Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
RUMAH SINGGAH SOCIOPRENEUR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGURANGI JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAMBI Irna Christina, Maya Ardawati, Yunia Hardika Sari*
ABSTRAK Rumah singgah sociopreneur merupakan suatu wadah untuk membekali kemampuan (semangant wirausaha, motivasi diri dan kreatifitas) pada pencari kerja. Di Rumah ini diberikan pelatihan singkat untuk menjadi wirausahawan dan pelatihan yang menunjang untuk meningkatkan kompetensi mereka. Penulisan ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mengkombinsikan data sekunder, yang diperoleh dari studi literature dan mengambarkan fenomena yang terjadi pada saat sekarang secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti. Hasil Penulisan ini menyimpulkan bahwa melalui pelatihan di rumah singgah sociopreneur para pencari kerja akan diberikan pelatihan tentang kewirausahaan, pembinaan sikap mental, kreatifitas menciptakan jenis usaha, sehingga dapat merubah pola pikir mereka dari mencari pekerja menjadi pencipta lapangan kerja. Kata Kunci : Rumah Singgah Sociopreneur, Pengangguran Terdidik..
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jambi memiliki Sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang besar, hal ini merupakan potensi yang luar biasa untuk menjadikan *
Jambi
Penulis adalah mahasiswa pada Fakultas Pertanian dan Hukum Universitas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Provinsi Jambi sebagai daerah yang sejahtera. Rendahnya kualitas sumber daya manusia menjadi tantangan pemerintah dalam mengembangkannya. Di lingkungan penulis menemukan masih banyaknya sarjana yang belum bekerja. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda. Dari hasil wawancara penulis terhadap tujuh orang yang menjadi responden factor masih menganggurnya mereka disebabkan oleh kurangnya inovasi, kreatifitas dan motivasi untuk mandiri. Motivasi sebagian besar lulusan sarjana berharap diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil, Selain itu untuk Penerimaan Pegawai di Perusahaan swasta mensyaratkan ada kemampuan atau keahlian yang memadai bagi lowongan yang akan dilamar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi pada Tahun 2010 terdapat 5.929 Sarjana Strata 1 yang mengganggur. Jumlah sumber daya yang potensial tersebut perlu diberikan pemahaman dan motivasi positif untuk menciptakan kesempatan kerja. Perlu dirubah pola pikir para pengangguran dari “pencari kerja” menjadi “pencipta lapangan kerja”. Struktur perekonomian dunia yang telah menstransformasi dengan cepat, dari perekonomian berbasis sumber daya alam (SDA) menjadi berbasis sumber daya manusia (SDM). Untuk meningkatkan pembangunan perekonomian di Provinsi Jambi dibutuhkan Industri Kreatif. Peran Pemerintah dibutuhkan dalam menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Oleh karena itu dibutuhkan semangat kewirausahaan dan motivasi diri, dan wadah dimana para pengangguran terdidik dapat mengakses perkembangan industri dan jenis usaha melalui pelatihan singkat, agar dapat menggali potensi diri dan mendukung mereka dalam bentuk moril dan materil sehingga dapat mengasah kemampuan dan berperan aktif bagi penciptaan lapangan kerja dan pembangunan daerah. Dari uraian diatas mendorong penulis untuk memberikan gagasan kreatif berupa pendirian Rumah Singgah Sociopreneur sebagai wadah untuk mengembangkan keahlian dan akses terhadap permodalan usaha sehingga memberikan motivasi untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menciptakan lapangan usaha . Gagasan tersebut dituangkan dalam karya ilmiah berjudul “Rumah Singgah Sociopreneur Sebagai Upaya Mengurangi Jumlah Pengangguran Terdidik di Provinsi Jambi”. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Rumah Singgah Sociopreneur ? 2. Bagaimana mekanisme kerja Rumah Singgah Sociopreneur dalam membekali skill pada para pengangguran ? 3. Bagaimana peran Rumah Singgah Sociopreneur dalam mengurangi jumlah penggangguran terdidik di Provinsi Jambi ? 4. Bagaimana pengawasan yang diberikan oleh pemerintah pada program Rumah Singgah Sociopreneur ? 1.3. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan dengan jelas tentang Rumah Singgah Sociopreneur. 2. Mengetahui cara kerja pembekalan skill di Rumah Singgah Sociopreneur 3. Mengetahui peran Rumah Singgah Sociopreneur dalam mengurangi jumlah penggangguran terdidik di Provinsi Jambi 4. Mengetahui pengawasan yang diberikan pada Rumah Singgah Socipreneur agar tidak melenceng dari tujuan utamanya sebagai upaya mengurangi pengangguran. 1.4. Manfaat Penulisan 1. Bagi pengangguran, meningkatkan kualitas diri untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. 2. Bagi masyarakat, mengurangi beban ekonomi akibat ketergantungan para penggangguran
sekaligus
menggiatkan
perputaran
mengurangi kriminalitas di tengah-tengah masyarakat
roda
ekonomi
dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Bagi pemerintah daerah, membantu mensukseskan program mengurangi jumlah penggangguran dan pengentasan kemiskinan untuk kesejahteraan masyarakat Provinsi Jambi. 1.5. Metodologi Penelitian Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan Analisis Deskriptif, yaitu dengan menggambarkan fenomena yang terjadi pada masa sekarang secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti. Data yang digunakan Data Primer didapat melalui wawancara langsung dengan tujuh orang pengangguran terdidik. Data Sekunder bersumber dari Biro Pusat Statistik, Media Cetak dan Media Elektronik.
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Program Pemerintah Untuk Meningkat Kualitas Sumber Daya Manusia Berdasarkan
kesepakatan bersama antara
Menteri Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi RI dengan Menteri Pendidikan Nasional RI dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Nomor: KEP.104/MEN/II/2007 tentang keterpaduan program siap kerja dan pemahaman hubungan industrial bagi siswa sekolah menengah kejuruan atau sederajat, mahasiswa dan peserta didik pada satuan pendidikan nonformal, para pihak secara bersama-sama mempunyai tugas dan tanggung jawab : a.
menyelenggarakan program terpadu yang berbasis pelatihan, sertifikasi dan penempatan bagi siswa sekolah menengah kejuruan atau sederajat, mahasiswa dan peserta didik pada satuan pendidikan nonformal ;
b.
memberikan dukungan dalam sertifikasi kompetensi kerja bagi siswa sekolah menengah kejuruan atau seederajat, mahasiswa dan peserta didik pada satuan pendidikan nonformal;
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c.
melakukan sosialisasi kepada pemerintah, pemerintah daerah, lembaga pendidikan formal dan nonformal serta perusahaan akan pentingnya keterpaduan program siap kerja dan pemahaman hubungan industrial bagi siswa sekolah menengah kejuruan atau sederajat, mahasiswa dan peserta didik pada satuan pendidikan nonformal.
Untuk pelaksanaan kesepakatan bersama ini dibentuk Tim Pelaksana yang anggotanya terdiri dari pejabat di lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Pendidikan Nasional dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Tim Pelaksana tersebut bertugas antara lain menyusun program kerja, menentukan target atau sasaran, menetapkan metode kerja, melaksanakan sosialisasi dan menyediakan sarana yang dibutuhkan. Kesepakatan bersama ini diharapkan dapat menyelaraskan program pendidikan, pelatihan dan fasilitasi penempatan tenaga kerja dengan dunia kerja bagi lulusan sekolah menengah kejuruan atau sederajat, mahasiswa dan peserta didik pada satuan pendidikan nonformal. Sehingga , ketika mereka akan memasuki dunia kerja yang sebenarnya mereka telah memiliki bekal ilmu dan keterampilan untuk
bekerja secara mandiri dan tidak hanya bergantung kepada
lapangan kerja yang menaunginya. 2.2. Cara-cara Manusia Mendapatkan Penghasilan Menurut Robert T Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad dan The Cashflow Quadrant (2001), beliau menyatakan ada 4 cara manusia mendapatkan penghasilan, yang terbagi menjadi 2 quadran: a. Quadran kiri 1. Pegawai/Employee, system mencari penghasilan dengan cara menukarkan skill, tenaga dan pikiran mereka untuk atasan mereka dan memiliki tanggung jawab tehadap atasan mereka.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Pelaku usaha/Self Employed, system mencari uang hampir sama dengan employee tapi yang membedakannya mereka bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. b. Quadran kanan 1. Pemilik Usaha/Business Owner, mereka bekerja untuk membangun asset, setelah asset terbangun mereka mendapatkan penghasilan dari asset mereka tersebut , tanpa harus bekerja lagi atau lebih dikenal dengan istilah passive Income. 2. Penanam Modal/Investor, berasal dari bisnis owner, saat mereka sudah menikmati passive income maka mereka akan berinvestasi dan membuat unag yang bekerja untuk mereka. Orang yang mendapatkan penghasilan dengan menganut business owner lebih terjamin keberlangsungan ekonominya. Berbeda dengan orang yang berada di quadran kiri, disini mereka membangun usaha dengan skill tapi tidak langsung pada tujuan mendapatkan uang akan tetapi membangun aset untuk mendapatkan uang. Para bisnis owner ini memiliki penghasilan secara pasif artinya mereka tidak perlu bekerja tetapi mendapatkan penghasilan dari usahanya yang dijalankan oleh orang lain. 2.3. Pengertian Kewirausahaan Sosial Menurut Ashoka Fellows, menyebutkan karakteristik kegiatan wirausaha sosial (Sociopreneurship) berikut:
1. Tugas wirausaha sosial ialah mengenali adanya kemacetan atau kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan. 2. Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau mengajarkan cara “memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga “industri perikanan” pun berubah.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kewirausahaan sosial tidak hanya berorientasi pada keuntungan usaha tetapi juga memiliki pengaruh positif terhadap lingkungan sosial atau masyarakat. Mereka menyisihkan keuntungan dari usahanya untuk kegiatan sosial, seperti pembinaan anakanak terlantar, memberikan beasiswa pendidikan gratis pada anak-anak kurang mampu, pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin. III. PEMBAHASAN Para lulusan sarjana masih banyak berpikir untuk menjadi pekerja atau employee sebagaimana yang dikatakan oleh Robert T. Kiyosaki. Semua responden mengatakan bahwa alasan utama mereka menganggur dikarenakan sempitnya lapangan pekerjaan. Dengan mengacu pada alasan tersebut, dapat dilihat rendahnya motivasi dan inisiatif para lulusan perguruan tinggi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu ditemukan juga fakta bahwa rendahnya soft skill yang dimiliki lulusan perguruan tinggi seperti kemampuan bahasa inggris yang lemah , kreatifitas yang rendah,
kurangnya semangat
kewirausahaan dan
kurang cekatan menyikapi
perkembangan zaman merupakan faktor utama tingginya jumlah pengangguran terdidik di Provinsi Jambi. Berikut Tabel yang menggambarkan Pengangguran Terbuka di Provinsi Jambi dari Tahun 2008 – 2010. Tabel 1. Penganggur Terbuka menurut Pendidikan Tahun 2008 - 2010
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2008
Pendidikan
2009
2010
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
2.298
3,10
1.264
1,81
1.087
1,81
Tamat SD
12.022
16,20
11.111
15,91
11.198
18,65
Tamat SLTP
12.653
17,05
8.438
12,08
9.391
15,64
Tamat SLTA
31.419
42,33
27.988
40,06
20.858
34,73
6.625
8,92
4.051
5,80
5.567
9,27
943
1,27
6.975
9,98
6.025
10,03
8.262
11,13
10.030
14,36
5.929
9,87
Tidak/Belum Tamat SD
Diploma I / II Akademi / D III Sarjana
/
Sumber :BPS/Sakernas 2008, 2009 dan 2010 Jumlah pengangguran terdidik yang telah menyelesaikan program Diploma 3 dan Sarjana Strata 1 adalah 11.954. Angka tersebut sangat besar. Para penggangguran terdidik ini merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat potensial jika dibekali dengan kemampuan berwirausaha. Ada dua faktor penyebab tingginya jumlah pengangguran yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal, adanya kebijakan ekonomi pemerintah, kurang tersedianya lapangan pekerjaan, kebijakan kurikulum perguruan tinggi yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sedangkan faktor internalnya adalah rendahnya minat untuk berwirausaha, kurang kreatifitas dan keterampilan. Konsep Rumah Singgah Sociopreneur Konsep rumah singgah yaitu membangun sebuah rumah sebagai wadah untuk membekali kemampuan (semangat wirausaha, motivasi diri dan kreatifitas) pada pengangguran. Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan singkat untuk menjadi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
wirausahawan serta pelatihan keterampilan seperti menjahit, membatik, memahat, dan menganyam. Peserta juga dibekali dengan pelatihan tentang berbicara di depan umum dan motivasi diri. Kegiatan ini dibimbing oleh mereka yang kompeten di bidangnya masing-masing, seperti para pemilik usaha yang sukses. Pelatihannya berlangsung selama satu sampai dua bulan. Tujuan utamanya ialah pembinaan mental, kemampuan, keberanian, dan kreatifitas untuk mewujudkan jenis-jenis usaha yang memiliki profit oriented. Peserta berjumlah sekitar 50 orang dan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk kemudian dibina untuk menemukan ide kreatif demi membangun sebuah usaha mandiri. Setelah mendapatkan pelatihan, 50 orang peserta tersebut dibagi menjadi 10 tim kerja berdasarkan bidang ketertarikan usaha yang