110
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
penerapan metode kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran "selamat datang wahai nabiku kekasih allah swt" untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa di smp negeri 3 putri hijau
Rosmawati Abstract: Implementation of Cooperative Learning Method Jigsaw on material type History Islamic Propagation motivated by problems of poor learning outcomes of students . This is due to the lack of response of students to the learning activities in the classroom. Lessons seem boring to most learners . Due to the method applied during this konfensianal make learners saturated . Improved learning outcomes of students in learning the history of the Islamic Propagation jigsaw cooperative method in the high category , as it can reach above 80 % and the activity of the better teachers in the classroom , the higher the learning outcomes obtained learners. Kata Kunci: Jigsaw, Hasil Belajar, Aktifitas Siswa A. Pendahuluan Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, mengajarkan sikap pasrah kepada Allah dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari kata Islam itu sendiri. Kata Islam makna aslinya masuk dalam perdamaian, sedangkan muslim adalah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia. Damai dengan Allah artinya berserah diri sepunuhnya kepada kehendak-Nya, dan damai dengan manusia bukan saja berarti menghindari berbuat jahat dan sewenang-wenang kepada sesamannya ( Abuddin Nata, 2007 : 97 ). Banyak sejarah diceritakan Allah dalam Al Quran tentang kaum terdahulu agar manusia dapat mengambil hikmah. Biasanya permulaan hancurnya seseorang, suatu kelompok atau bangsa adalah karena tidak mau belajar dari sejarah ( Nurcholis Madjid, 1994 : 4 ). Menurut Taufik Abdullah ( 1987 : 105 ), sejarah adalah suatu ilmu yang didalamnnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Melalui ilmu ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Pendekatan kesejarahan ini dibutuhkan dalam memahami Islam secara konkriet. Karena ajaran Islam turun dalam situasi yang konkret bahkan dengan
110
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
111
kondisi sosial kemasyarakatan. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo ( 1991 : 328 ), bahwa ketika ia mempelajari Alquran, ia berkesimpulan pada dasarnya kandungan Alquran itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisi konsepkonsep dan bagian kedua, berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan. Namun realita yang ada tidak seperti yang di harapkan oleh semua pihak terutama pihak penyeleggara pendidikan. Karena selaku pendidik, penelliti memperhatikan pada umumnya peserta didik belum memiliki motivasi yang tinggi dalam mempelajari materi tarikh (sejarah). Mereka menganggap tarikh (sejarah) hanya membahas hal yang tidak modern, tidak bermanfaat, kajian kuno, dan sebagainya yang cenderung terikat pada urusan tanggal, tahun, dan angka-angka atau kajian yang tidak menarik perhatian siswa. Di samping itu fenomena umum yang di temukan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek tarikh hanya megantarkan siswa untuk memenuhi kompetensi kognitif. misalnya siswa mengetahui, mengingat dan memahami tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, tetapi mereka tidak mengambil hikmah atau manfaat terhadap peristiwa tersebut. Dalam hal ini prosese pembelajaran agama Islam yang dilaksanakan belum menyentuh aspek afektif siswa, nilai-nilaii agama belum terinterinalisasi dalam individu siswa. Permasalahan diatas diduga karena metode pembelajaran yang diterapkan guru belum tepat, substansi materi tidak sesuai kebutuhan siswa, media pembelajaran yang kurang tepat guna, sarana yang tidak memadai, dan sebagainya. Dalam tatanan praktis, ditemukan kecenderungan guru hanya menerapkan metode ceramah sehingga nilai-nilai tarikh tidak memberi makna dalam kehidupan siswa, mudah terlupakan dan tidak menarik minat dan perhatian mereka. Sehingga bagi sebagian siswa merasa pembelajaran agama Islam adalah pelajaran yang membosankan. Metode pembelajaran yang inovatif maksudnya langkah langkah yang dipilih dan diterapkan guru bersifat mengubah atau mengganti metode metode lama yang biasa digunakan. Sedangkan variatif dimaksudkan sebagai keanekaragaman dan ada perubahan perubahan dalam metode pembelajaran. Dalam dataran empiris, tidak sedikit guru Pendidikan Agama Islam yang masih terpaku kepada metode yang berorientasi tradisionalistis dan monoton. Orientasi tradisionalistis maksudnya guru membiarkan siswa menggantungkan diri pada kelompok/teman yang homogen,
