“SEJARAH DAN SISTEM PENDIDIKAN DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BULELENG, BALI”
Oleh : Ketut Pasek Agung Wihikan, (NIM 0914021060), (e-mail:
[email protected]) Luh Putu Sendratari*) Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang didirikanya UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali, (2) mengetahui sistem pendidikan di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali, (3) mengetahui dinamika dari UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahap-tahap ; (1) heuristik (observasi, wawancara, studi dokumentasi), (2) kritik sumber, (3) interpretasi (analisi data), (4) historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) ada tiga faktor yang melatar belakangi pembangunan UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, dilihat dari faktor politik, faktor sosial, dan faktor ekonomi, (2) sistem pendidikan di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng terdiri dari (1) unsur masukan (raw input), (2) input instrumen, (3) input lingkungan (environmental input), (4) output, (3) dinamika di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng dilihat dari input, dari tahun 2009 sampai sekarang mengalami penurunan, dan dinamika output di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng terus stabil. ABSTRACT This study aims to (1) know the background activity didirikanya UPTD Sanggar Learn (SKB) Buleleng, Bali, (2) know the education system in UPTD Sanggar Learning Activities (SKB) Buleleng, Bali, (3) to determine the dynamics of Sanggar UPTD Learning Activities (SKB) Buleleng, Bali. In this study, data was collected using historical research methods with the levels of: (1) heuristic (observations, interviews, documentation studies), (2) criticism resources, (3) interpretation (data analysis), (4) historiography (the writing history). Results of the research showed that, (1) there are three factors that melatar belakangi UPTD development Sanggar Learning Activities (SKB) Buleleng, seen from political factors, social factors, and economic factors, (2) the education system in UPTD Sanggar Learning Activities (SKB) Buleleng consists of (1) input elements (raw input), (2) instrument input, (3) input range (environmental input), (4) the output, (3) the dynamics in UPTD Sanggar Learning Activities (SKB) Buleleng seen from the input of the 2009 to now experiencing a decline, and output dynamics in UPTD Sanggar Learning Activities (SKB) Buleleng remained stable. Kata Kunci: Sejarah, Sistem Pendidikan, Sanggar. *)
Dosen Pembimbing Artikel
Begitu
Pendidikan merupakan hal yang
pentingnya
pantas diberikan oleh setiap umat manusia
pendidikan,
baik sebagai makhluk individu maupun
sangat dibutuhkan di era globalisasi seperti
sebagai
Pentingnya
sekarang ini. Fenomena globalisasi yang
pendidikan tidak bisa dibuat-buatkan, bukan
sedemikian rupa telah mengubah pola
saja demi perkembangan pribadi, tetapi juga
perdagangan dunia, teknologi, komunikasi,
bagi proses pembangunan sebuah negara
dan sistem perekonomian dunia yang secara
(Muller,2001:123).
tidak langsung ikut juga mengubah sistem
makhluk
sosial.
Melalui
pendidikan
maka
peranan
pendidikan
negara dapat meningkatkan sumber daya
pendidikan.
manusia yang berimplikasi pada kemajuan
sekarang ini, tidak lagi dibatas-batasi oleh
di berbagai bidang kehidupan lainnya,
batas
seperti: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
persaingan global menuntut kita untuk terus
Karena itulah pemerintah harus memenuhi
belajar untuk meningkatkan kualitas diri,
hak
memperoleh
baik
sebagaimana
informal, maupun non formal.
setiap
layananan
warga
dalam
pendidikan
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
selain
berkaitan dengan pasar bebas yang semakin
hendaknya
samping dipandang
itu,
pendidikan
dapat
mengubah
itu
pendidikan
suatu
melalui
negara.
pendidikan
di
seperti
Karena
formal,
Indonesia
secara
umum terbagi menjadi beberapa bagian,
dalam kemajuan bangsa, melainkan juga
Di
teritorial
Pendidikan
Pendidikan tidak hanya berperan besar
keras.
