'
rssN 1693 - 315X
JuRNel PEpvUKtMAN
FEBRUA Rt
zol
1
.;i....
JURNALPERMUKIMANNATAH VOL.9 NO.,1 HAL.
1-96
DENPASAR FEBRUARI2Oll ISSN1693-135X
rssN 1693 - 31sX
NATAH VOLUME
9 NOMORl FEBRUARI2oll
DAFTAR ISI Tenget: Pelestarian Lingkungan dan Pembangunan di Bali Ida-Bagus Bupala (Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana) Konservasi Kota Denpasar: Harcpan dan Kenyataan
Widiastuti (Jurusan Arsitektur Fakulhs Teknik Universitas Udayana)
1-9 {u{|''tllllll(r,illlul
10- 2s
llt
ii]r
l]frllllllllllflrllr
ll
ililfl,,
,ffiiiil{iilillllllit]ililil lr
PavingisasiJalan Gajah Mada sebagaiUsaha Konservasi Kota Denpasar I MaJe Adhika. (Jurusan ArsiteKur Fakultas Teknik Universitas Udayana)jah mada
,ilitilttnlilrrilllllr{r
26-33
,tillflllltfiilrfl rrfl',ilfl tuufl
Implementasi Wawasan Budaya Ditinjau dari Aspek Arsitektur di KoE Denpasar
putu Rumawan Salain (Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana)
34-
4
flrf'
i
iilililililili
[]rii
llllllllllillllllllllliltill]l
i
lllllllr llilllilll
itifl itlllllllfl
).
4ttillilrM{iiflillrrr
lillliitirirr,,,,,,,,irii
illlllllllllirflll4lililillllllr,llrililliill
Memaknai Norma Tab Ruang Tradisional Bali Made Suarya (Jurusan Arsitektur Fakuttas Teknik Universitas Udayana)
I
45-49
lllilill llr
llf,liiflll
rillllilx rilllllllull
Arsitektur Tradisional Bali Adikarya Kodrati Masyarakat Bali Anak Agung Gde Djaja Bharuna S (Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
50-58
Udayana)
r
lllllllll/lll"rlr ririllll
rlllllllill
lll
'llllii
rti
ll
tr
fl,
I Ketut Muliawan Salain
(Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana)
Pura Dalem Segara Madhu Desa Pakraman Jagarcga Bulehng Ni Made Swanendri (Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana) Pura Puseh Penegil Dharma yang Ekspresif Ni Made Yudanfini (Jurusan Arsitektur Fakuttas Teknik Universitas Udayana)
59-65
66-Tl
lllltt
lll
rr
I
llllllllllllll
nil
tlll llllflill]i
Udayana)
87 -96
I l,
lilll'
u
n
i
,tiiilt;'r
,l,]]lilltirilit ri i
ti
iii
iiii ,,
illlll'
lllllllu
Pengaruh Bahan Pemadaman Api pada Bangunan Perhotelan terhadap Lingkungan Kawasan Permukiman I Dewa Gede Agung Diasana Putra (Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
il
'dlilliiiiill
78-85
t
il,
rlllllllryllill,rlllllllllllirl
KaraKeristik Fasade di Koridor Kampung Arab Denpasar
,llli
iullll
rrr ,lillu
iiii
lirllllllllllllll
u
,tttilillr
iiiiiiillllll lir
lllllfll(ililullllll/u]ri
rl
i ,,,(l
l"'
rr
r
., ,
r
,
li
luiln, Iiiti
iii
llrxdilmlflll
ilid,t ll"
l
,
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL
9
NO. 1 PEBRUARI 2011: 1 -
9G
KONSERVASI KOTA DENPASAR: HARAPAN DAN KENYATAAN Widiastuti Dosen Fakultas Teknik Program StudiArsitektur Universitas Udayana Email : \Mrwied@a r.un ud.ac.id ul
ABSTRAK Kota adalah salah satu dari prodttk bndoyo suaht masyarakat. Bentuk kotct sangat tergantung
pada bagaimana masyarakatnya menghadopi perma.salohan yang dihadapinya dan cqra pandang merelto terhadap alam dqn kehidupan Pado masyarakat tradisionol, kota dipandong sebagai pengeiawantahan atas proses penciptaan, imitasi dari &mia langit. Kota pada masyarakat ini memiliki nilai-nilai kosmologis yang ditranJbrmasikan dalam bentuk-benhtk pusat dan gurutng magis, sumbtt dan tato niloi .sakral profan. Dengan nilai-niloi tersebtttlah pusat kota lama dibangun.
iilililiillr,il" lllr rF,ilriiiii ,itrr
,iJt,
tiliiu r
ll$
tr'lilliilitfltlli
iiluuililitl
rlllllll/llllllllliii;liiiillllhl,',-, tlllllililllllllllllllluililriiri;l|'
:1
i'llltlllllllilllllht,u
,
,llllliln'1 rllilli iilllllllr,lrillilllillit
{rtt
illlllllilillilllllllt
Pempatan Agung.
