STUDI ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departeman Teknik Elektro
Oleh
FERY JUSMEDY NIM : 030402038
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
STUDI ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA Oleh: FERY JUSMEDY MARBUN 030402038
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departeman Teknik Elektro
Disetujui oleh: Pembimbing,
Ir. Syahrawardi Nip.131 273 469
Diketahui oleh: Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
Prof. DR. Ir. Usman Baafai Nip.130 365 319
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Studi aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia meliputi wilayah mulai dari Dumai, Duri, Minas, hingga Rumbai yang dikelola oleh PT. Chevron Pacific Indonesia. ETAP 4.0 (Elctrical Transient Analyzer Program) merupakan program yang dapat menampilkan secara GUI (Graphical User Interface) dengan jumlah bus unlimited. Salah satu kegunaan ETAP 4.0 adalah untuk studi aliran daya. Data yang dibutuhkan ETAP 4.0 untuk studi aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia adalah one-line diagram, nominal KV, dan rating generator, bus, transformator, transmisi, dan pengaman. Metode pendekatan aliran daya yang digunakan adalah metode iterasi Gauss-Seidel dengan faktor ketelitian 0,000001 dan faktor percepatan 1,6. Permasalahan aliran daya yang ditinjau adalah sistem dalam keadaan normal. Hasil studi aliran daya untuk sistem dalam keadaan normal adalah tegangan bus paling rendah di bus Balam, losses tertinggi pada saluran CGN dengan KBJ_230B. Daya nyata yang disalurkan paling besar yaitu di transmisi CGN-KBJ_230A, dan daya reaktif yang disalurkan paling besar yaitu di transmisi Cogen ke NDRI_115A dan NDRI_13,8.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan kasih dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Studi Aliran Daya Sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penulis juga menyadari bahwa selama kuliah dan penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan baik materi, moral, dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Teristimewa orang tua penulis Djulinder Marbun dan Suryani Siburian serta saudara-saudara penulis yaitu : Kak Destty, Hasky, Sasbio, dan Wasthy yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam segala keadaan. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai dan Bapak Ir. Hasdari Helmi, MT, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Ir. Syahrawardi, selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Bapak Ir. Syarifuddin Siregar yang telah membantu penulis menyediakan buku-buku sebagai referensi dalam penulisan Tugas Akhir ini. 5. Bapak Ir. M. Natsir Amin, sebagai dosen wali yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
6. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis menuju jenjang Sarjana. 7. Bapak Kastoni Sitanggang atas kesempatan yang diberikan, Bang Ravmon Polinsar, Bang Arifian, Bapak Radpanji, Bapak Simamora, Bapak Guntur, dan para staf pegawai Departemen Power Generation And Transmission (PG&T) PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah memberikan bantuan data dan informasi tentang studi aliran daya sistem 115 KV PT. CPI dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 8. Staf pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi, dan terutama bagi Bang Martin yang telah banyak membantu penulis. 9. Bang Winter Marbun dan Bang Hasiholan Marbun yang memberi dukungan baik materi dan doa bagi penulis. 10. R. Benget MH atas bantuan baik materi, semangat, doa dan segalanya yang telah diberikan kepada penulis serta menjadi teman terbaik dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 11. Weldi VOS (my Broww for ever), Julpina W, Dewi Situmorang, Nanda M, Hedbien karena telah menjadi teman terbaik selama kuliah dan selalu memberi penulis semangat, bantuan materi, doa, dan makna persahabatan yang sesungguhnya. 12. Wiswa N, Juanda T, Dodi Situmeang, Brian, Ganda, Boby, Enopati, Elrijon, Benny, Paniel, Marlen, Hans, Riko, Tiffani, Dewi Gede, Nora, dan semua kawan angkatan 2003 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu siap menjadi teman bagi penulis dalam segala hal.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
13. Susi S, dan Vina yang memberi doa dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2007
Fery Jusmedy Marbun
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Abstrak
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iv
Daftar Gambar
v
Daftar Tabel
vi
BAB I Pendahuluan
1
I.1
Latar Belakang
1
I.2
Tujuan Penulisan
2
I.3
Batasan Masalah
2
I.4
Metodologi Penulisan
3
I.5
Sistematika Penulisan
4
BAB II Landasan Teori Studi Aliran Daya
6
II.1 Umum
6
II.2 Representasi Sistem Tenaga Listrik
7
II.2.1 Diagram Segaris
7
II.2.2 Diagram Impedansi Dan Diagram Reaktansi
9
II.2.3 Representasi Generator Sinkron
11
II.2.4 Representasi Transformator
11
II.2.5 Representasi Saluran Transmisi
11
II.2.6 Representasi Beban-beban
12
II.3 Matriks Admitansi Bus
13
II.4 Persamaan Aliran Daya
16
II.5 Klasifikasi Bus
21
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
II.6 Tanda P Dan Q
23
II.7 Metode Aliran Daya Iterasi Gauss-Seidel
23
BAB III Metode Aliran Daya Sistem 115 KV PT. CPI Dengan ETAP 4.0
28
III.1 Umum
28
III.2 Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP 4.0
29
III.3 Prosedur Menggunakan ETAP 4.0
30
III.4 Data Load Flow
33
III.4.1 Data Pembangkit
34
III.4.2 Data Transformator
35
III.4.3 Data Transmisi
36
III.4.4 Data Bus
37
III.4.5 Data Beban
38
III.4.6 Data Pengaman
39
III.4.7 Data Load Flow Study Case
39
BAB IV Hasil Studi Aliran Daya Sistem 115 KV PT. CPI IV.1 Hasil Perhitungan Nilai Tegangan dan Sudut Beban
41 41
Saat Sistem Normal IV.2 Hasil Perhitungan Daya Aktif Dan Reaktif
43
Saat Sistem Normal IV.3 Hasil Perhitungan Daya Aktif Dan Reaktif Pada
49
Cabang (Transmisi dan Transformator) Saat Sistem Normal IV.4 Hasil Perhitungan Losses dan Voltage Drop Saat Sistem Normal
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
52
BAB V Kesimpulan Dan Saran
57
V.1 Kesimpulan
57
V.2 Saran
58
Daftar Pustaka Lampiran
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Diagram Segaris Sistem Tenaga Listrik Sederhana
6
Gambar 2.2
Diagram Segaris Suatu Sistem Listrik
9
Gambar 2.3
Diagram Impedansi dari diagram segaris gambar 2.2
9
Gambar 2.4
Diagram reaktansi yang disesuaikan dari gambar 2.3
10
Gambar 2.5
Diagram Impedansi Dari Suatu Sistem Tenaga
13
Gambar 2.6
Diagram Admitansi Dari Sistem Tenaga Pada gambar 2.5
13
Gambar 2.7
One-line diagram sistem 2 bus
16
Gambar 2.8
Diagram impedansi sistem 2 bus
17
Gambar 2.9
Bus power dengan transmisi model
untuk sistem 2 bus
17
Gambar 2.10 Aliran arus pada rangkaian ekivalen
18
Gambar 2.11 Sistem n-bus
19
Gambar 2.12 Model transmisi
untuk sistem n-bus
20
Gambar 2.13 Ilustrasi aliran pada line dengan sistem 2 bus
26
Gambar 3.1
Flowchart studi aliran daya menggunakan ETAP 4.0
29
Gambar 3.2
Tampilan pertama ETAP 4.0
31
Gambar 3.3
Tampilan create new project file
31
Gambar 3.4
Tampilan user information ETAP 4.0
32
Gambar 3.5
Tampilan utama program ETAP 4.0
32
Gambar 3.6
One-line diagram dalam ETAP 4.0
33
Gambar 3.7
Tampilan data generator pada program ETAP 4.0
34
Gambar 3.8
Tampilan data transformator pada ETAP 4.0
35
Gambar 3.9
Tampilan data transmisi pada ETAP 4.0
36
Gambar 3.10 Tampilan data bus pada program ETAP 4.0
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
37
Gambar 3.11 Tampilan data lumped load pada program ETAP 4.0
38
Gambar 3.12 Tampilan data load flow study case
40
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Klasifikasi Bus Pada Sistem Tenaga
22
Tabel 4.1
Tegangan dan sudut beban saat sistem normal
41
Tabel 4.2
Daya aktif dan reaktif saat sistem normal
44
Tabel 4.3
Aliran daya aktif dan reaktif pada cabang saat sistem normal
49
Tabel 4.4
Losses dan voltage drop saat sistem normal
53
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Sistem ketenagalistrikan terus mengalami perkembangan, mulai dari menggunakan satu mesin hingga banyak mesin (multi-mesin). Perkembangan ini dikarenakan permintaan kebutuhan energi listrik semakin meningkat sehingga diperlukan pembangkit energi listrik yang mempunyai kapasitas yang besar. Adapun daya yang dihasilkan oleh sistem pembangkit energi listrik ini disalurkan melalui sistem interkoneksi. Salah satu analisis yang dapat dilakukan pada sistem interkoneksi saat keadaan mantap (steady state) adalah studi aliran daya. Metode penyelesaian aliran daya adalah Gauss-seidel, Newton-raphson, dan Fast Decoupled. Informasi-informasi yang diperoleh dari studi aliran daya adalah arah aliran daya, tegangan bus, daya aktif dan daya reaktif. Hasil studi aliran daya dapat digunakan untuk mengetahui besar rugi transmisi, alokasi daya reaktif, kemampuan sistem untuk memenuhi pertumbuhan beban dan penambahan suplai pembangkit. Sistem pembangkitan PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan sistem pembangkit tenaga listrik yang melayani daerah mulai dari Duri, Dumai, Minas, dan Rumbai melalui sistem interkoneksi. Perhitungan aliran daya secara manual untuk sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia sangat rumit sehingga sebaiknya dilakukan dengan menggunakan program komputer. ETAP 4.0 (Electrical Transient Analyzer Program) merupakan salah satu program komputer yang digunakan untuk perhitungan studi aliran daya pada sistem tenaga listrik. Program ETAP 4.0 dapat digunakan untuk sistem tenaga
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
listrik yang besar dan memerlukan perhitungan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, ETAP 4.0 digunakan untuk studi aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
I.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk : 1. Mengetahui dan memahami penggunaan ETAP 4.0 untuk aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia. 2. Mengetahui tegangan, daya nyata, dan daya reaktif pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia. 3. Mengetahui tegangan kritis pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia. 4. Mengetahui losses (rugi-rugi) pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia. 5. Mengetahui aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia pada kondisi beban terpasang (kondisi normal).
