Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... TINGKAT PENGUASAAN MATERI KECEPATAN MEMBACA GURU SMA SEKABUPATEN ACEH BESAR Sa’adiah1
ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah penguasaan materi kecepatan membaca oleh guru Bahasa Indonesia se-Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang penguasaan materi kecepatan membaca oleh guru Bahasa Indonesia se-Kabupaten Aceh Besar dengan sumber data 25 orang guru yang tersebar di beberapa SMA yang terdapat di Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah teknik tes yaitu tes berbentuk B-S dan pilihan ganda. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik sederhana (persentase). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan materi kecepatan membaca oleh guru Bahasa Indonesia se-Kabupaten Aceh Besar berada pada tingkat penguasaan sangat rendah. Kata Kunci: Kecapatan Membaca, Guru Bahasa Indonesia
1
Sa’diah, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah – Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ISSN 2338-0306 Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 49
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... Pendahuluan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Bukti lain
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
yang dapat kita temukan di lapangan bahwa
lanjutan
mampu
para siswa kurang menghargai dan kurang
berkomunikasi secara baik dan benar, baik
berminat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia,
dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa
serta kurang menghargai budaya bangsa
tulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia dibagi ke
sendiri.
dalam
bertujuan
empat
agar
aspek
siswa
yaitu;
menyimak,
Rendahnya kemampuan siswa dalam
berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak
mata
dan
dalam
berpengaruh pada rendahnya kemampuan
komunikasi lisan, sedangkan membaca dan
membaca siswa. Bukti lain yang ditemukan di
menulis digolongkan ke dalam komunikasi
lapangan bahwa siswa SMA/sederajat bukan
tulis. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa
tidak
Indonesia dimaksudkan agar siswa terampil
diajukan pada Ujian Nasional, tetapi, siswa
menyimak,
tidak mampu memanfaatkan waktu yang telah
berbicara
digolongkan
terampil
ke
berbicara,
terampil
membaca, dan terampil menulis.
mampu
Bahasa
Indonesia
menjawab
soal-soal
dapat
yang
ditetapkan untuk menjawab soal-soal tersebut.
Dalam kurikulum SMA/MA, materi pembelajaran
pelajaran
Indonesia
Mereka kurang cepat dalam membaca teks-
dikelompokkan ke dalam dua aspek yakni
teks yang ada pada setiap soal, sehingga waktu
aspek kemampuan
aspek
untuk menjawab soal sudah dihabiskan untuk
kemampuan bersastra. Kemampuan berbahasa
membaca teks. Hal ini disebabkan oleh
dibagi
kurangnya
ke
Bahasa
Mereka terbentur pada kecepatan membaca.
dalam
berbahasa
empat
dan
keterampilan;
kecepatan
membaca
siswa.
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
karya nonsastra. Aspek kemampuan bersastra
bahwa rendahnya nilai Ujian Nasional Bahasa
terdiri atas aspek; menyimak, berbicara,
Indonesia
membaca, dan menulis karya sastra. Melalui
disebabkan oleh kurang menguasai materi
aspek
pelajaran Bahasa Indonesia, melainkan juga
ini
siswa
diharapkan
dapat
mengapresiasi budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan kenyataan
di
pembelajaran
Bahasa
selama Indonesia
tidak
saja
kurangnya kecepatan membaca siswa. Selain
pengalaman
lapangan
SMA/sederajat
dan
itu, data di lapangan menunjukkan bahwa
ini
mahasiswa yang baru menduduki perguruan
belum
tinggi,
pada
umumnya
belum
terampil
mendapat tempat yang diharapkan. Hampir
membaca dan belum mampu membaca cepat
setiap tahun hasil ujian akhir nasional mata
sebagaimana tuntutan kurikulum SMA/MA.
pelajaran Bahasa Indonesia barada pada
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa
peringkat di bawah minimal nilai yang telah
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
ditetapkan. Hal ini dapat mengakibatkan
aspek membaca belum mencapai target yang
timbulnya
diharapkan. Dengan kata lain, pembelajaran
ISSN 2338-0306
kesan
negatif
terhadap
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 50
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... membaca di SMA/MA belum berhasil. Untuk
persoalan ini dilandaskan pada alasan bahwa
mencapai
(1)
tujuan
pembelajaran
Bahasa
Guru
merupakan
faktor
penentu
Indonesia sebagaimana tuntutan kurikulum
keberhasilan pembelajaran (2) Guru dianggap
perlu
bidang
sebagai model dalam suatu pembelajaran,(3)
tersebut
Kemampuan/prestasi guru berhubungan erat
diawali dengan diadakan penelitian untuk
dengan prestasi belajar siswa. (4) Guru juga
mengetahui
sebagai
dilakukan
pembenahan
pembelajarannya.
di
Pembenahan
penyebab-penyebab
rendahnya
penanggung
pembelajaran
oleh kondisi siswa yang tidak berminat dan
pentransfer ilmu kepada siswa. Bagaimana pun
tidak ada motivasi untuk belajar membaca,
canggihnya sarana yang tersedia, jika guru
atau mungkin juga disebabkan oleh kualifikasi
tidak menguasai materi dan tidak terampil
guru Bahasa Indonesia yang masih rendah
menjelaskannya, pembelajaran itu sudah pasti
(khususnya aspek membaca). Selain itu, hasil
tidak
pengamatan
penguasaan materi merupakan hal terpenting
penulis
terhadap
penguasaan
materi Bahasa Indonesia pada guru-guru yang mengikuti sertifikasi masih belum memenuhi
kelas.
pelaksanaan
mutu. Mungkinkah keadaan itu disebabkan
akan
di
jawab
berhasil.
