RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN Tugas Mata Kuliah PENGAWAS DAN KEPENGAWASAN
Dosen Pengampu : Dr. Arif Rahman, M.Pd
Oleh : ESRON RAJAGUKGUK NIM. 8146132039 KELAS A2W – AP KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengawas pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan manajemen dalam upaya peningkatan prestasi belajar serta mutu sekolah dan subtansi pengawasan pendidikan diarahkan dalam memperbaiki, membantu serta melayani guru dalam melaksanakan sistem pembelajaran secara tepat dan terarah baik dari sisi prosedur maupun capaian yang hendak dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan juga capaian pendidikan. Ada banyak ungkapan yang tidak enak didengar sehubungan dengan keberadaan pengawas. Jabatan pengawas yang disebut dengan jabatan parkir, tempat mangkalnya mantan pejabat yang tak berguna lagi, jabatan menunggu usia pensiun, ironisnya ada sebutan, bahwa pengawas sekolah itu adalah ‘macan ompong’ dan “jabatan rongsokan”. Ibarat pohon, batangnya besar-tinggi, daun-daunnya hijau rimbun, tapi tak berbuah sama sekali, adalah ungkapan lain untuk sosok sang pengawas sekolah. Apakah benar demikian. Dan mengapa sampai muncul sebutan tersebut?. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, bahwa (a) tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah melakukan pengawasan manajerial terdiri dari pembinaan, pemantauan (Standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana prasarana, standar pendidik & tenaga kependidikan) dan penilaian kinerja sekolah pada satuan pendidikan pada sekolah binaannya, (b) tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan) pada guru mata pelajaran di sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, bahwa eksistensi pengawas adalah sangat jelas dan tegas, dengan demikian tidak ada alasan apapun dan oleh siapapun yang memarjinalkan dan mengecilkan eksistensi pengawas sekolah. Tetapi tidak bisa dipungkiri dalam menjalankan tugas kepengawasan, seorang pengawas memiliki banyak keterbatasan kemampuan, minat dan motivasi serta arahan dan bimbingan dan pelatihan yang dimilikinya. Hal ini lah barangkali yang membuat pengawas dalam melakukan tugas fungsi pokoknya menjadi tidak maksimal. Atau menurut hemat penulis seorang
pengawas belum memahami betul apa tugas dan tanggung jawab, wewenang , fungsi pengawas pendidikan di sekolah. Karena bagaimanapun tidak akan efektif dan efisien seseorang melakukan tugas atau pekerjaan , apabila dia tidak memahami maksud dan tujuan ugas tersebut. Dalam kesempatan ini penulis membahas tentang ruang lingkup kepengawasan pendidikan.
B. Perumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.
Pengertian Pengawas Sekolah Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja Pengawas Sasaran tugas pengawas, Jenjang jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan sekolah Kegiatan Pengawas
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Pengertian Pengawas Sekolah 2. Untuk mengetahui Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja Pengawas 3. Untuk mengetahui Sasaran tugas, Jenjang Jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah 4. Untuk mengetahui Bidang Pengawasan 5. Untuk mengetahui Kegiatan Pengawas 6. Untuk mengetahui ruang lingkup pengawas D. Manfaat Penulisan 1. Guna memahami Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja Pengawas , Sasaran tugas, Jenjang Jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah, Bidang Pengawasan, Kegiatan Pengawas, ruang lingkup pengawas. 2. Menambah wawasan dan pemahaman bagi Mahasiswa Pascasarjana dalam mempersiapkan diri sebagai pengawas pendidikan di masa depan. 3.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawas Sekolah Menurut Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 disebutkan, pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah. Pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Kemudian pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan, bahwa pengawas sekolah harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Menurut Permenpan No 21 Tahun 2010 disebutkan bahwa : Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja 1. Pengawas sekolah berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan. 2. Tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas kepengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan delapan Standar
Nasional
Pendidikan,
penilaian,
pembimbingan
dan
pelatihan
profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. 3. Beban kerja kepengawasan sekolah adalah 37,5 (tigapuluh tujuh setengah) jam perminggu
didalamnya
termasuk
pelaksanaan
pembinaan,
pemantauan,
penilaian dan pembimbingan di sekolah binaan. Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, pada pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa “Beban kerja guru yang diangkat dalam jabatan Pengawas Satuan Pendidikan adalah melakukan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan pengawas” selanjutnya pada ayat 3 dinyatakan “Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi: a. mengawasi, memantau, mengolah dan
melaporkan hasil pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan pada Satuan Pendidikan” C. Sasaran tugas , jabatan dan Kepangkatan pengawas 1. Sasaran Tugas adalah sebagai berikut : 1) untuk taman kanak-kanak/raudatul atfhal dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) guru; 2) untuk sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; 3) untuk sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40(empat puluh) guru; dan 4) untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) guru bimbingan dan konseling. 2. Jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah Jenjang Kepangkatan Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut : No Jabatan Pengawas 1 Pengawas Sekolah Muda 2
Pengawas Sekolah Madya
3
Pengawas Sekolah Utama
Pangkat dan Golongan Penata, III/c Penata Tk I, III/d Pembina, IV/a Pembina Tk I, IV/b Pembina Utama Muda, IV/c Pembina Utama Madya, IV/d Pembina Utama, IV/e
Sumber : Permenpan N0. 21 tahun 2010 tentang Jabatan fungsional pengawas
Pada masing-masing jenjang jabatan pengawas tersebut melekat rincian kegiatan yang harus dilakukan. Pengawas sekolah muda memiliki (8) delapan rincian kegiatan, pengawas sekolah madya memiliki (10) sepuluh rincian kegiatan dan Pengawas Sekolah Utama memiliki 12(duabelas) rincian kegiatan. Setiap pengawas sekolah, baik manajerial maupun akademik wajib menyusun rencana program pengawasan, baik perorangan maupun berkelompok. Program pengawasan terdiri atas (1) program tahunan, (2) program semester pengawasan, (3) rencana pengawasan akademik (RKA), dan (4) rencana kepengawasan manajerial (RKM). Selain menyusun program pengawasan, setiap pengawas juga melaksanakan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan.
D. Bidang Pengawasan Bidang Pengawasan terdiri atas : a. Pengawasan Taman kanak-kanak Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada pendidikan anak usia dini formal, baik negeri maupun swasta dalam teknis penyelenggaraan dan pengembangan program pembelajaran di taman kanak-kanak. b. Pengawas Sekolah Dasar Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah, baik negeri maupun swasta baik pengelolaan sekolah maupun seluruh mata pelajaran Sekolah dasar kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan jasmani dan kesehatan. c. Pengawas mata pelajaran/rumpun mata pelajaran Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran tertentu pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta. d. Pengawas Pendidikan Luar Biasa Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada sekolah luar biasa di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional untuk seluruh mata pelajaran. e. Pengawas bimbingan dan konseling Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada kegiatan bimbingan dan konseling. E. Kegiatan Pengawas Sekolah Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program
pengawasan,
melaksanakan
program
pengawasan,
evaluasi
hasil
pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru. Pengawas sekolah memiliki banyak kegiatan dalam rangka menjalankan tugas profesinya sebagai pengawas. Kegiatan pengawas sekolah diantaranya terdiri atas pengembangan
profesionalitas,
pengawasan
akademik
dan
manajerial,
pengembangan profesi dan pelaksanaan kegiatan penunjang pengawas sekolah.
Pengembangan profesionalitas adalah bahwa pengawas harus senantiasa mengembangkan diri melalui pendidikan seperti mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas sekolah. Sedangkan kategori pengawasan akademik dan manajerial adalah : 1) penyusunan program, 2) pelaksanaan program; 3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; 4) membimbing dan melatih profesional guru; dan 5) pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Kegiatan pengembangan profesi adalah menyusun karya tulis ilmiah dan membuat karya inofatif. Dan kegiatan penunjang meliputi : 1.) peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pendidikan formal/kepengawasan sekolah; 2) keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan funsional pengawas sekolah; 4) melaksanakan kegiatan pendukung pengawasan sekolah ; 5) mendapat penghargaan /tanda jasa; dan 6) memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah, dalam lampiran dinyatakan bahwa kualifikasi pengawas TK/RA, SD/MI minimum S1 atau D IV dan kualifikasi Pengawas SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK berpendidikan minimum S2 dan memiliki kompetensi :
Kompetensi Kepribadian.
Kompetensi Supervisi Manajerial.
Kompetensi Supervisi Akademik.
Kompetensi Evaluasi Pendidikan.
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan.
Kompetensi Sosial
Dari 6 dimensi kompetensi tersebut dijabarkan lagi menjadi 36 kompetensi yang harus dikuasai oleh pengawas. F. Ruang Lingkup Pengawasan Ruang lingkup tugas pengawasan yang dilakukan pengawas satuan pendidikan menurut Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 adalah melaksanakan supervisi manajerial, dan supervisi akademik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, bahwa (a) tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah melakukan pengawasan manajerial terdiri dari pembinaan, pemantauan (Standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana prasarana, standar pendidik & tenaga kependidikan) dan penilaian kinerja sekolah pada satuan pendidikan pada sekolah binaannya, (b) tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi pembinaan,
pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan) pada guru mata pelajaran di sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan. 1. Supervisi Manajerial Esensi supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervisi ini ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain meliputi: (a) manajemen kurikulum dan pembelajaran, (b) kesiswaan, (c) sarana dan prasarana, (d) ketenagaan, (e) keuangan, (f) hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (g) layanan khusus. Dalam melakukan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus juga dituntut melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang meliputi delapan komponen, yaitu: (a) standar isi, (b) standar kompetensi lulusan, (c) standar proses, (d) tandar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian. Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar sekolah terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. 2. Supervisi Akademik Glickman dalam Aedi Nur(2014 :182), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik. 1. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989). 2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan
guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru. 3. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya. Secara rinci, tujuan supervisi akademik akan diuraikan lebih lanjut berikut ini. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi muridmuridnya. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat . dan bukan semata-mata kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan), tetapi mencakup peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru. Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Pengembangan Profesionalisme
TIGA PenumPengaTUJUAN Gambar 2.1. Tiga Tujuan Supervisi buhan wasan SUPERVISI Motivasi kualitas
1.
2.
3.
Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuannya profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendo- rong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas Rincian Tugas
Pengawasan Akademik (Teknis Pendidikan/ Pembelajaran)
Inspecting/ Pengawasan
Advising/ Menasehati
Monitoring/ Memantau
Coordinating/ mengkoordinir
Reporting
Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran Proses pembelajaran/ praktikum/ studi lapangan Kegiatan ekstra kurikuler Penggunaan media, alat bantu dan sumber belajar Kemajuan belajar siswa Lingkungan belajar
Pengawasan Manajerial (Administrasi dan Manajemen Sekolah) Pelaksanaan kurikulum sekolah Penyelenggaraan administrasi sekolah Kinerja kepala sekolah dan staf sekolah Kemajuan pelaksanaan pendidikan di sekolah Kerjasama sekolah dengan masyarakat
Menasehati guru dalam pembelajaran/bimbingan yang efektif Guru dalam meningkatkan kompetensi professional Guru dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial dan pedagogik
Ketahanan pembelajaran Pelaksanaan ujian mata pelajaran Standar mutu hasil belajar siswa Pengembangan profesi guru Pengadaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
Penyelenggaraan kurikulum Administrasi sekolah Manajemen sekolah Kemajuan sekolah Pengembangan SDM sekolah Penyelenggaraan ujian sekolah Penyelenggaraan penerimaan siswa baru
Mengkoordinir peningkatan mutu SDM sekolah Penyelenggaraan inovasi di sekolah Mengkoordinir akreditasi sekolah Mengkoordinir kegiatan sumber daya pendidikan
Pelaksanaan inovasi pembelajaran Pengadaan sumber-sumber belajar Kegiatan peningkatan kemampuan profesi guru
Kinerja
guru
dalam
Kepala sekolah di dalam mengelola pendidikan Kepala sekolah dalam melaksanakan inovasi pendidikan Kepala sekolah dalam peningkatan kemampuan professional kepala sekolah Menasehati staf sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi sekolah Kepala sekolah dan staf dalam kesejahteraan sekolah
Kinerja kepala sekolah
melaksanakan pembelajaran Kemajuan belajar siswa Pelaksanaan tugas kepengawasan akademik
Kinerja staf sekolah Standar mutu pendidikan Inovasi pendidikan
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Jabatan pegawas merupakan jabatan yang jelas dan tegas, memiliki dasar hukum yang tegas. 2. Jabatan pengawas merupakan jabatan yang penting dan strategis yang menuntut pemahaman, motivasi dan kerja keras serta tanggung jawab yang besar 3. Pengawas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya diwajibkan memiliki kompetensi yang harus dikuasai. 4. Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah 5. Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup: (1) perencanaan, (2) koordinasi, (3) pelaksanaan, (3) penilaian, (5) pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya lainnya 6. Tugas pokok pengawas utama adalah supervisi manajerial dan supervisi akademik 7. Kepengawasan pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas yang saling berkaitan satu dengan yang lain B. Saran 1. Bagi Pengawas diharapkan memahami tufoksinya sebagai pengawas, sehingga mutu pendidikan disekolah dapat ditingkatkan. 2. Guru sebagai tenaga pendidik di sekolah agar merusaha terus menerus membenahi diri dalam meningkatkan mutu pendidikan. 3. Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah hendaknya memimpin sekolah dengan bijaksana dan tetap membenahi diri dalam meningkatkan kompetensinya. 4. Pengawas, kepala sekolah dan guru beserta tenaga kependidikan lainnya membina kerjasama yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah 5. Dinas pendidikan kiranya memberi pelatihan atau pembinaan kepada para pengawas, sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik. 6. Bagi Pengawas diharapkan memahami dirinya sebagai pengawas pendidikan
Daftar Pustaka
Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan, Tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kementerian Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta. Peraturan Pemerintah N0. 74 tahun 2008, tentang guru dan dosen Sudjana, Nana. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Depdiknas. Trianto. 2010. Pengantar
Penelitian Pendidikan bagi pengembangan profesi
pendidikan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup ____________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.