SEJARAH JEMAAT GPM SERIHOLO Jemaat GPM Seriholo merupakan bagian integral dari Gereja Protestan Maluku dalam lingkup Klasis Kairatu. Dalam pertumbuhannya Jemaat GPM Seriholo merupakan bagian dari Negeri Seriholo, Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat Propinsi Maluku. Jarak dari Jemaat Seriholo ke pusat klasis Kairatu adalah 67 Km, dan jarak Jemaat Seriholo ke pusat Kecamatan Amalatu adalah 10 Km. Secara geografis letak Jemaat Seriholo : Sebelah Timur berbatasan dengan Jemaat GPM Tala Sebelah Barat berbatasan dengan kali Ama Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda Sebelah Utara berbatasan dengan daerah Perkebunan Rakyat (Warga Jemaat) Sejarah Injil masuk di Seriholo sangat dekat dengan kedekatan adat dan budaya yang dilakukan melalui bahasa, dimana bahasa yang dipakai dalam rangka mengkomunikasikan berita injil adalah bahasa Wemale sesuai dengan rumpun adat Negeri Seriholo. Injil masuk di Seriholo pada tahun 1824, dan dalam perkembangannya baru pada tahun 1920 secara organisatoris dilembagakan menjadi Jemaat yang definitif/mandiri dengan nama Jemaat GPM Seriholo-Rumahreat untuk mengatur rumahtangganya sendiri. Dalam sejarah perjalanan Jemaat pada tahun 1920, terjadi perubahan nama Jemaat menjadi Jemaat GPM Seriholo.Hal ini dipengaruhi oleh perubahan status Negeri Seriholo – Rumahreat menjadi Negeri Seriholo sampai saat ini. Injil dibawa masuk oleh penginjil Dominggus Penturi yang juga merupakan pendiri dari Jemaat Seriholo. Kegiatan yang dilakukan untuk mendirikan jemaat yakni Dominggus Pentury bersama beberapa anggota Jemaat berinisiatif membangun satu gedung gereja sementara yang berdinding daun atap dan ditutupi daun rumbia untuk melakukan aktifitas kegiatan peribadahan sementara. Peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya jemaat tidak diketahui dengan pasti namun menurut pendapat beberapa orang yang dituakan dalam jemaat pembentukan jemaat dilatarbelakangi dengan peristiwa masuknya penjajahan sama dengan jemaat yang lain, dimana Fransikus Xaverius yang menyebarkan agama Kristen Katolik maupun Yosep Kam yang menyebarkan agama Kristen Protestan. Dalam proses perkembangan dinamika bergereja dari tahun 1824, yang merupakan awal perjalanan misi pekabaran injil di Jemaat Seriholo itu berlangsung, tak dapat dipungkiri bahwa ada berbagai tantangan dan hambatan, namun itu tidak menjadi sebuah jalan yang memahtahkan semangat proses pekabaran injil dimana pembritaan dan pelayanan tetap menjadi sebuah kebutuhan umat bahkan memberikan arah dalam pengembangan menjadi jemaat yang misioner. Oleh sebab itu pada tahun 1983 pada masa Pengijil Urasana dibentuknya unit-unit Pelayanan. Pembentukan unit pelayanan itu sendiri dilatarbelakangi dengan jumlah jiwa yang setiap waktu makin bertambah dan pemikiran rekomendatif dari pemimpin-pemimpin dijemaat dan negeri untuk membentuk kelompok-kelompok Ibadah sesuai daerah tempat tinggal supaya lebih muda dijangkau, oleh sebab itu pada tahun 1983 diputuskan untuk membentuk unit-unit Pelayanan yakni Unit Eden dan Unit Zoar yang tetap ada sampai tahun 1999. Dalam perkembangannya Jemaat Seriholo pernah mengalami
