I PENDAHULUAN
Sejarah telah menunjukkan bahwa sekror pertanian mempunyai peran yang sangar penting dalam perekonomian negara. Peran [erschut semakin rcrlihar
pada masa krisis t.hun 1997, di mana sektor pertanian bersama dengan sekror perikanan dan kehur3nan mampu benahan sebagai sektor penopang perekonomian nasional , sehingga kri sis yang Icb ih buruk dapar dihindarkan.
Ke depannya , sekroT percanian akan rcrap menjadi rulang punggung negara dan sebagian besar rakyar Indonesia.
1.1 P ermasalahan dan T antangan Pengembangan Pertanian Tahun 2030 Pad a Abad 20 relah rerjadi peningkaran hasH ranaman secara signifikan , yang uramanya disebabkan oleh perbaikan reknik budi daya dan penggunaan kulrivar baru. Pada abad 21, ranrangan yang harus dihadapi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan menjadi semakin besar. Hal ini terkait dengan
berbagai perubahan ya ng memengaruhi produksi pangan dunia, yairu (a) peningkaran populasi manusia, (b) peningkatan konsumsi daging dan pangan nabari, (c) ada nya pemanasan global yang menyebabkan Aukruasi iklim ya ng rajam dan menyebabkan gaga! panen, (d) menurunnya luas lahan garapan, (e) kelangkaan air yang menurunkan jumlah air irigasi, (f) degradas i lingkungan dan erosi}
Cg) adanya kebuwhan
ul1tuk proreksi tanaman dari serangan hama
dan penyakir, serta (h) perubahan alam yan& su li t diprediksi (M iAin 2000). Populasi dunia pada rahun 2025 diperkirakan akan menjadi 8,04 miliar orang yang akan memblltuhkan pangan se besar 3.046,5 jura ton, di mana saat itu diperkirakan produksi pangan dunia hanya menc.' pai 2.977,7 jura ton, sehingga neraca pangan dunia akan defisit 68,8 jura ton (Mi Ain 2000). Pad a tahun 2025 tersebut, jumlah penduduk di Indonesia akall mencapai 316-350
,
Fisiologi Adaptasi Tanaman terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem Tropika
jura orang dan diperkirakan akan rnemburuhkan beras ± 42,7--47,3 jura ron (Badan Lirbang Depran 2005). Jika produksi 20 II hanya mencapai 37,8 jura (011, akan rerjadi kekurangan pangan beras ± 10 jura ron , bila ridak ada peningkaran produksi. Hal rersebu[ menunjukkan bahwa Indonesia rawan
rerhadap kekurangan pangan, sehingga diperlukan peningkaran produksi pangan secara berkelanjuran agar rerhindar dari kerawanan pangall.
Peningkaran pembangunan perranian di beberapa negara berkembang ditujukan untuk memenuhi keburuhan pangan dan peningkaran kesej ahrc raan
masya rakat. Isu penting yang harus dihadapi meliputi berbagai hal yang rerkair dengan (a) peningkaran suplai pangan, (b) upaya penanggulangan kekurangan gizi, (c) pemberanrasan kemiskinan, dan (d) pencapaian laju perrumbuhan perranian yang dapar rnemberikan kontribusi besar rerhadap peningkaran pembangunan ekonomi secara menyeluruh.
roleransi rerhadap berbagai cekaman ringgi, rerurama padi dan gandum m dengan baik. Kerentan3n variera5 t
menyebabkan hasil rahunan berR pangan secara global karena ringginya M diproduksi. Hal ini menyebabkan . pangan. Kegagalan panen di Mrika ~ pangan yang ringgi kepada Negara
cru.
