ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENGHADAPI ERA MEA
Fatma Sukmawati, S.Pd, M.Pd IKIP PGRI Jember
[email protected] Abstrak Era globalisasi ini semakin menuntut perlunya pendidikan karakter agar lulusan di berbagai jenjang dapat bersaing dengan rekan-rekannya di berbagai belahan dunia lain. Karakter adalah suatu hal yang unik hanya ada pada diri individual ataupun pada suatu kelompok, bangsa dan merupakan kunci keberhasilan individu. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter dapat diintergrasikan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Dengan penerapan pendekatan saintific dalam pembelajaran IPA yang baik dimungkinkan akan memunculkan nilai-nilai karakter cinta ilmu pengetahuan, logis, disiplin, kritis, kreatif, percaya diri, menghargai perbedaan pendapat, jujur, peduli lingkungan, bertanggungjawab, mandiri, religius, memecahkan masalah dan mampu berkarya sehingga masyarakat indonesia mampu menghadapi persaingan di era MEA. Kata Kunci:Karakter, MEA, IPA, Saintific.
sendiri, sesama manusia, lingkungan,
PENDAHULUAN Pembentukan karakter merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhnya perilaku
beragama
menciptakan Karakter
dan
peradaban merupakan
untuk manusia.
nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan memberikan
karakter
bantuan
sosial
akan agar
590
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 individu
dapat
menghayati
tumbuh
dalam
Sedangkan tujuan dari pelajaran IPA
kebebasannya
dalam
ialah
agar
siswa
hidup bersama dengan orang lain di
kemampuan
dunia.
Pendidikan
Tuhan YME berdasarkan keberadaan,
hanya
sekedar
karakter
memiliki
bukan dimensi
keindahan,
untuk
mempunyai
dan
yakin
kepada
keteraturan
alam
integratif, dalam arti mengukuhkan
ciptaan-Nya;
moral intelektual anak didik sehingga
pengetahuan dan pemahaman konsep-
menjadi pribadi yang kokoh dan tahan
konsep IPA yang bermanfaat dan
uji, melainkan juga bersifat kuratif
dapat diterapkan dalam kehidupan
secara
sehari-hari.
personal
(Koesoema,
maupun
2007).
sosial
mengembangkan
Pendidikan
Berdasarkan hal tersebut dapat
karakter di sini diharapkan dapat
dilihat bahwa dalam pembelajaran IPA
menyembuhkan penyakit sosial yang
terdapat beberapa komponen karakter
selama
(yakin
ini
sudah
merajalela.
kepada
Tuhan
Pendidikan karakter ini diharapkan
mengembangkan
dapat menjadi solusi bagi proses
memecahkan masalah, dan membuat
perbaikan akhlak masyarakat secara
keputusan; meningkatkan kesadaran
umum.
untuk
Ilmu merupakan
Pengetahuan ilmu
yang
Alam diperlukan
rasa
YME,
berperan
ingin
serta
tahu,
dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam)
yang
harus
dalam kehidupan sehari-hari untuk
dikembangkan dan harus dikuasai oleh
memenuhi kebutuhan manusia melalui
siswa.
pemecahan masalah. Menurut Standar Isi
IPA
dinyatakan
bahwa
IPA
Pembelajaran karakter berbasis saintifik pada pelajaran IPA, sebagai
merupakan ilmu alam yang secara
salah
sistematis
kumpulan
mempertahankan karakter diri sendiri
pengetahuan berupa fakta, konsep,
untuk menghadapi era yang lebih baju,
prinsip,
khususnya
berisi
dan
proses
penemuan.
satu
upaya
MEA.
untuk
Upaya
tetap
tersebut
591
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 dilakukan
agar
yang
istiadat. Ki Hajar Dewantara dengan
menghadapi era tersebut akan tetap
tegas menyatakan bahwa pendidikan
mempertahankan
bangsa
merupakan
seperti tanggung jawab (responsibility)
memajukan
dan kebajikan esensial terdiri dari
pekerti (kekuatan batin, karakter),
kebijaksanaan
pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi
(justice),
masyarakat
karakter
(wisdom),
ketabahan
keadilan
daya
upaya
bertumbuhnya
untuk budi
(fortitude),
jelaslah,
pendidikan
merupakan
pengendalian diri (selfcontrol), kasih
wahana
utama
untuk
(love), sikap positif (positive attitude),
menumbuhkembangkan karakter yang
kerja keras (hard work), integritas
baik. Di sinilah pentingnya pendidikan
(integrity), penuh syukur (gratitude)
karakter (Kemendiknas, 2010:3).
dan kerendahan hati (humility).
Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik
PEMBAHASAN
(good
1) Pendidikan Karakter Pendidikan upaya-upaya
karakter yang
merupakan
dirancang
dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai
perilaku
manusia
yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa,
diri
sendiri,
sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
character)
berlandaskan
kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat, (Lickona,2004). Kebajikan-kebajikan inti merujuk pada kebajikan fundamental terdiri dari rasa hormat (respect) dan tanggung jawab (responsibility) dan kebajikan esensial terdiri dari kebijaksanaan (wisdom), keadilan (fortitude),
(justice),
ketabahan
pengendalian
diri
(selfcontrol), kasih (love), sikap positif (positive attitude), kerja keras (hard work), integritas (integrity), penuh
592
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 syukur (gratitude) dan kerendahan hati
(2)
(humility) (Saptono, 2011).
berkarakter
Ada
empat
bangsa
yang
Pancasila;
(3)
mendasar
mengembangkan potensi warganegara
mengapa sekolah pada masa sekarang
agar memiliki sikap percaya diri,
perlu
bangga pada bangsa dan negaranya
lebih
alasan
membangun
bersungguh-sungguh
menjadikan dirinya tempat terbaik bagi
serta
pendidikan karakter. Keempat alasan
Sesuai
itu adalah: (1) karena banyak keluarga
nasional,
(tradisional maupun non tradisional)
dimaksudkan untuk mengembangkan
yang tidak melaksanakan pendidikan
kemampuan dan membentuk watak
karakter; (2) sekolah tidak hanya
serta
bertujuan
bermartabat
membentuk
anak
yang
cerdas, tetapi juga anak yang baik; (3) kecerdasan
seorang
anak
mencintai dengan
umat fungsi
pendidikan
pendidikan
karakter
peradaban
bangsa dalam
kebaikan; (4) karena membentuk anak
2) Pembelajaran IPA Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkansubjek
hanya sekadar tugas tambahan bagi
didik/pembelajaran
guru, melainkan tanggung jawab yang
direncanakan,
melekat pada perannya sebagai guru.
dievaluasi
Menurut Kemendiknas (2011:7),
mengembangkan
bertujuan
nilai-nilai
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
didik agar berkarakter tangguh bukan
karakter
yang
hanya
bermakna manakala dilandasi dengan
pendidikan
manusia.
yang
dilaksanakan,
secara
sistematis
dan agar
subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara
efektif
dan
yang
efisien. Sedangkan menurut Dimyati
membentuk karakter bangsa yaitu
pembelajaran adalah kegiatan guru
Pancasila,
(1)
terprogram dalam desain instruksional,
mengembangkan potensi peserta didik
untuk membuat siswa belajar secara
agar menjadi manusia berhati baik,
aktif, yang menekan pada penyediaan
berpikiran baik, dan berprilaku baik;
sumber belajar.
meliputi
:
593
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan
pembelajaran
proses ilmiah sehingga tercapai tujuan
merupakan proses yang dipersiapkan
pembelajaran yang sudah ditetapkan.
sedemikian rupa sehingga
peserta
Berdasarkan pengertian-pengertian di
melaksanakan
atas maka dapat disimpulkan bahwa
didik/siswa dengan
bahwa
terjadi di alam ini melalui serangkaian
dapat
sebaik-baiknya
pembelajaran
IPA
berdampak positif pada pencapaian
membelajarkan
siswa
tujuan yang sudah ditentukan. Asy’ari
memahami hakikat IPA (proses dan
mengemukakan bahwa “IPA adalah
produk
pengetahuan manusia tentang alam
mengembangkan sikap ingin tahu,
yang diperoleh alam dengan cara yang
keteguhan hati, ketekunan dan sadar
terkontrol”. Dari pernyataan di atas
akan nilai-nilai yang ada di dalam
menyatakan bahwa IPA merupakan
masyarakat serta pengembangan ke
ilmu yang mempelajari keadaan dan
arah sikap yang positif.
