“SEVIAL” ALTERNATIF INOVASI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH DASAR
Moh. Farizqo Irvan dan Agustin Anggriani Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang Alamat Kontak: Kudus, 59354, pos-el:
[email protected]
Abstrak Indonesia adalah negara yang masih memiliki tingkat pengangguran yang tinggi. Hal ini ditunjukkan berdasarkan data tahun 2011 bahwa Indonesia memiliki angka pengangguran sebesar 7,1 persen yang menduduki peringkat ketiga di kawasan Asia Tenggara (Central Intelligence Agency). Berdasarkan data International Labor Organization (ILO) pada tahun 2012, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat pengangguran usia muda tertinggi di kawasan Asia Pasifik yang mencapai 19,9 persen, di atas negara Sri Lanka yang 17,9 persen dan Filipina yang 16,2 persen. Angka ini menyimpulkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang belum lepas dari persoalan pengangguran. Walaupun Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa pengangguran di Indonesia turun menjadi 5,92 persen pada Februari 2013, hal tersebut masih menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya upaya untuk meyelesaikan persoalan pengangguran di Indonesia. Pendidikan kewirausahaan sangat penting dalam menekan angka pengangguran. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan adalah metode Sevial. Sevial (selling, saving and social) adalah metode yang diterapkan pada anak-anak usia Sekolah Dasar. Metode ini diterapkan supaya budaya berwirausaha dapat diterapkan dalam diri anak-anak, sehingga pola pikir anak ke depannya tidak bergantung untuk menjadi seorang pekerja melainkan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Metode Sevial sangat bermanfaat untuk menanamkan sikap mandiri, kreatif, tekun dan ulet yang merupakan beberapa sikap dari seorang wirausahawan. Metode Sevial dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar-mengajar setiap harinya, yakni dilaksanakan pada saat jam istirahat. Dibutuhkan peran serta seluruh pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya pendidikan dasar, dengan demikian, budaya berwirausaha benar-benar mampu tertanam dalam diri anak. Kata Kunci: Metode Sevial, Pendidikan Kewirausahaan, Sekolah Dasar
Abstract Indonesia is a country that still has a high unemployment rate. This is shown by the data in 2011 that Indonesia has 7.1 percent of unemployment rate that ranked third in the South East Asia region (Central Intelligence Agency). Based on data from the International Labor Organization (ILO) in 2012, Indonesia is ranked as the country with the highest rate of youth unemployment in the Asia Pacific region which reached 19.9 percent. This figure shows Indonesia as a country that has not been separated from the issue of unemployment. Although the Minister of Labor and Transmigration Muhaimin Iskandar said that unemployment in Indonesia fell to 5.92 percent in February 2013, it still shows that there needs an effort to settle the issue of unemployment in Indonesia. Entrepreneurship education is very important in reducing unemployment. One innovation that can be applied is Sevial method. Sevial (selling, saving and social) is a method applied to elementary school age children to instill the entrepreneurial spirit among children. This method is applied in order the culture of entrepreneurship can be applied within the children. Sevial method that can inculcate independent, creative, diligent and hardworking attitude among children is very useful. Sevial method can be implemented after hours of learning every day, which is held during recess. It takes the participation of all parties, especially with education basic, thus, cultural entrepreneurship really afford embedded among children. Key Words: Sevial method, Entrepreneurship Education, Elementary School
PENDAHULUAN
Indonesia masih cukup minim. Hanya 1,56
Latar Belakang
persen dari total penduduk Indonesia yang
Pengangguran bukan lagi menjadi suatu fenomena yang luar biasa di kalangan
bersedia untuk berwirausaha (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah).
masyarakat, khususnya di Indonesia. Hingga
Indonesia adalah negara yang masih
saat ini jumlah lulusan sekolah tidak
memiliki tingkat pengangguran yang tinggi.
seimbang dengan ketersediaan lapangan
Hal ini ditunjukkan berdasarkan data tahun
pekerjaan. Di sisi lain juga masih belum ada
2011 bahwa Indonesia memiliki angka
kreativitas dari lulusan untuk menciptakan
pengangguran sebesar 7,1 persen yang
lapangan pekerjaan sendiri. Meskipun dalam
menduduki peringkat ketiga di kawasan Asia
tataran
Tengara
substansi,
pemerintah
telah
(Central
Intelligence
Agency).
