SAMBUTAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAKORNAS BANTUAN LANGSUNG TUNAI BAGI RUMAH TANGGA SASARAN TAHUN 2008 Hotel Bukit Indah Cikampek Purwakarta Jawa Barat, 3 Juni 2008
Assalamualaikum Wr Wb Yth. Sdr. Para pejabat dari Bappenas, Depkominfo, BPS, Depdagri Yth. Dirut PT. BRI Persero, Dirut PT POS INDONESIA, para Kepala Dinas Sosial Provinsi, para kepala Bappeda Provinsi serta hadirin undangan yang berbahagia. Marilah kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya, sehingga kita dapat berkumpul bersama menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Bantuan Langsung Tunai (BLT) Untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS) Tahun 2008 di Kota Bukit Indah Cikampek Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Sebagaimana dilaporkan Saudara Sekretaris Jenderal tadi, Rakornas ini dilaksanakan di tempat yang agak terpencil jauh dari keramaian. Tujuannya agar dalam suasana yang tenang kita dapat berkonsentrasi
penuh
memahami
1
agenda
Rakornas.
Dalam
suasana yang senyap seperti ini kita dapat berpikir jernih, mencurahkan perhatian pada upaya mensukseskan penyaluran program BLT
tahun 2008 yang telah menjadi keputusan
Pemerintah. Baik Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Kecamatan dan Kelurahan/Desa harus sama-sama mematuhi Instruksi Presiden ini. Saudara sekalian, Sikap arif dan bijaksana sangat diperlukan dalam melihat Program BLT. Sebagaimana kita saksikan dan dengar belakangan ini ada
suara-suara sumbang terhadap pelaksanaan BLT. Ada
kalangan yang melihat BLT secara parsial, dilihat hanya dari sisi kelemahannya sedangkan sisi kebaikan dan manfaatnya bagi orang miskin dikesampingkan. Ada sebagian orang dengan tergesa-gesa menyampaikan opini yang kurang pas kepada publik sehingga menimbulkan kemarahan. Hanya sekedar “ikut-ikutan” menolak BLT padahal belum tentu mengalami nasib kurang beruntung seperti halnya penerima BLT pada tahun 2005. Mereka melihat BLT dari “kacamatanya” sendiri, kenyataan
betapa
berharganya
BLT
tidak peduli dengan bagi
mereka
yang
membutuhkan. Mereka lupa bahwa uang 100 ribu per bulan bagi yang membutuhkan adalah sangat menolong ketika harga BBM melonjak. Tidak ada yang melarang di republik ini bagi mereka yang tidak setuju dengan BLT dan mengemukakan opini di alam demokrasi. Tetapi perlu diingat siapapun tidak boleh menghalangihalangi hak penduduk miskin untuk mendapatkan BLT. Jika kita berpikir secara arif dan bijaksana,
tidak mungkin
BLT itu diluncurkan jika tidak bermanfaat. Hati kecil kita pasti berbisik bahwa santunan sosial itu bermanfaat bagi orang miskin.
2
Tidak ada satupun pemerintahan di dunia yang ingin membuat rakyatnya sengsara. Justru pemerintah ingin menolong rakyatnya menghadapi kesulitan ekonomi ketika harga kebutuhan pokok meningkat. Bahkan jika perlu BLT sebagai bentuk pertolongan dilakukan dengan “cepat dan tepat waktu”. BLT dipilih kembali oleh pemerintah sebagai sebuah kebijakan jaring pengaman sosial, menolong RTS dari dampak kenaikan harga BBM dan faktor ikutannya.