Dunia
menjadi
pendidikan
formal
terdapat
pendidikan informal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan berupa
masyarakat agar suatu negara memiliki
rangkaian jenjang pendidikan yang telah
manusia-manusia yang berkualitas. Melalui
baku. Mulai dari jenjang sekolah dasar (SD)
pendidikan dapat diciptakan tenaga kerja
sampai dengan perguruan tinggi (PT).
yang tidak hanya kaya akan pengetahuan
Sementara pendidikan anak usia dini masih
teoretis melainkan juga praktis, penguasaan
dipandang sebagai pengelompokan belajar
teknologi, dan memiliki keahlian khusus.
yang menjembatani anak
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar
hidup
pengevaluasian dan peningkatan pendidikan
keluarga.
Namun,
dalam suasana melihat
keadaan berkembang seperti
di setiap negara secara berkesinambungan.
ditambah krisis keuangan
dari
Indonesia,
yang masih
melanda bangsa ini, membuat pendidikan 1
formal ini sangat sulit dijangkau. Mahalnya
bersaing
biaya
waktu
pendidikan yang bermutu (Tjiptoherijanto
pendidikan membuat hanya sedikit orang
dan Nagib, 2008 : 19). Mereka yang miskin
yang mau mengenyam pendidikan formal,
sudah dipastikan akan tetap miskin karena
terlebih lagi bagi rakyat kita yang keadaan
tidak mampu melakukan investasi “Human
ekonominya kurang mampu. Kini mahalnya
Capital”
yang
pendidikan bukan hanya terasa pada jenjang
dikatakan
walaupun
pendidikan formal saja, melainkan sudah
terbuka untuk siapa saja, tetapi beberapa
terasa sejak pendidikan anak usia dini
orang memiliki kesempatan yang lebih besar
(PAUD).
dibandingkan yang lainnya. Anak orang
pendidikan
dan
Pendidikan
lamanya
anak
usia
dini
masuk
ke
dimilikinya.
Jadi
pendidikan
formal
jenjang
ini
memenuhi kualifikasi dan penghargaan yang
membuat generasi muda kita tidak dapat
tinggi untuk mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan sekolah atau bahkan tidak dapat
masuk ke lembaga pendidikan formal.
mengenyam pendidikan sama sekali. Bagi
Kritikan yang dikatakan tokoh tersebut
pengkritik Paulo Freire, pendidikan formal
untuk pendidikan di negaranya, tampaknya
yang menggunakan biaya banyak dan waktu
sesuai dengan permasalahan pendidikan di
yang tidak sedikit, tidak akan memecahkan
Indonesia, yaitu hanya orang-orang yang
masalah pendidikan di dunia ini. Freire
kaya dan berkuasalah yang dapat merasakan
menganggap
lembaga
bahwa
Tentu
pendidikan
hal
formal
untuk
merasakan
bermutu
untuk
atau
pendidikan formal.
bukanlah satu-satunya tempat bagi semua orang
pendidikan
cenderung
bisa
kaya
dasar.
berkuasa
lembaga
selayaknya di tempuh agar bisa masuk ke sekolah
dan
untuk
pendidikan. Pada saat timbul kritikan terhadap
Pendidikan formal bukanlah sebagai satu-
sekolah formal, sekolah yang dianggap
satunya jawaban atas kemajuan pendidikan
hanya untuk mereka yang memiliki uang
(Freire, 2001: 27).
atau kekuasaan yang mampu bersekolah. Selain
terdapat
Namun pada kenyaataannya di Buleleng
beberapa tokoh yang mengkritik pendidikan
terdapat sekolah non formal yang mampu
formal. Di antaranya adalah Schulzt dan
memberi pendidikan bagi mereka yang
Becker
bisa
kurang mampu. Lembaga pendidikan non
dipastikan hanya mereka yang memiliki
formal ini merupakan jenjang pendidikan
kemampuan ekonomi yang baik yang dapat
yang diambil di luar dari satuan pendidikan
yang
Paulo
Freire,
mengatakan
bahwa
2
formal
dalam
rangka
mempersiapkan
pendidikan baik itu pendidikan formal
potensi diri sebagai bekal untuk terjun ke
maupun pendidikan non formal (Depdikbud,
masyarakat.
formal
1992). Ayat pertama pada pasal 31 tersebut
berfungsi untuk melengkapi kemampuan
pun membuktikan bahwa bangsa Indonesia
peserta didik dengan jalan memberikan
menjamin
pengalaman belajar yang tidak diperoleh
mendapatkan pendidikan, baik itu melalui
dalam
formal
pendidikan
lembaga
nonformal.