112
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
penekanan pada tugas dan sebagainya. Monoton maksudnya metode yang diterapkan satu macam, sistem pembelajaran satu arah misalnya dengan metode ceramah (Kunandar, 2007 : 218-219) Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, mungkin saja disebabkan oleh kekurangan yang dimiliki oleh guru, seperti penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan kurang menarik minat siswa,
sehingga peneliti berinisiatif
mencari metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dan memudahkan mereka belajar agar dapat meningkatkan hasil belajar. Implementasi Kurikulum 2013 bidang studi PAI di sekolah adalah penerapan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi (Mudlofir, 2011, 105). B. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dapat diterapkan oleh guru secara langsung di dalam kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan praktis yang di lakukan dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada (Swandi, 2006:46). Menurut suwadi (2011:18) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Dengan demikian diharapkan penelitian tindakan kelas ini dapat mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tarikh BAB 5 “Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT” di kelas VII B SMP Negeri 3 Putri hijau. Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 3 Putri Hijau Kabupaten Bengkulu
Utara.
Sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah peserta didik dikelas VII B SMP Negeri 3 Putri Hijau tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 37 orang. Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas di kelas VII B SMP Negeri 3 Putri Hijau ini adalah dilihat dari: 1. Observasi terhadap aspek sikap, keaktifan, wawasan, kemampuan mengemukakan Pendapat dan kerja sama peserta didik SMP Negeri 3 Putri Hijau dalam proses pembelajaran Pendidikan agama Islam materi tarikh melalui metode kooperatif
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
113
tipe Jigsaw. Masing-masing aspek di atas mencapai kriteria baik atau jumlah nilai (persentase) mencapai ≥ 83. 2. Nilai ulangan harian atau tes peserta didik dikelas VII B SMP Negeri 3 Putri Hijau mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tarikh BAB 5 "Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT" melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mencapai nilai standar kriteria kuntantasan minimal 83 atau lebih. 3. Dokumentasi kehadiran peserta didik mencapai 100%. Rencana penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus untuk melihat penigkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi tarikh di SMP Negeri 3 Putri Hijau melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Setiap siklus ini diawali dari sebuah
permasalahan, lalu disusun rencana tindakan. Setelah perencanaan optimal maka dilaksanakan tindakan tersebut. Dalam proses pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan terhadap proses kegiatan, akativiats peserta didik dan guru. Selanjutnya dilakukan refleksi untuk dievaluasi semua rangkaian kegiatan. Jika terhadap permaslahan atau maslah belum terselesaikan maka dilanjutkan pada siklus berikutnua, dan seterusnya. Sebagaimana Suharsimi Arikunto (2011:74) mengemukan proses siklus diawali dari sebuah permasalahan hingga pada tahap terakhir refleksi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
114
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
Gambar 1. Prosedur siklus Penelitian Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Jika masih ada permasalahan dari refleksi siklus II
Jika masih ada permasalahan dari refleksi siklus II
Siklus II
Siklus III
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Adapun penjelasan masing-masing siklus di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus I (Pertama): a. Perencanaan 1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui konpentensi dasar yang akan disampaikan dalam pembelajaran 2) Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan buku sumber pembelajaran atau bahan ajar 4) Menyiapkan alat dan media 5) Menyiapkan Lembar Kegiatan Peserta Didik 6) Menyiapkan alat evaluasi
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
115