Pemilihan BLT bukan tanpa
alasan. BLT terbukti sangat handal (ketika itu SLT tahun 2005) digunakan untuk mengelola bantuan dengan jumlah uang yang besar. Bantuan dapat cepat disalurkan dengan tingkat kebocoran yang hampir nihil. Program seperti ini dilakukan oleh pemerintahan berbagai negara, antara lain di Mexico (Progresa/oportunidades) tahun 1997, di Brazil (Bolsa Escola/Bolsa Familia) tahun 1995, di Afrika Selatan (Child Support Grant) tahun 1998, di China (MSLP) tahun 1999 di Zambia (The Kalamo Cash Transfer Scheme ) tahun 1999. Kenyataan inilah yang tidak dilihat oleh mereka yang tidak setuju dengan BLT sehingga BLT dilihatnya dari sisi negatif saja. Padahal kelemahan SLT tahun 2005 inilah yang diperbaiki untuk penyempurnaan BLT tahun 2008. Oleh karena itu Saudara selaku aparatur Pemerintahan yang hadir saat ini, harus mengamankan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran. Kehadiran kita pada Rakornas ini sudah jelas, untuk melaksanakan program BLT sekaligus mendiskusikan hal-hal teknis di Daerah. Bagaimana BLT itu dapat segera sampai di tangan RTS. Kita tidak perlu terjebak pada pendapat
pro dan kontra terhadap BLT. Kita tidak lagi
3
membahas mengapa
minyak dunia naik,
mengapa subsidi
dikurangi dan sebagainya. Yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan Saudara agar penyaluran BLT dapat berjalan lancar. Harus kita lakukan saat ini adalah mengupayakan agar program BLT sesegera mungkin tersalurkan. Pelaksanaan SLT tahun 2005 setidaknya
dapat
dijadikan
bahan
masukan
untuk
menyempurnakan BLT 2008. Saudara sekalian, Pada Rakornas ini saya melihat hampir seluruh unsur yang terlibat dalam penyaluran BLT terwakili hadir di sini. kesempatan ini selaku Pengguna Anggaran BLT,
Pada
saya ingin
mengucapkan terima kasih bahwa penyaluran BLT di 10 ibu kota provinsi dapat dilaksanakan dengan tertib dan kita saksikan betapa bahagianya mereka yang menerimanya itu. Pada peluncuran perdana tanggal 24 Mei 2008 saya menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan dapat dijadikan pelajaran untuk penyaluran berikutnya di tempat lain. Saya memaklumi bahwa pekerjaan menyalurkan BLT bukan perkara yang gampang. Penyaluran BLT adalah pekerjaan yang ”raksasa” karena mempunyai 3 (tiga) karakteristik yaitu (1) Sangat besar dananya ; sebesar Rp 14 triliun (hanya untuk bulan JuliDesember 2008). Jumlah RTS penerima BLT banyak sekali jumlahnya mencapai 19,1 Juta RTS. Selain itu BLT ini (2) Cepat Sekali waktunya ; karena BLT harus segera langsung diterima oleh keluarga miskin tanpa melalui prosedur berbelit. (3) Bebas penggunaannya ; artinya RTS penerima BLT bebas menggunakan uang tersebut sesuai dengan kebutuhannya, tanpa ikatan-ikatan tertentu. Tidak sedikit orang skeptis dan mempersoalkan bahwa
4
BLT akan dipakai untuk kebutuhan konsumtif. Dalam kesempatan ini saya ingin menekankan bahwa kita tidak perlu sangsi pada orang miskin bahwa uang BLT akan digunakan buat apa, terserah kepada mereka. Hanya yang jelas skeptisisme itu mungkin kurang tepat. karena berdasarkan hasil penelitian sejumlah perguruan tinggi sebagian besar dana BLT (dhl SLT) dimanfaatkan oleh RTS untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Demikian halnya yang menuduh BLT sebagai sarana untuk menjadi ”malas”, semua itu tidak beralasan dan ini artinya melecehkan rakyat miskin. Kita harus bangun rasa percaya
bahwa rakyat
miskin jika diberi BLT tidak akan lantas berleha-leha karena uang 100,000
per bulan hanya sedikit sehingga mereka harus terus
bekerja keras untuk mencari nafkah. Saudara sekalian Selanjutnya
memasuki
pembayaran
berikutnya
saya
berharap para kepala Dinas Sosial, Bappeda serta PT POS Indonesia untuk menyiapkan pembayaran BLT sesuai dengan rencana. lakukan
Manfaatkan momentum Rakornas ini dengan baik, persiapan
di
daerah.
