sawitku benih asalan faktor disinsentif penggunaan benih unggul vs potensi kerugian
Faktor Disinsentif Penggunaan Benih Unggul Eksternal 1.
Rantai nilai industri kelapa sawit, struktur pasar dan tataniaga TBS di Indonesia: insentif harga TBS dan jaminan pemasaran.
2.
Noise/gangguan atas itikad penggunaan benih unggul.
3.
Regulasi dan public services.
Internal 1.
Knowledge management.
2.
Akses modal dan pembiayaan.
3.
Geografi dan akses atas teknologi dan sarana produksi.
Rantai Nilai Industri Kelapa Sawit di Indonesia Pengguna akhir
Konsumen
Konsumen produk jadi
Distributor*
…”fluktuasi harga CPO dan inti sawit ditransformasikan ke harga TBS yang diterima pekebun”…
Refinery *
Produksi produk jadi
Exp
DN
…”pekebun cenderung sebatas pemasok bahan baku industri dan sedikit peluang mendapatkan nilai tambah industri”…
Pemasaran CPO
Broker *
Produksi CPO
PKS*
Exp
Pengepul*
Produksi TBS Bahan baku
Pemasok
Perusahaan
Pekebun Plasma
Pekebun Non Plasma
Bibit, Pupuk, Alsintan
Keterangan: * pengambil keputusan harga, DM: Pasar Domestik, Exp: Ekspor Sumber: Indriantoro, F. W., E.G. Sa’id dan P. Guritno. 2012. Rantai Nilai Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol 9 (2): 108- 116.
Struktur Pasar TBS Rhodes (1973) dalam Mulyana
(2004*):
…”menghadapi kendali perusahaan pengolahan yang monopsonis, petani (pekebun) perlu bergabung dalam suatu koperasi atau kelembagaan lainnya untuk memperkuat atau menyeimbangkan posisi tawar mereka, sehingga tercipta struktur pasar monopoli bilateral”… *)
Mulyana, Andy. 2004. Penetapan Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Di Sumatera Selatan Dari Perspektif Pasar Monopoli Bilateral. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian dan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Palembang
Pekebun
Posisi Tawar
< Monopsoni
> Monopoli
≈ Monopoli Bilateral
PKS
Tataniaga TBS Formulasi Penetapan Harga TBS Pekebun Harga TBS Hasil Penetapan
Harga TBS Pekebun
Kelembagaan dan Saluran Tataniaga
Tataniaga
Struktur Pasar
Kelembagaan pada tataniaga TBS
Contoh saluran tataniaga TBS 1
Lembaga Fisik
Lembaga Perantara
Koperasi
Lembaga Fasilitas 2
Pengepul 3
Jasa transpor TBS
Tengkulak /Agen Buah
Pengepul
Pengepul Besar (Ramp)
Pekebun
KUD
BPR
PKS
Bank 4
Agen Buah
Ramp
Noise Atas Itikad Penggunaan Benih Ungul Oleh Pekebun Contoh Kejadian Noise di Lapangan → DO an. PPKS
Internal → Stampel an. PT. Socfin
1.
Knowledge management.
→ Harga: Rp 2.000/btr
2.
Akses modal dan pembiayaan.
3.
Geografi dan akses atas teknologi dan sarana produksi.
→ Jumlah: 10.000 btr → Tgl: 18 Feb 2015
Regulasi dan Public Service
…”menjamin berjalannya sebuah regulasi tidak semata bertumpu kepada penegakan sanksi, tetapi lebih arif jika didukung oleh public service yang memadai”…
REGULASI
PUBLIC SERVICE
JAMINAN SAWITKU BENIH UNGGUL
Potensi Kerugian! • I Ketut Kariyasa (2015): → Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan bibit sawit bersertifikat:
mampu menghasilkan produktivitas 66,34% lebih tinggi (22,2 ton TBS/ha/th vs 13,3 ton TBS/ha/th),
memberikan NPV 79,45% lebih tinggi (NPVBS = Rp125 juta vs NPVBNS = Rp69,6 juta) dan memberikan IRR sekitar 31,84% lebih tinggi (IRRBS = 25,94% vs IRRBNS = 19,67% dari bibit tidak bersertifikat/palsu,
mampu mengembalikan semua modal yang diinvestasikan lebih cepat dibandingkan bibit tidak bersertifikat (tahun ke-6, bulan ke-3 vs tahun ke-7, bulan ke-3),
mampu memberikan penerimaan bersih atas modal yang diinvestasikan (ROI) sekitar 55,19% lebih tinggi dari bibit tidak bersertifikat (30,90%/th vs 19,91%/th).
→ Petani yang menggunakan bibit bersertifikat secara umum mengelola perkebunan sawitnya lebih intensif. Jumlah input/biaya produksi yang dikeluarkan seperti pupuk, pestisida, dan tenaga kerja masing-masing 39,23%; 8,33%; dan 12,22% lebih tinggi dari petani yang menggunakan bibit tidak bersertifikat. → Alasan bagi petani kenapa menggunakan bibit tidak bersertifikat:
40% karena harga murah. Di lokasi kajian, rata-rata harga bibit tidak bersertifikat umur 8-12 bulan dan siap ditanam adalah hanya sekitar Rp15.000 per pohon, sementara bibit bersertifikat mencapai Rp30.000–Rp33.000 per pohon.
33.67% karena mudah diperoleh.
20% karena tidak bisa membedakan.
3.33% karena produktivitasnya tidak jauh berbeda (ket: dikemukakan oleh petani yang menggunakan pupuk sangat jauh di bawah yang dianjurkan, bahkan ada juga yang sama sekali tidak melakukan pemupukan).
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGGUNAAN BIBIT BERSERTIFIKAT KELAPA SAWIT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ejurnal.litbang.pertanian.go.id /index.php/jae/article/ download/ 3948/3285
Potensi Kerugian! • Bukti empiris perbandingan produktivitas tanaman kelapa sawit menurut asal benih dan penerapan kultur teknis: Sertifikat /Standar
Sertifikat /Tidak Standar
Non Sertifikat /Standar
Non Sertifikat /Tidak Standar
TM 1 (1 ha) 1.552 kg/ha/bln
-
TM 1 (1 ha) 610 kg/ha/bln
-
-
TM 14 (1 ha) 1.513 kg/bln
-
-
Sudik
-
-
-
TM 14 (1 ha) 700 kg/bln
Kimim
TM 11 (3 ha) 2.100 kg/ha/bln
-
-
-
-
-
-
TM 7 (2 ha) 850 kg/ha/bln
-
TM 7 (1 ha) 900 kg/ha/bln
-
-
Pekebun
Lokasi
Gino Badek
Mino Yamin
Desa Bumiharjo, Kec. Ketahun, Bengkulu Utara
Desa Bukit Harapan, Kec. Pinang Jaya, Bengkulu Utara
Potensi Kerugian! • Bukti empiris perbandingan produktivitas tanaman kelapa sawit menurut asal benih dan penerapan kultur teknis: TT/ Tgl. Pengamatan Bapak Gino Desa Bumiharjo, Kec. Ketahun, Bengkulu Utara TT 2013: November 2016
Juni 2017
Sertifikat/Standar
Non Sertifikat/Standar
TERIMA KASIH