Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
SENTRA HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) PROVINSI JAMBI Dalam dasawarsa terakhir ini, telah semakin nyata bahwa pembangunan harus bersandarkan pada industri yang menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Kesepakatan Indonesia untuk merealisasikan gagasan mengenai ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta keikutsertaan Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), telah menunjukan keseriusan Pemerintah dalam mendukung sistem perekonomian yang bebas/terbuka, dan secara tidak langsung memacu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk lebih meningkatkan daya saingnya. Semakin derasnya arus perdagangan bebas, yang menuntut makin tingginya kualitas produk yang dihasilkan terbuti semakin memacu pekembangan teknologi yang mendukung kebutuhan tersebut. Seiring dengan hal tersebut, pentingnya peranan hak kekayaan intelektual dalam mendukung perkembangan teknologi kiranya telah semakin disadari. Pemerintah sangat menyadari bahwa implementasi sistem hak kekayaan intelektual merupakan suatu tugas besar. Terlebih lagi dengan keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO dengan konsekuensi melaksanakan ketentuan Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS), sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Berdasarkan pengalaman selama ini, peran serta berbagai instansi dan lembaga, baik dari bidang pemerintahan maupun dari bidang swasta, serta koordinasi yang baik di antara senua pihak merupakan hal yang mutlak diperlukan guna mencapai hasil pelaksanaan sistem hak kekayaan intelektual yang efektif. Pelaksanaan sistem hak kekayaan intelektual yang baik bukan saja memerlukan peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaan intelektual yang tepat, tetapi perlu pula didukung oleh administrasi, penegakan hukum serta program sosialisasi yang optimal tentang hak kekayaan intelektual. Di Indonesia, sistem perlindungan merek telah dimulai sejak tahun 1961, sistem perlindungan hak cipta dimulai sejak tahun 1982, sedangkan sistem paten baru dimulai sejak tahun 1991. Sentra Hak Kekayaan Intelektual Provinsi Jambi baru terbentuk pada tahun 2003, dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 369 Tahun 2003, menunjuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi sebagai Lembaga Teknis Pengelola Sentra HKI.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Sentra HaKI bertujuan memasyarakatkan pentingnya perlindungan hak kekakayaan intelektual masyarakat Provinsi Jambi. Pemasyarakatan HaKI di kalangan pengusaha IKM dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran akan pentingnya daya kreasi dan inovasi intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh para pengusaha industri yang ingin maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya saing industri. Oleh karena itu karya temuan orang lain yang didaftarkan untuk dilindungi harus dihormati dan dihargai. Di samping itu kesadaran dan wawasan mengenai HaKI diharapkan akan dapat menimbulkan motivasi dan dorongan agar pengusaha IKM terdorong untuk berkreasi dan ber-inovasi di bidang produk dan teknologi produksi, serta manajemen. Pemasyarakatan HaKI bertujuan untuk memberikan informasi serta pengetahuan kepada para pengusaha industri kecil dan menengah, LSM, Yayasan dan Asosiasi, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang Hak Cipta sebagai karya cipta manusia, Paten serta Merek maupun HaKI lainnya.
PRODUK UNGGULAN DAERAH JAMBI PRODUK SANDANG DAN TEKSTIL A. BATIK KHAS JAMBI Pada zaman dahulu, Batik Jambi hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum Bangsawan/Raja Melayu Jambi. Hal ini berawal pada tahun 1875, Haji Muhibat, memperkenalkan pengolahan batik. Penggunaan motif Batik Jambi, sejak dahulutidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagai produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana.Sehubungan denganBatikJambi, BM Goslings dalam artikelnya menyatakan, Penemu Batik Jambi adalah Tuan Tassilo Adam dan ia yang menjadi penyebar luasan beritadi bulan Januari 1928, untuk selanjutnya disebarluaskan pada rakyat dengan perantaraan Resident Jambi Tuan Ezerman atas permintaannya. Ini menjadi dasar bagi nyonya Van Bresteyn untuk menulis artikelnya di Kolonial Week Blad tanggal 22 dan 31 Mei 1928, bahwa motif Batik Jambi pada batiknya memang ada dibuat di Ibukota Jambi.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Membicarakan masalah batik, khususnya tentang motif-motif yang diterapkan (sebagai suatu wacana) merupakan hal yang sangat menarik, karena setiap daerah penghasil batik seperti ; Yogyakarta, Solo, Cirebon, Pekalongan, Ponorogo, Tuban, Gresik, Madura, Garut, Tasikmalaya, mempunyai ciri khas yang berlainan.
Demikian juga dengan batik yang berkembang di daerah Jambi, ada pendapat mengatakan bahwa, dipandang sepintas lalu Batik Jambi warnanya mirip kemerah-merahan diatas dasar hitam serta lukisan berwarna putih yang tak menentu, menjadi satu batikan yang amat ganjil rupanya, berbeda dengan batik Jawa. (BM Goslings terj, Rd Hamzah Mattaher dalam Edy Sukarno, 2001 : 3). Sehingga dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa Batik Jambi merupakan daerah penghasil batik yang mempunyai ciri-ciri motif, warna, fungsi dan filosofis yang berbeda.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Berikut ini beberapa motif batik Jambiyang telah terdaftar hak ciptanya, dapat dilihat pada Tabel 2.1 : Tabel 2.1.Motif Batik Khas Jambi Yang Sudah Terdaftar Tahun 2011 No Motif Asal 1 Kuau Berhias Kota Jambi 2 Bungo Pauh Kota Jambi 3 Bungo Melati Kota Jambi 4 Merak Ngeram Kota Jambi 5 Kapal Sanggat Kota Jambi 6 Duren Pecah Kota Jambi 7 Kepak Lepas Kota Jambi 8 Tagapo Kota Jambi 9 Sisik Ikan Kota Jambi 10 Bungo Sawit Kota Jambi 11 Batanghari Kota Jambi 12 Bungo Bangkai Kab. Bungo 13 Bungo Sawit Kab. 14 Punai Merindu Batanghari 15 Perahu Kab. 16 Pencalong Batanghari 17 Bungo Nago Kab. 18 Sari Batanghari 19 Daun Karet Kab. 20 Pohon Rotan Batanghari Saluang Mudik Kab. Gunung Batanghari Kembang Kab. Batanghari Kab. Sarolangun Kab. Sarolangun Sumber: Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi 2012
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Sedangkan yang masih dalam proses pendaftaran untuk mendapatkan perlindungan hak cipta (HKI) sebanyak 63 motif batik, dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini : TABEL 2.2.MOTIF BATIK KHAS JAMBIYANG MASIH DALAMPROSES PENDAFTARANTAHUN 2011 N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Motif
N o Tampuk 34 Manggis 35 Daun Keladi 36 Daun Kangkung 37 Bungo jatuh 38 Kaco Piring 39 Bungo Bintang 40 Kembang Duren 41 Anggur 42 Siput 43 Bungo 44 Cendawan 45 Matahari 46 Bungo Kopi Bungo Tabur Angso Duo 47 Encong Kerinci 48 Kapal Layar, 49 melati tabur, 50 tali air 51 Sembilan Lurah 52 Kapal Durian 53 Nanas 54 Pucuk Nanas 55 Kapal Pauh 56 Durian 57 Matahari 58 Tari Kipas 59 Serat Kayu 60
Motif Kajang Lako Bungo Bungur Ancak Buah Galing Burung Kuao Buah Nam-nam Aksara Kerinci Kembang Pare Bungo Rayo Bungo melati Bungo anggrek Bungo Teratai Bungo Tanjung, Kaca Piring, dan melati daun Bungo Kemintan Bari-bari Elang Berantai Keris Elang Anggrek Hutan Jam Gento Kecubung Daun Pepaya Keris Keramat Daun Pepaya Keris Keramat Stelir
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
29 30 31 32 33
Rengas Matoharai Rebung 61 Bungo Gedang Nyengum 62 Bungo Gedang Daun Pakis 63 Kombinasi Bungo Cabe Bungo Tanjung Ikan Durian Keluk Paku Kerinci Bumi Daun Sirih Sakti Ragam Hias Kerinci Biji Timun Kerang Lepas Bungo Kapas Wayang Gengseng Sumber: Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi 2012 Tentunya dari sekian jumlah di atas, masih cukup banyak motif-motif batik Jambilainnya yang belum terdaftar ataupun yang belum diajukan pendaftarannya.Berikut daftar beberapa potensi motif batik Jambi yang terdata (terdaftar) sejauh ini. Seperti terlihat pada Tabel 2.3 berikut ini :
Tabel 2.3.Motif Batik Khas Jambi Yang Belum Terdaftar,Tahun 2011 N Judul Motif o 1 Motif Perahu Pelancang 2 Motif Punai Merindu 3 Motif Daun 4 Karet 5 Motif Pohon Rotan
Asal Nama Kab/kot Pencipta a Dekranasd Batangh a ari Batanghari Dekranasd Batangh a ari Batanghari Dekranasd Batangh a ari Batanghari Dekranasd Batangh
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
6 7 Motif Buah 8 Sawit 9 10 Motif Manik Langit 11 Motif Tunjuk Langit 12 Motif Pinang Lako 13 Motif Ular 14 Tidur Motif Kapal 15 dan Mega 16 Mendung 17 Motif Kapal 18 dan jangkar 19 Motif Ayam dan pedang 20 Motif Lipan 21 Motif 22 Bangunan 23 Rumah Lamo 24 Motif Mawar 25 Motif Daun 26 Sirih 27 Motif Pusako Lamo Motif Durian dan Pala Motif Prahu Pencalang Motif Nagosari Motif Sawit Motif Daun Karet Motif Pohon
a Batanghari Dekranasd a Batanghari Agus Purwanto Agus Purwanto Agus Purwanto Syaiful Adri Syaiful Adri
ari
Batangh ari Batangh ari Batangh ari Sarolang un Sarolang un
Syaiful Adri
Sarolang un
Syaiful Adri
Sarolang un
Syaiful Adri Syaiful Adri
Sarolang un Sarolang un
Syaiful Adri Syaiful Adri Syaiful Adri Syaiful Adri Agus Purwanto
Sarolang un Sarolang un Sarolang un Sarolang un Batang Hari
Batangh ari
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Rotan Motif Punai Merindu Tunjuk Langit Pinang Lako Manik Mato
Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Agus Batang Purwanto Hari Sumber Data: Dinas Perindag Provinsi dan Kab/Kota,
2012 GRAFIK PRODUK BATIK KHAS JAMBI YANG SUDAH DAN BELUM TERDAFTAR
Untuk gambaran lebih jelas lagi tentang potensi batik khas Jambi, baik yang belum terdaftar, dalam proses pendaftaran maupun yang sudah terdaftar dapat dilihat pada grafik di bawah ini : B. TENUN SONGKET KHAS JAMBI Kain songket khas jambi adalah kain songket bermotif kuno yang sejak zaman dahulu di pakai pada acara penting masa kerajaan melayu jambi.Tenunan kain songket ini adalah kreativitas dari pada kawula muda atau gadis-gadis jambi yang
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
sangat terampil, telaten, dan teliti dalam menenun.Oleh karena itu motif songket khas jambi merupakan karya cipta, karsa dan seni yang sangat mengakar dengan budaya melayu jambi.Kreasi songket khas jambi selain memiliki corak dan motif yang diangkat dari kekayaan khasanah budaya jambi yang di latar belakangi oleh kekayaan alam sekitarnya, juga bermotif warna-warni yang sangat trend.Salah satu ciri khasnya seperti tenunannya lebih tipis, ringan, dan bahan dasar lembut, yang sangat berbeda dengan kain songket sejenisnya.
Produksi songket khas Jambi lebih banyak mengangkat motif-motif kuno yang mengakar pada aspek budaya melayu Jambi. Antara lain motif kuno tersebut seperti motif melati bertabur, motif durian pecah, motif angso duo, motif ukiran kayu, motif kembang duren, motif bungo intan, dan motif keluk paku. Menurut cerita zaman dahulu, pakaian songket sekaligus menunjukkan prestise bagi pemakainya. Keinginan perajin songket khas Jambi lebih mengembangkan kreativitasnya dimotivasi oleh adanya keinginan untuk menciptakan songket sehalus mungkin dengan motif yang indah dan rapi sesuai dengan permintaan yang semakin meningkat ketika itu. Motif tenunansongket khas Jambi merupakan hasil karyacipta anak negeri yang mengandung makna yang sangat dalam. Sehingga setiap motif yang dirancang adalahmotif yang diangkat dari nilai-nilai,norma dan adatistiadat masyarakatJambi. Motif durian pecah misalnya, adalah motif yang melambangkan perihal tentang kesuburan tanah Jambi beserta hasil bumi yang melimpah ruah.Salah satu komoditi unggulan daerah Jambi yaitu durian selat.Tanaman durian ini merupakan tanaman tua yang dapat diwariskan kepada generasi anak cucu.Karena saking banyaknya pembudidayaan tanaman ini mengakibatkan tingkat produksinya melimpah. Cerita histori ini diangkat dari durian yang jatuh karena melimpah lalu pecah di tanah.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Dari sinilah mulai munculnya inspirasi para penenun untuk merancang sebuah motif yang disebut motif durian pecah. Motif bunga melati adalah motif yang melambangkan keindahan dan sempurna tatkala ketika itu paras cantik kawula muda gadis-gadis Jambi yang berbusana songket. Pancaran keserasian, kerapian, dan corak warna yang menarik telah memberi inspirasi kepada perajin tenun songket khas Jambi untuk membuat motif bunga melati. Sedangkan motif angso duo pada tenunan songket khas Jambi lebih melambangkan Kota Jambi sebagai Kota Tanah Pilih Pesako Betuah yang diangkat dari sebuah cerita di persuntingkannya putri tunggal Temenggung Merah Mato, raja yang berkuasa di Batanghari ketika itu oleh keturunan keempat Paduko Berhalo yang b ernama Orang Kayo Hitam. Kisah cinta dua sejoli ini telah mengilhami berdirinya Kota Jambi sekaligus berlambang Keris Siginjai, Meriam Sijimat, Gong Sitimang, dan Angso Duo. Secara ekonomis songket khas Jambi ini tidak hanya dikenal dikalangan masyarakat lokal tetapi telah meluas hingga ke kota-kota lainnya di Nusantara ini. Oleh karena semakin meningkatnya terhadap kain songket khas Jambi sehingga persediaan kain songket tidak selalu ada bahkan untuk mendapatkannya harus dipesan dahulu karena pembuatan kain songket butuh waktu yang cukup lama. Meningkatnya permintaan ini juga dipicu oleh adanya anjuran Pemerintah khusus kepada kalangan PNS dianjurkan berbusana songket baik pada acara-acara resmi maupun pesta pernikahan. Proses tenunan songket Jambi menggunakan alat bukan mesin artinya ia diciptakan dari kemampuan tangan-tangan terampil yang berdilas sendiri-sendiri dengan perpanduan warna yang serasi. Perpaduan benang sulur dengan benang emas yang halus merupakan perpaduan motif klasik dengan motif komtemporer yang menghasilkan tenunan songket khas Jambi dengan ciri benang berwarna emas yang mengkilat serta lentur. Kombinasi motif dengan warna trend tersebut adalah jenis songket khas Jambi yang paling banyak di minati. Menenun kain songket khas Jambi tidak mesti merupakan pekerjaan pokok ibu-ibu rumah tangga pengrajin, karena menenun dapat dikerjakan sebagai usaha sampingan dirumah masing-masing dan setelah produksinya selesai kain tersebut diserahkan kepada pihak pemasar. Pola kerja seperti ini adalah pola sejak lama yang mereka lakukan dan mereka sepakati secara bersama. Namun demikian idealnya semakin tinggi permintaan terhadap tenunan songket khas Jambi, maka semakin tinggi pula jumlah pengrajinnya. Atas dasar itulah Dewan Kerajinan Nasional
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Daerah Provinsi Jambi bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi yang dipimpin langsung oleh Ibu Hj. Yusniati Hasan Basri Agus mengupayakan pelatihan bagi pengrajin pemula. Diharapkan kedepan para perajin songket khas Jambi terus melakukan inovasi-inovasi agar produksi kain songketkhas Jambi diminati dan sesuai dengan segala konsumen. C. BORDIR DAN BATIK NIRWANA INDAH Bordir mawar sari merupakan salah satu IKM yang bergerak di bidang bordir yang terdapat di Kuala Tungkal, kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Usaha yang dijalankan oleh Sabariyah ini merupakan usaha turun – temurun dari keluarga. Pada awalnya orang tua pemilik hanya membuka usaha jahit pakaian,kemudian pada tahun 1990 Sabariyah mulai belajar membordir dengan orang tua dan mulai merintis usaha bordir secara pribadi. Jenis produksi dari IKM Bordir Mawar Sari ini terdiri dari :
Bordir Pakaian Bordir Selendang/Kerudung Sorban Haji/Tengkuluk Bordir Mukena
Proses pembordiran menngunakan mesin bordir manual, walaupun demikian hasil yang diperoleh memuaskan konsumen, terbukti dengan banyaknya pesanan dari pelanggan tetap maupun pelanggan baru
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Batik Nirwana Indah Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia. Keseragaman akan budaya tersebut dapat dibuktikan juga dengan banyaknya motif batik yang ada di Indonesia yang mencerminkan ciri khas masing – masing daerah. Yang merupakan salah satu daerah penghasil batik yaitu desa Teluk Sialang, kecamatan Betara, kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Usaha batik yang dijalankan ini masih terhitung sangatlah baru yaitu dimulai tahun 2011, dengan bermodalkan tekad usaha dan bekal dari pelatihan batik yang diikuti, IKM ini menggerakkan usahanya. Jenis produksi dari IKM Batik NIrwana Indah ini yaitu : Batik Tulis Batik Cap Beberapa hasil BATIK IKM ini yaitu :
Kain Songket Murni Tenun songket merupakan salah satu industri tenun sederhana yang terdapat di daerah Bram Itam Kiri, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Berawal dari warisan turun–temurun mengenai pertenunan menggunakan alat tenun sederhana berupa gedogan.Pada tahun 1996 pertama kali Dewi Murni belajar
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
menenun dari orang tuanya. Dewi Murni salah satu pengrajin tenun tersebut mencoba mandiri dengan membuka usaha atas namanya sendiri dengan bantuan dana untuk bahan baku dari Disperindagproda kabupaten Tanjung Jabung Barat. Produksi yang dihasilkan oleh IKM ini yaitu : Kain tenun Sarung Selendang Beberapa hasil pertenunan IKM ini yaitu :
2.2. Seni Budaya Tarian Dan Lagu Daerah Jambi Seni budaya tarian, lagu dan musik daerah Jambi merupakan karya seni yang digali dari kekayaan alam dan kehidupan sosial masyarakat kesatuan adat Melayu Jambi.Dengan demikian, aspek budaya melayu yang dikawinkan dengan aspek religius merupakan ornament yang sangat menonjol pada hasil karya cipta seni budaya daerah Jambi. Karya seni budaya sebagai wujud kongkrit hasil buah pikir anak negeri Melayu Jambi merupakan salah satu variabel penting dalam upaya membangun negeri ini di masa yang akan datang. Aspek karya seni adalah perwujudan dari sikap dan perilaku masyarakat Jambi yang bermartabat dan berbudaya.Oleh karena itu, karya cipta seni budaya tersebut tidak hanya sekedar dihargai, namun sangat perlu diupayakan perlindungannya.Berikut ini adalah gambaran selengkapnya tentang hasil karya cipta berupa seni tari, lagu, dan musik yang sudah dan belum dilindungi.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
TABEL 2.1. A. ................................................................................................... KARY A CIPTA SENI TARI YANG SUDAH DAN BELUM TERDAFTARTAHUN 2012 N O
JUDUL TARI
PENCIPT A
1 Tari Sekapur Sirih
N.N.
