PENDAHULUAN Buah Naga dengan nama latin Hylocerous undatus sp. adalah buah dari tanaman kaktus berbatang segitiga dan termasuk tanaman langka. Di Cina disebut Feny Long Kwa dan Than Long sedangkan di Tailand disebut Kaew Mangkorn sedangkan di Taiwan disebut Shien Mie Kou dan di Israel disebut Pitahaya. Buah Naga adalah buah semu berwarna ungu kemerahan dari salah satu jenis spesies tanaman kaktus, berbentuk bulat dengan diameter sekitar 13 cm. Tanaman ini berasal dari daratan Amerika Tengah di wilayah sekitar Meksiko. Khasiat dari Buah Naga diantaranya sebagai obat menguatkan fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak serta meningkatkan ketajaman mata disamping sebagai pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol, keputihan dan sebagai perawatan kecantikan. Buah naga dengan rasa yang enak dan sehat untuk dikonsumsi, serta adanya tambahan khasiat yang telah diakui oleh banyak orang dan areal tenaman belum luas, sehingga harganya cukup tinggi. Sebagai gambaran, di Jepang untuk dapat menikmati buah ini orang harus mengeluarkan antara 100 – 800 yen per biji. Untuk mendorong pengembangan buah naga, Direktorat Budidaya Tanaman Buah memfasilitasi penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Buah Naga agar dapat menjadi panduan budidaya yang baik bagi para petani, sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi dengan produktivitas yang optimal. Disamping itu, penyusunan SOP ini diharapkan dapat mendorong daerah
sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
TARGET Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk menyusun SOP yang akan diterapkan di kebun petani sesuai dengan pasar yang dituju. Pada saat ini target yang akan dicapai melalui penerapan SOP buah naga adalah: a. Produksi 40 buah/pohon/tahun atau 8 kg/pohon/tahun dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun (per musim). b. Jumlah Kelas Super dengan bobot di atas 700 g sebanyak 20 % c. Jumlah kelas A dengan bobot buah antara 500-600 g sebanyak 65 %. d. Jumlah kelas B dengan bobot buah antara 350-450 g sebanyak 10 %. e. Jumlah kelas C dengan bobot buah antara 250-300 g sebanyak 5 %. f. Warna buah sesuai varietas dan nampak segar.
STANDAR MUTU BUAH NAGA Standar mutu buah naga merah super genjah yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah didasarkan pada ukuran buah, rasa, kandungan nutrisi.
STANDARD OPERATING BUAH NAGA
PROCEDURE
(SOP)
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN I
Tanggal 31-08-09
Pemilihan Lokasi
Halaman 1/2
Revisi ........
I.
PEMILIHAN LOKASI
A.
Definisi : Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk mencegah kegagalan proses produksi, serta tercapainya produksi buah naga yang optimal dan sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
B.
Tujuan : Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga.
C.
Sasaran a. Curah hujan yang ideal sekitar 720 mm/tahun. b.Suhu udara yang ideal antara 26°-36°C dan kelembaban 70-90%. c. Rata-rata pH tanah antara 6,5-7. d.Ketinggian lahan 0-350 m dpl.
D.
Alat dan Bahan : Data iklim 10 tahun terakhir, pH-meter, Altimeter.
I–1 i
Standard Operating Procedure Pemilihan Lokasi
Nomor SOP BN I Halaman 2/2
Tanggal .............. Revisi ........
E.
Fungsi : a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan dan suhu udara tahunan di suatu daerah. b. pH meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah. c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur ketinggian lahan.
F.
Prosedur Pelaksanaan a. Menghubungi Stasiun Meteorologi terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir. b.Mengukur pH tanah. c. Mengukur ketinggian lahan.
G.
Referensi : - Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. - MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM - Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
I–2 i
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN II
Tanggal ..............
Penyiapan Panjatan
Halaman 1/3
Revisi ........
II.
PENYIAPAN PANJATAN
A.
Definisi : Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga berupa tiang panjatan untuk tegakan tanaman.
B.
Tujuan : Menopang tanaman buah naga
C.
Sasaran : Tersedianya tiang panjatan yang siap menopang rambatan tanaman buah naga.
untuk
D.
Alat dan Bahan : a. Tiang beton atau tanaman seperti gamal, jaranan, dan suren (tanaman hidup yang dipangkas sesuai kebutuhan) b. Pipa Besi/palang beton c. Heal ban ring 20 d. Tali Sintetis
E.
