Volume II / 2009
ISSN : 1907-7416
Liputan Khusus
www.coremap2.com
WOC-2009 MANADO WOC 2009
Si Umbu Pamer di Manado Coral Bukan Carbon Sink Tetapi Carbon Source ADB REVIEW MISSION COREMAP II
Nadine Di dalam laut merasa tambah cantik
w w w.c o re ma p2 . c om
Pameran Coremap ii
Buletin Coremap II
Volume II 2009
DI SUMATERA BARAT
0
Daftar
isi
Buletin Coremap II Volume II 2009
6
4
HOTNEWS 4
WOC-2009
Si Umbu Pamer di Manado
Pertemuan Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Wakatobi Bupati Wakatobi Minta Coremap Gunakan Bahasa Sederhana
PUBLIC AWARENESS
24
22 Prof. Jamaluddin Jompa, PhD.
Coral Bukan Carbon Sink Tetapi Carbon Source Perdebatan peran coral memang cukup hangat didiskusikan sejak awal tahun 2008, karena termuat dalam beberapa dokumen resmi baik badan riset maupun pidato resmi pejabat Indonesia.
26 Andi Baso Tancung
Kearifan Lokal Alternatif Mencegah Illegal Fishing Kegiatan penangkapan ikan di laut semakin tidak terkenadli. Pasalnya, para petani nelayan yang sudah terbiasa melaut itu tidak pernah merasa bosan berada di tengah laut, kecuali bila musim barat yang dikenal sebagai musim “berbahaya” karena gelombang (ombak) tinggi.
Mitra Bahari 20 Percepatan Pembangunan Kelautan
dan Perikanan : Suatu Tantangan dan Peluang Ketersediaan sumberdaya alam di wilayah daratan dan daya dukungnya yang semakin terbatas telah mengubah fokus perhatian pemerintah ke sektor Kelautan dan Perikanan yang masih memberikan peluang dan harapan di masa mendatang.
Menempati area pameran seluas 3x9 m total 27m2 atau meng ambil 3 area pameran standard di sektor C adalah stand pameran Si Umbu. Boneka berputar terbuat dari campuran styreoform, kayu dan PVC ditunjang dengan rangkaian elektronik, menjadikan si Umbu pembeda dengan stand pameran yang lain. Posisi yang menjulang tertinggi diantara area pa meran-pameran lainnya.
Pameran WOC 2009
“Di dalam laut saya merasa tambah cantik...”
Demikian Nadine Chandrawinata, Putri Indonesia 2005 menyampaikannya dalam acara talk show di panggung pameran Wold Ocean Conference (WOC) 2009 di Manado.
30 Santoso
ADB Review Mission COREMAP II DI SUMATERA BARAT Sungguh menakjubkan sambutan alam terhadap rombongan Tim Evaluasi pelaksanaan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II/Coral Reef Rehabilitation and Manage ment Program Phase II (COREMAP II) ke Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Implementasi Coremap II Dewasa ini seiring dengan perjalanan Otonomi Daerah, maka terdapat kecenderungan adanya pemekaran wilayah terutama pada tingkat Kabupaten. Pada awalnya konsep pemekaran wilayah adalah dalam upaya mendekatkan pela yanan pemerintah kepada masyarakat, karena dengan luas wilayah dan keterbatasan berbagai sarana dan prasarana pelayanan, maka sulit bagi Kabupaten dengan luas wilayah yang sangat besar dapat melayani rakyatnya dengan baik.
3 Headline News
Arena WOC 2009 “It’s umbu time” didendangkan di Manado
Volume II 2009 ISSN : 1907-7416
Si Umbu Pamer di Manado
Empat lagu-lagu dari album terumbu karang dari album It’s Umbu Time didendangkan di acara-acara pendukung WOC 2009. Lagu-lagu tersebut mendapat perhatian yang sangat besar dari undangan yang hadir. Hotel Swissbel Hotel, Manado.
Salam
RedAksi
Kebanggaan Bangsa Indonesia COREMAP II ?
Penasehat: Yaya Mulyana Agus Dermawan Jamaluddin Jompa Penanggung Jawab: Elfita Nezon Sarminto Pemimpin Redaksi: Santoso
telah membukukan banyak hasil-hasil posi-
telah dinilai berhasil menjadi tuan
tif yang didalamnya terdapat banyak pem-
rumah WOC di Manado, sekali-
belajaran-pembelajaran.
gus sebagai inisiator Coral Triangle Initia
Tahun 2009 juga menjadi milestone
tive, dan juga dinilai berhasil mengelola
penting bagi program Coremap II, kare-
Daerah Perlindungan Laut seluas lebih dari
na akan dilakukan serangkaian monitoring
10 Juta hektar. Selain itu, juga musti men-
dan evaluasi, termasuk juga akan dilakukan
jadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia
jajak kesadaran masyarakat mengenai pen-
karena menjadi pioner dalam penyeleng
tingnya penyelamatan terumbu karang.
garaan program manajemen penyelamat
NCU (National Coordinating Unit) perlu
an terumbu karang, Coremap II. Program
mengukur sejauh mana program-program
yang dipandang paling comprehensive, ka-
Coremap II bermanfaat bagi masyarakat
rena tidak hanya bersifat propaganda atau
di wilayah cakupan. Ukuran tersebut per-
kampanye publik penyelamatan terumbu
lu dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk
karang, namun juga sekaligus memiliki
keperluan perencanaan tindakan dalam hal
komponen
masyarakat,
penyesuaian dan perbaikan di tahun-tahun
pengawasan berbasis masyarakat dan edu
berikutnya. Bahkan di Wilayah COREMAP
kasi masyarakat secara formal dalam pen-
II ADB (Wilayah Indonesia Barat), telah di-
didikan dasar dan menengah.
lakukan evaluasi oleh Tim ADB Review Mis
pemberdayaan
Tentu saja Coremap II tidak berdiri sen-
sion pada bulan Mei 2009.
diri, tetapi wujud kolaborasi intensif antara
Karena itu, tahun ini menjadi sangat
Pemerintah Indonesia, dalam hal ini De-
penting bagi seluruh komponen Coremap
partemen Kelautan dan Perikanan dengan
II baik di pusat maupun di daerah agar bahu
dukungan Bank Dunia dan Asian Develo
membahu mensukseskan program peng
pment Bank. Di tingkat daerah cakupan
ukuran kesadaran masyarakat dan proses
wilayah kerja Coremap II, stakeholder
monitoring dan evaluasi secara kompre
Staf Redaksi: Konsultan PA-Coremap II Kusdiantoro
penting di daerah juga berperan aktif, mi-
hensif.
Design Grafis: PolaGrade Distribusi: Makmur www.coremap2.com
salnya Pemerintah Daerah (Provinsi dan ka-
Buletin Coremap II Edisi ini menyajikan
bupaten/kota), Perguruan Tinggi, lembaga
artikel-artikel yang menarik. Sungguh pan-
swadaya masyarakat dan kelembagaan
tas kebanggaan bagi bangsa Indonesia!
aktif bentukan program Coremap II. Salam Redaksi
Volume II 2009
Pelindung: Alex SW Retraubun
gaan bagi bangsa Indonesia. Se-
w w w.c o re ma p2 . c om
Redaksi
Menginjak usia 5 tahun, Coremap II
Buletin Coremap II
T
ahun 2009 musti menjadi kebang
0
Hot News
Bupati Wakatobi Minta Coremap Gunakan Bahasa Sederhana
Apakah ada yang punya ide untuk menyederhanakan bahasa COREMAP II ??
Bupati Wakatobi Minta Coremap Gunakan Bahasa Sederhana kat Pesisir Wakatobi
mberdayaan Masyara *Pertemuan Dewan Pe Sources: Koran KENDARI EXPRES
Kehadiran Coremap di Kabupaten Wakatobi sangat memberikan dukungan baik bagi pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi, utamanya dalam upaya konservasi dan pelestarian terumbu karang daerah ini. Salah satu bentuk kegiatan Coremap di daerah ini yakni kegiatan penyadaran masyarakat (Public Awarness).
K
endala yang masih dirasakan saat ini masih kurang pahamnya masyarakat apa tujuan
tilah yang digunakan sehingga dapat
keberadaan Coremap di Wakatobi. Pe-
dipahami oleh masyarakat dengan
nyebabnya boleh jadi karena beberapa istilah atau
“Untuk kepentingan donor ti-
tilah asing dari Bank Dunia sebagai donator pro-
dak salah jika kita gunakan istilah
Untuk itu Bupati Wakatobi dalam sambutannya, saat membuka Pertemuan triwulan I Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Wakatobi
w ww. c o rem a p2 . c om
Volume II 2009
meminta pihak pengelolan Coremap
Buletin Coremap II
lebih mudah.
bahasa yang digunakan masih menggunakan isgram ini.
0
II Wakatobi dapat menyederhanakan is-
mereka, tapi untuk pelaksanaan di lapangan ada baiknya kita gunakan bahasa-bahasa
yang sederhana, kalau perlu kita gunakan bahasa daerah agar program yang diturunkan dapat dipahami masyarakat, baik yang sudah tua maupun yang masih muda,” kata Bupati. Lanjut dikatakan, dunia saat ini memiliki kepedulian untuk meletarikan terumbu karang. Karena disadari keberadaan terumbu karang memberikan banyak manfaat untuk kehi dupan. Untuk itu ia meminta agar pelestarian terumbu karang di Wakatobi tidak semata-mata dibebankan pada Coremap. Tetapi masyarakat sendirilah yang menjadi pelaksananya, untuk itu ia meminta camat dan kepala desa/lurah untuk mencanangkan program penyelamatan terumbu karang. Karena dua lembaga inilah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, ujung tombak pelaksanaan pembangunan daerah. Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Djamaluddin Jompa, MSc, Sekretaris Eksekutif NCU-COREMAP mewakili Direktur NCU-Coremap dalam pertemuan ini memaparkan dari hasil penelitian penyebab utama kerusakan terumbu karang antara lain disebabkan oleh penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingku ngan (Desstrunctive Fishing) seperti bom dan bius, penangkapan berlebih (Over Fishing), sehingga dua masalah ini lah yang kemudian menjadi fokus utama program Coremap. Namun perlu juga disadari bahwa kerusakan karang juga dapat disebabkan oleh penimbun an lumpur (Sedimentation), Polusi (Pollution),
Sementara indikator keberhasilannya yakni ditetap-
lain untuk lebih meningkatkan pengelolaan ekosistem
kannya ”Non Take Zone” sebesar 10% dari luas ham-
terumbu karang secara lestari, dan meningkatkan ka-
paran terumbu karang di kabupaten, tutupan karang
pasitas nasional dan lokal dalam mengelola ekosistem
hidup meningkat sebesar 5% setiap tahun dan CPUE
terumbu karang dan ekosistem terkait secara lestari.
sebesar 10-35% pada akhir program, meningkatnya
Bahkan untuk meningkatkan pendapatan dan standar
standar hidup di lokasi program sebesar 10% pada akhir
hidup masyarkat lokasi Coremap dibandingkan den-
program, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
gan lokasi non Coremap.
pentingnya terumbu karang.