I.3 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil pembahasan terarah, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Studi aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia ini dengan menggunakan software ETAP 4.0. 2. Studi aliran daya menggunakan metoda iterasi Gauss-Seidel dengan faktor ketelitian 0,000001 dan faktor percepatan 1,6. 3. Data peralatan yang tidak diperoleh dari PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan konstanta ETAP 4.0. 4. LTC (load Tap Changer) dari transformator tidak digunakan (diabaikan).
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
5. Impedansi dari saluran dan transformator disisi 13,8 KV diabaikan. 6. Impedansi dari transformator yang terhubung ke generator pembangkit diabaikan. 7. Studi aliran daya dilakukan pada kondisi beban terpasang (kondisi normal). 8. Beban merupakan beban ter-lump, yang diasumsikan bahwa beban tersebut terhubung ke rel (bus) 115 KV. 9. Optimasi operasi pembangkit tenaga listrik diabaikan.
I.4 Metodologi Penulisan Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Studi Literatur Yaitu dengan mempelajari buku referensi, buku manual, artikel dari media cetak dan internet, dan bahan kuliah yang mendukung dan berkaitan dengan topik tugas akhir ini. 2. Studi Bimbingan Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak Jurusan Teknik Elektro USU mengenai masalah-masalah yang timbul selama penulisan Tugas Akhir berlangsung. 3. Diskusi dan tanya jawab Yaitu dengan mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan staf dan karyawan PT. CPI serta dengan rekan-rekan mahasiswa yang memahami masalah yang berhubungan dengan analisis aliran daya. 4. Menggunakan Program (software) ETAP 4.0. 5. Data : data-data yang diambil adalah parameter-parameter yang dibutuhkan untuk menggunakan program ETAP 4.0. Adapun data-data yang dibutuhkan adalah parameter-parameter
pada
peralatan
tenaga
listrik
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
seperti
:
generator,
transformator, transmisi, bus, dan sebagainya. Data-data ini diambil pada PT. Chevron Pacific Indonesia di Duri.
I.5 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Bagian ini berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI STUDI ALIRAN DAYA Bab ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori dasar yang diperlukan dalam tugas akhir ini. Diantaranya dijelaskan mengenai representasi sistem tenaga listrik, matriks admitansi bus, persamaan aliran daya, klasifikasi bus, tanda P dan Q, dan metode aliran daya. Metode aliran daya yang dijelaskan adalah metode iterasi Gauss-seidel.
BAB III
METODE ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CPI DENGAN ETAP 4.0 Bab ini menceritakan tentang metode aliran daya menggunakan ETAP 4.0 dalam bentuk flowchart, prosedur menggunakan ETAP 4.0, data aliran daya yang digunakan yaitu : pembangkit, transformator, transmisi, bus, beban, pengaman, dan load flow case study.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
BAB IV
HASIL STUDI ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CPI DENGAN ETAP 4.0 Bab ini berisi tentang hasil studi aliran daya sistem 115 KV PT. CPI dengan menggunakan program ETAP 4.0 (output ETAP 4.0) pada saat sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia pada keadaan normal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari penulisan tugas akhir ini.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
BAB II LANDASAN TEORI STUDI ALIRAN DAYA
II.1 Umum Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan diagram segaris suatu sistem tenaga listrik yang sederhana. Gambar ini menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri atas lima sub-sistem utama, yaitu: pusat pembangkit, transmisi, gardu induk, jaringan distribusi, dan beban.
Gambar 2.1. Diagram Segaris Sistem Tenaga Listrik Sederhana
Pada pusat pembangkit terdapat generator dan tranformator penaik tegangan (step-up transformer). Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros turbin menjadi energi listrik. Lalu melalui transformator penaik tegangan energi listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat beban. Tegangan ini dinaikkan dengan maksud untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti akan mengurangi rugi-rugi daya transmisi. Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut akan kembali diturunkan melalui transformator penurun tegangan (step-down transformer) yang terdapat pada gardu induk distribusi menjadi tegangan menengah maupun
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
tegangan rendah yang kemudian akan disalurkan melalui saluran distribusi menuju pusat-pusat beban.
II.2 Representasi Sistem Tenaga Listrik Sebelum studi aliran daya ini dilakukan sistem yang dianalisa harus terlebih dahulu direpresentasikan dengan suatu diagram pengganti.
II.2.1 Diagram Segaris Suatu sistem tiga fasa yang simetris selalu dipecahkan per satu fasa dengan menggambarkan diagram segaris atau single line diagram. Maksud diagram segaris itu adalah untuk memberikan semua informasi yang perlu dan dalam bentuk yang sesuai dengan sistem itu. Diagram segaris itu berbeda-beda sesuai dengan studi yang akan dilakukan. Persoalan-persoalan pokok dalam sistem tenaga adalah : aliran daya, operasi ekonomik, hubung singkat, kestabilan peralihan, pengaturan-pengaturan daya aktif dan frekuensi dan pengaturan daya reaktif dan tegangan serta pelepasan beban. Dilihat dari batasan waktu, persoalan-persoalan diatas dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok keadaan yaitu : keadaan mantap, keadaan peralihan, dan keadaan subperalihan. Pada studi aliran daya dan operesi ekonomik yang dibutuhkan adalah besaranbesaran dalam keadaan mantap, pada studi kestabilan peralihan dibutuhkan besaranbesaran dalam keadaan peralihan dan pada studi hubung singkat dibutuhkan besaranbesaran dalam keadaan sub-peralihan. Pada studi pengaturan dan pelepasan beban besaran-besaran yang dibutuhkan tergantung dari keadaan yang diinginkan, mantap atau peralihan.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Oleh karena itu, representasi sistem tenaga listrik itu digambarkan sesuai dengan studi-studi yang akan dilakukan, dan banyaknya keterangan yang dimasukkan dalam diagram tergantung pada maksud diagram tersebut dibuat. Misalnya dalam studi aliran daya beban-beban dan tahanan-tahanan harus digambarkan, tempat pemutus tenaga dan rele tidak penting, jadi tidak perlu digambarkan, juga impedansi hubungan netral ke tanah tidak perlu digambarkan. Dalam studi hubung singkat, tempat dan spesifikasi dari pemutus tenaga dan rele harus diberikan, sedangkan tahanan biasanya dapat diabaikan. Demikian juga beban statik dapat diabaikan. Pengabaian ini dilakukan untuk menyederhanakan perhitungan, tetapi bila perhitungan dilakukan dengan komputer digital pengabaian ini tidak perlu, dengan demikian diperoleh hasil yang lebih teliti. Representasi sistem untuk studi kestabilan peralihan hampir sama dengan representasi sistem untuk studi hubung singkat. Pada studi peralihan digunakan reaktansi peralihan sedangkan pada studi hubung singkat digunakan reaktansi subperalihan. Gambar 2.2 adalah diagram segaris suatu sistem tenaga yang sangat sederhana. Dua generator, yang satu ditanahkan melalui sebuah reaktor dan yang satu lagi melalui sebuah resistor, dihubungkan kesebuah rel dan melalui sebuah transformator panaik tegangan ke saluran transmisi. Sebuah generator yang lain, yang ditanahkan melalui sebuah reaktor, dihubungkan ke sebuah rel dan melalui sebuah transformator pada ujung yang lain dari saluran transmisi itu. Sebuah beban dihubungkan ke masingmasing rel. Pada diagram itu keterangan mengenai beban, rating generator, transformator, dan reaktansi bermacam-macam komponen rangkaian sering juga diberikan.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 2.2. Diagram Segaris Suatu Sistem Listrik
II.2.2 Diagram Impedansi dan Diagram Reaktansi Untuk dapat menghitung kinerja suatu sistem dalam keadaan berbeban atau terjadinya suatu gangguan, diagram segaris digunakan untuk menggambar rangkaian ekivalen fasa tunggal dari sistem. Gambar 2.3 menggabungkan rangkaian-rangkaian ekivalen dari berbagai komponen yang diperlihatkan pada Gambar 2.2 untuk membentuk diagram impedansi sistem. Jika diinginkan untuk melakukan studi beban, beban tertinggal A dan B digantikan dengan resistansi dan reaktansi induktif dalam hubungan seri. Diagram impedansi tidak memasukkan impedansi pembatas arus yang ditunjukkan pada diagram segaris diantara netral generator dan tanah karena dalam keadaan seimbang tidak ada arus yang mengalir dalam tanah dan netral generator berada pada potensial yang sama dengan netral sistem. Karena arus magnet suatu transformator biasanya diabaikan dalam rangkaian ekivalen transformator.
