Selamat Jalan Sahabatku By Artha Nurul Puspitasari
Selamat Jalan Sahabatku by Artha Nurul Puspitasari
Art Production
Minomartani Gabus II 09 Yogyakarta
EXT.PINGGIRAN KOTA TUA.PAGI HARI Di sebuah desa dipinggiran kota tua tinggallah seorang gadis cilik yang cantik jelita bernama Clara. Sejak kecil Clara telah ditinggal oleh kedua orang tuanya untuk urusan pekerjaan. Dan akhirnya Clara pun di asuh oleh paman dan bibi Jo. Tanpa Clara sadari waktu pun terus berlalu hingga tidak terasa sudah enam tahun Clara tidak bertemu kedua orang tuanya. Tepatnya pada hari ulang tahun Clara ke tujuh, Clara merasa sangat kesepian. Hatinya terasa hampa, tidak ada senyum keceriaan yang terpancang dari bibir kecil gadis cilik tersebut. Clara pun duduk termenung di depan jendela sambil menikmati butiran-butiran air hujan yang mengguyur halaman rumah Clara, sambil berharap akan ada keajaiban di hari ulang tahunnya dan membawa ke dua orang tua nya kembali tinggal bersama. Rintik-rintik air hujan itu pun akhirnya membawa Clara kembali mengingat kenangan-kenangan indah saat bersama kedua orang tuanya. Hingga kenangan saat perpisahan Clara dengan kedua orang tuanya. Satu pesan orang tuanya yang tidak pernah Clara lupakan adalah AYAH Sayang..kalo nanti ayah dan ibu pergi Clara dirumah gak boleh nakal ya. Clara harus jadi anak yang baik, berbakti sama paman dan bibi Jo. Clara harus jadi anak yang pintar dan sholeh. Gak boleh lupa sholat,dan ngaji ya sayang.. (sambil memancarkan senyum) IBU Iya.. sayang ingat ya pesan ayah dan ibu. (sambil mengusap kepala Clara) CLARA Iya..yah,bu Clara pasti ingat pesan ayah dan ibu. IBU iya dong putri ibu kan pintar, pasti deh gak nakal.. (sedikit mengeledek) CLARA I..buu.. mulai deh ngeledek Clara (sambil tertawa kecil) (Clara tersipu malu sambil mengaruk-garuk kepala) (Hahahaha..”ayah,ibu,paman dan bibi tertawa melihat ekspresi Clara) (CONTINUED)
CONTINUED:
2.
Sebelum ayah dan ibu Clara pergi ayah memberikan Clara sebuah hadiah yaitu seekor keledai mini yang diberi nama Curo. Semenjak itu lah mereka mulai bersahabat. Setelah ayah memberikan hadiah pada Clara, mereka pun segera berpamitan. Dan sejak berpamitan saat itu Clara tidak pernah lagi bertemu keduanya. Setiap kali Clara bertanya pada paman dan bibi Jo. Mereka selalu menjawab “tidak tau, mungkin ayah dan ibu sedang sibuk jadi tidak sempat memberi kabar kepada kita." CLARA (Bergumam dalam hati) Tapi apa sebegitu sibuknya ayah dan ibu sehingga lupa dengan aku putrinya? (dengan ekspresi sedikit kesal) Tidak terasa air mata Clara pun telah mengalir deras di pipinya. Melihat sahabatnya bersedih Curo mulai mendekati Clara dan menghibur dengan gaya yang beraneka ragam. Mulai dari bergaya dengan ekspresi mata melotot dan mulut terbuka lebar dan lain sebagainya. Melihat ekspresi sahabatnya yang senang tiasa menghibur dirinya Clara akhirnya mengusap air mata dan mulai memancarkan senyumnya walaupun hanya sebentar. Melihat senyum Clara , Curo pun merasa bahagia. Untuk melampiaskan kebahagiaannya Curo menarik-narik Clara dan mengajak Clara untuk berjalan-jalan. Clara akhirnya setuju dengan ide yang diberikan sahabatnya. Clara pun bergegas mengendap-endap mengambil jas hujan agar tidak ketahuan oleh paman dan bibi Jo dan siaplah Clara untuk berjalan-jalan. CUT TO: EXT.BUKIT KOTA TUA.SIANG HARI Clara dan Curo memulai aksi berjalan-jalan dengan mengendap-endap keluar lewat pintu belakang. Dan aksi itu pun berhasil tanpa ketahuan oleh siapa pun. Clara pun merasa terbebaskan dari segala pikiran yang sempat menghantui dirinya. (Clara pun mulai berlari kencang, menari-nari, dan berteriak dengan lantang) (Curo pun ikut berlari mengejar Clara, menjaga Clara agar tidak terjadi apa-apa)
(CONTINUED)
CONTINUED:
3.