2
N.N. Tari Dana Sarah
3
ASAL KAB/KOT A Kota Jambi
Kota Jambi N.N.
STATUS HKI
KET
Belum
Ditata ulang oleh : Firdaus khatab pada hari Terdaftar jadi Provinsi Jambi, Lagu : Jeruk Perut (1957). Belum Tari Pujaan pada Tuhan Terdaftar dan Nabi Muhammad SAW, oleh masyarakat keturunan Arab. Belum
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Tari Kipas 4
N.N. Tari Rangguk
5
N.N. Tari Zapin
6
N.N. Tari Tauh
7
Sarolang un
Terdaftar Ditata ulang oleh : Nuraini, Lagu : Air Belum Mengalir (1960) Terdaftar Kerinci Ditata ulang oleh : Iskandar Zakaria, Lagu : Belum Sayangku Ae (1970) Terdaftar Tanjabba Ditata ulang oleh : r Belum Darwan Asri, Lagu : Terdaftar Serampang Laut (1983).
N.N. Bungo Tari Selampit Delapan
Ditata ulang oleh Darwan Asri (1978).
:
Terdaftar Bangko
Sumber : Sentra HKI Balitbangda
Belum
Diangkat oleh : M.Ceylon dengan Lagu : Nandung, Melayu Makan Sirih (1962), ditata lagi oleh : Firdaus Khatab, dengan Lagu : Tumbuk Tebing (1967)
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Tabel 2.5. Karya Cipta Seni Lagu Daerah Jambi Yang Belum Terdaftar, Tahun 2012
1
JUDUL LAGU DAERAH Angso Duo
2
Batang hari
N.N.
Kota Jambi
3
Dagang Manumpang
N.N.
Sarolangun
N.N.
Kota Jambi
N.N.
Batanghari
N.N.
Batanghari
N.N.
Merangin
N.N
Kota Jambi
NO
4
PENCIPT A N.N.
ASAL KAB/KOTA Kota Jambi
Dindang Sayang
5
STATUS HKI Belum Terdaftar
KET
Belum Terdaftar Belum Terdaftar Belum Terdaftar
Lagu : H. Firdaus Khatab, syair Djasman
Kualo Sedu 6 Mak Inang 7 Nandung 8 Putri Ayu 9
N.N
Kerinci
N.N
Kerinci
N.N
Kota Jambi
Belum Terdaftar Belum Terdaftar
Rangguk 10 Ridek Rilea 11 Sekapur Sirih
Belum Terdaftar Belum Terdaftar
Lagu : NN, Syair : Marzuki
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
12
N.N
Bungo
N.N.
Kerinci
N.N.
Kerinci
Serampang Laut 13 Tanjung Bajure 14
Belum Terdaftar
Lazim, H.T Wijaya
Belum Terdaftar
Tumbuk Tebing Belum Terdaftar 15
N.N.
Kerinci
Baliklah Mamak 16
Yahya AB Kota Jambi
17
Ketimun Bungkuk
18
Kembang Selasih
Yahya AB Kota Jambi
Belum Terdaftar
Suhaimi, Safarman
Belum Terdaftar
Zapin Rentak Putri Bukit Menderang
Tanjabtim
Belum Terdaftar
Belum Terdaftar Belum Terdaftar Belum terdaftar Belum terdaftar Sumber : Sentra HKI Balitbangda
Lagu : N.N., Syair H. Firdaus Khatab, Syahrul
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Tabel 2.6. Karya Cipta Seni Musik Yang Belum Terdaftar, Tahun 2012 NO
JUDUL MUSIK TRADISION AL
PENCIPTA
ASAL KAB/KOTA
1
Krinok
N.N.
Bungo
2
Mindulahin
N.N.
Kerinci
3
Sike
N.N.
Kerinci
4
Terbangan
N.N.
Kota Jambi
5
Tauh
N.N.
STATUS HKI
KET
Belum Terdaftar
Terdiri dari alat : Gendang Melayu, Biola, Gong
Belum Terdaftar
Terdiri dari alat : Suling Bambu, Rebano, Tabuh, Gong, Cangor, Ketuk kayu, Ketuk Bambu dan Vocal
Belum Terdaftar
Kompangan
Merangin Belum Terdaftar
6
Gendang Panjang
7
N.N.
Provinsi Jambi
Belum Terdaftar
N.N. Dap
8
Kerinci N.N
Serdam 9
Terdiri dari alat : Kelintang Perunggu, Gendang, Gong Gendang dua sisi
Tebo
Belum Terdaftar
Gendang satu sisi
N.N. Cangor I
10
Sarolangun
N.N Rebana
Kerinci
Belum Terdaftar Belum Terdaftar
Seruling bambu ukuran panjang berlubang 5 Alat musik dari
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Rangguk 12 11
N.N Rebana Sike
12
Kerinci N.N
Kelintang Perunggu 13
Belum Terdaftar
Batanghari
bambu, dengan senar pada lidahlidah Gendang satu sisi
N.N Serunai
Kerinci
Belum Terdaftar
Belum Terdaftar Belum Terdaftar
Belum Terdaftar Sumber : Sentra HKI Balitbangda
Gendang satu sisi Kelintang Perunggu, Seperti Bonang jawa Seperti seruling berukuran kecil berlubang 5
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
2.3 Produk Makanan Dan Minuman Unggulan Daerah Jambi A. Kopi AAA Kopi AAA adalah produk kopi bubuk yang diproduksi oleh CV. NEFO yang bertempat usaha di Kota Jambi.Volume usaha kopi bubuk ini tergolong cukup besar.Pertumbuhan usahanya didorong karena Provinsi Jambi salah satu penghasil komoditi biji kopi terbesar di Sumatera.Menilik dari sejarahnya jenis kopi yang menjadi komoditi andalan Provinsi Jambi adalah jenis tanaman kopi Robusta. Jenis robusta ini merupakan salah satu jenis tanaman yang diperkenalkan sekaligus peninggalan Belanda, disamping jenis tanaman holtikultura, seperti cengkeh, kayu manis, kina, teh, dan tembakau.
Kendatipun kopi merek AAA tidak dipasarkan keluar provinsi, namun citarasa nikmat kopi AAA sangat dikenal dikalangan penggemar diluar daerah yang secara kebutuhan pernah berkunjung ke Jambi dan mencicipi enaknya kopi AAA. Kopi ini
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
diolah dari biji kopi jenis robusta dan arabika yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat petani khususnya di kawasan Lembah Masurai Kecamatan Jangkat dan Kawasan Lembah Bukit Namora Kawasan Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci. Kawasan dua kecamatan ini secara geografis terletak pada ketinggian 1200 meter dari permukaan laut, beriklim dingin/sejuk dan dengan kondisi tanah yang sangat subur. Untuk membuktikan kesuburan tanahnya galian lebih kurang 50 cm masih merupakan tanah berwarna hitam yang berhumus tinggi. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan produksi biji kopi berkualitas. Biji kopi yang berkualitas apabila diolah menjadi serbuk kopi akan menghasilkan sebuk kopi yang berkualitas pula. Selain Kopi AAA di Provinsi Jambi juga dikenal dengan kopi buatan lokal daerah penghasil yang dikelola secara tradisional seperti kopi luwak dan kopi nur di Kabupaten Kerinci. Banyak statement yang diberikan kepada serbuk kopi AAA produksi CV. NEFO.Ada yang mengatakan bahwa kopi AAA adalah produk yang paling istimewa dan bercitarasa harum dan nikmat.Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa kopi AAA adalah kopi bubuk khas dari Jambi. Namun, apapun komentarnya, yang jelas kopi AAA adalah salah satu unggulan daerah yang dinobatkan sebagai oleh-oleh dari Jambi. Tentunya ini menjadi kebanggaan kita semua dan kebanggan Provinsi Jambi. (HR) B. DENDENG BATOKOK (Menu Daging Berkolesterol Rendah) Dendengbatokok adalah nama makanan khas Jambi yang sudah dikenal sejak lama. Daerah penghasil produk Dendeng Batokok ini yaitu Kabupaten Kerinci Desa Lempur Kecamatan Gunung Raya yang merupakan wilayah paling ujung bagian barat Provinsi Jambi.Untuk sampai ke Kabupaten ini dapat dilalui baik melalui transportasi darat maupun udara. Melalui jalur darat dengan jarak tempuh ± 500 KM dari Kota jambi atau± 9 jam perjalanan. Sedangkan melalui jalur udara hanya membutuhkan waktu ± 1 jam perjalanan PP Bandara Sulthan Thaha – Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Foto dok : Demiyenti,S.Pd Rumah Makan Nanda Talang Duku Dendeng Batokok ini adalah produk masakan tradisional khas Jambi yang baru saja populer, kendatipun produk ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Populeritas dendeng batokok ini berkat jasa para pengusaha Rumah Makan khas Jambi asal Desa Lempur Kerinci dengan trend spesifik Beras Payo yang jumlahnya lebih kurang 45 usaha Rumah makan/restoran yang ada di pusat Kota Jambi. Dari sinilah bermula dendeng batokok tidak hanya dikenal di Jambi, tetapi telah menjadi menu idola para tamu-tamu pejabat pusat yang sempat berkunjung dan mencicipinya.Upaya mempromosikan produk dendeng batokok ini diawali oleh salah seorang perintis Rumah makan khas Jambi yaitu Bapak Bambang Irawan yang sampai saat ini masih menyediakan menu dendeng batokok sebagai menu favorit pada usaha rumah makannya.
Foto dok : Desmiyenti, S.Pd Rumah Makan Nanda Talang Duku
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Produk dendeng batokok ini adalah salah satu produk unggulan Provinsi Jambi yang patut kita banggakan sekaligus merupakanhasil karya cipta dan karsadari kreatifitas anak negeri Melayu Jambi. Keunggulan dan keunikannya karena bercitarasa enak, harum, danberaromabakarkhas asap tempurung. Dilihat jenis, maupun metode pengolahannya sangat jauh berbeda dengan produk dendeng yang ada di tempat lain. Salah seorang pengolah dan pengusaha dendeng batokok Desmiyenti yang beralamat di Rumah Makan Nanda Lintas Pelabuhan Talang Duku Km. 8 Kabupaten Muaro Jambi menuturkan : bahwa dendeng batokok ini adalah salah satu menu yang menggunakan bahan baku daging sapi pilihan (daging as) yaitu daging kualitas 1 tidak berlemak dan berserat halus. Dengan keahlian melalui tangan-tangan terampil sehingga dendeng tidak hanya terkenal dengan citarasa enak, harum dan gurih yang dapat membangkitkan selera makan. Namun dengan metode olahan hidangan dendeng batokok adalah menu berkolesterol rendah, kendatipun berbahan baku daging. Berdasarkan proses pembuatannya daging pilihan sebelum dibakar terlebih dahulu direbus dengan komposisi air kelapa dicampur bumbu yang telah ditumis dengan minyak kelapa lalu direbus sampai mendidih selama ± 1 jam. Melalui proses perebusan tersebut terjadi penguapan sehingga kadar kolesterol yang terdapat pada daging akan berkurang. Daging setelah direbus, selanjutnya diiris sesuai ukuran yang diinginkan, dan lalu di tokok atau dipukul dengan batu sampai gepeng. Setelah ditokok daging dendeng yang sudah gepeng tersebut, lalu dibakar dengan perapian arang batok kelapa yang merata sampai berwarna kecoklatan menandakan bahwa dendeng tersebut telah matang dan siap disajikan. Rasa khas dendeng batokok ini akan lebih nikmat bila dinikmati dengan sambal cabe merah yang bercitarasa pedas, asin, gurih, manis, dan asam jeruk nipis. Rasa manis yang terdapat di dalam sambal cabe tersebut karena dibumbui dengan sedikit gula. Sedangkan rasa gurih karena dibumbui dengan rasa bawang, garam dan penyedap rasa. Selanjutnya dituturkan oleh Desmiyenti, bahwa dendeng batokok tidak hanya disajikan langsung siap dikonsums.i tetapi juga menyediakan paket khusus dengan harga sesuai pesanan. Paket khusus ini dikemas dalam bentuk oleh-oleh untuk tamu dari dalam dan luar provinsi Jambi bahkan sering dari luar negerei, antara lain seperti tamu asing dari Australia, Belanda, Jerman, dan banyak lagi yang lainnya. Oleh karena itu, dendeng batokok dinobatkan sebagai Makanan khas tradisional Jambi sekaligus sebagai produk unggulan daerah yang patut kita
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
banggakan.Namun sangat disayangkan justru produk unggulan yang terkenal di Jambi dan dijadikan oleh-oleh bagi tamu malah produk Pempek yang secara nyata telahdiklaim sebagai produk unggulan khas Palembang.Keabsuran ini baik langsung maupun tidak langsung telah mengaburkan identitas dan khas Jambi yang sesungguhnya. Padahal identitas daerah adalah budaya kreatif yang mencerminkan karya cipta dan seni yang menyatu dengan kultur tradisional serta menggambarkan kepribadian (personaliti) masyarakat Melayu Jambi. Dalam sebuah pepatah lama disebutkan “biar lambat asal selamat”, sesuai dengan perkembangan zaman, pada era global ini suka tidak suka produk unggulan daerah akan ikut berkompetisi dengan produk daerah lain, bahkan produk luar. Kondisi seperti ini telah mendorong semakin pentingnya upaya perlindungan terhadap karya cipta anak negeri, apalagi produk yang mampu mengangkat prestise daerah. Istilah lambat pada konteks ini, bisa saja terjadi justru malah orang lain yang terlebih dahulu mempublikasikan dan bahkan mempatenkannya atas dirinya sendiri. C. Gelamai Perentak Perentak adalah nama sebuah desa yang terdapat di Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin. Untuk sampai ke Desa Perentak ini dapat di tempuh melalui jalur transportasi darat dengan jarak tempuh lebih kurang350 KM dari Pusat Kota Jambi. Kalau berdasarkan rute wisata, ke kabupaten Kerinci otomatisakan melewati Desa Perentak ini. Desa ini adalah desa yang sangat popular dengan kemampuan masyarakatnya membuat Gelamai. Istilah gelamai adalah istilah yang biasa dipergunakan oleh masyarakat daerah setempat yang sama artinya dengan dodol. Pembuatan Gelamai awalnya merupakan tradisi sosial budaya masyarakat ketika menyambut hari lebaran. Sehingga saat mendekati hari lebaran (-H 15) masyarakat mulai disibukkan dengan masak-memasak gelamai. Pengolahannya secara tradisional dilakukan secara bergilir (bantu membantu) diantara kelompok keluarga. Secara emosional ada rasa malu apabila ada salah satu keluarga yang tidak ikut masak gelamai. Karena asumsinya bisa jadi dianggap tidak mampu. Melalui tradisi yang berulang-ulang inilah yang telah mendorong masyarakat untuk melakukan inovasi dalam upaya meningkatkan citarasa dan aneka produk gelamai.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Keistimewaan gelamai perentak ini tidak hanya terletak pada citarasanya saja, tetapi juga khas kemasan yang terbuat dari anyaman pandan yang cukup menarik dijadikan oleh-oleh.Selain itu kepada penggemar juga disediakan aneka rasa gelamai yang diolah dan dicampur dengan potensi komoditi lokal yang terdapat di Kecamatan Sungai Manau, seperti gelamai rasa durian, rasa kacang, rasa buahbuahan dan rasa biasa atau tanpa campuran. Kebutuhan akan gelamai sangat tergantung dengan permintaan masyarakat. Biasanya lonjakan permintaan cenderung 2 kali lipat lebih besar menjelang lebaran. Sementara harga penawaran bervariasi, Rp. 25.000,- untuk ukuran besar, Rp. 16.000,- untuk ukuran sedang, dan Rp. 10.000,- untuk ukuran kecil. D. DODOL KENTANG KERINCIDAN DODOL NENAS TANGKIT Dodol Kentang Kerinci adalah salah satu produk unggulan jenis makanan yang sangat kita banggakan. Usaha dodol kentang ini mulai dirintis pada tahun 1990 atas prakarsa Pemerintah Kabupaten Kerinci melalui Dinas Perindustrian yang secara aktif memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang cara pembuatan dodol. Namun ketika itu, secara kualitas produk dodol kentang kerinci masih jauh ketinggalan apabila dibandingkan dengan produk dodol kentang produksi perajin Garut.meskipun, bahan baku olahan dodol kentang Garut berasal dari kentang Kerinci.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Pada tahun 2003, upaya ini membuahkan hasil. Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perindustrian dan Balitbangda menyediakan anggaran untuk memagangkan 6 orang perajin, masing-masing 4 orang perajin dodol kentang Kerinci dan 2 orang perajin dodol nenas tangkit. 6 orang perajin ini dikoordinir oleh Harmen Rusdi selaku Ketua Rombongan.Berkat kemauan yang kuat ditambah rasa ingin tahu para perajin, sehingga program magang ini tergolong sangat berhasil.Dalam tempo satu bulan saja setelah magang, perajin dodol kentang Kerinci dan perajin dodol nenas tangkit mampu meningkatkan kualitas dan citarasa dodol. Berdasarkan hasil uji produk yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian Drs. Dadang Danuraswo dapat disimpulkan bahwa citarasa baik dodol kentang Kerinci maupun dodol nenas produksi Tangkit tidak kalah citarasanya apabila dibandingkan dengan dodol yang sama produksi Garut.
