PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SURUH
Rizki Lia Febri Budi Arti Tri Nova Hasti Yunianta, S.Pd, M,Pd Inawati Budiono, S.Pd, MA Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak Perhatian siswa terhadap pelajaran matematika masih kurang dan hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap keaktifan dan hasil Belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian ini adalah model Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIE yang berjumlah 34 siswa yang akan diberikan perlakuan pendekatan Brain Based Learning, dan kelas VIIID yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket keaktifan belajar siswa dengan teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t (independent sampel t-test). Hasil analisis data diperoleh nilai sig terhadap keaktifan belajar siswa yaitu 0,025 < 0,05, hal ini berarti H0 ditolak, bermakna bahwa ada pengaruh antara pendekatan Brain Based Learning terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Suruh. Hal ini terlihat rata-rata kelas eksperimen 174,68 dan kelas kontrol 167,84. Hasil analisis data diperoleh nilai sig terhadap hasil belajar 0,035 < 0,05 yang berarti H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap hasil belajar. Nilai rata-rata kelas kontrol 77,42 dan kelas eksperimen 84,62. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Suruh. Kata kunci: brain based learning, keaktifan belajar siswa, hasil belajar matematika PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa dari SD sampai dengan SMA bahkan Perguruan Tinggi. Matematika diberikan kepada siswa untuk membantu siswa agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan 1
matematika dan peranannya dalam kehidupan kelak (Soedjadi, 2000). Matematika membekali siswa untuk mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis serta kemampuan bekerjasama (BSNP, 2006). Selama ini pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dan kegagalan dalam belajar matematika. Menurut pandangan siswa, matematika merupakan suatu ilmu yang abstrak serta penuh dengan rumus dan angka. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam matematika akan menganggap bahwa pelajaran matematika mudah, sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam matematika menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan (Handayani, 2004). Berdasarkan hasil observasi pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014, salah satu masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh dalam pembelajaran matematika adalah keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas pembelajaran, diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran siswa hanya bersifat pasif yaitu hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Perhatian siswa terhadap pembelajaran masih kurang ditandai dengan siswa yang masih sibuk mengobrol dan asyik dengan kegiatannya sendiri. Saat guru memberikan kesempatan bertanya, mereka diam. Ketika diberikan tugas dalam kelompok, terdapat beberapa siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi kelompok. Saat presentasi masing-masing kelompok di depan kelas tidak ada perhatian, tanggapan, dan pendapat dari kelompok lain. Hasil wawancara dengan beberapa siswa, siswa tidak menyukai pelajaran matematika karena matematika sulit, akibatnya siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar sehingga siswa sulit menerima materi yang disampaikan oleh guru. Selain masalah keaktifan belajar siswa, diperoleh informasi dari guru matematika kelas VIII, Ibu Enik Wijayanti, S.Pd menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII masih rendah yaitu berdasarkan data ulangan tengah semester genap nilai rata-rata matematika siswa kelas VIII adalah 64,23. Hasil belajar yang rendah dan kurang optimal bisa terjadi karena pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga pengalaman belajarnya kurang. Menurut E. Mulyasa (2002), pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang tinggi. Nana Sudjana (2008) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah, guru hendaknya memilih dan
2
menggunakan pendekatan, metode, strategi dan teknik yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, peneliti memilih dan mengajukan usulan solusi dengan pendekatan pembelajaran yang mampu memberikan pengaruh dalam menciptakan suasana pembelajaran matematika yang menyenangkan, siswa berperan dan terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal yaitu salah satunya dengan pendekatan Brain Based Learning. Pendekatan Brain Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar (Jensen, 2011). Otak merupakan salah satu organ terpenting pada manusia karena otak merupakan pusat dari seluruh aktivitas manusia, seperti berpikir, mengingat, berimajinasi, menyelidiki, belajar dan sebagainya (Sugianti, 2010). Pendekatan Brain Based Learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi Brain Based Learning yaitu: (1) menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa; (2) menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan; dan (3) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna (Sapa’at, 2009). Penerapan pendekatan Brain Based Learning diharapkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran matematika dan mempunyai kemampuan berpikir individu maupun berpikir dalam kelompok, sehingga hasil belajar yang diperoleh diharapkan lebih baik dari hasil belajar sebelumnya. Hasil penelitian Prawoto (2010) pada siswa kelas VII SMP Al-Muhajirin Purwakarta menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning lebih baik dibanding hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional. Hal yang sama juga dilakukan Gst. Pt. Indra Yuda Dp, Nym. Dantes, Md. Sulastri (2012) menunjukkan bahwa model pembelajaran Berbasis-Otak (Brain-Based Learning) berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa V SD Negeri di Desa Sinabun. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah dalam penelitian ini yaitu ada atau tidaknya pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh.