(CR2/B/ LEX)
w ww. c o rem a p2 . c om
Tujuan dari adanya program Coremap tak
Buletin Coremap II
sies tertentu dalam ekosistem terumbu karang.
Volume II 2009
pemanasan global (Bleaching), kehilangan spe-
0
review action
WOC-2009
WOC-2009
Si Umbu Pamer di Manado Menempati area pameran seluas 3m x 9m total 27m2 atau mengambil 3 area pameran standard di sektor C adalah stand pameran Si Umbu. Boneka berputar terbuat dari campuran styreoform, kayu dan PVC ditunjang dengan rangkaian elektronik, menjadikan si Umbu pembeda dengan stand pameran yang lain. Posisi yang menjulang tertinggi diantara area pameranpameran lainnya.
A
rea stand pameran si umbu diisi dengan berbagai ragam informasi tentang perkembangan kegiatan program Coremap II. Bentuknya mulai dari buku-buku tentang terumbu karang dan
potensi wisata bahari di lokasi program Coremap II, komik petualangan si Umbu, sisipan dari National Geographic Indonesia dalam bahasa Inggris dan Indonesia, Poster dan backdrop serta publikasi dari Direktorat Konservasi Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan dan juga bidang pendidikan Coremap II-LIPI. Petugas penjaga area pameran juga memberikan cenderamata berupa gantungan kunci atau kertas surat yang bertemakan terumbu karang. Secara keseluruhan area pameran si Umbu menjadi sangat atraktif dan berisikan informasi yang sangat bermanfaat untuk kegiatan konservasi dan pengelolaan terumbu karang. Kegiatan pameran yang berjudul International Ocean Science, Tech
w ww. c o rem a p2 . c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
nology & Industry Exhibition merupakan salah satu event World Ocean
0
Conference 2009. Secara keseluruhan pameran ini menampilkan program kelautan potensi, peluang investasi maupun produk teknologi sektor kelautan dan perikanan di dunia. Sekitar lebih dari 5.000 orang mengunjungi area pameran yang terdiri dari delegasi/peserta WOC ‘09, perwakilan daerah dan juga pelajar serta masyarakat Manado. Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi bersama Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Sarundajang secara resmi membuka acara pa
Stand COREMAP II pada pameran DEEP Indonesia 2009
0
w ww. c o rem a p2 . c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
review action
WOC-2009 + Pameran WOC 2009
sambut oleh Direktur Coremap II, Asdir PA, Asdir CBM, KPA Coremap II, dan juga Nadine Chandrawinata yang saat itu bertugas sebagai penjaga stand Coremap II. Pengunjung pameran terutama masyarakat Manado sangat besar perhatiannya terhadap keberadaan pame ran ini. Banyaknya masyarakat yang datang mengunjungi area pameran dan antusias dalam menyampaikan pertanyaan ataupun hal-hal yang ingin diketahui lebih jauh tentang pengelolaan kelautan khususnya ekosistem terumbu karang. Informasi dan pengetahuan tentang kelautan di rasakan masih sangat minim, untuk itu upaya penyebar an informasi tentang kelautan terutama terumbu karang menjadi salah satu tantangan dari program Coremap II.
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume I 2009
Kegiatan pameran merupakan salah satu media untuk
0
meran internasional tersebut pada tanggal 11 Mei 2009
melakukan diseminasi informasi tentang terumbu karang
dilanjutkan dengan kunjungan ke tiap stand pameran.
sekaligus mensosialisasikan perkembangan program
Di stand si Umbu, Freddy Numberi dan Sarundajang di
Coremap II kepada masyarakat luas.
“Di dalam laut
saya merasa tambah cantik...”
D
emikian disampaikan Nadine Chandrawinata,
Putri Indonesia 2005 dalam acara talk show di panggung pameran World Ocean Conference
(WOC) 2009 di Manado. Laut Indonesia memiliki daya tarik yang sangat luar biasa dan menyimpan begitu banyak pesona dan keindahan, entah itu jutaan ikan serta hamparan terumbu karang dengan konfigurasi warna-warni yang sangat indah. Kegiatan menyelam yang selalu dilakukan, memberikan pengalaman yang sangat mempesona, dari satu kegiatan penyelaman ke penyelaman yang lainnya selalu memberikan pengalaman yang tak terlukiskan. Beberapa daerah sudah seringkali menjadi tempat menyelam (diving spot) bagi Nadine, seperti Manado, Wakatobi,
Nadine Chandrawinata pada presentasinya tersebut. Keberadaan Nadine di atas panggung tidak sendirian namun di temani oleh Direktur Coremap II, Yaya Mul yana. Pada kesempatan itu, Yaya Mulyana mengajak pengunjung pameran WOC 2009 mengenal lebih dalam tentang laut Indonesia sekaligus ekositem terumbu ka-
w w w. c ore ma p 2. c om
luar biasa. Demikianlah cerita yang disampaikan oleh
Buletin Coremap II
menyelam tersebut, selalu mendapatkan kenangan yang
Volume II 2009
Bali, Kep. Seribu, dan lainnya. Pada tiap kesempatan
0
review action
Pameran WOC 2009 + Arena WOC 2009
rang yang terdapat di dalam lautan melalui seorang
karang “It’s umbu Time” kepada peserta pameran yang
public figure (artis) Nadine Chandrawinata yang sudah
berhasil menyampaikan pendapat serta buah pikirannya
sangat dikenal oleh masyarakat luas. Karena ekosistem
tentang upaya pelestarian terumbu karang.
ini sangat membutuhkan perhatian dari seluruh ma-
Acara ini mendapat sambutan yang sangat hangat
syarakat luas. Hal ini disebabkan oleh keberadaannya
dan juga diminati oleh pengunjung pameran. Kegiatan
yang sedang terancam akibat ulah manusia yang masih
di hari pertama tersebut turut menyemarakkan suasana
memanfatkannya dengan cara merusak.
kegiatan WOC 2009 di Manado yang sukses menjadi
Presentasi Nadine dan Direktur Coremap II cukup menggugah ratusan pengunjung pameran yang sore itu memadati arena panggung talkshow. Para peserta pa meran yang juga berasal dari LSM Internasional dan juga peserta dari sektor swasta memberikan yang
perhatian sangat
besar
pada presentasi yang disampaikan oleh Yaya Mulyana dan Nadine Chandrawinata. Kesempatan
itu
dimanfaatkan pula oleh Coremap II dengan membagikan lima buah CD
w w w. c ore ma p 2. c o m
Buletin Coremap II
Volume II 2009
album terumbu
10
tuan rumah penyelenggaraan. Di bagian akhir, Nadine mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut menjaga dan melestarikan kelautan Indonesia terutama ekosistem terumbu karang yang kondisinya cukup memprihatinkan sekarang ini. Semoga semangat ini dapat menumbuhkan kepedulian kita semua.
Arena WOC 2009
“It’s umbu time”
didendangkan di Manado
w w w. c ore ma p 2. c o m
Buletin Coremap II
Volume II 2009
Empat lagu dari album terumbu karang “It’s Umbu Time” didendangkan pada acara WOC 2009. Lagu-lagu tersebut mendapat perhatian yang sangat besar dari undang an yang hadir, berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang hadir pada acara konferensi laut dunia (World Ocean Conference) 2009 di Manado. Deklarasi Kawasan Konservasi Perairan 10 juta hektare perairan Indonesia yang diadakan Hotel Sintesa Peninsula Manado dan Pertemuan Tingkat Menteri Negara-Negara CTI di Hotel Swissbel Hotel, Manado.
11
review action
Arena WOC 2009 + PBB TETAPKAN HARI KELAUTAN DUNIA
L
agu Selamat, Selamatkan terumbu karang
Program Coremap II memanfaatkan kesempatan
versi Indonesia dan Inggris yang dinyanyikan se-
untuk mensosialisasikan album terumbu karang yang
cara duet oleh Andre Hehanusa dan Dewi gita,
didukung dengan video klip lagu Selamat, Selamatkan
kemudian lagu Indahnya Raja Ampat dan lagu Kisah
Terumbu Karang dan lagu-lagu tersebut mendapat per-
Terumbu yang masing-masing dinyanyikan oleh Adit
hatian yang sangat besar dari para undangan. Bahkan
dan Mia.
beberapa Kepala Daerah mengharapkan dapat berparti-
Acara Deklarasi Kawasan Konservasi Perairan 10 juta hektare Perairan Indonesia dihadiri oleh Menteri Kelaut
sipasi dan dilibatkan dalam pembuatan lagu-lagu bertemakan kelautan tersebut.
an dan Perikanan, Freddy Numberi yang memberikan
Lagu-lagu Terumbu Karang kembali memeriahkan
penghargaan kepada para Kepala Daerah Propinsi mau-
acara gala dinner, pertemuan tingkat Menteri negara-
pun Kabupaten atas komitmennya dalam menjaga dan
negara Coral Triangle Initiative (CTI), yang mendapat
melestarikan perairan di wilayah Indonesia. Upaya pe
respon dari perwakilan negara-negara tersebut. Mereka
ngelolaan ini memberikan teladan bagi daerah-daerah
menyambut hangat lagu-lagu tersebut dan mengharap-
lainnya. Pada kesempatan tersebut, Menteri Kelautan
kan dapat menggugah perhatian masyarakat Indonesia
secara khusus meluncurkan kawasan Laut Sawu, seba
dan bangsa-bangsa lain di dunia. Pada kesempatan itu
gai Kawasan Konservasi Perairan Nasional. Freddy Num-
dilaksanakan launching nama spesies ikan baru yang
beri juga menegaskan komitmen pemerintah yang akan
ditemui di perairan Papua dan diberi nama Pentapodus
terus mendukung upaya pengelolaan perairan Indonesia
Numberii, para undangan yang hadir mendapat ke-
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indone-
nang-kenangan berupa dokumentasi spesies ikan baru
sia secara keseluruhan. Diyakini upaya penetapan Ka-
P. Numberi, yang diberikan oleh Menteri Kelautan dan
wasan Konservasi Perairan merupakan salah satu upaya
Perikanan, Freddy Numberi bersama Nadine
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
Chandrawinata, Putri Indonesia 2005, me-
tinggal di pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
nyerahkan kenang-kenangan kepada para perwakilan dari Negara-negara CTI. Perhatian yang besar dari masyarakat Indonesia dan juga dunia memberikan semangat yang besar untuk terus mensosia lisasikan sebagai
album bagian
ini dari
produk sosialisasi pro-
w w w. c ore ma p 2. c o m
Buletin Coremap II
Volume II 2009
gram
12
Coremap
II.