Kendatipun perajin dodol berhasil meningkatkan kualitas dan citarasa produk, namun masih dihadapkan dengan kendala dan permasalahan yang menyangkut soal daya tahan produk.Solusinya adalah dodol harus dikemas (dibungkus) dengan kertas berminyak dan berlogo seperti dodol Garut. Untuk memenuhi kebutuhan akan kemasan dan kertas pembungkus para perajin dodol terpaksa mengorderkannya ke perajin kertas dodol dan kemasan di Kota Bandung. Berdasarkan kondisi inilah kiranya pihak Pemerintah Provinsi Jambi perlu mengupayakan tersedianya usaha yang bergerak di bidang kemasan dan kertas pembungkus berminyak di Kota Jambi.Upaya ini perlu dikaji lebih lanjut karena bisa saja peran inidilaksanakan oleh Dekranasda Provinsi Jambi.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Lain pula halnya permasalahan yang tengah dihadapi oleh perajin nenas dan nenas goreng dari Desa Home Industri Tangkit Baru, Kabupaten Muaro Jambi.Dari hasil identifikasi Tim HKI Balitbangda Provinsi Jambi diperoleh informasi dan data bahwa produk dodol nenas dan nenas goring tangkit terkendala dengan soal kemasan.Diakui salah seorang perajin Tulimario, produk dengan kemasan lokal tangkit tidak mendapat pasaran yang baik di luar negeri. Peristiwa ini berbuntut panjang yang sama sekali merugikan Provinsi Jambi, karena kepada pihak perajin hanya diminta mensuplai produk dalam bentuk curahan. Sedangkan kemasan dibuat oleh salah seorang pengusaha di Riau. Sehingga di Malaysia dan Singapura, dodol nenas tangkit diproduksi atas nama Provinsi Riau. Oleh karena itu, parallel dengan program ekonomi kreatif maka sudah saatnya kebutuhan terhadap kemasan yang berbasis seni dan desain grafis yang berkualitas, menarik dan berdaya saing diupayakan di Provinsi Jambi. Dengan demikian fokus kita semestinya lebih terarah kepada produk unggulan yang berbasis bahan baku lokal ketimbang terlalu latah dengan produk daerah lain untuk dikembangkan di Jambi padahal potensi bahan bakunya tidak tersedia banyak. (HR) E.
Kue Pedamaran Kue pedamaran adalah salah satu kue khas Jambi. Selain pedamaran masih ada jenis kue lain yang tergolong khas Jambi yaitu kue gandus dan kue srikaya muso. Ketiga jenis kue ini telah ada di Jambi sejak ratusan tahun yang lalu. Oleh karena itu kue pedamaran adalah kue yang sudah menyatu dengan norma tradisional kesatuan adat melayu Jambi. Keberadaan kue ini tidak pernah akan luput dari generasi ke generasi. Populeritasnya pun hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Jambi.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Pada pesta perhelatan bahkan acara resmi pemerintah, kue ini dihidangkan kepada para tamu sebagai salah satu menu favorit yang sangat dibanggakan.Seolaholah terkesan bukan orang Jambi namanya kalau tidak kenal dengan citarasa kue pedamaran. Dilihat pada jenisnya kue ini tergolong jenis kue basah dan menggunakan bahan baku yang sangat sederhana. Wadah pembungkus yang disemat bersegi empat terbuat dari daun pisang.Sedangkan isi kue adalah campuran tepung beras, santan kelapa, sari daun pandan, garam, dan gula aren. Rasa enaknya akan lebih terasa apabila gula yang terdapat di dalam adonan tepung beras menggunakan gula aren produksi Desa Setiris Kabupaten Muaro Jambi. Selain pedamaran kue gandus adalah juga kue yang sangat terkenal dan bercirikan khas Jambi.Kue ini terbuat dari tepung beras, terigu, santan dengan komposisi bumbu seperti bawang putih, cabe, dan taburan udang, ebi, ayam, dan abon sebagai hiasan dan penyedap rasa. F.
KUE KETAN KANCUNG BRUK Kue ketan kancung bruk adalah produk makanan tradisional yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Istilah kancung bruk adalah penamaan yang diberikan oleh masyarakat Lempur sebagai salah satu desa penghasil jenis tanaman yang kita kenal dengan nama kantong semar (nepenthes ampullaria). Tanamanini adalah jenis tanaman yang hidup secara merambat pada kawasan hutan rawa yang terdapat di Provinsi Jambi.Pembudidayaan tanaman ini dapat dikembangkan melalui batang yang ditumbuhi akar.Tanaman ini termasuk dalam familiamonotipik yang terdiri dari 80 spesies baik yang alami maupun hibrida.Jenis ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis.Meliputi Negara Indonesia. Namun, habitat jenis spesies terbanyak ialah di Pulau Sumatra.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Pada umumnyanepenthes ampullariamemiliki tiga macam bentuk kantong yang mirip dengan sebuah perangkap yang dapat memangsa serangga atau semut. Pada bagian atas kantong biasanya berbentuk corong atau silinder dengan bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilitranting tanaman lain.
Melihatbentuknyayang unik, sekilas mirip seperti seekor monyet duduk, oleh masyarakat dinamai dengan sebutan Kancung Bruk.Pengertian kancung dalam bahasa daerah adalah sinonim dari pada wadah tampungan air. Dikalangan masyarakat tempo dulu, biasanya kancung terbuat dari buluh betung yang fungsinya sama dengan ember atau derigen. Sedangkan Bruk adalah sinonim dari pada monyet. Adapula pendapat lain yang mengatakan istilah bruk erat kaitannya dengan kecenderungan monyet mengkonsumsi air hujan yang terdapat di dalam kantong semar tersebut. Khusus bagi kalangan ibu rumah tangga penggemar tanaman hias, karena bentuknya yang unik maka tanaman jenis nepenthes ampullariaini telah dikembangkan pula mejadi tanaman hias yang ditanam pada pot-pot bunga dan diberi tiang atau pancang tempat melilitnya tanaman ini. Terlepas dari apapun istilahnya, namun yang patut kita hargai adalah karya cipta sebagai buah pikir kreatifitas masyarakat yang telah mampu memanfaatkan kancung bruk tersebut untuk wadah kue ketan. Kue ketan kancung bruk ini memiliki
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
citarasa yang sangat enak dan gurih apabila dibandingkan dengan lemang yang berbahan baku sama yaitu campuran ketan putih dengan santan kelapa. Perbedaannya terletak pada wadah tempat memasak, karena lemang dimasak dalam wadah dari ruas buluh.Selain rasanya enak, kue ketan kancung bruk ini berbentuk sangat unik. Khusus bagi yang belum pernah mencicipinya, dan ketika ingin mencoba terkesan agak bingung dan ragu-ragu tentang tata cara mengkonsumsinya. Bahkan ada diantara mereka yang langsung mengkonsumsi tanpa mengupas (mengkocek) terlebih dahulu kulit kancung bruk yang menempel dan membungkus kue ketan tersebut. Dari hasil identifikasi Tim HKI di lapangan, ternyatakue ketan kancung bruk adalahsalah satujenis makanan yang sangat terkenal, unik dan favorit pada acaraacara resepsi dan acara penting lainnya. Kue ketan kancung bruk ini akan menjadi sempurna citarasanya apabila dikonsumsi denganadonansari kaya yang terbuat dari campuran agar-agar, vanili, dasmani, dan gula aren. Seperti yang dituturkan oleh salah seorang perajin Hj. Yuliarni, kue ketan kancung bruk adalah kue yang menggunakan bahan baku ketan putih di campur santan kelapa sedikit dibumbui garam. Beras ketan yang telah dicuci dan dibersihkan dengan air, dimasukkan ke dalam kancung bruk sesuai dengan volume besar wadahnya.Setelah itu diberisantankelapa yang telah dibumbui garam secukupnya, lalu dikukus di perapian. Dalamwaktu lebih kurang 1 jam masa pengukusan, sehingga santan kelapa akan berproses dan larut secara merata dengan beras ketan. Setelah menunggu beberapa menitkemudian kue ketan kancung bruk ini siap untuk dihidangkan. Pertanyaannya sekarang, mungkinkah kue ketan kancung bruk ini dapatdi jadikan salahsatu potensi unggulan daerah Jambi dengankarakteristik yang khas dan unik serta tidak terdapat produk yang sama di daerah lain. (HR)
G.
SERBUK DAUN KAWO (SDK)
Serbuk DaunKawo (SDK) adalah istilah yang sudah populer di kalangan masyarakat di Provinsi Jambi. Istilah ini diangkat dari bahasa daerah yang maksudnya, serbuk daun kopi muda (tunas kopi) yang diolah dengan metode pengeringan dan pemanasan atau perapian. Komoditi ini telah ada jauh sebelum Belanda menduduki Jambi.Oleh kalangan Belanda ketika itu diberi istilah “Melayu Kopi Daun”.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Wilayah Provinsi Jambi, antara lain seperti Sarolangun, Merangin dan Kerinci yang berada pada ketinggian 1000-1200 meter diatas permukaan laut dengan iklim dingin, tanah subur dan sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi. Seperti kita ketahui kopi adalah primadona komoditi ekspor Provinsi Jambi setelah kayu manis, teh, tembakau dan cengkeh. Pada mulanya tunas kopi yang menempel pada batang dan harus dibuang karena dapat mempengaruhi pertumbuhan, volume buah, dan kualitas biji kopi, malah dianggap sebagai limbah tanaman kopi. Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap serbuk teh kayu aro yg diproduksi oleh perusahaan Belanda ketika itu, tidak memenuhi kebutuhan masyarakat karena produksiteh kayu aro adalah komoditi total ekspor. Dari sinilah mulanya masyarakat berinisiatif, mencari alternatif pengganti serbuk teh, sehinggadaun-daun kopi inilah yang oleh masyarakat diolah menjadi serbuk daun kawo.
Secara ekonomis SDK apabila dikelola dengan baik dapatmendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan.Hal ini telah dibuktikan oleh salah seorang pelopor Harmen Rusdi tahun 2004 – 2007, ternyata SDK bisa diolah menjadi aneka produk minuman yang cita rasanya tidak kalah dengan mutu teh kayu aro antara lain ; daun kawo pasa, daun kawo telur tambah madu, daun kawo es. Cita rasa produk minuman tersebut menjadi khas apabila sedikit dibumbui cita rasa kayu manis. Sementara cita rasa asli SDK mestipengolahannya dengan metode tradisional. Air panas mendidih90 derajat Celsius diaduk atau dicampur dengan SDK secukupnya kemudian dimasukkan ke dalam tabung buluh (baca : bambu) dan ditutupi dengan ijuk enau. Setelah 2jam kemudian barulah minuman tersebut siap disajikan. Rasa khas tradisionalnya akan lebih terasa apa bila dinikmati dalam
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
wadahyang terbuat dari tempurung (batok kelapa). Dari hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa SDK dianggap minuman yang unik. Untuk itu kelestariannya masih dipertahankan, khususnyakalangan tua-tua dipedesaan. Berdasarkan komposisi umur distribusinya adalah 50-80 tahun keatas. Indikasi ini menunjukkan bahwa SDK adalah minuman kesehatan yang memiliki khasiat sangat tinggidan mampu mengurangi gejala reumatik, asam urat dan menghilangkan ketergantungan terhadap kopi, khusus bagi penderita hipertensi. Pengakuan awam masyarakat tersebut, selanjutnya diperkuat oleh pernyataan ilmuwan korea selatan. Disebutkannya, bahwaSDK mengandung zat anti bodi yang mampu menetralisir kadar racun kimia dalam tubuh manusia yang cenderung membuat orang sakit (perlu diteliti lebih lanjut). Kalau kita hubungkan dua pendapat tersebut diatas bisajadi bahwa SDK sebagai variabel yang menunjukkan kecenderungan berbadan sehat dan berumur panjang khusus bagi masyarakat yang secara kontinu mengkonsumsi SDK. Oleh karena itu SDK disamping sebagai komoditi trend unggulan Jambi, juga dapat dikategorikan sebagai indikasi geografis yang mestidilindungi oleh pemerintah daerah. (HR) H. Susu Bubuk Kedelai Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyaknabati dunia.Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Kedelai yang dibudidayakan adalah Glycine max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman budidaya daerah Asia subtropik sepertiCina dan Jepang.Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia tropik.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Kedelai adalah tumbuhan yang peka terhadap pencahayaan. Dalam pencahayaan agak rendah batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti tanaman merambat. Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah 'Ringgit', 'Orba', 'Lokon', 'Davros', dan 'Wilis'. 'Edamame' adalah kultivar kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.
Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang).Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panenpadi.Pengerjaan tanah biasanya minimal.Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20-30cm. Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat nitrogenBradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman.Penugalan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua.Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya. Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Cina.Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia. Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak. KHASIAT BUBUK KEDELAI
Komposisi Susu Bubuk Kedelai Mawar terdiri dari kacang kedelai, kacang hijau, gula, cengkeh, adas, kulit kayu manis, jahe dan kapulaga. Khasiat Susu Bubuk Kedelai Mawar adalah: Protein yang berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan sel yang rusak, penambah imunitas tubuh. Protein pada kedelai dan kacang hijau tersusun sejumlah asam amino (lesifin/HDL, arginin dan glisin merupakan hormon insulin, treonin, triptofan, penilalanin), arginin dan glisin merupakan komponen hormon insulin dan glukogen oleh kelenjer dalam tubuh kita. Lemak nabati sangat baik untuk tubuh manusia, Karbohidrat sumber energi tenaga dalam tubuh, Serat/Fiber, berguna untuk pencernaan dalam tubuh. Vitamin A pada biji kedelai atau kacang hijau merupakan bahan dasar yang membantu kelancaran fungsi organ penglihatan, Vitamin B1 sering disebut tianin yang berperan dalam tubuh untuk menghasilkan energi, Vitamin B2 (flavin) merupak frigmen yang
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
banyak terdapat dalam susu kedelai kacang hijau, Vitamin E melancarkan proses produksi, proses menstruasi, mencegah impotensi, keguguran dan penyakit jantungkardiovaskuler, meningkatkan produksi air susu bagi ibu-ibu hamil dapat sebagi antioksidan bila rajin mengkonsumsi antioksidan akan membantu terlihat lebih muda. Mineral berfungsi menambah kekuatan struktur tulang, gigi, kuku dan dapat menambah daya tahan tubuh terhadap gangguan penyakit. Mineral yang terdapat dalam kedelai atau kacang hijau berfungsi dalam proses reproduksi pertumbuhan tulang menuju dewasa. Dalam biji kedelai atau kacang hijau zat hijau daun yang terdapat pada tanaman kacang kedelai dan kacang hijau biasanya memiliki ciri khas, mengeluarkan bau tertentu suatu tanda mampu mencegah timbulnya berbagai penyakit, melancarkan metabolisme, melancarkan pencernaan, nutrisi lengkap, meningkatkan sistem imunitas, memperkuat struktur matrik jantung, menstabilkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol darah, menstabilkan kadar gula darah, mencegah obesitas, mencegah penyakit ginjal, mengurangi gejala jantung koroner (kardiovaskuler) mengurangi gejala stroke, mengurangi gejal rematik dan asam urat, mungarangi maag, meningkatkan semangat seksual, mengurangi rasa lelah dan lesu, memperlambat penuaan sel, mencegah tumbuhnya kanker, terutama prostate, menambah daya ingat dengan meningkatkan fungsi kognitif, mengurangi sesak nafas atau asma meningkatkan semangat kerja. Kalsium adalah salah satu mineral yang berguna bagi tubuh manusia 99% dan 1% dialirkan pada selaput cair, fungsi kalsium merupakan mineral yang sangat penting pengaruhnya neoratrans mitter, peredaran darah dan fungsi otot urut, membantu meningkatkan kekuatan pada tulang, mencegah tulang keropos (osteoporisis) membantu peredaran darah secara normal, meredakan nyeri persendian pada tubuh kita. Cengkeh mengurangi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik, campak, Adas berkhasiat sebagai anti inflamasi, korminatif, diuretik, anti mikroba. Kulit Kayumanis dapat mencegah sakit perut, kembung, sakit kepala, kelelahan, kelebihan berat badan, menurunkan kolesterol, influenza.Jahe dapat mengurangi rasa mual, asma, batuk dan rasa nyeri yang hebat dan mendadak, mengatasi jantung berdebar-debar, gangguan pencernaan, nafsu makan menurun dan rematik. Kalpulaga mencegah keropos tulang dan batuk.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
I. Tungkal Luwak Coffee( T L C )
Kopi Luwak adalah kopi pilihan yang telah dipilih dan dimakan oleh luwak (Musang) yang hidup di perkebunan kopi.Luwak memilih berdasarkan nalurinya terutama biji kopi yang telah benar-benar matang dipohon.Dengan kata lain luwak telah melakukan seleksi alami. Para petani kopi mencari dan mengumpulkan kopi luwak ini untuk kemudian dicuci lalu dijemur hingga kering. Perkebunan kopi ini terdapat di kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dengan topografi dataran rendah dimana Kopi Varietas Excelsa dapat tumbuh dengan baik. Terdapat lebih dari 600 Ha perkebunan kopi rakyat dengan produksi lebih dari 600 ton pertahun kopi biji dan hanya 1% yang diperoleh kopi luwak atau setara dengan 3 ton green beans pertahun.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Kopi Luwak dan Keistimewaan Proses pengolahan kopi luwak sama dengan pengolahan kopi umumnya. Perbedaannya hanya pada proses fermentasi, dimana proses fermentasi ini yang digantikan oleh luwak. Di dalam perut luwak terjadi proses fermentasi alami dimana biji kopi tercampur dengan enzim–enzim yang ada dalam perut luwak. Suhu didalam perut Luwak mencapai > 26ºC. Proses pencampuran enzim ini berlangsung selama lebih dari 2 hingga12 jam. Karena itu, proses fermentasi biji kopi menjadi sempurna. Keistimewaan ini menghasilkan aroma dan cita rasa kopi luwak yang enak dan khas.Dari proses monogastrik itu tercipta cita rasa kopi yang enak. Kopi luwak sangat sehat untuk dikonsumsi, Dengan suhu penyangraian mencapai 180– 230 derajat celsius, maka bakteri yang ada pada biji kopi luwak dipastikan mati, Kopi luwak memang memiliki keistimewaan dibanding jenis kopi yang lain. Selain bijinya yang berkualitas karena telah terseleksi alami oleh luwak, proses fermentasi di dalam pencernaan binatang ini menjadikannya semakin sempurna. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan fatwa halal atas biji kopi luwak.Hanya saja, kopi luwak yang boleh dikonsumsi harus melalui proses penyucian terlebih dulu sehingga terbebas dari najis. MUI berpendapat biji kopi yang dikeluarkan bersama kotoran luwak disebut mutanajis.Namun jenis najisnya mutawassithah (najis biasa) sehingga cukup dibersihkan dengan air untuk menjadikannya suci dan halal dikonsumsi. Umumnya, kopi bubuk yang beredar sudah melalui proses pencucian sehingga hukumnya halal. Selain itu sepanjang biji kopi masih utuh, keras, bisa tumbuh apabila ditanam dan sudah dicuci, maka biji kopi tersebut halal.
