VOLUME 24
Na.1 Febiuari20f2
-
-
.-?.
-
-- ., i
.,
-
. ,
RIVALITAS TRADISI-MODERNITAS DALAM PERSPEKTIF POSKOLONIAL: TELAAH ATAS SEJUMLAH SAJAK ABAD 20 Suyono Suyatno *
._ .
ABSTRACT
Since modernity go to Indonesia along with the opglication ofetKca/ politics #the Wltch colonicrl government, it can be said ofconj7ict and rivalry between tradition cHxl mdemity k., tk country. A number of poems written in the early to late 20th century mmccad the rivalry between tradition and modernity is. With the post-colonial approach is e m d @ be seen who the party is dominant and the marginalized in the rivalry between. &&$ion and modernity in this country as reflected in a number of poems.
WS tradition, : modernity, postcolonial, subordination, domination
Sejak modemitas m w k ke Indonesia b e m a a n dmgm penerapan pofik etis pemaritfeah kdonial Belanda, dapat dikatakm derjadi M i k dan rivalitas amam tradisi dm modemitas di negeri ini. Sejumlah sajak yang &uls pada awrrf hlngga akhir&ad 20 mwdeksikan ~~antam traciiii dan modernitas tersebut. paskolmid, d ht e r b t siapa pihskyang domirwn d9n y a q tcmbi amam tradisri dm modemitas di q p r i ini, sebagalrnana terefteksikandalam sejumlah s;s5ak, C
Kata Kunci: tradisi, modemitas, poskdonial, subordinasi, dominasi
PENGANTAR Sebagai konsekuensi negara yang pluralis dan multikultural, Indonesiapada dasamyaadalah sebuah negara yang hampir selalu dalam proses "mengindonesian.Hingga saat ini dapat dikatakan belum terdapat format keindonesiaanyang final secara politis, sosiokultural, dan ekonomi. Undang-Undang Dasar yang mengalami beberapa kali amandemen, otonomi daerah, perdebatan soal pomografi (dengan hadimya UU
Pomografi), dan perdebatan tentang ekonorni kerakyatan atau ekonomi neoliberaladalah buktf nyata soal itu. Di sisi lain, salah satu proses "rnengindonesia" yang belum juga usai hingga kini adatah rivalitas antara tradisi-modemitas. Rvatftas tradisi-modemitas itu bahkantelah berlarrgsung sebelum lndonesia merdeka dalarn bentuk Polemik Kebudayaan antara Sutan Takdir Alisjahbana di satu sisi yang terobsesi untuk
-
Humaniora, V d 24,No. I-Febn~~ri 2012: 63 72
rnenimb modernitas dari dunia Barat dan
SfNJEfUmI Rmpil:dabm hegemon~'pobk e m . Qleh k m m itu, sebagaimam dikemukakan oleh Endmwaa (=), Pk-1 relasi dominasi-subordinasi tataran sosiokultunl, ekonomi, palitis, bahkan gender dan ideologis, sebagai suatu upaya
m itu akan disa pcskolonial.
frad'dpadam)miden&de~~masa lalu,brjruQa-m dalam bnPuSI adat istiadat, &tern, cbn Wa .nil&. fWmnWa itu, modemltas iahir bemamaan
niai. Dengankatalain,)
-
Humaniota, Vol. 24, No. 1 Februari 2012: 63 72
e
kapitaklsmedan imperialismepadaakhimyamakin bahkans&&r unktk menarik nafas memarjinalkandan mensubordinasikanwilayah dan membangun kaidupan. dan penghuni tradisi karena tiadanya keberK a k a waktu m a k m tiba, pihakan penguasa. Masyarakat yang telah kuliktbegitu lahap mereka sanbp tercerabut dari tanah dan nafkah tradbionalnya ikan tuna saus mentega, karenatiadanya perlindungandan pengayoman sosial dari pemerintah, selanjumya hanya bisa menumpangkan harapan pa& biro ekspor Seperti hidsr19~an'?i#a-mja,mungtcin begitu tenaga kerja ke luar negeri. Dengan kata lain, batin m k a . Dankini kuli'hat mereka sepenuhya siap menjadi hamba rnereka sekadar menjadi komodii, dan negara telah gagal menjaga dan merawat harkat dan dan sahaya di mgna saja di dunia. martabat kematwsiwn rakyatnya. Dalam perspektii poskdonial, modemitasdan perrnerintah yang terimpikasikan dalam sajak "Anak-Anak &@k Agp R.!