Semoga upaya ini dilaksanakan berkelanjutan
secara dengan
mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Pentapodus numberii Megabiodiversity kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle) yang mencapai 5,7 juta km2, yang secara ilmiah meliput seluruh atau sebagian dari zona ekonomi eksklusif 6 (enam) negara: Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Philipines, Solomon Islands dan Timor Leste, ternyata masih menyimpan sumberdaya hayati dan laut yang belum terkuak. esepakatan para ilmuwan menyatakan bahwa
K
Kemudian, pada bulan April 2008, diambil lagi 3 (tiga)
kawasan yang hanya memiliki luas 1,6% dari
spesimen ikan dari perairan Halmahera bagian timur.
seluruh lautan di bumi, ternyata merepresenta-
Keberadaan ikan ini juga teramati di perairan Misool,
sikan kelimpahan dari 76% spesies karang yang dikenal,
Kepulauan Raja Ampat. Erdmann dan Allen kemudian
37% spesies ikan karang dan 53% karang dunia, hutan
memberi nama Ikan tersebut Pentapodus numberii se-
mangrove terbesar di dunia serta sebagai wilayah mi-
bagai wujud penghargaan dan pengakuan kepada Men-
grasi pemijahan dan berkembangbiaknya ikan tuna.
teri Kelautan dan Perikanan atas komitmennya dalam
jukkan bahwa masih banyak spesies ikan yang belum
Pentapodus numberii, merupakan ikan konsumsi
terdeskripsi secara ilmiah. Spesies baru pentapodus ter-
yang bentuknya indah seperti ikan hias. Keberadaan
sebut, pertama kali ditemukan oleh Dr. Mark Erdmann
spesies baru ini bisa menjadi awal pengungkapan secara
dan Dr. Gery Allen pada bulan April 2006 dalam ekspe-
ilmiah sumberdaya hayati lain di kawasan segitiga terum-
disi biologi kelautan di wilayah Papua Barat. Spesies ikan
bu karang. Dengan diselenggarakannya Coral Triangle
ini ditemukan dan di potret pada kedalaman 12 (dua
Initiative Summit (CTI Summit 2009), diharapkan komit-
belas) meter, namun spesimennya baru dapat dikoleksi
men politis para pemimpin di dunia yang dituangkan
setahun kemudian oleh Mark Erdmann di bagian barat
dalam Leaders Declaration dapat menjamin pengelolaan
laut wilayah perairan Batanta Kepulauan Raja Ampat,
sumberdaya pesisir dan laut secara berkelanjutan bagi
dan kemudian dideskripsikan
120 juta masyarakat pesisir di kawasan ini dan juga bagi
secara ilmiah.
generasi mendatang.
Volume II 2009
secara berkelanjutan.
w w w. c ore ma p 2. c o m
di perairan Teluk Triton, Provinsi Papua Barat, menun-
pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia
Buletin Coremap II
Penemuan ikan baru yang masuk spesies Pentapodus
13
review action
Deklarasi Taman Nasional Laut + PROGRAM KOMUNIKASI COREMAP II
Deklarasi Taman Nasional
Perairan Laut Sawu nesia mencapai 13,5 juta ha, yang berarti telah melampui rencana yang ditargetkan. TNP Laut Sawu menjadi sangat penting bagi dunia, karena kawasan ini merupakan kawasan konservasi laut terluas yang berada di kawasan segitiga karang dunia (coral triangle). Pendeklarasian Taman Nasional Perairan Laut Sawu didasari oleh Undang Undang No.31 tahun 2004 tentang Perikanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan, juga Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Kekhawatiran terkait dengan dampak deklarasi TNP Laut Sawu terhadap nelayan tradisional tidak perlu terjadi, terlebih sesuai aturan PP 60/2007 dan UU 27/2007 hak-
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
T
14
aman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu seluas 3,5
hak nelayan tradisional diakui dengan cara pengaturan
juta hektar dideklarasikan berdasarkan keputusan
dalam pengelolaan untuk terciptanya sustainable fisher
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 38 tahun
ies. Untuk mencapai tujuan sustainable fisheries, sesuai
2009 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Nasional Laut Sawu dan Sekitarnya di Provinsi Nusa Teng-
maka setelah deklarasi TNP Laut Sawu harus diikuti pro-
gara Timur. Taman Nasional Perairan Laut Sawu menca
gram pembuatan rencana strategis, penyusunan rencana
kup (1) wilayah perairan Selat Sumba dan Sekitarnya dan
zonasi, penyusunan rencana pengelolaan dan penyusun
(2) Wilayah Perairan Pulau Sabu-Rote-Timor-Batek dan
an rencana aksi.
sekitarnya. Pencadangan kawasan seluas 3,5 juta hek-
Proses penyusunan keempat dokumen perencanaan
tar tersebut didasari oleh beberapa pertimbangan ilmiah
tersebut akan melibatkan peran serta masyarakat pesisir
diantaranya, kawasan ini merupakan tempat migrasi 14
di 14 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
(empat belas) spesies dari 27 spesies Cetacean di dunia,
Sehingga kekhawatiran terjadi konflik antara wilayah pe
termasuk paus jenis rare blue whale dan sperm whales,
nangkapan ikan nelayan tradisional dan pengelolaan ka-
habitat hidup 4 spesies penyu, 336 spesies ikan, dan 500
wasan konservasi tersebut dapat diminimalkan sejak dini.
spesies karang.
Pengaturan Zona inti, Zona Perikanan berkelanjutan dan
Sebagai bukti komitmen Pemerintah Indonesia dalam
Zona Pemanfaatan didalam Rencana Pengelolaan TNP
mewujudkan kawasan konservasi laut menjadi 10 juta ha
Laut Sawu merupakan kesepakatan antar stakeholder
pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020,
dengan tetap memperhatikan ketentuan alur laut secara
saat ini telah dicapai lebih dari 10 juta hektar kawasan
hukum nasional dan internasional, yang pada gilirannya
konservasi perairan laut, dan melalui deklarasi TNP laut
akan menjamin terselenggaranya pengelolaan TNP Laut
Sawu, jumlah kawasan konservasi perairan laut di Indo-
Sawu yang efektif.
PROGRAM KOMUNIKASI COREMAP II :
KOMUNIKASI PENYULUHAN
TARGET GOAL = TERJADI PERUBAHAN PERILAKU Perubahan perilaku adalah target penting dalam program Coremap. Program-program yang disusun secara komprehensif dengan adanya komponen-komponen CBM, MCS, CRITC, PA, PMB, semua ini mengarahkan pada satu tujuan penting: perubahan perilaku. Perilaku apa yang musti terwujud? Tentu saja sesuai dengan visi dan misi Coremap II, yaitu menjaga kelestarian terumbu karang secara berkelanjutan. Perilaku siapa? Tentu saja perilaku utama adalah masyarakat nelayan, masyarakat pesisir pantai dan kalangan umum.
P
ada intinya, semua komponen dalam program Coremap, me ngarah ke sebuah fokus penting,
yaitu komunikasi penyuluhan. Fokus komunikasi ini, dengan apapun medianya perlu dikuasai oleh para motivator desa, Seto, mahasiswa PKL, CBM, PA, dan para penyuluh lapangan, membentuk perilaku baru dalam sebuah masyarakat musti menjadi target goal, bukan sekedar kegiatan. Penyuluhan bukan sekedar memorang membentuk kebiasaan dan kebiasaan itu kemudi-
penyuluhan yang berhasil haruslah sampai menghasil-
an menjadikan diri seseorang seperti saat ini. Sebuah con-
kan perubahan perilaku. Maka, perubahan perilaku dari
toh kecil, perilaku buruk yang suka menunda-nunda ke-
komunitas yang disuluh itulah yang menjadi indikator
biasaan. Orang yang suka menunda-nunda pekerjaannya,
penting keberhasilan program penyuluhan. Sebelum ter-
kemudian menjadi hobi yang tanpa ia sadari. Ia senang
jun bertugas memberikan penyuluhan kepada komuni-
mengatakan, “OK, nanti saya selesaikan..” Masalahnya
tas, para penyuluh lapangan sebaiknya memahami apa
adalah kata-kata nanti itu selalu tidak memiliki time frame
yang disebut perilaku, mengerti apa yang membentuk
yang jelas. Tidak ada batas waktunya sehingga, ia akan
terjadinya perilaku?
selalu memiliki alasan untuk menyebutkan nanti...nanti
w w w. c ore ma p 2. c om
terhadap sekelompok komunitas sosial tertentu. Tetapi,
Volume II 2009
Perilaku adalah produk kebiasaan-kebiasaan. Setiap
Buletin Coremap II
berikan informasi mengenai sesuatu
015
review action
PROGRAM KOMUNIKASI COREMAP II
dan suatu saat nanti. Kebiasaan ini menjadi ketagihan (addicted), sama seperti orang ketagihan merokok. Kebiasaan ini kemudian menjelma menjadi perilaku “Kalau bisa dilakukan besok, kenapa harus sekarang?”
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
Coba kita lihat contoh lain lagi: Anda lihat di meja
16
menunjukkan sikap yang sama lagi. • Anda kemudian pernah memikirkan dan merasakan nyaman dengan sikap Anda. • Anda kemudian mengambil kesimpulan dalam hati bahwa itulah sikap Anda yang paling tepat atas sesuatu.
tergeletak 5 jenis koran: Koran Tempo, Kompas, Seputar
• Bila terjadi pengulangan situasi dalam kondisi yang
Indonesia, Pos Kota dan Lampu Merah. Mana yang Anda
hampir sama, secara otomatis bawah sadar Anda
pilih untuk dibaca lebih dulu? Dan kemudian seandainya
mendorong Anda bersikap sama seperti sebelumnya.
Anda sudah mengambil salah satu koran, bagian mana
• Dan pengulangan respon atas kejadian-kejadian itulah
yang dibaca lebih dahulu? Jawaban Anda itulah bentuk
yang mewujudkan kepribadian Anda sekarang ini.
praktis perilaku Anda.
Maka benar sebuah peribahasa yang mengatakan
Anda kemudian bertanya-tanya bisakah kita merubah
bahwa Anda adalah kebiasaan-kebiasaan yang Anda
perilaku? Jawabnya bisa. Tetapi sebagai penyuluh, Anda
ciptakan sendiri. Dan ini berlaku umum untuk semua ma-
harus mampu membuktikan diri bahwa Anda mampu
nusia, bukan hanya Anda sendiri. Artinya, bahwa subyek
merubah diri Anda sendiri sebelum berusaha merubah
penyuluhan atau komunitas yang Anda hadapi dalam
perilaku orang lain.
program penyuluhan juga mengalami proses yang sama
Perilaku terbentuk dari kebiasaan (habit) dimengerti
seperti itu sehingga muncullah perilaku mereka saat ini.
sebagai respon atau reaksi otomatis terhadap stimulus
Perilaku mereka itulah yang Anda akan ubah dengan
(rangsangan) atau input tertentu. Saat Anda mengalami
program penyuluhan Anda! Tentu saja sebagai ahli pe-
suatu rangsangan Anda akan meresponnya dengan
nyuluhan, Anda akan mempertahankan kebiasaan ko-
menunjukkan perilaku tertentu tanpa harus berpikir
munitas yang menguntungkan. Anda akan merubah
dulu. Spontan. Tetapi, sebenarnya baik sadar atau tidak
perilaku mereka. Apakah merubah perilaku sekelom-
sadar, kita menunjukkan jenis-jenis perilaku yang sama
pok orang mudah dilakukan? Jelas tidak. Ingat bahwa
berulang-ulang dalam tindakan kita. Dengan kata lain,
perilaku terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan. Dan ke-
pada awalnya setiap kebiasaan mempunyai intensi posi-
biasaan terbentuk bukan hanya sekali dalam suatu wak-
tif, baik kita sadari atau tidak.
tu, tetapi berkali-kali dalam rentang waktu yang lama.
