Psikodimensia Vol. 14 No.1, Januari - Juli 2015, 49 - 66
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara kualitas interaksi sosial atasan-bawahan dan persepsi terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi pada member perusahaan multi level marketing PT. Herbalife Indonesia. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan antara kualitas interaksi sosial atasan-bawahan dan persepsi terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi. Artinya, semakin tinggi kualitas interaksi sosial atasan-bawahan dan persepsi terhadap kompensasi maka semakin tinggi pula komitmen organisasi yang dimiliki, begitupun sebaliknya. Populasi penelitian berjumlah 76 subyek adalah member multi level marketing PT. Herbalife region Jember. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan uji kuantitatif melalui metode analisis regresi dua prediktor untuk menguji hipotesis mayor dan teknik korelasi parsial untuk menguji hipotesis minor. Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kualitas interaksi sosial atasan bawahan dan persepsi terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi, dengan F = 15,653 dengan p sebesar 0,000 (p<0,01). Dimana sumbangan efektif kualitas interaksi sosial atasan bawahan terhadap komitmen organisasi sebesar 12,74% dan Sumbangan efektif kualitas persepsi terhadap kompenasi terhadap komitmen organisasi hanya sebesar 0,01%. Kata kunci : kualitas interaksi sosial atasan-bawahan, persepsi terhadap kompensasi, komitmen organisasi, member multilevel marketing PT. Herbalife
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
daya tepat, maka akan membantu
Latar Belakang Masalah Sumber
daya
dari
suatu
dalam
tercapainya
tujuan
perusahaan atau organisasi terdiri
perusahaan. Adapun kualitas sumber
dari aset tangible ataupun intangible
daya
yang antara lain berupa kemampuan,
pengaruh yang kuat terhadap kinerja
proses
organisasi
organisasi,
perusahaan, pengetahuan.
atribut-atribut
informasi Salah
dan
satu
faktor
manusia
yang
salah
memiliki
satunya
adalah
komitmen (Robbins, 2001, h.139). Karyawan
yang
memiliki
gagalnya
komitmen organisasi yang tinggi
organisasi adalah faktor Sumber
adalah karyawan yang stabil dan
Daya Manusia (SDM). Keunggulan
lebih
mutu
menguntungkan
penentu
berhasil
bersaing
atau
suatu
organisasi
produktif,
sehingga bagi
lebih
organisasi
sangat ditentukan oleh mutu SDM-
(Greenberg dan Baron dalam Chairy,
nya.
2002, h.1). Oleh karena itu, dewasa
Organisasi sangat membutuhkan
ini perusahaan melakukan berbagai
SDM yang kompeten. Sumber Daya
cara
Manusia yang memiliki kompetensi
karyawannya
tertentu
berkomitmen kepada perusahaan.
dibutuhkan
untuk
demi
para
supaya
tetap
menunjang keberhasilan pelaksanaan
Mulai
pekerjaannya (Hanafi, 2010, h.01).
pemberian
Memiliki sumber daya manusia yang
budaya organisasi diatur sedemikian
sesuai dengan kebutuhan merupakan
rupa supaya para karyawan merasa
keuntungan
bagi
betah. Hal tersebut dilakukan supaya
perusahaan. Dengan adanya sumber
munculah komitmen organisasional
tersendiri
dari
mengatur
pelatihan-pelatihan, kompensasi,
hingga
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
dari para karyawan yang diharapkan
perusahaan. Usaha ini diwujudkan
oleh perusahaan.
dengan
pemberian
kompensasi
dalam
dalam bentuk diskon tertentu kepada
perusahaan yang lain, perusahaan
para member. Hal ini ditujukan
Multi Level Marketing (MLM) pun
supaya dengan melakukan penjualan
juga
produk,
Sebagaimana
menempatkan
para
maka
member
bisa
karyawannya dalam posisi yang
memperoleh keuntungan dari selisih
utama. Para karyawan perusahaan
harga
MLM yang biasa disebut member ini
dengan harga retail. Selain itu,
praktis menjadi unsur utama dalam
pemberian paket pelatihan ke luar
proses
negeri pun diberikan demi menjaga
pemasaran
produk-produk
member
atau
perusahaan MLM. Hal ini terjadi
komitmen
karena dalam perusahaan MLM
perusahaan MLM
proses pemasaran dilakukan secara
Indonesia
langsung
World Federation of Direct Selling
konsumen
dari
member
atau
kepada
dalam
dunia
member.
