
1 5 10 15
7.3 7.35 7.6 7.7
Lampiran Tabel 18.Kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan No.
1 2 3 4
Lama penyimpanan (hari) 1 5 10 15
Kekerasan
80 75 71 65
Lampiran Tabel 19.Nilai pH (Tingkat Keasaman) jambu biji selama penyimpanan. No.
1 2 3 4
Lama penyimpanan (hari)
pH
1 5 10 15
4.02 4.1 3.9 3.76
Lampiran Tabel.20 Nilai absorbansi jambu biji selama penyimpanan (hari). No.
Lama penyimpanan (hari)
1 2 3 4
Panjang gelombang 600 nm 740 nm
1 5 10 15
43.6 25.5 42.8 26.3
41.6 34.2 52 35.3
Lampiran Tabel.21hubungan antara TPT dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm No
1 2 3 4
No
1 2 3 4
TPT (% brix) 7.3 7.35 7.6 7.7
TPT (% brix) 7.3 7.35 7.6 7.7
Intensitas reflektansi (%) 43.6 25.5 42.8 26.3
Intensitas reflektansi (%) 41.6 34.2 52 35.3
Lampiran Tabel.22 hubungan antara kekerasan dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm No
kekerasan
1 2 3 4
80 70 60 55
43.6 25.5 42.8 26.3
No
kekerasan
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
80 70 60 55
Intensitas reflektansi (%)
41.6 34.2 52 35.3
Lampiran Tabel.23 hubungan antara susut bobot (%) dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm No
susut bobot (%)
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
0.972 0.913 0.776 0.676
43.6 25.5 42.8 26.3
No
susut bobot (%)
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
0.972 0.913 0.776 0.676
41.6 34.2 52 35.3
Lampiran Tabel.24 hubungan antara pH dengan Intensitas reflektans pada panjang gelombang 580 nm dan 740 nm No
pH
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
4.02 4.1 3.9 3.76
43.6 25.5 42.8 26.3
No
pH
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
4.02 4.1 3.9 3.76
41.6 34.2 52 35.3
Lampiran Tabel.25.hubungan turunan pertama dengan penyimpanan (hari) pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm No
turunan pertama
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
0.16 0.17 0.03 0.08
43.6 25.5 42.8 26.3
No
turunan pertama
Intensitas reflektansi (%)
1 2 3 4
0.32 0.28 0.19 0.18
43.6 25.5 42.8 26.3
Lampiran gambar1. Turunan Pertama Reflektans Sampel A selama penyimpanan pada Panjang gelombang 500 nm dan 720 nm 16 m a s a p e n y i m p a n a n (h a r i)
m a s a p e n y i m p a n a n (h a r i)
16 14 12 10 8 6 2
4
R = 0.5458
2 0
14 12 10 8 6 4
R2 = 0.9199
2 0
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0
turunan pertama reflektansi
0.1
0.2
0.3
0.4
turunan pertama reflektansi
Lampiran gambar 2. Turunan Pertama Reflektans sampel B selamapenyimpanan panjang gelombang 500 nm dan 720 nm 16 m asa p enyim p anan (hari)
m asa pen yim p anan (hari)
16 14 12 10 8 6 4
2
R = 0.6753
2
14 12 10 8 6 4
R2 = 0.4695
2 0
0 0
0.05
0.1
0.15
turunan pertama reflektansi
0.2
0
0.1
0.2
0.3
turunan pertama reflektansi
0.4
Lampiran gambar 3. Turunan Pertama Reflektans sampel C Selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm 16 m a s a p e n yim p a n a n (h ari)
m a s a p e n y i m p a n a n (h a r i )
16 14 12 10
2
R = 0.0388
8 6 4 2 0
14 12 10 8 6 R2 = 0.9823
4 2 0
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0
turunan pertama reflektansi
0.1
0.2
0.3
0.4
turunan pertama reflektansi
Gambar 4. Turunan Pertama Reflektans sampel D selama penyimpanan pada panjang gelombang 500 nm dan 720 nm
16
m a s a p e n y im p a n a n (h a ri)
18
14
m a s a p e n y im p a n a n (h a ri)
16
14
12
12
10
10
8 6 4 2
R2 = 0.8001
0
8 6 R2 = 0.691
4 2 0
0
0.05
0.1
0.15
0.2
turunan pertama reflektans
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
turunan pertama reflektans
tu ru n a n p ertam a
Lampiran gambar 5 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadap Turunan Pertama selama penyimpanan sampel A dan B
0.47 0.43 0.39 0.35 0.31 0.27 0.23 0.19 0.15 0.11 0.07 0.03 -0.01 -0.05400 500 600 700 800 900 -0.09 panjang gelombang (nm)
