PENGGUNAAN MODEL GROW-ME DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK Oleh : Drs. Sujiono, M.Pd Pengawas TK/SD UPT Dinas Pendidikan Kec.Ngrambe ABSTRAK Keterampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru dan atau kepala sekolah untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Melihat pentignya kegiatan supervisi yang dilakukan seorang pengawas sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah ini, maka kompetensi supervisi ini, harus benar-benar dikuasai oleh pengawas sekolah. Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah Bagaimana penggunaan model GROWME dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kompetensi supervisi akademik pengawas sekolah pada proses pembelajaran.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penggunaan model GROWME dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kompetensi supervisi akademik pengawas sekolah pada proses pembelajaran Pelaksanaan supervisi akademik dimulai dengan membuat program. Selanjutnya pengawas memberi jadwal kapan beliau akan melaksanakan supervisi. Pengawas Sekolah dalam melaksanakan supervisi dilakukan dengan konsisten terutama dalam memberikan pembinaan melalui supervisi akademik. Memilih teknik yang tepat pada makalah ini penulis dalam melaksanakan supervisi menggunakan model Grow-me. Dengan memilih model Grow-me ternyata kepala sekolah atau guru lebih aktif dan dapat memecahkan masalahnya Evaluasi supervisi akademik dilakukan berdasarkan instrumen supervisi yang telah dibuat antar lain: perangkat pembelajaran, instrumen pemeriksaan rencana pelaksanaan pembelajaran serta instrumen observasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses. Tindak lanjut atas hasil yang didapat dari kegiatan supervisi, sangat diperlukan karena tindak lanjut dapat difungsikan untuk membahas kendala- kendala yang ditemui kepala sekolah atau guru serta cara tepat untuk mengatasi kendala yang ditemui kepala sekolah atau guru tersebut. Kata Kunci : Model Grow-Me, Supervisi Akademik PENDAHULUAN
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
Dalam Undang-undang Republik berkewajiban mempunyai komitmen
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab secara profesional untuk meningkatkan XI pasal 40 ayat 2b disebutkan bahwa mutu pendidikan. Dari pasal tersebut Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
143
diketahui bahwa pendidik, yang sering pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f)
disebut guru dituntut melaksanakan memperoleh penghasilan yang ditentu
kewajiban profesionalnya dalam rangka kan sesuai dengan prestasi kerja; (g) meningkatkan mutu pendidikan, karena memiliki kesempatan untuk mengem guru
adalah
pelaksanaan
pelaku
utama
pembelajaran.
dengan
tuntutan
bahwa
pendidikan
peranan
guru
dalam bangkan keprofesionalan secara berke
Sejalan lanjutan
dengan
belajar
sepanjang
undang-undang hayat; (h) memiliki jaminan perlindung
tersebut, Hariwung (1989) menyatakan an hukum dalam melaksanakan tugas dan
lulusan keprofesionalan;
dan
(i)
memiliki
seringkali dipandang tergantung pada organisasi profesi yang mempunyai dalam
pengelolaan kewenangan mengatur hal-hal yang
komponen-komponen pengajaran yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan terlibat
di
dalam
proses
belajar guru. Lebih lanjut di dalam bab dan
mengajar yang menjadi tanggung jawab pasal yang sama juga diamanatkan sekolah.
bahwa pemberdayaan
profesi
guru
Undang-UndangRepublik Indonesia diselenggarakan melalui pengembangan
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru diri yang dilakukan secara demokratis,
dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan mengamanatkan bahwa profesi guru berkelanjutan
dengan
menjunjung
merupakan bidang pekerjaan khusus tinggi hak asasi manusia, nilai keagama
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip an, nilai kultural, kemajemukan bangsa, sebagai berikut: (a) memiliki bakat, dan kode etik profesi. Permasalahan minat, panggilan jiwa, dan idealisme; mutu pendidikan secara menyeluruh
(b) memiliki komitmen untuk meningka tidak lepas dari peran guru sebagai tkan
mutu
pendidikan,
keimanan, pendidik dalam mempersiapkan anak
ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) didik menjadi sosok yang berkepribadi memiliki kualifikasi akademik dan latar an,
berakhlak
mulia,
bertanggung
belakang pendidikan sesuai dengan jawab, terampil, dan produktif. Dadang bidang tugas; (d) memiliki kompetensi Suhardan (2010) menyatakan bahwa yang diperlukan sesuai dengan bidang masalah mutu pembelajaran, menyang tugas; (e) memiliki tanggung jawab atas kut masalah esensial yaitu masalah Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
144
kualitas mengajar yang dilakukan guru pengelolaan sekolah. Salah satu sasaran harus
mendapat
pembinaan
berkelanjutan.
pengawasan
terus
menerus
Keterampilan
utama
dan dalam supervisi akademik adalah (1)
dan membantu
guru
mengembangkan
kompetensinya, (2). mengembangkan
dari kurikulum,dan
(3)
mengembangkan
seorang pengawas adalah melakukan kelompok kerja guru, dan membimbing penilaian dan pembinaan kepada guru penelitian
tindakan
kelas
(PTK).
dan atau kepala sekolah untuk secara Supervisi akademik merupakan salah terus menerus meningkatkan kualitas satu
fungsi
mendasar
(essential
proses pembelajaran yang dilaksanakan function) dalam keseluruhan program di kelas agar berdampak pada kualitas sekolah. hasil belajar siswa. mencapai
Hasil
supervisi
akademik
Untuk dapat berfungsi sebagai sumber informasi
kompetensi
tersebut bagi pengembangan profesionalisme
pengawas diharapkan dapat melakukan guru. pengawasan akademik yang didasarkan
Hasil monitoring yang dilaku
pada metode dan teknik supervisi yang kan pengawas hendaknya disampaikan tepat sesuai dengan kebutuhan guru. secara terbuka kepada pihak sekolah, Para pengawas pasti menyadari bahwa terutama tugas
mereka
cukup
berat,
kepala
sekolah,
komite
dan Sekolah dan guru. Secara bersama-
keterampilan yang dibutuhkan cukup sama pihak Sekolah dapat melakukan
kompleks. Bidang pengawasan akade refleksi terhadap data yang ada, dan mik atau instruksional dihadapkan pada menemukan
sendiri
faktor-faktor
kebutuhan yang amat penting dalam penghambat serta pendukung yang membantu guru agar dapat berkembang selama ini mereka rasakan. dengan dengan pesat dalam pengelolaan kelas. Aktivitas
supervisi
melibatkan unsur-unsur
stakeholder
seorang sekolah. Dengan refleksi akan lebih
pengawas diharapkan menuju pada terfokus, sehingga apabila ada faktor
peningkatan mutu sekolah dan mutu penghambat serta pendukung dapat pendidikan spesifik
secara
supervisi
umum.
ditujukan
Secara dilakukan
dalam
beberapa
bagi sesuai dengan kebutuhan.
peningkatan mutu pembelajaran dan
putaran
Agus Dharma (2001) menjelaskan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
145
bahwa
supervisi
yang
efektif tersebut dilakukan dalam mengatasi
merupakan faktor penting untuk ikut hambatan meningkatkan
produktivitas
Kegiatan supervisi dilakukan bantuan
akademik
pengawas
profesional
kerja. meningkatakan
kemampuan
mutu
upaya
untuk
pembelajaran
yang yang ada di sekolah. Masalah yang
merupakan akan dibahas pada makalah ini adalah
yang
sangat Bagaimana Penggunaan Model GROW
dibutuhkan guru untuk mengembang ME kan
serta
dalam
profesionalnya. Akademik
Pelaksanaan
terhadap
Supervisi
peningkatan
Semakin baik manajemen supervisi kompetensi supervisi akademik peng akademik akan semakin baik pula awas sekolah pada proses pembe kemampuan guru dalam melaksanakan lajaran. Sedangkan tujuan dari makalah
kegiatan pembelajaran yang berarti ini adalah untuk mengetahui Penggu kualitas hasil belajar peserta didik akan naan semakin baik. Dari
uraian
tersebut
Model
Pelaksanaan
dapat terhadap
GROWME
Supervisi
peningkatan
dalam
Akademik
kompetensi
ditegaskan bahwa supervisi akademik supervisi akademik pengawas sekolah sangat diperlukan untuk meningkatkan pada proses pembelajaran mutu kinerja guru dalam pembelajaran dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa.
