INTERFERENSI SUB DIALEK MELAYU MANTANG TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MASYARAKAT KAMPUNG CENUT KABUPATEN BINTAN
ARTIKEL E-JOURNAL
ROSI SUSANTI NIM 120388201236
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRACT Susanti, Rosi. 2016. Interference Sub Malay dialect Mantang Indonesian Society Against Use of Village Cenut Bintan regency. Thesis, Department of Education Indonesian Language and Literature Faculty of Teacher Training and Education, University of Maritime Raja Ali Haji. Supervisor I : Drs. Suhardi, M.Pd. Supervisor II : Dian Lestari, M.A,.
Keywords: Interference, Dialect of Malay, the Malay Mantang The problem that occurred in the village community Cenut is the difficulty of using Indonesian is good and right in the process of communicating beacuase of frequent interference or chaos speaking. This study was conducted to determine the effect of interference sub-dialect of Malay Mantang against the use of Indonesian villagers Cenut Bintan regency in the process of communicating. This study uses qualitative research techniques with techniques refer to the public record and capably. Based on the results of field research data it can be seen how much influence the local language to use Indonesian. this is because the number of interference events conducted by the village community Cenut that researchers make research informants. In addition, the use of the Indonesian language used is often mixed in with the more dominant local language communities to use for the communication process.
ABSTRAK Susanti, Rosi. 2016. Interferensi Sub Dialek Melayu Mantang Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Masyarakat Kampung Cenut Kabupaten Bintan. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Drs. Suhardi, M.Pd. Pembimbing II : Dian Lestari, M.A.
Kata kunci: Interferensi, Dialek Melayu, Melayu Mantang
Permasalahan yang terjadi pada masyarakat kampung Cenut ini adalah sulitnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam proses berkomunikasi karena sering melakukan peristiwa interferensi atau kekacauan berbahasa. Berdasarkan masalah ini, peneliti melalakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interferensi sub dialek melayu Mantang terhadap penggunaan bahasa Indonesia masyarakat kampung Cenut Kabupaten Bintan dalam proses berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian kualitatif dengan melakukan teknik simak rekam dan cakap kepada masyarakat. Berdasarkan hasil data penelitian di lapangan dapat diketahui betapa besarnya pengaruh bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya terjadi peristiwa interferensi yang dilakukan oleh masyarakat kampung Cenut yang peneliti jadikan informan penelitian. Di samping itu, penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan sering bercampur aduk dengan bahasa daerah yang lebih dominan masyarakat gunakan untuk proses berkomunikasi.
1.
Pendahuluan Seiring terus berkembangnya bahasa dalam kehidupan masyarakat, banyak
orang yang mahir ketika beretorika. Hal ini membuktikan kalau bahasa itu harus dipelajari oleh siapapun untuk memantapkan kemampuan berbahasanya. Namun, kecenderungan berbahasa Indonesia dengan baik hampir setiap orang sulit untuk menerapkannya. Terlebih bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari untuk berkomunikasi. Keterbatasan pendidikan dan pengetahuan akan pentingnnya bahasa Indonesia menjadi penyebab cacatnya bahasa Indonesia di daerah terpencil. Hal ini terjadi pada masyarakat-masyarakat awam yang memang sejak kecil tinggal di desa. Kemampuan berbahasa Indonesia mereka sangat minim karena sejak kecil mereka sudah terbiasa mendengarkan bahasa ibu yang di ucapkan oleh orangtua mereka dan tidak pernah diajarkan untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kebiasaan inilah yang membuat masyarakat ini sulit untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia di lingkungan resmi maupun non resmi sehingga sering terjadi kekacauan berbahasa pada saat proses komunikasi dengan orang luar. Kenyataan inilah yang
menyulitkan masyarakat
untuk berkomunikasi
sebagaimana mestinya. Bahasa Indonesia memang dijadikan bahasa pemersatu bangsa namun tidak sedikit pula yang tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia. Contohnya masyarakat kampung Cenut Kabupaten Bintan ini yang sulit berkomunikasi dengan masyarakat luar dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kekacauan berbahasa sering menjadi masalah utama bagi masyarakat sehingga bahasa daerah lebih mendominasi bahasa Indonesia mereka. Padahal, sebagian masyarakat telah banyak yang melanjutkan pendidikan keluar daerah namun tidak mampu merubah paradigma berbahasa masyarakat. Terlebih bagi masyarakat yang memang sejak kecil lahir dan besar disana bahasa Indonesia terdengar sangat asing. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada masyarakat ini, terutama meneliti interferensi atau kekacauan berbahasa masyarakat dengan judul “Interferensi Sub Dialek Melayu Mantang Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Masyarakat Kampung Cenut Kabupaten Bintan”.