Fungsi : a. Tiang beton tanaman seperti gamal, jaranan, dan suren digunakan sebagai panjatan tanaman buah naga untuk menahan beratnya tanaman. b. Pipa Besi/ Heal ban ring 20/palang beton berbentuk “+” digunakan untuk tempat II – 1 i
Standard Operating Procedure Penyiapan Panjatan
Nomor SOP BN II Halaman 2/3
Tanggal ......... Revisi ........
bertenggernya cabang dan anak cabang atau tunas. d. Tali Sintetis digunakan sebagai penyangga sulur tanaman buah naga. F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Tiang panjatan bentuk tunggal berupa panjatan dari tiang beton : - Panjatan berbentuk segi empat berukuran 12 cm x 12 cm dengan tinggi 2 m. Selain berbentuk segi empat, dapat bula berbentuk bulat atau segitiga. - Pada bagian permukaan ujung tiang bagian tengah terdapat as besi setinggi 10 cm untuk menempatkan Pipa Besi/palang beton bentuk “+” untuk penyangga sulur atau cabang. - Panjatan ditancapkan di tanah dengan cara ditanam dengan kedalaman sekitar 50 cm. - Ujung beton dipasang Pipa Besi/palang beton yang berlubang di tengah sedalam 10 cm. - Pipa Besi/Palang beton yang berlubang ditancapkan pada as besi yang terdapat pada permukaan tiang. - Setelah Pipa Besi/Palang beton “+” terpasang pada tiang beton, diatasnya dipasangkan Heal ban Ring 20 sebagai penopang sulur/cabang
II – 2 i
Standard Operating Procedure Penyiapan Panjatan
Nomor SOP BN II Halaman 3/3
Tanggal ......... Revisi ........
b. Tiang panjatan bentuk tunggal berupa tiang beton cor : - Tiang beton terdiri dari rangkaian besi yang dicor. - Jarak antar tiang 2 x 2,5 m. - Tiang terbuat dari semen cor yang berukuran 12x12 cm, tinggi 2 m, termasuk 50 cm bagian yang terpendam dalam tanah. - Pada ujung tiang terdapat palang berbentuk “+” terbuat dari beton dengan ukuran lebar 8 cm, tinggi 10, panjang 70 cm. - Susunan diatas palang cor “+” disusun heal ban mobil ring 20. G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
II – 3 i
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN III
Tanggal ..........
Pengolahan Lahan
Halaman 1/4
Revisi …………
III. PENGOLAHAN LAHAN A.
Definisi : Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai untuk pertumbuhan tanaman buah naga.
B.
Tujuan : Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga.
C.
Sasaran : Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah naga.
D.
Alat dan Bahan : a. Parang b. Cangkul c. Tugal/linggis (jawa)
E.
Fungsi : a. Parang digunakan untuk memotong dan membersihkan gulma dan rerumputan. b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah c. Tugal/linggis (jawa) digunakan untuk membuat lubang tanam I–4
F.
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN III
Tanggal ............
Pengolahan Lahan
Halaman 2/4
Revisi …………
Prosedur Pelaksanaan : a. Rumput atau semak dipotong sampai pangkal batang. b. Hasil potongan rumput atau semak, dikumpulkan pada lubang yang telah digali, kemudian dibakar agar hama dan penyakit yang ada dapat dimusnahkan. c. Selanjutnya tanah dicangkul sedalam satu cangkulan, kemudian dibolak-balik agar tanah menjadi gembur. d. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat sesuai cara tanamnya. Masing-masing cara memerlukan pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam yang berbeda. e. Pengolahan tanah untuk sistem tunggal : - Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya tiang panjatan dengan kedalaman lubang sekitar 50 cm, dan ukuran 12 x 12 cm. Jarak antar lubang tanam sekitar 2 m dan jarak antarbaris tanaman sekitar 2,5 m. - Memasang tiang panjatan pada lubang yang telah disiapkan.
III – 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN III
Tanggal ............
Pengolahan Lahan
Halaman 3/4
Revisi …………
-
-
-
-
Membuat alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir dan tidak tergenang di lahan. Membuat media tanam dengan mencampurkan tanah lapisan atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Membuat lubang sedalam 15 cm dan berdiameter 150 cm. Memasukkan media tanam ke dalam lubang tanam. Menyiram media tanam dan biarkan terkena sinar matahari hingga kering. Penyiraman hanya dilakukan pada lubang tanam saja. Menyiramkan pupuk PPC (pupuk pelengkap cair) organik pada setiap lubang tanam sebanyak 30 ml:10 liter air untuk 3 tiang secara merata melingkari tiang panjatan. Jarak penyiraman pupuk, dilakukan sehari sebelum tanam.
III – 3
G.
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN III
Tanggal ............
Pengolahan Lahan
Halaman 4/4
Revisi …………
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
III – 4 i
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN IV
Tanggal .........
Sistem Pengairan
Halaman 1/2
Revisi ..........
IV. SISTEM PENGAIRAN A.
Definisi : Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk tanaman buah naga.
B.
Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan lahan dan sistem tiang yang digunakan untuk menanam buah naga.
C.
Sasaran : Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan areal lahan dan sistem tiang yang digunakan.
D.
Alat dan Bahan : Pompa air/Diesel, Pipa plastik atau pipa karet, selang plastik atau selang karet. Ember plastik, penampung air (bagi petani mitra).
E.