Varietas dan Pengolahan
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Varietas kopi luwak yang diolah adalah dari Varietas EXCELCA yang tumbuh di daerah dataran rendah, dimana pada topografi seperti ini kopi excelca dapat tumbuh dengan baik Proses Produksi dan Kapasitas Produksi Untuk mendapatkan kopi luwak dengan cita rasa khas, proses produksi dilakukan dengan urutas proses sebagai berikut ;
a. Rawbeans Kopi Luwak dicuci hingga bersih lalu ditiriskan dan kemudian dijemur matahari. b. Kopi yang telah kering kemudian digiling kulit kerasnya untuk dijadikan kopi beras (Greenbeans) c. Kopi Beras disortir dengan membuang Biji Pecah, Biji Hitam dan Biji Kecil. d. Kopi yang telah sortir dicuci bersih kembali dan dijemur pada panas matahari hingga kadar air 10%. dan siap untuk disangrai. e. Kopi disangrai dengan alat sangrai otomatis hingga matang (Light Roast, Medium Roast atau Dark Roasted). Dengan suhu penyangraian mencapai 180– 230 derajat celsius, maka bakteri yang ada pada biji kopi luwak dipastikan mati, f. Kopi yang telah disangrai kemudian digiling halus menjadi bubuk. g. Kopi yang sudah digiling kemudian dikemas dalam kemasan Aluminium Foil yang kedap udara dengan ukuran 100 gram. h. Kopi siap dipasarkan. SARAN PENYAJIAN. Dalam meyajikan kopi yang nikmat diperoleh dengan proses sebagai berikut : 1. 2.
Perbandingan Kopi dan air adalah 15 gram kopi untuk 200 ml air. Tuangkan 15gram Kopi Luwak didalam gelas ukuran 250 ml.
3.
Tuangkan 100 ml (separoh gelas) air panas kedalam gelas, lalu aduk hinmgga rata. Hal ini dilakukan untuk memberi ruang kepada bubuk kopi untuk mengeluarkan aroma dan rasa dengan lebih baik
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
4. 5. 6.
Kemudian tambahkan kemali air panas secukupnya. Tutup gelas dan biarkan selama 2 hingga 3 menit. ( Gelas tidak harus penuh ) Tambahkan gula (sesuai selera.) Tambahkan Kremer ( sesuai selera.)
J. KACANG TOJIN
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Produk Kacang Tojin dikalangan penggemar seringkali disebut dengan nama Kacang Kerinci. Sebutan ini muncul karena produk kacang tojin tersebut selain unik juga gurih dan harum. Awalnya bermula dengan rasa ingin tahu lalu mencoba mencicipinya, uniknya citarasa gurih yang melekat pada kacang tojin ini membuat semakin lama terasa enak dilidah dan tanpa sadar telah menghabiskan satu bungkus yang berukuran 250 gram. Rasa ingin tahu dipicu karena bahan bakunya adalah kacang putih yaitu sejenis dengan kacang merah atau kacang es. Keunggulan produk ini terletak pada keunikan bahan baku, metode pembuatan, rasa gurih, harum, beraroma bawang dan daun seledri. Rasa gurih dan empuk menunjukkan keterampilan dalam pengolahannya dan kejelian dalam memilih bahan baku. Dengan demikian, meskipun bahan bakunya sama tetapi metode pengolahannya berbeda, maka hasilnya akan berbeda pula. Salah satu contohnya adalah produk kacang tojin yang tidak rapuh atau terkesan agak keras ketika dikunyah.
Nelvira salah seorang pengrajin kacang tojin menuturkan bahwa pembuatan produk kacang tojin diawali dengan pemilihan bahan baku yang berkualitas. Bahan baku kacang tojin sebaiknya yang baru saja dipanen dan umur tanam yang cukup, yaitu lebih kurang 100 hari hitungan kalender mulai dari penugalan hingga panen. Kacang putih selanjutnya direndam dengan air lebih kurang selama 5 jam, lalu dikupas (dikocek). Setelah kulit kacang dikupas lalu dibersihkan dan digoreng sedikit-sedikit dengan minyak kelapa yang cukup banyak. Kemudian setelah kacang matang, lalu ditebarkan diatas kertas Koran, tujuannya adalah agar kadar minyak yang menempel pada kacang akan berkurang. Oleh karena produk ini sangat unik, bercitarasa enak, rapuh, dan gurih serta tidak diproduksi di tempat lain, maka kacangtojin khas Kerinci dapat dinobatkansebagai produk unggulan daerah Jambi. Semoga….. (HR)
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
K. SIRUP BUAH PEDADA Buah pedada dalam bahasa latinya disebut sonneratia caseolaris. Menurut jenisnya buah ini tergolong jenis Mangrove, karena merupakan komunitas tanaman yang tumbuh pada daerah payaou atau rawa-rawa. Secara ekologi tanaman ini juga berfungsi sebagai pohon pelindung disepanjang garis pantai dan sekaligus berfungsi sebagai habitat bagi hewan-hewan disepanjang perairan. Di Provinsi Jambi jenis tanaman ini hanya terdapat diwilayah perairan pantai Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Kedua wilayah ini dikatagorikan sebagai kabupaten yang memiliki potensi kawasan pantai yang sangat menarik. Secara geografis kawasan ini berada pada persimpangan jalur perdagangan Internasional yang disebut SIJORI. Pada mulanya buah pedada ini tidak dipedulikan masyarakat karena cita rasanya asam. Melihat potensi buah yang cukup besar, oleh Dinas Perindustrian Tanjung Jabung Barat dilakukan ujicoba pengolahan buah pidada menjadi bahan baku sirup. Upaya ini mebuahkan hasil karena sirup buah pedada sudah banyak diproduksi oleh home industry dan saat ini telah menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Tangjung Jabung Barat. Sementara prospek pasar produk ini sangat terbuka lebar dan untuk mendapatkannya tidak perlu bersusah payah ke Tanjung Jabung Barat karena telah dipasarkan secara luas di Supermarket dan Swalayan. Pengolahan buah pedada sebagai bahan baku campuran sirup diolah dengan metode yang sangat sederhana. Buah biji yang telah dipetik diolah dengan cara pemisahan antara daging biji, kelopak dan kulit. Daging dan biji yang telah dipisahkan, selanjutnya agar lebih muda di blender mesti dicampur dengan sedikit air agar adonan menjadi halus dan lumat. Kemudian lalu disaring agar ampas buah dapat dipisahkan dengan saribuah atau bubur buah dan ditambah gula dan air secukupnya. Adonan yang telah sempurna diaduk selanjutnya dipanaskan dengan suhu 102°C selama ± 15
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
menit sampai mengental. Setelah larutan dingin barulah dituangkan kedalam botol kemasan.
Selain sebagai bahan baku sirup, buah pedada juga memiliki banyak manfaat antara lain yaitu: 1. Rasa asam yang terkandung dalam buah pedada muda dapat digunakan bahan pembuatan cuka
untuk
2. Kayu dari pohon pedada bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan sebagai kayu bakar 3. Akar nafas pohon ini dapat digunakan untuk gabus dan tutup botol 4. Daun muda pedada dapat dimakan sebagai lalapan 5. Ekstrak buah pedada bermanfaat untuk menghambat pendarahan 6. Secara tradisional ekstrak buah pedada dapat digunakan sebagai antiseptik dan mengobati keseleo.
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
2.4. Produk Makanan Dan Minuman Yang Sudah Terdaftar
Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) secara gradual terus berupaya melindungi produk unggulan daerah. Program ini dimaksudkan agar tercipta kenyamanan dalam berusaha serta memicu pertumbuhan sektor industry kecil sebagai salah satu pendorong pembangunan daerah berbasis ekonomi kerakyatan. Kebijakan ini merupakan inplenmentasi dari program proritas prorakyat Jambi Emas 2015, yaitu mengurangi tingkat pengangguran dengan memberikan fasilitas perlindungan usaha dan suntikan modal bagi seribu UMKM setiap tahunnya. Upaya perlindungan untuk pelaku usaha yang telah difasilitasi oleh pemerintah provinsi dalam kurun waktu dua tahun anggaran APBD telah melindungi bebrapa produk unggulan Daerah Jambi. Berikut ini produk yang telah dilindungi dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini :
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
Tabel 2.6 Produk Makanan Dan Minuman Yang Sudah Terdaptar, Tahun 2012 Barang/Jasa Pelaku No Nama Merek Usaha 1 Yusra Rambutan NN 2 Masagena goreng NN 3 Sarolangun Emas Nanas Selai A.Rahman HT 4 B 12 Goreng Bejo Maksum 5 Jam Gento Beras Syaihu 6 Duku Manis Beras Ahmad Fauzi 7 Buah Nipah Beras Dahlan AR 8 Sampan Wangi Beras Sapani 9 Limo Kelapo Beras Abd. Sahid 10 Muncul Pulen Beras Jailani 11 KS Pohon Kelapa Beras Kasrun 12 Kincir Berkualitas Beras M. Luardin 13 TS Tigo Sari Beras Tukiman 14 Candi Muaro Jambi Beras Wagiman 15 Gadis Kincai Beras Edi Setia, W 16 Ikan Semah Beras Yuspet Halim 17 Jam Jay Beras Herman Darlin Beras Makanan Sumber: Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi 2011
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
TABEL 2.5. PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN UNGGULAN DAERAH JAMBI YANG BELUM TERDAFTAR TAHUN 2012
No
Nama Merek
Jenis Barang/jasa
Pelaku Usaha
Asal Produk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Peka Senaning Jaya Berti Ubi Melati Pass Endang Mulyana Suryani Sri Wahyuni Sri Asmuntaria Darneti Darna Juita Samsidar Madu Sepucuk Nipah Kerupuk Pari Kipas Komaria Komaria Al-Akhmar Buana Putra Selai Pisang Dodol Tempurung Keripik Pisang Kue Pelintir
Produk Kripik Tempe Produk Sale Ikan Patin Produk Rengginang Produk Kripik Tahu Produk Sale Pisang Kerupuk Kayu Api Instant Mahkota Dewa Dodol Kedelai Virgin Coconut Oil Kripik Pisang Anyaman Pandan Madu Bakau Makanan Kerupuk Udang Stick Udang Sirup Pedada Kopi Luwak Bubuk
Rukini Dahlan. AR Yuyun Rosilawati Robiatun Endang Mulyana Suryani Sri Wahyuni Sri Asmuntaria Darneti Darna Juita Samsidar A.Rivai Arjas NN Komaria Komaria Al-Akhmar Any Wilastri Sarjinah Zulhadis NN NN NN
Batanghari Batanghari Batanghari Batanghari Batanghari Tanjabtim Tanjabtim Tanjabtim Tanjabtim Tanjabtim Tanjabtim Tanjabtim Tanjabtim Tanjab Barat Tanjab Barat Tanjab Barat Tanjab Barat Bungo Sarolangun Tebo Tebo Tebo Tebo Merangin
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Ting Ting Jahe Selai Pisang NN Merangin Keripik Tempe Dodol Tempurung NN Kerinci Keripik Pisang Makanan NN Kerinci Gelamai Makanan Etti Ermita Kerinci Perentak Makanan Desmiyenti, Kerinci Putri Pancuran Makanan S.Pd Tujuh Makanan Suriati Kerinci Dendeng Makanan Lisni Dani,SE Kerinci Batokok Dodol Kentang Kerinci Sirup Kayu Manis Makanan (Lauk) Susman Kerinci Salsabila Risky Sirup Kayu Manis Helmia Dewi Kerinci Pratama Cassiavera Nurlaini Kota Sei Usaha Kopi Safriana Penuh Perdana Kopi Basniar Lempur Putri Kembar Dodol Kentang Jusna Muaro Jambi Absani Mandiri Dodol Kentang Hj. Yuliarni Muaro Jambi Putri Kerinci Dodol Kentang Huzaimah Muaro Jambi Karya Mandiri Dodol Kentang Komarika Muaro Jambi Kacang Tojin Makanan Komarika Muaro Jambi Kue Ketan Makanan Komarika Kota Jambi Kancung Bruk Makanan Komarika Rempeyek Makanan E&D Kuping Kancil Makanan Kue Kembang Makanan Goyang Makanan Kerupuk Pangsit Makanan Emping Melinjo Rempeyek Harapan Baru Moza Snack Sumber: Dinas Perindag Provinsi dan Kab/Kota Provinsi Jambi 2012
GRAFIK PRODUK MINUMAN YANG
GRAFIK PRODUK MAKANAN YANG
Sentra HaKI Balitbangda Provinsi Jambi
SUDAH DAN BELUM TERDAFTAR
SUDAH DAN BELUM TERDAFTAR
2.4. PRODUK KERAJINAN DAN UNGGULAN LAINNYA A. Ukiran Kayu Pulau Betung
Produk olahan ukuran kayu betung siap dipasarkan (Foto:doc.Balitbangda Prov.Jambi)
Pusat Kerajinan Ukiran Kayu Desa Pulau Betung merupakan sentra perajin ukiran kayu terbesar di Provinsi Jambi yang memang lebih dikenal dengan hasil hutannya.Di ini seni ukiran kayu dengan berbagai motif pada awalnya digagas oleh salah seorang penduduk yang bernama Sopar di tahun 1990.Sopar kemudian mengajak belasan perajin lainnya untuk memproduksi berbagai kreasi meubel dan hiasan berupa miniatur hewan, dll.Hingga kini ada tiga kios ukiran yang masih aktif berproduksi. Saat berkunjung ke sentra kerajinan ukir Desa Pulau Betung, ada beberapa kegiatan menarik yang bisa dilakukan, selain berbelanja hasil karya para perajin yang siap jual, pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pengerjaan ukiran kayu oleh tangan-tangan terampil perajin yang bekerja di bawah rumah
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
panggung pak Sulaiman (salah satu pemilik kios ukiran kayu). Pusat Kerajinan Ukiran Kayu Desa Pulau Betung terletak di kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, 24 km dari Kota Jambi, tepatnya di sepanjang jalan Desa Pulau Betung, jalan raya menuju kota Muara Bulian. Bahan baku ukir kayu ini kebanyakan berasal dari kayu jenis Rengas, Tembesu, dan sungkai. Untuk kayu Rengas, jenis ini dalam habitat aslinya memiliki sifat sangat gatal dan dapat menyebabkan kulit melepuh. Sekali menyenggol pohon Rengas, maka akan timbul hawa panas dan gatal luar biasa. Penduduk Pulau Betung mengolah kayu ini dengan cara membakarnya terlebih dahulu agar getahnya yang beracun dapat hilang, sehingga kayunya bisa ditebang dan diolah. Bahan baku kayu ukir ini diperoleh para perajin dari hutan kecamatan Pemayung dan sekitarnya. Saat ini kelangkaan bahan mulai dirasakan perajin sebagai salah satu kendala produksi. Kayu-kayu ini didapatkan perajin berupa bonggol-bonggol kayu di hutan, dan untuk beberapa keperluan, terkadang perajin menebang pohon. Produk ukiran yang dihasilkan antara lain asbak, benda hias/pajangan, patung, guci, meja sudut, kursi/meja tamu, kursi/meja makan, kursi/meja taman, dan lain sebagainya. Dan motif-motif ukiran yang dikembangkan para perajin antara lain adalah motif Naga, Ikan, kuda, harimau, bunga, kol, perahu, polkadot, motif bulatan dll.
Ukiran kayu yang siap jual ini selanjutnya dipasarkan dengan segmen yang cukup luas, baik dalam provinsi, luar provinsi (PRJ/Jakarta, Padang, Palembang, Bengkulu, Pekanbaru, Medan, dll), maupun ekspor ke luar negeri. Di tahun 2001 ukiran kayu ini pernah dipasarkan ke Singapura, dan di tahun 2012 ini beberapa pengusaha dari Beijing menaruh minat yang cukup besar untuk memasarkan ukiran kayu betung ini di negaranya. Para perajin ukiran Kayu Pulau Betung ini cukup aktif untuk mengikuti berbagi event Pameran tingkat provinsi dan Nasional, dengan didampingi oleh Pemkab atau pun Pemprov. Salah satu perajin yang aktif dan dapat dikategorikan intens dalam memasarkan hasil-hasil ukirannya adalah Sulaiman yang menjalankan bisnis ini di kios dan rumah yang dibangun di tanah milik sendiri dengan Luas tanah 3500 m2. Adapun omset maksimal yang diperolehnya untuk tiap event pameran adalah Rp.200.000.000,-/event ; sedangkan untuk penjualan di kiosnya, Sulaiman biasanya mencapai omset maksimal Rp.60.000.000,-/bulan. Strategi pemasarannya masih tergolong standar, berupa penyebaran1000 brosur tiap tahunnya dan mengandalkan lokasi penjualan yang cukup strategis. Penetapan
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
harga produk berkisar antara Rp.10.000,- hingga Rp.20.000.000. Para perajin juga melayani pembeli yang memesan produk beserta motif sesuai keinginan dan kebutuhannya.
Ukiran kursi tamu (Foto:doc.Balitbangda Prov.Jambi)
Hingga saat ini, perajin Ukiran kayu Pulau Betung yang masih bertahan antara lain Sulaiman, Jangtih, Jaman, Amirullah, Ansori, M.Nur, Nori, Joif, Jantik, M.Sani, Sugianto, Iwan, dan rahman.Para Perajin ini mengharapkan pemerintah Kabupaten Batang Hari khususnya Dinas Perindustrian Perdagangan dan koperasi untuk memberi dukungan yang memadai berupa bantuan peralatan (terutama alat pengering/oven) dan alih teknologi, modal, dan pembinaan.Dalam hal ini alih teknologi sangat diperlukan beserta training yang sesuai, mengingat produk ukiran yang mayoritas berupa produk-produk berukuran besar.Sedangkan beberapa konsumen terkadang menginginkan produk dengan ukuran kecil untuk oleh-oleh yang mudah dibawa dalam perjalanan antar provinsi.Di samping itu, kelangkaan bahan juga menjadi pertimbangan untuk disegerakannya alih teknologi dari Dinas Terkait. Terlebih lagi mengingat pengambilan bahan baku yang cenderung mengeksploitasi hutan tidak dibarengi dengan intensifnya kegiatan penanaman kembali.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
B. BATU SARANG TAWON SAROLANGUN Batu Sarang Tawon adalah batu akik yang sangat unik di Kabupaten Sarolangun. Uniknya batu ini karena fosil yang mirip dengan sarang tawon dan pancaran kilatan yang sangat luar biasa. Ini pulalah yang membedakan batu akik sarang tawon Sarolangun bila dibandingkan dengan batu akik jenis yang ditemui ditempat lain. Sebagai daerah penghasil atas prakarsa bupati Sarolangun ketika itu, Drs. H. Hasan Basri Agus, MM berupaya semaksimal mungkin mengolah batu ini melalui tangantangan perajin sehingga menghasilkan batu akik yang telah diolah menjadi aneka aksesoris.