distributor
dan
Association
Salah
satu
yang ada di
terdaftar
(WFDSA)
dalam
di
dunia
pemasaran proses pemasaran secara
international dan sekaligus terdaftar
langsung ini disebut direct selling.
dalam Asosiasi Penjual Langsung
Oleh karena itu, dalam proses keberlangsungannya,
perusahaan
MLM melakukan usaha keras untuk menarik
orang
bergabung sebagai memiliki
agar
bersedia
member
komitmen
dan
terhadap
Indonesia
(APLI)
adalah
PT.
Herbalife Indonesia. Berkenaan
dengan
kondisi
komitmen organisasi member PT. Herbalife, rata-rata dari 100 orang member hanya 30 member
yang
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
aktif
menjalankan
bisnisnya
terhadap
promosi,
karakteristik
menjadi
pekerjaan, komunikasi, pertukaran
sisanya
ekstrinsik,
pertukaran
intrinsik,
meninggalkan bisnis tersebut. Hal
imbalan
intrinsik,
imbalan
tersebut tentunya menggambarkan
ekstrinsik, dan
bagaimana
tingkat
kepemimpinan. Berkaitan dengan
komitmen organisasi para member
peran pemimpin tim, terdapat dua
PT. Herbalife. Komitmen organisasi
dimensi fungsional kepemimpinan
para member Herbalife yang dinilai
(Sopiah, 2008, hal. 123) yaitu,
relatif rendah ini tentunya menjadi
fungsi
ancaman tersendiri bagi kesuksesan
pemeliharaan.
dan keberlangsungan bisnis MLM
kepemimpinan, terdapat faktor lain
dalam perusahaan PT. Herbalife
yang
Indonesia.
organisasi. Hasil penelitian Nawab
sedangkan
30
member
member
pasif,
dan
rendahnya
Berkenaan
dengan
komitmen
kepuasan terhadap
tugas
dan
fungsi
Selain
faktor
mempengaruhi
komitmen
et.al (2011, h. 25) menyatakan
organisasi member, maka terdapat
bahwa
kompensasi
berpengaruh
berbagai aspek yang mempengaruhi
positif
terhadap
komitmen
komitmen organisasi member dalam
organisasi.
suatu
perusahaan.
Young
et.al
Untuk
itu,
maka
perlu
(1998) mengemukakan ada 8 faktor
diadakannya sebuah penelitian untuk
yang secara positif berpengaruh
mengetahui apakah ada hubungan
terhadap
antara
komitmmen
diantaranya
adalah:
organisasi, kepuasan
kualitas
atasan-bawahan
interaksi dan
sosial persepsi
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
terhadap
kompensasi
dengan
dengan
intensitas
yang
sering,
komitmen organisasi pada member
tentunya akan memberikan dampak
perusahaan multi level marketing
perasaan
PT. Herbalife Indonesia?
terhadap atasan.
positif
dari
bawahan
Gilin dan Gilin (Syani, 1987, Kualitas
h.32) menambahkan bahwa selain
Interaksi Sosial Atasan-Bawahan
dua hal di atas, adanya kerjasama,
dan
persaingan, dan konflik/ pertikaian
Hubungan
Antara
Persepsi
terhadap
Kompensasi Dengan Komitmen
dalam
suatu
perusahaan
atau
Organisasi
organisasi juga mampu menciptakan komitmen
organisasi
karyawan.
bawahan yang baik merupakan hal
Dengan
adanya
kerjasama,
yang
sebuah
persaingan, dan konflik/pertikaian
perusahaan atau organisasi, termasuk
yang baik dan positif antara atasan
perusahaan multi level marketing
dan bawahan, maka suasana kerja
(MLM).
akan menjadi lebih kondusif.