(5)Guru
Oleh
sebagai
karena
itu,
dalam keberhasilan pembelajaran. Selama
ini,
sekali
ditemui
dalam
harapan. Berdasarkan hal tersebut, penulis
permasalahan
merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana
pembelajaran Bahasa Indonesia. Permasalahan
penguasaan materi kecepatan membaca para
itu antara lain; nilai Ujian Nasional yang selalu
guru-guru tersebut? Hal ini bertumpu pada
rendah, kecepatan membaca siswa rendah,
anggapan dasar bahwa membaca adalah kunci
kurangnya minat baca siswa, dan lain-lain.
segala
Mengapakah
pengetahuan,
dan
kemungkinan
yang
banyak
hal
tersebut
dapat
terjadi?
rendahnya nilai Ujian Nasional disebabkan
Mungkinkah guru mengalami kendala dalam
oleh kurangnya kecepatan membaca siswa.
pembelajaran membaca, atau guru kurang
Pengamatan dilakukan
awal
terhadap
yang
pernah
gurur-guru
yang
memotivasi siswa dalam praktik kecepatan membaca?
Mungkinkah
guru
kurang
mengukuti pelatihan peningkatan kualifikasi
menguasai materi kecepatan membaca, atau
guru,
kurang
guru hanya mengajarkan teori membaca
menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia
kepada siswa? Semua persoalan itu dapat
khususnya keterampilan berbahasa.
Sesuai
dijawab melalui suatu penelitian. Karena
dengan rendahnya kualifikasi guru Bahasa
permasalahan menyangkut dengan kecepatan
Indonesia khususnya di bidang membaca,
membaca siswa, maka penelitian ini juga
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
difokuskan pada penguasaan guru terhadap
tentang kualifikasi guru dalam penguasaan
materi kecepatan membaca. Adapun rumusan
pembelajaran aspek kecepatan membaca di
masalah penelitian ini adalah ”bagaimanakah
SMA se-Kabupaten Aceh Besar. Pemilihan
penguasaan materi kecepatan membaca oleh
ditemukan
ISSN 2338-0306
bahwa
guru
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 51
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... guru Bahasa Indonesia di SMA se-Kabupaten
kemampuan
Aceh
betujuan
konsep dapat dikuasai dengan jelas, dinilai
memperoleh data dan mendeskripsikan data
secara kritis, diterima, dan dilaksanakan atau
tentang
ditolak.
Besar?”
Penelitian
penguasaan
ini
materi
pembelajaran
mengubah
Selanjutnya,
makna
akan
kecepatan membaca oleh guru se-Kabupaten
beberapa pngertian membaca.
Aceh Besar.
1) Membaca
adalah
sehingga
dikemukakan
suatu
keterampilan
berbahasa. Maksudnya, membaca sebagai
Landasan Teori Membaca merupakan salah satu aspek
suatu keterampilan hanya diperoleh lewat
dari empat keterampilan berbahasa yang harus
latihan, bukan sebagai suatu bawaan. Oleh
diajarkan
karena
di sekolah. Membaca merupakan
itu,
untuk
mengembangkan
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap
kemampuan membaca perlu dilakukan
orang. Melalui membaca seseorang dapat
latihan-latihan.
memperoleh pengetahuan dan keterampilan
dimaksud
(teknologi
Membaca
menggerakkan
merupakan keterampilan dasar yang harus
menggunakan
dimiliki oleh setiap orang termasuk siswa.
grafik, mengatasi kesulitan membaca,
Keterampilan membaca ini merupakan modal
mencari ide pokok suatu bacaan dan
dasar bagi siswa untuk pengembangan ilmu
sebagainya.
lainnya. Membaca juga suatu proses yang
yang
kompleks, karena kegiatan membaca dapat
pemahaman ide suatu bacaan.
dan
informasi).
melibatkan faktor internal minat, sikap, bakat,
Keterampilan meliputi
keterampilan
otot-otot kamus,
yang
mata,
menggunakan
Keterampilan-keterampilan
dimaksud
2) Membaca
sangat
mendukung
merupakan
intelegensi, tujuan membaca, kesiapan) dan
merekonstruksi
eksternal sarana, waktu, lingkungan, latar
Maksudnya, membaca merupakan suatu
belakang,
usaha
sosek.)
mendefinisikan psikologis
pembaca.
membaca
sebagai
melibatkan
proses
untuk
terkandung
menjajagi dalam
suatu
makna
suatu
teks.
yang
teks/tulisan.
penglihatan,
Tulisan itu pada mulanya merupakan
belakang
rekaman ide seorang penulis. Ide yang
pengetahuan, serta pengalaman mengenai isi
terkandung dalam tulisan itu diangkat
bacaan (Wiryodijoyo, 1989:1). Selanjutnya,
kembali agar sesuai dengan pola pikir
Tarigan
penulisnya. Pengangkatan/pembongkaran
gerakan
yang
Carol
makna
proses
mata,ingatan,
(1994:8)
latar
mengartikan
membaca
sebagai suatu metode berkomunikasi dengan
itulah yang disebut membaca.
diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan
3) Membaca merupakan perpindahan yang
orang lain. Selain itu, Petty (1980:208)
visual menjadi lambang auditoris (bunyi)
mengartikan membaca sebagai proses mental
pandangan ini adalah pandangan klasik.
yang memerlukan pemahaman kata yang tepat,
Pandangan ini hanya sesuai diterapkan
kemampuan mengingat makna tertentu, dan
pada membaca permulaan. Hal ini juga
ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 52
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... hanya berlaku pada orang awam. Dalam
(2) Membaca
untuk
memperoleh
ide-ide
hal ini, pemahaman ide tidak difokuskan
utama (reading or main ideas). Tujuan
pada pelafalan, kaidah, dan gaya yang
membaca ini bermaksud untuk mengetahui
lebih sesuai.
mengapa topik yang yang dibahas itu baik
4) Membaca
proses
dan menarik. Hal ini berkaitan dengan
mengolah bacaan secara kreatif dan kritis
masalah yang terdapat dalam cerita-cerita.
dengan tujuan memperoleh pemahaman
Apa-apa yang dipelajari atau didalamoleh
yang bersifat menyeluruh dan mendalam
sang tokoh dan merangkum hal-hal yang
teentang suatu bacaan. Dalam hal ini
dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai
membaca perlu mengerahkan kemampuan
tujuannya.
baik
merupakan
kemampuan
kemampuan
suatu
kognitif
mekanik
maupun
dalam
rangka
mencerna isi bacaan. Tujuan Membaca
informasi
memahami
susunan
organisasi
sequence
or
membaca
ini
cerita(reading
organization) untuk
of
tujuan
mengetahui/
menemukan apa yang terjadi pada setiap
Tujuan membaca yang utama adalah mencari
(3) Membaca untuk mengetahui urutan atau
mencakup
makna
isi
bacaan.
dan Dalam
bagian cerita, apa yang terjadi pada awal cerita, dan akhir cerita. (4) Membaca
untuk
menyimpulkan
atau
kenyataannya membaca mempunyai tujuan-
inferensi (reading for inference) membaca
tujuan khusus lainnya, hal ini tergantung pada
ini
perolehan
mengetahui
pembaca
makna dari
membaca
yang
suatu
diharapkan
teks.
oleh
menemukan
mengapa
para
serta tokoh
Tujuan-tujuan
merasakan seperti cara mereka melakukan
secara khusus dapat diutarakan
apa yang hendak diperlihatkan oleh sang
sebagai berikut . (1) Membaca
pengarang kepada pembaca, mengapa para utuk
memperoleh
rincian-
rincian atau fakta-fakta (reading for detail or
bertujuan
facts).
mengetahui
Tujuan
dimaksud
penemuan-penemuan
untuk yang
telah dilakukan oleh sang tokoh : apa-apa yang telah yang telah dibuat oleh sang tokoh : apa-apa yang telah terjadi pada sang tokoh : apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah yang dilakukan oleh sang tokoh.
tokoh berubah dan bagaimana kualitaskualitas yang dimiliki para tokoh sehingga mereka berhasil atau gagal. (5) Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading to classify). Membaca ini bertujuan mengetahui atau menemukan hal-hal yang tidak biasa atau tidak wajar yang terjadi pada seorang tokoh. Apa-apa saja yang lucu dalam sebuah cerita, atau cerita itu benar atau tidak benar.
ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 53
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... (6) Membaca untuk menilai atau membaca
menangkap ide/makna yang terkandung dalam
untuk mengevaluasi (reading to evaluate).
suatu bacaan.. Membaca tanpa mengetahui
Mambaca
struktur
ini
bertujuan
menemukan
bahasa
dapat
mengacaukan
apakah sang tokoh berhasil hidup dengan
pemahaman isi bacaan. Oleh karena itu,
ukuran-ukuran tertentu. Apakah kita ingin
pengajaran membaca hendaknya diarahkan,
berbuat seperti yang dibuat oleh sang
pada peningkatan membaca itu sendiri jangan
tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh
dikacaukan dengan aspek dan tujuan lainnya.
bekerja dalam cerita itu atau kita ingin
Kecepatan Membaca
mengubah pola dari apa yang dlakukan tokoh.
Membaca cepat dan efektif ialah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan,
(7) Membaca untuk memperbandingkan atau
dengan
tidak
meninggalkan
pemahaman
mempertentangkan (reading to compere or
terhadap aspek bacaannya (Nurhadi 1987:32).
contrast).
bertujuan
Menurut Soedarso (1996:18), pembaca cepat
menemukan bagaimana cara sang tokoh
dan efektif mempunyai kecepatan membaca
itu dapat
yang bervariasi, sesuai dengan bahan bacaan
Membaca
berubah,
ini
kenapa
hidupnya
berbeda dengan kehidupan yang kita
yang dihadapi
kenal, mengapa dua cerita mempunyai
keperluannya. Berarti, membaca cepat dan
persamaan, bagaimana sang tokoh dapat
efektif adalah membaca yang sesuai dengan
menyerupai
tujuan dan teknik membaca. Membaca ini
pembaca.