CLARA Ayah Ibu kalian dimana? Kapan kalian pulang? Ayah Ibu Clara kangen.. (Teriak Clara) (Curo memandangi Clara) Mereka pun mulai melanjutkan perjalanannya menuju tempat favorit mereka berdua. CUT TO: EXT.BUKIT KOTA TUA.SIANG HARI Namun ditengah perjalanan hujan semakin deras disertai dengan angin yang sangat kencang. Tidak ada tempat berteduh untuk mereka singahi. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumah. Perjalanan merekapun menjadi semakin lama dan panjang. Mereka berdua harus melawan derasnya hujan dan kencangnya angin. Curo pun dengan semangat yang membara mulai melangkahkan kakinya satu persatu dan berharap akan cepat sampai dirumah sehingga Clara tidak terlalu lama terkena air hujan. (Curo mulai melangkahkan kaki satu demi satu sambil menahan tubuhnya dalam melawan terjangan angin) Melihat perjuangan sahabatnya itu Clara pun memeluk Curo agar badan Curo menjadi hangat sehingga kekuatannya semakin besar. (Clara memeluk Curo dengan kuat berharap sahabatnya tidak kedinginan) Mendapatkan pelukan dari Clara, Curo semakin bersemangat untuk terus melangkah. Dan ditengah perjalanan terdengar suara lirih. CLARA Curo sahabatku maaf kan aku yang telah merepotkan kamu, sehingga kamu harus berjuang sendirian ditengah hujan yang deras dan angin yang kencang ini. Aku hanya dapat menjadi beban untukmu. Maaf kan aku sahabatku. Uhuk..uhuuk.. (Clara mengusap-usap badan Curo sahabatnya) INTERCUT BETWEEN:
4.
INT.RUMAH CLARA.SIANG HARI Dirumah,saat bibi Jo menghampiri kamar Clara untuk mengajak Clara makan bersama. Bibi Jo pun tidak berhasil menemukan Clara. Dengan rasa cemas bibi pun berteriak memanggil-manggil nama Clara. BIBI JO Clara..Clara sayang dimana kamu nak? BIBI JO Clara..Clara.. (Ekspresi Bibi Jo yang semakin cemas) Karena tidak juga ada jawaban maka bibi pun bergegas untuk menemui suaminya. BIBI JO Ayah..ayah.. Clara tidak ada dikamarnya? Dimana Clara? Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi tidak ada? (Mendengar Istrinya berkata bahwa Clara tidak ada, Paman pun bergegas bangkit dari tempat duduknya dan ikut mencari Clara.) PAMAN JO Clara..Clara sayang dimana kamu Clara? (Paman mencari disetiap ruangan) BIBI JO Ayah apa mungkin Clara pergi keluar? PAMAN JO Keluar? Tapi kemana? BIBI JO Hmm..aku tau, pasti semua ini ulah Curo. (Sembari berjalan menuju kandang Curo) (Diikuti Paman Jo) BIBI JO Curo..Curo..kemarilah!!
(CONTINUED)
CONTINUED:
5.
PAMAN JO Curo..Curo..kamu dimana? BIBI JO Lihat ayah Keledai itu lagi-lagi selalu bikin masalah. Dia selalu merepotkan kita. Dasar Keledai tidak berguna. PAMAN JO Sabar lah bu, mungkin mereka sedang keluar sebentar. Kita tunggu didalam saja. (Sambil mengandeng Istrinya untuk menunggu didalam) Bibi Jo yang terkenal dengan galaknya dan seakan-akan tidak menyayangi Clara justru nampak sangat mencemaskan Clara. Ia nampak sangat gelisah sampai-sampai duduk pun tidak sempat. Hanya berputar-putar keluar masuk rumah saja. BIBI JO Aduuuuhh..ayah gimana ini Clara belum juga pulang. PAMAN JO Sabar lah bu, duduk lah dulu. Tenangkan hatimu. Dari kejauhan nampak samar-samar seekor keledai mini dan seorang gadis berkerudung diatasnya. BIBI JO Ayah lihat itu Curo dan Clara. (Sambil menunjuk ke arah Curo dan Clara berada. Bibi pun segera berlari menuju pintu depan) CUT TO: INT.RUMAH CLARA.SORE HARI Saat akan oleh Bibi nya Clara dan telah
melangkah masuk kerumah, Clara dan Curo disambut Jo dengan muka merah padam. Melihat ekspresi bibi menjadi bersedih karena telah mengecewakan Bibi Jo membuatnya marah. BIBI JO Clara dari mana saja sih kamu. Bibi sampai cemas. Bibi cari kamu kemana-kemana tapi tidak ada. Sudah (MORE) (CONTINUED)
CONTINUED:
6.