Interaksi sosial antara atasan dan
penting
dalam
Soekanto (1990, h.71) adanya
Kualitas interaksi sosial antara
kontak sosial dan komunikasi yang
atasan dan bawahan yang baik
baik antara atasan dan bawahan
merupakan
dalam
membangun komitmen organisasi
mengungkapkan
suatu
organisasi
bahwa
perusahaan akan
atau
membangun
hal
penting
karyawan/member.
dalam
Terjalinnya
komitmen organisasi yang baik.
kontak sosial, komunikasi, kerja
Kontak sosial dan komunikasi antara
sama,
atasan dan bawahan yang terjadi
konflik/pertikaian yang positif antara
persaingan,
dan
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
atasan dan bawahan tentunya akan
mempengaruhi komitmen organisasi
berdampak baik bagi karyawan.
karyawan atau member. Dengan
Oleh karena itu, maka karyawan
adanya
akan
mempersepsikan
merasa
bersemangat
dan
kemampuan suatu
stimulus
terlibat aktif dalam mengerjakan
tertentu, seorang karyawan tentunya
semua
akan
tugas
pekerjaan
yang
memiliki
penilaian
atau
diberikan dan tentunya akan merasa
persepsi yang berbeda. Hal ini
betah berada dalam perusahaan atau
tentunya
organisasi, serta akan menerima
memberikan
nilai-nilai
kompensasi yang diberikan oleh
dan
tujuan-tujuan
juga
terjadi
ketika
penilaian
terhadap
perusahaan sebagai bagian dari nilai-
perusahaan
nilai dirinya dan tujuan hidupnya
Dengan
sebagai wujud meningkatnya tingkat
organisasi akan meningkat apabila
komitmen
karyawan memiliki persepsi positif
karyawan
terhadap
perusahaan atau organisasi. Selain kualitas interaksi sosial
sebagai
stimulus.
lain,
komitmen
kata
terhadap kompensasi yang diberikan oleh perusahaan.
atasan-bawahan, persepsi terhadap
Berdasarkan uraian di atas dapat
kompensasi pun turut berpengaruh
diasumsikan bahwa ada hubungan
terhadap
antara
komitmen
organisasi
kualitas
interaksi
sosial
karyawan atau member. Persepsi
atasan-bawahan
dan
persepsi
merupakan variabel psikologis yang
terhadap
kompensasi
terhadap
melekat pada diri individu yang
komitmen organisasi karyawan atau
menjadi salah satu faktor untuk
member. Adanya persepsi terhadap
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
kompensasi dari karyawan akan
Metode yang digunakan dalam
mempengaruhi komitmen organisasi
penelitian
ini
adalah
karyawan tersebut. Interaksi sosial
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah
atasan-bawahan akan berpengaruh
metode
terhadap komitmen organisasi yang
analisisnya pada data-data numerikal
muncul.
(angka) yang diolah dengan metode
yang
metode
menekankan
statistika (Azwar, 2010, h. 5). Hipotesis
Subyek Penelitian
Hipotesis Mayor
1. Populasi
Ada hubungan antara kualitas
Populasi dari penelitian ini
interaksi sosial atasan-bawahan dan
adalah member PT. Herbalife
persepsi
Indonesia
terhadap
kompensasi
dengan komitmen organisasi. Hipotesis Minor
wilayah
Jember
sebanyak 76 member. 2. Subjek Penelitian
a. Ada hubungan positif antara
Dalam penelitian ini subyek
kualitas interaksi sosial atasan-
penelitian yang digunakan adalah
bawahan
seluruh member PT. Herbalife
dengan
komitmen
organisasi. b. Ada hubungan positif antara persepsi terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi.
Indonesia
Jember
sebanyak 76 member. Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan
Metode Penelitian
wilayah
dengan
dalam
penelitian
menggunakan
ini
skala.
Terdapat tiga jenis skala yang akan
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
digunakan yaitu skala komitmen
Analisis
data
untuk
menguji
organisasi, skala kualitas interaksi
hipotesis
sosial atasan-bawahan, dan skala
menggunakan Statistical Packages
persepsi terhadap kompensasi.
for Social Sciences (SPSS) for
dilakukan
dengan
Window Release 13.00. Metode Analisis Data Metode analisa data yang digunakan
oleh
hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Mayor Hasil
1. Hipotesis Mayor Untuk menguji hipotesis mayor,
peneliti
menggunakan
Analisis Regresi Dua Prediktor.