Melihat
supervisi
yang
pentignya
dilakukan
kegiatan
seorang
pengawas sekolah untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dan pengelolaan
sekolah ini, maka kompetensi supervisi
ini, harus benar-benar dikuasai oleh pengawas sekolah. Berkaitan masalah tersebut
membuat
mendorong penelitian
penulis
yang
untuk
berjudul
Penggunaan Model GROW-ME dalam
Pelaksanaan Supervisi Akademik. Hal
KAJIAN PUSTAKA Supervisi Akademik
Menurut Daresh, Glickman, dalam
Kemendikbud (2014) Supervisi akade mik
adalah
membantu
serangkaian
guru
kemampuannya
pembelajaranuntuk
kegiatan
mengembangkan
mengelola
mencapai
proses tujuan
pembelajaran Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru
dalam mengelola pembelajaran. Zuhdi (2006) menegaskan bahwa supervisi akademik
merupakan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
kegiatan 146
pembinaan dengan memberi bantuan
Agar
pelaksanaan
supervisi
teknis kepada guru dalam melaksana akademik berjalan dengan baik maka kan proses pembelajaran yang bertuju perlu mengetahui prinsip-prinsipnya.
an untuk meningkatkan kemampuan Adapun prinsip-prinsip adalah sebagai profesional guru dan meningkatkan berikut.
kualitas pembelajaran. Kualitas belajar a. Praktis, artinya mudah dikerjakan siswa sangat ditentukan oleh kualitas
sesuai kondisi sekolah.
Mengingat pentingnya pembelajaran
sesuai
pembinaan dan pendampingan dari
pembelajaran.
bentuk
aspek-aspek instrumen.
pembelajaran yang dihasilkan guru. b. Sistematis, artinya dikembangkan yang
berkualitas,
kepala
dampingan supervisi
berkelanjutan
diperlu
kan
sekolah
program
supervisi yang matang dan tujuan
dalam c. Objektif, artinya masukan sesuai
akademik
dengan
perencanaan
secara
tujuan
agar d. Realistis,
artinya
berdasarkan
proses pembelajaran guru di kelas
kenyataan sebenarnya.
memberikan kontribusi pada pening
menghadapi masalah-masalah yang
menjadi
semakin
berkualitas
dan e. Antisipatif,
katan hasil belajar siswa.
artinya
mampu
mungkin akan terjadi.
Tujuan supervisi akademik adalah f. Konstruktif, artinya mengembang
(1) membantu guru mengembangkan
kan kreativitas dan inovasi guru
kurikulum,dan
pembelajaran. gkan kelompok kerja
ompetensinya,
(2).mengembangkan
(3)
mengembangkan
kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian
tindakan
kelas
(PTK).
dalam
mengembangkan
proses
guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).
Supervisi akademik merupakan salah g. Kooperatif, artinya ada kerja sama satu
(fungsi
mendasar
(essential
yang baik antara supervisor dan guru
supervisi
akademik
an.
function) dalam keseluruhan program sekolah.
Hasil
dalam mengembangkan pembelajar
berfungsi sebagai sumber informasi h. Kekeluargaan, bagi
guru.
pengembanganprofesionalisme
artinya
mempertim
bangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
147
i. Demokratis, artinya supervisor tidak pembelajaran yang dapat meningkatkan boleh
mendominasi
pelaksanaan hasil
supervisi akademik.
belajar.
Sehingga
supervisi
akademik lebih tertuju kepada supervisi
j. Aktif, artinya guru dan supervisor kelas. Supervisi tersebut mengutama harus aktif berpartisipasi.
kan kegiatan kunjungan kelas untuk
k. Humanis, artinya mampu mencipta mengobservasi pembelajar an baik kan hubungan kemanusiaan yang pendukung harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, proses antusias, dan penuh humor.
pembelajaran
pembelajarannya.
diadakan
supervisi
perlu
maupun Setelah
evaluasi,
l. Berkesinambungan (supervisi akade karena evaluasi merupakan proses yang mik dilakukan secara teratur dan amat penting. Dapat dikatakan bahwa berkelanjutan oleh Kepala SD
tidak ada bimbingan efektif tanpa
dengan program pendidikan.
tindakan pengujian terhadap manfaat
m. Terpadu, artinya menyatu dengan proses evaluasi. Evaluasi adalah suatu n. Komprehensif, artinya memenuhi (worth),
kualitas,
kebermaknaan,
ketiga tujuan supervisi akademik di jumlah, kadar atau tingkat, tekanan atau atas.
kondisi dari beberapa perbandingan
Sedangkan ruang lingkup supervisi situasi,
(dari
hasil
akademik meliputi (1). pelaksanaan beberapa situasi
evaluasi
yang sama
dari
yang
KTSP, (2) persiapan, pelaksanaan dan digunakan sebagai standar perbanding penilaian pembelajar an oleh guru.(3) an), yang kualitasnya telah diketahui
pencapaian standar kompetensi lulusan, dengan baik. Dalam sistem pendidikan, standar
proses,
standar
isi,
dan kualitas
pembelajaran
dapat
peraturan pelaksanaannya., dan (4) dikategorikan mulai dari yang unggul, peningkatan
mutu
pembelajaran baik, memadai, buruk dan tidak ada
melalui pengem bangannya.
harapan. Penentuan jenjang kualitas ini
Supervisi akademik merupakan merupakan
fungsi
evaluatif
dari
kegiatan terencana yang ditujukan pada pengawasan/supervisi akademik, baik aspek
kualitatif
sekolah
dengan dari
kepala
membantu guru melalui dukungan dan pengawas. evaluasi
pada
proses
belajar
dan merupakan
sekolah
maupun
dari
selanjutnya
dari
Penyediaan
fungsi
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
dukungan 148
supervisi akademik. Sebelum didukung evaluasi – dukungan - evaluasi. Oleh
dibutuhkan penilaian aktual, dan tipe karena itu sebelum berkunjung ke dukungan
yang
dibutuhkan
guru. sekolah, ke kelas, ke guru, kinerja
Evaluasi seperti itu dinamakan evaluasi siswa atau bidang apa saja yang formatif.
Setelah
memperoleh
menjadi perhatian peningkatan sekolah,
dukungan seorang
pengawas
harus
memiliki
yang disediakan, diperlukan pertimbang pemikiran yang jelas berkenaan dengan an secara efektif dari hal yang sama. Ini bidang spesifik yang akan dievaluasi disebut evaluasi sumatif.
Hal ini dan dukungan yang perlu diberikan
menunjukkan bahwa ‘evaluasi dan kepada dukungan’
merupakan
fungsi
guru
untuk
meningkatkan
daur proses belajar dan pembelajaran.
(siklus) yang tidak ada akhirnya : siklus
Gambar 1.
Siklus alamiah dan evaluasi dari supervisi akademik
Guru yang baik adalah guru yang instrumen memiliki
rencana
evaluasi
untuk
pembelajaran mempertimbangkan dan menilai situasi
sebelum memasuki kelas.
Demikian sebenarnya dari kegiatan yang terjadi
pula dengan pengawas yang baik harus dalam kelas atau di sekolah. Dengan
memiliki petunjuk kunjungan untuk bantuan ‘instrumen’ ini dan kumpulan dirinya sebelum memasuki kelas atau data yang dimiliki, pengawas dapat sekolah.
Petunjuk ini disebut daftar mendiagnosis penyebab dari ‘penyakit’
kendali (checklist).
Checklist adalah di tempat ia melakukan pengawasan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
149
dan dapat mengajukan resep yang kan benar.
hasil
supervisi
dan
memberikan balikan dan tindak lanjut untuk memperbaiki dan meningkatkan
Model Grow-me
Melaksanakan kegiatan supervise
pembelajaran, paling tidak kegiatan
supervisi tersebut dilakukan dengan
cara konstruktif, kreatif, inovatif, logis, sistematis, dan komprehensif dalam melakukan seluruh rangkaian supervisi.