mewacanakan untuk menciptakan lulusan
Berdasarkan
data
kerja yang berdaya saing tinggi seperti yang
Organization
(ILO)
sudah diatur dalam Permenakertrans No. 8
Indonesia menempati peringkat pertama
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan
sebagai negara dengan tingkat pengangguran
Standar
Kompetensi
International pada
tahun
Labor 2012,
Kerja
Nasional
usia muda tertinggi di kawasan Asia Pasifik
dibuatnya
peraturan
yang mencapai 19,9 persen di atas negara
tersebut pada kenyataannya belum dapat
Sri Lanka (17,9 persen) dan Filipina (16,2
meningkatkan standar tingkat pendidikan
persen).
angkatan kerja di Indonesia. Sampai hari ini,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik
tingkat
di
(BPS) angka pengangguran di Indonesia
Indonesia masih didominasi oleh lulusan
turun menjadi 5,92 persen pada bulan
sekolah
untuk
Februari 2013 dari 6,14 persen pada bulan
menciptakan lulusan kerja yang berdaya
Agustus 2012, namun hal tersebut bukanlah
saing tinggi masih belum dapat terlaksana
sebuah prestasi yang patut dibanggakan.
Indonesia,
namun
pendidikan
dasar
angkatan
(SD),
kerja
sehingga
Walaupun
pada
tahun
ini
dengan baik dan akan berpengaruh pada
Penanggulangan awal yang dapat
tingkat pengangguran. Selain itu, banyak
dilakukan adalah melakukan pembenahan di
dari masyarakat Indonesia yang memiliki
bidang pendidikan. Pendidikan adalah tiang
pola pikir untuk mengambil jalur aman
utama maju dan tidaknya suatu negara.
dalam memilih pekerjaan sebagai pegawai
Sistem
negeri sipil (PNS) dan hanya sebagian kecil
mendorong maju dan kuatnya suatu negara
saja dari masyarakat yang mempunyai
dari segala ancaman, baik yang berasal dari
keinginan untuk membuka usaha sendiri,
dalam maupun luar negeri. Pendidikan
padahal idealnya minimal harus ada 2 persen
adalah pencetak generasi bangsa yang paling
penduduk yang berwirausaha, tetapi di
penting. Tingkat pengangguran tidak akan
pendidikan
yang
baik
dapat
terus meningkat jika sistem pendidikannya
2. Implementasi
metode
“Sevial”
mampu melahirkan generasi yang mandiri,
dalam membentuk jiwa wirausaha
kreatif, ulet dan tekun. Perlu diadakan
yang mandiri, kreatif, tekun dan ulet
pembenahan dalam bidang pendidikan di
pada pendidikan dasar.
Indonesia,
terkait
dengan
pendidikan
kewirausahaan yang saat ini mulai banyak
Manfaat Penulisan
diperbincangkan. Caranya adalah dengan
Penulisan
paper
ini
diharapkan
penanaman jiwa kewirausahaan di kalangan
dapat memberikan pengalaman ilmiah dalam
siswa, khususnya pada siswa Sekolah Dasar.
mengkaji
Melalui
generasi-
kewirausahaan di kancah pendidikan dasar,
generasi mendatang dapat mengembangkan
memberikan referensi untuk menanamkan
jiwa kewirausahaan yang telah tertanam
jiwa wirausaha dalam kultur sekolah, dan
sejak kecil.
sebagai
maka
cara
ini
diharapkan
persepsi
referensi
Berdasarkan alasan-alasan di atas
kebijakan
penulis
kewirausahaan
“Sevial”
mengambil
Alternatif
judul
Inovasi
paper
Pendidikan
terkait
pendidikan
untuk
membentuk
dengan
pendidikan
khususnya
bagi
sekolah
dasar.
Kewirausahaan di Sekolah Dasar. KAJIAN PUSTAKA Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu dijawab dalam bahasan tentang metode “Sevial” yaitu sebagai berikut: implementasi
metode Sevial dalam membentuk
kreatif,
wirausaha tekun,
Sevial ini terdiri dari tiga kata yaitu selling, saving, dan social. Masing-masing
1. Bagaimanakah
jiwa
Pengertian “Sevial”
yang dan
mandiri, ulet
pada
pendidikan dasar? 2. Bagaimanakah peran metode Sevial dalam membentuk karakter bangsa?
kata tersebut mengandung makna yang berbeda-beda.
