Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Serbuk Instan Ekstrak Daun Jambu Mete ( Anacardium occidentale l.) sebagai Antibakteri Helicobacter pylori pada Penyakit Gastritis Achmad Alfan Wijaya, Sholihatus Sholihin, Rizka Alivia A, Faizal Romadhon, Darimiyya Hidayati1, Faimatul Imaroh2 1
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura 2 Program Studi Ilmu Hukum Universitas Trunojoyo Madura Email :
[email protected]
ABSTRAK Penyakit maag (ulcer) atau yang sering disebut gastritis terjadi akibat tingginya kadar asam didalam lambung yang menyebabkan iritasi pada dinding lambung, sehingga menimbulkan gejala nyeri pada perut. Terjadinya penyakit maag dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola makan yang kurang teratur, psikis seperti stres dan juga ada infeksi Helicobacter pylori. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa dalam daun jambu mete (Anacardium occidentale .L) terdapat senyawa yang berfungi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji ekstrak daun jambu mete (Anacardium occidentale .L) yang dijadikan produk serbuk instan yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini menggunakan metode bertingkat dengan mengguanakan dua tahap penelitian. Tahap pertama pengaruh suhu pengeringan terhadap aktivitas antibakteri. Tahap kedua yaitu penambahan proporsi gula terhadap larutan. uji sensoris, uji stabilitas suspensi (kelarutan), dan uji antibakteri menggunakan media potato dextrose agar dalam suasana anaerobik dan metode sumur untuk menghitung inhibition zone terhadap Helicobacter pylori. Hasil uji kadar air dan daya larut menunjukkan semua sampel memiliki nilai kadar air yang relatif rendah dan memiliki hasil daya larut yang lebih dari standar nasional yaitu (>90%). Pada hasil uji antibakteri sampel yang terbaik yaitu ekstrak + maltodekstrin (suhu 50oC) dengan konsentrasi 100% dengan zona hambat sebesar 23 mm. Formula serbuk instan daun jambu mete terbaik yaitu dengan penambahan gula sebanyak 70% dan ekstrak daun jambu mete sebesar 30%. Kata Kunci : gastritis, Helicobacter pylori, daun jambu mete (Anacardium occidentale L.)
PENDAHULUAN Berbagai macam penyakit telah mewabah di Indonesia dari penyakit yang paling ringan sampai penyakit yang menyebabkan kematian. Beberapa penyakit biasanya timbul dari kebiasaan buruk seperti halnya penyakit maag (gastritis). Berdasarkan hasil tinjauan WHO, tercatat 40,8 % angka kejadian gastritis di Indonesia. Menurut Gustin, (2011) “Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.Terjadinya gastritis dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola makan yang kurang teratur, psikis seperti stres dan juga ada infeksi Helicobacter pylori. Menurut Albertus et al, (2012) “Helicobacter pylori (H. pylori) dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada mukosa lambung. Penyembuhan penyakit gastritis dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan kimia, namun penyembuhan menggunakan obat-obatan kimia dapat memberikan efek samping bagi tubuh manusia. Maka dari itu diperlukan obat-obatan dari bahan alami seperti daun jambu mete. Jambu mete ( Anacardium occidentale L. ) merupakan tanaman yang berasal dari Brazil. Tanaman ini mempunyai daun yang memiliki banyak kandungan kimia. Daun jambu mete memiliki rasa yang kelat dan berkhasiat antiradang dan penurun kadar glukosa darah (hipoglemik). Dalam daun jambu mete memiliki kandungan-kandungan lainnya seperti tanin, flavonol, asam anakardiol, asam elagat, senyawa fenol, kardol, dan metil kardol (Yuniarti, 2008). Obat-obatan dari bahan alami mempunyai daya simpan yang pendek, untuk itu perlu penanganan khusus untuk hal tersebut seperti dengan mengolahnya sebagai serbuk instan. Produk olahan berupa serbuk juga akan dapat memudahkan masyarakat dalam mengkonsumsi dan memanfaatkan khasiat-khasiat produk olahan”. Dalam pembuatan produk olahan berupa serbuk instan membutuhkan bantuan alat dan bahan tambahan yaitu spray dryerdan maltodekstrin. Spray dryer mampu menghasilkan hasil barupa butiran-butiran kecil (serbuk) dengan menggunakan panas
ISBN: 978-602-7998-92-6
A-247
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 udara (Anggi et al., 2013). Bahan tambahan yang digunakan yaitu maltodekstrin sebagai bahan pengikat dalam membuat serbuk. Sifat-sifat yang dimiliki maltodekstrin antara lain mengalami dispersi cepat, memiliki sifat daya larut yang tinggi maupun membentuk film, sifat browning yang rendah, mampu menghambat kristaslisasi dan memiliki daya ikat yang kuat (Srihadi et al., 2010). TINJAUAN PUSTAKA Pada penelitian (Indah, 2012) ekstrak daun jambu mete yang dikombinasikan dengan ekstrak Psidium guajava dapat menghambat rotavirus pada monyet. Selain itu, sari alkohol daun muda jambu mete memberikan efek analgetik terhadap nyeri yang ditimbulkan oleh asam asetat pada mencit putih. Daun jambu mete juga terbukti memiliki aktivitas antimikroba pada uji terhadap bakteri gram positif yaitu Bacillus pimilus, Bacillus subtilis dan Staphylococcus aereus dan bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli, Klebsiella pneumonia dan pseudomonas auruginosa. Serbuk instan merupakan produk olahan yang berbentuk butiran-butiran kecil (serbuk) yang mudah disajikan dan praktis dalam penggunaannya (Pernama, 2008). Minuman instan berupa bubuk merupakan produk olahan pangan yang berbentuk serbuk, mudah larut dalam air, praktis dalam penyajian dan memiliki daya simpan yang lama karena kadar airnya yang rendah dan memiliki luas permukaan yang besar (Angri, 2013). Maltodekstrin memiliki sifat dispersi cepat, daya larut yang tinggi, membentuk film, higroskopisitas rendah, mampu membentuk body, kemungkinan terjadi pencoklatan rendah, mampu menghambat kristalisasi dan memiliki daya ikat kuat (Ariyani, 2010). Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negative yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung (Prince, 2005). Menurut Yuniati et al., (2010) menyatakan bahwa Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan bakteri penyebab inflamasi mukosa lambung. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling seringterjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukanadanya nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal inimengarahkan para dokter kepada suatu diagnosagastritis, dimana untuk memastikannyadibutuhkan suatu pemeriksaan penunjang lainnya seperti endoscopi (Gustin, 2011). METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan pembuatan serbuk instan berupa daun jambu mete yang diperoleh dari wilayah Madura. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode bertingkat dengan mengguanakan dua tahap penelitian.Tahap pertama pengaruh suhu pengeringan terhadap aktivitas antibakteri.Tahap kedua yaitu penambahan proporsi gula terhadap larutan. Pembuatan Serbuk Instan Daun jambu mete direndam dengan menggunakan ethanol 70% selama 5 hari. Kemudian mengambil ekstrak daun jambu mete menggunakan Rotary Evaporator, kemudian cairan ekstrak ditambahkan maltodekstrin sebanyak 5% dan keringkan pada cabinet dryer dengan suhu pengeringan (30oC, 40oC dan 50oC) selama 3 jam. Setelah itu didapatkan serbuk instan. Metode Pengujian 1. Uji Sensoris Uji sensoris ini menggunakan panelis yang tidak terlatih sebanyak 20 orang untuk menguji warna, rasa, aroma, dan kesukaan keseluruhan pada produk serbuk instan ekstrak daun jambu mete. 2. Uji Stabilitas (Daya Larut) Uji stabilitas dilakukan dengan melarutkan serbuk instan ekstrak daun jambu mete pada air hangat dan melalui proses pengadukan selama 2 menit.
ISBN: 978-602-7998-92-6
A-248
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 3. Uji Antibakteri Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi, yaitu: a. Pembuatan lempeng agar Lempeng agar dalam penelitian ini dibuat dari media PDA pada cawan petri steril, dituangkan 20 ml media PDA ke dalam cawan petri steril dalam keadaan panas kurang lebih 50 oC kemudian didiamkan hingga memadat. b. Inokulasi bakteri Helicobacter pylori Pengambilan bakteri Helicobacter pylori suspensi dengan menggunakan pipet steril, kemudian diteteskan dan diratakan pada permukaan lempeng agar yang telah memadat. c. Pembuatan lubang sumuran Lempeng agar yang sudah memadat dibuat sumuran dengan menggunakan borprof, sebanyak 3 sumuran. d. Pengisian sampel pada lubang sumuran Sumuran yang telah dibuat kemudian diisi dengan ekstrak daun jambu mete 0,5 ml. e. Inkubasi Median yang telah diisi dengan ekstrak daun jambu mete selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. f. Pengamatan Media yang telah diinkubasi selama 24 jam, kemudian diamati terbentuknya daerah hambatan pada medium PDA disekitar lubang sumuran yang telah diisi ektrak daun jambu mete. (Sulistyawati, D dan Sri Mulyati, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Sensoris Pada uji sensoris menggunakan sampel yang terbaik dari uji antibakteri kemudian diproporsi dengan gula. Pengujian menggunakan panelis tidak terlatih sebanyak 20 panelis dengan beberapa perameter uji diantaranya yaitu warna, rasa, aroma dan kesukaan keseluruhan. Hasil uji kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 16. Setelah diolah didapatkan tabel analisis variansi terhadap parameter. Tabel 1 menunjukkan bahwa parameter yang berpengaruh nyata terhadap kesukaan terhadap serbuk instan daun jambu mete yaitu warna, rasa dan kesukaan keseluruhan, hal tersebut diketahui dari nilai signifikannya <0,05 (sig.<0,05). Tabel 1. Rata-rata kesukaan panelis. Konsentrasi Serbuk Instan Warna 10 % 5,95b 30 % 5,0ab 50% 4,1a
Rasa 4,35b 5,85c 2,8a
Aroma 5,4a 4,75a 4,8a
Kesukaan Keseluruhan 5,65b 6,35b 3,8a
Dari tabel rata-rata kesukaan panelis terhadap beberapa parameter warna, rasa, aroma dan kesukaan keseluruhan, rata-rata panelis lebih menyukai pada serbuk instan dengan konsentrasi 30%. Dari hasil tersebut sampel yang terbaik yaitu serbuk dengan konsentrasi 30%, meskipun demikian pada parameter warna dan aroma nilainya lebih tinggi konsentrasi 10% dibandingkan konsentrasi 30%. 2. Uji Daya Larut Pengujian daya larut ini dilakukan pada serbuk instan daun jambu mete yang sudah ditambahakan gula dengan proporsi tertentu. Tabel 2 menunjukkan hasil dari uji daya larut dengan menggunakan gula sebagai zat penambahan. Tabel 2 dapat diketahui bahwa serbuk instan daun jambu mete dengan serbuk 30%+70% gula memiliki daya larut yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel 10% serbuk+90 gula dan 50% serbuk +50%gula.