Gambar 2.3 Diagram Impedansi dari diagram segaris gambar 2.2
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Seperti telah disebutkan terdahulu, resistansi sering diabaikan dalam perhitungan gangguan, juga dalam program komputer digital. Tentu saja pengabaian resistansi akan menimbulkan sedikit kesalahan, tetapi hasilnya masih dapat diterima karena reaktansi induktif suatu sistem jauh lebih besar dari resistansinya. Resistansi dan reaktansi induktif tidak dijumlahkan secara langsung, dan impedansi tidak akan jauh berbeda dengan resistansi induktif jika resistansinya kecil. Beban-beban yang tidak menyangkut mesin-mesin yang berputar sangat kecil pengaruhnya terhadap arus saluran total pada waktu terjadi gangguan oleh karena itu biasanya diabaikan. Tetapi beban yang berupa motor serempak selalu dimasukkan dalam perhitungan gangguan karena e.m.f yang dibangkitkan besar sumbangannya pada arus hubung singkat. Diagram itu harus memperhitungkan motor induksi sebagai sebuah e.m.f yang dibangkitkan dalam hubungan seri dengan suatu reaktansi induktif jika diagram tersebut dimaksudkan untuk menentukan arus yang timbul segera sesudah terjadinya gangguan. Motor induksi diabaikan dalam perhitungan arus beberapa periode setelah terjadinya gangguan karena arus yang diberikan oleh sebuah motor induksi hilang dengan cepat setelah motor tersebut dihubung singkat. Jika ingin menyederhanakan perhitungan arus gangguan dengan mengabaikan semua beban statis, semua resistansi, arus magnet masing-masing transformator, dan kapasitansi saluran transmisi, diagram impedansi itu menjadi diagram reaktansi seperti ditunjukkan gambar 2.4. Penyederhanaan ini hanya berlaku untuk perhitunganperhitungan gangguan dan tidak berlaku untuk studi aliran daya, yang merupakan pokok permasalahan tugas akhir ini.
Gambar 2.4 Diagram reaktansi yang disesuaikan dari gambar 2.3
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
II.2.3 Representasi Generator Sinkron Generator sinkron biasanya dihubungkan langsung pada rel atau sering juga melalui transformator daya. Karena tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui besar tegangan rel dan aliran daya, maka generator sinkron direpresentasikan sebagai suatu sumber daya, dan tegangan yang diperoleh dari analisa ini adalah tegangan rel dimana generator itu terhubung.
II.2.4 Representasi Transformator Transformator direpresentasikan sebagai reaktansi X saja dengan mengabaikan sirkuit eksitasi dari transformator itu.
II.2.5 Representasi Saluran Transmisi Untuk keperluan analisa dan perhitungan maka diagram pengganti biasanya dibagi dalam 3 kelas, yaitu: 1. Saluran pendek (<80 km) 2. Saluran menengah (80-250 km) 3. Saluran Panjang (>250 km) Sebenarnya klasifikasi di atas sangat kabur dan sangat relatif. Klasifikasi saluran transmisi harus didasarkan atas besar kecilnya kapasitansi ke tanah. Jadi bila kapasitansi ke tanahnya kecil, dengan demikian arus bocor ke tanah kecil terhadap arus beban, maka dalam hali ini kapasitansi ke tanah dapat diabaikan, dan dinamakan saluran pendek. Tetapi bila kapasitansi ke tanah sudah mulai besar sehingga tidak dapat diabaikan, tetapi belum begitu besar sekali sehingga masih dapat dianggap seperti kapasitansi terpusat (lumped capacitance), dan ini dinamakan saluran menengah. Bila kapasitansi itu besar sekali sehingga tidak mungkin lagi dianggap
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
sebagai kapasitansi terpusat, dan harus dianggap terbagi rata sepanjang saluran, maka dalam hal ini dinamakan saluran panjang. Diatas telah disebutkan bahwa klasifikasi berdasarkan panjang kawat sangat kabur. Seperti diketahui semakin tinggi tegangan operasi maka kemungkinan timbulnya korona akan sangat besar. Korona ini akan memperbesar kapasitansi, dengan demikian memperbesar arus bocor. Jadi ada kalanya walaupun panjang saluran hanya 50 km, misalnya, bila tegangan kerja sangat tinggi (Tegangan Ekstra Tinggi, EHV, apalagi Tegangan Ultra Tinggi, UHV) maka kapasitansi relatif besar sehingga tidak mungkin lagi diabaikan walaupun panjang saluran hanya 50 km. Jadi untuk memperoleh hasil yang teliti, sebelum menggambarkan diagram pengganti saluran transmisi, lebih baik bila dihitung terlebih dahulu kapasitansi termasuk korona. Dalam prakteknya klasifikasi saluran transmisi menurut panjangnya seperti tertera di atas sudah memadai.
II.2.6 Representasi Beban-beban Beban-beban dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu: beban statik dan beban berputar; motor sinkron atau motor asinkron. Beban statik dan beban berputar biasanya direpresentasikan sebagai impedansi konstan Z atau sebagai daya konstan P dan Q, tergantung dari alat hitung yang digunakan. Perhitungan dengan tangan atau Network Analyzer dengan impedansi konstan, sedang bila dihitung dengan komputer digital direpresentasikan dengan daya P dan Q konstan.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
II.3 Matriks Admitansi Bus Untuk memperoleh persamaan tegangan simpul (node-voltage equations), dengan memperhatikan gambar 2.5 dimana besarnya impedansi dinyatakan dalam per unit pada base (dasar) MVA tertentu dan untuk memudahkan perhitungan maka tahanan diabaikan. Karena untuk memperoleh persamaan tegangan itu didasarkan pada hukum arus Kirchhoff maka besaran-besaran impedansi dirubah menjadi besaran-besaran admitansi dengan menggunakan persamaan berikut: y ij
1 z ij
1 rih
jxij
Gambar 2.5 Diagram Impedansi Dari Suatu Sistem Tenaga
Gambar 2.6 Diagram Admitansi Dari Sistem Tenaga Pada gambar 2.5
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Rangkaian pada gambar 2.5 telah digambar ulang pada gambar 2.6 menjadi besaran admitansi dan pengubahan menjadi sumber-sumber arus. Simpul 0 (biasanya dianggap tanah) diambil sebagai referensi. Dengan menggunakan hukum arus Kirchhoff pada simpul 1 sampai simpul 4 menghasilkan: I 1 y10V1
y12 V1 V2
y13 V1 V3
I2
y 20V2
y12 V2 V1
y23 V2 V3
0
y 23 V3 V2
0
y 34 V4 V3
y13 V3 V1
y34 V3 V4
Dengan menyusun persamaan di atas, maka: I1
y10
y12
y13 V1
I2
y12V1
y20
0
y13V1
y23V2
0
y 34V3
y34V4
y12 V2
y12 y13
y23 V2 y23
y13 V3 y23 V3 y34 V3
y34 V4
Dimana: Y11 y10
y12
y13
Y 22 y 20
y12
y 23
Y33 y13
y 23
y34
Y 44 y 34 Y12 Y21
y12
Y13 Y31
y13
Y 23 Y32
y 23
Y34 Y43
y 34
Persamaan node menjadi I 1 Y 11V 1 Y12V 2 Y13V 3 Y14V4 I 2 Y 21V 1 Y 22V 2 Y 23V3 Y24V4 I 3 Y 31V 1 Y 32V 2 Y33V3 Y34V4 I 4 Y 41V 1 Y 42V 2 Y 43V3 Y44V4 Pada rangkaian di atas, karena tidak hubungan antara bus 1 dan bus 4, maka Y14 = Y41 = 0; dan dengan demikian maka Y24 = Y42 = 0.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Dengan mengembangkan persamaan di atas untuk sistem dengan n-bus, maka persamaan tegangan simpul dalam bentuk matriks adalah: I1
Y 11 Y 12 ... Y1i ... Y1n
V1
I2
Y 21 Y 22 ... Y 2i ... Y2 n
V2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. . . . Y i1 Y i 2 ... Y ii ... Yin
. Vi
. Ii .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
In
Y n1 Y n 2 ... Y ni ... Ynn
Vn
Atau I bus Ybus Vbus dimana Ibus adalah besaran vektor dari arus bus yang diinjeksikan. Arus akan positif saat mengalir menuju bus, dan negatif bila mengalir keluar dari bus. Vbus adalah besaran vektor dari tegangan bus yang diukur dari simpul referens. Ybus dikenal dengan matriks admitansi bus. Komponen diagonal dari tiap simpul adalah jumlah dari admitansi-admitansi yang terhubung padanya. Ini dikenal dengan admitansi sendiri atau driving point admittance, yaitu: n
Yii
yij
j
i
j 0
Kompone diagonal mati (off-diagonal element) sama dengan negatif dari admitansi antara simpul-simpul. Ini dikenal dengan admitansi bersama yaitu: Yij Y ji
y ij
Jika arus bus diketahui, maka besar tegangan bus ke-n dapat diperoleh dengan: 1
Vbus Ybus I bus
Dengan demikian matriks admitansi rangkaian pada gambar 2.6 diperoleh:
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
j8,50 Y bus
j 2,50
j 5,00
0
j 2,50
j8,75
j 5,00
0
j 5,00
j 5,00
0
0
j 22,50 j12,50
j12,50 j12,50
II.4 Persamaan Aliran Daya Persamaan aliran daya secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.7 sistem yang memiliki 2 bus. Setiap bus memiliki sebuah generator dan beban, walaupun pada kenyataannya tidak semua bus memiliki generator. Transmisi menghubungkan antara bus 1 dan bus 2. Pada setiap bus memiliki 6 besaran elektris yang terdiri dari : PD, PG, Q D, QG, V, dan d. S G1 PG1
V1
jQG1
S G 2 PG 2
jQG 2
V2
1
S D1 PD1
jQD1
S D 2 PD 2
2
jQD 2
Gambar 2.7 One-line diagram sistem 2 bus Pada gambar 2.7 dapat dihasilkan persamaan persamaan aliran daya dengan menggunakan diagram impedansi. Pada gambar 2.8 merupakan diagram impedansi dimana generator sinkron direpresentasikan sebagai sumber yang memiliki reaktansi dan transmisi model p (phi). Beban diasumsikan memiliki impedansi konstan dan daya konstan pada diagram impedansi.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
ZS
^
^
I G1
I1 ^
^
V1
I D1
jX S
RS
^
^
^
I2
I G2 ^
V2
I D2
jX G1
jX G 2
jB 2
jB 2 ^
^
E1
E2
Gambar 2.8 Diagram impedansi sistem 2 bus
Besar daya pada bus1 dan bus 2 adalah: S 1 S G1 S D1
PG1 PD1
S 2 S G2 S D2
PG 2 PD 2
j QG1 QG 2
(2-1)
j QG 2 QD 2
(2-2)
Gambar 2.9 merupakan penyederhanaan dari gambar 2.8 menjadi daya bus (bus power) untuk masing-masing bus. yS
^
V1 ^
RS
I1
S1
1 ZS
^
V2 ^
jX S
yp
I2
yp
Gambar 2.9 Bus power dengan transmisi model
S2
untuk sistem 2 bus
Besar arus yang diinjeksikan pada bus 1 dan bus 2: ^
^
^
I 1 I G1 I D1 ^
^
(2-3)
^
I 2 I G2 I D2
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
(2-4)
Semua besaran adalah diasumsikan dalam sistem per-unit, sehingga: ^ ^
^
S1 V I 1
P1
jQ 1
P1
P2
jQ2
P2
^
^
I1
I1
jQ1
^
V I1
^ ^
^
S2 V I 1
jQ2
^ ^
I1
'
V1
RS
^
(2-6)
V I2
yS "
(2-5)
1 ZS
^
I2 jX S
^
"
^
V2
I2 ^
I2
'
Gambar 2.10 Aliran arus pada rangkaian ekivalen
Aliran arus dapat dilihat pada gambar 2.10, dimana arus pada bus 1 adalah: ^
^
^
I I 1 ' I 1" ^
^
^
I1 V1 yp ^
I1
^
V1 V2 y s ^
^
yp
ys V 1
^
^
^
y s V2
I Y11 V 1 Y12 V 2
(2-7) (2-8)
Dimana : Y 11 adalah jumlah admitansi terhubung pada bus 1 = yp + ys
(2-9)
Y 12 adalah admitansi negatif antara bus 1 dengan bus 2 = -ys
(2-10)
Untuk aliran arus pada bus 2 adalah : ^
^
^
I 2 I 2 ' I 2" ^
^
I 2 V 2 .y P
^
V2
^
V1 y S
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
^
^
I2 ^
yS V 1 ^
^
yP
yS V 2
(2-11)
^
I 1 Y 21 V 1 Y22 V2
(2-12)
Dimana : Y 22 adalah jumlah admitansi terhubung pada bus 2 = yP + yS
(2-13)
Y 21 adalah admitansi negative antara bus 2 dengan bus 1 = -yS = Y12
(2-14)
Dari persamaan (2-8) dan (2-12) dapat dihasilkan persamaan dalam bentuk matrik, yaitu: ^
I1
Y11 Y12
V1
I2
Y21 Y22
^
(2-15)
V2
Notasi matriks dari persamaan (2-15) adalah : I bus YbusVbus
(2-16)
Persamaan (2.5) hingga (2-16) yang diberikan untuk sistem 2 bus dapat dijadikan sebagai dasar untuk penyelesaian persamaan aliran daya sistem n-bus. Gambar 2.11 menunjukkan sistem dengan jumlah n-bus dimana bus 1 terhubung dengan bus lainnya.Gambar 2.12 menunjukkan model transmisi untuk sistem n-bus.