Selling Selling dalam bahasa Indonesia diartikan dengan kata penjualan. Pada dasarnya
penjualan
merupakan
komunikasi pribadi untuk menyampaikan suatu informasi dalam rangka
Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini secara umum adalah untuk menjelaskan tentang:
membujuk seorang calon pelanggan agar membeli sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dalam praktik, kegiatan
1. Persepsi pendidikan kewirausahaan
penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa
di kancah pendidikan dasar, dan;
faktor sebagai berikut: kondisi dan
kemampuan penjual (jenis produk, harga
Saving dapat diartikan sebagai
produk, dan syarat penjualan), kondisi
simpanan atau tabungan. Burt, seperti
pasar (jenis pasar, segmen pasar, daya
dikutip
beli, frekuensi pembelian, keinginan,
mengemukakan bahwa ada tiga faktor
dan
kondisi
yang berpengaruh pada tingkah laku
organisasi perusahaan, dan faktor lain
manusia, yaitu faktor G (general), yakni
(periklanan, peragaan, kampanye, dan
dasar yang dibawa sejak lahir, faktor S
pemberian
(specific) yang dibentuk oleh pendidikan
kebutuhan),
modal,
hadiah),
(Swastha
dan
Irawan, 1990).
oleh
Suryabrata
(1995),
dan faktor C (common/ group) yang
Menurut Thordik, (dalam Wilson,
didapatkan dari pengaruh kelompok.
Robeck & Micahel, 1974 dalam Azwar,
Jika dihubungkan dengan kemandirian,
2004), menyebutkan bahwa karakteristik
maka sikap “mandiri” itu merupakan
anak
kecerdasan
pengaruh dari faktor S dan C. Lebih
intelektual tinggi secara umum yaitu
lanjut dikatakan bahwa faktor C lebih
memiliki kemampuan verbal yang baik,
luas atau lebih kuat daripada faktor S.
pengetahuan
umum
yang
luas,
Dengan demikian, sikap “mandiri” dapat
kemampuan
aritmatik
yang
baik,
berkembang karena pengaruh kelompok
kemampuan
visual
motorik
yang
yang mana orang akan cenderung
terkoordinasi dengan baik, kemampuan
membiasakan diri karena melihat orang
perencanaan yang baik dan kemampuan
lain di kelompoknya juga melakukan hal
analisis hubungan antara bagian-bagian
yang sama. Terdapat hubungan antara
dari suatu yang berhubungan dengan
saving dengan mandiri. Simpanan atau
yang lain.
saving yang dimaksud dalam paper ini
yang
memiliki
Selling yang dimaksud dalam
dapat dilakukan dengan cara masing-
lingkup ini cenderung diarahkan untuk
masing siswa diberikan intruksi untuk
anak-anak
upaya
membawa satu kaleng bekas dari rumah.
penanaman jiwa kewirausahaan. Melalui
Kemudian guru menghitung laba dari
kegiatan penjualan, anak-anak dilatih
hasil selling yang dilakukan oleh siswa
untuk memiliki kemampuan verbal yang
dan memberikannya pada siswa. Guru
baik, kemampuan aritmatik yang baik,
kembali
kemampuan
yang
membagi laba tersebut menjadi dua, 50
terkoordinasi dengan baik, kemampuan
persen dimasukkan ke dalam kaleng
perencanaan yang baik dan kemampuan
yang sudah dibawa anak dari rumah
analisis hubungan yang baik.
sebagai tabungan pribadi dan 50 persen
Saving
dimasukkan ke dalam kaleng yang
sebagai
visual
bentuk
motorik
memberi
intruksi
untuk
sudah dipersiapkan oleh sekolah untuk
(simpanan).