Hasil olahan batu Sarang Tawon Sarolangun (Foto:doc.Balitbangda Prov.Jambi)
Usaha kerajinan batu akik ini sangat dimungkin untuk dikembangkan sekaligus sebagai sumber penghasilan masyarakat disekitarnya. Peluang ini termotivasi karena persediaan dan/atau potensi bahan bakunya tersedia sangat banyak. Potensi ini terdapat di sepanjang kaki bukit/gunung Masurai.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Pengrajin saat melakukan sortir bahan baku (Foto:doc.Balitbangda Prov.Jambi)
Keunikan batu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu buktinya Sarolangun menjadi tujuan bagi para penggemar batu akik baik lokal maupun domestik. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Jambi mengkategorikan batu akik Sarolangun sebagai salah satu produk unggulan sekaligus Indikasi Geografis yang harus dilindungi. Keindahan batu akik yang telah diolah oleh perajin menjadi aksesoris dan aneka produk lainnya sering ditampilkan sebagai salah satu stand yang paling menarik pada event pameran. Sehingga banyak kalangan penggemar yang sudah mengenal keistimewaan dan keunikan batu akik Sarang Tawon ini.
C. KAYU BULIAN( Eusideroxylon Zwageri ) Kayu Bulian adalah salah satu jenis kayu yang dikenal karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap pengaruh hujan dan panas, tahan terhadap korosi alam mencapai ratusan tahun.Oleh masyarakat kayu bulian ini juga disebut kayu besi. Kayu Bulian ini banyak terdapat di Kabupaten Batanghari sehingga nama kayu Bulian ini diabadikan nama daerah yaitu Muara Bulian yang juga sebagai ibu kota Kabupaten Batanghari. Kayu Bulian tumbuh diwilayah dataran rendah dengan komposisi tanah rawa dengan kadar asam tinggi pada PH diatas 0,36, yang menyebabkan kayu ini tahan terhadap korosi alam.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Karena awetnya, sehingga masyarakat banyak menggunakan kayu ini sebagai bahan bangunan seperti : Konsen, jendela, pintu dan tiang pada peralatan rumah kayu. Secara ekonomis permintaan terhadap kayu Bulian ini cenderung meningkat, sehingga harganya relatif mahal. Kendatipun harganya mahal namun masyarakat lebih cendrung memilih kayu bulian sebagai bahan bangunannya, dengan pertimbangan daya tahan. Eksploitasi kayu ini yang cenderung meningkat menyebabkan keberadaan kayu ini semakin langka. Oleh karena itu kayu Bulian ini dapat dikatagorikan sebagai komoditi unggulan dan Indikasi Geografis yang perlu dibudidayakan dan dilindungi oleh Pemerintah Daerah. TEKNIK PENANAMAN KAYU BULIAN (Eusideroxylon zwageri) 1. Pengadaan Benih Pohon ulin berubah setiap tahun, pada bulan Juli – Oktober.Buah ulin berbentuk bulat lonjong dengan garis tengah 5 – 10 cm dan panjang 10 – 20 cm. Buah muda berwarna hijau dan menjadi coklat setelah masak. Daging buah akan lepas dari biji melalui proses pembusukan selama ±1-2 bulan. Biji berwarna putih gading dengan kulit biji yang keras setebal 1-2 mm. Untuk memecahkan kulit biji yang keras, dapat dilakukan skarifikasi dengan merendam dalam air selama 2 jam, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari. Cara skarifikasi dengan menggunakan bantuan alat yang tajam dapat merusak kotilendon. 2. Perkecambahan Perkecambahan ulin dapat dilakukan langsung ke kantong plastik atau melalui bedeng tabur.Perkecambahan melalui bedeng tabur memberikan hasil yang lebih baik. a.
BedengTabur Bedeng tabur dibuat dengan menggunakan sungkup dari plastik transparan berbentuk setengah lingkaran dengan garis tengah 70 cm. Sungkup dibuat di bawah tegakan atau naungan.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Media yang digunakan untuk perkecambahan adalah pasir yang telah disterilkan, dengan cara : solarisasi, digoreng sangan atau fumigasi media dengan fungisida (Dithane M-45). Tebal pasir di bedeng tabur minimal 20 cm, mengingat pertumbuhan akar ulin sangat sepat dan panjang. b.
Penaburan Benih Penaburan dilakukan setelah benih diskarifikasi. Benih ditabur sedalam ¾ dari ukuran benih dengan posisi mendatar.
Benih mulai berkecambah pada hari ke 33 sampai siap sapih pada hari ke 69 (umur 8 minggu). Dengan cara tersebut diperoleh hasil persen kecambah di atas 95%. 3. Penyapihan Penyapihan bibit dari bedeng tabur ke sapihan dengan menggunakan kantong plastik ukuran 20 x 30 cm. Media yang digunakan adalah campuran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 7 : 2 : 1. Penyapihan dilakukan pada pagi atau sore hari pada tempat yang teduh. Bedeng sapih dibuat di bawah naungan dengan kondisi sebagaimana bedeng tabur. Dalam penyapihan bibit ulin, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut: Akar tunjang jangan sampai terlipat atau patah, mengingat akar cukup panjang dan besar; Biji jangan sampai terputus/terlepas dari bibitnya, karena terpisahnya biji dari bibit akan menyebabkan kematian bibit tanaman.
Bibit di tingkat sapihan memerlukan waktu 3-4 bulan dan bibit siap tanam di pangan.Bibit asal cabutan anakan alam yang sering digunakan untuk pertanaman, pertumbuhannya kurang baik di lapangan, karena mungkin disebabkan terlepasnya biji dari bibit. Pemeliharaan Bibit Penyiraman dan Pemupukan Penyiraman dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu hari. Pemupukan diberikan apabila pertumbuhan bibit di bedeng sapih kurang baik. Pupuk yang biasa digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan dosis 10 gr per kantong plastik.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terlihat adanya gejala serangan. Insektisida atau fungisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis jamur ataupun serangga yang menyerangnya.
PEMBUATAN TANAMAN Persiapan Lapangan Pemilihan Lokasi Ulin termasuk jenis semi toleran, yang pada waktu mudanya memerlukan naungan dengan intensitas tertentu. Pertumbuhan awal terbaik pada instensitas cahaya 5-25%. Penanaman pada lahan terbuka, perlu ditanami terlebih dahulu dengan jenis tanaman lain yang bertajuk rapat sehingga mencapai instensitas cahaya di bawah tegakan sebagaimana tersebut di atas. 1. Persiapan Lapangan Areal yang akan digunakan perlu dibersihkan dari belukar yang dapat mengganggu penanaman dengan cara jalur selebar 2 m. Ajir tanaman dipasang dengan jarak 4 x 4 m. Lubang-lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 40 cm dengan kedalaman 30 cm. 2. Penanaman Penanaman dilakukan pada waktu awal musim penghujan, diikuti dengan pengairan.Pada saat penanaman, biji juga harus tetap dijaga agar jangan sampai terlepas dari bibitnya. 3. Pemeliharaan
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
a.Penyulaman Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada waktu musim hujan masih ada. b.Penyiangan dan Pendangiran Penyiangan dilakukan setiap 4 bulan sekali pada tahun pertama dan 6 bulan sekali pada tahun berikutnya. Penyiangan dilakukan secara jalur dengan lebar 1 m ke kanan dan kiri tanaman. Pendangiran dilakukan bersamaan dengan pendangiran. c.Pemupukan Jenis dan dosis pemupukan yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan dilakukan satu tahun sekali. Pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 100 gr per pohon memberikan hasil yang lebih baik. Pemupukan awal dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan.
Referensi: 1. Tumbuhan Berguna Indonesia II (K. Heyne), 1987 – 2011, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. 2. Kajian Balai Teknologi Reboisasi Pengembangan Kehutanan).
Palembang
(Badan
penelitian
dan
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
D.
KAYUTEMBESU( Fagrerea Frarans )
Kayu Tembesu adalah jenis kayu yang berserat halus dan berwarna kekuningkuningan sehingga menyebabkan tingkat penguapan air rendah, mengindikasikan kayu ini terkesan lembab. Menurut jenisnya kayu Tembesu dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu ; Tembesu kasang dan Tembesu rawa. Tembesu Kasang adalah jenis tembesu yang memiliki serat lebih halus berwarna kekuning-kuningan, sedikit lubang jarum dan tumbuhan didataran rendah. Sedangkan Tembesu Rawa kendatipun memiliki serat yang sama dengan tembesu kasang, namun berwarna kuning keputihan, berlubang jarum banyak dan tumbuh didataran rendah berawa. Indikasi ini menunjukkan bahwa kayu tembusu adalah jenis kayu berbobot berat yang memiliki daya tahan, karena secara fisik kayu tersebut menyimpan kadar air yang sangat tinggi dan tidak dimakan rayap. Secara ekonomis permintaan terhadap kayu Tembesu ini cendrung meningkat. Hal ini disebabkan karena kayu tersebut sangat cocok diolah sebagai bahan baku perabot rumah tangga, pintu dan jendela, kendatipun harganya mahal. Akibat dari meningkatkan kebutuhan terhadap kayu tersebut menyebabkan eksploitasi masyarakat semakin tinggi. Oleh karena itu kayu Tembesu ini dapat dikategorikan sebagai komoditi unggulan dan Indikasi Geografis yang perlu dibudidayakan dan dilindungi oleh Pemerintah Daerah.
POTENSI INDIKASI GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI
3.2
PENGERTIAN UMUM
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan tempat, wilayah tertentu atau daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut yang memberikan ciri, karakteristik, reputasi atau kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. A. Indikasi Geografis (IG) Tanda yang digunakan sebagai indikasi Geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa nama tempat, daerah, atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. B. Yang Berhak Mengajukan Permohonan Pendaftaran IG Permohonan pendaftaran Indikasi Geografis diajukan oleh : 1. Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang bersangkutan, yang terdiri atas : a. pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau kekayaan alam; b. produsenbarang hasil pertanian; c. pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil industri; atau d. pedagang yang diberi Kewenangan untuk itu; C. PEMAKAI INDIKASI IG Pemakai Indikasi Geografis adalah produsen yang menghasilkan barang sesuai dengan Buku Persyaratan Indikasi Geografis terkait yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal HKI. D. BUKU PERSYARATAN IG Buku persyaratan adalah suatu dokumen yang memuat informasi tentang kualitas dan karakteristik yang khas dari barang yang dapat digunakan untuk membedakan barang yang satu dengan barang lainnya yang memiliki kategori sama. E. 1.
MANFAAT PERLINDUNGAN IG Manfaat perlindungan Indikasi Geografis adalah : Memperjelas identifikasi produk dan menetapkan standar produksi dan proses diantara para pemangku kepentingan Indikasi Geografis.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
2. 3. 4.
5.
Menghindari praktek persaingan curang, memberikan perlindungan konsumen dari penyalahgunaan reputasi Indikasi Geografis. Menjamin kualitas produk Indikasi Geografis sebagai produk asli sehingga memberikan kepercayaan pada konsumen; Membina produsen lokal, mendukung koordinasi, dan memperkuat organisasi sesama pemegang hak dalam rangka menciptakan, menyediakan, dan memperkuat Citra nama dan reputasi produk; Meningkatkan produksi dikarenakan dalam Indikasi Geografis dijelaskan dengan rinci tentang produk berkarakter khas dan unik;
F.
INDIKASI GEOGRAFIS YANG TIDAK DAPAT DIDAFTARKAN Indikasi Geografis tidak dapat didaftarkan apabila tanda yang dimohonkan pendaftarannya : 1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum. 2. Menyesatkan atau memperdayai masyarakat mengenai : ciri, sifat, kualitas, asal sumber, proses pembuatan barang dan/atau kegunaannya. 3. Merupakan nama geografis setempat yang telah digunakan sebagai nama varietas tanaman, dan digunakan bagi varietas tanaman yang sejenis; atau 4. Telah menjadi generik. G. JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN IG Indikasi Geografis dilindungi selama karakteristik khas dan kualitas yang menjadi dasar bagi diberikannya perlindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada. H. PERMOHONAN PENDAFTARAN IG 1. Mengajukan permohonan pendaftaran ke Direktorat Jenderal HKI dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dalam rangkap 4 dan diketik dalam bahasa Indonesia; 2. Surat permohonan pendaftaran dilampiri dengan : a. Surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran dikuasakan; b. Bukti pembayaran biaya permohonan; c. 10 lembar etiket Indikasi Geografis (ukuran maksimal 9x9 cm, minimal 5x5 cm); 3. Permohonan pendaftaran harus dilengkapi dengan Buku persyaratan yang terdiri atas : a. Nama Indikasi Geografis yang dimohonkan pendaftarannya; b. Nama barang yang dilindungi oleh Indikasi Geografis;
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
c. Uraian mengenai karakteristik dan kualitas yang membedakan barang tertentu dengan barang lain yang memiliki kategori sama, dan menjelaskan tentang hubungannya dengan daerah tempat barang tersebut dihasilkan; d. Uraian mengenai lingkungan geografis serta faktor alam dan faktor manusia yang merupakan satu kesatuan dalam memberikan pengaruh terhadap kualitas atau karakteristik dari barang yang dihasilkan; e. Uraian tentang batas-batas daerah dan/atau peta wilayah yang dicakup oleh Indikasi Geografis dan harus mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang; f. Uraian mengenai sejarah dan tradisi yang berhubungan dengan pemakaian indikasi geografis untuk menandai barang yang dihasilkan di daerah tersebut, termasuk pengakuan dari masyarakat mengenai Indikasi Geografis tersebut; g. Uraian yang menjelaskan tentang proses produksi, proses pengolahan, dan proses pembuatan yang digunakan sehingga memungkinkan setiap produsen di daerah tersebut untuk memproduksi, mengolah, atau membuat barang terkait; h. Uraian mengenai metode yang digunakan untuk menguji kualitas barang yang dihasilkan; dan i. Label yang digunakan pada barang dan memuat Indikasi Geografis. I. 1. 2. 3.
J. 1.
2.
PERMOHONAN PENDAFTARAN IG DARI LUAR NEGERI Permohonan wajib diajukan melalui kuasa di Indonesia atau melalui perwakilan diplomatik Negara asal Indikasi Geografis di Indonesia; Indikasi Geografis tersebut telah memperoleh pengakuan dan/atau terdaftar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Negara asalnya; Ketentuan mengenai pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif permohonan sebagaimana tersebut di atas berlaku juga terhadap permohonan dari luar negeri. PRODUSEN MENDAFTARKAN SEBAGAI PEMAKAI IG Mengajukan permohonan pendaftaran ke Direktorat Jenderal HKI dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dengan disertai rekomendasi dari instansi teknis yang berwenang. Setelah persyaratan sebagaimana dimaksud di atas dilengkapi. Direktorat Jenderal HKI mendaftarkan produsen pemakai Indikasi Geografis dalam daftar umum pemakai Indikasi Geografis dan mengumumkan nama serta informasi pada Berita Resmi Indikasi Geografis.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
K. PENGAWASAN TERHADAP PEMAKAIAN IG 1. Setiap pihak dapat menyampaikan hasil pengawasannya yang memuat bukti dan alasannya kepada badan yang berwenang dengan tembusan disampaikan kepada Direktorat Jenderal HKI bahwa informasi yang dicakup dalam Buku Persyaratan tentang barang yang dilindungi Indikasi Geografis tidak dipenuhi; 2. Tim Ahli Indikasi Geografis mengorganisasikan dan memonitor pengawasan terhadap pemakaian Indikasi Geografis di wilayah Republik Indonesia; 3. Tim Ahli Indikasi Geografis dapat dibantu oleh tim teknis pengawasan yang terdiri tenaga teknis dibidang barang tertentu untuk memberikan pertimbangan atau melakukan tugas pengawasan; 4. Tim Teknis pengawasan dibentuk oleh Direktorat Jenderal HKI atas rekomendasi Tim Ahli Indikasi Geografis, dapat berasal dari : a. Lembaga yang kompeten melaksanakan pengawasan baik ditingkat daerah/pusat; dan/atau b. Lembaga swasta atau lembaga pemerintah non-departemen yang diakui sebagai institusi yang kompeten dalam melaksanakan inspeksi/pengawasan yang berkaitan dengan barang-barang yang dilindungi oleh indikasi geografis. 5. Daftar tentang lembaga dan institusi yang telah diakui sebagaimana dimaksud di atas harus dapat diakses masyarakat umum dan digunakan sebagai acuan bagi pemakai Indikasi Geografis. L.