control H1 control H5 control H10 control H15
0.35
Lampiran gambar 6 Fungsi panjang gelombang (nm) Jambu biji terhadap Turunan Pertama selama penyimpanan sampel C dan D
control H1 control H5 control H15
500
600
700
800
900
tu ru n a n p ertam a
control H10
tu ru n a n p e rta m a
0.39 0.35 0.31 0.27 0.23 0.19 0.15 0.11 0.07 0.03 -0.01 -0.05400 -0.09
0.39 0.35 0.31 0.27 0.23 0.19 0.15 0.11 0.07 0.03 -0.01 -0.05400 -0.09
control H1 control H5 control H10 control H15
500
600
700
800
900
panjang gelombang (nm)
panjang gelombang (nm)
Lampiran gambar 7 .Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel A dan B 30
30
25
AH1
20
AH5
15
AH10
n ilai k ek eras a n
25
AH15
10
n ila i k e k e ra s a n
35
BH1
20
BH5
15
BH10
10
BH15
5
5
0
0 0
5
10
15
20
25
0
30
10
20
30
40
masa penyimpanan (hari)
masa penyimpanan (hari)
Lampiran gambar 8. Nilai rata-rata kekerasan jambu biji sampel C dan D
35
25
30 CH1
20
CH5
15
CH10
10
CH15
5
25
DH1
20
DH5
15
DH10
10
DH15
n ila i k e k e ra s a n
n ila i k e k e r a s a n
30
5
0
0 0
10
20
30
masa penyimpanan (hari)
40
0
10
20
30
masa penyimpanan (hari)
40
Lampiran tabel 9 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 500 nm
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
VAR00004, VAR00003, a VAR00002
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: VAR00001
Model Summary Model 1
Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate 1.000a 1.000 . .
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00003, VAR00002 ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares .013 .000 .013
df 3 0 3
Mean Square .004 .
F
Sig. .a
.
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00003, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00001 a Coefficients
Model 1 (Constant) VAR00002 VAR00003 VAR00004
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 25.137 .000 -5.472 .000 -10.946 -3.045 .000 -8.798 .032 .000 3.050
a. Dependent Variable: VAR00001
t
Sig. . . . .
. . . .
Lampiran tabel 10 Regresi linear berganda data TPT, susut bobot (%) dan pH pada panjang gelombang 720 nm Variables Entered/Removedb Variables Entered
Model 1
Variables Removed
VAR00004, VAR00003, a VAR00002
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: VAR00001 Model Summary Model 1
Adjusted R Square .
R R Square 1.000a 1.000
Std. Error of the Estimate .
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00003, VAR00002 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .013 .000 .013
df 3 0 3
Mean Square .004 .
F
Sig. .a
.
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00003, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00001 Coefficientsa
Model 1
(Constant) VAR00002 VAR00003 VAR00004
Unstandardized Coefficients B Std. Error 16.636 .000 -1.861 .000 -2.049 .000 -.223 .000
a. Dependent Variable: VAR00001
Standardized Coefficients Beta -5.378 -4.099 -.494
t
Sig. . . . .
. . . .
Lampiran tabel 11 Regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan kekerasan pada panjang gelombang 740 nm Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
VAR00004, VAR00003, a VAR00002
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: VAR00001 Model Summary Model 1
R R Square 1.000a 1.000
Adjusted R Square .
Std. Error of the Estimate .
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00003, VAR00002 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .014 .000 .014
df 3 0 3
Mean Square .005 .
F
Sig. .a
.
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00003, VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00001 Coefficientsa
Model 1
(Constant) VAR00002 VAR00003 VAR00004
Unstandardized Coefficients B Std. Error 16.076 .000 -4.055 .000 -2.010 .000 .036 .000
a. Dependent Variable: VAR00001
Standardized Coefficients Beta -7.914 -5.667 3.311
t
Sig. . . . .
. . . .