Perkembangan kota Denpasar menunjuklatn dua wajafutya yang berbeda yaitu wajah tradisional yang direpresentasikan pada Desa Adat dengan keberadaan selunth elemen-elemennya (Desa Adat, Banjar, Wantilon, Puri, rumah penduduk, pasor tradisional, dan kuburan) dan wajah modem |'ang direpresentasikan dengan sistem pemerintahan desa dan kota administrattf fungan elemen-elemennva (kanlor-knntor, supermarket, ruko, toko, pusat perdagangan, dqn lainlainl.Perkembangan tersebut juga menunjukkan bahwa Pempatan Agttng l)enpasar adatah embrio dori perkembongcm koto. Ia membav,a spirit kota boik sebctgoi v,aioh tradisional maupun waioh modem. Pttsat kota lama Denpasor dengon Pempatan Ag;ung sebogoi pusatnya telah mengalami pemtnmon holitcts akibat perkembangan kota modem. baik kttolitas lingkungan (fsik, sosial, dan budttya), lzualitas fingsional (tqta guna lahan. sirhtlasi dan parkir, penduknng kegiatan, jalur pejalan kaki, ruong terbuka drm lata hi1'au), drm hulitas vistnl (tala boryrutan, lanservasi don preserttasi,
I
tillflilllililil,tilil,illut,,
, llr4ilt
Permukiman tradisional Bali dist.ran qtas dasar konsep kosmologis Hindu dimana rumbusumbu magis digunokan- Pempatan Agung adolah mentpakan pusatrqtq dimana dinetralisir energi positif dan negatif. Untuk men&ilatng tata nilai tersebutfiingsi-fungsi yang diletakkan sangat terkait dengan prosesi upocara rituol serta kekuotan politik. Perkembangan kota, salah satunya kota Denpasar, yang begiht pesat menghilangkan batas-batas magis. Pentbahqn benhtk kekuasaan, teltnologi, ekonomi menrpakan fahor-faktor yang berperan dqlam menuntnkan nilai keterpusatan
I
;iirlr
lililill]]ilIfl/lll
iillllFilrfllfl
"
n"
I'
,
iill'Jlfl
11114i'm,
1"
"
ili
illll0lllllrlllllllllllllrrl
lrl]]ill
iiilllllllll,lllll liifiilIilflfl]
ruut
)
,iil
,,
'll]i,,rrrililillflfllilrrrull i,Jrnn rlllllilillllilililflt,tii
lt,
l
r&ilrltttrrttlrii,llillrrililflir
streetfumifure dqn street scape)
Penuntnqn hnlitas pusat koto lama Denpasar, bila dibiarkan berlanut-lantt akan menyebabkan hilangnl,a 1e1ak selarah pttsat kota loma sebagai cikal bqkal lahirurya kota Denpasar. Usaha-usaha revitalisasi telah dilakakan tetttpi hanya sebatas pada perbaikan fisik tanpa pemahaman yang lebih mendalam akan fungsi kota secara kosmologis serta perkzmbangnanryta penelitian ini
alran mengeksplorasi perkembangan morfologi Kota Denpasar dan Pempatan Agungnya sertct pergeseran-pergeseran maltna kosmologis akibat perkembangan tersebut serta usaha-usaha yang leloh dllakukan untuk mengkonservasi Kotcr Denpasar sebagai Kotcr Budaya. Kata kunci : Konservasi, Pusat, Kosmologi, Pempatan Agung, Denpasar
!]M
llilililllll
iinililll
.
llr
riililllllllul mflffi--]f irrilrrrrrritlilttrrrrrttt,u riillrf,liilllllllilill, rrl
'riil
-rr:
llu}l( n:]fl'
lilll
$iiltillllllililrlllll[lil
:
,tr ;
rlllllllllllllllllllllllliilllllf".Ili
ulllL,rJ-
ruruml
;:T-j-L:
,i
illlt*il]t]mflflgl 'llllll
fl
r'Jllll[|,,rt:ut
llfllllllill]ll]
.luu: :ri|
r, ltlilf
iillllllllll';iti1, UlS
10
-"^i'ftx1T^l'3li?,'$i^liffi
;
(WIDIASTUTD
DENPASAR CITY CONSERVATIONS: Expectation and Reality ABSTRACT City is a cultural product of a community. T, for* of a cily is created through the elJbrt of ihe community in addressing wealmesses'and titlt viei of ih, ,otur" and thcir tife. Within .their is seen as a transformation imitation of the earth ity, a city as cosmalogical d from sacred shapes tion of sacred and profane. the otd ciy centre is 1tu
mnmg
nfuug *ogai 'it ,nI \rctgts,
It
Traditional Balinese housing has been created based on cosmological Hindu concept v.ith the used of sacred orientation- In supporting this concept, the of i cin'is
based on the itual fitnction trocession and also politics. City development sttch as Denpasar hu diminished tfu sacred :oundaries. The change of power, technoiog, and economic h'ad degraded pempaton
the
. entre.
Agung
tt ro Dlo di-lTerent
expressions which consist of attributes (Adat village, Banjar, lVantilan, puri, the mo village o.ff ces, opping
umbu?nergt
erkait
t
quality
kota aytqn,
of city
new modern developments both on envirorunental
quality (land use, circulation and parking space,
trsotan
ality @uildings, conservqtion and presertation, uajoh
vnwa tajah
Quality degradation of Denpasar cily today compared from the past will turns . :funtity of history as an old city centre and the embryo o|b"npoiar city. p)eservation
to
effort
lose its
has been
bngan
hinzmbrio
vaiah golami
rl. dtrn
K *tvords
: Conce rvation, Centre, Cosmologt,
p emp atan A
gung, Denpasar
rcjalan err,ctsl,
PENDAHULUAN akan tpqsar.
honan
lqn tnt
r
serta
1 yang
Pada awalnya Denpasar
adalah
::buah wilal'ah pertaruan yang sangal subur
:.n-g merupakan bagian dan kerajaan 3adung. Kerajaan Badung sendiri terbentuk :sia sekitar tahun 1680 oleh I Gusti Jambe ?.rle (Kyai Damar). pada tahun l72l 3adung dijajah oleh Kerajaan Mengwi dan :renempatkan wakilnya yang bemama I
--usti Ngurah Bola. Berkat Gusti Ngurah
?:mecutan Sakti, penjajahan tersebut :,:rakh_ir. Sejak saat itu Badung dibagl :.:nladi tiga wilayah yaitu: pemecutan. !=rra dan Kesiman. pada ja*ao
pemerintahan Anglurah Kesiman wilayah tersebut disatrkan kembali dan dibangunlah
Puri Denpasar sebagai Pusat kerajaan pada tahun 1859.