Saving
setiap kelasnya dan kemudian disimpan
senantiasa menabung laba dari hasil
di koperasi sekolah.
kegiatan selling sebelumnya. Sistem
Social
saving
ini
akan
yaitu
siswa
mendorong siswa
adalah
menyisihkan uangnya untuk ditabung,
suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan
yang lama-kelamaan membuat anak
oleh siswa dengan bantuan guru yang
terbiasa dan senang untuk menabung
dikemas dalam bentuk bakti terhadap
karena uang yang ditabung merupakan
lingkungan sekitarnya. Siswa yang telah
hasil usahanya sendiri. Akhirnya mereka
bekerja keras dalam kegiatan penjualan
akan memiliki sikap yang mandiri.
dan
kemudian
Puncaknya adalah social. Siswa akan
menabung 50 persen dari laba yang
diberikan pelajaran untuk peduli dan
merupakan hasil jerih payahnya tersebut
peka terhadap lingkungan di sekitar
ke dalam kaleng sosial
yang sudah
mereka dalam bentuk kegiatan bakti
disediakan oleh pihak sekolah. Pada
sosial yang dilaksanakan oleh siswa
akhir tahun ajaran atau kenaikan kelas,
dengan arahan guru.
Social
yang dimaksud
mendapatkan
laba,
tabungan sosial anak tersebut dibuka dan dikumpulkan menjadi satu untuk dibelikan
sembilan
bahan
PEMBAHASAN
pokok
(sembako) yang kemudian dibagikan
Implementasi Metode “Sevial” dalam
pada keluarga tidak mampu di sekitar
Menanamkan Jiwa Kewirausahaan yang
sekolah.
Mandiri, Kreatif, Tekun, dan Ulet pada Pendidikan Dasar
Sevial (Selling, Saving and Social)
Kewirausahaan
merupakan
sikap
Sevial adalah suatu sistem yang
mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif
saling berkesinambungan dan berkaitan
berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja, dan
erat
berusaha
dalam
pelaksanaan
pendidikan
kewirausahaan di tingkat dasar. Pertama adalah selling, pada tahap awal guru
dalam
pendapatan
rangka
dalam
meningkatkan
kegiatan
usahanya.
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk
memberikan intruksi kepada anak untuk
membentuk manusia secara utuh (holistik),
melaksanakan
sebagai insan yang memiliki karakter,
kegiatan
penjualan
produk yang sudah disediakan oleh
pemahaman,
pihak sekolah, sehingga anak dapat
wirausaha.
mengembangkan kemampuan aritmatik
kewirausahaan
dan verbal mereka. Setelah selling, dilakukan
pula
sistem
saving
dan Pada
keterampilan dasarnya,
dapat
sebagai
pendidikan
diimplementasikan
secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
dibuat dua kelompok besar dalam kelas dan
pendidikan di sekolah.
dibuat
jadwal
penjualan
untuk
setiap
Pendidikan Kewirausahaan dilaksa-
kelasnya, misalnya kelas 4 kelompok A hari
dengan
nilai-nilai
Senin, kelas 5 kelompok A hari Selasa dan
kewirausahaan kepada peserta didik, nilai-
seterusnya sampai hari Sabtu. Setelah itu
nilai tersebut antara lain jujur, percaya diri,
dibuat tata tertib yang berkaitan dengan
kreatif, kepemimpinan, inovatif, dan berani
kegiatan selling tersebut yang salah satunya
menanggung resiko. Nilai-nilai tersebut
adalah dilarang jajan di luar selama jam
merupakan bagian dari nilai-nilai pendidikan
sekolah. Masing-masing anak juga diminta
karakter.
nakan
kewirausahaan
menanamkan
Penanaman
nilai-nilai
untuk membawa satu kaleng bekas untuk
melalui
pendidikan
kegiatan saving nantinya. Pihak sekolah
kewirausahaan di semua jenjang pen-didikan
sebagai
akan membentuk karakter wirausaha peserta
produk-produk yang akan dijual oleh siswa
didik, dan karena diimplementasikan sejak
yang lebih dititikberatkan pada snack,
dini, maka nilai-nilai kewirausahaan tersebut
makanan
akan melekat kuat di benak dan hati peserta
biasanya dikonsumsi oleh siswa. Selain itu,
didik, sehingga pada akhirnya peserta didik
sekolah juga memberdayakan masyarakat
tersebut akan memiliki nilai-nilai karakter
sekitar sekolah untuk dapat menitipkan
yang kuat.