BIBI JO (cont’d) tau hujan masih saja main keluar. Pasti semua ini gara-gara Curo!! (Dengan ekspresi tangan kiri bibi di pinggang dan tangan kanan menunjuk Curo) CLARA Ma..maa..aaff in Clara bi. Clara udah mengecawakan Bibi dan buat Bibi marah. Sebenarnya.. Belum selesai Clara berbicara Bibi sudah memotong pembicaraannya. BIBI JO Sudah lah Clara kamu gak usah nutup-nutupin lagi, Bibi sudah tau semua. Kamu ini selalu aja belain Curo. CLARA Tapi Bi.. BIBI JO Stop Clara jangan membantah lagi. Sekarang kamu buruan ganti baju dan istirahatlah, biar Curo Bibi yang urus.!! Dengan berat hati Clara pun mengikuti perintah Bibinya dan meninggalkan Curo bersama Bibi Jo. Namun rasa cemas semakin menghinggapi Clara. Clara pun duduk didepan jendela sambil memastikan tidak akan terjadi apa-apa pada Curo sahabatnya. CLARA Ya Allah semoga tidak akan terjadi apa-apa dengan Curo Sahabatku. Dan luluhkan lah hati Bibi Jo Ya Robb. CUT TO: INT.KANDANG RUMAH CLARA.SORE HARI Bibi Jo pun segera membawa Curo kembali ke kandang. Dan segera mengikat Curo disana. Setelah mengikat Curo di kandang, Bibi bergegas kembali masuk ke dalam rumah dan mengambil sebuah tongkat yang terbuat dari rotan. BIBI JO Nah..ini hukuman buat kamu karena kamu telah membuat Clara (MORE) (CONTINUED)
CONTINUED:
7.
BIBI JO (cont’d) keponakanku jadi anak yang tidak berbakti pada Paman dan Bibi nya. Clara jadi kehujanan juga karena kamu.!! (Sambil mengangkat tongkat rotan yang tadi ia ambil.) (Suro menunduk pasrah, karena Curo merasa memang ini salah dirinya) BIBI JO Rasakan ini.!! (Plak..Plak..Plak..”suara tongkat rotan yang dipukulkan pada badan Curo) CURO Aaaiiing..aiing.. (Muka Curo menahan sakit dipukul dengan tongkat rotan) Mendengar suara-suara gaduh dari kandang Curo, hati Clara semakin terasa tidak nyaman. Clara pun bergegas lari keluar kamar dan menuju kandang Curo. Sesampainya Clara di kandang Curo, Clara melihat Curo yang sedang dipukuli oleh Bibi Jo. Clara pun berlari mendekati Bibi Jo dan memohon pada Bibi Jo agar tidak menyakiti Curo lagi. (Clara berlutut dan memohon pada Bibi Jo agar tidak menyakiti Curo lagi, sambil berlinangan air mata Clara.) CLARA Bi..bi.. jangan bi..jangan sakiti Curo lagi bi.. Curo tidak bersalah bi.. I..ini semua sepenuhnya salah Clara bi.. Clara mo..hon bi.. Paman pun ikut menghampiri istrinya. Dan mencoba menghangatkan suasanya yang sempat menjadi tegang. (Paman Jo menghampiri Istrinya) PAMAN JO Sudahlah sayang, kenapa sih masih dipermasalahkan. Clara kan juga sudah pulang. Dan tidak terjadi apa-apa dengan Clara.
(CONTINUED)
CONTINUED:
8.
BIBI JO Ok.. untuk sementara kamu bisa bebas tapi awas kalo kamu bikin ulah lagi. Dasar keledai tidak berguna.! Pamana dan Bibi Jo pun segera kembali masuk kedalam rumah. Namun Clara tidak sampai hati jika harus meninggalkan Curo sendirian di kandangnya dengan keadaan curo yang terluka akibat pukulan dari Bibi. CLARA Curo sahabatku, maafkan aku ya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu. Semua kesalahanku harus kamu yang menanggung. Maafkan aku Curo. (Sambil mengobati luka Curo dan menitikkan air mata) (Mendengar kata-kata Clara, Curo membalas dengan angukan. Dan menitikan air mata.) Selang beberapa menit dari percakapan Curo dan Clara, Bibi Jo datang lagi dan memanggil Clara untuk masuk ke dalam karena hari sudah malam. BIBI JO Clara..Clara kenapa kamu masih disini? Ayo cepat masuk istirahatlah. CLARA I..i..iya Bi.. CLARA Curo kamu istirahat ya. Aku juga istirahat. Besok pagi aku akan kesini untuk menemanimu lagi. (Curo menganggukkan kepala) CLARA Daa..Keledai pintarku.. (Tangan Clara mengusap kepala keledai kesayangannya itu sambil berjalan untuk masuk kerumah) CUT TO:
9.
INT.KAMAR CLARA.MALAM HARI Malam pun semakin larut. Semua warga nampaknya sudah terlelap tidur. Namun tidak dengan Clara. Malam ini Clara nampaknya mengalami batuk yang sangat hebat. Sehingga membuat dia tidak dapat beristirahat. CLARA Uhuk..uhuukk..uhuukk.. uhuuukk..uhuukk..uhuukk.. Mendengar suara batuk Clara yang terus menerus tanpa henti Paman, Bibi dan Curo pun ikut terbangun juga. BIBI JO Yah, Clara kok dari tadi batuk terus ya? PAMAN JO Iya ayo kita tengok dikamarnya. (Sembari melangkah keluar kamar dan menuju kamar Clara) (Curo hanya bisa mendengarkan percakapan orang-orang yang ada didalam rumah. Dan hanya bisa berputar-putar mengelilingi kayu menjadi pegikat talinya.) PAMAN JO Nak kamu kenapa? Nampaknya batukmu itu sudah parah sekali. BIBI JO Ayah coba pegang badan Clara panas sekali. (Bibi memegang badan Clara) (Tangan kanan Paman memegang kening Clara) PAMAN JO Iya nak, badan kamu panas sekali pantas saja batukmu tidak berhenti-berhenti. Untuk sementara waktu malam ini Clara di kompres dan minum obat saja dulu. Besok pagi kita lihat perkembangannya. PAMAN JO Bu, tolong ambilkan kompresnya..