Dalam struktur organisasi kerajaan,
Patih adalah merupakan wakil raja yang mengatur urusan admimstratif kerajaan. Unh;k memudahkan pemerintahan, wilayah kerajaan Denpasar dibagi dalam lima wilayah administratif yaitu pemecutan kesiman. Abiansemal. Petang dan mengwi yang masing-masing diprmprn oleh Punggawa. Selanjutnya masing-masing wlayah tersebut dibagr lagi dalam beberapa
JURNAL PERMUKIMAN NATAH
VOL.9 NO.
1 PEBRUARI 2011: 1 - 96
kemancaan yang masing-masing dipimpin oleh Manca.Pada numa perang Manca inilah yang akan mengatur pasukan dan memilih tentara. Setiap Kemancaan dibagi lagi
menjadi beberapa Keperbekelan
yang
dipimpin oleh masing-masing Perbekel. Unit yang paling kecil dalam struktur kerajaan adalah Banjar yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kelian Banjar.
Nama Denpasar sendiri
dikenal
l86t ketika Puri ditempatkan di sebelah utara Pasar (Den : utar4 pasar :
sejak
pasar). Pada prinsipnya, perkembangan kota Denpasar dimulai dari lima titik utama yaitu
: Puri Agung Denpasar sebagai Pusat Kerajaan Badung, Puri Pemecutan dimana tinggal keluarga putra sulung raJa Badung yaitu I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, Puri Kesiman dimana tinggal keluarga putra lain dari raja Badung, Puri Satria dimana tinggal keluarga putra bungsu raja yaitu I Gusti Ngurah Gde Satria, dan terakhir adalah Puri Jero Kuta.
;rlllllllltllill 'riiitlut]illfi
,
rh rl
M I :litiiJr
_l
tit[,
illlultflf;uuuu
irlliill}liillllt;iilullltLx'
l,ilrrir
il"
.,1
rriltnilf;
(
rurr(r: 1rn" lii,i:l
,,,IlulLllLllllllr
-
iiiilll LllltflXn]ffi
r]llJiiil-'ililil
r|]Xl],4
-i:
r;
ll11
lliiii*]
It I i
rff
i
L
r
u;iiiu
IL]I Ll
'lllllll'
i.t]t
,,ilr1
llllilflir]llliutll _,llf
r
i:
U]]iliiiU,
l[*iill
lllll'l'r
iiiil -
'l
, -iilll.
ll
llilfi llLllllt
Kemancaan
lu
,illtifliiliillillr]t
'lillllLlli,r
JLlr,,.],
Lt
i,
$
iuu.-
llilllll|l] ililllfllllt]]l]]nfl
lltilr:i.i,h'-
r[,,,]i,i,ut:
llllltllilillllflilit
iiillllrll
rilll:
]ullL
iutr
ll]]l|Fxlllifliiiill]lll:t' iiiitll
i-
lllllllllllllnLlllllli.llilllfl"]l lili:, iiiiriiltilluu ll
llllllliiiilll
Gambar
1.
Struktur Pemerintahan kerajaan Denpasar (Sumber : AA.Gde Putra,1996)
Asal usul Kota Denpasar imlah yang sampai saat ini menjadi dasar pembentukan
fisik Kota
Denpasar. Sekalipun dengan perubahan kekuasaan politik dari jaman belanda. Jepang, republik sampai saat ini yaitu kekuasaan ekonomi. poia pembagian wilayah seperti arval pembentukannl'a masih terbaca dalam kehidupan budaya warga Denpasar. Namun fondasi budaya dan religi yang drjadikan dasar pembentukan kota, belum dijadikan acuiur dalam menentukan kebijakan konservasi kota.
PERKEMBANGAN MORFOLOGIS KOTA DENPASAR 1. Denpasar, Kota Kerajaan Pada masa kerajaan morfologi Pun Denpasar terbentuk dari konsep Desa Adar
dimana Pempatan Agrtg meruPakan pusatnya. Pempatan Agrrg tersusun dan elemen-elemen kota antara
dan
Pohon Beringin. Di sekeliling desa adar terletak perumahan penduduk. Pusat Kota pada pada masa kerajaan ini mencerminka-c spirit sebagai pusat energi spiritual desa
selain sebagai pusat
perdagangan, dan budaya.
t2
lain: Puri
Jero, Wantilan, Pura, Pasar, Alun-Alun, dan
pemerintahan
iltl
:t
I
tiiilli
lil|tiullut
ill
*riuut-[
:<:k;mbangan kota p auk utama yaitu
*"*',,trxiT,f 31fr
ar
sebagai pusat P:mecutan dimana :rung raja Badung :t Pemecutan, Puri L:luerga putra lain .rr: drmana tinggal ra;a \aitu t Gusti .r:-l Ir adalah Puri
P.'ilii#-
(WIDTASTUTi)
Strukw yang sama
2. Elenpasar Kota Kolonial
ditunjukkan
. rga pada morfologi pempatan agung
Akhir dari psrang Puputan Badung
Pemecutan. Keterkaitan antara Puri
pada tahun 1906, seluruh keluarga kerajaan melakukan bunuh diri massal. Mulai saat itu masa penjajahan belanda dimulai. Karvasan
)enpasar dan Pemecutan ditunjukkan dalam r.iSatuon Kayangan Tiga dimana Pura Desa, ?ura Dalem dan Kuburan dimiliki bersama.