Apalagi ketika melakukan proses
mengamati
aspek-aspek
pokok
proses
pembelajaran. Secara umum, aspek-aspek
yang diobservasi atau diamati dalam proses
analisis
pembelajaran
meliputi
(1)
Aktivitas guru dan peserta didik dalam proses Perilaku
dan
pembelajaran, (2) kreativitas
guru
dalam proses pembelajaran, (3) Variasi metode pembelajaran, ( 4 ) Cara penggunaan media pengaj
aran, (5) Ketepatan penggunaan metod
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran, (6) interaksi peserta didikdalam proses
pembelajaran,
dan (7) Strategi atau teknik penilaian untuk meningkatkan
proses
mencapai tujuan pembelajaran. Selain
proses
mengamati
dan
proses
pembelajaran, langkah selanjutnya dalam supervisi pembelajaran adalah melaku
profesionalisme guru dalam melaksana kan
proses
pembelajaran
tersebut.
Umpan balik ini merupakan sentuhan akhir yang sangat dinantikan oleh guru yang disupervisi. Oleh karena itu, seorang supervisor
harus
memiliki
teknik yang tepat untuk melakukannya.
Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik
coaching.
Secara
sederhana
coaching merupakan proses mengantar atau mendampingi orang yang dibina
dari
kondisi
kondisi
saat ini
yang lebih
baik
kepada sesuai
dengan k e b u t u h a n n y a . Coaching
yang efektif adalah proses yang dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Pelaksanaan coaching di sekolah
oleh
sekolah dan dilakukan.
pengawas,
guru sangat
Agar
kepala
penting
pelaksanaannya
berjalan optimal maka coaching harus dilakukan dengan m e n g g u n a k a n prinsip
kerjasama,berbagi,
menjembatani dan
gap,formal
informal, kemitraan, motivasi,
fokus, saling percaya dan
rasa hormat. Oleh karena itu seorang coach harus memiliki karakteristik,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
150
diantaranya:
(1)
selalu
membuat High order thinking skill).
perencanaan yang tepat, (2) mampu Pertama G (goal) –
menetukan
melihat potensi dalam diri pembelajar, tujuan : Untuk menentukan tujuan
(3)sebagai sumber motivasi, mengenali guru perlu mereviu konsep tentang coachee dengan
baik,
(4)
pembe perumusan dan pengembangan keteram
lajar yang unggul, dan (5) terampil pilan berpikir tinggi serta menentukan berkomunikasi secara efektif. Teknik kriteria yang harus dipenuhi siswa.
coaching dengan menggunakan model Dengan menguasai itu, maka guru GROW-ME coaching
yang
pengembangan dikembangkan
sebagai berikut:
merupakan
berorientasi
manusia. dengan
model menentukan
tujuan
yang
hendak
pada dicapai. Pengawas sekolah atau kepala
Model ini sekolah memfasilitasi agar guru dapat tahapan dengan cepat merumuskan harapan yang
hendak
mereka
capai
dan
Grow-me adalah kependekan dari G membantu guru menilai bahwa tujuan
– Goal (tujuan), R – reality (keadaan yang ditetapkan realistis atau dapat saat ini), O – obstacles (kendala untuk dicapai dalam waktu yang ditentukan. mencapai tujuan) atau O – option Dalam
langkah
(pilihan cara untuk mencapai tujuan), menentukan
Way Forward – Cara yang dipilih untuk keterampilan
ini guru
pengetahuan
baru
yang
perlu dan
hendak
mencapai tujuan, M – Monitoring – E dikuasinya. Contoh rumusan tujuan: –
Evaluation.
Dalam
pelaksanaan Saya dapat meningkatkan keterampilan
model ini dapat dilakukan oleh satu merumuskan
indikator
pencapaian
orang atau beberapa, atau banyak kompetensi keterampilan berpikir pada orang. Seorang guru dapat dilatih level analisis, evaluasi, dan kreasi.
secara individu. Dapat pula latihan Kedua R – reality (keadaan saat ini): dilakukan dalam kelompok, seperti Pada langkah ini pengawas sekolah
dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru. atau kepala sekolah memfasilitasi guru Contoh : Peningkatan Kompetensi Guru untuk menghimpun fakta indikator Merumuskan
Indikator
Pencapaian pencapaian
Kompetensi yang Memenuhi Kriteria keterpenuhan Keterampilan Berpikir Tinggi (Hots –
kompetensi, kriteria
menilai
sehingga
terpetakan antara realita yang ada
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
151
dengan yang seharusnya. Hasil dari yang
dipilihnya.
Mencoba
proses analisis diharapkan guru dapat mengembangkan daya kreasinya untuk memetakan
kelemahannya,
kekuatan
serta
dan
mencapai tujuan. Pengawas sekolah
merumuskan atau kepala sekolah diharapkan tidak
kesenjangan antara fakta dengan yang memastikan
prosedur
yang
akan
seharusnya atau merumuskan masalah dilakukan, tidak memberikan instruksi, pada
kemampuannya
merumuskan melainkan hanya melihat yang sudah
indikator pencapaian kompetensi.
sesuai dengan kriteria untuk mendapat
Ketiga O – obstacle – option (kendala penguatan, serta menunjukan hal yang
– alternatif ): guru pada langkah ini belum sesuai kriteria untuk terus dicoba menentukan kendala yang dihadapinya diperbaiki
dalam merumuskan indikator penca diharapkan
sampai
kondisi
terwujud.
yang
Sebenarnya
paian kompetensi pada keterampilan kegiatan inti grow-me sampai pada berpikir kritis level analisis, evaluasi, tahap
ini
sudah
selesai.
Namun
dan kreasi. Apa yang belum guru demikian agar proses penjaminan setiap ketahui? Apa kendalanya sehingga guru langkah berproses sesuai dengan yang
belum mengetahui? Pada langkah ini diharapkan maka diperlukan proses hendaknya
pengawas
sekolah
atau yang kelima dan yang keenam, yaitu:
kepala sekolah dapat memfasilitasi guru Kelima M – (Monitoring) : sasaran mengembangkan
daya
analisisnya, pelaksanaan monitoring meliputi dua
mencoba bekerja sama, mencoba meng aspek, yaitu keterlaksanaan kegiatan eksplorasi
ditemukan
pengalamannya kendala
serta
sehingga dan keberhasilan perbaikan kompetensi
meng guru. Keterlaksanaan dapat dilihat dari
eksplorasi berbagai kemungkinan untuk pemenuhan
prosedur
kegiatan
dan
menangani kendala dirinya. Bantuan kesesuaian peran pengawas sekolah hanya diberikan jika untuk mencapai atau kepala sekolah dan guru dalam
yang diharapkan belum tercapai dan menerapkan model. Untuk keperluan guru sudah menyerah.
pemantauan diperlukan instrumen dan
Keempat W – (Way Forward – Cara pemantau yang berkompeten. Pemantau
yang dipilih untuk mencapai tujuan). dapat dilakukan oleh seorang individu Kini saatnya guru memilih satu cara atau tim. Pemantau juga harus dapat Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
152
menilai ketercapaian kompetensi yang berlangsung. Dan tentu saja, pada dicapai.