jualannya di sekolah dengan aturan-aturan
Metode Sevial merupakan inovasi yang muncul dan diterapkan pada siswa
fasilitator
ringan,
sudah
nasi
menyediakan
bungkus
yang
yang sudah disepakati sebelumnya. Ketika
kegiatan
selling
atau
Sekolah Dasar khususnya pada siswa kelas
penjualan telah berjalan sesuai dengan
tinggi. Metode Sevial dapat dilaksanakan di
peraturan
luar jam kegiatan belajar-mengajar setiap
ditentukan
harinya, yakni dilaksanakan pada saat jam
masing anak kemudian diarahkan untuk
istirahat. Supaya metode Sevial ini dapat
menghitung hasil penjualan dan laba dengan
berjalan dengan lancar maka diperlukan
pantauan seorang guru. Hasil penjualan
kesabaran baik dari pihak guru atau siswa.
kemudian disetorkan kepada guru untuk
dan
prosedur
sebelumnya,
yang maka
sudah masing-
Langkah awal agar metode ini dapat
dibukukan dan dimasukkan dalam kas
berjalan efektif adalah kemampuan guru
koperasi sekolah. Sedangkan laba yang
dalam memberikan penjelasan dan motivasi
diperoleh akan diberikan langsung kepada
mengenai kegiatan penjualan bagi siswa-
siswa. Guru kembali memberikan instruksi
siswanya. Jika pemahaman anak mengenai
untuk memasukkan 50 persen laba yang
penjualan sederhana sudah tertanam dalam
didapatkan anak ke dalam kaleng yang
diri anak, maka tahap selanjutnya akan
sudah dibawa sebelumnya lengkap dengan
nama masing-masing anak sebagai tabungan
anak, sehingga jumlah pengangguran dapat
pribadi anak. Sedangkan 50 persen laba
ditekan dan diminimalisasi secara perlahan.
sisanya dimasukkan ke dalam kaleng besar yang sudah disediakan sekolah untuk setiap
Peran Metode Sevial dalam Membentuk
kelasnya sebagai tabungan sosial anak
Karakter Bangsa
sebagai bagian dari sistem saving. Setelah
kegiatan
Pengangguran adalah suatu masalah
tersebut
dapat
yang berhubungan dengan lapangan kerja.
berjalan dengan lancar, maka langkah
Sedangkan
selanjutnya adalah penerapan sistem social.
berhubungan
dengan
Sistem social akan diterapkan pada akhir
Pengangguran
dan
tahun ajaran atau sebelum kenaikan kelas.
benang merah yang kuat yaitu sama-sama
Tabungan
berpengaruh pada keadaan ekonomi suatu
dibuka
pribadi
dan
masing-masing
dihitung.
Anak
anak
kemudian
bangsa.
lapangan
kerja
itu
kewirausahaan.
wirausaha
Pengangguran
di
memiliki
Indonesia
melaporkan hasil tabungannya kepada guru
diakibatkan
untuk dibukukan. Setelah dibukukan, hasil
pendidikan tenaga kerja yang mempengaruhi
tabungan pribadi anak dapat diambil dan
kualitas dari tenaga kerja itu sendiri. Selain
dimanfaatkan
keperluan-keperluan
itu, pola pikir masyarakat Indonesia yang
yang bermanfaat. Sedangkan tabungan sosial
lebih memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil
anak juga akan dibuka dan dihitung setiap
(PNS)
kelasnya
pengangguran
terhitung,
untuk
secara
bersama-sama.
tabungan
sosial
Setelah anak
karena
sendiri
yang
rendahnya
tingkat
membuat belum
dapat
masalah tertangani
dengan baik.
diakumulasikan dari kelas 4, 5, dan 6 dan
Pelaksanaan metode Sevial secara
dibukukan. Setelah terakumulasi, tabungan
efektif
sosial tersebut dipergunakan untuk membeli
kewirausahaan yang mandiri, kreatif, tekun,
sembilan bahan pokok (sembako) untuk
dan ulet sejak dini sehingga diharapkan
dibagikan secara langsung oleh anak kepada
pengangguran dapat diminimalisasi karena
masyarakat sekitar sekolah yang kurang
anak sudah terbiasa untuk berwirausaha
mampu sebagai bentuk kegiatan sosial yang
sejak kecil. Tidak dapat dipungkiri bahwa
dilaksanakan oleh anak-anak dengan arahan
saat ini masih sedikit jumlah wirausahawan
dan pantauan dari pihak sekolah.