Untuk menguji hipotesis peneliti
menggunakan
analisis
data
yang
dilakukan menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kualitas interaksi sosial atasan bawahan
2. Hipotesis Minor
minor,
Hasil Penelitian
dan
kompensasi organisasi.
persepsi dengan
Hal
ini
terhadap komitmen
ditunjukkan
Teknik Korelasi Parsial untuk
dengan F = 15,653 dengan p sebesar
mengetahui korelasi dua variabel
0,000 (p<0,01).
(satu variabel bebas dan satu
2. Hipotesis Minor
variabel
tergantung,
dengan
a. Hipotesis
pertama
mengontrol variabel bebas yang
menyatakan
lain)
hubungan positif yang sangat siginifikan
bahwa
antara
ada
kualitas
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
atasan
Berdasarkan uji hipotesis mayor
bawahan dengan komitmen
menggunakan analisis regresi dua
organisasi.
prediktor diperoleh F
interaksi
sosial
Hal
ini
= 15,653
ditunjukkan dengan rx1y =
dengan p sebesar 0,000 (p<0,01).
0,357 dengan p sebesar 0,001
Hasil
(p<0,01).
terdapat
Semakin
tinggi
ini
menunjukkan
hubungan
bahwa
positif
yang
kualitas interaksi sosial atasan
sangat signifikan antara kualitas
bawahan maka semakin tinggi
interaksi sosial atasan bawahan dan
pula
persepsi
komitmen
member,
dan
organisasi sebaliknya.
terhadap
kompensasi
dengan komitmen organisasi. Hal ini
Dengan demikian hipotesis
berarti
minor satu yang diajukan
interaksi sosial atasan bawahan dan
peneliti diterima.
semakin positif persepsi member
b. Hipotesis kedua menyatakan
semakin
terhadap
tinggi
kualitas
kompensasinya
maka
bahwa tidak ada hubungan
semakin tinggi komitmen organisasi
antara
member tersebut dan sebaliknya.
persepsi
kompensasi
terhadap dengan
Ketika
member
merasakan
komitmen organisasi. Hal ini
kualitas interaksi sosial yang baik
ditunjukkan dengan rx2y = -
antara atasan dan bawahan, maka
0,010 dengan p sebesar 0,468
member
(p>0,05). Dengan demikian
sebagai aset yang berharga dan
hipotesis minor kedua yang
sangat penting sesuai dengan kinerja
diajukan peneliti ditolak.
yang diberikan. Dan lebih dari itu,
Pembahasan
para member akan menilai bahwa
akan
merasa
dianggap
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
atasannya
mampu
perlakuan
yang
akhirnya
akan
memberikan
adil
dan
pada
meningkatkann
berpengaruh
terhadap
komitmen
organisasi
member.
Adanya
penilaian
member
terhadap
kenyamanan dan komitmen member.
kompensasi yang diterimanya akan
Namun, bila pemimpin tidak bisa
berpengaruh pada sikap dan perilaku
membangun kualitas interaksi sosial
member
yang
dan
kepada perusahaan atau organisasi tersebut. Ketika member memiliki
baik
bawahan, menilai
antara
atasan
maka
karyawan
akan
bahwa
dirinya
hanya
terhadap komitmennya
penilaian
yang
positif
terhadap
dianggap sebagai ‘sapi perahan’
kompensasi yang diterimanya, maka
yang
member
hanya
akan
menilai
bahwa
dimanfaatkan
demi
perusahaan
atau
kinerjanya dihargai oleh perusahaan.
organisasi semata. Hal ini tentunya
Hal ini tentunya akan menimbulkan
akan berdampak pada menurunnya
perasaan yang menyenangkan dan
kenyamanan member untuk berada
perasaan
dalam perusahaan atau organisasi
bagian perusahaan atau organisasi.