pusat kota berubah. Puri beralih firngsi menjadi kantor Afdeeling Zuid Bali dan
.:1ur prosesi ritual dari Pempatan Agung )enpasar ke Sema Badung diikat oleh Puri Suci pada titik tengahnya dimana :.uempatkan pelinggih di perempatan Suci .-'rsebut (ihat gambar2). Morfologi tersebut ::nunjukkan betapa kuatnya nilai . -.smologis dalam pembentukan kota )enpasar. Prosesi ritual serta tata nilai ':asial sangat mensntukan bentuk kota .e
Onderafdeeling Badung. Sebagran dari puri diubah menjadi perrnukiman maq,arakat Belanda yang sokarang dikenal dengan Bali
Hotel. Ruang
nilai
sekarang.
Politrk pecah belah
kosmologis j.,ga
yang
drkembangkan pemerintah belanda terlihat pada pemrsahan antara permukiman orang-
:,-nentukan morfologi makro
Negara Pandangan safu desa adat adalah satu kosmos
::dung secara keseluruhan.
orang eropa dan penduduk asli yffig menciptakan komposisi kota Denpasar sebagai kota kolonial. Perubahan ini diik-uti dcngan pembangrman perumahan orangorang Cina, Arab, dan tndian sopanjang kondor Pempatan Agung dari Jalan Gajah Mada sekarang sampai Puri Pemecutan. Pada tahun 1910 dibangun musium yang diresmikan padal925.
l'r\r'a ., a'lg secara konsepsual dituangkan dalam :embagian ruang dalam bentuk kepala, :=dan, dan kaki, ditransformasikan dengan :.* dalam tata kota. Setiap desa adat :
sebelah selatan pasar
Untuk memperluas _talan utama. pasar dipindahkan ke lokasr Pasar Badung
lebihi kekuatan politis kerajaan.
Kekuatan
di
menjadi gamisun (markas tentara belanda).
.:-:pisah satu dengan lainnya. Terdapat ruang
'J.ntara satu desa dengan desa lainnya '*-hLngga tata nilai kosmologis bisa terbaca r:rsan baik (ihat gambar 3). fE{ rtE.t
li,'IORFOLOGIS JPASAR erajaan g:a3.x morfologi Puri
JE*.&+.
-tr4.;'r.F -{.i,h
- rr)nSep Desa Adat -\gting merupakan
\gimg tersusun dari nrara lain: Puri dan ':.-=r- Alun-Alun, dan
s:k:hling desa adat rncuduk. Pusat Kota Lil mencerminkan 3D.rs1 spiritual desa .Lf,
l*iar
pemerintahan.
'!3
Gambar 3. Negara Badung 190,6, morfologi saat keruntuhan (SumberKITLV)
l3
IURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL'
9
NO' 1 PEBRUARI 2011: 1 - 96
Gambar 2. Denpasar 1900, Kota Kerajaan
(SumberKITL$
-rllvr6 X^;** 't'J=i2a,t
w_ r
It tt
'tl I
I 7
rr s(i
b;r llr
I
4!rm
KONSERVASI KOTA DENPASAR : HAMPAN DAN KENYATMN
(wrDrAsTUTr)
Pada tahun1918 dibangun sekolah Belanda yang disebut sebagai Bumi Putra Belanda Qlolland Inlandche School, sekarang SMPN Denpasar). Kecepatan
I pembangunan ini
diteruskan dengan meningkatkan status Kota Denpasar sebagai Ibukota Administratif Belanda di Bali. Untuk memperkuat staus tersebut Belanda membangun Pelabuhan Benoa dan Bandara pada tahun 1933. Untuk memperkuat pertahan, selain membangun
garnisun
"]
ti SJ
di
sebelah pasiu (sekarang
Markas Kodam D( Udayana) Belanda juga membangrn pos polisi de dekat Puri Pemecutan. Untuk menghubungkan Puri Denpasar dan Puri Pemecutan, dibangun jembatan. Pusat kota benar-benar telah berubah menjadi pusat administrasi dan perdagangan. Komposisi ini membentuk
Denpasar menjadi pusat kekuasaan dan perdagangan. Rumah-rumah tradisional termarginalisasikan Sedikit-demi sedikit
spirit kota sebagai pusat energi
desa
berkurang.
Selain melakukan penataan fisi\ pemerintah kolonial juga mmata sistem administratif. Negara Badung dibagi
menjadi
5 distrik yaitu Denpasar,
KesimarlKuta, Abiansemal, dan Mengwi. Distrik Denpasar dibagi menjadi 5 desa administratif fteperbekelan) yaitu Dangin
Puri, Dauh Puri,
Pemecuian,
Padangsambful dan Kampung Jawa. Raja
Denpasar berada dibawah kendali
pemerintah Belanda.
Struktur
pemerintahan menjadi seperti pada Diagram 1.
\ \
m Diagram 1. Strulrtur Pemerintahan (Sumber KITLV)
15
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL.
9
NO. 1 PEBRUARI 2011: 1
/.t
,t
- 96
biPfta./
DENPASAR fom
POO O
A,tFlS MoO No.FY5426
EOD {aO
600
ca6
Gambar 4. Denpasar, Kota Kolonial
(SumberKITLV)
L lutrrmss; | .' lh,
llllllll
Ll
lilll'-
iill
I
r,,,*
lllll Nllllti,,,' 1( Jl
ilfll]luil,
lilllllllll lll iluu
(SumberKITLV)
lllil
ill]n
illl
llll
u
l
iil lll llllllil I iltiii,
ill
;
Ll)r ,,-
Lilll illlll ,,i[ _]r'
iil!l-,,,
Gambar 5. Denpasar 1930, Pusat Kota Kolonial
r,-
I ll
liiiillllllllli,ili
_r!