kerusuhan selama 3 (tiga kali), yakni tanggal 8 September 1999 yang mengakibatkan warga Jemaat harus terpencar masuk hutan dan sebagian memilih bertahan dan ada disekitar Negeri Seriholo beberapa waktu, setelah kondisi aman semua warga Jemaat kembali dan melalui bantuan TMD membangun 17 buah rumah penduduk dan sebuah gedung gereja sementara dan rencana pengresmian pada tanggal 17 Desember 1999, namun pada tanggal 13 Desember 1999 terjadi lagi penyerangan dari perusuh, sehingga rumah-rumah penduduk dan gedung Gereja yang tadinya rencana diresmikan terbakar habis. Semua warga Jemaat tersebar lagi, setelah merasa kondisi telah aman kembali lagi dan beribadah di tenda-tenda, akan tetapi pada tanggal 8 September 2000 terjadi penyerangan ke tiga, dan membuat warga Jemaat mengambil keputusan untuk mengungsi meninggalkan Negeri dan berada di beberapa tempat seperti Tala, Huse, Sanahu maupun Saparua beberapa waktu, kemudian melalui inisiatif Pemerintah Negeri dan Majelis Jemaat, melakukan pendekatan dengan pimpinan Perkebunan Wai-Tala di Huse [Bpk.Steven.Talawai) untuk minta sebuah tempat yang layak lalu membangun barak-barak dan hidup ditempat pengungsian di Huse selama kurang lebih 8 Tahun sampai dengan tanggal 8 September 2008. Berada di tempat pengusian proses pelayanan tidak berhenti tetapi umat dan pelayan (Pdt. J. Ohello) tetap melaksanakan Ibadah-ibadah, baik ibadah Minggu maupun Ibadah-Ibadah yang lain termasuk ibadah Unit-Unit Pelayanan, yaitu pada 3 (tiga) Unit Pelayanan sesuai pembagian yakni ; Unit Eden, Unit Zoar dan Unit Maranatha, itu berarti kerusuhan tidak menjadi penghalang bagi proses kemajuan bergereja. Pada tanggal 8 September 2008 berdasarkan kesepakatan umat, pelayan dan pemerintah negeri, seluruh warga masyarakat (warga Jemaat) Seriholo memutuskan untuk meninggalkan Huse dan kembali pulang ke Negeri seriholo dan membangun rumah-rumah warga jemaat termasuk sebuah gedung Gereja sementara dan Pastori Jemaat dan hidup sampai saat ini. Kini warga Jemaat GPM Sementara membangun sebuah gedung gereja yang parmanen dan sudah selesai tahapan penutupan atap gedung gereja. Dalam dinamika pergumulan Pelayanan yang panjang akhirnya pada persidangan Ke18 Jemaat Seriholo tahun 2009 di putuskan pemekaran Unit pelayanan dari tiga menjadi empat unit yakni, Unit I,II Betlehem dan I,II Zaitun yang terus menjadi payung bagi seluruh pelayanan didalam jemaat sampai saat ini,dan dilayani oleh 1 orang Pendeta dan 8 orang Majelis Jemaat ( 4 Penatua dan 4 Diaken) dibantu oleh Bakopel Sektor dan KoordinatorKoordinator Unit Pelayanan. Kemajuan bergereja tidak hanya berpengaruh pada terbentuknya unit-unit Pelayanan dan Sektor Pelayanan tetapi juga membawa sebuah perkembangan bahkan memberikan arah kemajuan bagi wadah-wadah pelayanan. Pada tahun 1938 lewat peran penginjil Ferdinandus dan beberapa pemimpin-pemimpin dalam jemaat dibentuknya Ibadah kaum Bapa dan Persekutuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) yang sampai saat ini dikenal dengan nama wadah pelayanan laki-laki dan wadah pelayanan perempuan. Dari tahun 1938 sampai saat ini tentu wadah laki-laki dan wadah perempuan mengalami sebuah arah peningkatan dan perkembangan yang mandiri baik itu struktur organisasinya, proses berteologinya bahkan cara pandang untuk memberikan sebuah arah kemajuan bagi wadah ini setiap waktu. Hal yang sama pun terjadi pada wadah SM-TPI yang dibentuk pada tahun 1938, sejak dibentuk sampai saat ini wadah SM-TPI terus mengalami perkembangan itu