BIAYA PERMOHONAN PENDAFTARAN IG Biaya permohonan pendaftaran Indikasi Geografis berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementrian Hukum dan HAM, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : TABEL 3.1 TARIF PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Satuan
Tarif (Rp)
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
a Permohonan Per 500,0 pendaftaran permoho 00,Indikasi Geografis nan b Pengajuan Per 500,0 keberatan atas 00,permohonan permoho Indikasi Geografis nan c Permohonan banding Indikasi Geografis d Biaya (Jasa) penerbitan sertifikat Indikasi Geografis
Per
2,000 ,000,-
permoho nan Per 100,0 sertifikat 00,-
e Biaya Per 100,0 permohonan Permoho 00,petikan resmi nan pendaftaran per Indikasi Geografis nomor f Permohonan Per 500,0 pemeriksaan permoho 00,substantif nan Indikasi Geografis g Pencatatan Per 100,0 perubahan Buku permoho 00,persyaratan nan Indikasi Geografis h Pencatatan Per 500,0 Pemakaian permoho 00,Indikasi Geografis nan
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
M. Pidana Terhadap Pelanggaran IG Ketentuan pidana terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran Indikasi Geografis adalah pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
3.1
Potensi Indikasi Geografis Provinsi Jambi
A. Ikan Semah(TorDuoronensis) Ikan Semah adalah jenisikan yang terkenal di Provinsi Jambi karena keunikan dan bercita rasaenak. Konon kabarnya jenis ikan semah ini juga terdapat di India, Malaysia, dan Australia. Namun demikian, jenis ikan Semah yang terdapat di Provinsi Jambi memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan jenis ikan yang sama di tempat lain, disebabkan faktor geografis dan asal asupan makanan yang dihasilkan oleh alam sekitar. Ikan Semah cenderung mengkonsumsi buah kayu yang jatuh ke sungai dan lumut yang menempel pada batu sungai. Ikan Semah ini hidup di wilayah pegunungan yang sungainya dalamdan arus deras. Disamping senang bermain di air deras, ikan inijuga dibedakan penamaannya berdasarkan ukuran berat. Ikan Semah yang berukuran kecil oleh masyarakat disebut ikan Garing, ketika ikan berukuran berat diatas 0,5 kg barulah disebutkan Semah. Habitat ikan Semahini ditemukan di kabupaten Kerinci, Merangin dan Sarolangun yang secara topografis berada padaketinggian 1000 s/d1200 meter dari permukaanlaut pada wilayah perbukitan yang dialiri oleh sungai-sungai berair bening dan berpasir/batu-batuan serta mendapat sinar matahari yang cukup.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Oleh karena populasi ikan ini dikhawatirkan akan punah sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan oleh masyarakat dan telah diakui sebagai komoditi unggulan daerah, maka Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan berupaya melestarikan sekaligus mengembangbiakkan agar populasi ikan ini tidak terancam punah. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pembenihan ikan semah secara buatan. Berdasarkan hasil riset terdahulu, ikan ini menurut klasifikasinya dapat dikelompokkan sebagai berikut : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Teleostomi Superordo : Ostariophysi Ordo : Cypriniformes Upaordo : Cyprinoidei Famili : Cyprinidae Upafamili : Cyprininae Genus : Tor Species : Torduoronensis Spesifikasi yang dimiliki ikan Semah ini, berbeda dengan jenis ikan Semah yang terdapat di daerah lain, karena pengaruh lingkungan geografis maka spesies ikan Semah ini dapat dikategorikan sebagai komoditi Indikasi Geografis yang mesti dilindungi oleh Pemerintah Daerah. B. Nenas Tangkit (Ananascomosus, l. Murr)
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Nenas Tangkit adalah tanaman buah yang cita rasa manis keasam-asaman. Buahnya berbentuk bulat lonjong bersisik, dan berwarna kuning ketika telah matang. Tanaman ini dapat tumbuh sempurna didataran rendah gambut dangkal dengan ketinggian ± 20 meter dari permukaan laut, pada pH< 5.
Berdasarkan perkembangannya, tanaman ini telah dikembangkan oleh masyarakat desa Tangkit Kabupaten Muaro Jambi sejak tahun 70-an. Kemudian oleh Menteri Pertanian dengan nomor SK : 103/kpts/TP.2004/3/2000, nenas tangkit termasuk golongan Queen dengan kualitas terbaik. Gambaran selengkapnya karakteristik nenas Tangkit dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini :
No
Uraian
1 Tinggi 2 Tanaman 3 Lebar tajuk Bentuk daun 4 5 Panjang daun 6 Lebar daun Warna daun
TABEL 3.2. KARAKTERISTIKNENAS TANGKIT Karakteristik 100-110 cm 80-95 cm Pjg ujung runcing, tepi daun berduri agak jarang 95-100 cm Lebih ramping Pangkal hijau,
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
7 bagian atas Warna daun 8 bagian bawah Bentuk buah 9 10 11 Ukuran buah 12 Mata buah 13 Warna buah 14 Tekstur 15 daging buah 16 Aroma buah 17 Berat buah Kadar air 18 Masak fisiologis Daya simpan Luas area tanam
tengah dan ujung daun keungguan Hijau keputihan Bulat lonjong, besar pangkal hampir sama dengan ujung Panjang 20-25 cm Berlekuk dangkal Kuning Halus sedikit berserat Lembut 1-3-1,5 Kg/buah 84,97% Kadar gula 2% Tahan hingga 7 hari setelah panen 800 ha
Produksi rata-rata nenas tangkit adalah 3.000 buah per hari setara dengan 4,5 ton. Nenas Tangkit dipasarkan baik secara lokal meliputi sebelas Kabupaten/Kota, maupun keluar Provinsi Jambi. Pemasaran dalam bentuk buah segar selain dijadikan sebagi bahan baku industri rumah tangga (Home Industri) juga oleh masyarakat dijadikan sebagai oleh-oleh dari Jambi. Ketersediaan bahan baku yang memadai telah mendorong tumbuhnya home industri dikawasan perkebunan nenas desa Tangkit. Oleh masyarakat setempat nenas diolah menjadi aneka produk seperti dodol nenas, nenas goreng dan selai nenas. Oper produksi yang tidak dapat diolah oleh masyarakat dikirim ke home industri yang terdapat dipulauJawa seperti pengrajin dodol Garut. Pada kenyataannya, nenas tangkit oleh pedagang pengumpul justru dipromosikan nenas dari Palembang. Nenas Tangkitdisamping telah memasuki pasar domestik tapi juga telah dipasarkan ke negara tetangga seperti ; Singapura, Malaysia. Namun sangat disayangkan, kepada pengrajin dodol nenas Jambi hanya sebatas penyediaan produk curahan tanpa kemasan. Sedangkan hak paten kemasan dikuasai oleh Provinsi Riau.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Oleh karena nenas Tangkit itu telah mendapat pengakuan sebagai komoditi berkualitas baik maka disamping sebagai produk unggulan juga dapat dikategorikan sebagai Indikasi Geografis yang perlu dilindungi oleh Pemerintah Daerah. C. Kayumanis Koerintji Cassiavera adalah tumbuhan yang berbatang keras berdaun lebat, berkulit pembungkus sama dengan jenis tanaman pohon lainnya, namun pada kulit kayumanis kalau kita cicipi terasa agak manis-manis pedas. Rasa manis menyebabkan cassiavera dinamai dengan Kayumanis. Rasa pedas yang terdapat pada casiavera adalah ciri dari rasa minyak atsiri yang terkandung didalam kulit tersebut. Cassievera saat dikuliti dan setelah dikis kulit arinya, akan tampak warna kemerah-merahan. Semakin tua umur kayumanis tersebut semakin memerahlah warna kulitnya.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Ciri has yang lebih mudah untuk menentukan suatu pohon berjenis kayumanis dapat di deteksi melalui daun yang pucuknya berwarna merah dikala musim hujan, dan daun kayumanis dapat terbakar walaupun masih basah atau daun segar. Kayumanis tumbuh subur di dataran tinggi dengan ketinggian 1000 s/d 1200 meter dari permukaan laut, iklim tropis, suhu 25-30 derajat celsius dengan pola pembiakan dapat melalui biji dan melalui setek (cangkok). Ciri pertumbuhan berkoloni (berkelompok) dengan pohon induknya melalui tunas, jika ingin membiarkan pohon induknya membesar, lebih baik tunas yang kecil di pangkas. Masyarakat petani kayu manis biasanya memanfaatkan tunas ini sebagai sumber penghasilan yang memenuhi kebutuhan mingguan menjelang pohon induknya tumbuh besar. Semakin besar pohon kayumanis yang di ambil kulitnya, semakin banyak pula kandungan minyak atsiri yang didapat, sehingga menyebabkan harga pasar ditentukan oleh lama umur kayumanis yang ditebang(dikuliti). Sebagai acuan bagi pedagang lapangan dan pelaku eksportir menentukan banyaknya minyak atsiri yang terkandung di dalam kulit kayumanis dapat dilihat dari ketebalan kulit dan ketajaman wangi atsiri jika dicium. Tingkat ketebalan kulit kayumanis menunjukkan tingkat umur kayumanis yang ditebang(dikuliti), sedangkan alat ukur untuk menentukan banyaknya kandungan minyak atsirididalam kulit kayumanis tersebut dapat di ketahui dari tinggi rendahnya bau wangi yang tercium dikala sampel kulit kayumanis dipatahkan. Ini dilakukan oleh pedagang berdasarkan kebiasaan mencium bau wanginya kulit kayumanis tersebut. Variasi ketebalan menentukan variasi harga penjualan, oleh pedagang dibakukan dengan simbol-simbol sebagai petunjuk untuk menetapkan harga dari kulit kayumanis yang akan dibeli dan di lihat tinggi rendahnya kadar air penyerta dalam kulit kayumanis tersebut. Kadar air dapat di deteksi melalui tingkat litany kulit kayumanis di saat dipatahkan, jika kadar airnya sangat rendah maka kulit dapat dipatahkan seperti mematahkan lidi kelapa yang sudah kering, sebaliknya jika kadar airnya tinggi, maka dikala mematahkan kulit kayumanis tersebut terasa agak liat.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Penelitian oleh Aaron W.Jensen, Ph.D dan DR.Richard Anderson (Peneliti Amerika dari The Human Nutrition Research of Us Departemen of Agricultur) telah merekomendasikan bahwa “Kulit kayu manis yang tumbuh di Kerinci mengandung minyak atsiri (MethilHydroxyChalcon Polimer) kadar tinggi berfungsi menetralkan gula darah dan mengurangi kadar kolestrol jahat yang menyebabkan kegemukan (LDL)”. Cassiavera yang paling tinggi kandungan minyak atsiri terdapat pada perkebunan rakyat di wilayah Kecamatan Gunung Raya dan kecamatan Batang Merangin yaitu sebesar 4%/Kg kulit kayumanis (setara dengan 4 kg Minyak atsiri dari penyulingan 100 kg kulit kayumanis), sedangkan di kecamatan Sitinjau laut dan sekitarnya kadar minyak atsiri 3% /kg kulit kayumanis, dan di kecamatan Gunung Kerinci dan sekitarnya hanya 2 %/kg kulit kayumanis. Kadar minyak atsiri ditentukan oleh banyaknya waktu daun pohon mendapatkan sinar matahari pada siang hari dan suhu ideal 25 – 30 derajat Celsius. Semakin dingin suhu dan semakin sedikit mendapatkan sinar matahari, menyebabkan semakin rendah kadar minyak atsiri di dalam kulit kayumanis tersebut, dan semakin panas suhu(>30dc) dan semakin banyak mendapatkan sinar matahari pohon jadi kerdil dan juga menyebabkan semakin rendah kadar minyak atsiri yang terkandung dalam kulit kayumanis tersebut. Minyak atsiri yang terkandung didalam kulit kayu manis di samping berfungsi menetralkan gula darah dan mengurangi kadar kolestrol jahat yang menyebabkan kegemukan, juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh (sistem immun) pada manusia dan juga dapat meningkatkan libido pada pria dewasa. Dengan khasiat yang amat besar tersebut membuat kebiasaan orang Eropa mengkonsumsi kulit kayumanis sebagai asupan nutrisi yang sangat perlu dalam meningkatkan kesehatan dan meningkatkan kebugaran, lebih utama lagi jika dikonsumsi pada musim dingin sebagai minuman penyerta berkhasiat tinggi dalam mengimbangi suhu alam yang rendah. Kebutuhan akan kayumanis sepertinya semua manusia harus mengkonsumsi dalam kehidupannya sehari-hari, terutama bangsa Indonesia yang berada di dataran tinggi, beriklim dingin, dapat direkomendasikan sebagai tanaman yang berkhasiat tinggi, sedangkan harga yang diterima masyarakat sangat rendah sekali jika dibandingkan dengan harga jual pada tahun 1988. Pada saat harga lagi mahal, petani dapat penghasilan Rp 19.000,-/ Kg kulit kayumanis, jika dibandingkan dengan harga beras saat itu seharga Rp 1000/kg,
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
berati 1kg kulit kayu manis dapat membeli 19 kg beras, sedangkan harga jual sekarang Rp 3000/kg, dan harga beras Rp 6000/kg, jika dibelikan pada beras saat sekarang hanya dapat 0,5 kg beras. Perbandingan harga ini memberi informasi kepada pemerintah bahwa rakyat Kerinci secara global ekonomi masyarakat turun 19 kali (setara dengan 1900%) dari tingkat penghasilan pada tahun 1998. Bila kita membiarkan kondisi seperti di atas terus berlangsung berarti akan ada lebih dari 300.000 orang petani kayumanis tidak akan mengalami perbaikan pendapatan yang layak. Tanaman kayumanis adalah salah satu tanaman penghasilan atsiri, jenis tanaman ini mutunya sangat ditentukan oleh spesifik lokasi. “CassiaveraKoerintji” berasal dari Kerinci dan cassia Padang yang berasal dari Sumatera Barat. Sampai saat ini brandkayumanisdiatas tidak dapat digantikan oleh kayumanis yang berasal dari tempat lain dan selalu dicari konsumen. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya volume ekspor. Kekhususan ini dapat dijadikan unggulan bagi kayumanis Indonesia di pasaran dunia. Issucoumarin dapat segera ditanggulangi oleh pemerintah pada tingkat makro dan keunggulan spesifik Kayumanis diharapkan lebih mendominasi isu yang berkembang. C. Durian Selat (DurioZibethinusMurr) Durian selat merupakan salah satu buah unggul nasional asal Provinsi Jambi yang telah diresmikan oleh Menteri Pertanian RI. Durian Selat berasal dari Desa Simpang Selat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Saat ini daerah yang dominan memiliki populasi terbesar durian varietas ini adalah daerah Selat, Jaluko, Muaro Jambi. Durian Selat saat ini paling banyak dimanfaatkan atau diserap pasar dalam bentuk buah segar, sedangkan dalam bentuk olahan masih terbatas antara lain dalam bentuk lempok durian dan tempoyak (fermentasi durian khas Jambi) masih dalam skala kecil/terbatas.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Durian saat ini kedepan masih memiliki potensi pengembangan yang cukup besar mengingat pasar durian untuk Provinsi Jambi sendiri masih terbuka lebar ditambah lagi nama durian selat sudah cukup dikenal diluar daerah Jambi. Pengembangan durian selat ini sedang terus diusahakan, apalagi sekarang tren buah unggul lokal sedang digalakkan. ditahun 2010 telah dilakukan upaya pengembangan Durian Selat untuk daerah Kabupaten Muaro Jambi dengan penyebaran bibit-bibit baru. Tetapi usaha pengembangan ini masih menghadapi kendala antara lain terbatasnya jumlah pohon induk sehingga ketersediaan entres untuk batang atas sangat terbatas. Selain itu juga belum adanya kebun baru yang konsisten untuk pengembangan khusus durian ini, sehingga bantuan bibit yang diberikan lebih cenderung untuk menyisipi kebun yang ada, hal ini berdampak pada kurangnya pengawasan pemeliharaan pada pertanaman baru. Keunggulan Durian Varietas selat dibandingkan durian lain, antara lain : 1. Kulit tidak mudah pecah 2. Daging buah sedang dan kering, halus sedikit berserat 3. Aroma sedang (tidak tajam) 4. Rasa manis legit 5. Biji lonjong agak kecil D. Duku Kumpeh (LansiumDomesticumCorr) Kumpeh adalah nama sebuah desa yang secara administratif berada dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Secara geografis daerah Kumpeh merupakan dataran rendah sepanjang sungai Batanghari dengan kondisi tanah bergambut dan berpasir yang cocok untuk tanaman duku. Saat ini daerah yang dominan memiliki populasi terbesar duku varietas ini adalah Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Sebo, Taman Rajo dan Sekernan.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Duku Kumpeh merupakan salah satu buah unggul nasional asal Provinsi Jambi. Duku Kumpeh saat ini paling banyak dimanfaatkan atau diserap pasar dalam bentuk buah segar, sedangkan dalam bentuk olahan lain belum ada. Duku Kumpehke depan masih memiliki potensi pengembangan yang cukup besar mengingat pasar Duku untuk Provinsi Jambi sendiri masih terbuka lebar dan nama Duku Kumpeh sudah cukup dikenal di luar daerah Jambi. Pengembangan duku kumpeh ini sedang terus diusahakan, apalagi sekarang tren buah unggul lokal sedang digalakkan. ditahun 2002 pernah dilakukan program perbaikan kebun dan perawatan tetapi terkendala adanya banjir besar di tahun 2003. Selanjutnya ditahun 2010 telah dilakukan upaya pengembangan dengan penyebaran bibit-bibit baru di daerah Muaro Jambi dan Batanghari. Tetapi usaha pengembangan ini masih menghadapi kendala antara lain pola budi daya masyarakat yang masih mengembangkan duku dalam bentuk kebun konvensional belum menuju kebun komersial, sehingga kontiniunitas pemeliharaan masih belum ada dan cenderung menjaga kebun tua dibandingkan melakukan pengawasan dan pemeliharaan pada pertanaman baru.
1. 2. 3.
F.
Keunggulan Duku Varietas kumpeh dibandingkan duku lain, antara lain: Kulit buah tipis Biji hamper tidak ada ( ± 1 biji dalam setiap buahnya) Rasa manis legit dan kenyal
Kayu Surrien (ToonaSureni ) Kayu Surrien adalah jenis kayu yang berwarna kemerah-merahan dan berserat timbul, berdaya tahan dan berbobot ringan. Kayu ini terdiri dari dua jenis yaitu ; Surrien asli dan Surrien hambar. Perbedaannya surrien asli selain memiliki daya tahan yang cukup lama, dan kandungan warna kemerahannya lebih tajam bila dibandingkan dengan Surrien hambar.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Jenis kayu Surrien ini tumbuh diwilayah dengan ketinggian 600 meter dpl. yang beriklim sejuk dan tingkat kesuburan tanah tinggi. Di Provinsi Jambi kayu ini tumbuh subur di Kabupaten Merangin, Sarolangun dan Kabupaten Kerinci. Kayu Surrien ini, oleh masyarakat dikenal sebagai salah satu jenis kayu memiliki daya tahan yang cukup lama, bahkan melebihi seratus tahun pemakaian baik kondisi panas dan hujan. Apa bila dibandingkan dengan daya tahan kayu bulian, maka kayu surrien selain berdaya tahan tinggi tetapi berbobot ringan.