Untuk
meningkatkan akhirnya bermuara pada meningkatnya
objektivitas penilaian maka penilai diri kualitas pendidikan. Kualitas proses oleh teman sejawat dapat digunakan pembelajaran sangat tergantung pada sebagai penyeimbang.
kemampuan
guru
Keenam E – Evaluation : Kegiatan pembelajaran evaluasi
merupakan
proses
di
dalam
kelas,
kegiatan
sedangkan
untuk kualitas hasil pembelajaran biasanya
menilai dan mengukur keterlaksanaan ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa. kegiatan dan ketercapaian kompetensi. Jika
proses
pembelajaran
tidak
Data yang harus dihimpun seperti data berkualitas, maka dapat dipastikan 90 peran pengawas sekolah atau kepala % prestasi siswa juga tidak akan baik. sekolah, aktivitas yang dilakukan guru, Sebaliknya, jika proses pembelajaran kreativitas guru, keterampilan berpikir berkualitas guru,
serta
produk
maka
secara
otomatis
hasil
yang prestasi belajar siswa akan baik dan
fisik
hasil menyatakan bahwa guru ialah orang
membuktikan bahwa tujuan tercapai memuaskan. Makmun, S.A (2003) dengan
kegiatan.
adanya Hasil
bukti
evaluasi
direfleksi, dewasa (yang karena jabatannya secara
kegiatan ditutup dengan rekomendasi formal) selalu mengusahakan tercipta tindak lanjut.
nya situasi yang tepat (mengajar) sehingga
PEMBAHASAN
Supervisi merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan berbagai
usaha perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Dengan meningkatnya kualitas guru, diharapkan
dapat berjalan selaras dengan kualitas pembelajaran
di
kelas.
Kualitas
pembelajaran yang dimaksud menca kup proses dan hasil yang dicapai setelah
proses
pembelajaran
memungkinkan
terjadinya
proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber (learning
resources) dan menggunakan strategi
belajar mengajar (teaching learning strategy) yang tepat (appropriate). Belajar
bukanlah
proses
untuk
menjadikan siswa sebagai “ahli” pada mata pelajaran tertentu. Siswa lebih membutuhkan
‘pengalaman”
dalam
belajar, bukan “pengetahuan”. Karena
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
153
itu, kompetensi guru menjadi syarat otoritas
belajar
yang
berlebihan.
utama tercapainya kualitas belajar yang Bahkan guru harus mampu membuka baik.
Guru
“meniadakan”
yang
kompeten
problematika
akan ruang siswa menjadi aktif belajar dan
belajar banyak bertanya di kelas. Apalagi saat
akibat kurikulum. Kompetensi guru ini, ada kesan guru makin tidak harus berpijak pada kemampuan guru berkembang, hanya datang, mengajar, dalam mengajarkan materi pelajaran pulang dan lebih sibuk dengan urusan
secara menarik, inovatif, dan kreatif profesi keguruannya. Di sisi lain, sikap yang
mampu
membangkitkan guru
kegairahan siswa dalam belajar. Pembelajaran
dibangun
dalam
mengajar
juga
patut
mendapat perhatian. Banyak sikap guru
oleh yang tidak bangga terhadap mata
manusia sedikit demi sedikit, yang pelajaran yang diajarnya. hasilnya diperluas melalui konteks yang
Hasil pengalaman menunjukkan
terbatas (sempit) dan tidak sekonyong- beberapa konyong.
Pembelajaran
hal
penting
mengenai
bukanlah manajemen pengawas dalam membina
seperangkat fakta, konsep atau kaidah guru di sekolah dasar, mulai dari
yang siap untuk diambil dan diingat. perencanaan pembinaan hingga tindak Manusia
pembelajaran makna
harus itu
melalui
dan
membentuk tersebut akan disajikan sebagai berikut:
pengalaman
nyata.
konstruktivisme
dalam
(Depdiknas,2003) pendekatan
mengkonstruksi lanjut dari hasil kepengawasan. Hal
Implementasi
pembelajaran diwujudkan dalam bentuk
pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student center). Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar sedemi kian rupa,sehingga siswa bekerja sama
secara gotong- royong (cooperative learning). Guru tidak boleh nyaman
dengan cara belajar yang satu arah. Guru tidak lagi dapat bertahan pada
Perencanaan pembinaan guru melalui supervisi akademik
Pelaksanaan supervisi akademik
perlu dilakukan secara sistematis oleh pengawas. Hal ini bertujuan untuk memberikan pembinaan kepada guruguru agar dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien. Selain itu, sebagai
mana
yang
kita
ketahui
bersama, proses belajar mengajar yang
dilaksanakan guru merupakan inti dari
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
154
proses pendidikan secara keseluruhan perlu
dilakukan
dengan guru sebagai pemegang peranan dituangkan utama.
Proses
merupakan
mengandung
perencanaan
ke
dalam
yang
program
belajar
mengajar kepengawasan akademik, diantaranya:
serangkaian
perbuatan diprogramkan akan diperoleh data yang
suatu
proses
yang (a) dari kegiatan supervisi yang telah
guru dan siswa atas dasar hubungan objektif, yang pada akhirnya dapat
timbal balik yang berlangsung dalam digunakan untuk menerntukan tindakan situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang akan dilakukan dalam kurun tertentu. Dalam hal ini tujuan tersebut waktu telah
terangkum
dalam
yang
telah
ditentukan,
baik
dan
disertai
(b)
perangkat supervisi akademik yang direncanakan
pembelajaran
yang
telah
kelas.
karena
itu
dibuat dengan
dengan
sebelum melaksanakan tugas mereka di pertimbangan wajar dan sehat, secara Oleh
kegiatan otomatis akan meningkatkan keperca
supervisi akademik dipandang perlu yaan, pengakuan, serta penerimaan
untuk memperbaiki kinerja guru dalam yang baik dari semua pihak yang proses
pembelajaran,
semakin
baik
sehingga terlibat
dalam
kegiatan
supervisi
diharapkan kualitas pembelajaran akan akademik ini, (c) kegiatan supervisi seiiring
berjalannya akademik yang direncanakan adalah
waktu. Dengan memperhatikan langkah kegiatan yang dilakukan dengan penuh
pokok perencanaan, terdapat empat kesadaran tentang alasan, tujuan, dan tahapan kegiatan yang harus dilakukan cara melakukannya, sehingga hasilnya dalam penyusunan program pengawas dapat
terukur
jelas,
(d)
supervisi
an sekolah meliputi: (a) Menetapkan akademik yang terprogram dengan baik
tujuan atau seperangkat tujuan, (b) dapat dijadikan sebagai bagian integral Menentukan situasi pada saat ini, ( c) dari mengidentifikasi penghambat
pendukung
tujuan,
dan
program
pengembangan
dan pendidikan umumnya dan pengembang (d) an
sekolah
khususnya,
sehingga
mengembangkan seperangkat tindakan manfaatnya dapat dirasakan secara untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa makna penting
langsung, (Depdiknas, 2008).
Program kepengawasan yang
mengapa kegiatan supervisi akademik disusun terbagi menjadi dua, yaitu Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
155
program kepengawasan tahunan dan sekolah/ madrasah yang menegaskan program
Program disusun
kepengawasan
kepengawasan
dengan
semester. tentang kualifikasi dan kompetensi
cakupan
tahunan supervisor yaitu kompetensi kepribadi
kegiatan an, kompetensi supervisi manajerial,
berdasarkan hasil kepengawasan satu kompetensi supervisi akademik, dan tahun sebelumnya disesuaikan dengan kompetensi evaluasi pendidikan. kebijakan
pendidikan
semester
merupakan
Sedangkan
program
yang
ada.
kepengawasan penjabaran
program kepengawasan tahunan pada masing-masing sekolah binaan dalam satu semester. Program kepengawasan
semester disusun oleh setiap pengawas sesuai kondisi obyektif yang ada pada sekolah binaannya masing-masing.
Dari hasil pengalaman yang
telah penulis lakukan dengam membuat
program kepengawasan sendiri, maka pengawas akan mengetahui secara pasti tugas pokok seorang pengawas yaitu (a)
inspecting
(c)
monitoring
(mensupervisi),
(b)
(memantau),
(d)
advising (memberi advis atau nasehat), reporting
(melaporkan),
performing leadership
dan
(e)
dalam arti
memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok tersebut.