Lampiran tabel 12 regresi linear berganda data susut bobot (%), TPT dan pH pada panjang gelombang 740 nm Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
VAR00004, VAR00002, a VAR00003
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: VAR00001 Model Summary Model 1
Adjusted R Square .
R R Square 1.000a 1.000
Std. Error of the Estimate .
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00002, VAR00003 ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares .014 .000 .014
df 3 0 3
Mean Square .005 .
F
Sig. .a
.
a. Predictors: (Constant), VAR00004, VAR00002, VAR00003 b. Dependent Variable: VAR00001 Coefficientsa
Model 1
(Constant) VAR00002 VAR00003 VAR00004
Unstandardized Coefficients B Std. Error 6.617 .000 -.246 .000 -.693 .000 -.248 .000
a. Dependent Variable: VAR00001
Standardized Coefficients Beta -.480 -1.954 -.537
t
Sig. . . . .
. . . .
Alat yang digunakan
Gambar 20 neraca digital
Gambar 24 Mortar dan Cawan petri
Gambar 27 Spectrometer fiber optik USB 2000
Gambar 21 Refractometer
Gambar 25.Pipet dan gelas ukur
gambar 22 pH meter
Gambar 26 Penetrometer
Sumber cahaya LS-1 Tungsten Halogen
Lampiran 13. Standarisasi Nasional Indonesia dari Google Jambu biji merupakan buah penting di Indonesia, dan memiliki pasar yang jelas mulai dari pasar tradisional hingga supermarket modern. Hal ini menunjukkan komoditas jambu biji sudah dikonsumsi secara merata dan memiliki daya saing dibandingkan komoditas buah lain. Dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut maka buah jambu biji yang dihasilkan harus memenuhi standard yang diterima konsumen secara luas, baik di pasar dalam negeri maupun pasar global. Rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Jambu biji (Psidium guajava L.) disusun dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-03: Pertanian. RSNI Jambu biji (Psidium guajava L.) ini dibuat berdasarkan deskripsi varietas yang sudah dilepas dan diharmoniskan dengan format standar global CODEX STAN 215-1999 FOR GUAVAS. Standar ini telah dibahas dalam rapat-rapat teknis dan terakhir dirumuskan dalam rapat konsensus nasional di Bogor pada tanggal 20-21 September 2007 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, balai penelitian, perguruan tinggi, serta instansi pemerintah terkait. Rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Jambu biji (Psidium guajava L.) disusun dengan harapan produk buah jambu biji Indonesia memiliki standar yang dapat diterima pasar global yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing buah jambu biji. Jambu biji (Psidium guajava L.) 1
Ruang lingkup
Jambu Biji yang termasuk standard ini adalah varietas-varietas komersial jambu biji (Psidium guajava L.) dari famili Myrtaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Jambu biji untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini. Standar ini menetapkan persyaratan untuk ruang lingkup, istilah dan definisi, acuan normatif, ketentuan tentang mutu, ketentuan tentang ukuran, ketentuan tentang toleransi, ketentuan tentang keragaan, penandaan dan pelabelan, kontaminasi, higienis, serta metode analisis dan pengambilan contoh pada buah jambu biji (Psidium guajava L.). 2
Istilah dan definisi
2.1. utuh buah sempurna tidak cacat yang mempengaruhi keragaan umum 2.2. tampilan segar keadaan fisik buah yang tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air
2.3 padat, kenyal atau ”firm” buah tidak memar akibat benturan 2.4 layak konsumsi, tidak busuk atau rusak buah tidak busuk atau rusak 2.5 bersih buah bebas dari kotoran, residu pestisida dan sisa bagian tanaman lain 2.6 bebas dari hama atau penyakit buah tidak membawa hama dan penyakit dan/atau mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit 2.7 bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang ekstrim buah bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang mencolok dalam penyimpanan 2.8 bebas dari aroma dan rasa asing buah bebas dari aroma dan rasa selain aroma dan rasa khas jambu biji 2.9 pengkelasan penggolongan buah berdasarkan mutu/kualitas mempertimbangkan toleransi yang ditentukan
atau
ukuran
dengan
2.10 kode ukuran penggolongan buah berdasarkan bobot buah sesuai dengan jenis atau varietas 3
Acuan normatif
SK Menteri Pertanian No. 516/Kpts/PD.210/10/2003 mengenai pelepasan varietas jambu biji;
SK Menteri Pertanian No. 17/Kpts/PD.210 /10/2003 mengenai pelepasan varietas jambu biji; SK Menteri Pertanian No. 271/Kpts/SR.120/7/2005 mengenai pelepasan varietas jambu biji; CAC/RCP 44-1995; CAC/RPC 1-1969. Rev. 3-1997, CAC/GL 21-1997; CODEX STAN 215-1999; CODEX STAN 1-1985, Rev. 2-1999; Codex about Sampling and Analysis Method, Volume 13. 4 4.1
Ketentuan mengenai mutu Persyaratan minimum
4.1.1 Untuk semua kelas buah, persyaratan minimum yang harus dipenuhi antara lain adalah : -
utuh;
-
penampilan segar;
-
padat;
-
layak dikonsumsi, tidak busuk atau rusak;
-
bersih, bebas dari benda-benda asing;
-
bebas dari memar yang menyebabkan perubahan rasa dan penampilan;
-
bebas dari hama dan/atau penyakit;
-
bebas dari kerusakan akibat serangan hama dan/atau penyakit kecuali akibat dari factor lingkungan yang tidak dapat dihindarkan tetapi tidak mempengaruhi penampilan umum produk;
-
bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali kondensasi sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin;
-
bebas dari aroma dan rasa asing.