Secara ekonomis kayu surrien ini harga tidak terlalu mahal apa bila dibandingkan dengan jenis kayu lainnya yang ada di Provinsi Jambi. Kayu ini sangat digemari oleh masyarakat terutama diolah sebagai bahan baku perabot rumah tangga, souvenir, atap rumah, jendela, konsen, pintu dan kebutuhan lainnya. Seiring dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat jenis kayu surrien ini sudah dibudidayakan sebagai tanaman investasi, karena baru bisa dipanen idealnya telah mencapai umur tanam 10 tahun ke atas. Pengembangan tanaman ini secara efektif dengan pola tumpangsari. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memanfaatkan lahan perkebunannya dengan jenis tanaman lain sambil menunggu masa panen. Oleh karena itu kayu Surrien ini dapat dikategorikan sebagai komoditi unggulan dan Indikasi Geografis yang perlu dibudidayakan dan dilindungi oleh Pemerintah Daerah.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
G. Kayu Pacat (HarpuliaAlborera) Kayu Pacat adalah jenis kayu yang sangat unik. Selain berserat keras, kayu ini juga memiliki tekstur seperti kayu jati dan bercorak komposisi warna kuning dan hitam yang artistik dan indah. Jenis kayu ini tumbuh liar dikawasan pergunungan yang berada pada 600 meter dpl. Di Provinsi Jambi kayu Pacat banyak terdapat dalam kawasan hutan liar diwilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh yang beriklim dingin dengan suhu 20 – 30 derajat Celsius. Kayu ini cenderung tumbuh di tanah yang subur. Pada usia tanam muda, pucuk kayu ini mudah patah ditiup angin, akibatnya air masuk ke dalam serat kayu yang menyebabkan komposisi kayu berwarna hitam. Pengembangbiakkan kayu Pacat ini sangat unik karena kayu jenis ini berkembang secara alami dari patahan pucuk yang jatuh ke tanah dan bertunas kembali sebagai cikal bakal kayu Pacat baru. Keunikan dan keindahannya menyebabkan cocok sebagai perabot rumah tangga mewah sehingga permintaan terhadap kayu Pacat cenderung meningkat dan harganya relatif mahal. Serpihan limbah pengolahan kayu Pacat oleh masyarakat pengrajin diolah menjadi souvenir seperti tongkat, sarung parang, aneka aksesorisehingga pengolahan kayu ini tidak ada yang tersisa.
Mengingat jenis kayu Pacat hanya terdapat di Provinsi Jambi, sekaligus menjadi komoditi unggulan dan Indikasi Geografis maka Pemerintah Daerah perlu mengupayakan pembudidayaan sekaligus perlindungan terhadap jenis kayu ini.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
D. Beras Payo (Lempur-Payo Varietas) Beras Payo adalah salah satu jenis beras di Provinsi Jambi yang sangat terkenal dan populer. Daerah penghasil beras ini adalah Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci dan Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. Beras Payo, tumbuh baik pada kawasan hutan tropis dengan tingkat kesuburan tanah tinggi dan beriklim dingin. Kawasan ini membentang disepanjang kaki bukit barisan mulai dari KecamatanKayuAro Kabupaten Kerinci hingga Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. Dengan ketinggian lebih kurang 1000 s/d 1200 m dari permukaan laut. Dari hasil survery lapangan varietas padi payo ini dapat dikembangkan dikawasan terpadu Lembah Masurai karena iklim dan kondisi tanah terdapat kesamaan. Bahkan salah satu varietas Payo yang sangat terkenal dan dibudidayakan di Desa Lempur justru berasal dari Desa Serampas.
Menurut jenisnya varietas Padi Payo ini dapat di golongkan menjadi 4 macam yaitu : a. Padi PayoSedukung (Lempur-PayoVerietas, HR.) b. Padi Payo Ekor Tupai (Lempur-Payo Varietas, E-TP.) c. Padi PayoSerampas (Lempur-Payo Varietas, SR.) d. Padi Payo Jambu (Lempur-Payo Varietas, JMB) Keempat jenis Padi Payo tersebut secara bersamaan dikembangkan oleh masyarakat petani Desa Lempur. Namun jenis Padi PayoSedukung dan Padi PayoSerampas terkenal sangat enak, pulen dan harum. Rasa enak kedua jenis ini mendekati citarasa beras ketan. Oleh karena itu beras payo secara umum
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
bercitarasa enak, pulen dan harum melebihi daripada beras sejenis yang terdapat di Indonesia.
Popularitas Beras Payo ini semakin meluas berkat jasa pemilik Rumah Makan Khas Jambi yang secara khusus menyajikan Beras Payo. Sehingga terkenalnya beras ini tidak hanya dikalangan lokal bahkan sudah dikenal oleh para Pejabat Pusat yang secara kebetulan pernah menikmatinya di Restoran-Restoran Khas Jambi sekaligus dijadikan oleh-oleh. Berdasarkan keunggulan lokal tersebut maka Beras Payo dapat dinobatkan sebagai salah satu Indikasi Geografis dan komoditi unggulandaerah Jambi dari sektor pertanian. Gambaran selengkapnya karakteristik Beras Payo tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Tabel 3.3. Karakteristik Varietas Padi Payo No Uraian 1 2
Tinggi Tanaman Bentuk daun
Karakteristik
165 Cm Panjang, ujung runcing, dan membalut 3 Panjang daun batang 4 Lebar daun 50-60 cm 5 Warna daun Lebih ramping bagian atas Hijau waktu 6 Bentuk biji padi muda, kuning waktu panen 7 Warna buah Bulat, lonjong 8 Tekur daging dan panjang buah Kuning 9 Putih, lonjong Aroma buah panjang 10 Enak, pulen 11 Daya simpan dan harum 12 Masa Selama 1 s/d 5 13 Pembenihan Tahun Masa 1 bulan 14 Penyemaian 1 bulan 15 Masa 5 bulan Penanaman 16 hingga musim Lokal turunan panen Berawa Varietas bibit dengan Kondisi tanah kedalaman ±
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
50 cm Luas area tanam ± 5000 ha
Penamaan beras payo adalah istilah yang diangkat dari daerah penghasil. Pengertian payo merupakan identifikasi lahan tanam padi yaitu diatas permukaan tanah yang berawa lebih kurang 50 cm. Proses tanam padi payo ini secara keseluruhan sampai masa panen lebih kurang selama 7 (tujuh) bulan dengan rincian ; 1 (satu) bulan masa pembenihan, 1 (satu) bulan masa penyemaian, 2 bulan masa penyiangan dan 3 bulan masa tunggu panen. Berdasarkan tingkat kebutuhan akan beras payo cenderung meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah penduduk, maka pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci terus berupaya melakukan ekstensifikasi pada wilayah kecamatan lainnya. Secara ekonomis, komoditi beras payo ini dapat digolongkan sebagai beras termahal di dunia. Harga jual pasaran di berbagai tempat baik pada daerah penghasil maupun di luar daerah, harga / kaleng Rp. 180.000,- untuk setiap 1 kaleng volumenya 16 kg. dengan demikian harga per kilo beras payo ini ialah Rp. 11.250,-. Kendatipun harganya cukup mahal, namun permintaan terhadap beras payo ini cenderung meningkat. ke depan diharapkan varietas padi payo lebih dikembangkan lagi di wilayah yang secara geografis memiliki karakteristik sama
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
dengan daerah penghasil antara lain yaitu kawasan pertanian Kecamatan Jangkat, Kecamatan Sungai Manau, dan Kecamatan Muaro Siau. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Sarolangun dapat dikembangkan pada areal pertanian di Kecamatan Batang Asai. E.
Madu Lebah Bakau Secara geografis Kabupaten Tanjab Timur sebagai daerah penghasil berada pada kawasan pesisir pantai Provinsi Jambi dengan luas wilayah 5320 KM, dan memiliki potensi hutan bakau yang sangat luas. Kabupaten ini sangat terkenal dengan julukan “Alam Bumi Sepucuk Nipah, Serumpun Nibung”. Masyarakat yang bermukim di wilayah ini lebih banyak bermatapencaharian sebagai nelayan, petani, dan pengrajin. Tidak heran jikalau Tanjab Timur juga terkenal dengan hasil lautnya. Berdasarkan letak, Kabupaten ini memiliki unggul banding karena posisi yang strategis dan sangat berdekatan dengan pusat ekonomi regional yang kita sebut “SIJORI” yaitu berhadapan secara langsung dengan Negara Singapore, Johor, dan Riau (Batam). Selain itu kabupaten ini banyak sekali memiliki produk unggulan antara lain seperti gula nira kelapa, kerajinan batok kelapa, anyaman pandan ,natadecoco, VICO (VicionCoconut Oil) dan madu lebah bakau. Tim identifikasi produk unggulan dan indikasi geografis Balitbangda Provinsi Jambi dalam kunjungannya ke kabupaten ini berhasil menginventarisasi salah satu produk unggulan yang juga tergolong sebagai indikasi geografis yaitu madu lebah bakau.
Potensi madu lebah bakau ini tidak hanya menjadi kebanggaan Kabupaten Tanjab Timur tetapi juga sebagai Asset Provinsi Jambi yang mampu mengangkat prestise daerah dan menjadi kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi. Madu lebah bakau ini adalah jenis madu yang sangat spesifik bila dibandingkan dengan jenis
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
madu lainnya. Keunikannya selain berkhasiat tinggi juga bercitarasa enak dan beraroma khas Sari Bunga yang terdapat di kawasan hutan bakau. Sarang lebah yang menempel pada dahan atau batang bakau adalah cikal bakal madu yang dapat dieksploitasi secara bebas artinya kepemilikannya berdasarkan siapa awal penemunya. Dengan demikian potensi madu bakau ini belum pernah dibudidayakan, atau potensi madu liar yang hidup di alam bebas hutan bakau. Tim inventarisasi Potensi HKI dan UnggulanBalitbangda Provinsi Jambi berupaya mengenal secara dekat Desa penghasil madu bakau ini. Menelusuri perairan sungai Muara Sabak menuju ke arah timur dengan menggunakan transportasi air, kita akan menjumpai dua Desa penghasil yaitu Desa Alang-alang dan Desa Sungai Ular Kecamatan Sabak Timur. Kedua Desa ini tidak bisa dilalui melalui transportasi darat karena posisi letaknya berada di sepanjang sungai pesisir pantai Kabupaten Tanjab Timur. Di sepanjang kiri kanan sungai itulah ditumbuhi hutan bakau. Untuk sampai ke Desa ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang bernyali karena selain kawasan hutan bakaunya masih orisinal tetapi juga sangat rawan dengan gelombang pantai. Potensi madu bakau ini cukup besar, karena kawasan hutan bakaunya pun sangat luas. Bagi masyarakat yang bermukim di dua Desa tersebut usaha madu lebah bakau, secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatannya. Adapun karakteristik yang menempel pada madu lebah bakau ini dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 Karakteristikmadu Bakau No
Uraian
Karakteristik
1 2
Jenis Lebah Letak Sarang
3 4
Makanan lebah Citarasa
biasa menempel di pohon bakau sari bunga bakau manis, harum, dan khas aroma bunga bakau Jernih kekuningkuningan sedikit tidak dimakan
5 Warna 6 7
Volume busa Sifat madu
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
8 9 Harga 10 Jumlah 11 pengrajin Pemasaranny a 12 Khasiat
Status produk
semut (asli) Rp. 25.000,- per 250 ml 40 orang (2 KUB) Lokal dan pesanan Dapat membantu penyembuhan penyakit dan kesegaran tubuh Belum uji klinik
ke depan diharapkan adanya perlindungan terhadap madu lebah bakau ini, karena selain produk unggulan Provinsi Jambi juga dapat dikategorikan sebagai indikasi geografis kebanggaan Provinsi Jambi.
J. Takaci Sekilas terdengar istilah Takaci adalah konotasi dari bahasa Jepang, namun Takaci merupakan akronim dari “Tatanan Kayu Kerinci”. Sebaliknya, malah ada yang bertanya apa keistimewaan Takaci, jawabnya adalah produk yang bernilai seni tinggi ,indah,unik,dan hanya orang kreatif saja yang bisa membuatnya. Keindahan itu semakin tampak dari rimbunnya pohon kayu manis dengan pucuk berwarna kemerahan, berjejardisepanjang kaki Bukit Barisan, mulai dari wilayah Durian DitakukRajo (Kayu Aro, Gunung Kerinci dan sekitarnya) terus ke wilayah Sialang Berlantak Besi (Gunung Raya,Batang Merangin dan sekitarnya) sampai ke wilayah Bukit Tambun Tulang Muaro Serampas, Jangkat dan Batang Asai. Daerah atau wilayah pergunungan di Kabupaten Kerinci banyak sekali terdapat jenis pepohonan yang spesifik dan unik antara lain seperti ; Kayu Surian (ToonaSureni), Kayu Gaharu, Kayu Embun, Kayu Sigi dan Kayu Pacat. Kayu Pacat sebelumnya banyak terdapat dalam kawasan hutan liar di wilayah pegunungan di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, karena jenis Kayu ini dapat tumbuh di atas tanah yang sangat subur, beriklim dingin suhu 20-30oC dengan ketinggian
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
1000-1200 dpl. Keunikan dan keindahannya membuat Kayu ini sangat cocok sebagai bahan baku perabot rumahtangga, sehingga permintaan akan Kayu Pacat cenderung meningkat dan harganyapun relatif mahal. Para pengrajin kayu sangat menggemari karena serat kayunya padat, awet, bermotif alami dan mudah di pahat. Untuk mendapat bahan baku, pengrajin membeli dari masyarakat pengumpul yang secara sengaja mencarinya di hutan. Setelah dilakukan proses pengeringan, kayu diolah menjadi aneka produk antara lain seperti ; lemari, meja, kursi, patung, tongkat dan souvenir lainnya. Dampak dari semakin tingginya minat masyarakat pemakai terhadap Kayu ini, telah memicu eksploitasi besar-besaran periode tahun 1990-2000, tanpa dilakukan pembudidayaan kembali. Oleh karena kayu pacatdikatagorikan salah satu komoditi Indikasi Geografis dari sebelas potensi yang terdapat di Provinsi Jambi, maka untuk mempertahankan reputasinya perlu diupayakan perlindungan, pelestarian dan pembudidayaan melalui instansi atau stakeholder terkait. Kekhawatiran terhadap kelangkaan kayu pacat tersebut, pihak pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, melalui Dinas Kehutanan melarang keras eksploitasi dan perdagangan Kayu Pacat. Upaya ini sebagai faktor yang mempengaruhi mandeknya usaha kerajinan Kayu Pacat, karena para pengrajin kesulitan mendapatkan bahan baku. Kondisi seperti ini pulalah yang mendorong salah seorang pengrajin, Zainal Abidin (60 tahun) secara autodidak berobsesi mencari alternatif penganti dari bahan baku olahan kayu Pacat tersebut. Upaya ini membuahkan hasil karena perpaduaan yang sangat artistik batang pohon Kayu Manis yang berwarna putih dengan Batang Kelapa yang berwarna cokelat tua diolah menjadi produk yang mirip seperti Kayu Pacat. Terobosan yang dilakukan Zainal Abidin sangat luar biasa, melalui tangan terampil dengan semangat dan jiwa seni yang kreatif, telah berhasil menghasilkan produk yang sangat berkualitas dan berteknologi tinggi, kendatipun metode pengolahannya tergolong manual atau Tradisional. Adalah wajar bilamana kerajinan Takaci dinobatkan sebagai salah satu produk unggulan dari Kota Sungai Penuh. Sementara Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi, produk Takaci selanjutnya telah pula didaftarkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) Kemenristek-RI untuk ditetapkan sebagai INOVATOR ke-106 atas nama Zainal Abidin dari Provinsi Jambi. Potensi Bahan Baku dan Pengolahan
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Usaha kerajinan Takaci memiliki peluang pasar atau prospek yang sangat besar, karena selain didukung oleh bahan baku yang tersedia banyak (bahkan terbesar di dunia) ditambah lagi peminat produk Takacicenderung meningkat terus. Seiring semakin meningkatnya permintaan akan bahan baku maka secara ekonomis memberikan nilai tambah bagi petani Kayu Manis, karena selama ini batang Kayu Manis setelah dipanen oleh petani penghasil malah dianggap sebagai limbah perkebunan, paling hanya dipergunakan sebagai kayu bakar atau diolah untuk kotak kemasan sayur-mayur. Batang pohon kayu manis yang sudah dipanen dibeli dan diolah menjadi kepingan kayu atau kayu gergajian (KGG) setebal 2-3 cm sesuai kebutuhan. Kayu yang sudah diolah selanjutnya dijemur sampai benar-benar kering, demikian juga halnya dengan kayu kelapa. Kedua bahan baku tersebut disatukan dan kemudian dipahat sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat. Potongan kayu yang sudah dipahat kemudian dijalin hingga tampak sebagai perpaduan satu kesatuan dalam waktu yang cukup lama, setelah itu baru dilakukan proses perekatan, dan penghalusan kembali (finishing). Kesemuanya ini dilakukan pengrajin dengan metode dan peralatan yang sangat sederhana, namun mampu menghasilkan produk berkualitas yang bercirikan timbulan ornamen warna putih dan cokelat tua mirip dengan ornamen kayu pacat. Harga produk kerajinan Kayu Pacat atau Takaci relatif mahal, karena proses pembuatan pahatan kayu manis dan kayu kelapa membutuhkan waktu cukup lama .Untuk pembuatan sebuah mimbar saja, pengrajin menghabiskan waktu sekitar 3 minggu. Selain itu proses pamahatan dan penyatuan kedua jenis kayu tersebut diakui cukup rumit, ditambah lagi pengrajin masih harus mengukir sepanjang tepi dan sudut kayu dengan motif khas Melayu Jambi sehingga hasil kerajinan menjadi lebih indah dan bernilai seni budaya. Dengan demikian seorang pembeli tidak hanya membeli daya guna, namun akan menikmati keindahan motif ornamen yang halus, berkilau dan memiliki nilai seni tinggi. Dari hasil pengamatan langsung Tim HKI di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat kendala-kendala dalam upaya pengembangannya. Dengan demikian tingkat kepedulian atau akses pemerintah baik Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota selaku stakeholder terus berupaya mendorong tumbuhnya usaha kerajinan Takaci ini. Apapun alasannya usaha kerajinan Takaci adalah subsistem dari ekonomi kerakyatan, karena ekonomi kreatif bisa tumbuh jika budaya kreatif dan mentalitas untuk berkreasi mampu menjadi bagian dalam misi pembangunan daerah.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Produk Takaci mendapat respons sekaligus diakui Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus sebagai produk berkualitas tinggi dan unik kebanggaan Provinsi Jambi dan Kota Sungai Penuh sebagai daerah penghasil. Sebagai wujud kepedulianya, Gubernur Jambi spontan meminta PT.Pertamina (persero) untuk ikut membina dan memberi bantuan permodalan kepada para pengusaha Takaci. Diharapkan melalui suntikan modal akan mampu memberi Energy baru bagi tumbuh kembangnya usaha Takaci. Karena untuk menghasilkan produk yang berkualitas, perlu dukungan peralatan yang bagus dan lengkap antara lain seperti ; mesin bubut, kompresor cat pernis, mesin pahat, mesin suguh, mesin bor dan alat pembentuk motif. Kendala lain yang dihadapi oleh para pengrajin Takaci ini adalah ketika ada orderan dalam volume besar, karena keterbatasan modal pengrajin untuk membeli bahan baku yang banyak. Persoalan ini tentunya perlu menjadi perhatian berbagai pihak terkait dengan program pembangunan daerah. Pada kenyataannya, hingga saat ini bahwa pengrajin seni pahat dan ukiran dengan bahan baku batang kayu manis, satu-satunya di Indonesia. Dengan demikian usaha kerajinan Takaci memiliki peluang pasar, karena Provinsi Jambi terkenal penghasil Kayu Manis terbanyak dan terbesar di dunia, sementara ketersediaan bahan bakunya tidak akan pernah habis. Produk Takaci tidak hanya dipasarkan secara lokal, tetapi dipasarkan ke wilayah Provinsi tetangga,antara lain seperti ; Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Sumatera Selatan dan Jakarta. Sedangkan order dalam bentuk pesanan dari berbagai kalangan Selalu ada.