%jam"BersamParaTKW" Indonesia"iniadalah pusat domimd, ssment9ira irri mengernuktbn kembrdayaan negara tradisi dan rakyat adalah pihak yang twkuM& &tans bW&q sasial ekonQml sehingga negara naddan t e r m a i ' j i i . tidak mmpumenyrsdbbntapangan kerjayang layak dan memadai bagi para warganya. lstilah ktq~110 W y a n g kita k e d selama ini, akronim dari Tenaga Kerja Wanita', sebetulnya merupakan Aku ku d s n g a n w b e m u n t s e M s b ~ r i suatu eufimisme beiaka. Bahkan, acapk-alipara TKW itu disanjung-sanjung set>agai penghasil Orang devisa bagi negara. Melaluisajaknya "Bersama ke negeri paa'majikan.Apaketh yang rnerekarenungkan?Wajah para tuan Para TKW" ini, Agus R. Sarjono rnenelanjangi yang rnemungkinkanmerekanaik pesawat yang selama ini dieufimisrnekan: 'Aku meterl3ang memperkenalkanperadabandunia, mandangwajah-wajah saudarakuldengan mata musim dan bendera berbeda? berembun berbaris ke negeri orang/ke negeri para majikan.ApakaNyang merekarnnungbn? Atau mereka bayangkan tanah air. Hamparan negeri dengan berbagaisebutan Wajah para tuanlyang memungkinkan mereka dan lagu-lagu yang ditanam guru-guru naik pesawaff....'Dari relasi oposisional far&-lank bait pertama sajak "Bersama Pam TKW" itu sekolah terbayang bahwa yang selama ini disebut TKW ke dalam batin, juga potret-potret tersebut sesungguhnya tidak kbih dari para pahlawan yang mengabur dan kini digantikan orang-orang berbaju budak (dalamlarik-larik sajakAgus R. Sarlorw,ini dieksplisitkan 'negeri para Hkan'dan 'wajah safari para tuan'sehingga teks yang tidak tereksplisitdan pakaian seragam yang begitu sering mondar-mand~ di jalanan nasib mereka. kan (impfed text) yang Mrkoherensi dengan 'wajah-wajah saudaraku/(yang) .... berbaris ke Begiu royal merela rnenghibahkan berbagaiperintah, pungutan, dan larangan negeriorang' adalah Wak', 'hambd, 'babu: dan hinggatiba-tiba semua orang menjadiakrab sejenisnya. Lank-lankselanjutnya sajak "BwwmPara dengan berbagaimacam kehilangan. TKW" ini menjelaskanbetapa para majikan dan Di atas pesawat, kupandangi para tuan itu memungkinkan para TKW naik hamparan tanah air hijau w t a % d a nm w ndunia. dan lapang, namun begitu sempit Ini adalah suatu ironi yang mengungbpkan bebehingga merekatak mampu rapa hal. Pertama, para TKW 'bumumnya ber-
fim~w~uu~mvl.~Gi.
asal sektortenaga kerjayang bersifattradisbnal dsngan bekal yang tidak memadai untuk
Bait kedua @ak " B e r n PaaW *ini masihmenegaskanM d a
~
p
u
k
i
~
~
m
o
d
g
m
~
a
d
a
akhiiya rnerekahanyasekadar menjadihamba air hljaddan&mg, di negeri orang. Kedua sebagaimana telah mereka tak mampulbahkan dikemukakandi atas, ketidakmampuannegara menariknahddantmmbangun dalam menyediakan kehiupmyang layak dan mernadaibagirakyatnya&in* para majikan stpategi pembangwtan dan para bandi negerimn~ ymg fmmmgkik ~ e r ~ kan para TKW itu naik
sosok yang krsishkm dan "b&ahmdalam pwcatwan kehidupanmodemRealitassebagairnanadikemukakm di atas makin dipertegas oleh [arik-lank selanjutnya masih dalam bait yang sama: 'Atau tnereka bayangkan tanah air,ll-tampafan negeri dewan berbagai sebutanldan lagu-lagu yang ditanam guru-guru sekolahlke dalam batin, juga p~tpgt; potretlpahlawan yang mengaburldan' kini diiantikan orang-orangberhju safarildan an seragam yang begitu seringfmndar-mandir
akrabldengan berbagai
yakni seb@ "pew& dan "pernindas"'hingga tiba-tiba semua m n g m j a d i akrabJUengan berbagai macamlahilaman'. Denptan kab lain, di tanah air 8 w d M pam TKW itu tersisih d m termarjinalkanske orang m i h dakm poslsi yang kumng lebih sama, yakni sebagai kmba.