ISBN: 978-602-7998-92-6
A-249
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 Tabel 2. Hasil uji daya larut No Sampel 1 10% serbuk + 90% gula 2 30% serbuk + 70% gula 3 50% serbuk + 50% gula
Daya larut 94,50% 94,90% 94,40%
3. Uji Antibakteri Uji antibakteri Helicobacter pylori dilakukan terhadap empat perlakuan yaitu ekstrak murni daun jambu mete, ekstrak daun jambu mete + maltodextrin (suhu pemanasan 30 oC), ekstrak daun jambu mete + maltodextrin (suhu pemanasan 40oC) dan ekstrak daun jambu mete + maltodextrin (suhu pemanasan 50oC) dengan konsentrasi (50%, 75% dan 100%). Tabel 3 merupakan hasil dari pengujian antibakteri Helicobacter pylori. Tabel 3. Hasil uji antibakteri No Kode Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ekstrak Murni Ekstrak Murni Ekstrak Murni Ekstrak + Maltodextrin (suhu 30oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 30oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 30oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 40oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 40oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 40oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 50oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 50oC) Ekstrak + Maltodextrin (suhu 50oC)
Konsentrasi (%) 50 75 100 50 75 100 50 75 100 50 75 100
Hasil (ø Zona Hambat dalam (mm)) 15 17 18 15 18 21 16 20 22 17 21 23
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa ekstrak daun jambu mete + Maltodextrin (suhu 50oC) dengan konsentrasi 100% memiliki daya hambat yang paling besar yaitu 23 mm dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Semakin tinggi zona hambat maka semakin baik dalam mencegah bakteri Helicobacter pylori dan semakin tinggi suhu dan semakin tinggi konsentrasi maka daya hambat terdahadap Helicobacter pylori semakin besar. KESIMPULAN 1. Pada uji sensoris hasil yang paling baik dimiliki oleh sampel dengan konsentrasi 30% , meskipun demikian pada parameter warna dan aroma nilainya lebih tinggi konsentrasi 10% dibandingkan konsentrasi 30%. 2. Serbuk instan daun jambu mete dengan serbuk 30%+70% gula memiliki daya larut yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang lainnya. 3. Ekstrak daun jambu mete + Maltodextrin (suhu 50 oC) dengan konsentrasi 100% memiliki daya hambat yang paling besar yaitu 23 mm dan memiliki zona cegah bakteri Helicobacter Pylori yang paling baik. DAFTAR PUSTAKA Albertus J., Rani A.A., Simadibrata M., Abdullah M dan Syam A.F. 2012. Helicobacter Pylori Infection in Superficial Gastritis, Erosive Gastritis and Gastric Ulcer. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy 13(2). Anggi, C., Rosarrah, A dan Djaeni, M. 2013. Aplikasi Spray Dryer untuk Pengeringan Larutan Garam Amonium Perklorat sebagai Bahan Propelan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri 2(4): 84-92.
ISBN: 978-602-7998-92-6
A-250
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 Ariyani, N. 2010. Formulasi Tepung Campuran Siap Pakai Berbahan Dasar Tapioka-Mocal engan Penambahan Maltodekstrin serta Aplikasinya sebagai Tepung Pelapis Keripik Bayam [skripsi]. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman. Gustin, R.K.2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi. Jurnal Penelitian. Indah, Nur F.2012. Uji Penghambatan Aktivitas α-Glukosidase Fraksi dari Ekstrak Etil Asetat Daun Jambu Mete ( Anacardium occidentale Linn) dan Penapisan Fitokimia dari Fraksi Teraktif [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia. Permana. 2008. Bagaimana Cara Membuat Minuman Serbuk Instan. http://awpermana.dagdigdug.com/2008/05/19/bagaimana-cara-membuabubuk-minumaninstan. [22 September 2014]. Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Media pressindo. Yogyakarta: 65-67. Yuniati, Achmad H, Sumarno. 2010. Pengaruh Outer Membrane Protein Helicobacter Pylori terhadap Perubahan Histopatologi Mukosa Lambung dan S-IgA pada Mus musculus Outbread Balb/C. Jurnal Exp. Life Science 1(1).
ISBN: 978-602-7998-92-6
A-251