Implementasi Supervisi Akademik 2007
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian pengawas
sekolah/madrasah adalah kemampuan
pengawas sekolah dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang (1) Bertanggungjawab
dalam melaksanakan tugas pokoknya, (2)
Kreatif
dalam
bekerja
dan
memecahkan masalah, (3) Ingin tahu
hal-hal baru tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, dan (4) Memiliki motivasi kerja dan bisa memotivasi orang lain dalam bekerja
Makna dari kompetensi kepribadi
an sebagaimana dikemukakan di atas adalah sikap dan perilaku yang ditam
pilkan pengawas sekolah dalam melak sanakan tugas dan tanggung jawabnya
mengandung empat karakteristik di atas. Ini berarti sosok pribadi pengawas
sekolah harus tampil beda dengan sosok pribadi yang lain dalam hal
Permendiknas No. 12 tahun tanggung jawab, kreativitas, rasa ingin tentang
standar
pengawas tahu dan motivasi dalam bekerja. Sosok
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
156
pribadi tersebut diharapkan menjadi harus dimiliki pengawas sekolah dalam kebiasaan dalam perilakunya.
dimensi
Kompetensi supervisi manajerial
adalah kemampuan pengawas sekolah melaksanakan
pengawasan
manajerial yakni menilai dan membina kepala
sekolah
dan
tenaga
kependidikan lain yang ada di sekolah dalam
mempertinggi
kualitas
pengelolaan dan administasi sekolah. Standar administrasi dan pengelolaan sekolah
secara
konseptual
dan
operasional tersirat dan tersurat dalam
rumusan kompetensi inti kepala sekolah (Permendiknas No. 13 Tahun 2007)
khususnya pada dimensi kompetensi manajerial.
kompetensi
Selain
manajerial
itu
dalam
pengawas
sekolah, dituntut juga untuk menguasai program
dan
kegiatan
bimbingan
konseling serta memantau pelaksanaan
standar nasional pendidikan di sekolah binaannya. Untuk itu pengawas sekolah harus menguasai teori, konsep serta
prinsip tentang metode dan teknik supervisi
pendidikan
berikut
aplikasinya dalam penyusunan program dan praktek pengawasan manajerial. Berikut ini kompetensi inti yang
supervisi
manajerial: (1) Menguasai pengetahuan
Kompetensi Supervisi Manajerial
dalam
kompetensi
tentang metode, teknik dan prinsipprinsip supervisi dalam meningkatkan
mutu pendidikan, (2) Menguasai teknik menyusun
program
pengawasan
berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan sekolah binaan, (3)
Menyusun metode kerja dan instrumen
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah
menyusun
binaannya,
(4)
laporan
Teknik
hasil-hasil
pengawasan dan menindaklanjutinya
untuk perbaikan program pengawasan
berikutnya pada sekolah binaannya, (5) Membina
kepala
sekolah
dalam
pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan
peningkatan
berdasarkan mutu
manajemen
pendidikan
di
sekolah, (6) Membina kepala sekolah dan
guru
dalam
melaksanakan
bimbingan konseling di sekolah, (7)
Mendorong guru dan kepala sekolah
dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya lebihan
untuk
dan
menemukan
kekurangan
ke-
dalam
melaksanakan tugas pokoknya, dan (8) Memantau
pelaksanaan
standar
nasional pendidikan dan memanfaatkan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
157
hasil-hasilnya untuk membantu kepala mata pelajaran, (2) Menguasai konsep, sekolah
mempersiapkan
akreditasi prinsip, teori dasar, karakteristik dan
sekolahnya.
kecenderungan proses pembelajaran/
pembimbingan tiap mata pelajaran, (3)
Kompetensi supervisi akademik Kompetensi
supervisi
akademik
adalah kemampuan pengawas sekolah dalam
melaksanakan
pengawasan
akademik yakni menilai dan membina guru
dalam
kualitas
rangka
proses
mempertinggi
pembelajaran
dilaksanakannya
agar
yang
berdampak
terhadap kualitas hasil belajar siswa. Kompetensi supervisi akademik intinya adalah
membina
guru
dalam
meningkatkan mutu proses pembelajar an. Oleh sebab itu sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam pro-ses belajar
mengajar
(pembe
lajaran).
Materi pokok dalam proses pembe
lajaran adalah (penyusunan silabus dan
RPP, pemilihan strategi/ metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan
teknologi informasi dalam pembelajar an,
menilai
proses
dan
hasil
pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari
dimensi
akademik:
(1)
kompetensi
Menguasai
Membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan
standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip
pengem-bangan ktsp, (4) Membimbing
guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode /teknik pembelajaran/’ bimbingan
setiap
mata
pelajaran
membimbing guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran tiap
mata pelajaran, (5) Membimbing guru
dalam menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran, (6) Membimbing guru dalam melaksana kan pembelajaran di laboratorium dan
di lapangan, (7) Membimbing guru
dalam mengelola, merawat, mengem bangkan dan menggunakan media serta
fasilitas pembe-lajaran/bimbingan, dan
(8) Membimbing guru dalam meman faatkan
teknologi
informasi
pembelajaran/bimbingan
untuk
supervisi Kompetensi evaluasi pendidikan konsep,
Kompetensi evaluasi pendidikan
prinsip, teori dasar, karakteristik dan adalah kemampuan pengawas sekolah kecenderungan
perkembangan
tiap dalam
kegiatan
mengumpulkan,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
158
mengolah,
menyimpulkan
menafsirkan, data
dan
dan (4) Memantau pelaksanaan pembelajar
informasi an/bimbingan dan hasil belajar siswa
untuk menentukan tingkat keberhasilan sertamenganalisisnya untuk perba-ikan
pendidikan. Materi pokok kompetensi mutu pembelajaran/ bimbingan, (5) evaluasi pendidikan adalah penilaian Membina guru dalam memanfaatkan proses dan hasil belajar, penilaian hasil penilaian untuk perbaikan mutu program pendidikan, penilaian kinerja pendidikan dan pembelajaran/ bombing guru, kinerja kepala sekolah dan kinerja an, dan (6) Mengolah dan menganalisis sekolah. Penilaian itu sendiri diartikan data hasil penilaian kinerja kepala sebagai proses memberikan pertimbang sekolah, guru dan staf sekolah an berdasarkan kriteria yang telah
Berdasarkan data yang berhasil
ditentukan. Oleh sebab itu ciri dari dikumpulkan di lapangan, diketahui kegiatan penilaian adalah adanya obyek bahwa
teknik
yang
paling
sering
yang dinilai, adanya kriteria yang digunakan pengawas adalah teknik
dijadikan indikator keberhasilan dan observasi atau kunjungan kelas yang adanya interpretasi dan judgement. ditambah dengan pertemuan individual. Setiap
kegiatan
penilaian
akan Adapun beberapa rangkaian kegiatan
menghasilkan data hasil penilaian yang yang
dilakukan
harus diolah dan dianalisis untuk diantaranya pengambilan
keputusan.
Dimensi pertemuan
adalah:
oleh
individual
a)
pengawas
melakukan
dengan
guru
kompetensi evaluasi pendidikan terdiri sebelum melakukan kunjungan kelas. atas enam kompetensi inti yaitu: (1) Pertemuan Menyusun
kriteria
dan
indikator memeriksa
ini
keberhasilan pembelajaran/bimbingan, pembelajaran (2)
Membimbing
guru
dimaksudkan
kelengkapan guru
yang
untuk
perangkat menjadi
dalam cermin sejauh mana persiapan guru
menentukan aspek-aspek yang penting dalam mengajar.; b) melaksanakan
dinilai dalampembelajaran/bimbingan, observasi kelas dengan tujuan untuk (3) Menilai kinerja kepala sekolah, guru menilai performa guru mengajar di
dan staf sekolah dalam melaksanakan kelas. Dengan kunjungan kelas, maka
tugas pokok dan tanggungjawabnya pengawas akan mendapatkan data yang dalam meningkatkan mutu pendidikan, lebih
obyektif
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
tentang
keadaan 159
sesungguhnya selama guru memberikan dilakukan
oleh
guru
dalam
pelajaran di kelas.; c) melakukan memecahakan masalah yang dihadapi pertemuan
individual
dengan
guru dengan yang yang sudah dipilih oleh
setelah selesai melakukan observasi guru (M), mengadakan evaluasi apakah kelas.
