REKAM JEJAK PERJUANGAN
SEPAK BOLA INDONESIA
Sempat jadi Macan Asia, Timnas Indonesia Kian Meredup. Rebutbola – Jejak dunia sepakbola Indonesia, sudah dimulai sebelum PSSI terbentuk tepat pada tahun 1921, tim nasional Indonesia saat itu masih bernama hindia Belanda. Pada per tandingan tersebut, Indonesia sukses menekuk tim nasional Singapura dengan skor 1-0. Sembilan tahun berselang, badan sepakbola Indonesia baru secara resmi dibentuk. Pada tahun 1930,
Soeratin Sosrosoegondo dilantik sebagai ketua PSSI (Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia) periode pertama. Dirinya merintis PSSI sejak awal, g a g a s a n nya t e r s e bu t sudah tersirat sejak 1928, bertepatan dengan Sumpah Pemuda. Namun keinginannya itu baru bisa terealisasi dua tahun berselang. Setahun setelah pembentukannya tersebut, PSSI kemudian memulai kompetisi rutin
tiap tahunnya. PSSI baru mengubah nama sepakraga menjadi sepakbola pada tahun 1950 pada kongres PSSI di Solo. Hingga tahun 1950 tersebut, tim nasional Indonesia dikenal dengan sebutan Hindia Belanda. Baru pada tahun 1962 Indonesia secara resmi mendeklarasikan nama tim nasional Indonesia dan menjadi tuan rumah Asian Games. Hal ini menjadi sandungan kecil
bagi tim nasional, dalam ajang tersebut, Indonesia menarang Republik Tiongkok dan Israel untuk berpartisipasi karena alasan politik.
10 tahun berselang, Indonesia menjadi negara yang disegani dibidang olahraga sepakbola. Tim nasional Indonesia didaulat sebagai macan ditanah asia. Tim merah putih sukses menekuk Filipina dengan skor 12-0. Hingga tahun 1997, Indonesia langganan menjadi kampuin seluruh ajang yang dilangsungkan di Asia Tenggara. Ditengah keperkasaannya tersebut, hal memalukan justru dilakukan oleh tim sebesar Indonesia dan Thailand. Patut dicatat, sebagai salah satu tindak memalukan timnas sepakbola Indonesia pada Tiger Cup yang diadakan di Vietnam. Dalam pertandingan penentuan fase grup, Thailand dan Indonesia berusaha ‘main mata’ untuk menghindari bertemu Vietnam
di semifinal. Setelah skor 2-2 sepanjang 90 menit, pemain ber tahan Indonesia, Mursyid Effendi, secara sengaja menciptakan gol bunuh diri. Dengan Thailand menang 3-2, Thailand bertemu Vietnam, dan Indonesia ber temu Singapura (yang dianggap lawan lebih mudah). Di fase semifinal, baik Thailand maupun Indonesia kalah oleh lawan masing-masing.
Sejak saat itu, prestasi Indonesia tak kunjung terlihat bersinar. Pencapaian terbesar timnas senior hanya sampai runner up. Pada tahun 2002, 2004, 2010 indonesia harus puas menjadi si nomor 2 dalam kejuaraan besar se-Asia Tenggara. Setelah itu, kepemimpinan PSSI semakin dipertanyakan, masuknya politik kedunia sepakbola disinyalir menjadi akar dari permasalahan yang terjadi. Bahkan sepakbola Indonesia, terbelah jadi dua. Secara tiba-tiba bermunculan klub dengan nama sama tampil di dua kompetisi berbeda. Persija Jakarta, Arema Indonesia, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, Gresik United, terpecah dua versi ISL dan IPL.
Kepengurusan PSSI mulai tidak solid. Sejumlah anggota Komite Eksekutif yang dimotori La Nyalla Mattalitti, memberi dukungan ke klub ISL. Mereka bahkan membentuk organisasi tandingan bernama Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Kisruh tersebut tercium hingga federasi sepakbola internasional, FIFA. FIFA mengatakan bahwa ada interevensi dari pemerintah dalam persepakbolaan. Hal tersebut membuat Indonesia tak bisa menjalankan laga Internasional, terutama per tandingan yang berada dibawah naungan FIFA selama waktu yang belum ditentukan. Namun kini setahun telah berlalu, Indonesia telah resmi lepas dari sanksi
yang mengikat tersebut. PSSI mulai menata ulang manajemen yang telah lama hancur dan mulai kembali pertandinganpertandingan internasional mereka. Pertandingan Suzuki AFF Cup 2016 nanti, akan menandai comeback mereka dalam ajang Internasional.