Aparat
kewilayahan
dan
kepemerintahan mulai dari Bupati/walikota sampai pada RW/RT dengan dibantu oleh pilar-pilar partisipasi masyarakat dapat bahu membahu bekerja sama mengamankan Program BLT. Inilah yang membedakan BLT tahun 2008 dengan SLT tahun 2005. Pada tahun ini sudah jelas siapa ”leading sector” di daerah, ”siapa melakukan apa” sehingga memudahkan dalam penyaluran. Mulai saat ini kita ”rapatkan barisan”, dan jalin komunikasi agar kita dapat saling ”mengisi dan saling memperbaiki diri” demi persiapan dan kesiapan BLT. Saya berharap setelah rakornas ini masing-masing
5
daerah sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan penyaluran BLT di wilayahnya masing-masing. Sehubungan dengan itu, Saya sebagai Menteri Sosial yang diberi kewajiban oleh Presiden untuk melaksanakan Program BLT mengamanatkan kepada Saudara hal-hal sebagai berikut :
1. Cermati dan pahami INPRES No 3 tahun 2008 dan petunjuk teknis BLT. 2. Bentuk Tim Pelaksana dengan mengacu pada Juknis BLT namun tentunya panda-pandai menyesuaikan diri dengan mengadopsi pendekatan yang sesuai dengan karateristik daerah masing-masing. 3. Lakukan Rapat Koordinasi di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota bahkan di Kecamatan/Desa/Kelurahan. 4. Libatkan pilar-pilar partisipasi masyarakat dalam penyaluran BLT dan pencairan BLT. 5. Benahi
sarana/prasarana
tempat
pembayaran
sehingga
memberikan suasana yang nyaman di Kantor Pos. Bagi RTS yang
mencairkan
kupon
BLT,
perlakukan
RTS
secara
bermartabat. 6. Lakukan evaluasi dan susun laporan pertanggungjawaban. Perlu saya kemukakan bahwa hal paling menonjol dalam pelaksanaan BLT tahun 2008 sebagaimana SLT tahun 2005 adalah adanya gugatan masyarakat terhadap keandalan (realibity) dan keabsahan (validity) BPS dalam melakukan sensus RTS. Namun saya tetap mendukung BPS karena sensus RTS bukan untuk keperluan BLT ini saja. Juga sangat bermanfaat dalam jangka panjang. Dalam hal ini, tidak ada instansi lain yang dapat
6
menggantikan peran BPS yang memiliki kompetensi dalam hal sensus penduduk. Marilah kita bersinergi agar kita dapat memiliki basis data yang satu namun untuk keperluan semua. Saya berharap kiranya Rakornas BLT Tahun 2008 ini dapat membangun komitmen bersama untuk mensukseskan Program BLT. Sekali lagi saya mengingatkan bahwa kehadiran kita adalah untuk
menolong
orang
miskin
yang
menghadapi
kesulitan
memenuhi kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga minyak dunia. Kiranya kita semua dapat berbuat yang terbaik demi kemashlasahatan rakyat banyak. Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahim, dengan ini Rakornas BLT untuk RTS tahun 2008 secara resmi saya nyatakan DIBUKA. Terima kasih. Selamat bekerja, kiprah saudara sekalian selanjutnya sangat dinanti-nantikan oleh RTS yang sebagian besar masuk ke dalam kategori
penyandang masalah kesejahteraan
sosial. Wassalamualaikum Wr Wb
MENTERI SOSIAL RI
H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE Mensos~RakornasBLT~file Pepen~Rorenc
7