Hal
ini
ditujukan
untuk sudah
ada
perubahan
dengan
melakukan refleksi terhadap performa menggunakan cara yang dipilih (E). guru mengajar sebagai hasil penilaian
pengawas selama observasi berlang Intensitas dan Konsistensi sung. Pada pertemuan individual yang Pembinaan terakhir ini pengawas akan memberikan
Kegiatan supervisi melengkapi
dorongan, bantuan dengan melibatkan fungsi- fungsi administrasi yang ada di guru kelas dalam memecahkan masalah sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu dan kendala yang dihadapi guru. Untuk penilaian terhadap semua hal ini, pengawas akan membuka dalam mencapai tujuan.
kegiatan
Dengan
pandangan baru guru agar bisa lebih supervisi, akan memberikan inspirasi bijak dalam menyikapi hal hal tersebut untuk bersama-sama menyelesaikan
tanpa mengganggu tugas dan pokok pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah fungsi mereka sebagai guru kelas. Dari lebih banyak, waktu lebih cepat, cara hasil pengalaman yang telah penulis lebih mudah, dan hasil yang lebih baik lakukan dengan masalah yang dihadapi daripada jika dikerjakan sendiri.
guru, pada pertemuan secara individu Supervisi mempunyai peran meng penulis melakukan penyelesaian optimalkan tanggung jawab dari semua masalah yang dihadapi guru dengan program. Supervisi bersangkut paut menggunakan Grow-me adalah mena dengan semua upaya penelitian yang
nyakan guru tentang tujuan yang ingin tertuju pada semua aspek yang dicapai (G) , keadaan yang dihadapi merupakan faktor penentu keberhasilan. pada saat itu (R) , mengutarakan Dengan mengetahui kondisi aspekkendala-kendala apa untuk mencapai aspek tersebut secara rinci dan akurat,
tujuan yang diinginkan dan mencari dapat diketahui dengan tepat pula apa pilihan cara untuk mencapai tujuan yang diperlukan untuk meningkatkan tersebut (O), me mantau kegiatan yang kualitas sekolah yang bersangkutan. Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
160
Supervisi yang merupakan salah satu kepentingan terhadap pendidikan yang strategi
untuk
seluruh
memastikan
langkah
bahwa lebih berkualitas serta perkembangan
pada
proses ilmu pengetahuan dan teknologi yang
penyelenggaraan dan semua komponen demikian cepat menuntut guru agar
hasil yang dicapai memenuhi target. dapat mengikuti serta menyesuaikan Supervisi adalah strategi manajemen diri terhadap perkembangan ini. yang terdiri atas serangkaian kegiatan
Berdasarkan hal di atas, maka
untuk memastikan bahwa mutu yang pengawas sekolah sebagai bagian dari diharapkan dalam proses perencanaan, tenaga pendidikan yang salah satu tugas
pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi pokok dan fungsinya menjamin kualitas memenuhi
standar
yang
telah pendidikan merasa perlu untuk melaku
ditentukan. Karena Supervisi merupa kan usaha perbaikan dan peningkatan kan bantuan dalam pengembangan kompetensi dan profesionalitas guru.
situasi pembelajaran yang lebih baik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan Rumusan ini mengisyaratkan bahwa oleh pengawas dalam hal ini adalah
layanan supervisi meliputi keseluruhan melakukan supervisi akademik yang situasi belajar mengajar (goal, material, lebih
intens.
Diyakini
intensitas
technique, method, teacher, student, an pelaksanaan supervisi akademik yang
envirovment). Situasi belajar inilah dilakukan pengawas terhadap guruyang
seharusnya
diperbaiki
dan guru disekolah binaannya akan sangat
ditingkatkan melalui layanan kegiatan berpengaruh supervisi.
Pelaksanaan
terhadap
peningkatan
kegiatan kualitas pembe lajaran. Semakin tinggi
supervisi akademik dimaksudkan untuk intensitas supervisi akademik yang memperbaiki dan meningkatkan mutu dilakukan pengawas terhadap guru pembelajaran melalui perbaikan dan maka peningkatan Perbaikan
profesionalitas
maupun
kemungkinan
besar
akan
guru. meningkat pula kualitas pembelajaran,
peningkatan dan begitu pula sebaliknya, semakin
kompetensi dan atau profesionalitas rendah intensitas supervisi akademik guru menjadi yang urgen dilakukan yang dilakukan, maka semakin rendah seiring dengan semakin meningkatnya pula
kualitas
pembelajaran
yang
tuntutan masyarakat sebagai pemangku tercipta di sekolah binaan pengawas. Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
161
Apabila
supervisi
akademik menjaga kualitas guru binaan. Dari
tehadap guru di sekolah belum dapat hasil pengalaman yang telah penulis berjalan sebagaimana mestinya maka lakukan proses
pembinaan
terhadap
dengan
guru mengadakan
supervisi
secara
baik
rutin
kepala
menjadi terganggu. Hal ini dikarenakan sekolah maupun guru dengan Coaching guru akan lebih banyak menghabiskan model Grow-me menunjukkan bahwa waktunya untuk mengajar dan aktivitas kepala sekolah maupun guru merasa
rutin lainnya tanpa berusaha untuk diperhatikan, dan apabila ada suatu meningkatkan
profesionalitasnya. seperti
pembina
ini
kompetensi
maka
sungguh
Dalam
dan kendala masalah pendidikan selalu
keadaan dimusyawarahkan dengan pengawas
peran pengawas sekolah. masih
sangat
diperlukan. Guru-guru harus disupervisi dalam frekuensi yang lebih banyak,
termasuk melakukan kunjungan kelas
ketika guru sedang mengajar. Paling tidak seorang pengawas
melakukan
supervisi akademik satu bulan sekali sesuai dengan program yang telah
disusun sebelumnya. Namun apabila keberadaan kepala sekolah yang sangat memperhatikan
kondisi
guru
yang
menjadi bawahannya tugas pengawas
sangat terbantu. Kendati seperti yang
kita ketahui kepala sekolah memiliki
urusan yang luar biasa banyak menyita waktu dan tenaga, Kepala Sekolah tetap memberikan perhatian khusus
kepada guru di sekolahnya. Kerjasama kepala sekolah yang seperti inilah yang sangat membantu pengawas dalam
Evaluasi Pembinaan proses
Proses
evaluasi
yang amat
merupakan
penting.
Dapat
dikatakan bahwa tidak ada bimbingan efektif tanpa proses evaluasi. Evaluasi adalah
suatu
tindakan
pengujian
terhadap manfaat (worth), kualitas, kebermaknaan,
jumlah,
kadar
atau
tingkat, tekanan atau kondisi dari beberapa perbandingan situasi, (dari
hasil evaluasi dari beberapa situasi
yang sama yang digunakan sebagai standar
perbandingan),
yang
kualitasnya telah diketahui dengan
baik. Karakteristik evaluasi adalah: (a) mengidentifikasi akan
dievaluasi.
aspek-aspek (b)
yang
memfasilitasi
pertimbangan-pertimbangan. (c) menye
diakan informasi yang berguna (ilmiah,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
162
reliabel, valid dan tepat waktu) (d) kelas (Depdiknas, 2008). melaporkan penyimpangan/ kelemahan
Tujuan
untuk memperoleh remediasi dari yang supervisi dapat diukur saat itu juga. Dalam
kualitas
keduanya
sistem
pembelajaran
tidak
dari
evaluasi
saling
dan
berlawanan;
dapat
mendukung
pendidikan, peningkatan pembelajaran. Pada akhir
dapat semester dan akhir tahun, guru menguji
dikategorikan mulai dari yang unggul, siswa
sebagai
nilai
akhir
yang
baik, memadai, buruk dan tidak ada merupakan pencapaian dari sebuah
harapan. Penentuan jenjang kualitas ini proses pembelajaran selama waktu merupakan
fungsi
evaluatif
dari tersebut. Pada bidang yang sama,
pengawasan/supervisi akademik, baik evaluasi guru mengarah pada penilaian dari
kepala
pengawas.