rn
~
besar tak mampubgi -am wbanisasi yang terjadi adatah imigrasi "pam hamlbai" ka luar negeri. Larik-lank terakhir bait terakhir sajak &us R. Sarjono ini sekali tagi mebntarican$sWaduks an ironi berkaitan dengan nadb para TKW. , para TKW itu, m e w k dan melahap ":'ikan tom saus cdW, Mm buah, sewtas sari jeruk'. D&ar hidmgari p n g tampaknya elitis, 'Seperti hidsngan aja-raja, mungkin b e g i i m-.' 'hkmwi, bmna 'mereka sepenuhnya siap menjadl hambaldan sahaya di mana saja di dunia.', &reka-para TKW itu-adalah per3 wbider yang tidak menikmati (barangkali, sebcbr mWpisaia)
Negeriku tempat m ~ t ~ b muncut rS dan tedxmrn Tempat ka&1 d9n ketbau bmandlkan lumpursawah Temoda darahku d i m n g mngku1p n g dendam.
i
GemuPuh mesjn paMk kau -Jisitu Melindas alu dan Iesung di gudqlcu, rnembuatdjriku Kehilangan jam kerja; sumber hidupku. Negeriku Tempat mataM muncul d m twbertam, W c a t hutan tropi~;h q n yang habis *. dibgkar O M kebuasan h t a yang m g gerogoti ampela kehidupan. '
Sapi perahan bergoyangdengand-a4spt Sairama i&'kadaban. Sairama jam kefja Menyeret gwtmng kapitalbm; hi~lgga gedunmng hilenggitasin. Kota yang bms fnmcui4:
m
Membuat bulan tduka dm-pfngmn di jalan raya. Kini udara yang kau hirup b k b u kenal
lagi Aromanye. Tak kau derrgar lagi jerit si miskinyang Menyenrakdari tirnbunan sejarah, dibakar matahari D W p a r hujan, dilurnat kegelapran, Berumah kmepian dan keasingan metrapdisan. bbndm datam. 0, negerik-u
(Maulana, 2000).
tradisi,sebagaimanatqamip da18hJudLityjak Soni Farid Maulana in?, %&rne@nM ar:tddidi yang mati $rlindas atus &x$ernmltas.
kaiian menderas dijhfan ra);%"rfg kamlberteduh & bmmhnya' * %.
.
Sajak Soni Farid Mautana 'Gadan Mati" . ambarkan sendi-sendi kehidupan rial yang t~rlindasoleh modemitas.
piet.2ani M i nlapangan keja mas;fh pabrik kau bangun di sM lbbbdas alu dan lesuwdig-ku, mmbuat
kalienm i ~ k t m g m n ~i-itr kamiWWiw k @ qdS bamh bayang-byagnya k&knMkinm p d karmn bangun g~re?f8 kahn 5ehang kaml mbiuwit5d k&D& aojurjean kamifa%ak t!%mMa' tapi kalian juga paling banye rnkhab n i k W dunk (B&rl,l%t)
'
sosial y~angber&a di lapis aW, semenbra
Slnime yang hadkdatams a @ k m u n g n 'kami'. Wm'&lam ha1inib e r k m
anjurkan kami banyak berddtapi Wm SlgEl paling banyak melahap nikmat dunkit'. Dm#?n
modemi it as.^
9
kelompdtelltisadalahpmatmMlaE, m t a r a kaum ppuii~s adalah.kaumyang tersuWnasi dan temtajinalbn seWgu9 rmngi km &bag& m v n t a s i Wii.
R$asi-itasdi dunia kern,termasuk Indcmesja, rumit daripada pgrsoalan yang sama di negaranegara maju. 8ita negara-negara rnaju pada umumnya rnebm&* "evolusi peradahn" lewat p e d ' e m m u a dalam n Imudan teknoCogi yang pads akhimya rnelah'ianRmuW Industri, negara-negara berkembang m a mya~modemitasmeialui peradaban" sehingga ada tahapan-
alat musik tradisional yetng kehadiran&t mu& mxkm septa@gWr_ Bila pads cbawma 4Q3MnSum T i i r unw
*-
yang melandadmadernitas&I. smdkl. Modernitas, y a q di Indm k d Qikend sejalandengan masuknya kolonialBelanda ter- nya "Menuju ke hut"-yang bmudian dikukuhutama dengan palitiketknya, pads p6#laembang- kan oleh CMril &war m&drsi s&&nya "Aku" an bbih lanjut temyata menirrlbulkan banyak d m OM Aswl Saai dakm mjaknya "Suratdari persoalan karma dalam realitas k o n w arus modemitas temyata juga melahirkan m a i ketimpangan sosial, kultural, d m skonomi. Bentwan antara tradisi dan modenitas makjn mentah-mentahteorbtewi p&urbhm&m yang bedaku di negara-mars indmtri pnaju. Karerzaitu, tidak t n m g m k s mjika kaye sastm yang rnempwsoalkandampak a s modernitas juga mulai munwl hampir bersamaan d e w penerapan kebijaksan pamffet Rendra pada NarnwT,pEnMpu~dicatat,pada an 8 u k g i ~ Sastrowa khimpundalam "Kampung", dan "Mamsia sa LW-blah mempersoglkan