b. Pelaksanaan Pembelajaran : 1) Pendahuluan (10 menit) a) Mengucapkan salam b) Mengkondisikan kelas untuk proses belajar mengajar c) Mengecek kehadiran peserta didik d) Memotivasi kesiapan belajar peserta didik dan menganjurkan peserta didik aktif dalam pembelajaran e) Mengadakan pre test lisan f) Apresiasi (menghubungkan meteri pelajaran dengan meteri yang telah lalu) g) Informasi kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai, agar peserta didik mengetahui kompetensi yang akan dikuasai setelah pembelajaran selasai. h) Seluruh peserta didik dibagi dalam 7 kelompok (kelompok awal/asal). Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang untuk membahas materi Pelajaran BAB 5 "Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT". 2) Kegaiatan Inti (70 menit): a) Menyajikan meteri dan tugas dan kelompok b) Setiap peserta didik diberi satu kartu yang berisi materi tugas yang akan dibahas. c) Peserta didik yang memilih tugas yang sama, berkumpul membahas tugas tersebut. Kumpulan/kelompok peserta didik ini bergabung dengan kelompok ahli. d) Masing-masing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok awal/asli, dan secara bergiliran menjelaskan hasil diskusinya kepada peserta didik kelompok awal/asli. e) Peserta didik memberikan tanggapan f) Kelompok melaporkan hasil diskusi secara tertulis g) Guru melakukan uji kompetensi peserta didik h) Guru mengklarifikasi tugas yang diberi
116
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
3) Penutup (10 menit): a) Guru memberi penghargaan atau pengakuan hasil uji kompetensi peserta didik b) Menunjuk salah seorang peserta didik untuk merefleksi tentang materi yang telah dibahas c) Guru dan peserta didik secara bersamaan menyimpulkan materi yang telah dibahas d) Guru menindaklanjuti dengan memberi tugas rumah, membuat kliping tentang "Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT" 4) Pengamatan: Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, guru melakukan pengamatan terhadap: a) Tindakan peserta didik ketika guru menjelaskan tujuan dan rencanakan kegiatan
pembelajaran
dengan metode
kooperatif tipe jigsaw b) Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw c) Kemampuan peserta didik dalam diskusi kelompok Evalusai dilakukan secara tertulis, baik evaluasi individu maupun kelompok untuk menentukan nilai hasil belajar peserta didik digunakan rumus sebgai berikut: Jumlah skor perolehan x Jumlah bobot soal x 100 Jumlah skor maksimal Adapun kriteria
taraf keberhasilan/ ketercapaian tindakan untuk hasil
belajar peserta didik dan aktivitas mengajar guru ditentukan berdasatkan tabel sebagai Berikut:
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
117
Tabel 4. Kriteria Taraf Keberhasilan/ Ketercapaian Tindakan Rentang Persentase
Kategori Kualifikasi Hasil belajar
Aktivitas Mengajar
0% ≤ NR ≤ 60%
Sangat Rendah
Sangat tidak baik
60% ≤ NR ≤ 70%
Rendah
Tidak baik
70%≤ NR ≤ 80%
Cukup
Cukup
80% ≤ NR ≤ 90%
Tinggi
baik
90% ≤ NR ≤ 100%
Sangat tinggi
Sangat baik
5) Refleksi a) Merekam dan menuliskan data observasi dan wawancara dari tahap pengamatan berkenaan dengan aktivitas pesert didik bekerjasama dalam pembelajaran b) Merekam dan menuliskan data observasi dan wawancara dari tahap pengamatan berkenaan dengan aktivitas peserta didik bekerjasamaa menjawab lembar kegiatan peserta didik c) Menjelaskan motivasi belajar peserta didik setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. d) Menjelaskan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Tindakan kelas ini berhasil apabila : 1. Sebagian besar(≥ 83 % dari peserta didik) berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru 2. Sebagaian besar (≥ 83 % dari peserta didik ) berani dan mampu mengemukakan pendapat 3. Sebagaian besar (≥ 83 % dari peserta didik) berani dan mampu untuk bertanya tentang meteri pelajaran 4. Sebagaian besar(≥ 83 % anggota kelompok ) aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya
118
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
5. Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang telah di sediakan 6. Hasil ulangan harian peserta didik mencapai nilai standar minimal (kriteria ketuntasan minimal 83) Apabila hasil belajar belum sesuai dengan indikator ketercapaian atau motivasi dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi tarikh belum meningkat melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka penelitian menyusun rencana ( replanning ) untuk sikus II. Sebelum penyusunan rencana tinadakan untuk silkus II, peneliti melakukan diskusi atau evaluasi bersama kolaborator dan peserta didik untuk membahas pelaksanaan tindakan pada siklus I. Semua kelebihan –kelebiahan dilanjutkan dan dikembangkan. Sedangkan kekurangankekurangan akan diantisipasi dan di sempurnakan menjadi pelaksanaan yang baik untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Hasil refleksi siklus I selanjutnya dijadikan dasar untuk merevisikan rencana pelaksanaan pemebelajaran pada siklus II. 2.