tersebut, yang berarti juga akan
Sehingga dengan demikian, tingkat
berdampak
komitmen
keuntungan
pada
menurunnya
komitmen organisasi dari member
nyaman
berada
organisasi
dalam
member
meningkat. Pada uji hipotesis minor pertama
tersebut. Selain kualitas interaksi sosial
diperoleh rx1y = 0,357 dengan p
atasan bawahan, faktor persepsi
sebesar 0,001 (p<0,01), yang berarti
terhadap
terdapat
kompensasi
juga
hubungan
positif
yang
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
sangat signifikan antara kualitas
bentuk menerima segala peraturan
interaksi
sosial
bawahan
dan segala kebijakan yang ada dalam
dengan
komitmen
organisasi.
perusahaan. Selain hal itu, para
Semakin tinggi kualitas interaksi
member juga akan bersedia untuk
sosial atasan bawahan maka semakin
bersungguh-sungguh melibatkan diri
tinggi pula komitmen organisasi
dalam perusahaan atau organisasi.
atasan
member, dan sebaliknya. Dengan
Pada uji hipotesis minor kedua
demikian hipotesis minor pertama
diperoleh rx2y = -0,010 dengan p
yang diajukan peneliti diterima.
sebesar 0,468 (p<0,01), yang berarti
Pimpinan yang mampu menjaga
tidak
adanya kontak sosial, komunikasi
antara persepsi terhadap kompensasi
dan kerjasama dengan para member
dengan
akan
perasaan
Dengan demikian hipotesis minor
penghargaan dari member. Artinya,
kedua yang diajukan peneliti ditolak.
member akan merasa dihargai dan
Selain
dianggap sebagai aset dari perusahan
lapangan
menunjukkan
yang penting. Dengan demikian
sebagian
besar
maka, para member merasa nyaman
Herbalife Indonesia di region Jember
dan betah berada dalam perusahaan
telah memiliki pekerjaan tetap selain
tersebut. Hal tersebut tentunya juga
sebagai
membangun
Indonesia.
menimbulkan
penerimaan
para
terdapat
hubungan
komitmen
hal
positif
organisasi.
tersebut, temuan
member Baik
bahwa
member
PT. yang
di
PT.
Herbalife bekerja
member kepada tujuan perusahaan
sebagai polisi, guru, PNS, dan lain
dan juga nilai-nilai yang ada di
sebagainya. Dari temuan ini dapat
dalam perusahaan tersebut dalam
diartikan bahwa besaran kompensasi
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
yang diterima dari PT. Herbalife
terhadap kompensasi dengan
Indonesia tidak terlalu berdampak
komitmen organisasi.
besar bagi kelangsungan hidup para
2. Terdapat
hubungan positif
member. Hal ini dikarenakan para
yang sangat siginifikan antara
member telah memiliki penghasilan
kualitas interaksi sosial atasan
tetap dari pekerjaan pokok dan
bawahan dengan komitmen
kompensasi dati PT. Herbalife hanya
organisasi. Semakin tinggi
dianggap
kualitas interaksi sosial atasan
sebatas
tambahan semata.
penghasilan
Oleh karena itu,
bawahan
maka
maka penilaian yang diberikan oleh
tinggi
setiap karyawan, baik positif atau
organsisasi
negatif
sebaliknya.
tidak
mempengaruhi
komitmen organisasi member.
Berdasarkan hasil penelitian yang pada
pula
Sumbangan interaksi
sosial
atasan
bawahan
sebesar 12,74%.
Herbalife Indonesia region Jember,
antara
maka dapat disimpulkan bahwa:
kompensasi
signifikan
dan
kualitas
3. Tidak
sangat
member
hubungan
member,
efektif
PT.
1. Terdapat
komitmen
terhadap komitmen organisasi
Kesimpulan
dilakukan
semakin
terdapat persepsi
yang
komitmen
antara
Semakin
hubungan terhadap dengan organisasi.
positif
persepsi
kualitas interaksi sosial atasan
terhadap kompensasi maka
bawahan
tidak
dan
persepsi
mempengaruhi
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
komitmen
interaksi sosial atasan bawahan,
Sumbangan
seperti Sukses Training Seminar
tingginya organisasi.