Berdasarkan hasil identifikasi Tim HKI Balitbangda Provinsi Jambi di lapangan, ternyata produk Takaci secara khusus memanfaatkan batang kayu manis sebagai bahan baku utama, yang kualitasnya berbeda dengan batang kayu manis ditempat lain. Antara lain keistimewaannya adalah kayu tidak mudah pecah, berserat halus, tidak dimakan rayap dan telah ditetapkan oleh ditjen HKI KementrianHukum-HAM sebagai potensi Indikasi Geografis kebanggaan Provinsi Jambi yang perlu mendapat perlidungan hukum. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jambi melalui Sentra Hak Kekayaan Intelektual Balitbangda, telah menganggarkan melalui APBDP Tahun 2012 biaya perlindungannya antara lain seperti ; pembuatan buku persyaratan, Pembentukan dan penguatan institusi kelompok petani penghasil, pemetaan wilayah penghasil, uji laboratorium kualitas tanah dan sampel produk.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Aspek keuntungan secara ekonomis, ke depan diharapkan petani Kayu Manis di Provinsi Jambi akan menerima harga yang pantas, karena sertifikasi perlindungan hukum atas produk Indikasi Geografis mutlak berpatokan pada kualitas dan mutu barang yang selama ini ulah pedagang, sengaja dicampur dengan Kayu Manis dari Selatan dengan kualitas mutu relatif rendah, namun tetap menggunakan label ekspor Kayu Manis Kerinci. Selain itu salah satu variabel yang mempengaruhi harga tingkat petani kayu manis adalah monopoli harga dan mekanisme tata niaga yang terlalu panjang. Oleh karenanya, melalui upaya perlindungan ini, juga diharapkan agar kelompok petani penghasil Kayu Manis dapat melakukan transaksi dagang langsung dengan negara pemakai via jasa telekomunikasi. Kemudian melihat pada metode pembuatannya, produk Takaci adalah hasil olahan dari kombinasi faktor lingkungan geografis dan faktor manusia sehingga mampu memberikan ciri, karakteristik, reputasi dan kualitas pada barang. Oleh karena itu, maka kombinasi dari unsur-unsur yang terdapat pada Takaci, dapat dikategorikan sebagai potensi produk Indikasi Geografis Provinsi Jambi berbasis olahan, semoga..(HR)
K. Kopi Robusta Kopi Robusta atau yang disebut dengan CoffeeCanephora pada awalanya hanya dikenal sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga beberapa meter tingginya. Hingga akhirnya Kopi Robusta pertama kali di temukan di Kongo sekitar tahun 1895 oleh Emil Laurent. Namun terlepas dari itu ada data yang menyatakan jenis Kopi Robusta ini telah ditemukan lebih dahulu oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard Burton dan John Speake pada tahun 1862. Kopi Robusta (CoffeerobustaLindl, ex De Willd) termasuk dalam kelas Dicotyledonae dan bergenus Coffee dari famili Rubiaceae. Jenis Kopi ini memiliki akar tunggang yang tumbuh tegak lurus sedalam hampir 45cm dengan warna kuning muda. Batang dan cabang-cabang Kopi Robusta dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 2 – 5m dari permukaan tanah atau mungkin juga lebih, tergantung didaerah mana Kopi tersebut tumbuh. Kopi Robusta (CoffeerobustaLindl, ex De Willd) tumbuh baik pada zona 20° LU – 20° Ls pada Elevasi 400 – 800 m DPL dan dengan temperatur rata-rata tahunan 24 – 30°C. Kopi Robusta merupakan peninggalan Belanda yang di kembangkan di Kec. Batang Merangin Kabupaten Kerinci dengan alasan kondisi fisik
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
daerah tersebut cocok untuk pengembangan Kopi Robusta, dari sinilah masyarakat Kerinci mengenal Kopi Robusta. Kopi Robusta yang ada di Kecamatan Batang Merangin berbeda dengan Kopi Robusta yang ditanam masyarakat lainnya. Umur tanaman Kopi ini relative lama bahkan sampai ratusan tahun. Kopi robusta ditanam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari, dimana petani dapat memetik hasil setiapa 3 minggu sekali. Kopi Robusta masa beratnya lebih dari Kopi lainnya dan dapat menghasilkan satu kaleng Kopi setara tiga kg Kopi kering atau beras Kopi. Kopi yang telah berumur 15 tahun menghasilkan 5,5 kg Kopi basah untuk setiap kali panen. Panen raya dilakukan setelah Kopi berumur tiga tahun yang dilakukan sampai umur enam tahun. Setelah itu Kopi ini dikenal sebagian masyarakat dengan nama Kopi Belanda. Pada umumnya ketinggian atau elevasi lokasi tumbuh tanaman Kopi sangat berpengaruh terhadap besarnya biji Kopi, jika berada di tempat yang lebih tinggi maka biji Kopi akan menjadi lebih besar. Beberapa varietas yang termasuk Kopi robusta antara lain Quillou, Uganda, dan Chanephora, ketiga varietas tersebut masing-masing memiliki karakter fisik dan sifat yang berbeda.
Profil Kopi Robusta (CoffeerobustaLindl, ex De Willd) Tahun Spesies ditemukan
1895
Kromosom (2n)
22
Bunga berubah ke biji Kopi matang
10 – 11 Bln
Biji Kopi matang
Tidak jatuh
Musim berbunga
Tidak teratur
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Hasil panen (kg biji / ha)
2300-4000
Suhu optimal rata-rata tahunan
24-30° C
Curah hujan Optimal
2000-3000 mm
Tumbuh di ketinggian
400 – 800m
Hemileia vastatrix
Tahan
Nematodes
Tahan
KolerogaNoxia
Toleran
Tracheomycosis
Rentan
Kandungan Kafein
1.7-4.0%
Bentuk biji Kopi
Oval / Lonjong
Body
Rata-rata 2.0%
Karakter rasa
Dominan pahit
Kopi Robusta (Coffeecanephora) Di Indonesia Kopi robusta, telah berperan memenuhi produksi Kopi dunia sekitar 20 persen. Sementara Kopi Arabica (Coffeearabica) jauh lebih besar yaitu sekitar 75-80 persen dari produksi dunia, Dua spesies lain yang tumbuh pada skala kecil yaitu Coffeeliberica (Liberica Kopi) dan Coffee. Indonesia merupakan negara produsen Kopi terbesar keempat di dunia setelah Kolombia (1.220 kg/ha/tahun), Brasil (1.000 kg/ha/tahun) dan Vietnam (1.540 kg/ha/tahun) yaitu sebesar 792 kg biji kering per hektar per tahun. Areal produksi Kopi di Indonesia diperkirakan telah mencapai sekitar 1,3 juta hektare, yang tersebar dari Sumatra Utara, Jawa dan Sulawesi.Kopi jenis Robusta umumnya dibudidayakan oleh petani di Sumatra Selatan, Lampung, dan Jawa Timur, sedangkan Kopi jenis Arabika umumnya ditanam petani Kopi
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Aceh, SumatraUtara, Sulawesi Selatan, Bali dan Flores. Harga Kopi robusta di Indonesia pada tahun 2011 mengalami kenaikan yaitu US$ 259 per ton. Harga ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009-2010 yaitu sekitar US$ 165 per ton. Di Indonesia, sebahagian besar petani Kopi lebih memilih membudidayakan Kopi jenis Robusta daripada Kopi Arabika, sekitar 80 persen dari total 300 ribu ton ekspor Kopi Indonesia adalah Kopi Robusta. Provinsi Lampung, Bengkulu dan Sumatra Selatan adalah sentra produksi Kopi Robusta di Indonesia, dengan total produksi mencapai 320 ribu ton. L. Teh Kayu Aro Secara historis, awalnya perkebunan teh kayu aro ini dilaksanakan di kawasan areal perkebunan rakyat di Desa Kebun Baru Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci. Usaha perkebunan ini dinonaktifkan oleh pihak Belanda Karena ketersediaan areal tanam perkebunan teh yang kurang memadai, ditambah lagi areal perkebunan tersebut bersetuhan langsung dengan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang dulunya dianggap sebagai hulu air sungai Lempur yang sehari-harinya dipergunakan baik untuk kebutuhan air maupun mengairi areal persawahan masyarakat. Oleh pihak adat waktu itu melarang keras kepada pihak Belanda agar jangan mengeksploitasi kawasan hutan tersebut sebagai areal tanam perkebunan teh.
Oleh pihak Belanda ketika itu areal perkebunan teh dipindahkan ke kawasan kaki gunung Kerinci di Desa Kayu Aro yang beriklim dingin/sejuk dengan ketinggian 1400 s/d 1700 meter dari permukaan laut. Upaya ini dilakukan oleh pihak
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
perusahaan Belanda yaitu NV HVA (NamlodseVenotchhaafHandleVeriniging Amsterdam) pada tahun 1925. Untuk mengolah perkebunan Teh Kayu Aro tersebut, pihak Belanda mendatangkan para pekerja perkebunan dari pulau Jawa. Dan tidak heran kalau dikawasan perkebunan Teh Kayu Aro berkembang komunitas Jawa. namun demikian, secara emosional masyarakat setempat telah menyatu dengan penduduk asli Kerinci sehingga tidak terdapat perbedaan yang jelas. Proses adaptasi ini dipicu oleh adanya dorongan sosial kultural untuk melakukan pernikahan eksogami.
Secara kualitas, banyak pendapat yang mengatakan bahwa Teh Kayu Aro adalah serbuk tehyang paling berkualitas di dunia. Cuma persoalannya penulis sendiri belum pernah menikmati Teh Kayu Aro kualitas terbaik atau biasa disebut dengan istilah Grande 1. Kualitas Grande 1 ini tidak dipasarkan secara domestik karena dipergunakan sebagai komoditi ekspor. Sementara yang dipasarkan secara lokal di Indonesia adalah produk kualitas campuran Grande 2 dan 3. Popularitas dan keunggulan Teh Kayu Aro ini sangat terkenal bahkan sebagai minuman favorit di Eropa, seperti Rusia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Asia, Pakistan, dan negara-negara di Asia Tenggara. Kualitas Teh Kayu Aro lebih spesifik citarasanya dan apalagi dalam proses pembuatannya tidak dicampur zat kimia, seperti pengawet, pewarna, dan perasa. Berdasarkan hasil uji klinik ternyata didalam serbuk Teh Kayu Aro terdapat kandungan zat, seperti Riboflavin dan Polifenol. Menurut ilmu kedokteran zat Riboflavin adalah zat yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh manusia karena zat tersebut dapat membantu pertumbuhan pencernaan. Sedangkan Polifenol adalah zat yang mengandung anti oksidan jenis biolavanoidyang sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia terutama guna mencegah osteoporosis yang tingkat keampuhannya 100 kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali lebih efektif dari vitamin E. Oleh karena itu biolavanoid adalah zat yang paling efektif untuk
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
mencegah tumbuhnya kolesterol jahat dan dapat memicu pertumbuhan plak yang sering kali menyumbat pada pembuluh darah arteri. Berdasarkan dinamika perkembangannya, Perkebunan Teh Kayu Aro terus melakukan upaya ekstensifikasi lahan, sehingga luas areal perkebunan tersebut yaitu 2.624,69 hektar, dengan tingkat produksi rata-rata daun teh basah yaitu 80 ton per hari. Untuk menghasilkan 80 ton daun teh basah tersebut pihak perkebunan PTP 6 Kayu Aromemperkerjakan 1865 karyawan. Sedangkan aktivitas pengolahan daun basah menjadi serbuk teh dengan metode pelayuan dapat berlangsung ± 22 jam per target produksi per hari. Pertanyaan yang muncul dibenak kita, kenapa kualitas Teh Kayu AroGrande 1 tidak dipasarkan secara lokal. Jawabnya karena kualitas theGrande 1 adalah olahan dari daun pucuk muda terbaik berwarna kekuning-kuningan, tanpa ampas/serbuk dan harganya sangat mahal. Untuk satu kilo teh Grande 1 di pasar luar negeri harganya mencapai 2,89 dolar. Sedangkan teh kualitas Grande 2 dan 3 adalah serbuk teh yang dibuat dengan sistem campuran, olahan daun dan batang.
M. Kopi Ekselsa Kopi ekselsa banyak dibudidayakan petani di Tanjung Jabung Barat dan telah memiliki pasar khusus di luar negeri. Harga kopi ekselsa ini relatif stabil, lebih tinggi dari harga kopi robusta, dan tidak terpengaruh dengan kondisi perekonomian global dan malah pada saat krisis moneter tempo hari harganya malah meningkat. Kopi ekselsa (Coffeedewevreivar. exelsa A. Chev ) adalah salah satu spesies tanaman kopi yang umumnya dibudidayakan sebagai batang bawah karena adaptabilitasnya pada kondisi lahan marjinal. Jenis kopi ini semula dimasukkan ke Indonesia sebagai pengganti kopi arabika yang terserang penyakit karat daun Hemileiavastatrix (RetnoHulupi, 2009 ). Tanaman kopi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada umumnya ditanam petani di Kecamatan Betara, Kuala Betara, Pangabuan dan Bram Itam dengan luas areal 2.900 ha dan 50% diantaranya berada di Kecamatan Betara.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Di kecamatan Betara tanaman kopi membentuk hamparan luas yang menurut petugas Dinas Perkebunan Kabupaten Tanjab Barat mencapai luas 1.300 ha dan 95 % diantaranya adalah jenis kopi ekselsa atau yang dikenal petani dengan kopi besar sedangkan selebihnya merupakan kopi robusta atau kopi kecil. Disebut kopi besar karena ukurannya lebih besar.
Atas Ekselsa Bawah Robusta Lahan tanaman kopi tergolong tanah subur yang berasal dari gambut yang sudah masak berwarna hitam. Drainase pada lahan di daerah ini mutlak diperlukan karena secara tidak langsung masih terasa pengaruh pasang surut air laut. Kopi golongan ekselsa mempunyai adaptasi iklim yang lebih luas seperti kopi liberika dan jenis ini banyak dibudidayakan orang di dataran rendah yang basah, yaitu suatu daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta. Ciri khas kopi ini antara lain memiliki cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Batangnya kekar dan memerlukan jarak tanam yang relatif kecil dan tidak beragam, seperti kopi liberika. Beberapa klon yang baik ialah Exc. BGN 121-09 dan Exc. BGN 121-10 yang sering pula digunakan sebagai batang bawah karena di samping memiliki sistem perakaran yang baik jenis kopi ekselsa juga tahan terhadap nematoda. Hasil penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember diketahui bahwa kopi ekselsa mampu bertahan terhadap serangan nematoda Pratylenchuscoffeae
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
sehingga, layak digunakan sebagai batang bawah pada areal yang terinfeksi nematoda parasit (Mulyadi Kusno dan Amidjoyo, 1996) Jenis kopi ekselsa yang ditanam menurut warna masak buahnya dikategorikan 3 jenis yaitu ekselsa merah, kuning dan hijau dan 80% diantaranya adalah warna merah, 15 % kuning dan 5% hijau. Ekselsa warna merah masih ada 2 macam yaitu berdaun tebal dan berdaun agak tipis.
Pemanenan kopi ekselsa dikenal dengan panen besar dan panen kecil masingmasing dilakukan 3 kali petik. Untuk ekselsa merah pemanenan dilakukan jika buah sudah berwarna merah sedangkan untuk yang kuning dan hijau pemanenan dilakukan pada saat buah sudah ruam. Ekselsa buah kuning dan hijau jika terlambat dipanen buah akan pecah di pohon. Dipertanaman yang paling dominan adalah buah merah sedang buah kuning dan hijau 1-2 pohon /ha
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
` Produktivitas kopi ekselsa berkisar 800-1200 kg/ha/tahun kopi beras yang sudah dikupas kulit tanduknya. Proses pembuatan kopi beras dimulai dengan cara memecah buah kopi glondong hasil panen kemudian dijemur di depan rumah.
Menjemur kopi yang sudah dipecah. Ada perbedaan rendemen buah kopi ekselsa dengan kopi robusta. Kopi ekselsa yang diproses petani rendemennya berkisar 10 - 12% sedangkan kopi robusta rendemennya dapat mencapai 22%. Harga biji kopi ekselsaditingkat petani sebesar Rp. 21.000 -24.000/kg sedangkan kopi robusta sebesar Rp. 11.000,-/kg yang dijual kepada pedagang pengumpul. Setiap bulan seorang pedagang pengumpul mampu mengumpulkan sebanyak 5 - 10 ton kopi beras untuk dijual. Belum diperoleh informasi kopi ekselsa tersebut dijadikan jenis produk kopi tertentu, namun yang pasti di Malaysia dikenal dengan nama kopi Tungkal.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi
Gambar : Kopi beras siap jual Kiri ; ekselsa Kanan ; robusta. Kopi ekselsa ini sudah sangat diterima oleh masyarakat dan petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat di samping memberikan pendapatan utama, rasa kopi ini juga nikmat dan sudah memasyarakat dan mempunyai pasar lokal dan luar negeri. Secara umum petani yang mengusahakan kopi ekselsarata-rata berkehidupan yang baik ditandai dengan memiliki rumah yang cukup baik, mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi dan banyak diantaranya sudah menunaikan ibadah haji.
Sentra HKI Balitbangda Provinsi Jambi