Fungsi : a. Pipa air digunakan utuk mengalirkan air. b. Pompa air digunakan untuk menyedot air c. Sumur digunakan untuk menyimpan air. d. Ember digunakan untuk mengangkut air e. Selang air digunakan untuk menyemprotkan air IV - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN IV
Tanggal ............
Sistem Pengairan
Halaman 2/2
Revisi ............
F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga dapat menggunakan pompa air dibantu dengan pipa terbuat dari bahan plastik atau karet atau sistem leb. b. Pengairan sistem pipa plastik atau pipa karet : - Pengairan pipa air sistem pompa: Siapkan pompa air sejenis Jet Pump atau diesel. Siapkan pipa plastik atau pipa karet ukuran ¾ dim untuk pengaliran air dari pompa air Pemasangan pipa diatur sesuai petak lahan. Selang plastik digunakan untuk menyemprotkan air ke tanaman sampai rata.
G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
IV - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN V
Tanggal ...........
Persiapan Bibit
Halaman 1/4
Revisi ............
V.
PERSIAPAN BIBIT
A.
Definisi : Rangkaian kegiatan menyediakan bibit buah naga bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat.
B.
Tujuan : a. Menyediakan bibit bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan. b. Menjamin bibit bebas dari hama dan penyakit. c. Menjamin bibit dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal.
C.
Sasaran : Mendapatkan bibit yang sesuai syarat tumbuh agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
D.
Alat dan Bahan : a. Gembor (jawa) b. Polibag c. Batang atau cabang tanaman buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu dengan panjang batang/cabang 80120 cm. d. Gunting/pisau e. Turus bambu V-1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN V
Tanggal ............
Persiapan Bibit
Halaman 2/4
Revisi ...............
E.
Fungsi : a. Batang atau cabang sebagai bahan untuk membuat setek yang akan digunakan sebagai bibit b. Gembor (jawa) digunakan untuk penyiraman. c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan bibit. d. Gunting/pisau digunakan untuk memangkas batang/cabang yang akan dijadikan bibit. e. Turus bambu digunakan sebagai tambatan tunas baru (sifatnya sementara) sebelum ditanam di media tanam.
F.
Prosedur Pelaksanaan : Pada pelaksanaan kegiatan persiapan bibit yang dilakukan Pemudatani dan Mitra taninya dalam mengembangkan bibit menggunakan perbanyakan vegetatif. I. Perbanyakan vegetatif - Pangkas cabang/sulur, sisakan sekitar 20%. - Bagian yang 80% digunakan sebagai bibit. - Sulur dipotong-potong sepanjang 20-30 cm. - Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing, caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi batang dipotong miring ke arah batang pokok.
V-2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN V
Tanggal ............
Persiapan Bibit
Halaman 3/4
Revisi ...............
-
Setek dikering-anginkan agar getah mengering. Sebelum bibit dimasukkan di polibag setek direndam atau dicelupkan dengan ramuan perangsang akar selama 10-15 menit, kemudian ditanam di polibag. Bibit dapat pula dibesarkan dalam polibag: Ukuran polibag 20 cm x 20 cm. Media berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Pada permukaan media dalam polibag disiramkan pupuk PPC, perangsang akar, dan air dengan perbandingan 10ml:10ml:10 liter. Aturlah kelembaban tanah dipolibag dengan cara menghindari sengatan matahari langsung. Media disiram dan bibit ditanam Setiap seminggu sekali disiram PPC. Untuk menghindari hama dan penyakit dilakukan pola PHT (pengamatan hama terpadu) untuk tindakan pencegahan.
V-3
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN V
Tanggal ............
Persiapan Bibit
Halaman 4/4
Revisi ...............
G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
V-4
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN VI
Tanggal ...........
Penanaman
Halaman 1/2
Revisi ...............
VI. PENANAMAN A.
Definisi : Rangkaian kegiatan meletakkan bibit di lahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam.
B.
Tujuan : Untuk memberikan lingkungan yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga memberikan hasil yang optimal.
C.
Sasaran : Melakukan penanaman sesuai prosedur.
D.
Alat dan Bahan : a. Bibit b. Dolomit c. Cethok (jawa) d. Tali Sintetis
E.
Fungsi : a. Bibit sebagai bahan utuk menghasilkan buah. b. Dolomit untuk mencegah terjadinya pembusukan pangkal batang setek. c. Cethok (jawa) digunakan untuk membuat lubang tanam. d. Tali Sintetis untuk mengikat bibit pada tiang panjatan. VI - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN VI
Tanggal ..........
Penanaman
Halaman 2/2
Revisi ...............
F.
G.
Prosedur Pelaksanaan : I. Sistem Tiang Panjatan Bentuk Tunggal - Siapkan empat batang setek untuk setiap tiang panjatan - Membuat lubang tanam dengan kedalaman 10 cm - Lepaskan bibit dari polibag. Letakkan bibit pada lubang tanam. - Masukkan bibit sedalam 10 cm bila panjang setek 50-80 cm dan sedalam 4-8 cm bila panjangnya kurang dari 50 cm. - Pembenaman setek harus merapat pada tiang panjat secara melingkar. - Jarak setek dengan pangkal sekitar 10 cm. - Setek diikat tidak terlalu erat pada tiang panjatan. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra.