Mari kita lihat beberapa tahap terbentuknya perilaku:
Artinya, dalam merubah perilaku subyek penyuluhan
• Sebuah sikap Anda tunjukkan pada sesuatu kejadian.
Anda akan menghadapi beberapa tahapan yang dialami
• Ketika ada sesuatu yang sama muncul lagi, Anda
oleh subyek penyuluhan, yaitu:
1. Penolakan Total
>> mengalami situasi perten-
2. Praktek. Saat Anda merumuskan contoh perilaku
tangan dalam batin atau
yang baru, Anda perlu mengarahkan komunitas
pikiran dimana tidak setu-
(subyek penyuluhan) untuk mempraktekkan dengan
ju dengan membentuk
rangkaian tindakan-tindakan baru yang dilakukan
kebiasaan baru.
secara berulang-ulang agar terbentuk menjadi ke-
2. Penolakan Sebagian >> mulai merasa sebagian dari kebiasaan lama bisa ditinggalkan. 3. Penerimaan Sebagian >> merasa
4. Penerimaan Total
5. Adopsi Sebagian
setuju
3. Masa transisi: perilaku lama komunitas adalah kebiasaan saat ini yang Anda hadapi. Tetapi komuni-
dengan
tas mulai menyadari bahwa perilaku mereka yang
salah satu bagian dari
lama tidak selamanya menguntungkan. Sekarang
rencana membentuk ke-
mereka menyadari adanya alasan yang baik untuk
biasaan baru.
mengadopsi perilaku baru. Mereka telah mempunyai
>> setuju pada ide memben-
sebuah contoh (peta mental) perilaku baru. Namun,
tuk kebiasaan baru dan
saat mereka membiasakan diri melakukan kebiasaan
meninggalkan kebiasaan
baru itu, mereka merasa tidak nyaman. Perilaku baru
lama.
itu dirasakan seperti “keliru” karena tidak sesuai de
>> mulai mengadopsi perilaku baru.
6. Adosi Seluruhnya
biasaan-kebiasaan yang baru.
>> mengadopsi seluruh peri laku baru.
ngan perilaku lama yang jelas tidak akan serta merta hilang atau mati. Bahkan perilaku lama dari komunitas masyarakat itu berkompetisi dengan perilaku baru yang sedang dipraktekkan. Inilah yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Mereka meng
Apakah tahapan-tahapan itu pasti terjadi sesuai urut
alami masa bimbang apakah perilaku itu benar-benar
annya? Tidak akan persis seperti itu, bisa saja sebuah
sesuai bagi mereka. Inilah masa sulit dalam program
lompatan dari tahapan itu terjadi, tetapi pada umumnya
penyuluhan, yaitu masa transisi. kemudian merasakan sesuatu yang baik saat mem-
jari untuk membentuk perilaku baru? Ada salah satu
praktekkan perilaku yang baru. Mereka, meskipun
metode populer yang dikembangkan seorang konsultan
sebagian kecil dari komunitas itu mulai merasa me-
komunikasi senior, yaitu:
nikmati perubahan hasil dari perilaku baru ini dan
1. Pertama kali, Anda harus membentuk sebuah contoh
membuahkan rasa nyaman. Kalangan yang sudah
perilaku baru. Salah satu tahap mengganti kebiasaan
menikmati keuntungan dari perilaku baru itu, dina-
lama dengan yang baru adalah dengan mempunyai
makan early adopter.
sebuah contoh perilaku baru dan Anda harus mena-
5. Terbentuknya sebaran perilaku baru dari para early
namkan suatu alasan yang sangat kuat mengapa
adopter ke follower (anggota komunitas lain yang
sekelompok orang itu harus mengganti perilaku lama
lebih besar), adalah hasil dari praktek terus menerus
dengan perilaku baru. Ingat sebuah contoh adalah
yang kemudian memberikan contoh-contoh keber-
peta mental, bisa dalam bentuk contoh riil atau con-
hasilan dan kenyamanan akan perilaku baru.
toh imajinatif. Tetapi apapun bentuknya, Anda ha-
Jadi, bagi para motivator desa, Seto, teman-teman
rus mengkombinasikan dengan menyajikan alasan
PKL, teman-teman CBM, PA dan para penyuluh lapang
yang sangat kuat mengapa mereka harus berubah
an, membentuk perilaku baru dalam sebuah masyarakat
perilaku. Tanpa suatu alasan, Anda tidak akan mene
musti menjadi target goal, bukan sekedar kegiatan.
mukan perubahan!
Salam!
Danang – PAS Team
w w w. c ore ma p 2. c om
Lantas, bagaimana cara praktis yang bisa dipela-
Volume II 2009
4. Sebagian kecil dari mereka, para subyek penyuluhan
Buletin Coremap II
memang terjadi dalam tahapan yang sama.
17
Mitra Bahari
Percepatan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Mitra Bahari Sebagai Wahana Percepatan Pembangunan Kelautan dan Perikanan :
Suatu Tantangan dan Peluang
Oleh : Tri Iswari Budiastuti (Sea Partnership Advisor)
K
etersediaan sumberdaya alam di wilayah da-
ekologis wilayah pesisir terhadap kelestarian sumberdaya
ratan dan daya dukungnya yang semakin terba-
kelautan dan perikanan, dan (4) Sebagian besar masyara-
tas telah mengubah fokus perhatian pemerintah
kat pesisir masih tergolong miskin.
ke sektor Kelautan dan Perikanan yang masih memberi-
Selain permasalahan tersebut di atas, tantangan lain
kan peluang dan harapan di masa mendatang. Sumber-
yang harus dihadapi adalah tuntutan global untuk mene
daya kelautan dan perikanan diharapkan dapat menjadi
rapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan guna
tumpuan utama penggerak roda perekonomian nasional
menjaga kelestarian sumberdaya alam. Untuk itu diper-
melalui pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Na-
lukan langkah-langkah pengelolaan sumberdaya pesisir
mun, dalam dekade terakhir ini kondisi sumberdaya dan
dan laut berkelanjutan yang membutuhkan dukungan
lingkungan pesisir dan laut di beberapa wilayah telah
SDM dan kelembagaan di bidang kelautan dan perikanan
menunjukkan kerusakan akibat kegiatan pemanfaatan
yang handal.
yang dilakukan selama ini cenderung mengabaikan aspek
Pembentukan Mitra Bahari oleh Direktorat Jenderal
kelestarian. Diketahui bahwa sumberdaya pesisir dan laut
Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K),
secara ekologis sangat rentan, sehingga kegiatan peman-
Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2003,
faatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan mem-
merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalah
perhatikan daya dukung sumberdaya dan lingkungan.
an dan tantangan tersebut di atas. Mitra Bahari yang
Kondisi di atas menunjukkan bahwa selain memiliki
mengintegrasikan segenap potensi SDM melalui kemi-
potensi sumberdaya alam yang masih berpeluang untuk
traan antara pemerintah, perguruan tinggi, swasta, dan
dikembangkan dalam menopang pembangunan nasional,
pemangku kepentingan lainnya, diharapkan dapat meng
namun di sisi lain sektor kelautan dan perikanan juga me-
atasi kelemahan kapasitas kelembagaan di bidang kelaut
nyimpan permasalahan yang kompleks dan perlu segera
an dan perikanan, serta memanfaatkan dan
dicarikan solusinya. Beberapa permasalahan kelautan dan
mentransfer IPTEK kepada masyarakat
perikanan yang dapat diidentifikasi adalah (1) Penguasaan
pesisir dan pulau-pulau kecil.
w w w. c ore ma p 2 .c o m
Buletin Coremap II
Volume II 2009
terhadap pengetahuan dan keterampilan masyarakat
18
manfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan sangat
Apakah Dasar Hukum dari Mitra Bahari ?
terbatas, sehingga berakibat pada rendahnya kesadaran
Saat ini Mitra Bahari sudah memiliki
mereka dalam melestarikan sumberdaya kelautan dan
payung hukum di bawah UU No-
perikanan serta kemampuan bersaing dengan pihak luar
mor 27, tahun 2007 pasal 41 se-
yang rendah. (2) Keterbatasan kapasitas kelembagaan dan
berikut:
fasilitas peningkatan kualitas SDM di bidang kelautan dan
(1) Dalam upaya peningkatan
perikanan masih kurang. (3) Pengetahuan dan pemaham
kapasitas pemangku kepen
an masyarakat yang rendah terhadap fungsi dan peran
tingan Pengelolaan Wilayah
yang terbatas telah menyebabkan kemampuan dalam me-
bagai
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dibentuk Mitra Bahari
yaitu penyuluhan/penjakauan, pelatihan/pendidikan, ri-
sebagai forum kerja sama antara Pemerintah, Peme
set terapan dan analisis untuk rekomendasi kebijakan.
rintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya
Program dikelola oleh perangkat organisasi berbentuk
Masyarakat, Organisasi Profesi, tokoh masyarakat,
forum kerjasama yang menerapkan kemitraan dengan
dan/atau dunia usaha.
prinsip kesetaraan di antara para anggotanya sebagai
(2) Mitra Bahari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
modal utama untuk meningkatkan keefektifan penge-
difasilitasi oleh Pemerintah, Pemerintah daerah, dan
lola sumberdaya alam; dan program yang secara khusus
atau dunia usaha.
membuka kesempatan kepada berbagai jenis pemangku
(3) Kegiatan Mitra Bahari difokuskan pada : a. Pendampingan dan/atau penyuluhan;
kepentingan untuk menyumbangkan potensinya dalam mendukung pembangunan kelautan dan perikanan.
b. Pendidikan dan pelatihan; Terlambatnya pembangunan kelautan dan perikanan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan Mitra Baha-
(khususnya pesisir dan pulau-pulau kecil); Kelangkaan
ri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan
SDM penggiat pembangunan kelautan dan perikanan;
Peraturan Menteri.
Kelangkaan pengalokasian sumber dana untuk pemba
Sedangkan rincian secara detail tentang tentang Mitra
ngunan perikanan dan kelautan; Kurangnya pemahaman
Bahari telah dituangkan dalam suatu Peraturan Menteri
terhadap pembangunan kelautan dan perikanan yang
No.14 Tahun 2009.
berkelanjutan; serta perlunya penguatan kapasitas lokal/ daerah memerlukan program ini dalam menjawab permasalahan tersebut.