^
I1
Gambar 2.11 Sistem n-bus
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
^
I1
Gambar 2.12 Model transmisi
untuk sistem n-bus
Persamaan yang dihasilkan dari gambar 2.12 adalah : ^
I
^ 1
^
V 1y
V 1y
P12
^ P13
^
... V 1 y
2
P1n
^
I1
^
V 1 V 2 y S 12 ^
yP12
yP13 ... yP1n
yS12
^
^
V 1 V 3 y S 13 ...
yS 13 ... ySn V n
^
yS 12 V 2
^
V1 V n y S 1n ^
y S13 V3 ...
^
y Sn Vn
.........(2-17) ^
^
^
^
^
I1 Y11 V1 Y12 V 2 Y13 V 3 ... Y1n V n
(2-18)
Dimana : Y 11 y P12 y P13 ... y P1n y S 12 y S 13 ... y S1n
(2-19)
= jumlah semua admitansi yang dihubungkan dengan bus 1
Y 12 ^
y S 12 ; Y13 n
I1
y S 13 ;Y1n
y S 1n
(2-20)
^
Yij V
j
(2-21)
j 1
Persamaan (2-21) dapat disubstitusikan ke Persamaan (2-5) menjadi persamaan (2-22), yaitu :
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
^
n
^
^
P1 jQ 1 V I 1 V 1
Y1 j V
(2-22)
j
j 1
n
^
P1 jQ 1 V 1
^
Y ij V j
i 1,2,...., n
(2-23)
j 1
Persamaan (2-23) merupakan representasi persamaan aliran daya yang nonlinear. Untuk sistem n-bus, seperti persamaan (2-15) dapat dihasilkan persamaan (2-24), yaitu: ^
I1 ^
I2 . . ^
In
Y11 Y12 ... Y1n Y 21 Y 22 ... Y2 n .
. ... .
.
. ... .
. . ... . Y n1 Y n 2 ... Ynn
^
V1 ^
V2 .
.
(2-24)
. ^
Vn
Notasi matriks dari persamaan (2-24) adalah: I bus YbusVbus
(2-25)
Dimana: Y 11 Y12 ... Y1n Y 21 Y 22 ...Y 2 n Y bus
.
. ... .
matriks bus admi tan si
(2-26)
. . ... . Y n1 Y n 2 ... Y nn
II.5 Klasifikasi Bus Jenis bus pada sistem tenaga, yaitu 1. Load bus (bus beban) Setiap bus yang tidak memiliki generator disebut dengan load bus. Pada bus ini daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) diketahui sehingga sering juga disebut bus PQ. Daya aktif dan reaktif yang disuplai ke dalam sistem tenaga adalah mempunyai
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
nilai positif, sementara daya aktif dan reaktif yang dikonsumsi bernilai negatif. Besaran yang dapat dihitung pada bus ini adalah V dan d.
2. Generator bus (bus generator) Generator bus dapat disebut dengan voltage controlled bus karena tegangan pada bus dibuat selalu konstan. Setiap bus generator dimana memiliki daya megawatt yang dapat diatur melalui prime mover (penggerak mula) dan besaran tegangan yang dapat diatur melalui arus eksitasi generator sehingga bus ini sering juga disebut dengan PV bus. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah Q dan d.
3. Slack bus Slack bus sering juga disebut dengan Swing bus atau rel berayun. Adapun besaran yang diketahui dari bus ini adalah tegangan (V) dan sudut beban(d). Suatu sistem tenaga biasanya didesign memiliki bus ini yang dijadikan referensi yaitu besaran d = 00. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya aktif dan reaktif. Secara singkat klasifikasi bus dalam sistem tenaga terdapat pada tabel 2.1 yaitu besaran yang dapat diketahui dan tidak dapat diketahui pada bus tersebut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Bus Pada Sistem Tenaga Tipe Bus
Besaran yang Diketahui
Besaran Yang Tidak Diketahui
Slack
[V] = 1.0 ; = 00
P, Q
Generator
P, [V]
Q,
P, Q
[V],
(PV Bus) Load (PQ Bus)
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
II.6 Tanda P dan Q Salah satu yang harus diingat dalam analisa aliran daya adalah tanda daya nyata (P) dan daya reaktif (Q). Daya reaktif lagging adalah daya reaktif positif menunjukkan arusnya bersifat induktif dan daya reaktif leading adalah daya negatif menunjukkan arusnya bersifat kapasitif dan arus bus positif adalah arus yang arahnya menuju bus. Dikarenakan aliran arus generator menuju bus dan aliran arus beban meninggalkan bus, sehingga tanda daya adalah positif untuk bus generator dan negatif untuk bus beban. Oleh karena itu, dapat mengikuti ketentuan yang telah dibuat, yaitu: 1. P dan Q dengan bus beban bersifat induktif (bus beban dengan faktor daya lagging) adalah kedua nilai negative ( S
P
jQ ).
2. P dan Q dengan bus beban bersifat kapasitif (bus beban dengan faktor daya leading) adalah negative dan positif berturut-turut S
P
Q .
3. P dan Q bus generator bersifat induktif (bus dengan generator sedang beroperasi pada faktor daya lagging) adalah kedua bernilai positif S P
jQ .
4. P dan Q bus generator bersifat kapasitif (bus dengan generator sedang beroperasi faktro daya leading). 5. Daya reaktif dari peralatan kompensasi kapasitif shunt dilokasi bus adalah positif.
II.7 Metode Aliran Daya Iterasi Gauss-Seidel
Persamaan aliran daya (2-23) yang telah dituliskan sebelumnya, yaitu: ^
n
P1 jQ 1 V 1
^
Y ij V j
i 1,2,...., n
j 1
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
^
n
^
^
P1 jQ 1 V i Y ii V i
^
Vi Yij V
(2-27)
j
j 1, j i
^
n
^
V i Y ii V
Pi
i
jQ i
^
^
V i Yij V
(2-28)
j
j 1, j i
Pi
^
Y ii V i
n
jQ i
^
Yij V j
^
(2-29)
j 1, j i
Vi
Sehingga persamaan (2-29) menjadi: Pi
n
jQi ^
Vi
^
Vi
j 1, j i
Vi
^
^
Yij V j (2-30)
Yii 1 Y ii
Pi
n
jQ i ^
^
Yij V j
(2-31)
j 1, j i
Vi
Dari persamaan (2-27) juga didapatkan: ^
^
n
Pi Re V i Y ii V i
^
^
(2-32)
Vi Yij V j j 1, j i
^
Qi
^
Im ag Vi Yii Vi
n
^
^
(2-33)
Vi Yij V j j 1, j i
Langkah-langkah perhitungan algoritma dengan menggunakan metode Gauss-Seidel adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan matriks admitansi bus (Y bus) dalam per unit. 2. Tentukan bus referensi (slack bus) untuk besaran tegangan dan sudut phasa yang tidak diketahui, yaitu: 0
[V] = 1.0, d = 0
^
3.b Untuk bus beban (load bus), tentukan V i dari persamaan
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
(2-31)
^
V
k 1 i
Pi
1 Y ii
^
^ k
n
jQ i
Yij V j
k
j 1, j i
Vi
Dimana k = jumlah iterasi. ^
Untuk bus generator (voltage controlled), menentukan V i dengan menggunakan persamaan (2-33) dan (2-31) secara bersama. Sehingga besar daya reaktif yang diketahui terlebih dahulu, yaitu: Qi
^
k 1
k
Im ag V i
^ (k )
Vi
^ (k )
n
Yii
Yij V j j 1, j i
^
Kemudian setelah itu, hitung V i dengan: ^
V
k 1 i
Pi
1 Y ii
^
^ k
n
jQ i
Yij V j
k
j 1, j i
Vi ^
Bagaimanapun, Vi telah ditetapkan untuk bus generator. Sehingga, ^ k 1
Vi
k 1
Vi , spec
i ,calc
.