2.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Kampung Cenut, Desa Mantang Baru Kecamatan
Mantang Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau selama 1 bulan. Adapun subjek penelitian ini adalah 10 informan penelitian yang peneliti ambil berdasarkan syarat dan kriteria yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menganalisis data hasil penelitian untuk kemudian bisa diperoleh hasil. Teknik penelitian yang peneliti gunakan adalah teknik penelitian kualitatif. Dalam teknik pengambilan data peneliti menggunakan teknik rekam, teknik catat, dan teknik cakap untuk merekam semua aktivitas masyarakat yang menjadi informan
penelitian dalam berkomunikasi. Pada penelitian ini, peneliti ingin membuktikan adanya interferensi yang terjadi pada masyarakat kampung Cenut dalam proses berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
3.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data penelitian yang peneliti dapatkan dari 10 informan
penelitian ditemukan 135 bentuk-bentuk interferensi yang terjadi, yang terdiri dari 67 bentuk interferensi fonologi, 16 bentuk interferensi morfologi, dan 52 bentuk interferensi leksikal. Dari semua tindak tutur ini ditemukan 23 bentuk variasi bahasa yang sama digunakan oleh masyarakat yang berbeda-beda. Peristiwa interferensi ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh bahasa daerah pada penggunaan bahasa Indonesia masyakat kampung Cenut yang dibuktikan dengan banyaknya terjadi kesalahan berbahasa ketika berkomunikasi yang peneliti temukan di dalam data penelitian. Penyebab terjadinya interferensi sub dialek melayu Mantang terhadap penggunaan bahasa Indonesia masyarakat kampung Cenut Kabupaten Bintan: 1) Masyarakat lebih cenderung dominan dalam menggunakan bahasa daerahnya daripada bahasa Indonesia saat proses berkomunikasi. Hal ini berdasarkan data dari lapangan yang diperoleh dari 10 informan penelitian yang hampir secara keseluruhan melakukan interferensi bahasa. 2) Kuatnya pengaruh bahasa daerah membuat masyarakat sulit menggunakan bahasa Indonesia dengan benar
3) Kebiasaan masyarakat yang menggunakan dua bahasa sekaligus dalam proses komunikasi atau terjadinya proses kedwibahasaan. 4) Minimnya kosakata dalam berbahasa Indonesia sehingga ketika berbahasa Indonesia sering terbata-bata.
4.
Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan adanya pengaruh interferensi
yang sangat besar pada proses berkomunikasi masyarakat Kampung Cenut, maka peneliti ingin mengemukakan beberapa saran, yaitu untuk masyarakat hendaknya mengimbangi penggunaan bahasa indonesia dengan bahasa daerah agar bisa mengurangi masalah interferensi yang terjadi. Jika hal ini tidak masyarakat pedulikan maka masyarakat hanya akan mampu berbahasa satu bahasa yaitu bahasa daerah. Bagi guru, hendaknya lebih menanamkan kesadaran pada siswa yang ada di desa untuk menggunakan bahasa indonesia baik di lingkungan sekolah maupun di luar tanpa mencampur adukkan bahasa daerah ke dalamnya.
5.
Daftar Pustaka
A.R, Syamsuddin. dan Damaianti, Vismaia. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Aslinda dan Syafyahya, Leni. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Ayatrohaedi. 2003. Pedoman Penelitian Dialektologi. Jakarta: Katalog dalam Terbitan Chaer, A. dan Agustina, L. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.
Irwan. 2006. Karya Ilmiah: “Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia”. Medan: Universitas Sumatera Utara
Masinambow dan Haenen, Paul. 2002. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moeleong, Jexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nuraeni. 2003. Skripsi: “Interferensi Bahasa Bugis Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Berkomunikasi oleh Siswa SLTP Negeri 4 Kahu Kabupaten Bone”. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pateda, Mansoer. 2011. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa Setiyowati, Avid. 2008. Skripsi: “Interferensi Morfologi dan Sintaksis Bahasa Jawa dalam
Bahasa
Indonesia
pada
Kolom
Merdeka”.Semarang: Universitas Diponegoro
Piye
ya?
Harian
Suara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago. 2011. Pengajaran Kesalahan Analisis Berbahasa. Bandung: Angkasa.