(Anderson,
1972:214; Tarigan 1985:9-10). Pada
dasarnya
tujuan
dan
sesuai
pula
dengan
bertujuan menemukan informasi dari bacan membaca
secara cepat. Pembaca yang baik sadar akan
bukanlah untuk meningkatkan kompetensi
berbagai tujuan membaca, tingkat kesulitan
kebahasaan. Namun, pengajaran membaca
bahan bacaan, serta keperluan membacanya
selama ini hanya diarahkan untuk kemampuan
saat itu. Di sinilah bedanya membaca cepat
kebahasaan sehingga tujuan utama membaca
dan cepat membaca (Nurhadi, 1987:32).
itu sendiri terabaikan. Nuttal merumuskan
Membaca cepat yang dimaksudkan di sini
bahwa tujuan pengajaran membaca itu adalah
adalah kecepatan membaca yang beriring
meningkatkan kemampuan siswa agar dapat
dengan pemahaman membaca. Tampubolon
membaca teks yang asli yang belum pernah
menyebutnya sebagai kemampuan membaca;
dikenalnya dengan tingginya kecepatan yang
mampu mambaca secara cepat mampu pula
memadai dan tidak mengalami hambatan
memahami maknanya secara cepat pula. Cepat
dengan pemahaman yang cepat dan tepat.
membaca berarti lancar dalam membaca.
Keterampilan membaca memang salah
Kecepatan
membaca
adalah
satu aspek berbahasa, tetapi tujuan membaca
keterampilan yang sangat bermanfaat untuk
bukanlah
kemampuan
keperluan membaca sekilas dan biasanya
kebahasaan. Tujuan utama membaca adalah
mencegah kita dari kebosanan. Kecepatan otak
meningkatkan
ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 54
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... berpikir
lebih
cepat
daripada
kecepatan
membaca.
Keduanya
merupakan
satu
membaca, terlalu banyak godaan bagi pikiran
kesatuan. Pemahaman yang dimaksudkan
untuk mengembara. Sibukkanlah otak dengan
adalah kualitas pemahaman bacaan. Kecepatan
cara membaca cepat, maka kosentrasi pun
membaca dan pemahaman membaca saling
akan
(Rose,
mempengaruhi meskipun tidak selalu seperti
2003:68-69). Namun, membaca cepat tidaklah
yang kita duga. Misalnya, kita beranggapan
diperlukan jika ingin mendengarkan kata-kata
bahwa kecepatan membaca yang rendah tidak
yang ada dalam benak Anda. Strategi seperti
semerta-merta memperoleh pemahaman yang
ini biasanya bermanfaat atau perlu untuk teks
lebih baik, sementara kecepatan membaca
ilmiah atau matematika yang sulit. Tujuan
yang
yang
pemahaman yang lebih buruk. Kebanyakan
membaik
secara
berbeda
otomatis
membutuhkan
kecepatan
membaca yang berbeda pula. Kecepatan
tinggi
belum
tentu
menghasilkan
orang beranggapan bahwa membaca cepat sekali
tidak dapat memahami isi bacaan dengan
hubungannya dengan tujuan, teknik, dan
sempurna. Sebaliknya, membaca lambat akan
materi bacaan.Tingkat kecepatan membaca
dapat memperoleh pemahaman yang tinggi.
tidak diterapkann secara merata, tetapi harus
Pendapat seperti ini merupakan pendapat yang
disesuaikan dengan tujuan dan keperluan
keliru. Hasil penelitian (Sa`adiah: 1990) telah
membaca. Jika dalam suatu bacaan tidak
membuktikan bahwa semakin tinggi kecepatan
ditemukan hal-hal yang diperlukan, maka
membaca,
dapat diterapkan kecepatan yang tinggi. Akan
pemahamannya. Membaca cepat bukanlah
tetapi, jika didapatkan hal-hal yang diperlukan
tujuan. Tujuannya adalah pemahaman yang
atau
cepat.
yang
membaca
penting,
erat
maka
kecepatan
membacanya dapat dikurangi. Hal ini senada dengan
pernyataan Nurhadi (1987: 40),
”Kecepatan
membaca
tinggi
pula
Dalam kecepatan membaca terdapat dua hal yang saling terkait yaitu kecepatan dan
bervariasi,
pemahaman membaca. Kedua unsur itu tidak
tergantung pada tujuan, keperluan membaca,
berdiri sendiri-sendiri tetapi sekaligus dalam
dan keadaan bacaannya”. Seorang pembaca
satu
yang efektif tidak membaca kata demi kata
mengukur unsur yang ketiga. Inilah yang
dalam
memusatkan
dikenal sebagai Effective Reading Rate (ERR)-
perhatiannya pada satuan-satuan berupa frasa,
--Kecepatan Efektif Membaca (KEM). Yang
klausa,
dimaksud dengan KEM bukanlah kecepatan
bacaan,
atau
demikian,
itu
semakin
tetapi
kata-kata
kecepatan
kunci. dan
Dengan
pemahaman
membaca akan meningkat. Perlu
diingat
unsur
yang
ISSN 2338-0306
waktu
Yang
Anda
membaca
berfungsi
secara
untuk
efektif,
melainkan kecepatan waktu Anda secara bahwa
kecepatan
membaca dan pemahaman membaca bukanlah dua
kesatuan.
terpisah
dalam
proses
efektif membaca. Kecepatan diketahui
membaca
melalui
seseorang
banyaknya
kata
dapat yang
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 55
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... mampu dibaca dalam satu menit dan tingginya persen
pemahaman
bacanya.
b. Membaca nonfiksi yang agak sulit,
Menurut
untuk mendapatkan detail, mencari
Soedarso (1996:18) pembaca yang efekktif
hubungan, atau membuat evaluasi ide
dan efisien mempunyai kecepatan membaca
penulis.
bervariasi, sesuai dengan bahan yang dihadapi dan
keperluannya.