(CONTINUED)
CONTINUED:
10.
BIBI JO Iya, yah.. Bibi pun segera pergi ke dapur mengambilkan sebuah kompres dan air minum untuk Clara. BIBI JO Ini sayang kamu minum obat dulu biar cepat sembuh. (Bibi menyuapkan sebuah obat pada Clara dan memberikan secangkir air putih hangat untuk Clara.) PAMAN JO Nah, sekarang istirahatlah nak. INTERCUT BETWEEN: INT.KANDANG RUMAH CLARA.MALAM HARI Mendengar pembicaraan Paman dan Bibi Jo,Curo menjadi cemas. Curo pun berusaha untuk segera melepaskan tali yang sedang mengikatnya. Berbagai cara Curo lakukan demi dapat bertemu dengan Clara. Curo mulai dengan menarik-narik tali kedepan. (Curo menarik tali yang mengikat lehernya kedepan) Namun hal itu malah semakin mencekik lehernya. Langkah kedua Curo mencoba melepas tali dengan kakinya. (Curo mencoba menarik tali yang mengikat lehernya dengan kakinya) Namun langkah itu hanya membuat tenaganya semakin terkuras habis. Lalu Curo mencoba duduk tenang dan memikirkan langkah apa yang bisa membuat dia terlepas dari tali ini. Setelah beberapa menit berfikir akhirnya Curo menemukan sebuah ide. CURO Hmm.. Curo segera menolehkan lehernya kebelakang dan menarik tali itu kedepan dan mulai digigitlah tali itu sedikit demi sedikit. (Curo menggigit tali yang mengikat dilehernya hingga tali itu putus) Setelah tali yang mengikat leher Curo terputus. Bangkitlah Curo dari tempat ia duduk dan mulailah Curo mengendap-endap menengok Clara walaupun hanya dari jendela. (CONTINUED)
CONTINUED:
11.
Melihat Clara yang telah tertidur pulas Curo merasa tenang. Dan dia berharap agar keesokan harinya Clara sudah sehat kembali. Curo pun berjanji untuk malam ini akan menemani Clara hingga esok hari walaupun harus tidur dibawah jendela kamar Clara. (Curo merebahkan tubuhnya dibawah jendela kamar Clara) CUT TO: EXT.DEPAN KAMAR CLARA.PAGI HARI Pagi hari pun tiba kini saatnya memulai aktifitas kembali. Curo bangun lebih awal dan mempersiapkan diri untuk beraktifitas hari ini. Dengan semangat yang begitu besar Curo mulai menengok kembali sahabatnya itu. Dan mulai diketuk-ketuk jendela kamar Clara dengan mengunakan kakinya. (Curo mengetuk-ngetuk jendela Clara dengan kakinya.) CURO tuk..tuk..tuukk.. tuk..tuk..tuukk.. Namun tidak ada jawaban dari Clara. Curo pun kecewa dan penasaran mengapa sahabatnya tidak membalas sapanya. Lalu Curo mulai mengendap-ngendap mengintip Clara. Ternyata Clara masih tidur dengan pulasnya. Curo pun mencoba memaklumi keadaan Clara yang sedang sakit ini yang mungkin membuat Clara harus banyak istirahat. Curo pun akhirnya memutuskan untuk kembali lagi ke kandang. Selang beberapa menit, Bibi Jo menghampiri kamar Clara dan mencoba membangunkannya. Namun Clara tidak kunjung bangun demam Clara pun semakin tinggi. Dengan rasa panik, Bibi berteriak kencang memanggil suaminya. BIBI JO Ayah...ayah.. Clara yah..Clara.. (Sambil berlari kencang keluar kamar.) Mendengar teriakan Bibi Jo, Paman dan Curo segera berlari menuju kamar Clara. PAMAN JO Clara..Clara bangun nak.. (Mengerak-gerakkan tubuh Clara) Namun Clara tidak kunjung bangun. Rasa cemas semakin menghantui pikiran mereka. Segeralah Paman memberikan perintah kepada Curo untuk memanggilkan seorang mantri kesini. (CONTINUED)
CONTINUED:
12.