VI - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN VII
Tanggal ..........
Penyulaman
Halaman 1/2
Revisi ............
VII. PENYULAMAN A.
Definisi : Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya.
B.
Tujuan : Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi mencapai optimal.
C.
Sasaran : Tanaman dapat berproduksi secara optimal.
D.
Alat dan Bahan : a. Setek bibit baru. b. Kapur atau dolomit.
E.
Fungsi : a. Setek bibit baru digunakan untuk mengganti setek yang mati, busuk pangkal batang, atau tidak tumbuh. b. Kapur/dolomit digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur (pembusukan batang).
VII - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN VII
Tanggal ...........
Penyulaman
Halaman 2/2
Revisi ............
F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Penyulaman dilakukan setelah tanaman diketahui benar-benar mati/stagnan. b. Setek yang mengalami busuk pada pangkal batang, setek yang mati atau tidak tumbuh, dicabut. c. Lubang tanam ditaburi dengan kapur atau dolomit. d. Ambil bibit baru untuk pengganti yang sudah siap di polibag. e. Setek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada proses penanaman.
G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
VII - 2
Standard Operating Procedure Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang
Nomor SOP BN VIII
Tanggal ...........
Halaman 1/2
Revisi ............
VIII. PENGATURAN LETAK DAN PENGIKATAN CABANG ATAU BATANG A.
Definisi : Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau batang dengan cara pengikatan.
B.
Tujuan : Supaya batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan tidak salah posisi.
C.
Sasaran : Percepatan pertumbuhan tanaman yang diharapkan dapat terpenuhi.
D.
Alat dan Bahan : a. Tali sintetis atau tali rafia. b. Kawat ram.
E.
Fungsi : a. Tali sintetis atau tali rafia atau kawat ram digunakan sebagai bahan untuk mengikat cabang yang dilekatkan pada tiang penyangga.
VIII - 1
Standard Operating Procedure Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang
Nomor SOP BN VIII
Tanggal ...........
Halaman 2/2
Revisi ............
F.
Prosedur Pelaksanaan : I. Sistem Penanaman Tunggal. - Setiap 21-25 cm harus diadakan pengontrolan dan pengikatan cabang. - Bentuk ikatan berupa simpul silang agar mudah untuk dilonggarkan atau dikencangkan. - Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang.
G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
VIII - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN IX
Tanggal ...........
Pengairan
Halaman 1/2
Revisi ............
IX.
PENGAIRAN
A.
Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman/ sesuai fase pertumbuhan.
B.
Tujuan : Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
C.
Sasaran : Memenuhi kebutuhan air tanaman.
D.
Alat dan Bahan : a. Pompa air b. Tandon. c. Pipa air. d. ember
E.
Fungsi : a. Pompa air berfungsi sebagai alat penyedot air dari tanah/kali/sungai. b. Tandon berfungsi sebagai alat menampung/ wadah air sebelum didistribusikan. c. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air. IX - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN IX
Tanggal ...........
Pengairan
Halaman 2/2
Revisi ............
d. Ember berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Dilakukan setiap hari atau sesuai dengan kondisi lahan. b. Pada kondisi cuaca musim hujan perlu dilakukan penataan drainase untuk menanggulangi kelebihan air (genangan air).
G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
IX - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN X
Tanggal ..............
Pemupukan
Halaman 1/5
Revisi ...............
X. PEMUPUKAN A.
Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik /anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.
B.
Tujuan : i. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk mencapai produksi optimal. ii. Mempertahankan kesuburan tanah.
C.
Sasaran: Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terpenuhi.
D.
Alat dan Bahan : Cangkul Ember Pupuk organik (pupuk kandang) Pupuk Anorganik Gembor (jawa)
E.
Fungsi : a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah tanaman dipupuk. b. Ember sebagai tempat untuk melarutkan pupuk anorganik X-1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN X
Tanggal ..............
Pemupukan
Halaman 2/5
Revisi ...............
c. Pupuk organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. d. Gembor, untuk menyiramkan pupuk anorganik yang telah dilarutkan agar lebih merata. F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Pupuk urea tidak dianjurkan digunakan karena dapat menyebabkan pembusukan pada batang bila terjadi infeksi. b. Pupuk anorganik diberikan secara merata keseluruh perakaran tanaman, dengan dosis 400 gram pupuk yang dicairkan dalam 10 liter air. c. Setiap dua bulan sekali diberikan pupuk kandang yang sudah di fermentasi sebanyak 20 kg pupuk kandang. Peletakannya ditaburkan secara merata melingkar disekitar batang tanaman. Kemudian tanah dibumbun ringan sambil disiram air. Dosis itu untuk satu tiang (4 tanaman). d. Pemberian pupuk organik dan anorganik tidak boleh bersamaan, tetapi berselang seling setiap bulan. Misal. Bulan I menggunakan pupuk organik, Bulan II menggunakan pupuk anorganik, begitu seterusnya.