3.b Untuk konvergensi yang cepat, menggunakan faktor akselerasi untuk bus beban ^
V
k 1 i , acc
V i ,acc
k
Vi
k
Vi ,acc
k
(2-34)
Dimana a = faktor akselerasi 4. Konvergensi besaran nilai ^ k 1
Re Vi
^ k
Re Vi
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
(2-35)
Hal ini adalah perbedaan nilai absolut bagian nyata tegangan dengan hasil iterasi yang berturut-turut harus lebih kecil dari nilai toleransi e. Biasanya = 10 -4 , dan juga ^ k 1
Im V i
^ k
(2-36)
Im Vi
Hal ini adalah nilai absolut bagian imaginer tegangan yang dihasilkan iterasi secara berturut seharusnya lebih kecil dari nilai toleransi e. Apabila perbedaannya lebih besar dari toleransi maka kembali ke langkah 3, dan apabila perbedaan lebih kecil dari toleransinya maka hasil solusinya sudah konvergensi dan lanjutkan langkah 6. 5. Menentukan daya P G dan QG dari persamaan (2-23) 6. Menentukan aliran arus pada jaringan.
Bus i
^
^
Vi
V
^
Bus j j
Is ^
I ij
^
^
I pi
I pj
ypi
^
I ji ypj
Gambar 2.13 Ilustrasi aliran pada line dengan sistem 2 bus
Perhitungan besaran arus pada jaringan (line) merupakan langkah terakhir dari perhitungan aliran daya setelah diketahui hasil perhitungan tegangan pada masing-masing bus. Ilustrasi perhitungan arus jaringan dapat dilihar ^
dari gambar 2.13 yang merupakan sistem dengan 2 bus. Arus jaringan I ij , pada bus i didefenisikan sebagai positif karena mengalir dari i menuju j.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
^
I
^ ij
I
^ S
I
^ pi
^
^
Vi V j
V i y pi
(2-37)
ys
Sehingga besaran daya S ij dan Sji bernilai positif pada bus i dan j secara berturut-turut. ^ ^
S ij P ij Q ij V i I ^
S
ji
^
^
P ji Q ji V j I
^
^
Vi Vi
ij
^ ji
V
Vj ^
j
ys
2
Vi y pi
^
V j Vi y s
V
2 j
y pj
(2-38)
(2-39)
Rugi-rugi daya pada jaringan (i-j) adalah penjumlahan bilangan yang telah dihitung pada persamaan (2-38) dan (2-39). S Lij S ij S ji
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
(2-40)
BAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT.CPI DENGAN ETAP 4.0
III.1 Umum
ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) merupakan suatu program yang menampilkan secara GUI (Graphical User Interface) tentang analisis sistem tenaga. Program ETAP dibuat oleh perusahaan Operation Technology, Inc (OTI) dari tahun 1995. ETAP versi 4.0 merupakan salah satu produk OTI yang dikeluarkan pada tahun 2000. Tujuan program ETAP 4.0 dibuat adalah untuk memperoleh perhitungan dan analisis sistem tenaga pada sistem yang besar menggunakan komputer. Program ETAP 4.0 dapat digunakan untuk studi aliran daya pada sistem yang besar dengan jumlah bus yang unlimited. Sistem 115 KV PT.Chevron Pacific Indonesia (CPI) merupakan sistem yang cukup besar dan memiliki sekitar 34 bus, oleh karena itu program ETAP 4.0 dapat digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
III.2 Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP 4.0 Pada gambar 3.1 merupakan flowchart metode aliran daya sehingga dapat dijelaskan metode aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0. Mulai
Buat One-Line Diagram
Masukan Data: Generator(KV, MW, MVAR) Transformator(KV, MVA, Z, X/R) Transmisi(panjang, R, X, Y) Pengaman(rating dari library) Bus(KV, %V, angle, LDF)
Tidak Tentukan Swing Bus
Masukan data Studi Kasus: Metode, Max. Iterasi, Precision, loading category, Charger loading, Load Diversity factor, initial Condition, update.
Tidak Run Program
Ya Output Load Flow
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart studi aliran daya menggunakan ETAP 4.0
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.1 merupakan diagram alir (flowchart) studi aliran daya menggunakan ETAP 4.0, dimana proses pertama dimulai hingga keluaran program. Proses metode aliran daya sesuai gambar 3.1 adalah: 1. Membuat one-line diagram sistem yang akan dibahas, dalam tulisan ini adalah sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia. 2. Data generator, transformator, transmisi, pengaman, dan bus dapat dimasukan ke dalam program setelah one-line diagram dibuat. 3. Menentukan sebuah atau beberapa swing generator, setelah data generator, transformator, transmisi, pengaman, dan bus dimasukan. 4. Masukan data studi kasus yang ditinjau. 5. Jalankan program ETAP 4.0 dengan memilih icon load flow analysis pada toolbar. Program tidak jalan (error) apabila terdapat kesalahan, data yang kurang, dan swing generator sehingga data dapat dimasukan kembali. 6. Keluaran studi aliran daya dapat diketahui setelah program dapat dijalankan. Untuk melihat hasil keluaran aliran daya di load flow report manager yang terdapat di toolbar sebelah kanan program.
III.3 Prosedur Menggunakan ETAP 4.0 Membuat one-line diagram sistem pembangkitan seperti langkah-langkah di bawah ini.
1. Jalankan program ETAP 4.0. Program ETAP 4.0 dapat digunakan setelah diinstall kedalam komputer, setelah itu program dapat digunakan dengan cara mengklik program ETAP.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Setelah program dijalankan maka akan tampak tampilan seperti gambar 3.2 yang merupakan tampilan pertama program ETAP 4.0.
Gambar 3.2 Tampilan pertama ETAP 4.0 2. Membuat studi kasus yang baru Untuk membuat studi kasus yang baru maka pada gambar 3.2 klik file
new
project akan muncul seperti gambar 3.3, setelah itu tulis name project, dan pilih unit system dan required password sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 3.3 Tampilan create new project file
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Setelah pada gambar 3.3 diklik
ok maka akan tampil seperti gambar 3.4.
Gambar 3.4 Tampilan user information ETAP 4.0 Masukan user name
full name
description
password
ok sesuai dengan
kebutuhan maka akan tampil gambar 3.5. 3. Membuat one-line diagram
Gambar 3.5 Tampilan utama program ETAP 4.0
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Pada gambar 3.5 terdapat ruang untuk menggambar one-line diagram dengan menggunakan template yang terdapat pada toolbar terletak di sebelah kanan. Oneline diagram yang telah dibuat sperti pada gambar 3.6 di bawah ini.
Gambar 3.6 One-line diagram dalam ETAP 4.0 One-line diagram sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia yang lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.
III.4 Data Load Flow Sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia dapat dilihat pada one-line diagram PT.CPI. Data dimasukan setelah one-line diagram sistem 115 KV PT. CPI direpresentasikan ke dalam program ETAP 4.0. Data yang dibutuhkan adalah data pada generator, bus, transmisi, transformator, pengaman, dan beban sistem 115 KV PT. CPI.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
III.4.1 Data Pembangkit Generator Data generator yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya adalah: ID Generator Generator type (turbo, hydro w/o damping) Operating mode (Swing, Voltage Control, dan Mvar Control) Rated KV %V dan Angle untuk swing mode of operation %V, MW loading, dan Mvar limits (Qmax dan Qmin) untuk Voltage Control mode of operation MW dan Mvar loading untuk Mvar control mode of operation. Data generator yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia terdapat pada lampiran 2. Tampilan gambar data program ETAP 4.0 dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah ini.
Gambar 3.7 Tampilan data generator pada program ETAP 4.0
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.7 merupakan data generator CGN-G1 pada Nort duri Switchyard. Kapasitas generatornya adalah 120 MW. Pada gambar terlihat data Var limits, effisiensi, dan kutub dan kecepatan generator.
III.4.2 Data Transformator Data transformator yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya dengan program ETAP 4.0 adalah: ID transformator Rated KV di sisi primer dan sekunder Rated MW Impedansi (%Z dan X/R) Fixed tap (% tap) Data transformator yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia terdapat pada lampiran 3. Tampilan data transformator pada program ETAP 4.0 terdapat pada gambar 3.8 di bawah ini.
Gambar 3.8 Tampilan data transformator pada ETAP 4.0
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.8 merupakan transformator pada gardu induk Cogen. Kapasitas daya dari transformator ini adalah 150 MVA dengan tegangan primer 230 KV dan sekunder adalah 13,8 KV. Pada gambar terlihat impedansi positif dan nol dari transformator.
III.4.3 Data Transmisi Data saluran transmisi dalam program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.9 di bawah ini. Data saluran transmisi untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 terdapat pada lampiran 4. Tampilan data transmisi dalam program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.9 di bawah ini.
Gambar 3.9 Tampilan data transmisi pada ETAP 4.0 Gambar 3.9 merupakan data transmisi saluran antara Cogen dengan Kotabatak Junction 230A. Pada gambar terlihat besar impedansi dengan R sebesar 6.49751, X sebesar 37.1605, dan Y sebesar 0.0002112 dalam ohm/mile.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
III.4.4 Data Bus Data bus yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya menggunakan program ETAP 4.0 adalah: ID bus Nominal KV %V dan Angle (bila initial condition digunakan untuk bus voltages) Load Diversity Factor (bila loading option menggunakan diversity factor) Data bus yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 terdapat pada lampiran 5. Tampilan data bus pada program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.10 di bawah ini.
