SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG LEBIH MEMPERTAHANKAN FUNGSI KOGNITIF DIBANDINGKAN SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN Effectiveness Therapy Modality Stretching Before - After Exercise In Preventing Delayed Onset Muscle Soreness Dwi Setiyawati1* , Arief Hendrawan 2 1,2
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl. Cerme No 24, Sidanegara, Cilacap * Alamat Koresponden : chyara.ara.gmail.com
ABSTRAK Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Salah satu dampak dari menua adalah menurunnya kemampuan fungsi kognitif. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan latihan fisik pada lansia. Latihan fisik yang dimaksud adalah senam. Senam aerobik bak senama aerobik intensitas ringan maupun intensitas sedang bermanfaat untuk menjada kemampuan fungsi kognitif pada lansia. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 32 orang lansia (kelompok 1 senam aerobik intensitas ringan = 16 orang dan kelompok 2 senam aerobik intensitas sedang = 16 orang) didapatkan hasil bahwa senam aerobik intensitas ringan dan sedang sama-sama bermanfaat untuk menjaga fungsi kognitif. Senam aerobik intensitas sedang lebih memelihara fungsi kognitif dibandingkan senam aerobik intensitas ringan (p=0,000) Kata Kunci : lansia, aerobik, kognitif
ABSTRACT Aging is not a disease but it is a process of reduction in body resistance in the face of stimuli from both inside and outside the body. One of the effects of aging is the decreased ability of cognitive function. To overcome this done physical exercise in the elderly. Physical exercise is meant is gymnastics. Aerobic exercises like aerobics namesake of mild or moderate intensity intensity helpful to menjada ability cognitive function in the elderly. In a study of 32 elderly people (group 1 = mild intensity aerobic exercise 16 people and 2 groups of moderate-intensity aerobic exercise = 16) showed that the light intensity aerobics and is equally useful for maintaining cognitive function. More moderate intensity aerobics maintain cognitive function than light intensity aerobic exercise (p = 0.000) Key Words : aging, aerobic, cognitive
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016
117
meliputi berbagai aspek yaitu orientasi,
PENDAHULUAN Pertambahan jumlah lansia Indonesia,
registrasi, atensi dan kalkulasi, memori dan
dalam kurun waktu tahun 1990 - 2025,
juga bahasa. Penurunan kognitif tidak hanya
tergolong tercepat di dunia (Kompas, 25
terjadi
Maret 2002:10) Indonesia adalah termasuk
penyakit yang berpengaruh terhadap proses
negara
penduduk
penurunan kognitif tersebut, namun juga
berstruktur lanjut usia (aging structured
terjadi pada individu lansia yang sehat. Pada
population) karena jumlah penduduk yang
beberapa individu, proses penurunan fungsi
berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%.
kognitif tersebut dapat berlanjut sedemikian
Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006
hingga
sebesar kurang lebih 19 juta dengan usia
demensia (Pramanta dkk., 2002). Penurunan
harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010
ini dapat mengakibatkan masalah antara lain
diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%)
memori panjang dan proses informasi, dalam
dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun,
memori panjang lansia akan kesulitan dalam
dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar
mengungkapkan kembali cerita atau kejadian
28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan
yang tidak begitu menarik perhatiannya dan
hidup 71,1 tahun (Menkokesra, 2008).
informasi baru atau informasi tentang orang,
yang
memasuki
era
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan suatu proses berkurangnya daya
pada
terjadi
individu
yang
gangguan
mengalami
kognitif
atau
rentan terhadap kecelakaan contohnya jatuh dan juga kurang koordinasi gerakan.