Cekaman abiorik (abiotic stress), <ep« alkaiiniras, sllhu ringgi (te ruram a
paw
roksisitas zat kirnia, serra srres oksidnif
berbeda- beda sesllai dengan tempat di mana tanaman rumbuh , musim ran3m ,
perranian dan lingkungan . Sebagai com relah rnenyebabkan kerusakan lahan-Im akan menyebabkan kehilangan 30'l< I.aII dan sarnpai 50% pad a rahun 2050 F di sel uruh dunia harus memproduksi memberi makan penduduk dunia deng> Ini berarti produkrivitas rata-rata s(reaJ bisa diperrahankan pada angka 4 ronl
dan lerak geografis. Beberapa cekaman abiorik ya ng paling umum sangar
meningkarnya perminraan rerhadap pi
berAuktuasi sesllai kondisi lingkungan , seperri kelembapan tanah, evaporasi, adanya penggenangan. suhu atmosfer, variasi periodisitas,frostdan kerllsakan
minyak, energi , dan kayu. Dalam buku rerkair dengan berbagai merode yang I prodllkrivir3s ranama n dengan cara y varieras yang ro leran rerhadap berbaga;
Budi daya ranaman melibatkan popuJasi tanaman melalui manajemen lapang yang baik sesuai dengan cara-cara dalam GAP (good agriculture practices).
Porcnsi hasil generik dari tanaman ridak selalu tercapai karena adanya faktorfakror pembaras, seperri kerersediaan input yang ridak repar wakru, salah musim, serangan hama penyakir, dan cekaman abiorik. Jenis ce kaman abiotik
suhu dingin. status fisiokimia ranah , defisir hara, serra keracllnan logam beraL Memahami dasar fisiologi dan genetika dari sif.:lt toleransi tanaman serra
upaya manipulasi generik merupakan hal yang pen ring unruk menanggulangi yang dapar dimakan, seperri halnya pakan unruk rernak. Namun demikian,
Cekaman arau s!res dalam isrilah b proses fi siologi, perkembangan dan serra dapar menimbulkan kerusakan
domestikasi tanaman liar mengakibarkan kerentanan genetik rerhadap
tanaman. Perbaikan tanaman unruk
pengaruh cekaman abiotik secara agronomis. Manllsia menyeleksi tanaman
perubahan cuaca (abiorik) arau serangan hama dan parogen (biorik). Petani dulu secara konrinu memperbaiki kuanriras, kualitas , dan claya simpan
biji dari hasil panen yang menyebabkan rerjadinya basis generik yang sempir clari varictas. Cara ini menycbabkan varieras menjadi lebih rentan terhadap cekaman abiotik dan biorik. Dengan demikian sejak awal pcrranian, manusia
relah menghadapi dan mengarasi berbagai cekaman abiorik. Dalam deraan yang panjang, perani di sel uruh dunia relah menyeleksi dan menanam berbagai ranaman, yang sekarang dikelompokkan sebagai lanras , varieras lokal, dan varietas perani, di mana banyak dari varieras rersebut memiliki gen
2
r....
diupayakan melalui perbaikan adapusl sub-oprimal. Di Deparremen Agrono penelirian bidang fisiologi relah ban) • perbaikan beberapa ranaman pangao et al. 1995c, 1996abc, 1997, 2000abc. ' 2005abcd, 2006, 20 12; Sopandie dan -:i et al. 1999; Chozin et al. 1999; Supijar 2002; Trikoesoemaningryas et al. 201 0 ,
I em Tropika
buruhkan beras ± 42,7-47,3 juta tO n Ifoduks i 20 I I hanya meneapai 37,8 an beras ± 10 juta tOn, bila tidak ada l.:nunj ukkan bahwa Indonesia rawan
;a dipe rlu kan peningkatan ptOduksi ldar dari kerawanan pangan.
di beberapa negara berkembang
1
pangan dan peningkat3n kesejahteraan
Lhadapi meliputi berbagai hal ya ng pangan, (b) upaya penanggulangan miskinan, dan (d) peneapaian laju mberikan kontribusi besar terhadap menyeluruh.
~
tan3man melalui manajemen lapang
lam
GAP (good agriculture practices). l selalu tercapai karena adanya FaktOrmput ya ng tidak tepat waktu, salah ,kaman abiotik. Jenis eekaman abiotik lUlla tanaman rumbuh. musim mnam,
n abioti k yang paling umum sangat sepeni kelembapan ranah, evaporasi, rariasi periodisi tas . frost dan kerusakan fisit hara, sena keracunan logam berat.