Siklus II ( Kedua) a. Perencanaan 1) Melakukan analisis perencanaan berdasarkan refleksi siklus I 2) Melakukan revisi rencana pelakaksanaan pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan buku sumber pembelajaran. 4) Menyiapkan alat dan media 5) Menyiapakan Lembar Kegiatan peserta didik 6) Menyiapkan instrumen evaluasi b. Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdasarkan rencana pembelajaran siklus II hampir sama dengan siklus I, namun ada penambahan pada tahap pendahuluan :
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
1.
119
Guru menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw.
2.
Guru menjelaskan signifikasi belajar tarikh Islam (tentang materi) dan mengajak peserta didik untuk menciptakan suasana kelas yang konduktif.
c. Pengamatan Melakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode koopertif tipe Jigsaw. d. Evaluasi Setelah pembelajaran selesai peneliti melaksanakan evalausi terhadap kelompok dan individu. Hasil tugas kelompok dan ulangan harian harus mencapai KKM (83 ) atau lebih. e. Refleksi Melaksanakan refleksi terhadap siklus II Langkah-langkah kegiatan refleksi siklus II sama dengan refleksi siklus I. namun ada penambahan: 1.
Meningkatkan partisipasi peserta didik untuk mengikuti pembalajaran dengan memberikan tugas malalui pemanfaatan sumber belajar lain, misalnya majalah, internet, dan sebagainya.
2.
Memperbaiki kekurangan guru dalam mengklarifikasi materi terlalu cepat dan tidak memanfaatkan media gambar, laptop, infocus, dan lain-lain.
Apabila hasil belajar peserta didik telah mencapai 83 atau lebih, maka pembelajaran dengan metode kooperatif Jigsaw cukup pada siklus II. Jika hasil belajar materi tarikh "Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT" belum mencapai KKM sebesar 83 , maka peneliti menyusun rencana ( replaning) untuk siklus III.
120
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
C. Pembahasan Pada
hari Rabu tanggal 8 Oktober 2014, peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran BAB 5 "Selamat Datang Wahai Nabiku KekasihAllah SWT" di kelas VII B SMP Negeri 3 Putri Hijau. Dari hasil pengamatan ternyata pembelajaran lebih didomiasi oleh guru sebagai ekspositor (penyampai informasi). Meskipun terjadi kegiatan pembelajaran berikutnya dengan metode diskusi kelas, namun lebih cenderung diperankan oleh peserta didik yang telah memiliki kemampuan akademis yang baik di kelas, sementara peserta didik yang kurang terampil mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan jawaban, memberikan saran dan sebagainya lebih memilih diam dan tidak melakukan interaksi pembalajaran. Terdapat juga beberapa peserta didik yang ribut, tidak respon terhadap diskusi, mengganggu temannya, merasa lebih mengerti tentang materi diskusi, meremehkan temannya yang aktif dalam berdiskusi dan sebagainya. Pada akhir pembelajaran guru mengarahkan peserta didik mengambil kesimpulan dan memberikan evaluasi. Pembelajaran pra tindakan dilaksanakan di ruang perpustakaan yang ada aliran listriknya, karena penulis memakai media pembelajaran sedangkan aliran listrik di kelas VII B terganggu. Pada siklus I, baik hasil belajar secara individu maupun secara klasikal belum mencapai kompetensi yang diharapkan, karena secara individual baru mencapai 29,7 % dan secara klasikal hanya mencapai 73,2% (Hasil analisis ulangan harian siklus I) dari 85 % yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena masih ada peserta didik yang belum paham betul cara pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw. Apalagi ini merupakan pengalaman baru bagi mereka.