PAMAN JO Curo cepat tolong panggilkan mantri kesini. Keadaan Clara sudah sangat parah sekali. Tanpa berpikir panjang Curo segera berlari menuju tempat tinggal sang mantri tersebut. (Gedebugg..gedebug..gedebut Curo lari dengan kencang) CUT TO: EXT.RUMAH PAK MANTRI.PAGI HARI Setelah sampai dirumah sang mantri Curo mulai mengetok-ngetok pintu rumah sang mantri dengan kakinya. (tok..tok..tok sampai sang mantri keluar) PAK MANTRI Ow..kamu Curo ada apa? (Curo pun menarik-narik baju sang mantri) PAK MANTRI Tenang-tenang Curo.. Ok saya akan ikut dengan kamu. (Segeralah sang Mantri mengambil peralatan dan naik ke punggung Curo) Mulailah perjalanan sang Mantri bersama Curo menuju rumah Clara. Tanjakan demi tanjakan tidak dirasakan oleh Curo. Yang ia pikirkan hanyalah keselamatan sahabatnya. Itu yang utama. Namun berbeda dengan sang Mantri yang mulai ketakutan saat berada di punggung Curo. PAK MANTRI Curo..Curo jangan kencang-kencang larimu nanti kita jatuh... (Sang Mantri semakin kencang berpegangan ditubuh Curo sambil terus memegangi penutup kepalanya yang hampir jatuh. ) CUT TO:
13.
EXT.RUMAH CLARA.PAGI HARI Selang beberapa menit perjalanan, sampailah sang Mantri dan Curo di rumah Clara. Dan sang Mantri pun turun dari punggung Clara. PAK MANTRI Untung saja kita sudah sampai,hufft.. (Menghela nafas) PAMAN JO Ow..Pak Mantri, terima kasih bapak sudah berkenan datang. PAK MANTRI Iya Pak sama-sama. Gimana pak siapa yang sakit? PAMAN JO Iya ni pak keponakan saya. Sudah dari kemarin badannya selalu deman. Malah sekarang tidak sadarkan diri. PAK MANTRI Ow..begitu baiklah coba saya periksa. PAMAN JO Oya..silahkan pak. CUT TO: INT.KAMAR CLARA.PAGI HARI Pak Mantri pun segera masuk kamar Clara dan memeriksa Clara. PAK MANTRI Wah..Pak ini demamnya sudah sangat parah. Sampai-sampai dia tidak sadarkan diri. Sejak kapan Clara demam pak? PAMAN JO Sudah dari kemarin malam pak.. PAK MANTRI Apa dia mengalami batuk dalam beberapa hari ini saat dia demam?
(CONTINUED)
CONTINUED:
14.
PAMAN JO Iya benar Pak, bahkan batuknya kadang mengeluarkan darah. PAK MANTRI Wah..ini sudah parah sekali pak. Saya tidak memiliki obat untuk penyakit yang seserius ini pak. BIBI JO Lalu harus bagaimana pak? PAK MANTRI Gini saja Pak Bu, untuk sementara waktu hari ini saya berikan obat dan secepatnya tolong bapak atau ibu segera memanggilkan Tabib Ali yang tinggalnya di Kota Tua. Karena hanya dia lah yang pernah menangani penyakit seperti ini. BIBI JO Ow..begitu ya pak. PAK MANTRI Iya bu. Oya pak mungkin pemeriksaan cukup saya harus pulang sekarang karena pasien saya sudah menunggu. Mohon maaf karena saya tidak bisa membantu banyak. PAMAN JO Oya..pak terima kasih atas waktunya. Mungkin Bapak bisa diantar Curo lagi. Supaya cepat sampai kerumah. PAK MANTRI Ow..ow..tidak..tidak..terima kasih. (Dengan ekspresi muka yang takut) Setelah Pak Mantri pulang, Bibi segera meminumkan obat yag diberikan Oleh Pak Mantri untuk Clara. Usai meminumkan obat pada Clara, Paman dan Bibi Jo mulai berdiskusi mengenai kondisi kesehatan Clara kedepannya. BIBI JO Yah..gimana menurut ayah mengenai saran Pak mantri tadi?
(CONTINUED)
CONTINUED:
15.
PAMAN JO Ya mungkin bisa kita pertimbangkan. Jika itu memang satu-satunya jalan yang terbaik buat kesehatan Clara. BIBI JO Iya sih yah. Tapi..ayah tau sendirikan berobat di Tabib Ali itu biayanya sangat mahal. Ibu takutnya kita tidak mampu membayarnya. Belum selesai percakapan mereka tiba-tiba terdengar suara lirih dari kamar Clara. CLARA Ayah..ibu..tunggu Clara.. Ayah Ibu jangan tinggalin Clara. Uhuk..Uhuukk.. BIBI JO Clara..Sayang kamu sudah sadar nak? Bangunlah nak.. Mendengar gumam Clara yang selalu menginginkan kedua orang tuanya kembali Curo pun berpikiran untuk mencari dan membawa orang tua Clara bertemu dengan putrinya. Dengan harapan setelah Clara dapat bertemu kedua orang tuanya dia pasti akan cepat sembuh. Dengan sangat tangkasnya Curo mulai mecari-cari foto kedua orang tua Clara di Ruang keluarga. CUT TO: INT.RUANG KELUARGA (Curo mengobrak-ngabrik foto-foto yang ada diruang keluarga) PAMAN JO Hai.. Curo apa yang kamu lakukan.! (Curo menghiraukan teguran paman Jo dan tetap terus mencari) Setelah lama mencari akhirnya Curo mendapatkan foto kedua orang tua Clara saat terakhir kali akan berpisah. Mulai digigitnya foto tersebut dan Curo segera lari keluar ke arah Kota Tua. (Curo mengigit foto kedua orang tua Clara dan bergegas pergi)
(CONTINUED)
CONTINUED:
16. PAMAN JO Curo..Curo..mau kamu apakan foto itu.. Curo..Curo.. kembali..
Tanpa memperdulikan kata-kata Paman Jo Curo pun terus berlari kencang menuju Kota Tua. CUT TO: EXT.KOTA TUA.SIANG HARI Sesampainya di Kota Tua Curo pun mencoba menanyakan keberadaan kedua orang Tua Clara kepada penduduk sekitar dengan cara menyodorkan Foto kedua orang tua Clara. (Curo mencoba menyodorkan foto kedua orang tua Clara kepada beberapa penduduk di Kota Tua) CURO Emm..emm.. (Desak Curo kepada orang-orang yang ditemuinya) WARGA KOTA TUA Apa? Ow..kamu sedang mencari kedua orang ini ya. Maaf ya nampaknya saya tidak tau. Curo pun terus dan terus berjalan berkeliling keseluruh penjuru kota. Namun jawaban yang ia dapat hanya satu “Tidak tau.” CUT TO: EXT.RUMAH CLARA.SORE HARI Hari mulai sore, Curo pun mulai sangat kelelah. Dan akhirnya Curo memutuskan untuk pulang walaupun tanpa menghasilkan apapun. Sesampainya dirumah Curo dihadang oleh Paman Jo didepan kandangnya. PAMAN JO Curo akhirnya kamu pulang. Ada sesuatu yang harus paman Sampaikan. (Curo pun mulai berjalan mendekati Paman) PAMAN JO Sebenarnya percuma saja kamu mencari kedua orang tua Clara. (Dengan ekspresi kesal mendengar kata-kata paman. (CONTINUED)
CONTINUED:
17.
Curo menatap Paman dengan tatapan yang tajam) PAMAN JO Tenang..tenanglah Curo. Aku tidak bermaksut apa-apa. Sebenarnya ada hal yang harus kamu dan Clara ketahui. (Curo menganguk-ngangukkan kepalanya) PAMAN JO Sebenarnya orang tua Clara telah meninggal dunia. Akibat kecelakaan saat akan pergi untuk bekerja ke Kota Tua. Saat itu ayah Clara yang sedang mengemudikan Mobilnya tiba-tiba hilang kendali. Mobil yang dikemudikannya mengalami kerusakan pada mesin didalamnya. Itu menyebabkan mobil tersebut hilang kendali dan bertabrakan dengan sebuah truk pengangkat pasir. Dan di sanalah kedua orang tua Clara dinyatakan meninggal dunia oleh para medis. Curo yang mendengarkan cerita paman,tiba-tiba berlinangan air mata. Rasa haru terpancar dari wajah Paman dan Curo. (Curo menitikkan air mata mendengar cerita Paman Jo) PAMAN JO Nah, Dari situ paman dan bibi berjanji akan menjaga Clara seperti anak paman dan Bibi. Hmm..untuk menyampaikannya kepada Clara. Paman dan Bibi sepakat untuk menundanya sampai waktu yang tepat nanti. Sekarang kamu mengerti kan Curo. (Paman menghela nafas) (Curo tetap duduk dengan kepala menunduk) Setelah usai menceritakan semuanya kepada Curo, Paman kembali lagi masuk kedalam melihat kondisi Clara yang masih terbaring lemah. PAMAN JO Gimana nak badan kamu sekarang? Apa sudah ada perubahan?
(CONTINUED)
CONTINUED:
18. CLARA Sudah paman.. PAMAN JO Sekarang kamu makanlah, dan minum obatmu. Biar kamu cepat sembuh ya nak. CLARA Baik Paman..
Clara pun segela melaksanakan perintah Pamannya. Walaupun dengan berat hati karena nafsu makan pada dirinya kini sedang turun. Makan pun telah Clara laksanakan sekarang saatnya Clara untuk beristirahat. DISSOLVE TO: EXT.DEPAN KAMAR CLARA.PAGI HARI Suara azan subuh berkumandang saatnya Curo bangun dari tidurnya dan memulai aktivitas hari ini. Dari depan rumah mulai terdengar lagi suara batuk Clara yang tidak kunjung berhenti. Curo pun berlari menuju jendela kamar Clara. Seperti biasa Curo mengangkat kaki depennya ke jendela kamar Clara dan mengetuk-ngetuk jendela kamar Clara. CURO Tuk.tuuuk..tukk.. (Curo Mengetuk jendela kamar Clara dengan kakinya) Mendengar kode tersebut Clara segera turun dari tempat tidurnya dan membuka jendela kamarnya. CLARA Curo..aku senang sekali pagi ini aku masih bisa bertemu denganmu sahabatku. Pasti beberapa hari ini aku sangat merepotkan kamu ya sayang. (Tangan Clara membelai-belai kepala Curo) (Curo nampak senang dibelai oleh Clara) Namun tiba-tiba Clara mulai mengalami batuk-batuk lagi dengan hebat. CLARA Uhukk..uuhuukk..uhukk.uhuukk.. (Terlihat percikan-percikan darah di tangan Clara) (CONTINUED)
CONTINUED:
19.