Gambar 3.10 Tampilan data bus pada program ETAP 4.0 Gambar 3.10 merupakan bus pada PLTG Cogen dengan tegangan kerja 230 KV. Pada gambar terlihat initial voltage sebesar 100% dengan sudut 0, load diversity sebesar 100% (set default).
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
III.4.5 Data Beban Data beban sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia yang digunakan adalah data beban 391 MW. Ada 2 jenis beban dalam program ETAP 4.0 yaitu: static load dan lumped load. Static load merupakan beban yang dominan adalah beban rumah tangga (statis), sedangkan lumped load merupakan beban yang diminan adalah industri. Pada analisi aliran daya ini beban dianggap ter-lump dan dianggap terhubung pada rel 115 kV. Lumped Load Data beban lumped load yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya menggunakan ETAP 4.0 adalah: Load ID Rated KV, MVA, power factor, dan % motor load Loading category ID dan % Loading Data yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 terdapat pada lampiran 6. Tampilan data lumped load pada program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.11 di bawah ini.
Gambar 3.11 Tampilan data lumped load pada program ETAP 4.0
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.11 merupakan beban Petapahan sebesar 2,562 MVA. Pada gambar terlihat faktor daya sebesar 85%, arus 12.86 Ampere, % persen beban static load sebesar 5%, dan loading category sebesar 100%.
III.4.6 Data Pengaman Data pengaman (high voltage circuit breaker) yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia berdasarkan data yang ada pada library ETAP 4.0, dimana standar yang digunakan adalah ANSI. Data pengaman diambil berdasarkan besar tegangan yang terdapat pada library.
III.4.7 Data Load Flow Study Case Load flow study case (LFSC) merupakan masalah yang ditinjau untuk studi aliran daya. LFSC meliputi metode aliran daya, loading category, load diversity factor, charger loading, dan initial condition. LFSC yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia seperti pada gambar 3.12 adalah: 1. Metode aliran daya : Accelerated Gauss-Seidel Maximum iteration
: 5000
Precision (ketepatan)
: 0,000001
2. Loading category
: Design
3. Loading diversity factor
: None
4. Charger loading
: Loading Category
5. Initial condition
: Use bus voltages
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.12 Tampilan data load flow study case Gambar 3.12 merupakan tampilan data LFSC yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
BAB IV HASIL STUDI ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
IV.1 Hasil Perhitungan Nilai Tegangan dan Sudut Beban Saat Sistem Normal Tinjauan aliran daya pada saat sistem keadaan normal adalah pada saat beban 400,824 MW dan seluruh pembangkit yang ada beroperasi (terkecuali generator DG T2 yang sudah tidak beroperasi lagi). Hasil nilai tegangan dan sudut beban dari analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan ETAP 4.0 pada saar sistem normal terdapat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Tegangan dan sudut beban saat sistem normal Hasil Perhitungan Tegangan Bus Nama Bus
Sudut Beban (KV)
% Tegangan
Tegangan (KV)
3D
115
94,49
108,661
-11,3
4B
115
94,91
109,142
-11,1
4D
115
94,47
108,643
-11,4
5B
115
94,64
108,837
-11,3
6D
115
94,21
108,346
-11,8
6DN
115
94,29
108,434
-11,7
8C
115
94,05
108,160
-12,0
8D
115
93,92
108,007
-12,1
Balam
115
85,29
98,089
-15,4
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Bangko
115
85,90
98,790
-15,0
Batang
115
91,40
105,109
-12,0
Bekasap Main
115
94,84
109,071
-10,3
Beruk b
115
88,08
101,289
-15,4
Bus-43
115
95,18
109,459
-10,1
Central Duri
115
95,68
110,033
-9,8
Duri
115
95,24
109,524
-10,2
KBJ
115
95,60
109,940
-10,5
KBJ_13.8A
13,8
95,33
13,156
-10,9
KBJ_13.8B
13,8
95,33
13,156
-10,9
Kota Batak
115
94,05
108,159
-11,4
Libo
115
95,43
109,741
-10,6
Menggala
115
86,78
99,795
-14,5
Minas
115
94,35
108,503
-11,9
MNS-BG8
13,8
95,71
13,208
-9,1
MNS-BG10
13,8
95,49
13,178
-9,8
MNS-BG11
13,8
95,08
13,122
-10,0
NDRI_13.8
13,8
96,77
13,354
-9,3
NDRI_115A
115
97,27
111,862
-8,6
NDRI_115B
115
97,24
111,824
-8,7
Nella
115
85,60
98,445
-15,2
Pedada
115
86,92
99,961
-16,1
Pematang Mai
115
95,05
109,306
-10,2
Petapahan
115
93,82
107,898
-11,5
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Pinang
115
85,49
98,312
-15,3
Pungut
115
95,39
109,700
-10,3
Pusaka
115
87,02
100,068
-16,0
Rokan
115
94,98
109,228
-10,2
Sintong
115
87,06
100,117
-14,3
Suram
115
93,75
107,814
-11,6
Zamrud
115
86,70
99,709
-16,1
CDRI-BG1
13,8
102.38
14,128
-5,3
CDRI-BG2
13,8
102,34
14,123
-4,8
CDRI-BG3
13,8
102,42
14,134
-5,4
CDRI-BG4
13,8
102,45
14,138
-5,4
CGN-BG1
13,8
105,00
14,490
0,0
CGN-BG2
13,8
105,00
14,490
0,0
CGN-BG3
13,8
105,00
14,490
0,0
Cogen
230
235,463
235,463
-3,2
MNS-BG4
13,8
102,26
14,112
-7,9
IV.2 Hasil Perhitungan Daya Aktif dan Reaktif Saat Sistem Normal
Hasil perhitungan arah dan besar aliran daya aktif dan reaktif pada setiap saluran dari analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan ETAP 4.0 saat sistem normal terdapat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Daya aktif dan reaktif saat sistem normal Saluran
Aliran Daya Arus
Dari Bus
Ke Bus
Daya Aktif
Daya Reaktif
% PF (Ampere)
(Rel)
(Rel)
(MW)
(MVAR)
3D
4D
12.21
-3.33
-96.5
67
3D
KBJ
-33.58
-9.92
95.9
186
4B
5B
29.36
5.77
98.1
158
4B
KBJ
-47.04
-16.73
94.2
264
4D
3D
-12.20
3.23
-96.7
64
4D
6DN
36.85
1.04
100.0
195
4D
KBJ
-42.76
-15.49
94.0
241
5B
4B
-29.30
-5.78
98.1
158
5B
6D
29.51
5.54
98.3
159
5B
Minas
18.26
-0.92
-99.9
96
5B
KBJ
-45.19
-15.39
94.7
253
6D
5B
-29.41
-5.54
98.3
159
6D
Minas
5.74
-9.13
-58.3
57
6DN
4D
-36.79
-0.99
100.0
195
6DN
Minas
16.77
-11.42
-82.7
108
8C
Minas
-20.06
-12.43
85.0
125
8D
Minas
-30.86
-19.13
85.0
194
Balam
Nella
-4.98
-3.08
85.0
34
Bangko
Sintong
-21.38
-11.76
87.6
142
Bangko
Nella
6.64
2.62
93.0
41
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Batang
Central Duri
-32.72
-18.69
86.8
206
Batang
Sintong
31.45
17.9
86.9
198
Bekasap Main
Duri
-11.21
-6.95
85.0
69
Beruk
Minas
-24.55
-13.08
88.3
158
Beruk
Pusaka
7.52
3.16
92.2
46
Beruk
Zamrud
13.05
7.45
86.8
85
Bus-43
Central Duri
-12.00
-6.8
87.0
72
Pematang Bus-43
Main
7.58
4.53
85.8
46
Bus-43
Rokan
4.43
2.27
89.0
26
CDRI-BG1
Central Duri
15.30
12.6
77.2
809
CDRI-BG2
Central Duri
16.70
12.6
79.8
855
CDRI-BG3
Central Duri
14.70
12.6
75.9
790
CDRI-BG4
Central Duri
14.90
12.6
76.4
796
Central Duri
Batang
33.52
19.51
86.4
203
Central Duri
Bus-43
12.03
6.43
88.2
71
Central Duri
Duri
18.31
6.52
94.2
101
Central Duri
Duri
18.31
6.52
94.2
101
Central Duri
NDRI_115B
-81.33
-34.07
92.2
462
Central Duri
CDRI-BG1
-15.19
-10.60
82.0
97
Central Duri
CDRI-BG2
-16.58
-10.37
84.8
102
Central Duri
CDRI-BG3
-14.60
-10.68
80.7
94
Central Duri
CDRI-BG4
-14.79
-10.64
81.2
95
CGN-BG1
Cogen
90.81
41.70
90.9
3981
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
CGN-BG2
Cogen
90.81
41.70
90.9
3981