X-2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN X
Tanggal ..............
Pemupukan
Halaman 3/5
Revisi ...............
e. Setiap 10-15 hari dilakukan penyemprotan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) keseluruh bagian tanaman. Dosis 20 cc PPC : 14 Lt air untuk 20 tiang. f. Pada setiap perlakuan pemupukan selalu disertai pengairan. Jumlah pupuk juga jangan sampai kurang dosis karena menyebabkan batang menjadi kecil sehingga dapat mengganggu produksi. Juga jangan sampai kebanyakan, selain boros juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dapat berpengaruh pada penurunan produksi.
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN X
Tanggal ..............
Pemupukan
Halaman 4/5
Revisi ...............
Tabel 1. Dosis Pupuk Cair Sesuai Umur Tanaman. Periode Pemupukan Awal tanam
Umur Tanaman 1 hari
Bulan I
Jenis Pupuk
Dosis 10 cc : 1 liter
1 Bulan
Akar Daun Nutrisi Organik Cair
Bulan I
1 bln 10 hari
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan I
1 bln 20 hari
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan II
2 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan II
2 bln 15 hari
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan III
3 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan IV
4 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan V
5 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan VI
6 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan VII
7 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan VIII
8 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan IX
9 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan X
10 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan XI
11 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
Bulan XI
12 bulan
Nutrisi Organik Cair
1 lq : 3 cr : 5lt
1 lq : 3 cr : 5lt
Keterangan Disiramkan per tiang Disemprot per tiang Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya Disemprotkan secukupnya
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN X
Tanggal ..............
Pemupukan
Halaman 5/5
Revisi ...............
G.
Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
X-5
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XI
Tanggal ............
Pemangkasan
Halaman 1/3
Revisi ............
XI. PEMANGKASAN A.
Definisi : Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk membentuk percabangan dan membentuk cabang produktif.
B.
Tujuan : Memperoleh keseimbangan pertumbuhan.
C.
Sasaran : Mendapatkan tanaman yang seimbang pertumbuhannya sehingga produktivitasnya tinggi.
D.
Alat dan Bahan : Gunting pangkas, larutan fungisida
E.
Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong batang dan cabang. b.Larutan Fungisida digunakan untuk mencegah pembusukan.
F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Pemangkasan Untuk Membentuk Batang Pokok. - Pilih tunas yang terletak diujung, tunas yang lain dipangkas pada pangkal tunas. XI - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XI
Tanggal ............
Pemangkasan
Halaman 2/3
Revisi ............
- Bila tunas tumbuh kembali pada bagian bawah, harus dipangkas secepatnya. - Jika tunas yang teratas terbentuk, maka ujung batang tempat tunas terbentuk segera dipangkas ujungnya antara 1-2 cm. - Jika terdapat 3 tunas bersamaan maka dipilih sulur / tunas produksi yang terbaik yaitu yang kekar, berwarna lebih hijau dan tebal. - Bila tunas tetap tumbuh di bagian bawah, harus segera dipangkas. - Bekas luka pangkasan disemprot larutan fungisida. - Pucuk batang pokok dipangkas dengan ukuran pemangkasan 5-10 cm. b. Pemangkasan Untuk Membentuk Cabang Produksi. - Diantara beberapa tunas yang tumbuh di sekitar bekas pangkasan pucuk batang pokok, pilih sebanyak 3-4 tunas/cabang produksi yang kekar dan sehat dari ujung hingga ke bawah sekitar 30 cm. - Jika tunas yang tumbuh mencapai 20 cm dengan diameter 3 cm, segera dipangkas agar tumbuh tunas baru yang lebih baik. - Apabila tumbuh tunas susulan pada cabang produksi, segera dibuang agar pada fase generatif dapat merata dalam pembungaan. XI - 2
Standard Operating Procedure Pemangkasan
Nomor SOP BN XI Halaman 3/3
Tanggal ............ Revisi ............
- Bila sulur produksi berhenti memanjang, pucuk dipangkas sepanjang 5-10 cm. c. Pemangkasan Untuk Membentuk Cabang Produktif. - Bila tumbuh 3-4 tunas baru pada cabang baru, disisakan satu tunas baru saja. - Dipilih tunas yang pertumbuhannya baik dan cepat, diusahakan yang letaknya paling dekat dengan batang pokok atau cabang akhir. G.
Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya.
XI - 3
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XII
Tanggal ...........
Proses Pembungaan dan Seleksi Kuntum dan Buah
Halaman 1/2
Revisi ...........
XII. PROSES SELEKSI BUAH A.
Definisi : Rangkaian kegiatan memilih buah yang sesuai dengan persyaratan tanaman buah naga produktif.
B.
Tujuan : Memperoleh buah dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
C.
Sasaran : Diperoleh tanaman produktivitas tinggi.
berbuah
sempurna
dengan
D.