Mendengar suara bising di kamar Clara. Paman datang menghampiri Clara. PAMAN JO Nak, kamu batuk lagi. CLARA Iya Paman. Maafkan Clara, Paman merepotkan Paman dan Bibi. Clara janji kalau nanti Clara sudah sembuh Clara tidak akan merepotkan Paman, Bibi dan Curo lagi. PAMAN JO Sudahlah Clara jangan kamu pikirkan hal seperti itu. Yang paling utama sekarang kesehatanmu. PAMAN JO Curo..Curo.. tolong panggilkan Tabib Ali di Kota Tua ya. Sekarang..! Dengan sigap Curo pun bergegas menuju Kota Tua lagi untuk memanggilkan Tabib untuk Clara. Banyak sekali rintangan yang nantinya Curo harus lewati untuk bertemu dengan Tabib Ali. Curo harus melewati jalan yang penuh dengan lumpur, sungai-sungai yang sedikit dalam, bahkan melewati rumah-rumah para pemburu. CUT TO: EXT.KOTA TUA.PAGI HARI Saat Curo harus melewati jalan yang penuh dengan lumpur dan sangat licin. Membuat Curo harus sangat berwaspada akan kejadian dia harus terperosok dan jatuh didalamnya. Namun hal itu tidak menurunkan semangat Curo. Berkat semangatnya yang tinggi membuat Curo lolos dari rintangan yang pertamanya. (Curo berjalan hati-hati di kumbangan yang penuh dengan lumpur) Lolos dari rintangan pertama buka berarti dia telah lolos dari rintangan-rintangan yang lain. Masuk lah Curo pada rintangan yang kedua yaitu melewati sungai-sungai yang dalam. Dengan gaya mengikuti aliran arus Curo dapat dengan mudah melewati rintangan tersebut. (Curo berjalan seiring dengan aliran air)
(CONTINUED)
CONTINUED:
20.
Nah..hal yang membuat Curo makin harus berwaspada adalah saat memasuki rintangan terakhir yaitu memasuki kawasan rumah-rumah para pemburu. Dengan cara mengendap-endap Curo mencoba berjalan bersembunyi melewati semak-semak belukar yang penuh dengan duri. Ini menyebabkan badan Curo yang harus tergores dengan duri-duri yang tajam. (Curo berjalan tiarap melewati semak-semak belukar) CUT TO: EXT.TEMPAT PRAKTEK TABIB ALI Dan akhirnya sampai Curo di tempat Tabib Ali Praktek terlihat banyak sekali pasien yang sedang mengantri. Curo pun semakin tidak sabar untuk bertemu Tabib Ali dan membawanya ke rumah untuk memeriksa Clara. Detik demi detik terlewati sangat begitu lama. Curo merasa semakin tidak sabar saat itu tiba. Tanpa berpikir panjang Curo langsung masuk ke dalam ruang praktek Tabib Ali dan segera digendongnya Tabib Ali diatas punggung Curo. TABIB ALI Ehh..ehh..apa-apaan kamu ini. Siapa kamu ini?tolong turunkan. PASIEN TABIB ALI Hei Tabib kenapa pergi bagaimana suntikan yang masih menempel di badanku ini? (Sambil tanggannya menunjuk ke arah Tabib Ali yang terbaring diatas punggung Curo) TABIB ALI Tunggu..tuu..nggu..sebentar.. keledai ini. Agh.. lemparkan tas peralatanku kesini.. (Lalu dilemparkannya tas Tabib Ali oleh asistennya) (Tabib Ali menangkap tas dengan keadaan tubuh yang masih terbaring diatas punggung Curo.) TABIB ALI Sebenarnya mau kemana kita? Dan siapa yang menyuruh kamu kemari? Curo pun tidak memperdulikan apa-apa lagi rintangan yang membuat penghalangnya tadi dilewatinya dengan cara yang sama seperti awal dia melakukannya.
(CONTINUED)
CONTINUED:
21.
TABIB ALI Jika kamu seperti itu lalu aku bagaimana? (Tabib Ali mengusap-usap kepalanya) Hal yang sama pun dilakukan oleh Tabib Ali. CUT TO: EXT.RUMAH CLARA.PAGI HARI Hingga akhirnya merekapun sampai menuju tempat tujuan yaitu rumah Clara. TABIB ALI Huff..Akhirnya sampai juga.. (Tabib Ali menghela nafas) PAMAN JO Tabib silahkan masuk nampaknya keponakan saya semakin parah. CUT TO: INT.KAMAR CLARA.PAGI HARI Tabib dan Curo pun segera masuk ke kamar Clara. Dan mulailah memeriksa keadaan Clara. Setelah selesai memeriksa Clara, Tabib Ali mengajak Paman untuk keluar dan membicarakan hasil pemeriksaannya. (Paman dan Tabib Ali keluar dari Kamar Clara) TABIB ALI Wah..nampaknya kita sudah terlambat. Virus yang masuk kedalam tubuh keponakan bapak telah menyebar. Dan kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa. PAMAN JO Lalu apa yang harus saya lakukan tabib? TABIB ALI Berdoa dan senangkanlah hati keponakan bapak disaat-saat terakhir dia.
