Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PADA KUDA SUMBA JANTAN (Kasus Peternakan Kuda Di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) IDENTIFICATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE CHARACTERS OF MALE SUMBA HORSE (Case of Horse Breeder in Waingapu City, East Sumba Regency, The Province of East Nusa Tenggara) Fajar Rizki A.K. *, Sri Bandiati Komar **, Primiani Edianingsih ** * Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 ** Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai “Identifikasi Sifat Kuantitatif dan Kualitatif pada Kuda Sumba Jantan di Peternak Kuda Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur”, telah dilaksanakan di tempat peternak-peternak kuda di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur pada tanggal 20 Oktober 2015 sampai dengan 7 November 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan mempelajari sifat kualitatif dan sifat kuantitatif kuda Sumba jantan yang ada di peternak kuda di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Ternak yang diamati adalah kuda Sumba Jantan dewasa yang berumur ≥3tahun sebanyak 33 ekor kuda. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif analitik dengan menggunakan program excel. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata bobot badan 212,95±24,46 kg, tinggi pundak 125,39±3,51 cm, panjang badan 119,98±4,53 cm, lingkar dada 139,08±5,21 cm, lebar dada 30,77±1,88 cm, dan tinggi pinggul 126,31±4,17 cm serta diperoleh karakteristik sifat kualitatif kuda sumba jantan dewasa sebagai berikut : warna bulu jragem, chetsnut, dun, hitam, putih dan belang, tidak memiliki tanda putih di kaki (84,84 %), tidak memiliki tanda putih di wajah (94%). Kata Kunci: Kuda Sumba Jantan, Sifat Kuantitatif, Sifat Kualitatif ABSTRACT The research of “Identification of Qualitative and Quantitative Characters of Male Sumba Horses (Case of Horse Breeder in Waingapu City, East Sumba Regency, The Province of East Nusa Tenggara)” has been conducted at a horse breeder in Waingapu CityEast Sumba Regency on 20th October to 7th November 2015. This research aim was to take out the diversity and to study qualitative and quantitative of sumba male horse of Horse breeder in Waingapu City, East Sumba Regency, The Province of East Nusa Tenggara. The research method used survey, data were colected using purposive sampling. Data concist of 33 heads adult (older than 3 years ) sumba male horses The data obtained using descriptive analytic with excel program. The results showed that the average weight, high of shoulder, body length, chest size and high pelvis were 212,95±24,46 kg, 125,39±3,51 cm, 119,98±4,53 cm, 39,08±5,21 cm, 30,77±1,88 cm, 126,31±4,17 cm. While qualitative characteristers of
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R color was dragem, chetsnut, dun, black, white and mottle, white mark on the foot for 15.16 %, and white mark on the face for only 0.06 %. Key Word: Adult Sumba Male Horse, Quantitative, Qualitative Traits PENDAHULUAN Sudah sejak lama kuda dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, zaman dahulu kuda digunakan untuk alat transportasi karena kuda mempunyai tenaga yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, kuda menjadi banyak sekali manfaatnya diantaranya digunakan untuk mengangkut barang dan transportasi, dapat juga dijadikan untuk sumber daya pertanian dan peternakan, wisata, simbol kebudayaan, alat militer atau polisi, dan juga dapat dipakai olahraga.. Kuda Sumba atau lebih dikenal Sandel merupakan kuda lokal Indonesia. Kuda Sumba merupakan cikal bakal kuda lokal yang ada di Indonesia, seperti kuda Batak, kuda Sulawesi, kuda Aceh dan masih banyak lagi. Hal tersebut dikarenakan pada jaman dahulu setiap kerajaan disetiap daerah membeli kuda untuk dijadikan alat transportasi, oleh karena itu setiap daerah memberi nama kuda sesuai nama daerahnya. Keistimewaan darikuda Sumba memiliki daya tahan tinggi terhadap iklim tropis dan juga memiliki kecepatan lari yang baik. Kuda Sumba memiliki tinggi pundak 123-133 cm, oleh karena itu kuda Sumba digolongkan ke dalam kuda jenis Poni yang memiliki tinggi pundak kurang dari 145 cm. Warna dasar kuda adalah hitam, putih dan merah, warna bulu kuda Sumba memiliki variasi yaitu dragem (cokelat-salak/bay), Dun, Roan dan chesnut (cokelat-salak lebih muda). Kuda lokal Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri kuda ini harus memiliki standarisasi. Hingga saat ini informasi mengenai karakteristik kuda Sumba untuk dijadikan standarisasi masih belum lengkap dan jelas, maka langkah awal yang perlu dilakukan untuk membudidayakan serta menggali potensi sumber daya kuda Sumba adalah dengan cara menghimpun informasi dan karakterisasi yang berdasarkan sifat kuantitatif dan sifat kualitatif Kuda Sumba. Sifat kuantitatif kuda Sumba diantaranya berat badan, panjang badan, tinggi pundak, lingkar dada, lebar dada dan tinggi pinggul. Sifat kualitatif kuda Sumba diantaranya warna bulu, warna ekor, bentuk tubuh, temperamen, daya adaptasi. Data yang akan diambil dapat dijadikan informasi untuk berbagai kalangan dan berguna untuk menentukan kebijakan selanjutnya dalam kegiatan pemuliaan sehingga dapat dibuat standarisasi Kuda Sumba sebagai rumpun Kuda lokal Indonesia. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengidentifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif kuda Sumba jantan di peternakan Kuda sekitar Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda Sumba jantan dewasa sebanyak 33 ekor di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Cara menentukan umur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan catatan kelahiran dan berdasarkan pergantian gigi seri permanen. Sampel kuda sumba jantan yang diamati berumur lebih dari 3 tahun. 2. Peubah yang diamati Sifat kualitatif diantaranya warna bulu kuda, tanda putih pada kaki , dan tanda Putih pada Wajah (TPW), sedangkan sifat kuantitatif yang akan diamati adalah Bobot badan, ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dalam satuan Kg. - Pundak, diukur dari permukaan tanah sampai titik tertinggi pundak (height at wither) dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm (Hapgood, 2002).
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R -
Panjang Badan, diukur secara lurus dengan menggunakan tongkat ukur mulai dari siku (humerus) sampai benjolan tulang tapis (Tube ischi). Lingkar Dada, diukur dengan melingkarkan pita ukur pada rongga dada dibelakang sendi bahu (os scapula) (Hapgood, 2002). Lebar Dada, jarak antara penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri dan kanan, diukur mengunakan caliper (Brooks, 2014). Tinggi pinggul, diukur dari pinggul tertinggi sampai tanah dengan menggunakan tongkat ukur (Brooks, 2014).
3. Metode Penelitian Methode penelitian yang digunakan adalah survey . Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling, sampel ditentukan berdasarkan umur kuda sumba jantan yang lebih dari 3 tahun di peternak kuda yang ada di Kabupaten Sumba Timur terutama di Kota Waingapu dan daerah sekitaran Waingapu. 4. Analisis data Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan statistika deskriptif . Data kualitatif dianalisis dengan rumus:
Keterangan : A= Salah satu sifat kualitatif pada Kuda yang diamati n = Total sampel Kuda yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sifat Kualitatif Sifat kualitatif yang diamati adalah warna kuda (warna dasar, warna dilusi, dan warna bintik putih), tanda putih di kaki, dan tanda putih di wajah. Tabel 1. Warna kuda (warna dasar, warna dilusi, dan warna bintik putih), tanda putih di kaki, dan tanda putih Sifat kualitatif Banyaknya (ekor) Frekuensi Relatif (%) Warna Dasar Kuda Chestnut 9 47,40 Grey 2 10,50 Jragem 7 36,80 Hitam 1 5,30 Warna Dilusi Champagne Dun Cream
2 2 5
22,20 22,20 55,60
Warna Bintik Putih Putih Belang Roan
2 1 2
40,00 20,00 40,00
Tanda Putih di Kaki Tidak ada Tanda Putih
28
84,84
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R Pastern Half Stocking Coronet Stocking
3 2
9,10 6,07
Tanda Putih di Wajah Tidak ada Tanda Putih Stripe Blaze Snip White Face Star
31 2
94,00 6