Dalam belajar kelompok
guru
memberikan materi/tugas yang akan dibahas bersama anggota kelompok. Tentunya hasil belajar tersebut merupakan bagian atau salah satu masukan untuk nilai kelompok. Hasil belajar kelompok adalah hasil belajar dengan cara bersama-sama menyelesaikannya. Sedangkan pada kegiatan uji kompetensi individu atau evaluasi individu, tidak dibenarkan peserta didik bekerja sama menyelesaikannya. Teknik evaluasi demikian diterapkan pada pembelajaran strategi kooperatif tipe Jigsaw. Sehingga hasil belajar kelompok lebih mendahului ketercapaiannya dibandingkan hasil belajar individu. Begitu pula dengan aktifitas guru yang hanya mencapai 79,1 %, Hal ini juga belum mencapai target minimal (85 %) karena ada beberapa aktifitas guru yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran dalam kelas.
121
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
Namun pada siklus II hasil belajar individu telah mencapai 86,5 % dan hasil belajar kelompok 90,4%. Ini berarti keduanya telah melebihi indikator keberhasilan tindakan kelas yang peneliti tetapkan. Relevan dengan hal di atas pada hakikatnya telah berfungsi beberapa unsur metode pembelajaran gotong royong dalam kooperatif tipe Jigsaw, yakni saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok ( Lie, 2004:31). Pada kesempatan evaluasi kelompok peserta didik saling bekerjasama, bertanggung jawab, berkomunikasi untuk memecahkan permasalahan. Namun pada evaluasi individu peserta didik diharapkan untuk bekerja mandiri karena sifat tanggung jawabnya perseorangan. Hasil belajar individu juga akan menjadi konstribusi untuk hasil belajar kelompok, yang akan menentukan posisi atau prediket kelompok. Oleh karena itu peserta didik berupaya meningkatkan hasil belajarnya untuk memberikan poin-poin tertentu kepada kelompoknya. Akhirnya peserta didik akan menerima penghargaan dari guru karena jerih payah bersama. Awalnya peserta didik belum dapat mengikuti pembelajaran dengan metode kelompok asal dan kelompok ahli. Mereka bingung dengan sistem atau dinamika kelompok diskusi, namun setelah mereka diberikan petunjuk belajar yang jelas dilengkapi dengan denah lokasi/duduk belajar kelompok maka mereka semakin memahami dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Mereka senang mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw karena peserta didik semakin terbantu memamahi pelajaran, dalam belajar berkelompok peserta didik dihargai oleh sesama teman karena masing-masing berperan sebagai ahli materi tertentu. Meskipun di antara mereka memiliki latar belakang akademis yang rendah, tetapi mereka tetap diperlakukan sebagai orang yang berpengaruh atau memberikan andil dalam kemajuan kelompok. Sementara itu ditinjau dari segi metode yang terdapat dalam metode pembelajaran kooperatif, cukup variatif sehingga tidak menjenuhkan. Peserta didik dapat belajar bersama dalam diskusi kelompok asal, diskusi kelompok ahli, diskusi secara silang, diskusi klasikal, ceramah atau klarifikasi dari guru,
resitasi untuk
menambah wawasan dan keterampilan, tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat, dan sebagainya. Metode-metode tersebut membuat peserta
122
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
didik lebih mudah menguasai materi pembelajaran dan aktif ikut terlibat dalam pembelajaran. Beberapa keberhasilan tindakan yang telah didiskripsikan di atas tidak terlepas dari kesuksesan aktivitas guru mengajar dengan mengimplementasikan metode kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini berdasar pada data hasil observasi terhadap aktivitas mengajar peneliti yang menunjukkan hasil belajar terus meningkat secara bertahap mulai siklus I hingga di akhir tindakan kelas pada siklus II. Wina Sanjaya menguraikan metode kooperatif memiliki dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperatitatrve insentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedang struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok (Wina Sanjaya, 2009:309-310). Demikian halnya pada setiap siklus penelitian tindakan kelas ini, peneliti telah melaksanakan dua komponen di atas. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di Kelas VII B SMP Negeri 3 Putri Hijau, dilaksanakan peneliti dengan cara memberikan materi atau tugas tertentu yang harus dibahas oleh setiap peserta didik. Kemudian dilaksanakan uji kompetensi peserta didik dan di akhir kegiatan guru memberikan penghargaan kepada setiap peserta didik. Kedua komponen tersebut mempengaruhi peningkatan hasil belajar peserta didik sebagaimana yang telah diuraikan pada pembahasan terdahulu. Berdasarkan temuan khusus peneliti pada setiap siklus terjadi peningkatan hasil belajar, berkenaan dengan ini tentu didukung oleh aktivitas mengajar guru yang sangat baik. D. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan yang positif pada hasil belajar peserta didik dan aktifitas guru dalam proses pembelajaran setelah diterapkan metode kooperatif tipe Jigsaw. Hasil belajar secara klasikal pada pra tindakan hanya