Umumnya
variasi
kecepatan membaca itu dapat dirinci sebagai
5. Membaca lambat ( 100- 125 kpm ) digunakan untuk: a. Mempelajari bahan-bahan yang sulit
berikut.
dan untuk menguasai isinya
1. Membaca
skimming
dan
skanning
b. Menguasai bahan-bahan ilmiah yang
(kecepatan lebih 1000 kpm) digunakan untuk :
sulit dan bersifat teknik. c. Membuat
a. mengenal bahan yang akan dibaca; b. mencari
c.
jawaban
atas
pertanyaan
analisis
bahan-bahan
bernilai sastra klasik. Selama ini kita membaca lebih lambat dari
tertentu;
yang seharusnya, karena kita masih mendengar
mendapat struktur dan organisasi
perkataan dalam hati kita seraya membaca,
bacaan serta menemukan gagasan
meskipun sebenarnya tidak perlu demikian.
umum dari bacaan itu.
Ada beberapa faktor yang dapat
2. Membaca dengan kecepatan yang tinggi
menghambat kecepatan membaca. Pertama,
(500-800 kpm) digunakan untuk :
kecepatan membaca dapat terhambat oleh
a. membaca bahan-bahan yang mudah
kebiasaan menggerak-gerakkan fisik ketika
dan telah dikenali b. membaca
novel
ringan
untuk
mengikuti jalan ceritanya.
membaca.
Seperti,
menunjuk
kata-kata
menggerakkan dengan
jari,
bibir, dan
menggerak-gerakkan kepala mngikuti baris-
3. Membaca secara cepat (350-500 kpm)
baris bacaan. Selain gerakan fisik, kecepatan
digunakan untuk:
membaca
juga
a. membaca bacaan yang mudah dalam
melakukan
dapat
subvokalisasi
bentuk deskriptif dan bahan-bahan
menyuarakan
kata-kata
nonfiksi lain yang bersifat informatif;
Selanjutnya,
regresi,
b. membaca fiksi yang agak sulit untuk
terhambat atau di
karena
kebiasaan
dalam
batin.
keterpakuan,
salah
meletakkan pandangan mata,
berhenti lama
menikmati keindahan sastranya dan
pada awal kalimat, fiksasi, dan durasi, juga
mengantisipasi akhir cerita.
dapat menghambat kecepatan membaca.
4. Membaca
dengan
kecepatan
rata-rata
Kecepatan
membaca
dapat
(250-350 kpm) digunakan untuk:
dikembangkan dengan beberapa metode. (1)
a. membaca fiksi yang kompleks untuk
metode
analisis watak serta jalan ceritanya.
kosa
kata,
yaitu
metode
yang
menitikberatkan kecepatan membaca itu pada penguasaan kosaka kata. Menurut metode ini
ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 56
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... kecepatan membaca akan tinggi bila seseorang
dibaca. (c) Visualisasi, yaitu materi yang
itu menguasai banyak kosa kata. Namun,
pernah dibacanya diulang satu kali dengan
metode ini tidak banyak digunakan orang
jelas. (d) Perintah, mengatakan pada diri
karena penguasaan jumlah kosa kata belum
sendiri bahwa bahan itu perlu diingat. (e)
menjamin tingginya kecepatan membaca. (2)
Evaluasi, evaluasi ingatan tentang materi yang
Metode motivasi (minat), yakni metode yang
diingat keesokan harinya. (2) Mengigat dengan
mendasari pemikiran bahwa jika seseorang
segera apa yang telah Anda lupakan. (3)
tertarik pada
kecepatan
Mengingat detail yang kompleks dengan
membacanya semakin tinggi. (3) Metode
evaluas mental. (4) Melupakan apa yang Anda
bantuan alat; metode ini beranggapan bahwa
tidak butuhkan dengan penghapusan memori
penggunaan alat penunjuk dapat mempercepat
(Stine, 2003:63-70).
bacaan tertentu,
gerakan mata seiring dengan gerakan alat yang
Kemampuan untuk mengingat dengan
digunakan. (4) Metode gerak mata; menurut
cepat
dapat
digunakan
secara
metode ini, kecepatan gerakan mata dapat
Maksudnya, secara seketika dan tidak diduga-
meningkatkan kecepatan membaca. Pembaca
duga seseorang menghadapi informasi penting,
cepat dan efektif mempunyai gerak mata yang
dan dia tahu informasi tersebut harus diingat
cepat dan luas. Pembaca ini tidak membaca
pada kesempatan dan wktu yang lain. Dari
kata demi kata dalam teks, tetapi membaca
keterangan-keterangan
frasa, klausa, atau pokok pikiran.