Jca dari sifat roleransi tanaman sena
Pendahuluan
tOleransi terhadap berbagai cekaman abiotik. Kultivar modern berdaya hasil tinggi, terutama padi dan gandum memiliki potensi lebih besar jika dikelola dengan baik. Kerentanan varietas ranaman modern rerhadap cekalllan abiocik
menyebabkan hasil tahunan berAuktuasi sangat tajam. T e1ah terjadi defisit pangan seea ra global karena tingginya permintaan, lebih tinggi dari yang dapat diproduksi. Hal ini menyebabkan timbulnya permainan harga komoditas pangan. Kegagalan panen di Afrika dan Australia menyebabkan permintaan pangan yang tinggi kepada Negara China dan India. Cekaman abiotik (abiotic stress), sepeni kekeringan, banjir, saliniras dan
alkalini[as, suhu tinggi (terutama pad a saat pembungaan dan kematangan), toksisiras zar kimia, sena s(res oksidatif merupakan ancaman serius rerhadap
pertanian dan lingku ngan . Sebagai contOh, peningkatan salinitas tanah diduga telah menyebabkan kerusakan lahan-Iahan pertanian seeara global, diprediksi akan menyebabkan kehilangan 30% lahan subur dalam 25 tahun ke depan dan sampai 50% pada tahun 2050 (FAO 2006). Pada tahun 2025, petani di seluruh dunia harus memproduksi sekitar 3,0 miliar ron serea! unruk memberi makan penduduk dunia dengan populasi hampir 8,0 miliar orang. Ini berarti produkrivitas rata- rata sereal (rerutama gandum dan pad i) harus
bisa dipertahankan pada angka 4 ton/ha. Oi sa mping itu perlu dipikirkan meningkamya permintaan terhadap pakan , sayuran, buah-buahan, serat,
minyak, energi, dan kayu. Oalam buku ini akan dibahas berbagai isu ya ng terka it dengan berbagai merode yang mampu menirigkatan produksi dan
produktivitas [anaman dengan cara yang lebih baik melalui pengembangan varietas yang tOleran terhadap berbagai cekaman ab iotik.
untuk rernak. Namun demikian ,
Cekaman atau stres dalam istilah biologi berarti penyimpangan dalam proses fisiologi , perkembangan dan Fungsi tanaman yang bisa berbahaya, serta dapat menimbulkan kerusakan yang tidak dapat balik pad a sistem
atkan kerentanan genetik terhadap
tanaman. Perbaikan tanaman untuk meningkarkan produktiviras relah
III yang penting untuk menanggulangi nom is. Manusia menyeleksi ranaman
bn D
hama dan patOgen (biotik).
. kuandras, kualitas, dan daya simpan
terjadinya basis genetik yang sempit trietas menjadi lebih rentan terhadap mtikian sejak awal penanian, Illanusia -.gai ce kalllan abiotik. Dalam deraan aia relah menyeleksi dan menanam
tdompokkan sebagai lanras, varietas
diupayakan melalui perbaikan adaptasi terhadap cekaman ab iotik di lahan sub-optimal. Oi Oepartemen Agronomi dan Hortikultura IPB, penelitianpenelitian bidang fisiologi telah banyak berperan dalam upaya seleksi dan perbaikan beberapa tanaman pangan (Sopandie. 1997, 1999, 2006; Sopandie etal. 1995e, 1996abc, 1997, 2000abe, 200 1abc, 2002ab, 2003abc, 2004abc, 2005abcd, 2006, 2012; Sopandie dan T rikoesoemaningtyas 20 II ; Makmur et al. 1999; C hozin et al. 1999; Supijatno et Ill. 2005; Trikoesoemaningtyas 2002; Trikoesoemaningtyas et al. 20 I 0, 20 I I).
tak dari varieras rersebut memiliki gen
3
•
t
Fisiologi Adaptasi Tanaman terhadap Cekaman Abiotik pada Ag roekosisrem Tropika
1.2 Ketersediaan Laban Garapan Saat Ini dan Proyeksi Kebutuhan Laban Baru
1.3 Potensi Sumber Da, umuk T anaman Par;
Sumarno (2005) memprediksi kebuwhan lahan unruk perluasan area l tanam sebagai upaya menanggulangi kebutuhan pangan tahun 2005-20 I 0 seldtar 5 juta ha (Tabel I ). Pada saat ini, luas lahan garapan unruk tanaman pangan sekitar 10 juta ha.