Pendidikan
kurikkulum
(Sudjana,
2004:
non
pendidikan 76).
Pada
tiap
warganegara
formal
maupun
berhak
pendidikan
pendidikan non formal ini mereka mendapat Menurut Undang Undang No. 20
pendidikan dalam bentuk pengetahuan dan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
keterampilan yang praktis, yang tentunya
Nasional yang dimaksud dengan pendidikan
dapat digunakan dalam masyarakat di mana
non formal adalah jalur pendidikan di luar
anak itu tinggal.
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan Pendirian sekolah non formal di
secara terstruktur dan berjenjang. Terdapat
Indonesia merupakan jawaban atas amanat
beberapa jenis lembaga pendidikan yang
dari UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 yang terkait
menyediakan
dengan pendidikan menyatakan, bahwa tiap-
formal di Indonesia, di antaranya Balai
tiap warga negara berhak mendapatkan
Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah
pengajaran atau pendidikan (Nawawi dan
dan
Martini, 1994 : 16) Pernyataan tersebut
Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB),
mengartikan bahwa setiap warga negara
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan,
Kegiatan
baik itu pendidikan formal, maupun non
(PKBM), Lembaga PNF sejenis.
layanan
Pemuda
pendidikan
(BP-PLSP),
Belajar
non-
Balai
Masyarakat
formal. Selain itu juga, pasal tersebut mengartikan
pemerintah
Salah satu pendidikan non formal
wajib
yang ada di Buleleng adalah Unit Pelaksana
melaksanakan pendidikan untuk warganya,
Teknis Daerah Sanggar Kegiatan Belajar
yang di atur oleh undang-undang. Tetapi
Buleleng (UPTD SKB Buleleng). Sebelum
tidaklah berarti hanya pemerintah yang
berdiri
boleh menyelenggarakan pendidikan. Sejak
SKB
Buleleng,
pernah
didirikan lembaga pendidikan nonformal di
dahulu di samping pemerintah, pihak swasta pun ikut serta dalam
UPTD
Seririt dengan nama Kursus Pendidikan
menyelenggarakan 3
Dasar Pendidikan Masyarakat (KPDPM)
sekolah formal dan siswa yang tidak lulus
pada tahun 1962 sampai 1971. Kemudian
ujian nasional. Selain itu, belum ada yang
berubah menjadi Pusat Latihan Pendidikan
meneliti sejarah dan sistem pendidikan
Masyarakat (PLPM) pada tahun 1972
UPTD SKB Buleleng, mengingat sekolah ini
sampai 1978. Pada tahun 1979, berdirilah
merupakan salah satu dari sedikit tempat
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Buleleng
pendidikan nonformal yang ada di Buleleng.
menggantikan
nonformal
Selain itu juga, UPTD SKB Buleleng
sebelumnya yang terletak di Desa Bubunan
merupakan sanggar kegiatan belajar ini
Kecamatan Seririt. UPTD SKB Buleleng ini
mendapat
terletak di Singaraja dengan nama awal yaitu
sekolah formal yang ada di Buleleng,
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
sehingga tamatan dari SKB Paket B dapat
sampai
dengan
melamar ke SMA negeri, dan tamatan paket
Kepmendikbud RI No. 027/0/1979 pada
C dapat melanjutkan ke universitas Negeri.
tanggal 20 Mei 1979. Dan pada tahun 2001
Oleh karena itu, sangat menarik untuk
Sekolah ini berganti nama lagi dengan
diteliti mendapatkan jawabannya.
pendidikan
tahun
2000
sesuai
predikat
kesetaraan
dengan
UPTD SKB Buleleng. Sebagai satu-satunya Penelitian
sekolah non formal di Buleleng, UPTD SKB sistem
yaitu Paket B (Setara SMP) dan Paket C SMA).
Dalam
bertujuan
untuk
mengtahui latar belakang berdirinya dan
Buleleng membuka 2 golongan pendidikan,
(Setara
ini
pendidikan
di
UPTD
Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali
kegiatan
pendidikannya, sekolah ini memberikan program ketrampilan untuk setiap anak didiknya. Di antaranya pelatihan komputer, dan pelatihan tata boga. Hal ini di berikan kepada peserta didik, agar memiliki keahlian
METODE PENELITIAN
atau ketrampilan setelah lulus dari SKB
Metode penelitian yang digunakan
Buleleng. Dalam
dalam perkembangan
penelitian
ini
adalah
metode
penelitian sejarah. metode penelitian sejarah
pelayanan
dengan
pendidikannya, UPTD SKB Buleleng bukan
tahap-tahap
;
(1)
heuristik
(observasi, wawancara, studi dokumentasi),
hanya menerimaan siswa kurang mampu saja, melainkan siswa yang di keluarkan dari 4
(2) kritik sumber, (3) interpretasi (analisi
dilatarbelakangi oleh faktor politik ,faktor
data), (4) historiografi (penulisan sejarah).
sosial, dan faktor ekonomi. Faktor politik yang dimaksud disini adalah berlakunya Pasal 11, ayat 1 sampai
HASIL Hasil penelitian menunjukan bahwa,
dengan 8, UUSPN Nomor 20 Tahun 2003
(1) ada tiga faktor yang melatar belakangi
tentang pembagian jenis-jenis pendidikan.
pembangunan UPTD Sanggar Kegiatan
Berdasarkan pembagian tersebut, dipandang
Belajar (SKB) Buleleng, dilihat dari faktor
perlu oleh Pemerintah Buleleng untuk
politik, faktor sosial, dan faktor ekonomi,
mendirikan pendidikan nonformal. Hal ini
(2) sistem pendidikan di UPTD Sanggar
dipertegas
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng terdiri dari
pembukaan UUD 1945 alinea keempat, dan
(1) unsur masukan (raw input), (2) input
UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 yang berarti
instrumen,
bahwa
(3)
(environmental
input
input),
(4)
lingkungan output,
lagi
setaip
dengan
warga
bunyi
negara
dari
berhak
mendapatkan pendidikan baik kaya maupun
(5)
miskin.
kurikulum, (6) tujuan pendidikan, (7) proses alat
Kemudian yang dimaksud pada
pendidikan, (10) pendidik, (11) peserta
faktor sosial adalah keprihatinan dari I
didik, (12) lingkungan, (13), (3) dinamika di
Nyoman Beratha Nidha terhadap sedikitnya
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
masyarakat
Buleleng dilihat dari input, dari tahun 2009
pendidikan, membuat beliau berusaha untuk
sampai sekarang mengalami penurunan, dan
dibentuknya
dinamika output di UPTD Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB) Buleleng, agar masyarakat
Belajar (SKB) Buleleng terus stabil.
yang tidak mampu bersekolah di pendidikan
pembelajaran,
(8)
evaluasi,
(9)
Buleleng
UPTD
yang
Sanggar
merasakan
Kegiatan
formal bisa merasakan pendidikan dan bersekolah di UPTD sanggar Kegiatan
PEMBAHASAN Latar
Belakang
berdirinya
Belajar (SKB) Buleleng.
UPTD
Kemudian
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
faktor
penyebab
berdirinya UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar lembaga
(SKB) Buleleng yang terakhir adalah faktor
pendidikan nonformal terbesar di Buleleng,
ekonomi. Faktor ekonomi ini sesuai dengan
berdirinya
tujuan
(SKB)
Buleleng
merupakan
lembaga
pendidikan
ini 5
didirikannya
UPTD
Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng. Salah
Pertama kurikulum, kurikulum yang
satu tujuan SKB adalah meningkatkan taraf
digunakan di UPTD Sanggar Kegiatan
hidup peserta didiknya, khususnya pada
Belajar
bidang ekonomi yang di mana dilakukan
Kurikulum
dengan
Satuan
memberikan
pendidikan
yang
berkualitas dan diterima pada dunia kerja. Faktor-faktor melatar
di
belakangi
ataslah
berdirinya
(SKB)
Buleleng
KTSP
(Kurikulum
Pendidikan),
pembelajarannya
yang
menggunakan
UPTD
menggunakan Tingkat
dalam
proses
pendidik perangkat
harus
pembelajaran
seperti RPP, Silabus, dan sebagainya untuk
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng.
mempermudah proses pembelajaran. Kedua tujuan pendidikan, dimana
Sistem Pendidikan di UPTD Sanggar
tujuan pendidikan yang terdapat pada misi
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Sistem
dari
Buleleng adalah meningkatkan kecerdasan
Masukan (input), sarana dan prasarana
masyarakat, dan mewujudkan mayarakat
(instrumen), lingkungan (environmental)
yang kreatif terampil, dan mandiri.
proses
yang
misi tersebut menunjukan UPTD Sanggar
berlangsung di UPTD Sanggar Kegiatan
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng ingin
Belajar
meningkatkan
dan
pendidikan
Keluaran
(SKB)
baik
(output)
Buleleng
memberikan
pengaruh yang besar bagi kemajuan peserta
taraf
kehidupan
Dari
peserta
didiknya.
didik UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
Ketiga
(SKB) Buleleng.
evaluasi,
dalam
proses
evaluasi UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
Input siswa di UPTD Sanggar
(SKB)
Buleleng
penilaian
penilaian
akademik.
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng Berasal
ketrampilan,
dari Desa Pemaron, Desa Anturan, Desa
Kemudian pada tes penentuan kelulusan
Panji, dan Desa Tukadmungga.
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Instrumen
di
UPTD
Sanggar
Buleleng
Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng terbilang cukup
memadai,
prasarana
yang
dimana
sarana
membantu
dan
melakukan
mengadakan
UNPK
(Ujian
Nasional Pendidikan Kesetaraan).
dan
Keempat
proses
alat
pendidikan,
alat
pendidikan yang tersedia pada UPTD
pembelajaran terdiri sebagai berikut.
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
6
berupa ruang belajar, perpustakaan, aula,
pada pukul 07.30 Wita. Kegiatan belajar
dan lab.
mengajar diawali dengan melakukan Tri
Kelima pendidik, dimana pendidik
Sandya bersama. Dengan adanya aturan
yang terdapat UPTD Sanggar Kegiatan
seperti ini, maka proses belajar mengajar di
Belajar (SKB) Buleleng memiliki peranan
sekolah akan menjadi lebih efektif.
yang
strategis
merupakan
kunci
Keluaran (Output), untuk siswa
mencapai
tujuan
tamatan SKB Buleleng yang melanjutkan
kelembagaan sekolah, karena guru adalah
ke perguruan tinggi hampir bisa dikatakan
pengelola
siswanya.
sedikit, hal ini disebabkan karena memang
Kegiatan belajar mengajar akan efektif
dari segi ekonomi siswa tamatan SKB rata-
apabila tersedia guru yang sesuai dengan
rata kurang mampu. Namun sebagian besar
kebutuhan sekolah baik jumlah, kualifikasi
siswa tamatan SKB Buleleng bisa berkerja,
maupun bidang keahliannya.
ada yang sebagai pegawai toko, satpam, dan
keberhasilan
dan untuk
KBM
bagi
para
Environmental dari peserta didik di
pekerjaan-pekerjaan
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
yang
menerima
tamatan Paket C.
Buleleng tergolong kurang mampu, karena rata-rata penghasilan orang tua siswa di bawah Rp. 500.000. Kemudian
proses
Dinamika Perkembangan Input, Dan
pembelajaran di UPTD Sanggar Kegiatan
Output di UPTD Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB) Buleleng, pamong belajar
Belajar (SKB) Buleleng.
atau
guru
mengenai
menggunakan
perangkat
perangkat-
Dinamika masukan (input) dan hasil
untuk
didikan (output) peserta didik di UPTD
pembelajaran.
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
pembelajaran
mempermudah
proses
kemudian Kurikulum pembelajaran yang
tergolong beragam. Dinamika masukan (input) peserta
dilaksanakan di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB)
kurikulum
Buleleng
(Kurikulum
didik di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
Tingkat
(SKB) Buleleng mengalami penurunan.
proses
Dimana penurunan ini terbukti dengan
tersebut
jumlah siswa dari UPTD Sanggar Kegiatan
dilaksanakan dengan siswa belajar dimulai
Belajar (SKB) Buleleng dalam 4 tahun
Satuan
KTSP
menggunakan
Pendidikan).
pelaksanaannya,
Dalam
kurikulum
7
terakhir yang terus mengalami penurunan
(environmental
akibat dari berlakunya wajib belajar 12
kurikulum, (6) tujuan pendidikan, (7) proses
tahun,
pembelajaran,
dan
peningkatan
taraf
hidup
input),
(8)
(4)
output,
evaluasi,
(9)
(5)
alat
masyarakat Buleleng yang berakibat pada
pendidikan, (10) pendidik, (11) peserta
masyarakat yang lebih cenderung memilih
didik, (12) lingkungan, (13). Kemudian
sekolah unggulan.
terakhir mengenai dinamika di UPTD
kemudian dinamika hasil didikan
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
(output) peserta didik di UPTD Sanggar
dilihat dari input, dari tahun 2009 sampai
Kegiatan
sekarang
Belajar
(SKB)
Buleleng
mengalami
penurunan,
dan
mengalami peningkatan prestasi. Dimana
dinamika output di UPTD Sanggar Kegiatan
sejak tahun 2010 mulai banyak prestasi yang
Belajar (SKB) Buleleng terus stabil. Saran yang disampaikan, antara lain:
didapatkan peserta didik UPTD Sanggar Kegiatan
Belajar
(SKB)
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
Buleleng,
khususnya pada bidang tennis meja, dan
(SKB)
pramuka. Peningkatan ini di akibatkan dari
nonformal terbesar di Buleleng, agar tersu
keseriusan dari UPTD Sanggar Kegiatan
dikembangkan, mengingat masih sangat
Belajar
diperlukan sekolah ini untuk masyarakat
(SKB)
Buleleng
membimbing
Buleleng
sebagai
organisasi
peserta didik, yang khususnya dua bidang
Buleleng yang kurang mampu. .
tersebut.
Ucapan terimakasih ditujukan kepada: Luh Putu Sendratari, selaku Pembimbing
SIMPULAN
Akademik dan Pembimbing I yang telah
Hasil penelitian menunjukan bahwa UPTD
meluangkan waktunya kepada penulis
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
dalam
ada tiga faktor yang melatar belakangi
memotivasi dan membimbing dari awal
pembangunan UPTD Sanggar Kegiatan
penyusunan artikel menjadi lancar dan
Belajar (SKB) Buleleng, yaitu dari faktor
dapat terselesaikan dengan baik.
memberikan
pengetahuannya,
politik, faktor sosial, dan faktor ekonomi. Kemudian sistem pendidikan di UPTD
I Wayan Mudana, selaku Pembimbing II
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng
yang
terdiri dari (1) unsur masukan (raw input),
motivasi dan membimbing penulis dalam
(2) input instrumen, (3) input lingkungan 8
juga
memberikan
saran
serta
penyusunan
artikel
sehingga
dapat
terselesaikan dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN Abdulhak, Ishak & Ugi Suprayogi. 2012. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nawawi, Ahmad dan Handri Martini. 1994. Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ahmadi,Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan . Semarang : Rieneka Cipta
Purwanto,M. Ngalim.1995. Ilmu Kependidikan dan Praktis, Edisi Kedua. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Depdikbud. 1992. Sejarah Pendidikan Daerah Bali. Denpasar. Ruwiyanto, Wahyudi. 1994, Peranan Pendidikan dalam Pengentasan Masyarakat Miskin Pendekatan Analisis Organisasi Secara Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Freire, Paulo. 2001. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan. (Terjemahan A.A. Nugroho). Jakarta: Gramedia. Muller.
2001. Pendidikan Dasar, Pembangunan Politik, dan Kebudayaan. Dalam Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Sindhanata (ed). Yogyakarta : Kanisius.
Sudjnana. 2004, Pendidikan Non Formal, Falah Prodactian: Bandung
9