CGN-BG3
Cogen
90.81
41.70
90.9
3981
Cogen
KBJ_230
97.63
38.90
92.9
257
Cogen
KBJ_230
88.12
19.38
97.7
221
Cogen
CGN-BG1
-90.66
-35.66
93.1
238
Cogen
CGN-BG2
-90.66
-35.66
93.1
238
Cogen
CGN-BG3
-90.66
-35.66
93.1
238
86.24
48.70
87.1
242
NDRI_115A & Cogen
NDRI_13.8 Bekasap
Duri
Main
11.24
6.65
86.0
68
Duri
Central Duri
-18.26
-6.73
93.8
102
Duri
Central Duri
-18.26
-6.73
93.8
102
Duri
KBJ
1.62
-3.43
-42.8
19
Duri
Pungut
2.34
-2.98
-61.8
19
KBJ
Duri
-1.62
1.42
-75.2
11
KBJ
3D
33.82
10.06
95.8
185
KBJ
4B
47.21
16.89
94.2
263
KBJ
4D
43.00
15.59
94.0
240
KBJ
5B
45.41
15.55
94.6
252
KBJ
Kota Batak
13.35
5.84
91.6
76
KBJ
Libo
2.17
0.25
99.3
11
KBJ
Pungut
-0.98
1.81
-47.5
10
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
KBJ_13.8B KBJ
& KBJ_230
-91.18
-33.71
93.8
510
-91.18
-33.71
93.8
510
0.00
0.00
0.0
0
KBJ_13.8A KBJ
& KBJ_230 KBJ_230 &
KBJ_13.8A
KBJ KBJ_230 &
KBJ_13.8B
KBJ
0.00
0.00
0.0
0
KBJ_230
Cogen
-96.28
-42.43
91.5
268
KBJ_230
Cogen
-86.45
-38.78
91.2
241
91.36
40.60
91.4
255
KBJ & KBJ_230
KBJ_13.8B KBJ &
KBJ_230
KBJ_13.8A
91.36
40.60
914.0
255
Kota Batak
KBJ
-13.23
-6.89
88.7
79
Kota Batak
Petapahan
3.75
1.01
96.5
20
Libo
KBJ
-2.16
-1.34
85.0
13
Menggala
Sintong
-5.91
-3.66
85.0
40
Minas
5B
-18.20
0.62
-99.9
96
Minas
6D
-5.73
8.96
-53.9
56
Minas
6DN
-16.75
11.36
-82.8
107
Minas
Beruk
25.47
13.05
89.0
152
Minas
8C
20.08
12.21
85.5
125
Minas
8D
30.92
19.05
85.1
193
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Minas
MNS-BG4
-10.37
-14.02
59.4
92
Minas
MNS-BG6
-10.03
-20.32
44.2
120
Minas
MNS-BG8
-14.44
-12.65
75.2
102
Minas
MNS-BG10
-15.95
-18.54
65.2
130
Minas
MNS-BG11
-15.66
-18.69
64.2
129
MNS-BG4
Minas
10.50
16.50
53.7
800
MNS-BG6
Minas
10.10
22.10
41.6
1004
MNS-BG8
Minas
14.50
14.00
71.9
881
MNS-BG10
Minas
16.00
20.00
62.5
1122
MNS-BG11
Minas
15.70
20.00
61.7
1118
Cogen & NDRI_13.8
NDRI_115A
0.00
0.00
0
0
NDRI_115A
NDRI_115B
86.07
38.37
91.3
486
NDRI_13.8 NDRI_115A
& Cogen
-85.96
-38.29
91.3
485
NDRI_115B
NDRI_115A
-86.06
-38.33
91.83
486
NDRI_115B
Central Duri
81.92
35.70
91.6
461
Nella
Bangko
-6.63
-3.01
91.1
42
Nella
Balam
4.99
2.63
88.4
33
Nella
Pinang
1.64
0.37
97.5
9
Pedada
Pusaka
-2.33
-1.44
85.0
15
Main
Bus-43
-7.57
-4.69
85.0
47
Petapahan
Kota Batak
-3.74
-1.78
90.3
22
Pematang
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Petapahan
Suram
1.58
0.44
96.3
8
Pinang
Nella
-1.64
-1.02
85.0
11
Pungut
Duri
-2.34
2.04
-75.3
16
Pungut
KBJ
0.98
-2.88
-75.3
16
Pusaka
Beruk
-7.47
-4.30
86.7
49
Pusaka
Pedada
2.33
1.12
90.2
14
Rokan
Bus-43
-4.42
-2.74
85.0
27
Sintong
Bangko
21.53
11.72
87.8
141
Sintong
Menggala
5.92
3.31
87.3
39
Sintong
Batang
-30.65
-17.02
87.4
202
Suram
Petapahan
-1.58
-0.98
85.0
9
Zamrud
Beruk
-12.94
-8.02
85.0
88
IV.3 Hasil Perhitungan Daya Aktif dan Reaktif Pada Cabang (transmisi dan transformator) Saat Sistem Normal Hasil perhitungan arah dan besar aliran daya aktif dan reaktif pada cabang (transmisi dan transformator) dari analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan ETAP 4.0 saat sistem normal terdapat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Aliran daya aktif dan reaktif pada cabang saat sistem normal
Nama Cabang
Informasi Bus yang
Aliran Daya Dari-
Aliran Daya
Terhubung
ke Bus
ke-dari Bus
Dari Bus
Ke Bus
MW
MVAR
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
MW
MVAR
3D-4D
3D
4D
12.208
-3.327
-12.200
3.230
KBJ-3D
3D
KBJ
-33.576
-9.916
33.816
10.061
4B5B
4B
5B
29.359
5.771
-29.304
-5.779
KBJ-4B
4B
KBJ
-47.042
-16.729
47.206
16.885
4D-6DN
4D
6DN
36.855
1.043
-36.789
-0.987
KBJ-4D
4D
KBJ
-42.757
-15.492
42.999
15.589
5B-6D
5B
6D
29.507
5.536
-29.415
-5.545
5B-MNS
5B
Minas
18.262
-0.925
-18.199
0.621
KBJ-5B
5B
KBJ
-45.191
-15.394
45.413
15.551
6D-MNS
6D
Minas
5.742
-9.126
-5.733
8.956
6DN-MNS
6DN
Minas
16.769
-11.420
-16.750
11..55
MNS-8C
8C
Minas
-20.056
-12.429
20.082
12.206
MNS-8D
8D
Minas
-30.864
-19.127
30.922
19.048
NL-BLM
Balam
Nella
-4.967
-3.084
4.985
2.631
BKO-STG
Bangko
Sintong
-21.381
-11.758
21.533
11.720
NL-BKO
Bangko
Nella
6.639
2.622
-6.626
-3.005
BTG-CDRI
Batang
Central Duri
-32.724
-18.686
33.522
19.508
STG-BTG
Batang
Sintong
31.449
17.896
-30.652
-17.016
Bekasap BKM-DRI
Main
Duri
-11.212
-6.949
11.236
6.655
BRK-MNS
Beruk
Minas
-24.550
-13.083
25.467
13.046
BRK-PSK
Beruk
Pusaka
7.521
3.162
-7.472
-4.303
BRK-ZMRD
Beruk
Zamrud
13.046
7.453
-12.939
-8.019
Bus43-CDRI
Bus-43
Central Duri
-12.000
-6.799
12.033
6.430
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Pematang Bus43-PMTM
Bus-43
Main
7.577
4.529
-7.571
-4.692
RKN-Bus43
Bus-43
Rokan
4.429
2.273
-4.425
-2.742
CDRI-TX1
CDRI-BG1
Central Duri
15.300
12.600
-15.192
-10.599
CDRI-TX2
CDRI-BG2
Central Duri
16.700
12.600
-16.580
-10.375
CDRI-TX3
CDRI-BG3
Central Duri
14.700
12.600
-14.597
-10.680
CDRI-TX4
CDRI-BG4
Central Duri
14.900
12.600
-14.795
-10.641
CDRI-DRI_A
Central Duri
Duri
18.309
6.524
-18.260
-6.728
CDRI-DRI_B
Central Duri
Duri
18.309
6.524
-18.260
-6.728
-81.326
-34.072
81.920
35.761
NDRI_115BCD
Central Duri NDRI_115B
CGN-TX1
CGN-BG1
Cogen
90.808
41.695
-90.664
-35.659
CGN-TX2
CGN-BG2
Cogen
90.808
41.695
-90.664
-35.659
CGN-TX3
CGN-BG3
Cogen
90.808
41.695
-90.664
-35.659
Cogen
KBJ_230
97.633
38.902
-96.281
-42.426
KBJ_230B
Cogen
KBJ_230
88.117
19.378
-96.281
-42.426
DRI-KBJ
Duri
KBJ
1.625
-3.427
-1.618
1.419
DRI-PGT
Duri
Pungut
2.341
-2.982
-2.337
2.042
KBJ-KTBTK
KBJ
Kota Batak
13.350
5.843
-13.233
-6.890
LBO-KBJ
KBJ
Libo
2.167
0.252
-2.165
-1.783
PGT-KBJ
KBJ
Pungut
-0.979
1.815
0.982
3.314
KTBTK-PTP
Kota Batak
Petapahan
3.748
1.011
-3.743
16.500
CGNKBJ_230A CGN-
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
MGL-STG
Menggala
Sintong
-5.911
-3.663
5.921
22.100
MNS-TX-4
Minas
MNS-BG4
-10.367
-14.022
10.500
14.000
MNS-TX6
Minas
MNS-BG6
-10.025
-20.325
10.100
20.000
MNS-TX8
Minas
MNS-BG8
-14.443
-12.653
14.500
20.000
MNS-TX10
Minas
MNS-BG10
-15.950
-18.537
16.000
-38.331
MNS-TX11
Minas
MNS-BG11
-15.656
-18.691
15.700
-1.016
86.069
38.369
-86.056
1.118
NDRI_115ANDRI_115A NDRI_115B
ND PNG-NL
Nella
Pinang
1.640
0.374
-1.639
-0.978
PSK-PDD
Pedada
Pusaka
-2.331
-1.445
2.332
-33.707
PTP-SRM
Petapahan
Suram
1.579
0.442
-1.578
-0.001
KBJ_230-TXA
KBJ_230
KBJ
91.364
40.605
-91.177
-33.707
-0.001
-0.001
-91.177
-33.707
-0.001
-0.001
-85.964
-38.293
0.001
0.001
KBJ_13.8B KBJ_230-TXB
KBJ_230
KBJ
91.364
40.605
KBJ_13.8A NDRI_115ATX
Cogen
NDRI_115A
86.244
48.698
NDRI_13.8
IV.4 Hasil Perhitungan Losses dan Voltage Drop Saat Sistem Normal
Perhitungan aliran daya dapat mengetahui besar losses pada setiap cabang dan voltage drop pada setiap cabang. Hasil perhitungan losses dan voltage drop pada setiap cabang terdapat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 4.4 Losses dan voltage drop saat sistem normal Informasi Bus yang Nama
% Tegangan
%Voltage
Bus
Drop
Losses Terhubung
Cabang Dari Bus
Ke Bus
KW
KVAR
Dari
Ke
3D-4D
3D
4D
7.5
-96.9
94.49
94.47
0.02
KBJ-3D
3D
KBJ
240.0
144.5
94.49
95.60
1.11
4B5B
4B