Stine (2003:64-65) dapat disimpulkan bahwa
yang
seketika.
dikemukakan
Ingatan manusia dapat dioptimalkan.
untuk memudahkan mengingat dengan cepat
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Wildre
dapat mengikuti lima tahap dengan cara
Penfield tentang rangsangan bank memori
mengingat lima kata sederhana sebagaimana
seorang pasien, sehingga pasien itu dapat
yang telah disebutkan di atas.
mengingat bebagai kejadian masa lalu secara
Selain teknik yang dikemukakan di
rinci yang selama ini sudah terlupakan.
atas, kekuatan ingatan dapat ditingkatkan
Akhirnya
bahwa
dengan teknik mengingat dengan segera
dirasakan,
tentang apa yang sudah dilupakan. Teknik ini
dinikmati, dikerjakan atau dialami sudah
dapat dilakukakan dengan melakukan latihan
terekam di suatu tempat dalam otak.
sederhana yang sering disebut dengan evaluasi
segala
Penfield
sesuatu
Kekuatan
menyimpulkan
yang
pernah
dapat
mental. Melalui latihan ini pembaca dapat
ditingkatkan dengan menggunakan 4 teknik.
memanggil kembali informasi dan semua
(1) Dengan mengikuti 5 tahap mengingat
detail penting yang pernah dibaca atau pernah
dengan cepat. Kelima tahap itu adalah: (a)
diingat. Sehubungan dengan hal tersebut, Stine
kepercayaan, yaitu adanya rasa percaya untuk
(2003:65-67) mengemukakan bahwa latihan
mengingat materi yang telah diperoleh (b) niat;
evaluasi mental dapat dilakukan dengan
yaitu keinginan mengingat materi yang telah
mengikuti lagkah-langkah berikut.
ISSN 2338-0306
ingatan
manusia
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 57
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... a. Menulis seluruh pengalaman dan
dibaca dalam satu menit atau jumlah kata yang
mengucapkan keras-keras ke alat
dapat dibaca dalam waktu tertentu. Misalnya
perekam dapat membantu untuk
sebuah teks terdiri dari 1000 kata dapat dibaca
mengingat detail yang lebih banyak.
dalam tempo 2 menit. Kecepatan bacanya
b. Menciptakan latar belakang tentang apa
yang
Anda
dengar,
belum menunjukkan kemampuan membaca
rasakan, sentuh, juga perasaan dan
yang sesungguhnya karena belum melibatkan
reaksi
pemahaman isi bacaan.
Anda
Kemudia
lihat,
adalah 1000:2 = 500 kata per menit. Angka.ini
sendiri
berusaha
saat
itu.
menjelaskan
Persentase pemahaman isi bacaan dapat
setiap detail. Dengan demikian,
diketahui melalui pemberian tes mengenai isi
Anda
bacaan. Bentuk tes boleh objektif dan boleh
akan
menemukan
bahwa
setiap detail yang Anda ingat akan
juga
merangsang munculnya detail yang
mempertimbangkan
lain,
membaca, sasaran pembaca, dan jenjang
yang
masing-masing
akan
memanggil detail berukutnya. c. Menggunakan
keterangan
berbentuk
esei.Isi jenis
tes
harus
bacaan,
tujuan
kognisi yang diukur. waktu
saat ini. d. Luangkan waktu Anda 3-5 menit untuk latihan ini. e. Setelah
menggambarkan
latar
belakang cobalah menarik detail
Rumus mengukur kecepatan membaca
yang samar-samar. f.
K
Hubungkan detail ini dengan ingatan yang
lain,
carilah
Kec = -------- = .... kpm
pandangan-
M
pandangan baru dan hubungkan sebanyak mungkin.
Kec
g. Lanjutkan sampai Anda yakin telah mengingat
segala
sesuatu
yang
penting. h. Evaluasi catatan atau putar ulang
= kecepatan membaca
K
= jumlah kata dalam bacaan
M
= waktu membaca (menit)
kpm
= kata per menit
Rumus pemahaman membaca
rekaman Anda dan tulis informasi
B
yang harus Anda ingat.
P = ----------- x 100% = ......... SI
Pengukuran KEM Kecepatan membaca seseorang dapat diukur melalui banyaknya kata yang mampu ISSN 2338-0306
P
= pemahaman
B
= jawaban yang benar (dikali bobot
nilai) Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 58
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... SI
= skor ideal (jumlah nilai bila mampu
Wd
menjawab
detik
dengan
benar
semua
pertanyaan)
= waktu tempuh baca dalam satuan
B
100% = bilangan tetap
= skor bobot perolehan tes yang dapat
dijawab dengan benar SI
= skor ideal atau skor maksimal
Rumus menghitung KEM (Kecepatan Efektif
kpm
= kata per menit.
Membaca) seperti yang tertera di bawah ini
Pembaca yang efektif dapat ditandai oleh ciriciri berikut.
Rumus mengukur KEM
Mampu membaca dengan kecepatan 325 – 450 kpm.
Jlh Kata KEM =
Jwb Benar
----------------
X
--------
Sekor Ideal
fleksibel
berdasarkan
tujuan, keperluan, bahan bacaan, dll.
----------X 100 % = ..... kpm Waktu (mnt, dtk)
Membaca
Membaca satuan unit ide, bukan kata per kata.
Tidak melakukan regresi.
Gerakan mata 3-4 kali pada setiap baris.