Surnber daya laha n yang ada saat ini mana perluasan areal ranaman pangan VI . Berdasarkan peta skala I: 1.000 .000 Indonesia mencapai luas 188,2 juta Iu ha di antara nya tergolong lahan ya ng tanama n, sedangka n sisanya sekirar
Tabel 2 menunjukkan perbandingan luas lahan dengan jumlah penduduk dari beberapa negara di dunia (Sumarno 2005). Dari angka luas lahan per kapir3 rersebu[, sebenarnya Indonesia kurang pantas disebut sebagai negara agraris karena Indonesia memiliki luas lahan garapan per kapita terkecil.
1.3.1 Lahan yang Sesuai un Pangan
Kerersediaan lahan garapa n per kapita di Indo nesia saar ini sudah sangar parah dibandingkan dengan V iemam dan Bangladesh sekalipun, Indonesia masih reninggal.
Berdasarkan Arias Tata Ruang Pertan.2 (I'uslitbangranak 200 I), I ndonesia de terdiri atas lahan kering sekitar 148 j La han kering tersebut dikelornpokkan I « 700 rn dpl. ) seluas 87 ,4 jura ha cUP 54,8 juta ha (Hidayat da n Mulyan i 2
Selain itu, dari 7 ,7 juta ha lahan pertanian basah di Indonesia, kurang lebih han ya 4 ,6 juta ha (60%) merupakan area l beririgasi (tek nis, semireknis, dan pedesaan), sisanya merupakan la han tadah hujan dan rawa. Rendahnya jumlah prasarana irigasi ini perlu Il'lendapat perharian dari pemerintah llnwk segera
menciprakan areal irigasi baru, walau hanra sekadar irigasi pedesaan sekalipun akan memililci manfaat ya ng besar.
Tabel I
Tabel 2 Perbandingan luas lahan f"'I beberapa negara di duni a
I'erldraan kasar kekurangan lahan menurut keburuhan pangan Indonesia tahun 2005- 20 I 0
Komoditas
Kekur:mgan Produksi liuca ron/tahlln)
Jagung
4,0 1,0
Kedelai
2.0
Kacang ranah Gulaftebu Buah-buahan
1,0 1.6 3,0 0,5
Padi
Sayuran
Biofarmaka Percrnakan
0,Q5
0,40 Toeal kekuran an lahan {B!.apan
Ke~r1uan ~na mbahan
Lahan (ribuan hal LU3S
Negara
lahan (jura hal Argentina
1,0 0,4 2,0 1,0 0,4 0,2 0,020 0.005 ± 0,0050 5.070
•
Sumbcr: Surnarno (2005)
33.700 Ausrralia 50.304 Bangladesh 8.085 Brazil 58.865 Canada 45.740 China 143.625 India 161.750 Indonesia I) 7.780 Thailand 3 1.839 USA 175.209 Vietnam 7.500 Indonesia 2) 9.788 11 L1.han sawah seluruhnya + lahan tadah ~)
L1han sawah
+
l:than radah hlljan + lahan ~
Sumbcr: Sumarno (200 5)
4 •
I ,em Tropika
Pendahuluan
Garapan Saar Ini dan 1 Lahan Baru
1.3 Porensi Sumber Daya Lahan dan Air untuk T anaman Pangan
lan lahan unruk perluasan areal tanam an pangan tahun 2005-20 I 0 sekitar 5
Sumber daya lahan yang ada saat ini didominasi oleh tanah bermasalah, di mana perillasan areal tanaman pangan akan mengar.h pad a lahan kelas IVVI. Berdasarkan peta skala I: 1.000.000 (PlIslitbangtanak 2000), total lahan Indonesia mencapai Illas 188,2 juta ha. Secara biofisik sekitar 100,8 juta ha di antaranya tergolong lahan yang sesuai untuk blldi daya berbagai jenis ranaman, sedangkan sisanya sekirar 88 jura hektar tidak sesuai.