Alat dan Bahan : a. Gunting pangkas, b. Larutan fungisida
E.
Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong/ menyeleksi buah. b. Larutan Fungisida digunakan untuk mencegah pembusukan
XII - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XII
Tanggal ...........
Proses Pembungaan dan Seleksi Kuntum dan Buah
Halaman 2/2
Revisi ...........
F.
Prosedur Pelaksanaan : - Langkah-langkah dan perlakuan dalam proses seleksi buah : - Jika tumbuh tunas cabang baru pada cabang produksi maka lakukan pemangkasan. - Bila tumbuh buah berukuran kecil berwarna merah, segera dibuang agar muncul kuntum bunga yang baru. - Jika cabang produksi berukuran kecil dan pendek, maka buah yang dipelihara cukup satu saja.
G.
Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya.
XII - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 1 / 10
Revisi ...........
XIII. PENGENDALIAN OPT A.
Definisi : Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan gulma tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik.
B.
Tujuan : a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup.
C.
Sasaran. Mendapatkan tanaman produktivitas tinggi.
D.
yang
sehat
dengan
Alat dan Bahan : a. Pestisida kimiawi (insektisida, fungisida, herbisida), biopestisida, pestisida nabati, agens hayati. b. Alat aplikator pestisida. c. Ember. d. Pengaduk. e. Takaran (skala cc, ml, dan liter). f. Minyak tanah XIII - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 2 / 10
Revisi ...........
g. Detergen h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantai, kalium permanganat 0.05%. i. Pisau. j. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang. E.
Fungsi Bahan dan Alat : a. Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida, pestisida nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT); b. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan pestisida pada tanaman; c. Ember untuk mencampur pestisida dan air; d. Pengaduk untuk mengaduk pestisida dan air; e. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml, dan liter); f. Minyak tanah untuk membakar sisa-sisa/bagian tanaman yang terserang OPT; g. Deterjen untuk mencuci alat aplikator, mengendalikan hama dan penyakit tertentu, serta pencampur bahan pestisida nabati; h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantailysol, kalium permanganat 0.05% untuk mencucihamakan (disinfektan) alat-alat pertanian (pisau, gunting pangkas, gergaji);
XIII - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 3 / 10
Revisi ...........
i. Pisau untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT; j. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimiawi (pestisida). F.
Waktu : a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu, disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis. b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT dipandang perlu untuk dikendalikan.
G.
Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. b. Berikan garam disekitar pangkal pohon untuk mencegah serangan bekicot. c. Lakukan pengamatan OPT secara berkala (seminggu sekali) terhadap OPT utama.
XIII - 3
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 4 / 10
Revisi ...........
d. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya. Untuk mengenali hama atau penyebab penyakit (bila tersedia) gunakan alat bantu berupa contoh hama atau gejala (symptom) dari penyakit. Apabila ragu konsultasi dengan petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP)/POPT/Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). e. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan. f. Daftar OPT utama antara lain adalah: Penyakit a. Busuk pangkal batang Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab penyakit ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Gejalanya : Pada awal penanaman tanaman mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan, dan terdapat bulu putih. Sering terjadi pada bibit setek yang tidak bertangkai atau bentuk potongan maupun setek yang belum berakar.
XIII - 4
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 5 / 10
Revisi ...........
Pengendalian yang dianjurkan adalah : 1. Dilakukan penyemprotan Benlate 2 g/liter air atau Ridomil 2 g/liter 14 hari sekali selama satu bulan atau hanya dua kali penyemprotan. Bila ada gejala kekuningan pada bagian pangkal batang maka bagian yang disemprot adalah seluruh cabang atau batang, diutamakan pada bagian pangkal batang. 2. Benlate atau Ridomil dapat diberikan dengan cara kocoran pada pangkal batang sebanyak 100-150 cc. b. Busuk bakteri Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur Pseudomonas sp. Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau batang pokok. Pengendalian yang dianjurkan adalah dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu lubang bekas tanaman tersebut diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami bibit baru.
XIII - 5
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 6 / 10
Revisi ...........
c. Fusarium Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu, dan berwarna busuk cokelat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara segera disemprot dengan Benlate berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. Hama a. Tungau (Tetranychus sp.) Gejala : tungau menyerang kulit cabang sehingga jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi cokelat. Pengendalian : dilakukan dengan menyemprotkan Omite berkonsentrasi 1-2 g/liter air. Penyemprotan Omite dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. b. Kutu Putih Gejala : kutu putih atau mealybug menyerang tanaman sehingga permukaan kulit cabang berselaput kehitaman atau tampak kotor.
XIII - 6
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 7 / 10
Revisi ...........