Forum kemitraan ini bisa dibilang unik karena pogram
Bagaimana Dengan Komponen Kegiatan Dalam Mitra
ini secara khusus mengintegrasikan perguruan tinggi
Bahari? Mitra Bahari memilki 4 (empat) komponen utama
dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang ber-
kegiatan, yaitu :
basis ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diper-
1. Penyuluhan dan Pendampingan: Kegiatan ini dituju-
tanggungjawabkan (best available scientific judgement).
kan untuk menyiapkan fasilitas dan pemberian bantu-
Selain itu program ini memiliki empat
an teknis secara langsung kepada satu atau beberapa
komponen kegiatan utama
stakeholder. Kegiatan ini juga merupakan wahana alih teknologi, pengetahuan, informasi dan keahlian kepada
Volume II 2009
Mengapa Mitra Bahari Unik ?
w w w. c ore ma p 2 .c o m
d. Rekomendasi kebijakan.
Mengapa Mitra Bahari Diperlukan ?
Buletin Coremap II
c. Penelitian terapan; serta
19
Mitra Bahari
Percepatan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya. Kegiatan
yang dimiliki para civitas akademika terutama dalam
ini mencakup penjangkauan (outreach) yang bertu-
bidang kelautan dan perikanan dapat disalurkan un-
juan memperkenalkan dan menyebarkan aspek pen
tuk membantu dan mendukung upaya pemerintah
ting dari program ini. Selain kegiatan penjangkauan
membangun sektor kelautan. Melalui Mitra Bahari,
dan komunikasi, penyuluhan merupakan bentuk lain
berbagai kerangka dan opsi kegiatan kebijakan, pe-
untuk mencapai tujuan tersebut.
nyiapan diskusi-diskusi multi sektor untuk proses pe-
2. Pendidikan dan Pelatihan: Kegiatan transfer ilmu pe
nyusunan kebijakan yang disusun oleh pemerintah,
ngetahuan dan teknologi yang dimiliki kalangan per-
akan melahirkan berbagai kebijakan yang bersifat
guruan tinggi kepada masyarakat luas. Kegiatan ini
partisipatif, ilmiah dan kuat legitimasinya.
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
dapat dilakukan melalui pengerahan tenaga maha-
20
Mengapa Kemitraan Sangat Dibutuhkan ?
siswa, dosen dan sarjana kelautan/perikanan untuk
Dalam Mitra Bahari, dukungan unsur kemitraan men-
melakukan kegiatan magang/praktek kerja lapang di
jadi sangat penting. Tanpa kemitraan maka kegiatan ini
desa-desa pesisir. Selain itu, perguruan tinggi dapat
tidak mungkin dapat berjalan dengan baik dalam menca-
pula menyusun program pendidikan dan pelatihan
pai tujuan akhirnya yaitu kesejahteraan masyarakat pesisir
untuk meningkatkan kapasitas staff melalui kursus
dan pulau-pulau kecil. Bentuk kemitraan itu dapat terbagi
dan pendidikan formal melalui sekolah.
dalam beberapa kategori:
3. Riset Terapan: Kegiatan riset difokuskan untuk me-
1. Mitra Pasif : Salah satu mitra hanya menerima infor-
menuhi kebutuhan masyarakat dan swasta untuk
masi dan kegiatan dari mitra utama, tapi tidak terlibat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam meman-
proses disain dan implementasi.
faatkan sumberdaya pesisir. Kegiatan ini dapat berupa pengembangan teknologi budidaya bahari, rekayasa
2. Mitra Interaktif : Mitra turut memberikan tanggapan, reaksi untuk diakomodasikan oleh mitra utama.
kelautan, dan pemanfaatan jasa kelautan, aplikasi
3. Mitra Aktif-Implementasi : Mitra utama mengidentifi-
teknologi yang dibutuhkan dunia usaha dan industri
kasi isu, mendisain program; Mitra lain berpartisipasi
kelautan, dan isu lainnya dengan stakeholder yang
pada implementasi.
relevan. 4. Analisis dan Rekomendasi Kebijakan : Kepakaran
4. Mitra Aktif-Perencanaan dan Implementasi: Mitra utama mengidentifikasi isu; mitra lain diminta membantu
dalam proses disain dan implemenasi kegiatan.
perhatian dan kebutuhan yang relevan; Berperan aktif
5. Mitra Penuh: Semua mitra bekerja sama mulai dari
dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan;
identifikasi isu sampai implemetasi dan evaluasi, serta
Berperan serta sekaligus mendapat manfaat dari program
turut dalam berbagi pembiayaan dan manfaat.
fasilitas pendampingan, pelatihan, penyuluhan dalam rangka pemberdayaan untuk meningkatkan kapasitas. Keberhasilan pelaksanaan misi Mitra Bahari sangat
Manfaat Bagi Perguruan Tinggi: Memberi peluang
tergantung kepada keefektifan dari interaksi kemitraan
bagi mahasiswa tingkat akhir untuk melakukan magang/
yang dijalin oleh para pemangku kepentingan, baik yang
praktek kerja lapang; memberi peluang bagi tenaga peng
tergabung dalam suatu konsorsium maupun antara satu
ajar dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat,
konsorsium dengan lembaga-lembaga lain di luar kon-
sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi; mem-
sorsium. Dalam konteks Mitra Bahari, setiap pemangku
beri peluang dalam mengembangkan program-program
kepentingan memiliki potensi untuk berpartisipasi dalam
pelatihan dan pendidikan yang komprehensif dan aplika-
kemitraan dengan kedudukan dan kesempatan yang se-
tif; memberi peluang untuk mengembangkan kegiatan
tara. Oleh karena itu pihak-pihak yang bermitra perlu (1)
riset dan teknologi tepat guna serta penerapannya dalam
mengenali potensi yang dimiliki dan akan disumbangkan,
bidang kelautan dan perikanan; memberikan peluang un-
seperti kompetensi ilmu pengetahuan dan keterampilan,
tuk mengembangkan program ”sister university” dengan
materi, peralatan, fasilitas, pendanaan dan pengaruh
universitas luar negeri.
yang dipadukan secara sinergis, (2) Memiliki komitmen saling percaya, jujur dan terbuka dalam bermitra.
strategi pembangunan kelautan dan perikanan di dae-
Disamping persyaratan kemitraan tadi, prinsip-prinsip
rah dan implementasinya; Memberi kesempatan kepada
kemitraan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: (1)
para staff dan aparatur di daerah untuk mengembangkan
Setiap pemangku kepentingan yang berada dalam kon-
kapasitas sebagai pelaksana fungsi institusi regulator dan
sorsium Mitra Bahari memiliki kedudukan dan kesempat
fasilitator melalui pengalaman dalam pengelolaan sum-
an yang setara; (2) Kemitraan dibangun atas dasar saling
berdaya pesisir dan kelautan, serta penyuluhan kepada
percaya (trust), akuntabel dan terbuka (transparancy); (3)
masyarakat pesisir; Mendorong terwujudnya penerapan
Usulan kegiatan-kegiatan yang diajukan melaui konsorsi-
inovasi untuk penanganan isu dan akselerasi pemba
um merupakan inisiatif yang relevan dengan tujuan Mitra
ngunan pesisir dan kelautan; Melakukan advokasi dan
Bahari, kebutuhan/prioritas daerah dan atau nasional, ser-
pendampingan kegiatan-kegiatan Departemen Kelautan
ta kepentingan pemangku kepentingan; (4) Usulan terse-
dan Perikanan lainnya, seperti Pemberdayaan Ekonomi
but mencerminkan kesediaan anggota konsorsium dan
Masyarakat Pesisir, Penataan ruang, mitigasi bencana,
pemangku kepentingan untuk memberikan sumbangan
dan sebagainya.
sesuai dengan kompetensinya, termasuk diantaranya
Manfaat Kalangan Dunia Usaha : Menyalurkan danadana untuk kepentingan umum secara efektif, seperti
adalah pendanaan, keahlian dan ketrampilan, peralatan, bahan, fasilitas dan lainnya yang dapat dikontribusikan.
untuk pengembangan masyarakat (community develop
Adapun jenis kontribusi yang bisa disumbangkan me-
ment), universal service obligation, public service obliga
liputi: komitmen tenaga kerja, komitmen waktu, komit-
tion dan corporate social responsibility; Melakukan ker-
men jasa, komitmen logistik, dan komitmen dana.
jasama pelaksanaan penelitian sesuai dengan kebutuhan;
Sebagai penutup, dengan kemitraan, diharapkan
Memanfaatkan dan mengembangkan hasil-hasil riset
akan terwujud percepatan pembangunan kelautan dan
terapan. Bagi Kelompok Masyarakat : Memanfaatkan
perikanan yang memberikan kesejahteraan bagi masyara-
kesempatan menyampaikan aspirasi tentang berbagai
kat pesisir dan pulau-pulau kecil. Semoga !!
Volume II 2009
Dinas-dinas): Membantu penyusunan kebijakan dan
yang tinggi untuk bermitra; (3) Menjunjung tinggi rasa
w w w. c ore ma p 2. c om
Manfaat Bagi Pemerintah Daerah (DPRD, Badan dan
Buletin Coremap II
Apakah Manfaat dari Kemitraan ini ?
21
Public
awareness
Coral Bukan Carbon Sink Tetapi Carbon Source
Coral
Bukan Carbon Sink Tetapi Carbon Source
Prof. Jamaluddin Jompa, PhD. Executive Secretary, COREMAP II Director, Center for Coral Reef Research (CCRR), Hasanuddin University
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
Perdebatan peran coral memang cukup hangat didiskusikan sejak awal tahun 2008, karena termuat dalam beberapa dokumen resmi baik badan riset maupun pidato resmi pejabat Indonesia. Saya pun sudah mencoba memberi masukan pribadi kepada beberapa pihak terkait, agar tidak berkembang lebih jauh, tapi sepertinya masih juga dipercaya oleh beberapa kelompok (atau mudah-mudahan saja teman-teman wartawan salah kutip) bahwa terumbu karang adalah penyerap karbon!
22
T
api kalau disebut sebagai penyerap karbon pasti
credit atau carbon-trade! Kecuali pada terumbu karang
benar! Karena pada ekosistem terumbu karang
yang sudah ‘terdegaradasi’ sehingga didominasi oleh
bukan hanya hewan karang yang memiliki algal
makro alga? Kalaupun demikian ekosistem seperti ini
symbiont yang bisa menyerap karbon, tapi juga berbagai
sulit untuk disebut terumbu karang tapi mungkin lebih
jenis makro dan mikro alga dapat menyerap karbon.
cocok disebut terumbu alga atau alga beds?
Bahkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
Justru perubahan iklim, terutama dengan terjadinya
produktifitas di ekosistem ini sangat tinggi karena me-
pemanasan global telah menjadi salah satu ancaman
miliki turn over rate yang cukup tinggi!
serius terhadap keberadaan terumbu karang di seluruh
Apalagi jika diingat bahwa banyak sekali hewan-he-
dunia saat ini.
wan di ekosistem ini yang mengikat karbon menjadi kar-
Keberadaan ekosistem terumbu karang tidak bisa di-
bonat terutama hewan karang, kerang-kerangan, coral
ragukan lagi memiliki fungsi yang sangat signifikan bagi
line alga, dan lain-lain. Sehingga karbon dapat diikat
bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan baik fungsi
menjadi lebih permanen dalam bentuk limestone.
ekonomi, ekologis, maupun sosial. Sehingga polemik
Sampai di sini, sepertinya kita hampir yakin bahwa
tentang
fungsinya
seba
jumlah yang diserap bisa siginifikan untuk disebut kar-
gai carbon sink atau
bon sink. Kalau kita ingat beberapa dokumen tentang
source, jangan sam-
lingkungan laut di era tahun 80 an, memang waktu itu masih dipercaya bahwa salah satu fungsi terumbu karang adalah penyerap karbon. Masalahnya kemudian adalah ketika kita berbi-
pai mengaburkan fungsi-fungsi lain yang justru sangat
pen
cara tentang perubahan iklim dan berharap ada
ting untuk kita
upaya mitigasi dalam bentuk mengurangi kon-
lindungi.
sentrasi CO2 di atmosfir melalui fotosintesa, maka berdasarkan beberapa penelitian terakhir, sangat
Selamat berkarya.
jelas bahwa terumbu karang pada umumnya melepas lebih banyak CO2 dari pada yang diserap. Sehingga tidak bisa disebut sebagai car bon sink, apalagi kalau mau dihubungkan
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
dengan carbon-
23
Public awareness
Alternatif Mencegah Illegal Fishing
Kearifan Lokal
Alternatif Mencegah Illegal Fishing
Andi Baso Tancung
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
Kegiatan penangkapan ikan di laut semakin tidak terkendali. Pasalnya, para petani nelayan yang sudah terbiasa melaut itu tidak pernah merasa bosan berada di tengah laut, keculi bila musim barat yang dikenal sebagai musim “berbahaya” karena gelombang (ombak) tinggi.
24
A
kan tetapi, ada juga terkadang nekat melaut
lantaran dihantam gelombang tinggi. Namun, terlepas
meski sudah ada peringatan atau larangan
dari itu nelayan juga sering menangkap ikan dengan
melaut untuk sementara dari pemerintah dan
menggunakan berbagai macam alat bahkan alat yang
BMG, karena gelombang laut sangat tinggi, sehingga
dilarang sekalipun, seperti bahan kimia (bius/bom ikan)
keselamatan jiwa terancam tapi tetap ada nelayan
yang dilarang pemerintah karena selain membahayakan
kurang peduli.
dirinya juga dapat merusak ekosistem terumbu karang
Akibatnya, tidak sedikit nelayan mengalami musibah
(lingkungan) yang ada di laut.
Begitu pula halnya dengan penggunaan trawl yang
tangkap Indonesia. Penanganannya yang tak sampai ke
dikenal saat ini sebagai alat tangkap yang dapat mengu-
akar-akarnya, tak bersih tuntas, tumbuh lagi, merebak
ras sumber daya laut, karena sistimnya sangat “Kejam”
lagi dan menyedot nutrisi dalam pembuluh nadi perair
dalam pengoperasiannya.
an nusantara.
Padahal, berdasarkan data Organisasi Pangan dan
Aji Sularso, Dirjen Pengawasan dan Pengendalian
Pertaniann (FAO) tahun 2007, Indonesia menempati
Sumberdaya Perikanan, Departemen Kelautan dan Peri-
peringkat kelima dunia pada tahun 2004 sebagai pro-
kanan mengatakan, berdasarkan data empiris yang
dusen perikanan tangkap dan budidaya. Peringkat
diperolehnya, tidak kurang dari seribu kapal haram
pertama adalah China, Peru, Amerika Serikat dan Cile.
beroperasi menangkap ikan di wilayah perairan RI. “Dari
Namun poroduksi perikanan tangkap Indonesia pada ta-
tahun ke tahun berlangsung seperti itu, bahkan aktivitas
hun 2007 berkisar 4,94 juta ton dan perikanan budidaya
terlarang itu dengan sukses merampok harta negara ini
sekitar 3,08 juta ton yang menyumbang produk domes-
Rp 30 triliun setiap tahunnya,” ujarnya (Terobos, Febru-
tik bruto sekitar 3 persen.
ari 2009)
Bukan hanya para nelayan dalam negeri, tapi juga
Sejalan dengan kearifan lokal, maka Uni Eropa
nelayan dari luar negeri yang sering nyelinap masuk ke
(UE) juga sudah melakukan sosialisasi tentang pe-
perairan Indonesia, sehingga tidak heran jika Sum-
nolakan hasil tangkapan yang illegal. Sedangkan
ber Daya Ikan dikuras oleh orang asing. Buktinya,
aturannya resmi diterapkan pada 1 Januari 2010.
tak kurang seribu “Kapal Haram” nyolong ikan dengan kerugian
Jadi setiap kapal yang akan mengekspor produknya ke pasar UE harus memiliki izin resmi dari yang dike-
negara sebanyak Rp 30 triliun
luarkan oleh lembaga yang berwenang, sehingga ka-
setiap tahunnya. Praktek IUU
pal-kapal yang tidak berizin tidak diperbolehkan untuk
(Illegal, Unreported, Unregu
mengekspor produknya ke UE. (Terobos, Februari 2009).
lated) Fishing ibarat penyakit kanker yang menahun dan
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
kronis bagi dunia perikanan
25
Public awareness
Alternatif Mencegah Illegal Fishing
Padahal kalau memang pemerintah gigih dalam memberantas pelaku illegal fishing di laut, maka tidak tanggung-tanggung mengeluarkan biaya untuk melengkapi para pengawasan atau instansi yang ditunjuk untuk mengawasi laut, apalagi banyaknya kapal-kapal asing yang menyatroni laut ini hanya untuk mengeruk keuntungan. Bayangkan saja jika dalam setahunnya kerugian negara mencapai kurang lebih 30 miliar, sedangkan untuk melengkapi pengawasan di bidang perikanan hanya membutuhkan kurang lebih 20 miliar, sehingga perair an Indonesia tidak ada lagi yang bisa memasuki. Jika ini dilakukan hanya setahun saja modal pemerintah sudah dapat tertutupi kembali. Cuma karena lebih banyak yang melakukan “kongkalikong”, sehingga untuk mengarah pada perbaikan negara ini terutama melindungi kekayaan alam laut tidak ada pemikiran, malah hanya berlomba-lomba untuk melakukan korupsi di belakang meja. Inilah merupakan salah satu kendala besar yang harus dimusuhi sehingga ke depan negara ini dapat memberikan sumbangsih yang jauh lebih banyak. Apalagi Sumber Daya Laut yang dimiliki tergolong luar biasa. Cuma pengelolaannya yang kurang profesional dan pengawasannya sangat lemah.
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
Olehnya itu, selain memperkuat peralatan penga-
26
wasan seperti kapal patroli juga memberdayakan ketua-
kompak dalam mengusir segala bentuk pencurian ikan
ketua adat atau kepala-kepala suku yang ada di daerah
di laut.
masing-masing, karena pemegang kebijakan pada adat
Memang diakui bahwa kalau dipikir ketua-ketua
tersebut masih ditakuti oleh para nelayan. Sehingga ke-
adat itu melarang warganya melaut pada bulan-bulan
arifan lokal masih sangat dibutuhkan dalam menjaga
tertentu karena berbagai alasan. Jika dihubungkan de
pencurian ikan baik dari nelayan kita sendiri maupun
ngan secara ilmiah, maka ikan tersebut dalam keadaan
dari nelayan luar.
memijah, sehingga dilarang ditangkap oleh siapapun.
Sebab kalau ini diperkuat berarti selain para petugas
Tapi karena orang yang berdomisili di daerah pesisir
patroli yang menjaga juga masyarakat ikut membantu
sehingga kurang pendidikannya, maka larangan itu di-
petugas dalam mengawasi setiap kawasan yang telah
anggapnya “keramat” dan bagi yang melanggar petua
ditentukan oleh pemangku adat di daerah tersebut.
tersebut bakal mendapat celaka di tengah laut. Meski
Malah jika ada kapal asing yang mencoba menerobos-
ada juga yang mengartikan atau memahami bahwa itu
nya, maka yang pertama dihadapi adalah masyarakat di
adalah mitos yang hanya dapat menakut-nakuti para
daerah itu, sehingga sudah pasti bahwa nelayan asing
nelayan. Tapi, bagi nelayan yang sudah mempercayainya
ini akan takut memasuki perairan yang masyarakatnya
apa yang dikatakan ketua adatnya, maka itu tidak akan dilanggar, walaupun digaji tetap tidak bergeming.
Bila hal ini terus berlangsung di tanah air maka sudah pasti bahwa kepunahan ikan akan mengancam. Tapi karena pemangku adat selalu menjaga lingkungannya dari hal-hal yang merugikan itu sehingga ikan tersebut tetap berlimpah meski banyak nelayan yang menangkap, tapi ikan tetap banyak apalagi jika hanya memakai alat tradisional yang sudah pasti bahwa ramah lingkungan. Olehnya itu, pihak pemerintah selain memperkuat armada patroli yang sangat kurang jumlahnya bila diban dingkan dengan luas wilayah laut yang harus dilindungi dari kapal nelayan asing yang memang kesukaannya mencuri ikan di perairan Indonesia, juga harus menyentuh kearifan lokal dalam menjaga wilayah laut dengan membicarakan dengan ketua-ketua adat atau pemangku adat di wilayah pesisir, baik yang rawan pencurian atau penggunaan bom ikan, maupun yang masih “pera wan” lingkungannya agar tetap perawan dalam artian penangkapan ikan di daerah itu tidak menggunakan alat yang dilarang oleh pemerintah. Tapi menangkap ikan dengan alat yang sederhana guna menjaga keutuh an sumber daya ikan yang ada sekarang ini. Nah, bila ini semua diberdayakan maka sudah pasti bahwa sumber daya ikan tetap berlimpah dan nelayan
laut dari sisi pemahaman orang-orang tua yang dulu.
hu kecil, sehingga untuk bersaing dengan nelayan yang
Akan tetapi larangan itu pun tetap dicabutnya bila sam-
menggunakan kapal besar terlebih kapal asing tentunya
pai batas waktu yang telah ditentukan atau setelah ikan
tidak bisa berbuat banyak. Tapi dengan kearifan lokal
tersebut memijah (bereproduksi), baru diperbolehkan
yang diperkuat maka pencurian ikan sudah dapat dimini
kembali menangkapnya, sehingga yang kecil sudah
malisir meski tidak seluruhnya, tapi yang jelas di lingkun-
pasti selamat karena induknya sudah memeliharanya
gan pesisir dapat ditekan oleh para ketua adat.
walaupun tidak sama dengan manusia yang dipelihara
Semoga penangkapan ikan dengan kearifan lokal
hingga dewasa. Tapi coba seandainya sebelum memijah/
dapat mempertahankan sumber daya ikan yang ada di
menetaskan telurnya tapi induknya langsung ditangkap,
laut, meski tetap ada pengambilan/penangkapan tapi
maka sudah pasti bahwa tidak ada lagi generasi pada
ada hal-hal yang dapat mencegah pengambilan yang
ikan itu. Padahal, dalam satu induk yang memijah cukup
terkesan pemborosan itu.
besar anak ikan yang mentas, sehingga memang sangat disayangkan bila induk-induk ikan tersebut ditangkap sebelum memijah.
Penulis adalah Mahasiswa Magister Pesisir dan Teknologi Kelautan UMI Makassar. Dikirim ke Sindo Hari Selasa 10 Maret 2009. Dimuat Hari Jum’at 13 Maret 2009
w w w. c ore ma p 2. c om
sus nelayan tradisional yang hanya menggunakan pera-
Buletin Coremap II
Inilah yang dapat mempertahankan sumber daya
Volume II 2009
juga dapat menikmatinya karena kita tahu bahwa khu-
27
Public
awareness
PBB TETAPKAN HARI KELAUTAN DUNIA + spesies ikan baru
Tanggal 8 Juni
DITETAPKAN HARI KELAUTAN DUNIA
H
ari besar internasional bertambah satu lagi,
memelihara kemampuannya dalam “mengatur” iklim
yakni Hari Kelautan Dunia, yang acara resmi
dunia, mendukung berfungsinya ekosistem dan menya-
ditetapkan oleh PBB untuk diperingati setiap
jikan mata pencaharian secara berkelanjutan, serta lo-
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
tahun tanggal 8 Juni, mulai tahun 2009. Gagasan ini
28
kasi rekreasi yang aman.
telah diusulkan oleh Kanada pada tanggal 8 Juni 1992
Selanjutnya ia menyinggung tentang berbagai ke
dalam Earth Summit (Konferensi Bumi) di Rio de Jainairo,
giatan manusia yang menyangga laut dan samudera di
Brasil, dan telah diperingati sejak saat ini setiap tahun,
dunia. Ada perusakan ekosistem laut, seperti terumbu
secara tidak resmi.
karang. Sektor prioritas yang sangat penting telah ter-
Dalam hari pertama memperingati Hari Kelautan
ganggu oleh over fishing (kegiatan lebih tangkap),
Dunia, Sekretaris Jenderal PBB, Bam Ki-moon, menyam-
IUU fishing, penggunaan cara atau alat yang merusak,
paikan ajakan untuk memperhatikan berbagai cara laut
makin langkahnya jenis ikan tertentu, serta pencema-
an telah berperan positif terhadap umat manusia. Kita
ran terhadap laut, yang kebanyakan berasal dari darat.
harus memahami pula tantangan yang dihadapi untuk
Perekonomian nasional dan masyarakat pesisir dan pu-
lau-pulau kecil, serta kehidupan di laut terancam oleh dampak perubahan iklim, seperti peningkatan suhu, naiknya permukaan laut serta pengasaman di laut. Berbagai ketentuan, landasan hukum atau konvensi telah banyak dihasilkan oleh PBB untuk me
CLOS 1982 pada tahun 1985. Perhatian lebih konkrit
ngatur kelautan. Landasan utama adalah United Nations
tampak pada terbentuknya Departemen Kelautan dan
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 yang
Perikanan pada tanggal 10 November 1999 dibawah
telah diratifikasi Indonesia pada tahun 1985. Semua itu
kepemimpinan KH. Abdurahman Wahid. Yang terakhir
untuk mengatur tata kelola yang terkait dengan laut,
kita saksikan bersama penyelenggaraan World Ocean
serta sarana kerjasama antar bangsa dan negara. Oleh
Conference (WOC) yang menghasilkan Manado Oce
karenanya diharapkan agar seluas mungkin diimple-
an Declaration (MOD) tanggal 11-14 Mei 2009 yang
mentasikan.
telah memberikan kontribusi yang sangat besar da-
Tema hari kelautan dunia adalah “Laut Kita, Tanggungjawab Kita”, menekankan tanggungjawab individu
lam menanamkan paradigma kelautan di dunia.
Sumber: Illegal Fishing Indonesia
serta tugas kolektif untuk melindungi lingkungan perair an agar berhati-hati memanfaatkannya, agar dapat dinikmati tapi tetap lestari. Lautan yang produktif, sehat dan selamat adalah bagian intergral dari kebutuh an umat manusia. Dengan adanya Hari Besar Kelautan Dunia tanggal 8 Juni, untuk untuk peduli terhadap laut an agar melakukan sesuatu yang positif. perha-
tian terhadap lautan sudah ada sejak Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, serta ratifikasi UN-
w w w. c ore ma p 2. c om
Indonesia,
Buletin Coremap II
Di
Volume II 2009
mengingatkan kita semua,
29
Public
awareness
ADB REVIEW MISSION IN WEST SUMATERA
Sekilas Perjalanan
ADB REVIEW MISSION COREMAP II DI SUMATERA BARAT
oleh : Santoso
Sungguh menakjubkan sambutan alam terhadap rombongan Tim ADB Mission Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II/ Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II (COREMAP II) ke Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
S
30
elama perjalanan pergi dan pulang kondisi cuaca sangat baik, permukaan laut sangat teduh bening seputih kaca, sedangkan hari-hari sebelum dan sesudah kunjungan kondisi laut diwarnai dengan gelombang yang cukup tinggi mencapai sekitar 3 sampai dengan 4 meter yang dapat membahayakan pe layaran. Lebih spektakuler lagi ternyata pada hari berikutnya saat Tim dalam perjalan an menuju Kecamatan Sikakap dan pulangnya disambut oleh rombong an lumba-lumba dengan jumlah yang sangat banyak, seolah-olah mereka ingin mengucapkan selamat datang (welcome to Sikakap by dol phins). Hal yang sama terjadi kembali saat Tim selesai melaksanakan tugas dan akan kembali ke Padang, dalam perjalanan laut dari Tuapejat ke Lapangan terbang Rokot, serombongan lumba-lumba mengiringi perjalanan perahu yang ditumpangi Tim seolaholah ingin mengucapkan selamat jalan. Tulisan ini akan menyajikan informasi tentang kunjungan Misi ADB dalam
rangka Evaluasi pelaksanaan Coremap II di Sumatera Barat dan Kabupaten Mentawai tanggal 18 s/d 22 Mei 2009, dibawah pimpinan M. Nasimul Islam (ADB Review
Volume II 2009 w w w. c ore ma p 2. c om
Pada hari kedua Tim menuju ke Tuapejat ibukota Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari bandara Rokot Tim menuju Tuapejat dengan menggunakan transportasi motor boat kurang lebih waktu 50 menit perjalanan langsung menuju kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk menyelenggarakan rapat dengan Project Implementation Unit (PIU), yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Mentawai. Selanjutnya Tim menyaksikan berbagai produk hasil Coremap II Mentawai yang ditampilkan dan tertata secara rapi di halaman/teras dan bagian ruang kerja Kepala Dinas. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan selaku Ketua PIU Kabupaten Kepulauan Mentawai melaporkan tentang perkembangan Coremap II Mentawai sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dan pada pertemuan dan dinner. Bupati menyampaikan komitmennya untuk menyukseskan program Coremap II khususnya dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan umumnya, karena disadari bahwa wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai
Buletin Coremap II
Mission Leader) dengan rombongan berjumlah 7 (tujuh) orang, Santoso (Asdir Public Awarenes dan Penyuluhan); Amin Nurhakim (Banasdir CBM), Nurul Dhewani (Banasdir CRITC); Guillermo L. Morales (Tim Leader Konsultan PMC), Wignyo Handoko (Deputy Tim Leader Konsultan PMC), dan Andi Nurjaya (Junior Konsultan CBM). Tim Review Mission juga didampingi oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat : Ir. Yosmeri beserta staf, dan di Kecamatan Sikakap didampingi oleh Wakil Bupati Kepulauan Mentawai : Yudas. S. dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai : Edi Sukarni, SH beserta staf. Hari pertama, diawali dengan kick-off meeting bertempat di ruang rapat Sekretariat Coremap II Jl. Tebet Timur Dalam II Nomor 45 Jakarta Selatan, selanjutnya Tim menuju ke Padang. Dengan di Padang diselengga rakan rapat koordinasi dan makan malam dengan Regio nal Coordinator Unit (RCU) dipimpin oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat selaku Ketua RCU, dan ASSISTEM II membahas persiapan kunjungan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai.
31
Public
awareness
ADB REVIEW MISSION IN WEST SUMATERA
merupakan wilayah laut dan pulau-pulau kecil, dengan prioritas pengembangan program wisata bahari. Hari ketiga Tim berangkat menuju Sikakap dengan boat dan disambut oleh Muspika, tokoh masyarakat, pegawai dari berbagai instansi dan masyarakat dengan tarian adat Sikakap dan pengalungan bunga kepada Bpk. M. Nasimul Islam dan Wakil Bupati Mentawai. Selanjutnya Tim bersama rombongan dan seluruh masyarakat yang hadir menuju ruang pertemuan Pela buhan Perikanan Pantai Sikakap untuk mengikuti perte muan dengan masyarakat. Pada kesempatan acara ini sambutan disampaikan oleh : Wakil Bupati (wakil daerah), ADB, pihak PMO yang diwakili oleh (Asdir PA), dan Camat Sikakap. Kesempatan ini diserahkan Album Lagu Terumbu Karang kepada Camat Sikakap dan Pimpinan Radio Sikakap. Setelah selesai pertemuan Tim melakukan kunjung an lapangan, ke kantor LPSTK Desa Sikakap, Tim memperoleh penjelasan dari Ketua LPSTK dan menerima Cenderamata berupa kerajinan tangan untuk ADB dan PMO yang diterima oleh M. Nasimul Islam dan Santoso dari kantor LPSTK, Tim dengan menggunakan boat menuju ke tempat pengolahan rumput laut seperti: baso, dodol, dan berbagai aneka minuman/juice, oleh Pokmas Pe
ngolahan desa Sikakap; selanjutnya Tim menuju Keramba Jaring Apung (KJA) pada Pokmas Budidaya, dari laporan Pokmas diperoleh informasi bahwa MPA – KJA setiap 3 (tiga) bulan sekali berhasil panen pembesaran ikan kerapu dengan produksi ± 125 kg, namun pada waktu kunjungan KJA habis dipanen dan belum ditebar bibit kembali. Terakhir tim menuju lokasi budidaya rumput laut dan mutiara, menurut laporan Ketua Pokmas budidaya mutiara cocok untuk dikembangkan meskipun memerlukan nilai investasi yang tinggi, dan dari peng amatan lapangan budidaya rumput laut di lokasi ini masih dalam skala usaha yang sangat kecil. Setelah mengunjungi beberapa lokasi MPA, maka dari lokasi MPA budidaya rumput laut Tim langsung kembali ke Tuapejat dan Aloita Resort dan malamnya sambil makan malam disosialisasikan lagi terumbu karang ke pihak Aloita Resort. Hari keempat, dari Tuapejat/Aloita Resort tim menuju ke lapangan terbang Rokot, untuk selanjutnya kembali ke Padang. Di Padang, tim langsung menuju ke kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat untuk mengikuti paparan PIU dan RCU tentang perkembang an PPMS. Dari paparan tersebut diperoleh gambaran bahwa pelaksanaan PPMS PIU Mentawai belum optimal,
Bapak M. Nasimul Islam menerima secara simbolis cendera mata dari Ketua LPSTK Sikakap untuk ADB. Cenderamata berupa miniatur perahu terbuat dari kulit kerang, hasil kerja Pokmas.
w w w. c ore ma p 2. c om
Buletin Coremap II
Volume II 2009
Rombongan foto bersama dengan penari dan siswa penyambut di Sikakap.
32
Volume II 2009 w w w. c ore ma p 2. c om
agar Coremap II dilanjutkan dan apabila memungkin kan cakupannya diperluas sampai dengan di 6 (enam) Kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Setelah beberapa hari TIM ADB Mission melakukan kunjungan di propinsi Sumatera Barat dan mentawai, diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Program Coremap II di Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai secara umum sudah berjalan dengan baik, terutama capaian output yang dihasilkan. Namun untuk outcome dan dampak program Coremap pada umumnya masih perlu dilakukan survey untuk mengetahui capaian outcome dan dampak program tersebut. 2. Di lokasi yang dikunjungi memiliki antusiasme yang tinggi dan berpartisipasi dalam mengelola program Coremap II, terlibat dari penyambutan sampai penampilan produk-produk hasil usaha Mata Pencaharian Alternatif yang mereka laksanakan.
Buletin Coremap II
disebabkan belum dapat melaksanakan secara optimal karena tenaga operator yang telah mengikuti pelatihan pindah tugas ke UPT-DKP. Pada malam hari Tim diundang oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, melanjutkan diskusi dengan Regional Advisor (RA) dan pihakpihak yang terkait. Hari kelima, tim menuju kantor Dinas Kelautan dan Perikanan, untuk menghadiri Rapat dengan RCU. Rapat dihadiri oleh berbagai instansi yang terkait dengan program Coremap II, seperti : Bappeda Provinsi, Biro Hukum, Biro Perekonomiam, Perguruan Tinggi, AL, Polair dan lain-lain. Dalam rapat RCU tersebut Tim memberikan kesempatan kepada seluruh undangan untuk menyampaikan masukan tentang pelaksanaan Coremap II (khususnya di Provinsi Sumatera Barat. Dari hasil diskusi menunjukkan bahwa seluruh Instansi yang hadir mengharapkan
33
Public
awareness
ADB REVIEW MISSION IN WEST SUMATERA + Dampak Pemekaran Wilayah
D
ewasa ini seiring dengan perjalanan Otonomi
Daerah, maka terdapat kecenderungan ada nya pemekaran wilayah terutama pada tingkat
Kabupaten. Pada awalnya konsep pemekaran wilayah adalah dalam upaya mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, karena dengan luas wilayah dan keterbatasan berbagai sarana dan prasarana pelayanan, maka sulit bagi Kabupaten dengan luas wilayah yang sangat besar dapat melayani rakyatnya dengan baik. Namun demikian menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaannya konsep tersebut tidak sepenuhnya men3. Pada jajaran PEMDA, Bupati menjelaskan tentang komitmennya menyukseskan program Coremap serta program konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan pada umumnya, karena disadari bahwa wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan wilayah laut dan pulau-pulau kecil, dengan prioritas pengembangan program wisata bahari. Hal ini, terlihat dari tingginya dana pendamping untuk program COREMAP II. 4. Pada tingkat Project Implementasi Unit (PIU) meskipun hasil-hasil yang dicapai sudah cukup baik, namun dari berbagai pertemuan terlihat bahwa tugas dan fungsi setiap koordinator belum optimal, terbukti pada acara pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Bupati kehadiran aktivitas mereka masih kurang. 5. Pada tingkat Provinsi, terlihat dukungan Pimpinan Daerah terhadap program Coremap II belum optimal, sampai saat ini Perda tentang terumbu karang belum ditetapkan. Sedangkan dukungan dari Instansi terkait Tingkat Provinsi positif, terlihat dari usulan agar program Coremap ini diperluas ke Kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Barat.
pa daerah, dan seringkali konsep mendekatkan pelayan an kepada masyarakat tersebut tidak dibarengi dengan ketersediaan sumberdaya manusia aparatur baik dalam segi kuantitas apalagi kualitas, demikian pula pemekaran wilayah di beberapa Kabupaten lokasi Coremap II. Kondisi tersebut sangat berdampak terhadap pelaksanaan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang/Coral Reef Rehabilitation and Management Pro ject Phase II (Coremap II). Saat ini yang sangat dirasakan pengaruhnya adalah terhadap pelaksanaan Coremap II Wilayah Indonesia Barat yang memperoleh dukungan dana dari Asean Development Bank (ADB). Sebagai contoh, pemekaran wilayah Kabupaten Nias menjadi Kabupaten Nias dan Nias Selatan, karena belum didukung dengan ketersediaan sumberdaya manusia aparatur yang memadai, maka pelaksanaan program Coremap II dari tahun ke tahun menghadapi masalah dan kemampuan daya serap sangat rendah. Herannya sementara kinerja kabupaten baru hasil pemekaran tersebut saja belum didukung oleh sumberdaya aparatur yang memadai, namun dalam tahun 2008 Kabupaten Nias (induk) kembali dimekarkan menjadi beberapa Kabupaten, yaitu : Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias, dan Kota Gunung Sitoli. Akibat dari pemekaran wilayah tersebut, maka lokasi
w w w. c ore ma p 2 .c o m
Buletin Coremap II
Volume II 2009
jadi dasar pemikiran dalam pemekaran wilayah di bebera
34
Coremap II yang semula berada di Kabupaten Nias, saat ini hanya ada di Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara. Kondisi ini menyebabkan pengelolaan Coremap II di Kabupaten Nias menjadi dilematis, dan
Dampak Pemekaran Wilayah
Coremap II
untuk mengatasi masalah tersebut pihak Project Mana
Dengan demikian hingga saat ini yang masih me-
gement Office (PMO) telah mangambil langkah-langkah
merlukan perhatian dan dukungan yang lebih serius
strategis dengan berpedoman pada hasil Mid Term Re
dari PMO adalah pengelolaan Coremap II di Nias (Nias
view – ADB 2008, yaitu : dalam tahun 2009 alokasi dana
Utara dan Nias Barat). Mekipun saat ini ditangani oleh
untuk pelaksanaan kegiatan Coremap II Kabupaten
Provinsi (RCU), namun terdapat beberapa hal yang
Nias digabung dan ditangani oleh Regional Coordinator
perlu memperoleh perhatian dan antisipasi dari PMO,
Unit (RCU) Provinsi Sumatera Utara.
misalnya : (1). Sejauh mana kemampuan RCU Sumatera
Selanjutnya dari hasil Review Mission ADB tahun 2009,
Utara menangani implementasi kegiatan di kabupaten,
untuk perencanaan tahun 2010 kegiatan Coremap II
karena disamping harus mengoptimalkan fungsi koor-
Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara juga
dinasi dan monitoring/evaluasi kegiatan Coremap II di
belum dimungkinkan dikelola oleh Kabupaten, karena
Kabupaten Nias Selatan dan Tapanuli Tengah, juga harus
meskipun pejabat Bupati di kedua kabupaten tersebut
menangani kegiatan-kegiatan di Satuan Kerjanya, (2).
sudah diangkat, namun dinas-dinas termasuk dinas
Sejauh mana implementasi kegiatan di kabupaten dapat
Kelautan dan Perikanan belum terbentuk.
dilakukan langsung dari Propinsi, (3). Sejauh mana pihak
Contoh lain, di Provinsi Kepulauan Riau pelaksanaan Coremap II Kabupaten Lingga juga jauh terting-
RCU mampu membangun dukungan pihak-pihak yang terkait di Kabupaten.
gal dibanding dengan Kabupaten lain. Hal ini menurut
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka menu-
pengamatan penulis juga sebagai akibat dari pemekaran
rut penulis langkah strategis yang perlu dilakukan, antara
wilayah. Kabupaten Lingga sebagai kabupaten baru,
lain : (1). Pembentukan Tim yang akan berkunjung ke
sampai dengan tahun 2008 unit kerja yang mempunyai
Nias untuk memberikan arahan dan penyamaan persepsi
tugas pokok dan fungsi di bidang kelautan dan perikan-
tentang kebijakan yang telah diputuskan oleh PMO agar
an, adalah Dinas Pengelolaan Sumberdaya Alam.
pelaksanaan kegiatan berjalan secara efektif dan mencapai
Satuan Kerja ini merupakan Project Implementation
sasaran; (2). Pihak RCU membangun kerja sama dengan
Unit (PIU) Coremap II Kabupaten Lingga, yang secara tek-
Kabupaten Nias Utara dan Nias Barat untuk pelaksanaan
nis juga menangani berbagai sektor lain seperti lingkung
kegiatan yang sedang berjalan dan kegiatan-kegiatan
an hidup. Di sisi lain Kepala Dinas sebagai Ketua PIU juga
berikutnya, kerja sama ini akan lebih baik apabila ditu-
merangkap sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga.
angkan ke dalam Tim Kerja yang ditetapkan oleh Ketua
Bersyukur bahwa mulai awal tahun 2009 telah dilakukan
RCU atau bila perlu oleh Gubernur; (3). PMO membentuk
perubahan struktur Organisiasi Pemerintah Kabupaten
Tim yang bertugas secara khusus dibidang fasilitasi, koor-
Lingga, dan Dinas Keluatan dan Perikanan berdiri sendiri,
dinasi, dan monitoring, termasuk fasilitasi pengelolaan
sehingga diharapkan dapat lebih optimal dalam menge-
asset yang berada di Kabupaten Nias Induk untuk dialih-
lola program Coremap II di daerahnya.
kan ke Kabupaten Nias Utara/Nias Barat.
Volume II 2009
Oleh : Santoso
w w w. c ore ma p 2 .c o m
Implementasi
Buletin Coremap II
Terhadap
35
SELAMAT SELAMATKAN TERUMBU KARANG Memandang Jauh Luas Samudra Terselami Ribuan Misteri Lukisan Pulau Biru Luas Terhampar Jangan Abaikan Kelestariannya Hanya Untuk Kepuasan Angkara Akankah Ku Lihat Abadi Hingga Akhir Masa Selamatkan…Selamatkan Terumbu Karang Selamatkan…Selamatkan Terumbu Karang Bersatu Menjaga Bumi Pertiwi Bersama Lestarikan Bahari Gapai Impian…Masa Depan Indah dan Berseri