(STS),
Herbalife
terhadap kompenasi terhadap
Meeting
(HOM),
komitmen organisasi hanya
Mega HOM, dan event-event lain.
sebesar 0,01%
Selain itu, pemberian kompensasi
efektif
kualitas
persepsi
non seperti
Saran 1. Bagi Pimpinan dan Member Pimpinan diharapkan
dan
dapat
material
member
meningkatkan
kualitas interaksi sosialnya dengan
Opportunity Extravaganza,
perlu
dilanjutkan
mengundang
member
berprestasi ke atas panggung saat event, dan lain sebagainya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang tertarik untuk melakukan
penelitian
tentang
mengadakan pertemuan, baik secara
komitmen
organisasi,
kualitas
formal maupun informal. Selain itu,
interaksi
pimpinan
ataupun
menjaga
keteraturan
juga
dalam
diharapkan
sosial
atasan-bawahan,
persepsi
terhadap
meningkatkan dalam memberikan
kompensasi pada perusahaan multi
arahan, dorongan semangat dan
level marketing (MLM) diharapkan
motivasi bagi member agar
dapat mengembangkan lebih lanjut
dapat
segera naik posisi/level.
penelitian-penelitian terlebih
2. Bagi Perusahaan Pihak perusahaan diharapkan
dalam
sebelumnya, hal
loyalitas
konsumen pengguna produk multi
kebijakan-
level marketing serta mempelajari
kebijakan yang dapat memfasilitasi
kekurangan-kekurangan yang ada
terus
melanjutkan
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
sehingga penelitian yang dilakukan
Pengembangan
akan lebih berkualitas.
Manusia,
Sumber Universiti
Teknologi Malaysia Arikunto,
DAFTAR PUSTAKA
AFTA
Perdagangan
Ganggu Domestik.
Prosedur Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto,
S. 1993.
Manajemen
Dalam Kompas. Surat Kabar
Penelitian. Jakarta: Rineka
Harian.
Cipta
2
Januari
2010.
Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara
Atkinson, R. C., Hilgard, E. R. 1991. Pengantar Psikologi Jilid I.
Adiyas. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kompensasi. Jakarta: Mercu Buana Press Arif,
2001.
Penelitian:
_ _ _ _ _ . 2010. Menko Kesra Khawatir
S.
M.S.L.,
Jakarta: Erlangga Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta:
Ahmad,
U.N.,
S.A.A.
2004.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia:
Kepuasan
Teori dan Pengukurannya.
Rahman, Hubungan Komunikasi
dengan
Komitmen
Pustaka Pelajar
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
terhadap
Bashir, S., Ramay, M.I., Jinnah
Kalangan
M.A. 2008. Determinants of
Pekerja Teknikal : Kajian
Organizational Commitment
Kes
a
Organisasi di
di
Flextronics
Study
of
Information
International, Senai, Johor.
Technology Professionals in
Perpustakaan
Pakistan.
Pengurusan
Fakultri dan
Institude
of
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
Behavioral
and
Applied
Management Chairy,
L.S.
Management
:
Bagaimana
Organisasi
2002.
Komitmen
Seputar Organisasi.
Mengelola
Kompetensi
SDM.
Jurnal
Ilmiah. Vol. 9. Hapsari, H. M. 2008. Pengaruh
Arisan86KomitmenOrganisasi-
Kualitas
Liche.pdf
Motivasi Kewirausahaan, Dan
Colleen,
C.M.
2005.
Employee
Pengelolaan Merek Terhadap
Pretoria:
Kualitas Hubungan Franchise
Commitment.
Dalam Meningkatkan Kinerja
University of Pretoria etd Departemen
Manajemen,
Pendidikan.
2002.
Penjualan
:
Studi
Pada
Perusahaan Franchise Di Kota
KBBI. Jakarta: Balai Pustaka Gerungan, W A. 1991. Psikologi
Semarang Dan Yogyakarta.
Sosial. Bandung: PT. Refika
TESIS.
Semarang:
Aditama
Universitas Diponegoro.
Greenberg, J. 2011. Behavior in
Harefa, A. 2000. Pesona Bisnis
Organizations Tent Edition.
Direct Selling MLM. Jakarta:
Pearson Education Limited
PT. Gramedia Pustaka Utama
Greenberg, J., Baron, R. A. 1995.
Hasibuan.