Rebutbola – Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan dilangsungkan 17 Oktober 2016 ini di Makassar, telah mengagendakan untuk melakukan pemilihan Ketua Umum (ketum) untuk masa periode 2016 – 2021, ada beberapa nama yang meramaikan bursa calon ketum federasi yang menaungi urusan persepakbolaan tanah air tersebut. Ada yang berstatus sebagai mantan pemain nasional, Jendral Purnawirawan, dan juga menghadirkan perwira TNI aktif. Lalu siapakah yang pantas untuk memegang tampuk kekuasaan federasi yang dibentuk oleh Ir.Soeratin ini?
1. kurniawan dwi yulianto
Mantan pemain nasional yang pernah merumput di Serie A bersama Sampdoria ini menjadi topik yang hangat dalam pemilihan ketua umum PSSI. Selama membela timnas Indonesia, Kurniawan atau yang lebih sering dipanggil ‘Si Kurus’ ini sudah mencetak 31 gol di 60 laga yang telah dilalui bersama timnas Garuda. Pemain yang pernah membela Persebaya Surabya ini dijagokan oleh Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Hal ini bukanlah wacana semata, karena APPI menilai sudah saatnya mantan pemain untuk ikut andil dalam memajukan masa depan sepakbola Indonesia. Presiden APPI, Ponaryo Astaman pun membenarkan tentang langkah sang seniornya di timnas itu untuk menduduki kursi no satu di PSSI nanti. (+) Keunggulan Tidak mempunyai tumpangan atau kepentingan politik karena dirinya diusung APPI Sebagai pemain tentunya ia mengerti untuk menyelesaikan masalah klasik yang dihadapi para pemain yang berlaga di Indonesia. (-) Kekurangan Kurniawan kurang mempunyai pengalaman menangani organisasi multinasional
2. letjen edy rahmayadi
Panglima Komando Strategi Cadangan Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Edy Rahmayadi, sangat santer akan diusung oleh Kelompok 85 yang memiliki 92% hak suara pada kongres di Makasar 17 Oktober 2016 nanti. Soal sepak terjang didunia kulit bundar nasional, sang jendral memulainya dengan merombak PSMS Medan. Ditangannya tim kebanggaan masyarakat Medan tersebut mampu meraih gelar Piala Kemerdekaan di tahun 2015 lalu. Setelah itu, jendral bintang empat tersebut, menarik hampir seluruh punggawa PSMS kedalam tim dibawah naungan TNI, yaitu PS TNI. Tim bentukan TNI AD itu mampu menampilkan performa yang cukup baik di kompetisi Piala Jendral Sudirman. Mengenai pencalonan salah satu perwira tingginya ini, markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) sendiri sejauh ini masih enggan menanggapi mengenai pencalonan tersebut, jika menilik aturan, Edy diwajibkan mengundurkan diri dari TNI jika terpilih. (+) Kelebihan Mempunyai pengalaman organisasi yang cukup mempuni Cukup cakap dalam mengurusi permasalahan dalam sepakbola, contoh : mampu menstrukturisasi PSMS Medan (-) Kekurangan Dirinya masih dihadapkan dua pilihan, yaitu tetap melanjutkan kariernya di TNI, atau fokus terhadap PSSI
2. dr. moeldoko
Nama yang satu ini memang cukup asing bagi dunia persepakbolaan nasional. Rekam jejak untuk urusan bola hampir tidak pernah terdengar sama sekali. Dr. Moeldoko adalah mantan Panglima TNI. Kabar Jenderal Purnawirawan Moeldoko untuk maju ke bursa calon ketua umum PSSI sendiri, diungkapkan oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Badan yang berwenang melakukan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan olahraga profesional Indonesia tersebut, menyatakan sudah saatnya PSSI dipimpin seseorang dengan kemampuan disiplin tinggi, mengingat kondisi induk sepakbola Tanah Air saat ini tidak berada di level terbaiknya. Langkah mantan orang nomor satu di Tentara Nasional Indonesia ini, nampaknya akan memberikan untuk pencalonan Dr. Moeldoko pada kongres nanti. Walaupun BOPI sendiri tidak mempunyai hak pilih di kongres nanti. BOPI hanya memberikan dukungan moral untuk pencalonan kepada sang matan jendral tersebut. (+) Kelebihan Pengalaman selama memimpin TNI mungkin sangat berarti untuk melakukan perombakan dalam tubuh organisasi PSSI Mempunyai wawasan yang matang untuk pengembangan PSSI (-) Kekurangan Tidak mempunyai pengalaman dengan sepakbola