sama. Kemudian tiap kelompok diberi modal oleh oleh pemerintah untuk membangun ide usaha yang telah dikonsep dengan matang tersebut. Peran pemerintah daerah dalam program ini ialah menyediakan sarana dan prasarana rumah singgah, anggaran dana untuk praktek pengembangan usaha yang telah dibina di rumah ini serta mengawasi usaha yang tengah berjalan. Sisi kewirausahaan sosial dalam program ini adalah setelah usaha berjalan dan mendapatkan laba, setiap kelompok menyisihkan 5-10 persen dari laba yang mereka peroleh untuk panti asuhan, panti jompo, lembaga sosial masyarakat serta programprogram sosial lain yang ada dilingkungannya. Sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pemilik usaha dan masyarakat. Hal ini secara tidak langsung turut membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan menciptakan kehidupan yang rukun dan sejahtera. Dalam mengentaskan pengangguran, melalui program ini, jika dalam 1 kelompok usaha dapat merekrut karyawan 5 orang setiap bulannya dari kalangan pengangguran, maka sedikitnya dapat mengurangi 600 orang pengangguran setiap tahun untuk satu kurun waktu pelatihan. Jika pemerintah mengadakan pelatihan di rumah singgah sociopreneur sebanyak dua bulan satu kali, maka akan ada 6 kali pelatihan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang menghasilkan 60 tim kerja yang mampu menyerap tenaga kerja berjumlah 3600 orang pengangguran setiap tahunnya. Dengan pelaksanaan rumah singgah yang berkala dan rutin, pemerintah daerah mendapat umpan balik dari keberhasilan tim kerja yakni memajukan perekonomian daerah provinsi Jambi, mengurangi jumlah pengangguran serta mengurangi angka kemiskinan
IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Sebagian besar lulusan perguruan tinggi
masih berorientasi untuk mencari
pekerjaan, bukan menciptakan lapangan kerja, sehingga menimbulkan tingkat pengangguran yang tinggi dikarenakan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi yang ada. Salah satu alternative solusinya adalah dengan membuat program pengembangan sumber daya manusia dengan konsep Rumah Singgah Sociopreneur. Melalui program ini, para pengangguran terdidik akan dibekali dengan kemampuan semangat kewirausahaan dan kreatifitas dalam menciptakan lapangan kerja serta ketahanan mental dalam menghadapi persaingan usaha. Keberhasilan Rumah Singgah Sociopreneur akan membantu pemerintah mengurangi
jumlah
pengangguran
terdidik,
mengentaskan
kemiskinan
serta
menyukseskan visi Jambi EMAS 2015. 4.2. Saran Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dapat menjadikan Rumah Singgah Sociopreneur
sebagai solusi untuk mengatasi pengangguran, kemiskinan dan
kesejahteraan rakyat. Penggunaan anggaran daerah secara tepat untuk program yang memiliki banyak dampak positif merupakan kebijakan yang sangat dinantikan oleh rakyat.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, (2011). Penganggur Terbuka Menurut Pendidikan Tahun 2008-2010. Diakses tanggal 17 Juni 2011 dari jambi.bps.go.id. Kiyosaki, Robert T, & Lecht, Sharon L. (2001). The Cashflow Quadrant. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama Sulekale, Dalle Daniel. (2008) Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah.
Ekonomi
Rakyat,14,
Artikel
ke-2,
dari
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_14/artikel_2.htm
Surat Kesepakatan Bersama antara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dengan Menteri Pendidikan Nasional RI dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Nomor : KEP.104/MEN/II/2007 tentang keterpaduan program siap kerja dan pemahaman hubungan industrial bagi siswa sekolah menengah kejuruan atau sederajat, mahasiswa dan peserta didik pada satuan pendidikan nonformal Winarto, V. (2008). Membangun Kewirausahaan Sosial, Meruntuhkan dan Menciptakan Sistem Secara Kreatif. Makalah untuk seminar Membangun Kewirausahaan Sosial, Meruntuhkan dan Menciptakan Sistem Secara Kreatif. Universitas Gadjah Mada.