kejadian
3) Pendekatan Saintifik
alam
secara
yang
sistematis
melalui kegiatan pengamatan, dan
adalah
serta
untuk
aplikasinya)
Pendekatan saintifik adalah proses
percobaan untuk mengetahui fakta,
pembelajaran
konsep, proses penemuan dan sikap
sedemikian rupa agar
ilmiah. Sehingga pengetahuan dari
secara
hasil kegiatan manusia yang diperoleh
hukum atau prinsip melalui tahapan-
dengan menggunakan langkah-langkah
tahapan
ilmiah yang berupa metode ilmiah dan
mengidentifikasi
didapatkan dari hasil eksperimen atau
masalah),
observasi
mengajukan
yang
bersifat
umum
sehingga akan terus disempurnakan. Pembelajaran
IPA
merupakan
proses membelajarkan subjek didik
aktif
yang
dirancang peserta didik
mengonstruk
mengamati
(untuk
atau
menemukan
merumuskan atau
konsep,
masalah,
merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan
dan
dalam mempelajari peristiwa yang
594
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 mengomunikasikan
konsep,
hukum
atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan dimaksudkan pemahaman
dengan tiga teori belajar yaitu teori
saintifik untuk
kepada
memberikan peserta
siswa. Metode saintifik sangat relevan
Bruner,
teori
Vygotsky.
Piaget,
dan
teori
Teori belajar Bruner
didik
disebut juga teori belajar penemuan.
dalam mengenal, memahami berbagai
Ada empat hal pokok berkaitan dengan
materi
pendekatan
teori belajar Bruner (dalam Carin &
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
Sund, 1975). Pertama, individu hanya
dari mana saja, kapan saja, tidak
belajar
bergantung pada informasi searah dari
pikirannya apabila ia menggunakan
guru.
kondisi
pikirannya. Kedua, dengan melakukan
pembelajaran yang diharapkan tercipta
proses-proses kognitif dalam proses
diarahkan untuk mendorong peserta
penemuan, siswa akan memperoleh
didik dalam mencari tahu dari berbagai
sensasi dan kepuasan intelektual yang
sumber melalui observasi, dan bukan
merupakan
hanya
Penerapan
intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara
dalam
agar seseorang dapat mempelajari
menggunakan
Oleh
karena
diberi
pendekatan
itu
tahu. saintifik
dan
pembelajaran melibatkan keterampilan
teknik-teknik
proses
penemuan
seperti
mengklasifikasi, meramalkan,
mengamati, mengukur,
menjelaskan,
dan
menyimpulkan. Dalam
suatau
penghargaan
dalam adalah
melakukan ia
kesempatan
untuk
penemuan.
Keempat,
melakukan
penemuan
memiliki melakukan dengan maka
akan
proses
memperkuat retensi ingatan. Empat hal
guru
di atas adalah bersesuaian dengan
diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
proses kognitif yang diperlukan dalam
tersebut
pembelajaran menggunakan metode
proses
melaksanakan
mengembangkan
tersebut,
bantuan
harus semakin berkurang
dengan semakin bertambah dewasanya
saintifik.
siswa atau semakin tingginya kelas
595
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 Teori Piaget, menyatakan bahwa
stimulus
yang
ada.
Dalam
diperlukan
adanya
belajar berkaitan dengan pembentukan
pembelajaran
dan
penyeimbangan atau ekuilibrasi antara
perkembangan
skema
(jamak
skemata). Skema adalah suatu struktur
asimilasi dan akomodasi.
mental atau struktur kognitif yang
4) Masyarakat
dengannya
seseorang
intelektual
beradaptasi
secara dan
Ekonomi
Asean
ekonomi
Asean
(MEA) Masyarakat
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya
merupakan bentuk kerja sama negara-
(Baldwin, 1967). Skema tidak pernah
negara kawasan ASEAN. Masyarakat
berhenti berubah, skemata seorang
Ekonomi
anak
diberlakukan
akan
berkembang
menjadi
Asean
(MEA)
mulai
tahun
2015.
dilakukan
untuk
pada
skemata orang dewasa. Proses yang
Kerjasama
menyebabkan
menjadikan kawasan ASEAN menjadi
skemata
terjadinya
disebut
dengan
perubahan adaptasi.