dapat dilihat dari proses penyelenggaraan pelayanan yang terus bertumbuh baik lewat kapasitas pelayan (Pengasuh) bahkan umat (anak Asuh) yang terus bertanggung jawab dalam menatalayani seluruh managemen Pendidikan Formal Gereja (PFG) dijemaat. Angkatan Muda Jemaat Seriholo dibentuk pada tahun 1940 oleh penginjil Tupamahu dan beberapa tokoh pemuda dalam jemaat. Nama angkatan muda Seriholo sendiri mangadopsi nama gedung gereja Seriholo yakni “Bethabara” . Untuk memajukan gerak berorganisasi Angkatan Muda bahkan penyelenggaraan pelayanan maka dari tahun 1940 sampai saat ini terus terjadi proses pengkaderan kepemimpinan Angkatan Muda yang dilakukan untuk membangun proses dinamika pelayanan yang lebih baik kedepan, berikut nama umat yang pernah memimpin proses berangkatan muda di Jemaat Seriholo : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ketua Angkatan Muda Bethabara Nama Daud. Lattu Alfons. Seriholo Martinus. Taniwele Welem. Siaila Dominggus. Maateka Jusuf. Rumahrupute Jonias. Lessiela Jonadab. Seriholo Selpinus Seriholo
Dalam perkembangannya Angkatan Muda terus membangun proses yang lebih baik, memiliki tujuan yang memberi arah positif bagi seluruh gerak berangkatan muda ditengahtengah jemaat. Angkatan muda Seriholo sendiri berdasarkan anggaran dasar anggaran rumah tangga ada dalam payung angkatan muda Daerah Kairatu, Cabang Tigris dan Ranting Bethabara. Dari tahun 1940 sampai saat ini, terjadi suatu peningkatan yang berarti dalam Angkatan Muda Ranting Bethabara, hal itu dilihat dari berbagai peningkatan karakter, struktur organisasi yang ditata dengan baik, sudut pandang bahkan paradigma yang lebih matang dalam upaya-upaya peningkatan kualitas diri dan cara berorganisasi bahkan pembaharuan-pembaharuan untuk memberdayakan semua anggota Angkatan Muda. Membangun sebuah pola pelayanan bergereja yang baik adalah wujud dari suatu sasaran yang ingin dicapai oleh jemaat yang misioner, bagaimana pengembangan pelayanan itu memberikan gerak maju bagi seluruh eksistensi bergereja dan umat didalamnya, untuk mencapai tujuan itu maka perlu disertai dengan strategis pelayanan yang baik agar menghasilkan kualitas bagi para pelayan dan juga umatnya yang akan berdampak bagi kemajuan seluruh eksistensi bergereja, baik itu kemajuan secara teologi, ekonomi dan juga sosial budaya. Oleh sebab itu Jemaat Seriholo dalam melaksanakan kemandirian bergereja dalam bidang teologi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas Iman, Moral, Etika dan Spiritualitas umat peningkatan kualitas itu dilakukan dengan bentuk-bentuk Ibadah dijemaat, Pendidikan Formal Gereja (SM-TPI dan Katekisasi), penggunaan materi LPJ(Renungan, diskusi, meditasi, PA) serta Binakel. Aparatur gereja dalam hal ini Pelayan (Pendeta, Majelis Jemaat, Pengurus Unit dan pengurus wadah-wadah pel) pun didorong untuk bagaimana merespon dengan terus membangun memberikan pemikiran bahkan turut