3
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2006). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Suruh yang beralamat di Jl. SuruhGunungtumpeng Km.5 Medayu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang dan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai selesai. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIE yang berjumlah 34 siswa yang akan diberikan perlakuan pendekatan Brain Based Learning, dan kelas VIIID yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah pendekatan Brain Based Learning dan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental Design dengan model Nonequivalent Control Group Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, dokumentasi, angket, dan tes hasil belajar. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengamati kegiatan peneliti dalam penerapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning, angket keaktifan belajar siswa digunakan untuk mengukur keaktifan belajar, dan soal posttest yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen terpakai, dimana pengujian instrumen ini dilaksanakan setelah instrumen digunakan dalam penelitian. Analisis instrumen tersebut adalah validitas instrumen, reliabilitas instrumen, dan taraf kesukaran. Instrumen yang akan dipakai sebelumnya harus diuji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu. Penelitian ini dilakukan menggunakan uji validitas konstruk dan uji validitas butir soal. Instrumen angket keaktifan belajar siswa dan soal posttest dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel (Arikunto, 2006). Besar rtabel dengan taraf signifikan 5% sama dengan 0,244 karena N = 65. Setelah diuji validitas kemudian diuji reliabilitas dengan r11> 0,6 (Sugiyono, 2010). Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data kemampuan awal siswa dan hasil akhir untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan. Kemampuan awal diketahui dari uji beda rerata 4
(uji independent sample t-test) dengan dilakukan uji prasyarat telebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Nilai signifikan yang dipakai sebesar 0,05 (5%).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan awal sebelum diberi perlakuan yaitu menganalisis angket keaktifan belajar siswa awal dan nilai pretest yaitu dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda rata-rata. Hasil uji normalitas data keaktifan belajar dan nilai pretest siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel tiap kelas kurang dari 50. Jika signifikan > 0,05 maka sebaran data tersebut berdistribusi normal, dan sebaliknya. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Belajar dan Nilai Pretest Siswa Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Keaktifan awal (Eksperimen) Keaktifan awal (Kontrol)
0,987 0,938
34 31
0,944 0,071
Nilai pretest (Eksperimen) Nilai pretest (Kontrol)
0,962 0,936
34 31
0,269 0,066
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh bahwa nilai signifikan keaktifan awal dan nilai pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal karena lebih besar dari nilai signifikan. Hasil uji homogenitas data keaktifan belajar dan nilai pretest siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Varian homogen atau sama jika sig > 0,05, dan sebaliknya. Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data Keaktifan Belajar dan Nilai Pretest Siswa Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Keaktifan awal
0,176
1
63
0,676
Nilai pretest
3,910
1
63
0,052
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh bahwa nilai signifikan keaktifan awal dan nilai pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varian homogen atau sama. Hasil uji beda rata-rata data keaktifan belajar dan nilai pretest siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Perhitungan ini menggunakan uji independent sample t-test.
5
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-rata Data Keaktifan Belajar dan Nilai Pretest Siswa Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F
Sig.