tempat
ini
produksi
yang
kompetitif
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat
sehingga produk ASEAN memiliki
dilakukan dengan dua cara yaitu
daya saing kuat di pasar global dan
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
menarik lebih banyak Foreign Direct
merupakan
Investment (FDI) serta meningkatkan
proses
kognitif
yang
dengannyaseseorangmengintegrasikan
perdagangan
stimulus yang dapat berupa persepsi,
ASEAN
konsep,
ataupun
Transformasi ini telah mendorong era
pengalaman baru ke dalam skema
baru dalam membangun kehidupan
yang sudah ada didalam pikirannya.
ekonomi, sosial, politik dan budaya
Akomodasi dapat berupa pembentukan
masyarakat
skema baru yang dapat cocok dengan
masyarakat didorong dalam sebuah
ciri-ciri rangsangan yang ada atau
integrasi internasional untuk lebih
memodifikasi skema yang telah ada
memperluas hubungan dan kerjasama
sehingga
antar
hukum,
cocok
prinsip
dengan
ciri-ciri
antar
negaranegara
(intra-ASEAN
bangsa
ASEAN.
dunia.
Pasar
Trade).
Seluruh
bebas
596
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 merupakan dampak yang mengikuti globalisasi
negara-negara
Keunggulan suatu bangsa tak
ASEAN,
lagi bertumpu pada kekayaan alam,
dimana masyarakat ASEAN didorong
melainkan pada keunggulan sumber
untuk
dan
daya manusia, yaitu tenaga pendidik
transaksi secara luas dalam berbagai
yang mampu menjawab tantangan-
bidang strategis.
tantangan
melakukan
interaksi
Dibukanya
yang
sangat
cepat.
ruang-ruang
Kekayaan ini sudah lebih dari cukup
perdagangan bebas dikawasan ASEAN
untuk mendorong pakar dan praktisi
diprediksi mampu mendorong hal
pendidikan
positif bagi pembangunan ekonomi
sistematik
Indonesia,
memperbaiki
pertama,
mendorong
melakukan untuk
kajian
membenahi
sistem
atau
pendidikan
pendapatan Negara menalalui eksport
nasional. Agar lulusan sekolah mampu
dan impor. Kedua, membuka peluang
beradaptasi secara dinamis dengan
industrialisasi
perubahan
dan
Indonesia yang sempat lesu karena
pemerintah
melontarkan
krisis moneter yang terjadi pada tahun
kebijaksanaan
1998. Ketiga, memperluas lapangan
yang memberikan ruang yang luas
kerja
bagi sekolah dan masyarakatnya untuk
baru
profesional
generasi-generasi Indonesia kesempatatn
di
bagi muda
serta berkarir
kawasan
ledakan baru
tantangan
tentang
itu,
berbagai pendidikan
di
menentukan program dan rencana
memberikan
pengembangan sendiri sesui dengan
diberbagai
kebutuhan dan kondisi masing-masing.
wilayah di ASEAN. (dalam jurnal,
Pendidikan
tidak
Atep AbduRofiq: 2014).
berfungsi
5) Pendidikan Karakter Berbasis
intelektual siswa tetapi yang tidak
Saintifik
Pada
Pembelajaran
kalah
untuk
hanya
penting
IPA Untuk Menghadapi Era
membentuk
MEA
karakter
dan yang
mencerdaskan
adalah
bagaimana
mengembangkan dimiliki
siswa.
Pendidikan karakter di sekolah masih
597
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 belum ditanamkan dengan mendasar
IPA. Dengan pembelajaran IPA yang
dan
proses
lebih baik, serta mengutamakan etika
kurikulum
diharapkan munculah nilai karakter
menyeluruh
pembelajaran,
pada
meskipun
yang berlaku menuntut pendidikan
seperti:
karakter harus lebih ditekankan kepada
pengetahuan, logis, disiplin, kritis,
siswa. Namun pada penerapannya,
kreatif,
terkadang guru hanya memberikan
perbedaan
pengajaran
tujuan
lingkungan,
ketika
mandiri,
dengan
mendapatkan
nilai
bagus
rasa ingin tahu, cinta ilmu
percaya
diri,
pendapat,
menghargai jujur,
peduli
bertanggungjawab, religius,memecahkan
ulangan dan penerapan pembelajaran
masalah,mampu berkarya,dan gemar
dengan tujuan lulus ujian nasional
membaca.