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
123
mencapai 43,4 %. Dengan adanya peneltian tindakan kelas, pada siklus I diperoleh hasil belajar secara individu 29,7 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86,5 %. Sedangkan hasil belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 73,2 % dan pada siklus II meningkat jadi 90,4 %. Begitu pula dengan aktifitas mengajar guru, pada siklus I mencapai 79,1 % dan pada siklus II mencapai 95,6 %. Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bab 5 Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT dengan metode kooperatif jigsaw masuk dalam kategori tinggi, karena dapat mencapai di atas 85 %. Begitu pula dengan aktifitas guru , yang berpengaruh besar terhadap hasil belajar peserta didik. Semakin baik aktifitas guru dalam kelas maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Penulis: Dra. Hj. Rosmawati, M.Pd.I adalah Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3 Putri Hijau Bengkulu Utara.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Al Syaibani, Omar Muhammad. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. A.M, Sardiman.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. 19. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. A.M, Sardiman.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan Calon Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional dan BSNP. 2006. Petunjuk teknis Pengembangan Silabus dan Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar. Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi, Suharsono dan Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Contoh/Model Silabus: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA. Jakarta: Dirjend Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
124
At-Ta’lim, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, Sri Esti Wuryani.2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, Muslimin. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Cet 2. Surabaya: UNESA-University Press. Ilmy, Bachrul. 2006. Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMA. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2010. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuntowijoyo.1991. Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Cet.3. Jakarta: PT Grasindo. Madjid, Nurcholish. 1994. Pintu-pintu Menuju Tuhan. Jakarta: Paramadina. Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Nata, Abuddin. 2007. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentag Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. http://pendis.depag.go.id/madrasah/upload/0042.pdf , diakses 20 Desember 2010. Raharjo, dan Etin Solihatin. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Cet. 2. Jakarta: Bumi Aksara. Ramayulis, dan Samsu nizar. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Romizowski.1981. Designing Instructional System. New York: Nichols Publishing Company. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru . Bandung: PT. Raja Grafindo Persada.
Rosmawati, Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran
125
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan.Jakarta: Kencana Shihab, M. Quraisy. 2002. Tafsir Al-Misbah: Peran, Kesan dan Keserasian Al-Qura’an. Jakarta: Lentera Hati. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Terj. Raisul Muttaqien. Cet. 3. Bandung: Penerbit Nusantara. Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachustts: Allyn and Bacon Publisher. Sujana, Nana.2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Interaksi belajar mengajar. Bandung: Tarsito. Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas.Cet. 3. Jogjakarta: Diva Press Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatf. Sidoarjo, Jawa Timur : Masmedia Buana Pustaka. Thoha, Chabib. 2004.Metodologi Pengajaran Agama. Cet. 2. Semarang: Pustaka Pelajar. Trianto.2009 Mendesain Model pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar MengajarYang Kreatif dan Efektif. Cet. 3. Jakarta: Bumi Aksara. Zain, Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan. Strategi Belajar Mengajar. Cet.3. Rineka Cipta, 2006.
Jakarta: