Selama enam tahun terakhir APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD/Sederajat dan yang terendah di tingkat SMA/Sederajat. Hal ini menunjukkan partisipasi penduduk untuk menempuh pendidikan paling tinggi terdapat di tingkat SD/Sederajat. Angka SMA/Sederajat
APM
tingkat
yang
lebih
SMP/Sederajat
rendah
dan
menggambarkan
tingkat partisipasi sekolah tingkat tersebut masih kurang, salah satu penyebabnya adalah adanya anak usia sekolah yang memilih untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di luar Temanggung. b. Urusan Kesehatan 1) Angka Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai bayi belum berusia satu tahun.
Angka kematian bayi dihitung dengan jumlah
kematian bayi usia di bawah satu tahun dalam kurun waktu satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 2.49. Tabel 2.49. Angka Kematian Bayi Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 NO 1. 2. 3.
Uraian Jumlah kematian bayi (jiwa) Jumlah kelahiran hidup (jiwa) Angka kematian bayi
2008
2009
119 12.034 9,98
141 12.188 11,57
Tahun 2010 2011 193 12.344 15,55
209 11.924 17,53
2012
2013*
149 12.371 12,21
117 9.438 12,39
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Temanggung, *Data pada posisi Bulan Oktober 2013
Angka kematian bayi pada tahun 2008 - 2012 RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
I I | 66
masih fluktuatif sebagaimana tersebut pada tabel 2.49. Hal ini menunjukkan bahwa program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal senantiasa harus tetap
dikedepankan,
misalnya
program
pelayanan
kesehatan ibu hamil, program imunisasi, pencegahan penyakit
menular
pada
anak-anak,
program
ASI
Eksklusif, program tentang gizi serta pemberian makanan sehat untuk ibu hamil dan bayi. 2) Angka Harapan Hidup Pada tahun 2012 angka harapan hidup (AHH) di Kabupaten Temanggung telah mencapai 72,77 tahun. AHH yaitu rata-rata jumlah tahun hidup yang dijalani seseorang
sejak
lahir
hingga
akhir
hayat.
Bila
dibandingkan dengan AHH tahun 2011 yang angkanya 72,66 tahun maka terjadi peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan derajat
kesehatan
masyarakat,
karena
lama
hidup
seseorang tidak terlepas dari tingkat kesehatan yang bersangkutan. Kesehatan masyarakat antara lain dipengaruhi oleh asupan gizi yang baik, tingkat kepedulian dan perawatan terhadap kesehatan sehingga angka harapan hidup
yang
tinggi
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan. Angka harapan hidup di Kabupaten Temanggung dapat digambarkan dalam Tabel 2.50.
RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
I I | 67
Tabel 2.50. Angka Harapan Hidup Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 No
Uraian
1.
Angka Harapan Hidup
2008 72,43
2009
Tahun 2010
72,43
72,54
2011 72,66
2012 72,77
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung Tahun 2012
3) Persentase Balita Gizi Buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak dilihat dari berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk pada balita dapat dilihat melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG). Setiap tahun dilakukan kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dengan mengambil sejumlah sampel balita di tiap-tiap wilayah Puskesmas untuk mengetahui proporsi status gizi balita di Kabupaten Temanggung mulai dari gizi lebih sampai gizi buruk sebagai salah satu upaya untuk memantau tumbuh kembang balita. Hasil kegiatan PSG yang ditampilkan dari tahun 2008 sampai tahun 2013 terlihat proporsi status gizi buruk berdasarkan BB/U tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 0.9% dari dari 2012 yang sebesar 1,34%. Penurunan tersebut
cukup bermakna sehingga
mencapai target yang ditetapkan yaitu nasional yaitu< 5%. Penurunan tersebut juga menunjukkan semakin baiknya program
penanggulangan
RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
gizi
buruk
di
Kabupaten I I | 68
Temanggung. Persentase gizi buruk balita dapat dilihat pada tabel 2.51. Tabel 2.51. Kondisi Status Gizi Balita Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 No 1. 2. 3. 4.
Uraian
2008
Persentase balita gizi buruk Persentase balita gizi kurang Persentase balita gizi baik Persentase balita gizi lebih
2009
2,18 14,56 81,73 1,53
1,36 13,89 83,20 1,55
Tahun 2010 2011
2012
2013
1,75 6,12 83,61 8,52
1,34 11,20 1,53 85,93
0,90 13,50 83,80 1,90
0,68 14,16 83,59 1,12
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2013.
Selama enam tahun terakhir persentase balita
gizi buruk terendah pada tahun 2011 dan tertinggi pada tahun 2008. Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Temanggung selama lima tahun terakhir selalu di bawah 10%, termasuk kategori rendah menurut WHO dan masih berada di bawah target nasional <5 %. Status gizi balita bersifat labil, karena sangat dipengaruhi pola asupan makanan bergizi dan penyakit penyerta, misalnya diare, cacingan, demam berdarah, thypus dan lain-lain. Masih diperlukan adanya upaya peningkatan status gizi bayi dan balita melalui programprogram yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang terserap dalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan seorang balita mudah
terserang
penyakit,
karena
gizi
memberikan
pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Peningkatan gizi pada balita ini dipengaruhi oleh peningkatan RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
pengetahuan
ibu
tentang
gizi,
melalui I I | 69
kegiatan sosialisasi dan penyuluhan, perbaikan ekonomi keluarga,
perbaikan
perilaku
pengasuhan,
konsumsi
makanan yang mengikuti kaidah gizi dan kesehatan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak. 4) Angka Kematian Ibu Angka perempuan
Kematian
yang
Ibu
meninggal
adalah
dari
suatu
banyaknya penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan dan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitung kan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup turun drastis pada tahun 2009, hal ini karena kasus kematian ibu memang sangat sedikit pada tahun tersebut. Penyebab kasus kematian ibu pada tahun 2012 karena pendarahan
9%,
eklampsia 18%.
penyakit
penyerta
73%
dan
pre
Kasus kematian ibu pada saat hamil
55%, bersalin 27% dan nifas 18%. Masih adanya kasus kematian ibu menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya program-program yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil seperti gerakan sayang ibu, pemberian makanan tambahan ibu hamil, pelayanan kesehatan setelah melahirkan, desa siaga, dan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 2.52.
RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
I I | 70
Tabel 2.52. Angka Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 No 1.
Uraian Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH
2008 124,65
2009 49,23
Tahun 2010
2011
2012
113,42
109,02
88,92
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2013.
5) Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian
balita
selama
lima
tahun
menunjukkan penurunan, dari 22,52 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008 menjadi 13,00 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Angka kematian balita di Kabupaten Temanggung lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah yang angkanya 11,85. Faktor penyebab kematian balita antara lain karena penyakit infeksi dan juga dipengaruhi kematian bayi. Angka Kematian Balita Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 2.53. Tabel 2.53. Angka Kematian Balita Per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 No 1.
Uraian Angka Kematian Balita Per 1.000 KH
2008 22,52
2009 12,64
Tahun 2010 16,93
2011
2012
18,87
13,00
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2013.
RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
I I | 71
6) Persentase Penduduk Di atas Garis Kemiskinan Garis kemiskinan adalah rupiah yang diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum pangan dan non pangan esensial. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin
namun
perlu
memperhatikan
pula
tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks
kedalaman
kemiskinan
merupakan
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, sedangkan Indeks keparahan kemiskinan adalah gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Indeks
kedalaman
kemiskinan
Kabupaten
Temanggung tahun 2008 nilainya 4,66 kemudian tahun 2011 menjadi 1,93.
Nilai indeks semakin mengecil
sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat makin bagus karena semakin rendah nilai indeks maka semakin dekat rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan sehingga dapat dikatakan bahwa kesenjangan pengeluaran rata-rata masing-masing individu semakin baik. Nilai indeks keparahan kemiskinan Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 nilainya 1,5 kemudian pada tahun 2011 menjadi 0,45. Nilai indeks semakin mengecil, menunjukkan perkembangan yang bagus karena semakin
rendah
nilai
indeks
berarti
penyebaran
pengeluaran di antara penduduk miskin semakin tidak
RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
I I | 72
timpang. Secara jelas tercantum pada tabel 2.54. Tabel 2.54. Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 Tahun
Uraian Jumlah penduduk miskin Tingkat kemiskinan (%) Indeks kedalaman kemiskinan Indeks keparahan kemiskinan Garis kemiskinan (Rp)
2008
2009
2010
2011
2012
114.000 16,39 4,66 1,50 n.a
105.800 15,05 2,58 0,76 n.a
95.288 13,46 1,73 0,34 176.814
94.432 13,38 1,93 0,45 198.888
87.800* 12,32* ** ** 221.216*
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, *Data sementara.
c. Urusan Tenaga Kerja 1) Persentase Penduduk yang Bekerja Rasio
penduduk
yang
bekerja
merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan angkatan kerja. Rasio ini menggambarkan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja atau bisa disebut sebagai gambaran permintaan tenaga kerja. Dari Tabel 2.55 dapat diketahui bahwa terjadi jumlah penduduk yang bekerja setiap tahunnya fluktuatif. Survey ketenagakerjaan pada tahun 2013
dilakukan
hanya di 180 desa dari 289 desa/kelurahan yang ada, dengan hasil nilai TPT 5,47 % sehingga dapat disimpulkan bahwa 94,53 % dari angkatan kerja yang ada memperoleh pekerjaan sedangkan sisanya masih mencari kerja atau belum mendapatkan pekerjaan. Persentase
Penduduk
Bekerja
di
Kabupaten
Temanggung dapat dilihat pada Tabel 2.55.
RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018
I I | 73