dengan nilai tinggi. Sikap seperti itu
Pembelajaran
IPA
dengan
menyebabkan karakter siswa menjadi
menggunakan saintific akan menjadi
tidak terbentuk, seperti sering terjadi
keunikan
perdebatan antar lingkungan siswa
pembelajaran,
yang
mendorong
heterogen,
tidak
saling
tersendiri
dalam
proses
diharapkan
dapat
peserta
didik
dalam
menghargai, siswa zaman sekarang
mencari tahu dari berbagai sumber
tidak mengetahui tata cara berbicara
melalui observasi, dan bukan hanya
dengan orang yang lebih tua, dan
diberi tahu. Penerapan pendekatan
sebagainya.
saintifik
Pendidikan saintifik
ini
membentuk
dalam
pembelajaran
karakter
berbasis
melibatkan keterampilan proses seperti
diupayakan
mampu
mengamati,
karakter
siswa
yang
menjadi potensi-potensi baru dalam manghadapi persaingan yang lebih
mengklasifikasi,
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Penerapan
tersebut
dapat
tinggi pada era globalisasi, khususnya
dilakukan dengan cara misalnya pada
MEA. Pendidikan karakter saintifik ini
pembelajaran
bisa diaplikasi dalam pembelajaran
menggunakan media yang ada pada
IPA,
guru
dapat
598
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 daerah tempat siswa berada. Selain itu,
kebajikankebajikan inti (core virtues).
pembentukan
Pengembangan
karakter
berbasis
karakter
diintegrasi
saintific dapat dilakukan dengan cara
dengan pembelajaran IPA melalui
mempelajari sains dengan melakukan
pendekatan
observasi. Dalam menghadapi era
mengamati,mengklasifikasi,mengukur,
MEA
meramalkan,
ini,
upaya
tersebut
dapat
saintifik
di
kegiatan
menjelaskan,
dan
dilakukan agar siswa sebagai generasi
menyimpulkan. Diharapkan melalui
muda
pendekatan
mampu
mempertahankan
bersaing
dalam
pembelajaran IPA akan tercipta sifat
pengetahuan, logis, disiplin, kritis,
cinta ilmu pengetahuan, logis, disiplin,
kreatif,
kritis, kreatif, percaya diri, menghargai
perbedaan
pendapat,
lingkungan, mandiri,
diri,
cinta
saintific
ilmu
percaya
sifat
dan
menghargai jujur,
peduli
bertanggungjawab, religius,
memecahkan
perbedaan
pendapat,
jujur,
peduli
lingkungan,bertanggungjawab,mandiri ,religius,memecahkanmasalah, mampu
masalah, mampu berkarya, dan gemar
berkarya,
membaca yang sudah tertanam pada
sehingga dalam menghadapi era MEA
siswa dalam pembelajaran. Sehingga,
masyarakat indonesia dapat bersaing
dalam
dengan negara lainnya.
menghadapi
era
MEA
dan
gemar
membaca
masyarakat indonesia dapat bersaing dengan negara lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good
character)
berlandaskan
Carin, A.A. & Sund, R.B. 1975. Teaching Science trough Discovery, 3rd Ed. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company. Carin, A.A. 1993. Teaching Science Through Discovery. ( 7th. ed. ) New York: Maxwell Macmillan International. Evienia, Dkk. 2014. Pandangan Pelaku Pendidikan Di Universitas
599
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 “Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA ” 21 MEI 2016 Terhadap Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 Bina Ekonomi Majbina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar. 107 Volume18, Nomor2,Agustus 2014 Farida, Ida. 2012. Model Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi: Langkah Strategis Dan Implementasinya Di Universitas .Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Dan Pembangunan, Vol.3, No.1. Hasanah. 2013. Implementasi NilaiNilai Karakter Inti Di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III No.2 Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter TahunAnggaran 2010.
Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. 2011. Panduan Hibah Penyusunan Buku Model Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti. Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter.Yogyakarta: Familia Samatowa,Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta. PT Indeks. Sulistyorini, Sri. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta.Unnes&TiaraWaca na.
600