t
Keaktifan Equal variances assumed awal Equal variances not assumed
0,176 0,676 0,092
Nilai pretest
3,910 0,052 0,132
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. (2tailed)
Df 63
0,927
0,093 62,887
0,927
63
0,895
0,130 53,701
0,897
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai signifikan keaktifan awal dan nilai pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Berdasarkan hal tersebut maka kedua sampel dapat diberikan perlakuan sesuai yang telah direncanakan. Kemampuan akhir setelah diberi perlakuan yaitu menganalisis angket keaktifan belajar siswa akhir dan nilai posttest. Hasil uji normalitas data keaktifan belajar dan nilai posttest siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel tiap kelas kurang dari 50. Jika signifikan > 0,05 maka sebaran data berdistribusi normal, dan sebaliknya. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Belajar dan Nilai Posttest Siswa Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Keaktifan akhir (Eksperimen) Keaktifan akhir (Kontrol)
0,930 0,945
34 31
0,032 0,110
Nilai posttest (Eksperimen) Nilai posttest (Kontrol)
0,868 0,959
34 31
0,001 0,266
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa nilai signifikan keaktifan akhir dan nilai posttest untuk kelas eksperimen < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan untuk kelas kontrol > 0,5 maka data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas data keaktifan belajar dan nilai posttest siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Varian homogen atau sama jika sig > 0,05, dan sebaliknya. Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Data Keaktifan Belajar dan Nilai Posttest Siswa Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Keaktifan akhir
0,434
1
63
0,512
Nilai posttest
0,027
1
63
0,871
6
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh bahwa nilai signifikan keaktifan akhir dan nilai posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varian homogen atau sama. Tabel 7 adalah hasil uji Mann Whitney U data keaktifan akhir dan nilai posttest siswa. Uji beda rata-rata nilai posttest yaitu uji nonparametric dengan uji Mann-Whitney karena data tidak berdistribusi normal. Tabel 7. Hasil Uji Mann Whitney U Data Keaktifan Akhir dan Nilai Posttest Siswa Data Keaktifan Akhir Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
356,000 852,000 -2,247 ,025 Nilai posttest
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
367,000 863,000 -2,108 ,035
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikan data keaktifan akhir siswa sebesar 0,025 dimana 0,025 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan keaktifan belajar siswa, sehingga pendekatan Brain Based Learning berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 3 Suruh. Nilai signifikan nilai posttest siswa 0,035 < 0,05 artinya jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan terima H1. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa, sehingga pendekatan Brain Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 3 Suruh.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data disimpulkan bahwa ada perbedaan keaktifan belajar siswa, sehingga pendekatan Brain Based Learning berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 3 Suruh. Hal ini dibuktikan bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen 174,68 sedangkan rata-rata keaktifan belajar siswa kelas kontrol 167,84 dengan nilai signifikan 0,025 < 0,05. Rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa, sehingga pendekatan Brain Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar 7
matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 3 Suruh. Hal ini dibuktikan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen 84,62 sedangkan rata-rata keaktifan belajar siswa kelas kontrol 77,42 dengan nilai signifikan 0,035 < 0,05. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin & Wahyuni, E., N. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S., B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. E, Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Given, B. 2007. Brain Based Teaching (Alih bahasa: Lala Herawati Dharma). Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi. 2000.
Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan). Bandung: Kaifa. Dp, Gst. Pt. I. Y., Dantes, Nym., & Sulastri, Md. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berabasis Otak (Brain Based Learning) Terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD N di Desa Sinabun. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PGSD, Jurusan BK, FIP UNDIKSHA. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara. Hasliza, A. dan W. Emilin. 2012. New Way to Learn, New Way to Success: Transforming a Brain-Based Library Via
Active Learning
Instructions.
[online].
Tersedia:
http://docs.lib.purdue.edu/iatul/2012/papers/38. Jensen, E. 2011. Pemelajaran Berbasis-Otak: Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: Indeks. Jessica. 2009. Pengertian Hasil Belajar. http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertianhasil belajar/
8
Pratama, P. I. P. G. D. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Otak (Brain Based Learning) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD 2 Tibubeneng Tahun
Pelajaran
2012/2012.
Skripsi
(tidakditerbitkan).
JurusanPGSD,
FIP
UNDIKSHA. Prawoto, Ambar. 2010. Pembelajaran dengan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung: Tidak diterbitkan. Rahardja, Widi. 2002. Sekitar Strategi Belajar Mengajar dan Ketrampilan Mengajar. Salatiga: Fakultas Ekonomi UKSW. Restak, Richard. 2004. Smart and Smarter (Cara-cara Melatih Otak Agar Kita Menjadi Lebih Pintar dan Tetap Pintar). Jakarta: Gramedia. Rosalia, Tara. 2005. Aktifitas Belajar. http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162aktifitas-belajar/ Sahertian, Piet A. 2004. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Sapa’at,
A.
2009.
Brain
Based
Learning.
[Online].
Tersedia:
http://matematika.upi.edu/index.php/brain-based-learning/. Sardiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Semartama, I Komang Edi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Otak Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Di SD Negeri 6 Ababi Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PGSD, FIP UNDIKSHA. Sembiring, R.2003. Analisis Regresi Bandung.ITB. Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Spears, A. dan L. Wilson. 2007. Brain-Based Learning Highlights. [online]. Tersedia: http://itari.in/categories/brainbasedlearning/DefinitionofBrain-BasedLearning.pdf. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
9
Sugianti, Jayanti. 2010. Pengaruh Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP. Skripsi. FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukestiyarno, 2010. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: UNNES Press. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Usman, Moh.Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wulandari, Ayu Dyah. 2013. Penerapan Desain Pembelajaran Kimia Berbasis Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA N 1 Tengaran. Skripsi (tidakditerbitkan). JurusanKimia, FMIPA UNNES.
10