(CONTINUED)
CONTINUED:
22.
Mendengar hasil pemeriksaan dari Tabib yang mengatakan hal tersebut. Badan Paman menjadi lemas dan tidak berdaya. Paman pun terjatuh dan terduduk lesu di bawah. INTERCUT BETWEEN: INT.KAMAR CLARA.PAGI HARI Dikamar Clara dan Curo saling berbagi perhatian. Curo bersandar manja di tangan Clara. Dengan senyum manjanya Clara mencoba membalas sandaran Curo dengan ikut bersandar dikepala Curo. CLARA Curo..emm..mau gak kamu mengabulkan permintaanku. (Curo membalas dengan angukan) CLARA Curo hari ini aku ingin sekali memakan buah apel yang ada ditempat favorit kita. Hemmm..pasti enak sekali. Mau kah kamu mengambilkannya untukku? Dengan rasa berat karena tidak mau jauh lagi dari Clara, Curo pun mencoba bangkit dan menjalankan permintaan Clara. CLARA Terima kasih Curo.. Curo pun berlari kencang menuju tempat yang menjadi favorit mereka berdua. Melewati beberapa bukit dan akhirnya ia sampai di tempat Pohon apel yang diminta Clara. (Curo pun mulai berjalan mendekati pohon apel tersebut) Curo pun berpikir sejenak bagaimana cara dia mengambil pohon apel itu? Bahkan dia sadar seekor keledai tidak dapat memanjat. Curo pun berpikir semakin keras. CURO Hemm..hemm.. Ahaa..akhirnya Curo mendapatkan jawabannya. Kenapa dia tidak melakukan cara yang menjadi andalannya. (Curo mulai mengangkat kaki depannya ke atas pohon) Didorongnya sedikit-sedikit pohon tersebut sehingga beberapa buah apel mulai berjatuhan. Sampai akhirnya Curo merasakan cukup dia pun mulai membungkus apelnya kedalam sebuah kain. (CONTINUED)
CONTINUED:
23.
Dan saatnya Curo kembali pulang mengantarkan buah apel permintaan Clara. Dengan rasa yang senang dan tidak sabar mulailah Curo berlari kencang menuju rumah Clara. (Curo berlari kencang menuju rumah Clara) CUT TO: INT.RUMAH CLARA.SIANG HARI Sampai didepan rumah Clara, Curo terhenti saat melihat banyak orang yang keluar masuk rumah Clara. Dalam pikiran Curo banyak pertanyaan buruk yang menghantuinya. Curo pun segera menghapus pikiran buruknya dan mulai masuk menemui Clara. Saat sampai didepan pintu Curo dihadang oleh Bibi Jo. BIBI JO Curo, Cla..Cla..Clara meninggal..hhe..hee.. (Bibi Jo menangis tersedu-sedu) Mendengar berita tersebut, kain yang berisi buah apel langsung dijatuhkan Curo. Curo pun berlari menuju kamar Clara. (Curo menjatuhkan kain yang berisi buah apel didalamnya) Gedebug..bug.. CUT TO: INT.KAMAR CLARA SIANG HARI Saat masuk ke kamar Clara, Curo tidak dapat menemukan jenasah Clara. Dan tidak ada seorang pun yang berada didalamnya. Curo kebinggungan mencari dimana Clara. Disetiap ruangan ia masuki tapi ia tidak bertemu dengan Clara. (Curo mencari-cari Clara disetiap ruangan) Tiba-tiba Bibi Jo menghampiri Curo. Dan mengatakan keberadaan Clara. BIBI JO Curo.. Maafkan Bibi dan Paman ya. Bibi dan Paman tidak bisa berbuat apa-apa. Tadi sesaat sebelum Clara menghembuskan nafas terakhirnya. Clara berpesan jika nanti dia meninggal Clara ingin langsung dikuburkan. Ada atau tidak ada kamu (MORE) (CONTINUED)
CONTINUED:
24.
BIBI JO (cont’d) disisinya. Karena Clara tidak mau kamu bersedih atas kepergiannya. Dan disanalah tempat Clara diistirahatkan. (Bibi Jo menunjuk kearah Clara di kuburkan) Curo pun langsung berlari menuju tempat peristirahatan Clara dengan membawa buah apel hasil petikannya. Dan ditaruhnya buah-buah apel yang berhasil ia petik diatas kuburan Clara, sambil menitikkan air mata. (Curo menaruk buah-buah apel diatas kuburan Clara sambil menitikkan air mata) Lalu di tuliskannya pada tanah di samping kuburan Clara. C&C sambil berkata dalam hati selamat jalan sahabatku semoga enggkau tenang dialam sana. Aku tidak akan pernah melupakanmu dan kenangan indah saat bersamamu. Dan mulai hari itulah Curo tidak lagi tinggal dirumah Paman dan Bibi Jo. Curo hanya berkelana dan membantu orang-orang yang mengalami kesulitan. Namun ia selalu menyempatkan waktu untuk menenggok sahabatnya. Hingga di akhir usia Curo. ~SELESAI~