sekolah
Evaluasi
maupun
dan
dari untuk tahun tersebut. Seperti siswa
dukungan yang menerima masukan selama kurun
merupakan fungsi daur (siklus) yang waktu satu tahun, guru menerima tidak ada akhirnya : siklus evaluasi – masukan
tentang
kinerja
mereka
dukungan - evaluasi. Oleh karena itu melalui kegiatan professional sebagai sebelum berkunjung ke sekolah, ke siklus
kelas, ke guru, kinerja siswa atau mereka
ganda
bidang apa saja yang menjadi perhatian keseluruhan. peningkatan sekolah, seorang pengawas
harus memiliki pemikiran yang jelas yang
supervisi,
menerima
kemudian
penilaian
Ada 12 hal dalam evaluasi guru dapat
menjembatani
jurang
berkenaan dengan bidang spesifik yang pemisah antara supervisi dan evaluasi:
akan dievaluasi dan dukungan yang a) Tekankan bahwa fungsi evaluasi perlu diberikan kepada guru untuk guru meningkatkan
proses
belajar
adalah
untuk
dan mendokumentasikan,
menemukan,
dan
memberi
pembelajaran. Sebagai penyeimbang pengakuan terhadap hasil pembelajaran
nya, guru yang baik adalah guru yang yang baik. b) Gunakan alasan yang baik memiliki
rencana
pembelajaran untuk mengevaluasi c) Tempatkan guru
sebelum memasuki kelas. Dan rencana sebagai pusat aktivitas evaluasi. d) pembelajaran
tersebut
dilaksanakan Gunakan lebih dari satu orang untuk
sebaik-baiknya saat berada di dalam
mempertimbangkan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
kualitas
dan
163
kinerja
guru
e)
Batasi
peran/ pengembangan portofolio pembelajar
pertimbangan kepala sekolah dalam an, kelompok studi, teman kritis, dan mengevaluasi guru f) Gunakan sumber inisiatif lain yang masuk akal untuk data
majemuk
tentang
kualitas
untuk
melaporkan konteks
guru
g)
sekolah
Apabila menyebabkaan
mungkin, termasuk data aktual hasil sekolah
dasar
peran
data
untuk
melaporkan
Hal
pengawas
menjadi
belajar siswa h) Gunakan variabel kompleks saja. sumber
dasar.
ini di
semakin
Untuk dapat menilai tingkat
keputusan/pertimbangan tentang guru i) keberhasilan
suatu
kegiatan,
maka
Luangkan waktu dan gunakan sumber- sangat diperlukan suatu evaluasi yang
sumber lain yang dibutuhkan untuk terencana dan sistematik. Untuk itu dapat
menyatakan
terjadinya kegiatan
supervisi
akademik
yang
pembelajaran yang baik j) Gunakan dilakukan pengawas terhadap kualitas
hasil penelitian dalam mengevaluasi pengajaran guru sangat dibutuhkan agar guru
secara
benar
k)
Perhatikan dapat
menilai
pengevaluasian guru secara sosilogis l) profesionalitas
kompetensi
guru
dan
dalam
rangka
Gunakan hasil evaluasi guru untuk perbaikan dan peningkatan kinerjanya. mendorong
catatan
kumpulan
hasil
professional
pribadi,
pengembangan Evaluasi
dilakukan
sebelum
dan
publikasikan sesudah kunjungan kelas. Evaluasi
evaluasi,
yang yang dilakukan sebelum observasi kelas
mendukung sistem peningkatan guru. /kunjungan kelas dimaksudkan untuk Pengawas bekerja lebih dari seked ar menilai mengamati
guru
di
dalam
program
pengajaran
yang
kelas. dibuat oleh guru, sedangkan evaluasi
Mereka melibatkan guru dalam rentang selama pelaksanaan pembelajaran di kegiatan yang lebih luas yang fokus kelas
dimaksudkan
pada pembelajaran. Kegiatan ini terkait performa dengan dari
pengembangan
usaha-usaha
Kegiatan-kegiatan mencakup: coaching,
mengajar.
menilai
Kedua
professional kegiatan evaluasi itu lebih difokuskan
pengawasan. kepada sejauh kompetensi guru dalam
tersebut
memperkenalkan penelitian
guru
untuk
dapat membuat program pembelajaran dan peer performa
guru
dalam
mengajar.
tindakan, Menurut King dalam Dharma (2008)
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
164
kinerja atau performance merupakan evaluasi
terhadap
kinerja
guru.
secara
terencana
aktivitas seseorang dalam melaksana Kegiatan evaluasi tersebut dilakukan kan tugas pokok yang dibebankan pengawas
dan
kepadanya. Setiap orang yang memiliki sistematik. Terencana disini maksudnya
jabatan atau pekerjaan tertentu selalu adalah pekerjaan tersebut telah tertuang terkait dengan sejumlah tugas dan dalam rencana kepengawasan akademik tanggung
jawab
yang
harus yang
terbagi
dalam
rencana
dilakukannya. Pelaksanaan tugas dan kepengawasan tahunan dan semester tanggung jawab tersebut merupakan sebagaimana
telah
dijelaskan
pada
pengekspresian seluruh potensi dan bagian terdahulu. Sedangkan sistematik
kemampuan yang dimiliki seseorang maksudnya adalah bahwa kegiatan
serta menuntut adanya kepemilikan evaluasi supervisi akademik dilakukan yang penuh dan menyeluruh. Dengan terhadap
program
perencanaan
demikian munculnya kinerja seseorang pembelajaran dan pelaksanaannya di merupakan akibat dari adanya suatu kelas
dilakukan
dengan
langkah-
pekerjaan atau tugas yang dilakukan langkah yang telah tersusun secara
dalam kurun waktu tertentu sesuai sistematis. Langkah tersebut adalah dengn profesi dan job description memulai supervisi dengan melakukan
individu yang bersangkutan. Dengan evaluasi terhadap program pembelajar
kata lain, kualitas kinerja pengawas an guru kemudian dilanjutkan dengan dapat dilihat dari pelaksanaan tugas melakukan evaluasi proses pembelajar
yang telah menjadi tanggung jawabnya. an (penilaian kinerja guru). Selanjutnya
Tanggung jawab yang utama bagi diikuti dengan pertemuan personal yang pengawas dalam hal ini adalah tugas berisikan diskusi secara terbuka antara yang
berkenaan
dengan
supervisi pengawas
dan
guru
kelas
yang
akademik yang dilaksanakan untuk disupervisi salah satunya menggunakan membantu meningkatkan kualitas guru Coaching model Grow-me. di sekolah binaannya.
Sedangkan evaluasi terhadap
Berdasarkan hasil pengamatan performa mengajar guru dalam bentuk
yang penulis lakukan, maka diketahui kunjungan kelas, menilai rangkaian bahwa
pengawas
telah
melakukan kegiatan yang terjadi selama proses
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
165
belajar
mengajar
berlangsung. adalah pertukaran pikiran atau pendapat
Rangkaian kegiatan yang dimaksud melalui suatu percakapan tentang suatu adalah kergiatan membuka pelajaran, masalah kegiatan
inti
yang
termasuk
untuk
di pemecahannya.
dalamnya kegiatan eksplorasi, elaborasi salah
satu
mencari
Diskusi
teknik
dan konfirmasi, serta kegiatan menutup digunakan
alternatif
merupakan
supervisi
pengawas
yang
untuk
pelajaran. Selain itu, pengawas juga mengembangkan berbagai ketrampilan menilai
kemampuan
guru
dalam pada diri para guru dalam mengatasi
mengelola kelas dan sikap guru selama berbagai masalah atau kesulitan dengan
proses belajar belajar berlangsung. Jadi cara melakukan tukar pikiran antara bukan
hanya
kemampuan
guru satu dengan yang lain. Melalui teknik
menguasai materi yang penting tetapi ini pengawas dapat membantu para terlepas dari materi, guru juga harus guru
untuk
memiliki sikap yang mendidik untuk di memahami, contoh oleh murid-muridnya.
dialog supervisi adalah suatu metode menggugah
dan
meningkatkan profesionalisme guru.