yang ada di Indonesia. Perlu ditanamkan
Diterapkannya
menanamkan
jiwa
tersebut
pada siswa mengenai kewirausahaan agar
jiwa
menjadi bekal yang bermanfaat untuk masa
kewirausahaan anak sejak dini. Pengenalan
depan anak nanti. Penerapan ini dilakukan
kegiatan kewirausahaan dapat meningkatkan
dengan salah satu metode yang ditawarkan
jiwa mandiri, kreatif, tekun, dan ulet bagi
sevial yaitu pada selling. Penanaman selling
diharapkan
dapat
metode
dapat
menanamkan
lebih mudah diterapkan pada siswa Sekolah
menekan jumlah pengangguran yang ada di
Dasar, karena
Indonesia serta membentuk karakter bangsa.
dapat digunakan siswa
sebagai aplikasi pembelajaran aritmatika sosial yang dapat meningkatkan intelektual
SIMPULAN
anak khususnya pada kemampuan artimatik
1. Implementasi metode Sevial dalam
dan verbal. Selling atau kegiatan penjualan
mewujudkan pendidikan kewirausaha-an
tersebut akan mudah untuk dilaksanakan
dapat dilakukan dengan menggunakan
oleh anak apabila dilaksanakan secara
sistem kesatuan selling-saving-social.
kontinyu dan terus-menerus sebagai bentuk
2. Peran metode Sevial dalam membentuk
penanaman jiwa kreatif dan ulet. Setelah
karakter
berhasil
penanaman
diterapkan,
dapat
dilanjutkan
bangsa selling
adalah
melalui
sebagai
aplikasi
dengan metode saving. Metode ini ditujukan
pembelajaran aritmatika sosial, saving
supaya siswa dapat mengatur keuangannya
yang
secara
mendapatkan
mengatur keuangannya secara mandiri,
penghasilan dari laba kegiatan selling, maka
serta social yang melatih siswa peka
siswa diarahkan untuk menabung hasil jerih
terhadap lingkungan sekitar. Metode
payah mereka secara tekun agar dapat
Sevial
dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan
bangsa melalui penerapan komponen
pribadi pada tahun pelajaran baru dan untuk
selling-saving-social secara kontinu.
mandiri.
Setelah
melatih
dapat
siswa
untuk
membentuk
dapat
karakter
persiapan kegiatan sosial pada akhir tahun pelajaran nanti. Metode ini dilanjutkan dengan
social
yang
berupa
kegiatan
PUSTAKA RUJUKAN
pembagian sembako kepada masyarakat kurang mampu sekitar sekolah dari hasil tabungan sosial siswa. Pengetahuan siswa tentang kewirausahaan sangat membantu dalam peminimalisasian pengangguran di kalangan generasi muda, sehingga dapat
Anonim. 2013. Daftar Negara menurut Tingkat Pengangguran (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ negara_menurut_tingkat_penganggu ran), diakses 15 Juli 2013.
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Anonim. 2013. Pengertian Pendidikan
Indonesia. Berdasarkan
uraian
sebelumnya,
jelaslah bahwa pelaksanaan metode Sevial dapat melahirkan generasi yang mandiri,
(Online), (http://www.scribd.com/ doc/7592955/Definisi-Pendidikan), diakses 21 Juli 2013.
kreatif, tekun, dan ulet sehingga dapat Anonim. 2013. Penurunan Angka Pengangguran di Indonesia
(Online), (http://utama.seruu.com/ read/2013/06/30/171897/menakertra
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas.
ns-targetkan-akhir-tahun-ini-angka-
2010. Pengembangan Pendidikan
pengangguran-turun), diakses 21
Kewirausahaan. Jakarta: Direktorat
Juli 2013.
Pendidikan Tinggi Kemendiknas.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Sudjana, Nana. 2009. Tuntunan Penyusunan
Penelitian: Suatu Pendekatan
Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Algensindo.
Cole, Peter G. & Lorna KS Chan. 1994.
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa
Teaching Principle and
Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Practice.New York: Prentice Hall.
Departemen Pendidikan Nasional.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Engkoswara. 1999. Intructional Strategy of
Suyitno, Ade. 2013. Pendidikan Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press.
Civic Education at Certain School Lavel. Bandung: Center for Indonesia Civic Education.
Timmon, Jeffry & Stephen Spinelli. 2007. New Venture Creation, Enterpreneurship for the 21st
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Manurung, Laurensius. 2010. Strategi dan Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Mulyani, Endang. 2012. Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah. Yogyakarta: UNY Press.
Century. New York: Mgraw-Hill.