1_
lr,,*-,.,.,,. i il d.d
ut. , '_ *luil. t-
illlntffulltil iiiiilxuul
,iiiillllllllll'
,ii
i itUtU
'rlttUltllltlllil
l6
lttt* -
l
KONSERVASI KOTA DENPASAR : HAMPAN DAN KENYATMN
(WIDIASTUN)
t
+
A. vN} I I I
I I
r-
-$-o-1
\R !
6
t,_ I-
:i
_:II
:
:l"If,"-
ffi\tr-l
i
l
,l__E_.rUjs,, Gambar 6. Denpasar Kota Kolonial, 1930
(SunberKITLV)
pada 21
3 Denpasar lbukota Provinsi
Beberapa tahun
\;merdekaan indonesia,
setelah
Belanda
.:ndirikan Republik Indonesia
Selatan
-:ngan
,t-
---
--
/
I
l
Denpasar sebagai ibukotanya. -:lapi itu tidak berlangsung lama karena 3J menjadi salah satu provinsi di -::onesia dengan nama Sunda Kecil. Pada -:--un 1954 Provinsi Sunda Kecil menjadi ,-lrnsi Nusa Tenggara dengan Surgaraja l.:€ai ibukotanya. Sejak 23 Juni 1960
:.:iota Bal diprndah ke
:
Denpasar.
'--:bahan stafus tersebut
memacu
:';:rlbangunan terutama karena pariwisata
:*.:
pebruan
1.992
menjadi
kotamadya.
urbanisasi. Pada 28 Agustus 1978 IE:pasar menjadi kota administratif dan
Morfologi kota Denpasar sekarang adalah merupakan hasil dari perjalanan sejarah kota. Denpasar saat ini adalah kota dengan dua wajah. Wajah tradisional yang
direpresentasikan
oleh
rumah-rumah
tradisional, pura, kuburan, dan desa adat. Wajah modem direpresentasikan oleh desa administratif atau kelurahan, pertokoan, kantor-kantor dan pusat perdagangan, hotel dan aktifitas-aktifitas non tradisional lamnya. Untuk mengenali batas-batas desa adat lama, cukup melihat Pura Desa/ Pura Pusehny4 dan kuburan yang masih eksis sampai sekarang.
17
t
JURNAL PERMUKIMAN NATAH
VOL.9 NO.
1 PEBRUARI 2011: 1
- 96
rlirf'E' r* +E rEIrI tltHrrtH rilrlr lElFr IE
d(-
-(
q,."
LL-l:
'i
'c
d rI Lr E r+
fI EF tI rEr I Lfr
Gambar
7 Korsep spasial Kota Denpasar yang tefuagi menjadi
3
5 Desa Adat(
kiri) dan 43 desa
administratif (kanan) (Sumber: Ternutzer, 1993 ; Iancret"1997)
Konsekuensi
dari
dualisme
tersebut adalah penduduk juga memiliki dua identitas: anqgota Desa Adat yang oleh Jean Couteau (1988) disebut sebagai : (orang desa kota>. Mereka adalah orangorang Denpasar asli yang memiliki hak dan kewajiban tertentu dalam desa adat dan yang terikat dengan sistem religi dan ritual dalam kota. Mereka dapat tinggal drmana saja, namun terikat dengan afuran sosial dan ritual desa adat. Yang kedua adalah mereka yang bukan anggota desa adat l'ang merupakan penduduk Kota Denpasar Mereka tinggal diwilayah teritirial Denpasar namun tidak merupakan anggota Desa Adat Denpasar- Pada urnumn\.a mereka adalah pendatang baik dari Baii sendiri, dari daerah lain di Indonesia. maupux orang asing.
Pempatan Agung Sebuah posisi yang sangat baik secara kosmologis. Bancingah ada di bagian depan Puri, Wantilan terletak di Barat da1.4 pasar tradisional dan beringin terletak di Barat Daya, Pura di Timur laut. Hunian para keluarga ruja tersebar di sekitar fasilitas-fasilitas tersebut. (lihat Gambar.).
Titik nol Pempatan Agung adalah kosong sebab selalu digunakan untuk upacara ritual keagamaan. Komposisi ini menunjukkan transformasi yarg benar dari konsep kosmologis Pempatan Agong. Posisi dari Puri adalah ersanya, dimana terdapat kebaikan (raksa utama) yarlg diharapkan akan membawa kesejahteraan
dan
kebahagiaan bagi rakyat. Pohon Beringin sebagai penjaga spiritual dari Puri terletak pada posisi butha gajah raksa.
Sebagai pusat kerajaan, Pempatan Agung Denpasar adalah pusat kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Badung. Fungsi tersebut ditransformasikan dalam komposisi urban yang menempatkan
Wantilan merupakan simbol dari komunikasi antara raja dan rakyatnya" pasar merupakan simbol dari kehidupan ekonomi, dan hunian di sekitar pempatan agung menyiratkan kuafirya kekuasaan politik. Singkatrya Pempatan Agrng Denpasar adalah Pempatan Agung Utama dimana tiga kekuatan public yaitu alun-
fasilitas-fasilitas public pada satu trtik sentral. Puri terletak pada sudut tenggara
merepresentasikan kekuatan kerajaan.