Pengendalian : dengan menyemprotkan Kanon berkonsentrasi 1-2 cc/liter air. Penyemprotan Omite dilakukan tujuh hari sekali dengan memperhatikan jumlah tanaman yang terserang, umumnya hanya dua kali pengulangan. Penyemprotan dilakukan terutama di sela-sela tanaman yang ternaungi cabang lainnya. c. Kutu batok (Aspidiotus sp.) Gejala : Kutu batok menyebabkan cabang tanaman buah naga berubah warna dari hijau menjadi kuning akibat cairan tanaman diisap. Pengendalian : menggunakan insektisida sistemik (Kanon) tujuh hari sekali. Dengan melihat keadaan tanaman yang terserang, penyemprotan Kanon umumnya dilakukan dua kali pada seluruh permukaan cabang secara merata. d. Kutu sisik (Pseudococcus sp.) Gejala : kutu sisik sering dijumpai pada percabangan tanaman. Di tempat ini pula sering terdapat semut dan permukaan cabang menjadi kusam.
XIII - 7
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 8 / 10
Revisi ...........
Pengendalian : tanaman yang terserang disemprot dengan Kanon 1-2 cc/liter air tujuh hari sekali. Penyemprotan dilakukan dua kali secara merata pada bagian dalam dan di selasela sulur tanaman. e. Bekicot Gejala : tunas tanaman menjadi rusak karena digerogoti. Bahkan, terkadang tunas membusuk. Pengendalian : dengan cara sanitasi kebun. Kebersihan kebun harus diperhatikan, terutama keberadaan gulma harus disingkirkan, karena gulma menjadi sarang hama untuk berkembang biak. f. Semut Gejala : semut bermunculan pada saat tanaman buah naga mulai muncul kuntum bunga mengakibatkan kulit buah menjadi berbintik-bintik. Bintik kasar berwarna cokelat. Jika serangan parah maka pentil buah akan menjadi kerdil dan mudah rontok. Pengendalian : dilakukan dengan penyemprotan Gusadrin 2 cc per liter air.
XIII - 8
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 9 / 10
Revisi ...........
g. Uret Biasanya menyerang pada akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu, pertumbuhan sulur terhambat. Apabila dibiarkan bisa menyebabkan tanaman menjadi staknan/kerdil. Pencegahan, Penggunaan pupuk kandang yang sudah difermentasi, tapi apabila sudah terserang dapat diatasi dengan cara pemberian serbuk uret. h. Belalang Kayu Belalang menyerang pada cabang-cabang produktif khusunya pada tunas-tunas produktif, sehingga tanaman menjadi tidak produktif. Pengendalian, dengan cara menangkapi belalang tersebut pada pagi hari atau setelah turun hujan, tetapi jika jumlahnya banyak dapat menggunakan serbuk belalang. i. Orong-Orong Menyerang perakaran tanaman yang muda (akar serabut), sehingga tanaman menjadi layu, pertumbuhan sulur terhambat. Apabila dibiarkan bisa menyebabkan tanaman menjadi staknan/kerdil. Pengendalian, menggunakan racun orong-orong yang dicampur dengan bekatul dan ditaburkan disekitar tanaman. Atau bisa juga menggunakan dolomit yang disebarkan disekitar tanaman yang terserang.
XIII - 9
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIII
Tanggal ...........
Pengendalian OPT
Halaman 10 / 10
Revisi ...........
j. Ulat Grayak Menyerang pada pucuk sulur muda, sehingga menghambat pertumbuhan sulur. Pengendalian, penyemprotan dengan insektisida. k. Burung/Codot (jawa) Biasanya menyerang buah yang telah berwarna merah dan terletak di bagian atas. Serangan hama ini tidak menimbulkan kerusakan yang parah, sehingga dapat diabaikan. H.
Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra
XIII - 10
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIV
Tanggal .............
Panen
Halaman 1/4
Revisi ...............
XIV. PANEN Kegiatan panen buah naga dibagi menjadi dua bagian : 1. Pemilihan Buah Siap Petik 2. Cara Pemetikan A.
Definisi : Rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan kriteria masak optimal.
B.
Tujuan : Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju.
C.
Sasaran : Panen dapat dilakukan tepat waktu dan tepat cara.
D.
Alat dan Bahan : a. Gunting pangkas ranting b. Keranjang panen c. Grobak sorong
E.
Fungsi : a. Gunting pangkas memotong buah.
ranting
XIV - 1
digunakan
untuk
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIV
Tanggal .............
Panen
Halaman 2/4
Revisi ...............
b.Keranjang panen digunakan untuk meletakkan buah hasil yang belum disortir. c. Grobak Sorong digunakan untuk mengengkat kernjang panen dari lahan ke tempat pengepulan. F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Pemilihan Buah Siap Petik. - Kulit buah sudah berubah warna menjadi merah tua atau merah mengkilap. - Mahkota buah sudah mengecil. - Jumbai buah sudah berubah menjadi warna kemerahan. - Kedua pangkal buah keriput. - Bentuk buah bulat besar dengan berat masingmasing buah sudah mencapai 500 g. b. Cara Pemetikan. - Dilakukan dengan cara memotong buah pada tangkainya tanpa merusak percabangan yang merupakan tempat atau letak buah tersebut. Ada dua cara memotong buah naga, yaitu memotong mulai bagian samping dan memotong buah langsung menggunakan gunting petik.