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
Senam adalah latihan tubuh yang
dari dalam maupun dari luar tubuh. Menurut
dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan
Constantinides, (2006) menua adalah suatu
berencana, disusun secara sistematis dan
proses menghilangnya secara perlahan lahan
metodis dengan tujuan membentuk dan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
mengembangkan pribadi keseluruhan yang
dan mempertahankan struktur dan fungsi
harmonis (Mahendra ,2000). Senam juga
normalnya sehingga tidak dapat bertahan
merupakan kegiatan yang menyenangkan
terhadap
dan dapat membuat orang bersemangat
jejas
(termasuk
infeksi)
dan
karena dengan senam akan memacu hormon
memperbaiki kerusakan yang diderita. Walaupun demikian menurut Nugroho
yang dapat meminimalisir tingkat stress.
yang
Senam yang dilakukan oleh lansia
menghinggapi pada kaum lansia salah
adalah senam aerobic low impact dengan
satunya adalah terjadinya gangguan kognitif.
intensitas sedang dan gerakan yang mudah
Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat
dilakukan oleh lansia. Gerakan-gerakan yang
(2002)
ada
beberapa
penyakit
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016
118
berirama dan urut akan membantu lansia
menggunakan
untuk proses daya ingat. Menurut Putra
penghitungan seperti pada tabel 1.
(2013) senam aerobic dapat meningkatkan
Tabel 1. Uji Rerata Kelompok Senam Aerobik Intensitas Rendah dan Senam Aerobik Intensitas Sedang
kebugaran fisik, kesehatan otak dan ingatan
uji
Wilcoxon.
Hasil
para lansia
METODE Metode
yang
digunakan
dalam
Kelompok
Sebelum
Sesudah
Selisih
P
Klm 1
20,25 +
23,54 +
3,19 +
0,000
2,32
2,42
2,44
20,19 +
26,44 +
6,23 +
2,56
2,37
2,15
Klm 2
penelitian ini adalah quasi experimental. Design penelitian yang diterapkan adalah pre
0,000
Sumber Data Primer, 2016
test – post test group design. Jumlah sampel
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
32 orang dibagi menjadi 2 kelompok.
bahwa pemberian senam aerobik intensitas
Kelompok 1 disebut kelompok kontrol
rendah
(jumlah sampel 16 orang) pelatihan senam
kognitif pada kelompok lansia, pemberian
aerobik intensitas ringan. Kelompok 2
senam aerobic intensitas sedang dapat
disebut kelompok perlakuan (jumlah sampel
mempertahankan
16 orang) mendapatkan perlakuan pelatihan
kelompok lansia.
senam aerobik intensitas sedang. Pelatihan
Guna
dapat
mempertahankan
fungsi
mengetahui
fungsi
kognitif
pada
efektifitas
dari
senam aerobik baik intensitas ringan dan
perlakuan 1 dan perlakuan 2 maka dilakukan
intensitas sedang dilakukan dengan frekuensi
uji statistik dengan uji independent T-test.
3 kali per minggu selama 30 menit tiap
Hasl uji terlihat pada tabel 2.
pertemuan. Tingkat kemampuan kognitif diukur dengan kuesioner dan MMES
Tabel 2. Uji Selisih Pada Kelompok 1 dan 2 Kelompok Klm 1
Analisa data yang digunakan adalah uji
Selisih 3,19 + 2,44 6,23 + 2,15
diskriptif, uji normalitas (Shapiro Wilk Test), Klm 2
uji homogenitas (Levene’s Test) dan uji
p 0,000
Sumber Data Primer, 2016
komparasi (independent T-Test).
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui HASIL
bahwa senam aerobic intensitas sedang lebih
Guna mengetahui pengaruh sebelum
mempertahankan
sesudah
dibandingkan
dan
perlakuan
pada
tiap-tiap
kelompok maka dihitung rerata perbedaan antara
kelompok
1
dan
kelompok
kemampuan
latihan
aerobic
kognitif intensitas
rendah pada lansia.