Warna Dasar Kuda Warna ditentukan oleh satu atau dua pasang gen dan tidak dipenharuhi oleh lingkungan. Warna akan muncul bila terdapat pasangan gen yang dapat membentuk pigment, bila kuda tidak memiliki pasangan gen yang dapat membentuk pigmen, maka kuda akan berwarna putih (Bandiati, 2007). Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa frekuensi relatif warna dasar kuda Sumba warna Chestnut adalah 47,4%, Bay 36,8%, Grey 10,5 %, dan Hitam 5,3 %. Frekuensi relatif tertinggi warna dasar kuda terdapat pada warna bulu Chestnut yaitu sebesar 47,4%, sedangkan frekuensi relatif terendah terdapat pada warna bulu hitam yaitu sebesar 5,3%, hal ini menunjukan bahwa warna dasar kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur didominasi oleh warna bulu Chestnut. Warna dasar kuda merupakan dasar dari variasi warna yang disebabkan oleh gen yang mengontrol warna pigmen. Warna pada anak kuda ini akan hilang seiring bertambahnya umur kuda. Kuda putih yang berasal dari tetua berwarna gelap diwarisi gen penghambat pembentukan pigmen. Seolah olah warna putih merupakan sifat dominan (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Tanda Putih di Kaki Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa frekuensi relatif karakteristik tanda putih di kaki kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur untuk tidak ada tanda putih di kaki adalah 84,84%, Pastern 9,1%, Coronet 0%, Half Stocking 0% dan Stocking 6,07%. Frekuensi relatif tertinggi terdapat pada karakteristik tidak ada tanda putih yaitu sebesar 84,84%, sedangkan frekuensi relatif terendah terdapat pada karakteristik Stocking 6,07%, hal ini menunjukan bahwa karakteristik tanda putih di kaki kuda Sumba jantan dewasa di Kabupaten Sumba Timur didominasi dengan tidak ada tanda putih di kaki. Pada Coronet dan Half Stocking frekuensi relatifnya 0% karena ketika di lapangan tidak ditemukan karakteristik tersebut. Tanda Putih di Wajah Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa frekuensi relatif karakteristik tanda putih di wajah kuda Sumba jantan dewasa di Kabupaten Sumba Timur jenis star 6%, Stripe 0%, Blaze 0%, Snip 0%, White face 0%, dan tidak ada tanda putih sebesar 94%. Frekuensi relatif tertinggi terdapat pada karakteristik tidak ada tanda putih di wajah yaitu sebesar 94% dan Frekuensi relatif terendah terdapat pada karakteristik star sebesar 6%. Stripe, Blaze, Snip dan White face frekuensi relatifnya 0% karena ketika di lapangan tidak ditemukan. Star adalah tanda putih pada wajah yang berbetuk bercak putih
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R seperti bintang yang terdapat pada bagian kening kuda. Stripe memiliki bentuk tanda putih di wajah seperti garis kecil dari kening sampai hidung, Blaze bentuk tanda putihnya sama seperti Stripe akan tetapi garisnya lebih lebar dari garis Stripe. Tanda putih jenis White face memiliki tanda warna putih diseluruh wajah kuda, sedangkan Snip itu tanda putihnya hanya ada pada bagian hidung. Pada kuda Sumba jantan karakteristik dilihat dari tanda putih di wajah, kuda ini memang tidak memiliki tanda putih di wajah, tanda putih di wajah dimiliki oleh kuda-kuda eropa yang sering digunakan untuk pacuan kuda (Edwards, 1994). 2. Sifat Kuantitaitf Sifat kuantitatif yang di ukur pada kuda Sumba jantan dewasa adalah bobot badan, tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dan tinggi pinggul. Tabel 2. Rata-rata populasi, koefisien variasi, dan simpangan baku Ukuran-ukuran tubuh dan Rataan Populasi Koefisien Variasi (%) Simpangan Baku (Kg) Pendugaan bobot badan Bobot badan (kg) 212,95 ± 4,32 11,50 24,46 Panjang badan (cm) 119,98± 0,79 3,78 4,53 Tinggi pundak (cm) 125,39± 0,62 5,22 3,51 Lingkar dada (cm) 139,08 ± 0,90 3,75 5,21 Lebar dada (cm) 30,77± 0,32 2,87 1,88 Tinggi pinggul (cm) 126,31± 0,72 2,97 4,17 Bobot Badan Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata bobot badan kuda Sumba jantan dewasa adalah 212,95 Kg dengan keragaman sebesar 598,75 Kg, simpangan baku sebesar 24,46 Kg, koefisien variasi sebesar 11,50 kg %, bobot badan terendah sebesar 177 Kg, dan bobot badan tertinggi sebesar 260,5 Kg, sehingga dapat disimpulkan rataan populasi bobot badan pada kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur sebesar 212,95 ± 4,32 Kg. Hasil pengukuran bobot badan kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dikatakan seragam karena memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15% yaitu sebesar 11,50%, suatu populasi masih dianggap seragam apabila memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15 % (Nasution, 1992). Panjang Badan Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata panjang badan kuda Sumba jantan dewasa