XIV - 2
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIV
Tanggal .............
Panen
Halaman 3/4
Revisi ...............
1. Pemotongan buah yang menempel pada cabang. Buah yang akan dipetik dipegang, lalu digerakan ke samping kanan-kiri atau ke atas-bawah sebelum dipotong. Penggerakan buah bertujuan untuk memperhatikan bagian buah yang mudah dipotong. Bila buah menempel rapat pada cabang atau batang maka pemotongannya dilakukan pada bagian tepi cabang di sekitar buah. Karena buah yang menempel erat biasanya berbentuk bulat membesar dan tidak dapat dipotong dari segala arah. Gunting yang digunakan adalah gunting pangkas ranting yang salah satu sisinya tajam. 2. Pemotongan buah yang bertangkai panjang. Buah bertangkai panjang lebih mudah dipotong. Pemotongan dilakukan menggunakan gunting yang diselipkan di antara buah dan cabang, lalu tangkai buah dipotong. Gunting yang digunakan adalah gunting pangkas ranting. Pada saat panen, setiap delapan patok tanaman disediakan keranjang panen. XIV - 3
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XIV
Tanggal .............
Panen
Halaman 4/4
Revisi ...............
G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya.
XIV - 4
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XV
Tanggal .............
Pasca Panen
Halaman 1 /2
Revisi ...............
XV. PENYORTIRAN BUAH A.
Definisi : Kegiatan menyeleksi dan memisahkan berdasarkan ukuran/grade dan kondisi buah.
buah
B.
Tujuan : Memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi buah seperti cacat.
C.
Sasaran Buah sudah dipisahkan antara yang rusak dengan yang utuh dan buah yang utuh dikelompokkan berdasarkan berat/grade
D.
Alat dan Bahan a. Timbangan b. Keranjang buah
E.
Fungsi a. Timbangan untuk mengukur berat buah b. Keranjang buah digunakan untuk tempat buah sesuai dengan beratnya
F.
Prosedur Pelaksanaan : - Buah dipisahkan antara yang rusak, busuk atau cacat dan yang utuh. XV - 1
Standard Operating Procedure
Nomor SOP BN XV
Tanggal .............
Penyortiran Buah
Halaman 2 /2
Revisi ...............
- Buah yang utuh dipisahkan berdasarkan berat buah menggunakan timbangan buah. Grade buah yaitu : Golongan A dengan berat 400 gram keatas Golongan B dengan berat diatas 300 dibawah 400 gram Golongan C dengan berat dibawah 300 gram - Buah yang sudah disortir dimasukkan dalam kemasan buah yang sudah disiapkan. G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya.
XV - 2
Nomor SOP BN XV Halaman 1/2
Standard Operating Procedure Pengemasan Buah
Tanggal ............. Revisi ...............
XVI. Pengemasan Buah A.
Definisi : Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu wadah.
B.
Tujuan : Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan.
C.
Sasaran Mempertahankan penampakan buah agar kulit buah tetap utuh dan segar
D.
Alat Kotak karton/kardus bersekat/streroform buah
E.
Fungsi Kotak karton/kardus bersekat/streroform buah berguna untuk menempatkan buah yang telah siap untuk di pasarkan
F.
Prosedur Pelaksanaan : - Buah yang mememiliki berat buah yang sama dikemas dalam karton/kardus yang sama. - Buah yang sudah dikemas sesuai beratnya siap untuk disimpan atau dikirim/dipasarkan XVI - 1
Standard Operating Procedure Pengemasan Buah
Nomor SOP BN XV Halaman 1/2
Tanggal ............. Revisi ...............
G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya.
XVI - 2
KATA PENGANTAR Mutu produk buah merupakan bagian integral dari subsistem produksi buah-buahan yang tidak dapat dipisahkan. Produk buah akan mempunyai daya saing apabila dibarengi dengan adanya standar mutu dan jaminan mutu terhadap konsumen. Dalam perdagangan dunia, standar dan jaminan mutu buah merupakan persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh produsen buah. Buah naga merupakan salah satu buah yang memiliki resiko tinggi mengalami penurunan mutu yang disebabkan oleh kegiatan pra panen, panen dan pasca panen. Salah satu upaya untuk menghasilkan produk buah naga yang memenuhi standar mutu sesuai tuntutan konsumen, dilakuan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) Buah Naga. Buku Pedoman Baku Budidaya (Standard Operating Procedure/SOP) Buah Naga ini memuat keterangan alur proses budidaya, panen sampai penanganan pasca panen buah naga segar yang disusun sebagai pedoman petani untuk memproduksi buah naga bermutu tinggi. Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi daerah sentra produksi untuk menyusun SOP buah naga sesuai dengan daerahnya masing-masing.
i
Kami menyadari sepenuhnya buku ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan masukan untuk perbaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat. Jakarta, 2009 Direktur Budidaya Tanaman Buah
Ir. Winny Dian Wibawa, MSc
ii