Selain rumus yang dipaparkan di atas,
masih ada alternatif rumus yang dapat digunakan.
Membaca dalam hati tanpa gerakan fisik (silent way).
Mampu mengidentifikasikan informasi fokus.
K
B
(1) ------- x ------- = ... kpm Wm
SI
K (2) ------Wd : 60
Wd (60)
Berkonsentrasi.
Menganggap membaca sebagai suatu kebutuhan.
------- = ... kpm SI
K (3) -------
dan kreatif.
B x
B x
Membaca dengan sikap kritis, aktif,
------- = ... kpm SI
Keterangan:
Pembaca yang tidak
efektif dapat dikenali
berdasarkan cirri-ciri sebagai berikut. * Membaca dengan kecepatan rendah 100 - 200 kpm. *
Membaca untuk segala situasi tanpa
tujuan. K
= jumlah kata
Wm
= waktu tempuh baca dalam satuan
* Membaca kata demi kata. * Banyak melakukan regresi.
menit ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 59
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... * Banyak melakukan fiksasi pada setiap
berbentuk B-S, 18 soal berbentuk pilihan
baris.
ganda). Pengolahan data dilakukan dengan
*
Membaca dengan vokalisasi dan
cara: (1) menilai jawaban guru, penilaian
gerakan fisik mengiringi membaca
dilakukan dengan cara memberi skor 1 bagi
*
yang menjawab benar dan diberi skor nol bagi
Memahami kata per kata tinimbang
gagasan utama.
yang jawaban salah, (2) mencari persentase
* Membaca pasif tanpa tujuan.
jawaban yang benar, dan (3) menyimpulkan.
* Konsentrasi kurang.
Kategori tingkat penguasaan yang digunakan
* Membaca bukan sebagai kebutuhan.
dalam
penelitian
kemampuan
ini
yang
dikemukakan
Metode penelitian yang digunakan dalam
90 – 100
penelitin
80 – 89 tinggi
adalah
tingkat oleh
Nurkancana (Maidiyah, 2002:15) yaitu:
Metode Penelitian
ini
adalah
metode
deskriptif.
sangat tinggi
Penggunaan metode ini didasarkan pada
65 – 79 sedang
pertimbangan bahwa penilitian ini mengkaji
55 – 64 rendah 0 – 54 sangat rendah.
persentase penguasaan materi pembelajaran kecepatan membaca oleh guru se Kabupaten Aceh Besar. Sumber data penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di
Hasil Penelitian
Kabupaten Aceh Besar. Guru-guru tersebut
Data Penguasaan Materi Kecepatan Membaca
berasal dari; SMA Negeri I Darul Imarah (2
Guru SMA Negeri se-Kabupaten Aceh Besar
orang), SMA Negeri I Krueng Barona Jaya (3
dapat dikemukakan sebagai berikut.
orang), SMA Negeri I Ingin Jaya (2 orang),
Tabel 1. Persentase Tingkat Penguasaan
SMA Negeri I Lhok Nga (1 orang), SMA
Materi Kecepatan membaca
Negeri 2 Lhok Nga (1 orang), SMA Negeri I
Nomor
Jumlah Jawaban
Kuta Baro ( 2 orang), SMA Negeri I
Persentase (%)
Baitussalam (2 orang), SMA Negeri I Jantho Benar
(2 orang), SMA Negeri I Lembah Seulawah (1 orang), SMA Negeri I Indrapuri ( 2 orang), SMA Negeri I Peukan Bada (2 orang), SMA Negeri I Mesjid Raya (2 orang), SMA Negeri I Seulimeum (1 orang), dan SMA Negeri I Sukamakmur (2 orang). Jumlah guru yang dijadikan sumber data penelitian ini adalah 25 orang guru. Teknik pengumpulan data yang
Salah
1.
15
15
50
2.
18
12
60
3.
13
17
43,33
4.
17
13
56,66
5.
18
12
60
6.
16
14
53,33
7.
16
14
53,33
8.
16
14
53,33
digunakan adalah teknik tes ( 12 soal ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 60
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... 9.
7
23
23,33
14 soal dengan benar. Hal ini dapat diartikan
10.
13
17
43,33
bahwa ketiga orang guru tersebut menguasai
11.
17
13
56,66
46,66 % materi kecepatan membaca. Hanya
12.
14
16
46,66
dua orang guru yang menguasai kecepatan
13.
14
16
46,66
membaca sebesar 43,33 %. Dengan kata lain,
14.
11
19
36,66
15.
16
14
53,33
16.
15
15
50
17.
17
13
56,66
18
16
14
53,33
19.
17
13
56,66
20.
17
13
56,66
oleh guru ini adalah sebesar 40 %. Selain itu,
21.
15
15
50
terdapat 1 orang guru yang menjawab 11 soal
22.
16
14
53,33
dengan benar. Guru tersebut hanya mampu
23.
14
16
46,66
menguasai materi kecepatan membaca sebesar
24.
12
18
40
36,66 %. Selain itu,, hanya 1 orang guru yang
25.