adalah 119,98 cm dengan keragaman sebesar 20,59 cm, simpangan baku sebesar 4,53 cm, koefisien variasi sebesar 3,78%, panjang badan terendah sebesar 111 cm, dan panjang badan tertinggi sebesar 130 cm, sehingga dapat disimpulkan rataan populasi panjang badan pada kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur sebesar 119,98 ± 0,79 cm. Hasil pengukuran panjang badan kuda Sumba jantan dewasa di Pacuan Rihi Eti Kabupaten Sumba Timur dikatakan seragam karena memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15% yaitu sebesar 3,78%. Panjang badan memiliki pengaruh terhadap kecepatan kuda saat berlari. Kuda dengan panjang badan yang relatif pendek akan memiliki pergerakan badan yang lebih cepat dan sangat membantu dalam kesinambungan gerak (Gay, 1964). Kuda saat berlari dipengaruhi oleh hubungan panjang badan dengan tinggi badan karena panjang badan yang baik akan mempengaruhi pemindahan beban tubuh dan beban penunggang masingmasing bagian kaki depan dan belakang.
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R Tinggi Pundak Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata tinggi pundak kuda Sumba jantan dewasa adalah 125,39 cm dengan keragaman sebesar 12,35 cm, simpangan baku sebesar 3,51 cm, koefisien variasi sebesar 5,22%, tinggi pundak terendah sebesar 120 cm, dan tinggi pundak tertinggi sebesar 131 cm, sehingga dapat disimpulkan rataan populasi tinggi pundak pada kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur sebesar 125,39 ± 0,62 cm. Hasil pengukuran tinggi pundak kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dikatakan seragam karena memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15% yaitu sebesar 5,22%. Tinggi pundak dapat dijadikan salah satu parameter untuk membedakan setiap jenis kuda di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tinggi pundak kuda Sumba dibawah dari 135 cm maka kuda Sumba termasuk kuda poni. Lingkar Dada Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata lingkar dada kuda Sumba jantan dewasa adalah 139,08 cm dengan keragaman sebesar 27,22 cm, simpangan baku sebesar 5,21 cm, koefisien variasi sebesar 3,75%, lingkar dada terendah sebesar 131 cm, dan lingkar dada tertinggi sebesar 156,5 cm, sehingga dapat disimpulkan rataan populasi lingkar dada pada kuda Sumba jantan dewasa diKota Waingapu Kabupaten Sumba Timur sebesar 139,08 ± 0,90 cm. Hasil pengukuran lingkar dada kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dikatakan seragam karena memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15% yaitu sebesar 3,75%. Lingkar dada mempunyai peranan yang penting dalam pernafasan karena berhubungan langsung dengan sirkulasi oksigen dalam tubuh pada saat lari. Kuda yang memiliki lingkar dada yang besar cenderung mempunyai organ pernafasan yang sempurna (Gay, 1964). Lebar Dada Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata lebar dada kuda Sumba jantan dewasaadalah 30,77 cm dengan keragaman sebesar 3,54 cm, simpangan baku sebesar 1,88 cm, koefisien variasi sebesar 2,87%, lebar dada terendah sebesar 26 cm, dan lebar dada tertinggi sebesar 34 cm, sehingga dapat disimpulkan rataan populasi lebar dada pada kuda Sumba jantan dewasa di Kota waingapu Kabupaten Sumba Timur sebesar 30,77 ± 0,32 cm. Hasil pengukuran lebar dada kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dikatakan seragam karena memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15% yaitu sebesar 2,87%. Tinggi Pinggul Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata tinggi pinggul kuda Sumba jantan dewasa adalah 126,31 cm dengan keragaman sebesar 17,43cm, simpangan baku sebesar 4,17 cm, koefisien variasi sebesar 2,97%, tinggi pinggul terendah sebesar 118 cm, dan tinggi pinggul tertinggi sebesar 132 cm, sehingga dapat disimpulkan rataan populasi tinggi pinggul pada kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur sebesar 126,31 ± 0,72 cm. Hasil pengukuran tinggi pinggul kuda Sumba jantan dewasa di Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dikatakan seragam karena memiliki nilai koefisien variasi dibawah 15% yaitu sebesar 2,97%. Ukuran tinggi pundak hampir sama dengan ukuran tinggi pinggul dilihat dari data yang telah diolah. Hal itu dapat disimpulkan tinggi pundak sejajar dengan tinggi pinggul.