2002.
Behavior in Organizations
Sumber
Fifth Edition. New Jersey:
Jakarta : Bumi Aksara Ivancevich,
Prentice Hall Englewood Hadi, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta
:
Manusia.
J.
M,
dkk.
2005.
Perilaku
dan
Manajemen
Organisasi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Pustaka Pelajar Hanafi, I. 2010. Competence Based Human
Daya
Manajemen
Resource
Latipun.
2008.
Psikologi
Eksperimen. Malang: UMM
Hubungan Antara Kualitas Interaksi Sosial Atasan Bawahan dan Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Komitmen Organisasi Pada Member Perusahaan Multi Level Marketing PT. Herbalife Indonesia
Luthans, F. 2002. Organizational Behavior: Based
An
Evidence-
Approach
Twelfth
Edition. McGraw-Hill Mangkuprawira,
Miner,
J.
B.
1992.
Industrial
Organizational Psychology. Mcgraw-Hill Nawab, S., Bhatti, K. K. 2001.
S.
2002.
Influence
of
Employee
Manajemen Sumber Daya
Compensation
Manusia Strategik. Jakarta:
Organizational Commitment
Ghalia Indonesia
and Job Satisfaction: A Case
Mar’at
1981.
Sikap
Manusia,
Perubahan
serta
Pengukurannya.
Ghalia
on
Study of Educational Sector of
Pakistan.
International
Journal of Business and Social Science. Vol. 02.
Indonesia, Jakarta. Meyer, J. P., Allen, N. J. 1990. The
Nitisemito, A. 1984. Manajemen
measurement and antecedents
Personalia. Jakarta: Ghalia
of affective, continuance and
Indonesia
normative commitment to the organization. Occupational
Jurnal
of
Psychology.
Nawawi, H. H. 2000. Manajemen Sumber
Daya
Manusia.
Yogyakarta:
Gajahmada
University Press
Vol. 63 Meyer, J. P., Allen, N. J., Smith, C.
Panggabean,
M.
S.
2004.
A. 1993. Commitment to
Manajemen Sumber Daya
Organizations
Manusia. Jakarta : Ghalia
and
Occupation: Extension and Test of a Three-Component
Indonesia Robbins,
S.P.
2001.
Perilaku
Conceptualization. Jurnal of
Organisasi jilid 2. Jakarta:
Applied Psychology. Vol. 78
PT. Prenhallindo
Sebastianus Dhimas Rangga Saputra & Ferdinand Hindiarto
Robbins,
S.
2008.
Perilaku
B.
2004.
Organisasi Buku 1. Salemba
Psikologi
Empat
Yogyakarta: Andi
Soerjono, S. 1990. Sosiologi Suatu
Winardi,
J.
Pengantar Umum.
2004.
Manajemen
Pengantar. Jakarta : PT.
Perilaku Organisasi. Jakarta
Rajawali, Pers
: PT. Prenada Media
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Steers,
R.M.
1985.
Effective
Managing
Organizations.
Kent Publishing Hadi,
P.
2003.
Perilaku
Organisasional. Jogjakarta : STIE
Yayasan
Keluarga
Pahlawan Negara Suyasa,
T.
Young.,
Brian,
S.,
Worchel.,
Stephen., Woehr., David J. 1998.
Organizational
Commitment Among Public Service Employees. Journal
Suprihartanto, J., Harsiwi, T A M.,
of
Public
2008.
Personal
Management. Vol. 27. Zaid, S. 2009. Pengaruh Kepuasan Kompensasi Komitmen
terhadap Organisasi
dan
Komitmen
Prestasi Kerja Karyawan pada
Organisasi dan Organization
PT. Bank Rakyat Indonesia di
Citizenship
pada
Sulawesi Tenggara. Jurnal
karyawan Call Centre di PT.
Manajemen Mutu, Fakultas
X. Phronesis Jurnal Ilmiah
Ekonomi
Psikologi
Haluoleo, Volume 8 : no.1
Behavior
Industri
dan
Organisasi. Vol.10 Syani,
Walgito,
A.
1987.
Manajemen
Organisasi. Jakarta: Penerbit PT. Bina Aksara
Universitas