4.1.2 Jambu biji harus dipanen dengan hati-hati dan telah mencapai tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria varietas, serta daerah tempat tumbuhnya. Tingkat perkembangan dan kondisi buah jambu biji pada saat panen harus dapat : -
mendukung penanganan, pengangkutan dan distribusi buah;
-
sampai di pasar yang dituju dalam kondisi yang diinginkan.
4.2
Klasifikasi
Jambu biji untuk konsumsi segar digolongkan dalam 3 (tiga) kelas kualitas seperti berikut : 4.2.1
Kelas super
Jambu biji pada kelas ini harus berkualitas super. Jambu biji harus sesuai dengan karakteristik varietas. Jambu biji harus bebas dari cacat kecuali cacat yang sangat kecil pada permukaan yang tidak mempengaruhi penampilan secara umum, kualitas, kualitas simpan dan keberadaan produk dalam kemasan. 4.2.2
Kelas A
Jambu biji pada kelas ini harus berkualitas baik dan berkarakter sesuai dengan varietas. Cacat yang sangat kecil pada buah masih diperbolehkan sejauh tidak mempengaruhi penampilan umum, kualitas, kualitas simpan dan keberadaan produk dalam kemasan. Beberapa penyimpangan yang masih diperbolehkan adalah : -
sedikit penyimpangan pada bentuk dan warna;
-
cacat sedikit pada kulit buah seperti tergores atau kerusakan mekanis lainnya seperti terpapar sinar matahari.
Total area yang cacat tidak lebih dari 5% dari luas total seluruh permukaan buah. Penyimpangan pada kulit buah tidak boleh mempengaruhi daging buah. 4.2.3
Kelas B
Jambu biji pada kelas ini adalah jambu biji yang tidak memenuhi persyaratan untuk kelas yang lebih tinggi namun masih memenuhi persyaratan minimum (poin 4.1). Penyimpangan yang masih diperbolehkan sejauh masih mempertahankan karakter penting kualitas, kualitas simpan dan penampilan produk, adalah : -
penyimpangan pada bentuk dan warna;
-
cacat pada kulit akibat tergores dan kerusakan lain seperti terpapar sinar matahari.
Total area yang cacat tidak lebih dari 10% dari luas total seluruh permukaan buah. Penyimpangan pada kulit buah tidak boleh mempengaruhi daging buah. 5
Ketentuan mengenai ukuran
Ukuran ditentukan berdasarkan bobot atau diameter maksimum buah yang diukur secara melintang, sesuai dengan tabel 1 dn tabel 2.