ahan garapan untuk tanaman pangan luas lahan dengan jumlah pendllduk no 2005). Dari angka Illas lahan per kurang pantas diseb ut sebagai negara as lahan garapan per kapita terkecil. ;a di Indonesia saar ini sudah sa ngar dan Bangladesh sekalipun , Indonesia ruan basah di Indonesia, kurang lebih ~ea1 beririgasi (teknis, semiteknis, dan lah hujan dan rawa. Rendahn ya jumlah ~rhatian dari pemerintah unruk segera anya sekadar irigasi pedesaan sekalipun
1.3.1 Lahan yang Sesuai untuk Pertanian Tanaman Pangan
•
Berdasa rkan Atlas Tata Ruang Pertanian Indonesia pad a skala I: 1.000.000 (Puslitbangtanak 200 1), Indonesia dengan Illas lahan sekitar 188,2 juta ha terdiri atas lahan kering sekitar 148 juta ha dan lahan basah 40,2 jllta ha. Lahan kering tersebut dikelompokkan menjadi lahan kering dataran rendah « 700 m dpl.) seillas 87,4 jllta ha dan dataran tinggi (> 700 m dpl. ) sel uas 54 ,8 juta ha (Hidayat dan Mulyani 2002). Tabel 2 Perbandingan luas lahan pertanian dengan jllmlah pendllduk beberapa negara di dunia
lahan menurut keblltllhan pangan
Indo nesia " 9.788 217.000 450 Lahan sawah seluruhn ya + lahan radah hujan , tidak termasuk perkebunan Laha n sawa h + lahan ladah hujan + lahan kering, lidak Icrm3suk pcrkcbunan umbe r: Sumarno (2005)
5
Fisiologi Adaptasi Tanaman terhad ap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem Tropika
Dari co ral dararan Indo nesia, lahan ya ng sesuai ullruk perranian, baik tanaman panga n maupun tanaman tahunan sel uas 100,8 j uta ha (Abduraehman et nl.
serta Maluku dan Papua 3.51
2004). Lahan ya ng terluas terdapa< di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Untu k pertanian lallan basah (panga n semusim) terdapat di Papua, Sumatera,
sekitar 0,93 juta ha, sehin~. dapat dikembangkan menj;odj
dan Kalimantan, sedang kan
11l1tl1k
dan pasa ng surur tersebu(.
pertanian lah an kerin g (ranaman semusim )
(c) Lahan kerin g. Luas poten I ra naman sem llsim , kh usl1.)on potensi lahan kering te sangat keci l, sehi ngga
rerl uas rc rdapar di Sumatera dan Kalim anta n. Na mun demikian, Illas !ahan
yang sudah di gunakan mencapai 68,5 juta ha, sehingga mas ih tersisa sekitar 32,2 juta ha (Abdurae hman et nl. 2004) . Di Jawa, peman faatan lahan sud ah melampui ketersediaa nnya (over utilization). Beberapa wilayah lain ya ng juga sudah melampaui ketersedi aa nnya adalah N AD, Sumut, Sumbar, Bengkulu , DKl , DI Y, Banten, Bali, N TB, Sulut, dan Sulteng (Abduraehman et nl. 2004). Selain itu, lahan di Jawa mengalami pengurangan akibat konversi ke penggunaan nonperranian dengan Jaju yang maki n tinggi. Pad a periode tahun 198 1- 1999 terjadi konversi lahan sawah ke penggun aa n nonpertanian sel uas 1.627.5 14 ha dan sekitar I juta ha d i antaranya terj adi di Jawa. Tingkat kes uburan lahan di Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan denga n di luar Jawa, selain itu ko ndisi in frasr ruktur lahan di Jawa juga lebih mapan dibandingka n denga n d i luar Jawa. O leh karena itu, dalam rangka memantapkan kapas itas produ ks i panga n nasional, maka dalam jangka panjang lahan-Iahan produkti f di Jawa seperti lahan sawah tetap perlu
La han Po tensialuntukJ agung. { Departemen Pertanian (2() " . areal dapat di arall kan pada tadah hujan ya ng belum d inunfui serta lahan kering pada mu>un dan jenis irigasin ya, diperkir3h:an d ipero leh dari peningkatan lode h seluas 457. 163 ha, dengan rio Kalimantan, (b) 130.834 h. di: T engga ra. Po[ensi lahan kerinf ~ d imanfaatkan eukup luas sdaIM _ juta hal, Kalimantan (7,2 juu ha (9,9 juta hal, serta Bali dan .. ItS?