PERKEMBANGAN PEMPATAN AGUNG DENPASAR
t8
alun,
wantilan dan
pasar
a ?
D
z
o\
4 (l : t1J :,zS t >#
]I 1
-)
vfi L ;1 tJ
r,.r
i.:rr.
l3
a-
desa
o\
€o\ =q
.: i Fosrsr yang ::.r:is Bancingah : Prn. Wantilan .
.FH
Lxi ,; 50
ria-.3r tradisional
tsanr Daya, Pura :e- keluarga ruia
Atl dq
l:-sLlitas-fasilitas
, 3a
$\
\gung adalah :-=:';rakan untuk r:r, Komposisi ini
{
lr)
o,
S\
Mca a"
b!
=a
p-rl r 3119 benar dari P:npatan Agung.
a
l-, :nanr-a. dimana :-k- utama) ]'ang
€ tr
:3\i3 kesejahterauul .l rakvat. Pohon
r€a
spiritual dari
i: br.rtha gajah raksa. 3
-p3-r3n simbol dari i.,ta den rakyatnya, *L'l dari kehidupan 3-l sekrtar PemPatan i-',=mva kekuasaan
Pe:npatan Agurg Fa:an -{gung Utarna L rubltc t'aitu alun-
dan
:l:L?.n kerajaan.
I
Pasar
: @
sf
o,
c)
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL.
9
NO. 1 PEBRUARI 2011: 1 - 96
ll
lrJE
,,i
ry tt
Gambar 9 Per*embangan morfologi Pempatan Agung Denpasar (Sumber: AAG Agung, 1989 , Terrain,2001)
Kejayaan Kerajaan Badung berakhir bersamaan dengan kolonisasi oleh Belanda. Orang-orang Belanda merubah institusi kerajaan sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagian dari Puri menjadi kantor dan rumah Afcleeling Zuid Bali hotel dan kantor pos, pasar menjadi kantor controller hunian para kerabat raja menjadi hunian para komandan militer dan permukiman orang eropa. Sebuah lapangan tenis dibuat di alun-alun dan pura didemolisi. Yang
terturggal hanyalah Pohon Beringin. Untuk memperbaiki sistem sirkulasi diperlebarlah jalan dan sebuah menara jam ditambahkan
ditengah pempatan agung. Permukiman penduduk dijadikan tempat para pedagang
cina dan krdia. Komposisi ini menempatkan pempatan agung sebagai pusat kekuasaan politik, ekonomi, dan pertahanan. Simbol kosmologi tidak tersisa lagi.
&g
&
a
a,a
Gambar
20
10 Menara Jam yang mengisi Pempatan Agung Denpasar dan situasi Pempatan Agung Kolonial sampai tahun 1973 (Sumber: Tamutzer, 1993, KITLU
KONSERVASI KOTA DENPASAR : HAMPAN DAN KENYATMN (WIDIASTLJTI)
arus sirkulasi kendaraan
belaka.
Keber{rasilan pemerintah mengendalikan pembangunan fisik adalah berkat kepemilikan lahan yang mayoritas dimiliki oleh pemerintah.
Bank
Catur
Muka
Rumah Dinas Gubernur Bali
Tampak Utara
TT
Tampak Selatan
m Beringin. Untuk
uhsi
tiiperlebarlah
ajam ditambahkan
Monument Puputan Badung
Img +ar
Permukiman para pedagang
Komposisi ini
D agung sebagai tiL ekonomi, dan kosrnologi tidak
Kantor Walikota
i Pernpatan Agung
Tampak Timur
Tampak Barat
21
IURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL.
9
NO. 1 PEBRUARI 2011: 1 - 96
rllflilllll]liil" lHiluluuli
il,,JmL,
llllllllllllllllliliiiillililf,ltilrrrrilr'II,
I
_
ftlllllllllrmnrrr",urrr
*T=--\r* E .. \ul'ir
a
Gambar
',
-ril* r ][ df4
ll
Pempatan Agung tahun 2007 (Sumber : Studi Lapang, 2007)
J
fn"
.qr-
KONSERVASI PUSAT KOTA I.AMA DENPASAR Pemerintah Kota Madya Denpasar telah mengupayakan program konservasi baik dengan menggunakan pendek*an preservasi bangunan bersejarah maupun revitalisasi Pusat Kota Lama. Berikut adalah kebijakan Pemerinta Kota Madya Denpasar dalam upaya meleslarikan Pusat
Kota Lama denpasar (diambil dari perentasi Walikota pada Seminar Revitalisasi Pusat Kota Lama, 13 September 2008)
1. Latar Belakang Penataan (kawasan) pada dasamya
adalah kelanjutan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTR!V) Kota Denpasar. Pada karvasan-kawasan tertentu yang Jrdalam Tata Ruang berfungsi sebagai k:u'asan khusus/tertentu perlu ditata dan ;r3rur secara lebih rinci, misalnya K:r,, a:an Perdagangan, pendidikan, perkanroral, pusat kota, dsb.
Oieh karena itu didalam setiap kas'asan alial melekat 'branding' fungsi
karr asannr amisainl'a kawasan perdagaagan sekaligus pusat kota koridor 3alan ga_1ahmada. brandrng-n1,'a adalah Old Tosl Artrni'a dari penelusuran perkembangan kota. didapat bahwa kan'asaa tsb dahulunl,a merupakan
22
qr*_tr
'pecinan' dg gaya arsitekfur post modem
yang dikemas dalam budaya Bali. Ini kemudian dijadikan branding dengan kemasan modem (dinamis) dg tetap mempertahankan arsitektur yg ada dg
I
^@
menambahkan taman pedestrian. Konsep
yang dikembangkan adalah peningkatan kualitas ruang dengan skala pejalan kaki, untuk meningkatkan perekonomian di dalamnya, dengan pusat aktifitas di Taman Puputan Badung, jadi para pelaku aktifitas dapat memarkir kendaraan diseputar Pasar Badung atau sekitar Tiara Dervata, berjalan kaki menuju Taman Puputan, kembali ke tempat parkir. Programnya meliputi penataan pedestnan koridor jalan
dengan perwajahan pertokoan, penataan parkir, penataan sirkulasi lalu lintas, dan penataan kawasan sekitarnya (permukiman yE ada di 'belakang' koridor jalao gajahmada).
;1.,,,,,,",
fungsi peruntukan yang sangat
unik.
;r,r :,
llllllllltllltml|ltit,,lituililtllilri,liur
i,
ilul!1lil|lilll]lililillllllll]uililtr
llllfllllll,lil]ll,
,1i,.,,]
iatflir,
iilrlllllllllfllllt]]lliilluullll'r
r
:-
::rTrLl
i, ll'''
'' flnililtrlmrrur
)Liltiiij.lt
,
lllllUlllllliilil
1;**
a&r -]
lltrrffiLrttilllilrtuntulriuur
LL: '
,iiij
,rrr"l
-
1-,
illlrlllllllilltuuu[j;]tllll lrll!,iL rlllll
ullllllut
I
i,t;iit|ii,ilti.
,
lllillllllllll]llllllllin
'T"
.r
lll,illfllfl]h, LrllllJlll.:iillll 1111111'11
Ir|lliltUttll]i
UtUt
il
lii:i t,r,.*-* itu_
lllllllllLllulillllllutllltlliil'rlT
: riL {rl-_-
Puri Denpasar,
'tl
iL q*
nilai-nilai sejarah yang bermakna bagi
0iiiil[lttltt11111'5"'",1"1-,\rl
-rr
lnrrrirrnmfi;lnnuuliilii*,
,rllliln iltiiirllt::'.
dsb).
Kepadatan Kawasan yang semakin tinggi
,
--'
11;,a
Merupakan pusat kota lama yang memihki
Jagatnatha,
{t.{:
::,i- ], i;
ililffifi:J][.
|lllllllllilflililiitilill' lull::
masyarakat kota Denpasar (tapangan Puputan, Jl. Gajahmada, Jl. Sulawesi, Bangunan Bali Hotel, Museum Bali, Pura
n'["
lllllllilllllililtlllllltiliflllliilll]tllnl ..,,1:t[:1,,8
lllllllllllil||]]1 llllllillLllLl
Kawasan pusat kota yang meliputi jalan sekitar Gajahmada dan l-apangan Puputan Badung, memiliki keragaman
rq-a
ililtl'@@
l,r"--
lliillllllllillllillllill
tlllil
t-+
KONSERVASI KOTA DENPASAR
:
HARAPAN'^[ilil##i
:ren_vebabkan menurunnya
kualitas
nskungannya.
kota Denpasar tampaknya tidak menyentuh unsur budaya yang diiandasi
2.
Wilayah Penataan
,t
ilal'ah administratif Kota
Meliputi area seluas 775 Hektar di Denpasar
;.::agai berikut:
pada peri kehidupan budaya sehari-hari masyarakatrya. Penataan lebih ditekankan pada "beautifikasi "wajah kota yang lebih mempertimbangkan faktor-frktor estetika dan nostalgia. Nostalgia disini lebih diutamakan pada revitalisasi koridor Gajahmada sebagai pusat perdagangan
bentukan belanda. Padahal
awal pembentukan kota Denpasar justru kondor ini bukan menjadi jalur ritual utama.
Dengan pendekaran ini- rer italisasi lebih mengena pada qaqaran panuisata- bukan pada reritalisasi spint kota
KONSERVASI PUSAT KOTA LAMA DENPASAR: SEBUAH USULAN
Konservasi Kota
eti:r: post modem f,u;,:.r
a Bali. Ini
brardrng
dengan
t dg tetap *a; ig ada dg n:.lnr-.
:aies:nan. Konsep .'r,elah peningkatan kaki, =LCa pelalan
nerekonomian di
r a-
.l:
pelaku aktifitas
o_r, chseputar Pasar r T:ara Deu'ata, Teman Puputan, :rtr Programnya
:ulan koridor jalan
3 tlodel Penataan Penataan
Kota
Denpasar
:-.:sankan pada peningkatan kmlitas fisik ;,irrnJang koridor Gajahmada dengan -:-rrsian kegiatan pada event tertenfu : -:: koridor ini. Rencana Penataan adalah ,- : -,--ai berikut.
krrn r?ng meliputi
.-Lnalisasikan. Konservasi kota
,Eng sangat
unik.
i.:rna 1'ang memiliki ng bermakna bagi 3Epasar (Lapangan
r:*.h Jl
Sulawesi, \luseum Bah, Pura
Denpasar.
,: -
-.
unsur-unsur
::sar
- ::-rar .. r.-.1:1n
.,"
masih mendukung kebudayaan
,;-.
utara adalah
Jero
Desa.Di bawah Setra Badung. Kecuali
Pempatan Agung yang masih belum kosong sesuai dengan konsep awal,
yang lain telah dilakukan
usaha
konservasi.
2.
Pengenalan dan penguatan kembali jalur ritual dari Puri Satria sampai ke Setra Badung melalu jalan Hasanuddin dengan penguatan pada Puri Suci.