Tabel 1
Klasifikasi berdasarkan bobot buah Kode Bobot (gram) Ukuran* 1 2 3 4 5 6 7 8 9
>450 351 – 450 251 – 350 201 – 250 151 – 200 101 – 150 61 – 100 35 – 60 <35
Ket : *) mengacu kepada deskripsi varietas Tabel 2
Klasifikasi berdasarkan diameter buah
Kode Diameter (mm) ukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6
> 100 96 – 100 86 – 95 76 – 85 66 – 75 54 – 65 43 – 53 30 – 42 < 30
Ketentuan mengenai toleransi
Toleransi dalam hal kualitas dan ukuran masih dimungkinkan dalam setiap kemasan untuk produk yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan untuk setiap kelas. 6.1 6.1.1
Toleransi mutu Kelas super
Lima persen dari jumlah atau bobot jambu biji boleh tidak memenuhi ketentuan kelas super tetapi masih termasuk dalam kelas A atau masih berasal dalam batas toleransi kelas tersebut. 6.1.2
Kelas A
Sepuluh persen dari jumlah atau bobot jambu biji boleh tidak memenuhi ketentuan kelas A tetapi masih termasuk dalam kelas B atau masih berasal dalam batas toleransi kelas tersebut. 6.1.3
Kelas B
Sepuluh persen dari jumlah atau bobot jambu biji boleh tidak memenuhi ketentuan kelas B atau persyaratan minimum (point 4.1), dengan pengecualian buah yang sudah
dipengaruhi oleh pembusukan atau kerusakan lain yang menyebabkan tidak layak dikonsumsi. 6.2
Toleransi ukuran
Untuk semua kelas, batas toleransi yang diperbolehkan adalah 10 % berdasarkan jumlah atau bobot, tetapi berada tepat di atas atau di bawah kisaran ukuran yang ditentukan pada tabel ketentuan mengenai ukuran (bagian 3). 7
ketentuan mengenai keragaan
7.1
Keseragaman
Isi setiap kemasan harus seragam dan hanya berisi jambu biji dari kawasan, varietas/tipe komersial, kualitas dan ukuran yang sama. Bagian isi yang tampak dari kemasan harus mencerminkan keseluruhan isi kemasan. 7.2
Pengemasan
Jambu biji harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus baru (termasuk bahan daur ulang yang sesuai untuk makanan), bersih dan menjaga kualitas untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal produk. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi produk yang dicetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang tidak beracun. Jambu biji dikemas dalam kontainer sesuai dengan rekomendasi internasional untuk pengemasan dan pengangkutan buah tropika segar dan sayuran (CAC/RCP 44-1995). 7.2.1
Kemasan
Kemasan harus memenuhi syarat kualitas, higienis, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan, pengangkutan, distribusi, dan menjaga kualitas. Kemasan harus bebas dari bahan dan bau asing. 8
Penandaan dan pelabelan
8.1
Kemasan konsumen
Kemasan harus memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985 Rev. 2-1999 mengenai Standar umum pelabelan makanan dalam kemasan. Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi mengenai nama buah dan ditulis sebagai nama varietas. 8.2
Kemasan bukan eceran
Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta dapat dilihat dari luar atau harus ditunjukkan pada dokumen yang menyertai barang. Untuk produk yang diangkut dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen yang menyertai produk. 8.2.1
Identifikasi
Nama dan alamat perusahan eksportir, pengemas dan/atau pengumpul.
8.2.2
Nama produk
Nama buah apabila isi kemasan tidak tampak dari luar. Nama varietas/tipe komersial (opsional). 8.2.3
Asal produk
Asal negara dan bila diperlukan nama kabupaten atau kawasan tempat buah dihasilkan. 8.2.4
Identifikasi komersial
-
kelas;
-
ukuran [kode ukuran atau bobot (gram) atau diameter (mm) minimum atau maksimum;
-
bobot bersih (opsional).
8.2.5 9 9.1
Pemeriksaan resmi (opsional)
Kontaminan Logam berat
Jambu biji harus memenuhi syarat keamanan sesuai dengan ketentuan residu maksimum logam berat yang ditetapkan oleh badan yang berwenang. 9.2
Residu pestisida
Jambu biji harus memenuhi syarat residu maksimum pestisida yang ditetapkan oleh institusi yang berwenang. 10
Higienis
10.1 Jambu biji dianjurkan untuk memenuhi syarat higienis sesuai Prinsip Dasar Higienis Makanan (CAC/RCP 1-1969, Rev. 3-1997) atau ketentuan lainnya yang relevan. 10.2 Jambu biji harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai dengan ketentuan standar mikrobiologi untuk makanan (CAC/GL 21-1997) atau ketentuan lainnya yang relevan. 11
Metode analisis dan pengambilan contoh
Metode analisis dan pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Codex mengenai metode analisis dan pengambilan contoh, volume 13.