1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini. Berdasarkan data pengangguran terdidik tahun 2004-2009 jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak 529.662 jiwa (585.358 pada tahun 2004 menjadi 1.115.020 pada tahun 2009), maka rata-rata jumlah penganguran terdidik per tahun bertambah 106.000 jiwa. Kondisi tersebut disebabkan jumlah lulusan Perguruan Tinggi per tahunnya sekitar 655.012 sarjana yang berasal lebih dari 3.000 Perguruan Tinggi di Indonesia (Statistik Pendidikan Tinggi Indonesia, 2010).
Jumlah pengangguran Menurut Data Statistik Tenaga Kerja Indonesia (2011) sebesar 8.012.000 orang dan jumlah pengangguran terdidik (pengangguran lulusan D3 dan S1) mencapai 21%. Walaupun jumlah pengangguran tidak terdidik lebih besar, namun dalam lima tahun terakhir jumlah pengangguran terdidik semakin meningkat secara signifikan.
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan perkembangan teknologi yang cukup potensial, seharusnya kondisi ini dapat mendukung masyarakatnya untuk mengembangkan usaha di
2
sektor informal khususnya bidang kewirausahaan, tetapi pada umumnya masyarakat belum memulai usaha untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, sehingga masalah pengangguran masih belum terselesaikan. Secara lebih jelas dapat diketahui data pengangguran daerah Lampung melalui tabel di bawah ini.
Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Lampung, 2008-2013
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 71 72
Kabupaten/Kota
2008
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2.97 3.91 8.68 7.67 4.89 8.1 6.33 5.5 * ** *** *** --13.14 12.01 7.15
7.18 4.82 7.39 5.37 4.1 10.61 5.07 4.61 7.48 ** *** *** --10.97 11.05 6.62
5.41 4.76 5.46 4.28 2.56 8.9 3.96 4.46 5.9 4.79 1.17 4.1 --11.92 12.46 5.57
2.76 5.91 8.21 4.69 3.8 6.4 3.38 5.97 7.1 7.34 7.75 4.14 --11.9 11.01 6.24
2.25 3.2 6.04 2.74 2.61 8 3.3 5.52 6.5 5.91 4.19 1.97 --12.17 11.44 5.13
2.52 4.88 6.25 5.48 3.33 7.4 4.19 4.38 9.6 3.76 9.51 3.61 --10.67 4.36 5.69
Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Barat Pesisir Barat Bandar Lampung Metro Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung
Catatan: *) 2007-2008 masih bagian Kabupaten Lampung Selatan **) 2007-2009 masih bagian dari Kabupaten Tanggamus ***) 2007-2009 masih bagian dari Kabupaten Tulang Bawang
3
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa dibeberapa daerah provinsi Lampung masih banyak terdapat jumlah pengangguran, seperti Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Waykanan, Pesawaran, Mesuji, Tulang Bawang Barat. Solusi yang dapat ditempuh untuk keluar dari persoalan di atas dengan menciptakan wirausahawan muda (young entrepreneur) dalam jumlah dan kualitas memadai. Menurut Zimmerer, 1996 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan menciptakan sesuatu yang baru (inovasi) dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Pendidikan kewirausahaan yang diperoleh saat di bangku kuliah dapat mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Fokus penelitian ini pada mahasiswa Universitas Lampung dan beberapa program yang ditawarkan untuk mendukung mata kuliah kewirausahaan sekaligus meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti
program
kewirausahaan,
diantaranya
Program
Kreativitas
Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Gerakan Seribu Wirausaha Unila (GABUWIRA). Tujuan dari program-program ini adalah menumbuhkan sikap mandiri dan melatih jiwa wirausaha mahasiswa agar nantinya tidak hanya mengandalkan lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh pemerintah saja, melainkan mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
4
Sebagai salah satu data yang dapat menggambarkan minat wirausaha mahasiswa, dapat
dilihat
dari
pengusulan
PKMK.
Selain bertujuan
menumbuhkan sikap mandiri, PKMK juga bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap atau jiwa wirausaha (entrepreneurship) berbasis IPTEKS kepada para mahasiswa agar dapat mengubah pola pikir (mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) serta menjadi calon/pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global. Program ini juga bertujuan mendorong kelembagaan atau unit kewirausahaan di perguruan tinggi agar dapat mendukung pengembangan program-program kewirausahaan. Sebagai hasil akhir, diharapkan terjadinya penurunan angka pengangguran lulusan perguruan tinggi. Diagram di bawah ini menunjukkan
persentase minat mahasiswa
mengikuti PKMK tahun 2013 dan 2014. Gambar 1. Mahasiswa Lolos Seleksi PKMK 2013 Diagram 1. PKMK 2013 1%
FKIP
7% 1%
8%
0% 10%
FH FT FEB FK
64%
9%
FISIP FMIPA FP
5
Gambar 2. Mahasiswa Lolos Seleksi PKMK 2014 Diagram 2. PKMK 2014
FKIP 21%
FH 1%
42% 5%
FEB FK
4% 5%
FT
0%
FISIP FMIPA
22%
FP
Sumber : Bidang Kemahasiswaan Universitas Lampung
Proposal PKMK yang berhasil diusulkan oleh pihak Unila pada tahun 2013 sebanyak 102 buah, dari FISIP sebanyak 11 proposal, persentasenya adalah 10% dan didominasi oleh Fakultas Pertanian (FP) sebanyak 64% pada Diagram 1. sedangkan pada Diagram 2. tahun 2014 Unila berhasil mengusulkan 227 proposal PKMK, FISIP mengirim 11 proposal, persentasenya adalah 5% dan posisi tertinggi masih tetap diraih oleh Fakultas Pertanian (FP) dengan persentase 42%. Terlihat bahwa partisipasi mahasiswa FISIP dalam Program Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) masih rendah, walaupun diketahui proposal yang diusulkan pihak FISIP mencapai jumlah yang sama, tetapi persentasenya menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain dari data Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), diketahui minat mahasiswa dalam mengikuti program kewirausahaan kurang,
6
yaitu dari data peserta yang lolos seleksi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
Menurut Santoso (1993) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Niat kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru (Krueger, 1993). Terlihat jelas bahwa niat seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan mempengaruhi motivasi untuk berwirausaha, melakukan inovasi sehingga dapat menghasilkan barang/jasa yang dapat bermanfaat dan menghasilkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Priyanto, 2008 (dalam Mopangga, 2014) jiwa wirausaha dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal dan kontekstual. Faktor internal meliputi sikap, umur, jenis kelamin, latar belakang keluarga, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi jiwa wirausaha seseorang adalah lingkungan keluarga, lingkungan sosial.
Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: 134-142), variabel dan indikator untuk mengukur minat wirausaha adalah sebagai berikut : 1.
Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu : a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri
7
c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang bisa dibanggakan 2.
Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut : a. Ingin mencoba hal-hal baru b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain
3.
Keinginan menjadi Bos, indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : a. Keinginan mempunyai usaha sendiri b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri
4.
Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu : a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain c. Senang melakukan percobaan
5.
Kepemimpinan, indikatornya adalah : a. Senang berbicara dengan orang banyak b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain.
6.
Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu : a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur c. Tidak suka terikat akan sesuatu
8
7. Keuntungan, indikatornya : a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel untuk mengukur minat wirausaha adalah harga diri, tantangan pribadi, keinginan menjadi bos, inovasi, kepemimpinan, fleksibilitas, dan keuntungan.
Dukungan universitas sebagai faktor kontekstual juga mempengaruhi minat jiwa wirausaha seseorang. Zimmerer, 2002:12 (dalam Mopangga, 2014) menyatakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Menurut Wu and Wu, 2008 (dalam Suharti & Sirine) pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang konkrit berdasarkan masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha.
Penelitian ini difokuskan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung angkatan 2012 yang meliputi jurusan Sosiologi, Administrasi Bisnis, Administrasi Negara, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi. Kriteria mahasiswa yang dijadikan sebagai responden adalah terdaftar sebagai mahasiswa FISIP angkatan 2012 dan mengikuti program pendidikan S-1, serta mahasiswa yang masih aktif di kampus, mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan.
9
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar minat wirausaha mahasiswa dan dukungan Universitas dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu : 1. Seberapa besar minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012 ? 2. Seberapa baik dukungan Universitas yang meliputi program apa yang sudah dijalankan, fasilitas apa
yang sudah ada, dan sosialisasi dalam
menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012 ? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012. 2. Untuk mengetahui seberapa besar dukungan universitas yang meliputi program apa yang sudah dijalankan, fasilitas apa yang sudah ada, dan sosialisasi dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan memperdalam kajian sosiologi khususnya sosiologi ekonomi dan mata kuliah kewirausahaan. 2. Kegunaan Praktis Sebagai bahan masukan kepada pihak universitas untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti program kewirausahaan seperti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Koperasi Mahasiswa
Unila
(GABUWIRA).
(KOPMA),
Gerakan
Seribu
Wirausaha
Unila