15
15
50
mampu menjawab 7 soal dari 30 soal yang
kedua guru tersebut
mampu menjawab 13
pertanyaan dari 30 pertanyaan yang disajikan. Guru yang mampu menjawab 12 pertanyaan dengan benar diwakili oleh hanya 1 orang guru. Penguasaan materi kecepatan membaca
diajukan. Hal ini dapat dimaknai bahwa guru Berdasarkan tabulasi data pada tabel 1 di atas,
tersebut hanya menguasai 23,33 % materi
terlihat bahwa dari 30 soal yang diajukan, 2
kecepatan membaca.
orang guru mampu menjawab dengan benar 18
Tingkat penguasaan guru terhadap
soal. Artinya, kedua guru tersebut menguasai
materi kecepatan membaca yang dikemukakan
60 % dari materi kecepatan membaca yang
di atas menunjukkan bahwa penguasaan materi
diajukan. Lima orang guru di antaranya
kecepatan membaca oleh guru SMA Negeri
mampu
ini
se-Kabupaten Aceh Besar berkisar antara 36,
orang guru
40, 46, 50. 53, 56, dan 60 % dari 30 soal yang
tersebut menguasai 56, 66 % materi kecepatan
diajukan. Sesuai dengan kategori nilai yang
membaca. Selanjutnya, enam (6 orang ) guru
diacu, nilai 55 – 64 berada pada kategori
yang menjawab benar 16 soal dari 30 soal
rendah, kategori nilai ini diperoleh oleh 7
yang diajukan. Bararti, guru tersebut mampu
orang guru (28%),
menguasai
kecepatan
termasuk kategori sangat rendah. Nilai ini
membaca. Di samping itu, guru yang mampu
diperoleh oleh 18 orang guru (72 %).
menjawab 15 soal dengan benar berjumlah 4
Berdasarkan
orang. Keempat orang guru tersebut tergolong
disimpulkan bahwa secara umum, penguasaan
ke dalam guru yang menguasai materi
materi kecepatan membaca oleh guru mata
kecepatan membaca sebesar 50 %. Selain itu,
pelajaran Bahasa Indonesia se-Kabupaten
terdapat 3 orang guru yang mampu menjawab
Aceh Besar berada pada kategori sangat
menjawab
menunjukkan
17
bahwa
53,33
ISSN 2338-0306
%
soal.
kelima
materi
Hal
sedangkan nilai 0 - 54
pengolahan
data,
dapat
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 61
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... rendah. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
berusaha meningkatkan kemampuannya
berikut.
tentang penguasaan materi kecepatan membaca
Tabel 2. Frekuensi Tingkat Penguasaan
Kategori
Nilai
Frekuensi
Nilai Sangat Tinggi
90
dapat
kegiatan-kegiatan
yang
(%)
Bahasa Indonesia (aspek membaca)
-
0
0
80
-
0
0
65
-
0
0
secara intensif. 3. Dalam setiap pelatihan, materi yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan subaspek
dalam kurikulum,
dengan
memperhitungkan materi dan waktu
79 Rendah
hendaknya
dapat meningkatkan kemampuan guru
89 Sedang
materi
Persentase
100
Tinggi
Pendidikan
mengadakan
Rentang
dan
membaca pada umumnya. 2. Dinas
Materi Kecepatan Membaca
khususnya
55
-
7
28
0
-
18
72
25
100
yang memadai.
64 Sangat Rendah
Daftar Pustaka
54
Jumlah
Arikunto,
Suharsimi.
1992.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Simpulan
Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 butir soal yang diajukan ternyata 7
Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran.
Bandung: ITB
orang guru (28 %) memperoleh nilai rendah.
Dryden, Gordon & Jeannette Vos.2002. The
Nilai tersebut dapat diartikan bahwa guru-guru
Learning Revolution: revolusi Cara
tersebut hanya mampu menguasai sebagian
Belajar (bagian II).Bandung: Kifa
kecil (beberapa persen saja) dari materi kecepatan
membaca
yang
diajukan.
Selebihnya, 18 orang guru (72 %) dari 25
Harjasujana, Ahmad Slamet, dkk. 1999. Membaca 2. Jakarta: Depdiknas Hernowo. 2004. Quantum Reading, Cara
orang guru, mereka memperoleh nilai sangat
Cepat
rendah. Dari data tersebut dapat diketahui
Merangsang
bahwa secara umum guru Bahasa Indonesia di
Membaca. Bandung: MLC
Kabupaten Aceh Besar belum menguasai materi kecepatan membaca.
Bermanfaat Munculnya
untuk Potensi
Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung : Kaifa
Saran 1. Para
dan
Maidiyah, Erni, dkk. 2002. Peningkatan guru
Kabupaten ISSN 2338-0306
Bahasa Aceh
Indonesia
Besar
di
hendaknya
Efektivitas
Pembelajaran
Konsep
Hidung Pecahan Melalui Pendekatan Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 62
Sa’diah, Tingkat Penguasaan Materi... Model
Pembelajran
Konstruktivis.
Banda Aceh: Depdiknas NAD dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Unsyiah Rose, Colin. 2003. Kuasai Lebih Cepat; Buku Pintar
Accelerated
Learning.
Bandung: Kiafa Soedarso. 2002. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Stine, Jean Marie. 2003. Double Your Brain Power; Mengoptimalkan Daya Pikir. Terjemahan Dian Pramesti Bahar. Jakarta: Delapratasa Tampubolon,
DP.
1987.
Kemampuan
Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
ISSN 2338-0306
Volume I Nomor 1. Jnuari – Juni 2013 | 63