5B
55.9
-8.4
94.91
94.64
0.26
KBJ-4B
4B
KBJ
164.6
156.1
94.91
95.60
0.69
4D-6DN
4D
6DN
66.3
55.5
94.47
94.29
0.18
KBJ-4D
4D
KBJ
242.5
97.2
94.47
95.60
1.13
5B-6D
5B
6D
92.0
-9.3
94.64
94.21
0.43
5B-MNS
5B
Minas
63.3
-303.4
94.64
94.35
0.29
KBJ-5B
5B
KBJ
222.2
156.6
94.64
95.60
0.96
6D-MNS
6D
Minas
9.1
-169.9
94.21
94.35
0.14
6DN-MNS
6DN
Minas
19.4
-64.9
94.29
94.35
0.06
MNS-8C
8C
Minas
26.3
-223.2
94.05
94.35
0.30
MNS-8D
8D
Minas
58.5
-79.3
93.92
94.35
0.43
NL-BLM
Balam
Nella
9.5
-452.7
85.29
85.60
0.31
BKO-STG
Bangko
Sintong
151.6
-38.5
85.90
87.06
1.15
NL-BKO
Bangko
Nella
12.9
-383.1
85.90
85.60
0.30
BTG-CDRI
Batang
Central Duri
798.3
821.6
91.40
95.68
4.28
STG-BTG
Batang
Sintong
797.4
880.3
91.40
87.06
4.34
BKM-DRI
Bekasap
Duri
24.4
-293.7
94.84
95.24
0.39
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
Main BRK-MNS
Beruk
Minas
916.8
-37.2
88.08
94.35
6.27
BRK-PSK
Beruk
Pusaka
48.9
-1141.6
88.08
87.02
1.06
BRK-ZMRD
Beruk
Zamrud
107.2
-565.7
88.08
86.70
1.37
Bus43-CDRI
Bus-43
Central Duri
33.4
-368.6
95.18
95.68
0.50
Bus43-
Pematang
PMTM
Bus-43
Main
5.5
-163.1
95.18
95.05
0.13
RKN-Bus43
Bus-43
Rokan
4.9
-468.8
95.18
94.98
0.20
CDRI-TX1
CDRI-BG1
Central Duri
107.6
2001.1
102.38
95.68
6.70
CDRI-TX2
CDRI-BG2
Central Duri
119.6
2225.3
102.34
95.68
6.66
CDRI-TX3
CDRI-BG3
Central Duri
103.2
1919.7
102.42
95.68
6.74
CDRI-TX4
CDRI-BG4
Central Duri
105.3
1958.6
102.45
95.68
6.77
Central Duri
Duri
48.9
-204.1
95.68
95.24
0.44
Central Duri
Duri
48.9
-204.1
95.68
95.24
0.44
594.6
1688.7
95.68
97.24
1.56
CDRIDRI_A CDRIDRI_B NDRI_115BCD
Central Duri NDRI_115B
CGN-TX1
CGN-BG1
Cogen
143.7
6035.8
105.00 102.38
2.62
CGN-TX2
CGN-BG2
Cogen
143.7
6035.8
105.00 102.38
2.62
CGN-TX3
CGN-BG3
Cogen
143.7
6035.8
105.00 102.38
2.62
KBJ_230A
Cogen
KBJ_230
CGN-
Cogen
KBJ_230
CGN1351.9 -3523.9 102.38 -
-
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
102.38
98.33
4.05
98.33
4.05
KBJ_230B
8164.4 23047.9
DRI-KBJ
Duri
KBJ
6.7
-2008.7
95.24
95.60
0.36
DRI-PGT
Duri
Pungut
4.4
-940.0
95.24
95.39
0.15
KBJ-KTBTK
KBJ
Kota Batak
117.4
-1046.3
95.60
94.05
1.55
LBO-KBJ
KBJ
Libo
2.3
-1089.5
95.60
95.43
0.17
PGT-KBJ
KBJ
Pungut
2.7
-1067.4
95.60
95.39
0.21
KTBTK-PTP
Kota Batak
Petapahan
5.2
-772.0
94.05
93.82
0.23
MGL-STG
Menggala
Sintong
10.0
-349.1
86.78
87.06
0.28
MNS-TX-4
Minas
MNS-BG4
133.2
2477.6
94.35
102.26
11.47
MNS-TX6
Minas
MNS-BG6
74.9
1775.4
94.35
101.16
6.81
MNS-TX8
Minas
MNS-BG8
56.8
1347.0
94.35
95.71
4.69
MNS-TX10
Minas
MNS-BG10
49.6
1462.5
94.35
95.49
4.46
MNS-TX11
Minas
MNS-BG11
44.4
1308.6
94.35
95.08
4.04
NDRI_115A NDRI_115B
13.2
38.5
97.27
97.24
0.03
NDRI_115AND PNG-NL
Nella
Pinang
1.2
-642.0
85.60
85.49
0.12
PSK-PDD
Pedada
Pusaka
1.3
-326.7
86.92
87.02
0.09
PTP-SRM
Petapahan
Suram
0.7
-535.7
93.82
93.75
0.07
KBJ_230
KBJ
186.4
6897.3
98.33
95.60
2.73
98.33
95.33
3.00
98.33
95.60
2.73
98.33
95.33
3.00
KBJ_230TXA
KBJ_13.8B KBJ_230TXB
KBJ_230
KBJ
186.4
6897.3
KBJ_13.8A
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
NDRI_115ATX
Cogen
NDRI_115A
281.3
10406.3 102.38
97.27
5.10
102.38
96.77
5.61
NDRI_13.8
Hasil perhitungan aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia pada keadaan normal yang terdapat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4 didapatkan: 1. Perhitungan selesai pada iterasi ke-1815. 2. Daya nyata yang paling besar mengalir sebesar 97,63 MW dari Cogen ke KBJ_230A. 3. Daya reaktif yang paling besar mengalir sebesar 48,70 MVAR yaitu dari Cogen ke NDRI_115A dan NDRI_13.8. 4. Tegangan kritis : Tegangan paling besar untuk sistem 115 KV pada bus NDRI_115A sebesar 111,862 KV. Tegangan paling besar untuk sistem 13,8 KV pada bus CGN-BG1 dan CGNBG2 sebesar 14,490 KV. Tegangan paling rendah untuk sistem 115 KV pada bus Balam sebesar 98,089 KV. Tegangan paling rendah untuk sistem 13,8 KV pada MNS-BG11 sebesar 13,122 KV. 5. Total losses peralatan transformator dan transmisi adalah 9,937 MW.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dari studi aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 adalah : 1. Tegangan yang paling rendah untuk tinjauan sistem dalam keadaan normal adalah pada bus Balam sebesar 98,089 KV. 2. Aliran daya nyata paling tinggi terdapat pada transmisi antara CGN dengan KBJ_230A sebesar 97.633 MW. 3. Daya reaktif yang paling besar mengalir sebesar 48,70 MVAR yaitu dari Cogen ke NDRI_115A dan NDRI_13.8. 4. Tegangan pada setiap bus bergantung pada besar daya reaktif pada bus tersebut. 5. Losses paling tinggi terjadi pada saluran antara CGN dengan KBJ_230B sebesar 8164.4 KW. 6. Losses semakin besar jika jarak transmisi dan daya yang disalurkan semakin besar. 7. Sistem dengan beban 400,824 MW + 268,685 MVAR mempunyai total rugirugi saluran sebesar 9,937 MW + 25,840 MVAR.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
V.2 Saran
Saran yang didapatkan dari studi aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 adalah : 1. Hal-hal yang harus diperhatikan dari studi aliran daya menggunakan program ETAP 4.0 adalah alokasi daya aktif, daya reaktif, dan tegangan yang diinginkan pada bus. 2. Untuk menghasilkan sudi aliran daya yang optimal maka sebelum melakukan studi aliran daya sebaiknya dilakukan optimasi terhadap daya yang disalurkan pembangkit. 3. Hasil studi aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia dapat dikembangkan untuk : a) Analisa transient stabilitas sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia b) Optimasi alokasi daya reaktif c) Analisa kebutuhan kapasitor (kompensasi) pada bus d) Studi aliran daya menggunakan LTC (load tap changer) transformator 4. Untuk menghasilkan studi aliran daya perlu dilakukan update data-data yang diperlukan.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Beaty, H. Wayne, 2000. “ Handbook of Electric Power Calculations “, Edisi ketiga. McGraw-Hill. 2. E. El-Hawary, Mohamed, 1983., ”Electrical Power System Design and Analysis”, Reston Publishing Company, Inc. A Prentice-Hall Company, Virginia. 3. Gonen, Turan., 1987., ”Modern Power System Analysis” , A WileyInterscience Publication., California. 4. Hutahuruk, T.S., 1980., “Analisis Sistem Tenaga Elektrik, Jilid I, Sistemsistem yang Seimbang, Cetakan ke-3” , Bandung. 5. Idris, Ir.Kamal., 1994., ”Analisis Sistem Tenaga Listrik (William D. Stevenson, Jr, Elements of Power System Analysis, 4th Edition, McGraw-Hill, Inc)”, Erlangga., Jakarta. 6. Permana, I., 2007., “Studi Aliran Daya Pada Sistem Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Dengan Menggunakan ETAP 4.0”, Medan. 7. Saadat, H., 2002.,”Power System Analysis” , McGraw-Hill Primis, Singapore. 8. Stagg, W, Glenn, 1981, “Computer Methods in Power System Analysis”, McGraw-Hill, inc, Kogakusha. 9. ________Help program, Electric Transient Analyzer Program, Versi 4.0.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.
Fery Jusmedy : Studi Aliran Daya Sistem 115 kv PT. Chevron Pacific Indonesia, 2007. USU Repository © 2009