terlibat dalam setiap proses berteologi dijemaat, namun tak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai suatu arah perubahan yang baik pasti mempunyai kendala, dan kendala yang menghambat di Jemaat Seriholo yakni tingkat pendidikan umat yang tidak terlalu memadai dan pekerjaan sebagian besar anggota jemaat yang tinggal dan bekerja berhari-hari dihutan. Saat kendala ini dihadapi maka gereja terus berupaya untuk mencari solusi dengan terus berupaya memberikan pendampingan bahkan pastoralia secara kontinyu. Mandiri secara ekonomi mempunyai tujuan supaya bagaimana jemaat memiliki kemampuan untuk bertumbuh dengan mengelola potensi sumberdaya alam yang tersedia. Gereja memberikan motivasi dan dorongan kepada warga Jemaat untuk memberdayakan potensi alam yang tersedia (darat dan laut), gereja tidak memberikan dana pemberdayaan namun gereja lebih memberikan dorongan supaya jemaat bisa memanfaatkan lahan-lahan tidur dalam kerangka peningkatan ekonomi keluarga sekaligus pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan juga masa depan anak-anak, karena dengan peningkatan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pertumbuhan peningkatan keuangan gereja. Kadang rasa malas bahkan pemahaman yang kurang tentang pengolahan tanah bisa dikatakan sebagai kendala bagi seluruh proses kemandirian ekonomi dijemaat oleh sebab itu gereja terus memberi dorongan,pemahaman untuk umat dan berusaha membangun kerja sama dengan dinas terkait. Dampak dari konflik kemanusiaan tahun 1999 di Jemaat Seriholo membuat lahan kebun jemaat belum dapat dimaksimalkan untuk menambah inkam pendapatan bagi keuangan jemaat, kendala yang masih dihadapi yakni lahan kebun jemaat yang letaknya ada didaerah perbatasan antara Jemaat Seriholo dan Desa Ate. Namun gereja dalam hal ini pelayan tetap berusaha untuk mendorong umat untuk melakukan penanaman kembali dikebun jemaat dan hasilnya berkat dorongan dari pelayan pada tanggal 1 Juni 2015, seluruh umat dan pelayan melakukan penanaman 250 anakan kelapa dikebun jemaat. Jemaat GPM seriholo yang adalah masyarakat Negeri Seriholo adalah sebuah masyarakat yang berada dalam struktur masyarakat yang terikat dengan adat dan budaya yang dianut sejak tete-nene moyang. Adat masih memegang peranan yang signifikan dalam entitas masyarakat. Sebagai negeri adat, maka masyarakat memiliki tatanan nilai atau norma yang mengatur kehidupan sosial masyarakat. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa indonesia sehari-hari, memang kalau dari sisi adat yang berlaku, maka masyarakat mempergunakan rumpun bahasa “Wemale”, namun bahasa itu sudah hampir punah terkikis oleh zaman modernisasi. Masalah sosial juga menjadi sebuah pergumulan yang panjang bagi gereja yakni soal “SASI”, sasi dipahami hanya sebagai hal biasa sehingga sering terjadi ketersingungan antara anggota jemaat yang disebabkan oleh pelanggaran sasi. Gereja mencoba untuk memberikan arah pikir bahkan pemahaman kepada umat secara kontinyu, dan cara gereja ini diharapkan bisa memberikan sebuah muatan pikiran yang baik dan diharapkan memberi perubahan sosial yang baik dalam masyarkat bahkan hidup bergereja. Peran gereja tidak pernah terlepas dari peran pemerintah, gereja selalu membangun relasi yang baik dengan pemerintah. Dinamika Jemaat Seriholo memperlihatkan bahwa gereja selalu membagun kerja sama dengan pemerintah dalam rangka membangun negeri dan jemaat ke arah pembangunan dan kemajuan bersama. Kerja sama itu bisa dalam aspek fisik maupun aspek non fisik. Aspek fisik diantaranya : pembuatan 12 MCK tahun 2012, pembuatan jalan setapak sepanjang 1000M, kerjasama dalam melihat pembangunan gereja baru dan kegiatan sabtu bersih yang melibatkan seluruh umat. Kerja sama non fisik
diantaranya, pemberlakuan jam belajar malam untuk jemaat (anak-anak sekolah), pembuatan 13 buah papan jam belajar malam, pelaksanaan Ibadah Tibaku,kegiatan musrembang bahkan gereja selalu mengadakan rapat-rapat koordinasi untuk mengimplementasi berbagai rencana bahkan program yang akan memberi sebuah arah yang baik bagi seluruh proses berdinamika baik itu bermasyarakat bahkan bergereja. Penginjil dan Pendeta yang melayani di Jemaat Seriholo dari tahun1920Sekarang, diantaranya : No Nama Pelayan Firman Tahun Pelayanan 1. Guru Injil Elsana 1923 – 1924 2. Guru Injil Dominggus Pentury 1924 (Semua Dibabtis) 3. Komite Luis 1925 – 1926 4. Guru Injil Tutupary 1926 – 1932 5. Guru Injil Sahusilawane 1932 – 1933 6. Guru Injil Mailoa 1933 – 1936 7. Guru Injil Mairissa 1936 – 1938 8. Guru Injil Ferdinandus 1938 – 1940 9. Guru Injil Tupamahu 1940 – 1950 10. Guru Injil Tomatala 1950 11. Guru Injil Simon 1950 – 1970 12. Guru Injil Ririhena 1970 – 1982 13. Guru Injil Ursana 1983 – 2003 14 Pdt. Dj. Ohello, Ssi 2003 – 2011 15. Pdt. W. P Siyatauw, Ssi 2011- Sekarang Majelis Jemaat yang melayani di Jemaat Seriholo : Tahun 1938-1950 Penatua Syamas 1. Daniel. Seriholo Daud. Lattu 2. Elisa. Maateka Simon. Maateka 3. Jonadab. Seriholo Mesak. Lattu Tahun 1950-1970 1. 2. 3. 4.
Penatua Derek. Lattu Jermias. Lattu Obaja. Seriholo Mizel. Simaela
Syamas Jakobis. Lattu Alfons. Seriholo Johanis. Maateka Josepina. Rumahrupute
Tahun 1970-1978 Penatua 1. Obaja. Seriholo 2. Filip. Teslatu 3. Jermias. Lattu
Syamas Amus. Katayane Josepina. Rumahrupute Estefanus. Lattu
Tahun 1978-1982 Penatua 1. Daniel.Lewankapy 2. Gustap. Sapatua
Syamas Yosepina. Rumahrupute Welem. Siaila
Tahun 1982-1986 Penatua 1. Gustap. Sapatua 2. Daniel. Lewangkapy
Syamas Mozes.J. Tanuwele Thonci. Tuniasu
Tahun 1986-1990 Penatua 1. Mozes.J. Tanuwele 2. Thonci. Tuniassu
Syamas Welem. Siaila Jonias. Lesiela
Tahun 1990-1995 1. 2. 3. 4.
Penatua Welem. Siaila Dominggus Maateka Manuel. Litahmaputty Markus. Ospara
Diaken Gerson. Ratuanik Mince. Resymere Elisa. Simaela Agus. Lattu
Tahun 1995-2000 Penatua 1. Dominggus. Maateka 2. Markus. Ospara 3. Yusuf. Rumahrupute 4. Manuel.Litamahuputty
Diaken Mince. Resymere Agustinus. Lattu Nimrot. Atapary Elias. Simaela
Tahun 2000-2005 Penatua 1. Dominggus. Maateka 2. Manuel. Litamahuputty 3. Yonadab. Seriholo 4. Welem. Siaila
Diaken Mince. Resymere Agustinus. Lattu Elisa. Simaela Selvianus. Seriholo
Tahun 2005-2010 Penatua 1. Jonadab. Seriholo 2. Selpianus. Seriholo 3. Hendry. Rumahmury 4. Johanis. Tuniassu Digantikan oleh Hanokh.Tildjuir (2007-2010)
Diaken Jefry. Lattu Fransina. Tauran/T Martina. Lepertery Johanis. Maateka
Tahun 2010-2015 1. 2. 3. 4.
Penatua Hanok. Tiljuir Hendry. Rumahmury Jefry. Lattu Martina. Lepertery diganti dengan since. Pattiasina/T (20132015)
Tahun 2015-2020 Penatua 1. Helmy. Maateka 2. Wempy. Lattu 3. Derlin. Weturu/A 4. Simon.Katayane
Diaken Fransina. Tauran Helmy. Maateka Marselina. Akerina/L Darlin. Weturu/A
Diaken Juliana. Taniwele/M Jermias. Taniwele Marselina. Akerina/L Yordan. katayane