Essensinya adalah komunikasi yang efektif
antara
supervisee.
supervisor
Menemukan
pekerjaan
seorang
kesulitan
yang
pengawas
dengan aspek tidak
melibatkan komunikasi akan menjadi mungkin
seorang
tinggi.
Bagaimana
supervisor
mengetahui,
mendalami
sehingga
suatu
secara
bersama-sama akan berusaha mencari
Menurut Komariah, A (2008) untuk
atau
permasalahan,
Tindak Lanjut Supervisi
utama
saling
dapat
menyampaikan pesan-pesan inovatifnya tanpa ada dialog-dialog yang efektif.
Diskusi pada pertemuan individual
alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2005).
Tindak lanjut terhadap guru
yang belum
melengkapi
perangkat
pembelajaran adalah dengan memberi
kan teguran lisan. Teguran ini diberikan pengawas dalam suasana kemitraan
disertai dengan tenggat waktu tertentu untuk
melengkapi
perangkat
yang
kurang. Pengawas sekaligua memberi kan pemahaman akan arti pentingnya
program pembelajaran bagi seorang guru ketika mengajar. Berbeda halnya dengan
kekurangan
guru
dalam
performa mengajar, ada beberapa cara
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
166
yang
ditempuh
menindak
lanjuti
pengawas hasil
untuk
evaluasi
terhadap proses pembelajaran tersebut.
Misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian
tugas-tugas tertentu. Kemudian hasil dari
percakapan
tersebut
segera
diaplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuai
kan pada situasi dan kondisi yang dihadapi di dalam kelas. Dan yang terakhir,
mengadakan untuk
berikutnya.
pengawas
dan
guru
perjanjian-perjanjian
mengadakan
kunjungan
Berdasarkan uraian di atas maka
dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Program
kepengawasan
instrumen
dalam
supervisi
seorang
dan
melaksanakan pengawas
membuat program sendiri sesuai masing.
jadwal
pengawas
kapan
beliau
melaksanakan
memberi akan
observasi
atau
kunjungan kelas untuk mengamati
performa guru dalam melaksanakan
tugas mengajarnya di dalam kelas.
Selanjutnya akan ada pertemuan individual antara pengawas dan guru
untuk mendiskusikan hasil observasi
yang didapat pengawas. Hal yang dibahas
meliputi
kelebihan
dan
kekurangan yang dimiliki guru, dan selanjutnya
memberi
menemukan
sendiri
untuk
dapat
dorongan
menentukan cara
dan
yang
terbaik dlam mencapai tujuan yang
SIMPULAN
dengan
Selanjutnya
sekolah
binaan
Sehingga
akan
masingsesuai
dengan yang diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan sekolah binaan masing-masing pengawas.
2. Pelaksanaan
supervisi
akademik
dimulai dengan memeriksa program
pembelajaran yang dimiliki guru.
diinginkan
memperbaiki
sehingga
dapat
Sekolah
dalam
dan
kualitas guru.
3. Pengawas
meningkatkan
melaksanakan supervisi dilakukan dengan konsisten terutama dalam memberikan
pembinaan
melalui
supervisi akademik. Memilih teknik
yang tepat pada makalah ini penulis dalam
melaksanakan
menggunakan
model
supervisi
Grow-me.
Dengan memilih model Grow-me
ternyata kepala sekolah atau guru
lebih aktif dan dapat memecahkan masalahnya sendiri sesuai dengan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
167
situasi dan kondisi seseorang dan
performa guru di dalam kelas,
intensitas pembinaan sesuai SPM
mendiskusikan
lembaga sekolahnya sendiri. Kendati
hanya dituntut sebanyak satu kali dalam sebulan, apabila pengawas
sekolah melakukan secara rutin akan
dapat berpengaruh secara positif terhadap
kinerja kepala
maupun guru .
4. Evaluasi
supervisi
sekolah
akademik
dilakukan dengan cara memberikan
penilaan terhadap guru berdasarkan instrumen dibuat
supervisi
antara
lain:
yang
telah
perangkat
pembelajaran, instrumen pemeriksa
an rencana pelaksanaan pembelajar an
serta
instrumen
observasi
kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan standar proses. Nilai yang diberikan
pun
beragam
dengan
interval tertentu. Mulai dari kurang, cukup, baik dan sangat baik.
5. Sebagai tindak lanjut atas hasil yang didapat maka
dari
kegiatan
pengawas
akan
supervisi,
memberi
teguran lisan yang bersifat kemitraan kepada guru agar segera melengkapi
perangkat pembelajaran yang kurang ataupun
memperbaiki
pembelajaran
yang
perangkat
berlum
sempurna. Sedangkan menyangkut
pengawas
dan
guru
akan
segala
temuan
pengawas selama menilai performa
guru mengajar di dalam kelas. Selain itu,
pengawas
dan
guru
juga
membahas kendala- kendala lain
yang ditemui guru dalam mengajar serta cara tepat untuk mengatasi kendala yang ditemui guru tersebut. SARAN
Berdasarkan hasil
simpulan
yang telah disajikan di atas, maka penulis menyarankan:
1. Perencanaanprogram kepengawasan
hendaknya sesuai dengan permen
diknas no 21 tahun 2010 dan benarbenar dibuat berdasarkan apa yang ditemui di lapangan yang kemudian
dituangkan dalam program kepenga wasan tahunan dan semester
2. .Pelaksanaan supervisi dalam hal pembelajaran di kelas, sebaiknya lebih
mempersiapkan
dirinya
dengan lebih baik lagi baik itu dalam hal administrasi pembelajar an maupun materi pembelajaran
yang akan disampaikan di kelas.
Sehingga, kapanpun dan siapapun yang akan melakukan supervisi,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
168
guru selalu siap sedia menghadapi nya tanpa disertai dengan rasa
Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
grogi.
Depdiknas. 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Jakarta: Ditjen 3. Intensitas kunjungan pengawas Dikdasmen. menurut SPM satu kali dalam Depdiknas. 2008. Penyusunan Program sebulan, hendaknya dapat Pengawasan Sekolah (Bahan Pelatihan Pengawas Sekolah). dimanfaatkan oleh pengawas Jakarta: Direktorat Jenderal dengan sebaik-baiknya. Peningkatann Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 4. Dalam mengevaluasi guru,
pengawas
hendaknya
tetap Dharma, Surya. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Depdiknas. berpedoman dengan instrumen yang tahun Depdiknas, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,Tentang pelajaran. Sehingga hasil yang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas. didapat sangat obyektif tanpa telah
dibuat
dipengaruhi
pada
awal
subyektif Depdiknas, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang lainnya. Guru dan Dosen, Jakarta: 5. Dengan Coaching Model Grow-me Depdiknas. sebagai tindak lanjut dari hasil Hariwung, A.J. 1989. Supervisi supervisi sebaiknya dilaksanakan Pendidikan. Jakarta: Departemen P dan K, untuk mengatasi kendala dalam mengajar
aspek
atau
masalah
yang
Kemendikbud, 2014. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013. Bahan Ajar guru akan terlatih untuk mengatasi Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Pengawas Sekolah Pusat kendala dengan solusi yang terbaik. Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan pengembangan Sumber DAFTAR PUSTAKA Daya Manusia Pendidikan Dan Agus Dharma. 2001. Manajemen kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Supervisi. Raja Grafindo Persada, Pendidikan Jakarta. sehingga kepala sekolah maupun
Depdiknas, 2010 Supervisi Akademik Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah, Dirtendik Dirjen Peningkatan
Komariah Aan, dan Triatna, 2008. Admintrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
169
Makmun, Syamsuddin Abin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Nana Sujana, 2006, Standar Mutu Pengawas, Jakarta, Depdiknas Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah. Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.
Suhardan Dadang, 2010, Supervisi Profesional (layanan dalam meningkatkan mutu pengajaran di era otonomi daerah), Bandung: Alfabeta, Sagala Syaiful. 2005 . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Penerbit Alfabeta. Zuhdi. 2006. Teori-Teori Motivasi Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
170