dipermhall kan sebaga i lahan pe rranian dan diupaya kan agar ko nve rsi lah an
tersebut dapat lebih dikendalikan. Lahan Potensial unruk Padi. Indonesia mas ih memili ki potensi lallan ya ng eukup luas untuk pengembanga n ran aman padi, yaitu seki ra r 24,5 juta ha lahan basah (sawah) dan 76,3 juta ha lahan ke rin g. Luas potensi lahan tersebut dapat dirinei lebih lanjut sebagai berikut (Balitbang Deptan 2005). (a) Lahan sawah. Potensi lahan sawah nonrawa pasa ng surut luas nya menea pai sekitar 13,26 juta ha, ya ng tersebar di Sumatera (2,0 I juta hal , Jawa (1 ,1 2 juta hal, Bali dan N usa T engga ra (0,85 juta hal, Kalimantan (1,03 juta hal, Sulawesi ( I, II jura hal, serta Maluku dan Papua (7,89 jura hal . Dari rotal luas potensi lahan sawah tersebut, ya ng telah digun akan baru menea pai 6,86 juta ha (BPS 2003). Jad i, mas ih te rsisa potensi lahan sawah ya ng eukup luas untuk dibudidayakan tanaman padi . (\)) Lahan rawa dan pasa ng surUL Luas po rcnsi lahan rawa dan pasan g sueur
ya ng sesuai menea pai 3,5 1 juta ha, tersebar di Sumatera (1,92 juta hal , Jawa (0, 12 ju ra hal , Kalimanta n (1,0 1 juta hal, Sulawesi (0,3 1 jura hal,
6
l
La han Potensial umuk Kedew. ~
sawah iri gas i sederh ana, lahan
sasa ran perluasan areal adaJah ~,-r Ace h, dan Sulawesi Selatan
1.3.2 Ketersediaan dar. I •
Kebuwhan air pe rtanian
rdau - -
dilengkapi denga n bend ungar akhir-akhir in i mengalami kekur serin g tidak dapat diramal kan . terutama d i wilaya h beriklim . teranea m oleh risiko keku ran=
-
I ·.Qsistem Tropika
Pendahuluan
n yang sesuai untuk perranian , balk tanaman
:-'1a1uku dan Papua (3,51 juta hal . Dari totalluas potensi lahan rawa dan pasang surut tersebut, yang telah digunakan untuk lahan sawah baru ~tar 0,93 juta ha, sehingga masih ada sisa sekitar 2,57 juta ha yang ,;"p.t dikembangkan menjadi lahan sawah (BPS 2003).
lIClL>
on seluas 100,8 juta ha (Abdurachman et al.
lp3r di Sumarera, Kalimantan , dan Papua. -ga n semusim) rerdapar di Papua, Sumatera. . pertanian lahan kering (ranaman semusim)
:....han kering. Luas potensi lahan kering yang dapat dikembangkan umuk tana man semusim, khususnya padi sekitar 25,33 juta ha. Dari total luas
. Kal imanran. Namun demikian, luas lahan
68,5 juta ha, sehingga masih tersisa sekitar 2004) .
melampui ketersediaannya (over utilization). , sudah melampaui ketersediaannya adalah Ju, OK! , DIY, Bamen , Bali, NTB , SlUur, . 2004) . Selain itu, lahan di Jawa mengalami penggunaan nonpenanian dengan laju yang III 198 1- 1999 terjadi konversi lahan sawah lnas 1.627.514 ha dan sekitar 1 juta ha di H kesuburan lahan di Jawa jauh lebih tinggi
fK>tensi lahan kering tersebut, yang sudah dimanfaatkan masih relatif
sangat kecil , sehingga dari lahan kering yang ada di Indonesia masih terb uka peluang yang sangat lebar unruk pengembangan tanaman padi.
I
01.'3.,
selain iru kondisi infrastrukrur lahan di
.gkan dengan di luar Jawa. Oleh karena itu,
&siras produksi pangan nasional , maka dalam
uktif di Jawa sepeni lahan sawah tetap perlu
un ian dan diupayakan agar konversi lahan
1.
I ...
nan Po te nsial untukJagung. Menurut Badan Peneliriandan Penge mbangan
q>anemen Penanian (2005), pengembangan jagung melalui perluasan .u-eaI dapat diarahkan pada lahan-Iahan potensial , sepeni sawah irigasi dan ndah hujan yang belum dimanfaatkan secara optimal pada musim kemarau r
.ella lahan kering pada musim hlljan. Berdasarkan penyebaran Illas sawah '-':110
jenis irigasinya, diperkirakan porensi Illas pe rtanaman jagung yang dapar
dipe roleh dari peningkatan Indeks Penanaman (lP) di lahan sawah adalah ,duas 457.163 ha, dengan rincian (a) 295 .795 ha di Pulau Sumatera dan Kal imantan , (b) 130.834 ha di Sulawesi, dan (c) 30.534 ha di Bali dan Nusa Tenggara. Potensi lahan kering yang sesuai untuk tan aman jagung dan belum dimanfaatkan cukup luas sekitar 20,5 juta ha, yang tersebar di Sumatera (2,9 jura hal , Kalimantan (7, 2 juta hal. Sulawesi (0,4 juta hal, Maluku dan Papua (9,9 juta hal, serta Bali dan Nusa T enggara (0,06 juta hal·
do nesia masih memiliki potensi lahan yang
Lahan Porensial untuk Kedelai. Potensi lahan lIntuk pengembangan tanaman
ranaman padi , yaitu sekirar 24,5 jura ha
1 ha
lahan kering. Luas potensi lahan tetsebut t>c tikut (Balitbang Deptan 2005).
kedelai tersebar di seluruh pulau di Indonesia, seluas 1,7 juta ha. Perluasan areal tanam dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman 01') pad a lahan sawah irigasi sederhana, lahan sawah tadah hujan, atau lahan kering. Wilayah
an sawah nonrawa pasang surur luasnya
sasaran pe rluasan areal adalah NTB, Jawa Timur, Lampllng. Sumatera Utara ,
ha, yang tersebar di Sumatera (2,01 juta hal , 1, usa Tenggara (0,85 juta hal , Kalimantan I jura hal, sena Maluku dan Papua (7,89 jura Iahan sawah tetsebut, yang telall digunakan BPS 2003). Jadi, masih tersisa potensi lahan Lk d ibudidayakan tanaman padi.
Aceh, dan Sulawesi Selatan (Balitbang Deptan 2005).
III
1.3.2 Ketersediaan dan Potensi Sumber Daya Air Keburuhan air perranian relatif terpenuhi di wilayah irigasi teknis yang telal1 dilengkapi dengan bendungan dan saluran-saluran irigasinya. Iru pun pada akhir-akhir ini mengalami kekurangan air apabila terjadi anomali iklim yang
Luas potensi lahan rawa dan pasang surur
sering ridak dapat diramalkan sebelull1n ya. Semenrara pertanian radah hujan ,
jura ha, tersebar di Sumatera (J ,92 jura hal, man (1,01 juta hal , Sulawesi (0,31 juta hal,
te rutama di wilayah be riklim kering seperti Indon es ia Bagian Timur selalu
1[.
teran cam oleh risiko kekurangan air (Abdurarachman et al. 2004). Prediksi
7
.. _---------------------
-..
Fisiologi Adaptasi Tanaman terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem Tropika
(erhadap neraca kebu(uhan air (ahun 2020 menunjukkan bahwa Jawa-Bali dan NIT akan mengalami defisj( karena ada persaingan penggunaan air ulltuk berbagai kepenringan. di mana pagu untuk pcnanian aka n sema ki n
AD)
menUfun.
Kemasaman [anah bagian di dunia. P oleh berbagai fakr . (erdapa( kendala ua konsenrrasi Ho: [Q
(3) peningka(an k hara makro (ka(J, Mo men uru n (d.serapa n air: defisie
Seca r. reia(if «r.up pada .5pesies d an g nilai pH (anah, ko iklirn.
2.1 Karakre Kandu Ta nal, di Ii
•
merupakan ciri khas [anah masam in i , Agroklimar (2000 oxi501, dan 5podo. arau sel uruhn ya se
(ersebar di beberapa