T U A M T E U D N A L U P M U K
A I S E INDON F F A G N DI AJA
Striker Indonesia Punya Kelas Tersendiri di Piala AFF Rebutbola – Tim Nasional (timnas) Indonesia pada 18 November 2016 nanti, akan memulai kompetisi internasional perdananya di Piala AFF 2016, yang akan diselenggarakan di dua negara yaitu Myanmar dan Filipina. Indonesia sendiri tergabung di Grup A bersama Thailand, Singapura, dan tuan rumah Filipina. Dalam keikutsertaannya dari 1996, timnas Merah Putih belum sama sekali menjadi raja di kawasan Asia Tenggara ini. Namun dalam ajang yang dulu bernama Piala Tiger, Indonesia mampu menghadirkan beberapa duet striker yang cukup menakutkan dalam turnamen ini. Lalu siapa sajakah para duet mau dilini serang tersebut. Berikut kami sajikan beberapa diantaranya:
Piala Tiger 1996 (Ferry Sandria – Widodo C Putro)
mempunyai tandem baru, yaitu Mirabaldo Bento. Kedua duet bomber ini sejatinya mampu berbicara banyak dalam kompetisi ini dengan gelontoran tujuh gol yang mereka berdua ciptakan, namun karena skandal sepakbola gajah membuat kegemilangan mereka terbuang percuma. Piala Tiger 2000 (Gendut Dony – Kurniawan Dwijulianto)
Widodo C Putro dan Ferry Sandria merupakan juru gedor menakutkan kala itu di kompetisi dalam negeri. Tidak salah kalau pelatih timnas saat itu Danurwindo menempatkan kedua striker tersebut kedalam skema permainannya. Namun duet striker papan atas Indonesia tersebut tidak bisa membawa Indonesia ke babak final, setelah di semi final dikalahkan oleh Malaysia 3-1. Piala Tiger 1998 (Widodo C Putro – Mirabaldo Bento)
Pada edisi keduanya kali ini Widodo C Putro kembali menjadi pilihan pertama dilini serang, namun pemain yang menciptakan gol fantastis di Piala Asia 1996 ini
Barulah pada edisi Piala antar negara Asia Tenggara ketiga ini bomber Indonesia mampu menunjukan kelasnya. Diwakili oleh duet Gendut Dony Chirstiawan dan Kurniawan Dwi Julianto, pada laga ini juga Indonesia mampu menembus partai final namun harus rela dikalahkan dipartai final oleh tuan rumah Thailand 4-1. Akan tetapi Gendut Donny mampu menjadi top skorer pada turnamen ini.
Piala Tiger 2002 (Bambang Pamungkas – Budi Sudarsono)
Piala AFF 2008 (Bambang Pamungkas – Budi Surdasono) Duet striker pagelaran Piala AFF 2002 kembali terulang. Bilamana pada 2002 lalu Bambang Pamungkas yang menjadi top skorer, untuk kali ini sang tandem Budi Sudarsono yang menjadi pemimpin daftar pencetak gol dengan raihan sama dengan BP pada kala itu yaitu delapan gol. Piala AFF 2010 (Cristian Gonzales – Irfan Bachdim)
Pada pagelaran yang dilangsungkan di Indonesia, untuk kedua kalinya striker Indonesia kembali menjadi top skorer. Bambang Pamungkas mampu menjadi pemimpin daftar pencetak gol dengan raihan 8 gol dan diikuti rekan tandemnya di timnas yaitu Budi Sudarsono yang menguntit diposisi kedua. Piala Tiger 2004 (Boaz Salosa – Ilham Jayakusuma) Kali ini duet striker Indonesia beda dari edisi Piala AFF sebelumnya. Pada edisi ketujuh ini duet striker Indonesia diisi oleh dua penyerang naturalisai. Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim menjadi andalan pelatih Indonesia kala itu Alfred Riedl di lini serang dan mampu mengantarkan timnas Merah Putih ke babak final.
Pada ajang ini muncul duet baru striker Indonesia, yang diisi oleh Ilham Jayakusuma dan sang wonder kids Boaz Salosa. Aksi dua pemain debutan itu bagaikan duet pasangan emas di serial kartun Kapten Tsubasa. Duet ini pula mampu memunculkan Ilham Jayakusuma sebagai top skorer dengan raihan tujuh gol.
Rebutbola – Pelatih tim nasional Indonesia telah secara resmi 47 pemain yang akan mengikuti seleksi untuk memperkuat skuat Garuda di ajang Piala AFF 2016. Dalam daftar ini, Persib Bandung menjadi klub penyumbang pemain terbanyak dengan enam pemain. Sedangkan Persija Jakarta Jakarta dan Arema Cronus di posisi kedua dengan menyumbang lima pemain. Berikut prediksi Rebutbola untuk 12 pemain bayangan timnas Indonesia di Piala AFF 2016.
PENJAGA GAWANG
Enam kiper telah dipanggil oleh Alfrd Riedl untuk mengikuti seleksi. Keenam penjaga gawang tersebut adalah Kurnia Meiga (Arema Cronus), Shahar Ginanjar (Mitra Kukar), Dian Agus Prasetyo (PBFC), Teja Paku Alam (Sriwijaya FC), Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta), I Made Wirawan (Persib Bandung). Dari enam kiper yang dipanggil Riedl, kami memprediksikan bahwa Kurnia Meiga lah yang akan menjadi kiper utama timnas Indonesia. Bukan tanpa sebab, penampilan Meiga begitu brillian di bawah mistar gawang Arema. Bersama Arema, kiper berusia 26 tahun ini baru kemasukan lima gol yang. Selain itu, untuk Kurnia Meiga memang sampai saat ini masih belum terkalahkan dalam urusan memperebutkan kursi kiper di Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kiper cadangan jatuh ke tangan Teja Paku Alam. Meski belum pernah mencicipi karir di timnas Indonesia, penampilan kiper Sriwijaya FC ini sangat memukau. Gawang Sriwijaya yang dijaga oleh Paku Alam baru kemasukan empat gol. Selain itu statistik mencatat kiper Laskar Wong Kito ini sebagai salah satu yang paling banyak melakukan penyelamatan gawang.
bek
Terdapat 14 nama pemain di posisi pertahanan yang dipanggil oleh pelatih timnas Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, posisi bek di bagi menjadi dua yaitu bek sentral dan bek sayap. Pada posisi bek tengah, kami memilih Yanto Basna dari Persib dan Achmad Jufriyanto. Hansamu Yama cukup berpengalaman membela timnas Indonesia di Sea Games 2016 bersama timnas U-23. Sedangkan, ada Achmad Jufiyanto yang saat ini cukup kuat dalam pertahanan timnya Sriwijaya FC. Kami memilih Ricky Fajrin dari Bali United dan I Putu Gede (Bhayangkara Surabaya United) di posisi bek sayap. Nama I Putu Gede mungkin sudah tidak asing lagi di telinga pencinta sepakbola Indonesia. Selain mempersembahkan gelar bagi timnas Indonesia di ajang Piala AFF U-19 bersama Evan Dimas, ia merupakan salah satu bek terbaik bagi skuad Garuda. Berbeda dengan rekan-rekannya sewaktu di timnas U-19 ataupun pemain-pemain muda yang sempat menyita perhatian di klub lain, ia mampu terus bermain konsisten bahkan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Lain halnya dengan Ricky Fajrin yang cukup baik dalam menjaga areanya, terkadang mereka juga sering membantu lini serang dengan melakukan overlap. Fajrin yang sampai saat ini menjadi pemain yang rajin untuk melakukan tekel bersih kepada pemain lawan. Tercatat ia menjadi salah satu bek yang melakukan tekel terbanyak hingga saat ini..
gelandang
Terdapat 21 nama pemain di lini tengah yang paling banyak dipilih oleh Riedl untuk masuk ke Timnas Indonesia. Tiga nama yang kami pilih untuk mengisi posisi tengah yaitu Evan Dimas, Rizky Pora dari Barito Putera dan Andik Vermansyah (Selangor FC). Evan Dimas yang merupakan pemain bertipikal playmaker untuk mengatur pola serangan. Selain berusia muda, ia juga sudah akrab di dalam timnas Indonesia. Rizky Pora di sisi kiri merupakan pemain lincah yang terkenal akan tusukannya dan cukup membuat kerepotan pemain lawan. Gelandang kanan diisi dengan pemain yang namanya sudah tidak asing lagi Andik Vermansyah. Nampaknya kami tidak perlu memberi alasan untuk pemain yang satu ini.
penyerang
Di posisi penyerang, sudah ada enam nama yang dipanggil sang pelatih. Keenam pemain tersebut adalah Boaz Salossa (Persipura), Lerby Eliandy (PBFC), Irfan Bachdim (Consadole Sapproro), Dendy Sulistyawan (Persela), Muschlis Hadi Ning (PSM Makassar), dan Samsul Arif (Persib). Boaz, striker veteran timnas Kami memilih Lerby Eliandry dan Muchlis Hadi Ning untuk masuk menjadi penyerang timnas Indonesia. Kedua pemain merupakan pemain bertipikal sama yaitu tajam di kotak penalti.
Berikut merupakan prediksi daftar 12 pemain bayangan timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016: Kiper: Kurnia Meiga, Teja Paku Alam Bek: Yanto Basna, Achmad Jufriyanto, Ricky Fajrin, I Putu Gede Gelandang: Evan Dimas, Rizky Pora, Andik Vermansyah Penyerang: Lerby Eliandry, Muchlis Hadi Ning, Boaz Salossa