2
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016
119
system
PEMBAHASAN
visual,
sistem
vestibular,
Salah satu upaya dala menghambat
muskuloskeletal, propioceptic dan lain-lain
kemunduran fungsi kognitif pada kelompok
akan diproses dan diintegrasikan pada semua
lansia adalah dengan pemberian latihan
sistem saraf (Ganong, 1999). Informasi yang
gerak. Latihan gerak atau senam bukan hal
diterima tidak menjadi informasi jangka
yang baru di lingkungan masyarakat kita.
pendek. Agar informasi yang diterima tidak
Senam yang diberikan kepada kelompok
menjadi informasi jangka pendek maka
lansia adalah senam aerobik intensitas ringan
informasi
dan intensitas sedang. Pada penelitian ini
(Suhartono, 2005).
tersebut
harus
diulang-ulang
diketahui bahwa senam aerobik intensitas
Otak merupakan system utama dalam
ringan dan intensitas sedang bermanfaat
menyimpan memori. Semakin banyak otak
dalam mempertahankan fungsi kognitif pada
dipergunakan dalam berpikir maka banyak
kelompok lansia.
pua impuls yang akan teraktivasi . Hal ini menjelaskan
menjadikan daya ingat seseorang jauh lebih
hubungan antara senam dan fungsi kognitif
baik dibanding seseorang yang tidak terlalu
adalah senam mampu menjaga dan mengatur
aktif dalam berpikir.
Mekanisme
yang
Perbedaan
vaskularisasi ke otak dengan menurunkan
antara
senam
aerobik
kadar
intensitas ringan dan aerobik intensitas
produksi
sedang adalah pada pengulangan gerakan
endhotelial nitric oxide dan menjamin
dan tingkat kerumitan gerakan. Aerobik
perfusi jaringan otak yang kuat. Efek
intensitas
ringan
langsung pada otak yaitu memelihara serta
sederhana
dan
meningkatkan
saraf,
Sedangkan aerobik intensitas sedang lebih
sinaps-sinaps dan kapilarisasi (Weuve,dkk.
banyak garakan dan pengulangan. Oleh
2004).
karena itu senam aerobik intensitas sedang
tekanan
darah,
lipoprotein,
meningkatkan
meningkatkan
perluasan
serabut
Gerakan senam akan menimbulkan kontraksi pada otot. Kontraksi otot akan
lebih
mampu
lebih
kearah
sedikit
gerakan
pengulangan.
mempertahankan
fungsi
kognitif pada kelompok lansia
memberikan pengaruh pada otak melalui jalur muscle spindle. Adanya rangsangan
KESIMPULAN
akan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
diteruskan oleh serabut saraf pusat melalui
penelitian ini bahwa pelatihan senam aerobik
jaras-jarasnya. Jaras-jaras ini yang menerima
intensitas sedang lebih mempertahankan
yang
terjadi
pada
golgi
tendon
informassi berupa sensoris dari perifer, Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016
120
fungsi kgnitif dibangingkan senam aerobik intensitas ringan pada kelompok lansia.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan penelitian ini. Bantuan yang penulis terima baik dukungan material maupun non material dari teman sejawat
Soetedjo, 2006. Diagnosis gangguan kognitif dan MCI pada usia lanjut, dalam: Hexanto, M., & Trianggoro, B.,(penyunting), Update Management of Neurological Disorders in Elderly, Pertemuan Imiah Tahunan UNDIPUGM-UNS XXI Turana, Y., Mayza, A., Luwempouw S.F., 2004. Pemeriksaan Status Mini Mental pada usia lanjut di Jakarta. Medika, vol. 30, 9, 563-568. Yonkuro, Tika. 2006. Profil Instruktur. Yogyakarta : FIK UNY
fisioterapis, pihak UPT PPM STIKES AlIrsyad Al-Islamiyyah Cilacap serta pihak STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap sangat menunjang pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Consatantinides, 2006. Teori proses menua, dalam: R. Boedhi-Darmojo (Penyunting), Geriatri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta Diaz, M.G., 1991. The Essential Brain, pp.,188-193, Merck, Madrio. Mahendra, Agus. 2000. Senam. Jakarta : Dirjen Dikdasemen Depdiknas. Setyopranoto, I., Lamsudin, R., Dahlan, P., 2000. Peranan stroke iskemik akut terhadap timbulnya gangguan fungsi kognitif di RSUP. Dr. Sardjito, Berkala Neurosains, vol.2, 1, 227-234.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016
121