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...............Fajar R
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik sifat kualitatif kuda Sumba jantan dewasa di peternaka Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur yang frekuensinya tertinggi adalah sebagai berikut: warna dasar kuda Chestnut (47,4%), warna dilusi Cream (56,6%), warna bintik putih Roan dan putih (40%), Tidak ada tanda putih di kaki (84,84 %), tidak ada tanda putih di wajah (94%). Sifat kuantitatif yaitu: rataan bobot badan 212,95 ± 4,32 Kg, panjang badan 119,98± 0,79 cm, tinggi pundak 125,39± 0,62 cm, lingkar dada 139,08 ± 0,90 cm, lebar dada 30,77± 0,32 cm dan tinggi pinggul 126,31± 0,72 cm. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan bahwa bobot badan dan ukuranukuran tubuh kuda sumba jantan dewasa diatas rata-rata untuk dikembangkan menjadi bibit kuda sumba jantan dewasa di Kabupaten Sumba Timur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber data dan informasi dalam pengembangan ternak kuda di Kabupaten Sumba Timur dan dapat dijadikan standarisasi ciri khas kuda sumba jantan di Kabupaten Sumba Timur. DAFTAR PUSTAKA Bandiati, SBK. (2007) Genetika Ternak, Multiple Allel. Buku Ajar . Lestari Network. pp 7071. Bowling, A.T. & A. Ruvinsky. 2004. The Genetics of the Horse. CAB International Publishing. London. Disitasi dari Jurnal. Fatimah, S., dkk. 2014. Ripitabilitas Kecepatan Lari dan Tinggi Pundak Anak Kuda Pacu Umur Berbeda Pada Keturunan Pejantan “Manguni Makasiow” Dengan Metode Korelasi Dalam Kelas (Intraclass Corelation). Zootek. Vol 34 No. 2 : 71-81 Brooks, S. A. 2014. Brooks Equine Genetics Research Lab.Departement of Animal Sciences, University of Florida. (diakses bulan september 2015) Edwards, E. H. 1994. The Encyclopedia of The Horse. Dorling Kindersley. London. Gay CW. 1964. Productive Horse Husbandry. Philladelphia and London. JP. Lippincott Company. Disitasi dari Tesis. Berliana, Dian. 2007. Analisis dan Evaluasi Genetik Kuda Pacu Indonesia. IPB. Hafez, E.S.E. 1967. Reproduction in Farm Animal. 5th Ed. Lea & Febiger. Philadelphia. Disitasi dari jurnal. Hermadi, H.A., 2014. Ketepatan Produksi Equine Chorionic Gonadotropin (eCg) Kering Beku dari Kuda Lokal Untuk Meningkatkan Awal Birahi Sapi Madura. Veterinaria Medika Vol. 7, No. 3. Hapgood, Alyssa. 2002. Equine Weight Estimation Models Utilizing New Variables. Mount St. Mary High School, Oklahoma City. Nasution. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito, Bandung. Sudjana. 2005. Metode Statistika.Tarsito.Bandung.