Dengan diharapkan
dm tahap
tersebut,
tiga simbol budaya
(pada
batas-batas magis, pusat kosmis dan jalur ritual) yang menjadi dasar pembentukan
kota d
dan
di
Taensiat, Puri Satria. Usaha konservasi telah dilakukan secara personal pada Puri Satria. Di tengah yaitu alun-alun dan Pempatan Agungnya, Pura Puseh lan Pura
seharusnya memperhitungkan
Dengan konsep
-r
Pengenalan kembali batas-batas magis Kota Denpasar. Terdapat 3 yang
tersisa yaitu
tersebut
.'- -:-urlsur budaya tersebut untuk - : - =:nbalikan spirit kota yang telah r - --,rstrkan sementara warga kota
dsb).
.Bng semakin tm:gi
1.
Pe{alanan panjang sejarah kota
&ic dan l-apangan cu::iiki keragaman
r
perlu dilakukan adalah.
SIMPULAN
-,-:r3sar menunjukkan bahwa founding --,;: pendirian kota ini telah merujuk konsepsi-konsepsi kosmologis " --: i :_.3.1 dasar utamanya. Batas-batas ': -'::--i. Pusat kosmis, simbol-simbol religi, - -. --1a.lur ritual menjadi hal penting dalam : -'-r-trtukan kota. Akibat perkembangan
enokoan. penataan ;-s: ialu lintas, dan ;,m\a (permukiman ra kondor jalan
Denpasar
seharusnya lebih menekankan pada pendekatan budaya dari pada pariwisata. Unhrk itu penguatan pada batas-batas magis, pusat kosmis dan jalur ritual perlu dilakukan. Untuk mengkonservasi Pusat Kota Lama Denpasar beberapa hal yang
Denpasar dapat drjejaki
dan
ircv italisasi kembali.
model
j3n penataan yang ada, konservasi ZJ
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL.
9
NO. 1 PEBRUARI 2011:
1.96
Gambar 12 Rencmra Penataan Revitalisasi Pusat Kota Denpasar (Sumher: Walikota DenPasar, 2008)
:
.:
j= =!:=
l.l
KONSERVASI KOTA DENPASAR
HAMPAN
DAFTAR PUSTAKA
-Lmeida-Klein, Susanne, La dimension culhtrelle du developpement: vers une approche pratique, IJNESCO, Manutention, 1994, 24Ip :
, ; E. Ihe city in cultural context, Boston: Allen & Unwin,
_-Trew,
John A.
Mercer, John
1984.299p. -
Anak Agung Gede Putra. Peralihan
_r-ung,
Sistem Birokrasi
Kerajaan Karangasem 1890-1938. Thesis:
Universit6
k
a. o
:,drha{o, Eko. Architectural
o
University Press, 1986, 113 p.
^- c.l q ad da a(d
:--ade, Mircea. retour Paris
d)
Editions Gallimard, 1949.
Images el symboles
le
a'-o ii
G
Le mythe de I'etemel et rdpdtitions.
achdtypes
:
svrnbolisme magico-religienr.
Le sacrd et le profane. Paris: Gallimard, 1965.192p.
-:nham, Harry Launce, Maintaining the spirit of place : a process for the preservation of town character. Mesa, Ariz. : PDA Publishers, 1985, 158 p.
(.)
-::itz. Clifford C. Negara : the theatre state
in
Amsterdam 1991.50 p.
rinal
in
historical per.spective. : Universit_v Press,
of pov,er : a history of polincs. 1650-1910. Leiden . KITLV Press. 1996 388 p. The spell
balinqi
se
Salil'a, Yusrvadi. Spatiol concept in bolinese ftadinonal architecture : its po ssibi li tie s for furure deve lopment.
These de magister: Universite
of
Harvai, L975,143 p.
brief introduction to traditional architecture of Bali, some basic norms: s6minaire de <
Sulartio, Robby. ,,4
for
Architecture >. Bali, 1987
Tamutzer, Andreas. Kota
Adat
Denpasar
(Bali). Stadtentwicklung, Staatliches
Handeln
und
endogene
lnsttutionen, Anthropogeographie,
Vol
12,
Ziich,l993
245 p
Walikota Denpasar. Revitalisasi Pusat Kota Denpasar. Malialah. Dibawakan oleh Kadis Tata Kota Pada Seminar Revitalisasi Pusat Kota Lama Unud, 2008 di GDLN 13 September 2008.
Widiastrti, L'espit de la ville dans l'approche culnrelle du proJet
Cliftord C. Bali Interprdtation d'une culhrre. Pans: Gallimard,
urbain, Le cas du Pempatan Agrng a Bali, Indonesie. Tesis 53 geografi dan tata ilang, Universit6 de Pau et
285 p.
__\,
State, village and
Bali: a
nineteenth cenhtry Bali. : University Press, 1980.
Pnnceton
'-::i12.
1986.62 p.
The AgaKhan Awards
essais sur
Paris : Gallimard, 1952. 239 p.
o
oc Ci^ o :,
:
:
255 p.
6rr AO E# PG 9>
(\l
conseryation
in Bali. Jogyakarta: Gajahmada
s@ d6=
.:
de Gajah Mada.
Jogyakarta, 1996
cd
Nordholt, Henk Schulte. Bali : colonial conceptions and political change, 1700-1940: from sh{ting hierarchies to < fixed t order. Rotterdam: Erasmus University,
Sopher,
David
:
*t^fr};Sffi
1983.255 p. Itnage
Http wwd/KITLV.com. :
Collecrion. 2
008
':_run\vijaya, Johanes. Wastu Citra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama-
Des Pays de L'Adour,
Pat2002.
Wiryomartono- Bagoes.P. Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di indonesia, Jakarta: Gramedia, 1995. 201 p.
1985, 352 p.
25