ketx#ndmungan modemitasdl negeri hi.Qafm sajak-@ak Ru twderniw pada umumnya dd m mrT?@- *umpakan tangan d@ kekuasam yang kap dalam ha1 ini s e s u n g g ~ ~ m pentingan h$&A mana antara tain tedakm saj$~k-z&jak 'Sajak S&m@f BT RBtFdra, m h Jajahan" Hamid Jabbar, "G;.lmalan Mati"mi arid ~aulana,dan%ima& ~amned ifJ Khatub-
pun eenderung berpihak kekuasaandan makin mgabaikan dan mmitritkan jaak sekepentingan rang kapklistik Etu dstrlpada ber- hingga rnanusia bba berkomrrlkasi dengan pihak kexida kepentingan rakyat pada urnum sesamanyatanpatetkendala-jarak Fnya. RakyatberadapaU8 pasisiyang tersubordi- rnana blah dinyatakan di bagian pend&uluan, nasi, semen5ats r a h yang berkuasa berada modernltadi negerihirmmlatamn rnasalah, pada posisidominan. Tampaknyaada yang salah seperti ketirnpangan sosial, kesewenangdalarn penl)llokan kektliasaaq di negeri ini- wenangan kekuasaan, dm laindiperiihadtandeh sajak- alarn dm sesama sajak "TanahA i W Subrdji Cakourn Bachri, tidaksiapm k e t h "ZarnanKwmju8nwA.MustcvfaBisri, "Pernulung" Sutardji Caburn l%chri, "tndonesiakahKau" F. an dengan modem&& terqata brig lebih W A g u s R.'s~jm, m a s i h s a m a ~ a ~ r b ' k e l hmasihbsrada ul-sehiinggakekuasaan di ranah tradiii, negara$ tiaksecara rnerata untuk kepentingan kemjafitman rakyat secara rnen y e l u r u h . K e k ~ h a n y a ~ p a d a k e l o m -Ashcroff, Bill. 2005. "Modernity's F i r s h : Latin pok-kelornpokyang elitis, yang pada giliratlnya America and Postcolonial Transformation" ddm berirnplikasi "berkah" modemisasi juga hanya Pamela Mc Callum (& Mndy Faith (ediwr). Linked dinikrnatisegelintirWng Mingga rnenimbulkan Histories: PostcobnUStudies in A GlolmIised Word. ketirnpangansosial. Alberta: University of Calgary Press. Di sisi lain, rnodemitas juga rnengundang Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudqaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University alienasi dan dehurnanisasi. Modernitas pun Press. mengubahpedaku dan gaya hidupkarena, setain Hinch, E.D.; Kett, Joseph E; Trafill, James S. 2002. The akan-alasan praktls,budaya modemyang pada New Diaanary of Cultural Uteracy (Third Edition). urnurnnya "irnpor" dipandang lebih superior Boston: Houghton Mifflin. sehingga ada godaan dan keinginan unostk Ijugl%an,Graham. 2008. Interdiscipjinary Measures: mengimitasi q a l a Li$eriotureend The Future of fa@co/onial Studies. Uvrwpaol: Liverpool UrtiveaoiXy Press. khazanah asing da antara judul)" Holrywoodku Sayerg"Agw Sapardi Djoko Damono, "Fil thea Rosa Miany, "Kepada Siapa Rindu Mesti SUMBER DATA Ditujukan"Darrnanto Jatman, dan "RumahKertag Domthea Rosa Herfiany. Dengandmik'an, Bachri, Sutardji Calzoum. 199 1. "Tanah Airmatan, Horison Th. XXVIJNo. 10, Oktober, hlm. 327. pada akhimya secara langsung rnaupun tidak Jakarta:Yayasan Indonesia. langsung lahir keterjajahan kultural; budaya . 1991. "Pemuiung", Horison Ttr. XXVMo. modemyang pada urnurnnya berasaldari khaza3, Maret, h. 94. Jakarta:Yapan Imhxw3sia nah asing lebih rnendaminasidan budaya tradiib 1998. ")embatan", Horison Th. XXMf/No. 6, juni, h. 29. jakarta: Xqman t nal berada pada posisi inferior. Terakhir, patut dicatat, modernitas itu sendiri Bisri, A. Mustofa. IW. Geiop L4erw-W.Rembang: Yayasan Al-lbriz & Fama h s . sesungguhnya bukan rnerupakan suatu aib. Damono, Sapardi Djoko. 2000. Ayot-Apt Api. J a h m Modernitasrnalah dapat dipandang rnerupakan Pustaka Firdaus. berkahdalam sejarah peradaban urnat rnanusia, Djamboe, Kembang. 1927. "Bobbed Hair", Warna mmbedcansekian banyakkemudahandan Warto Th. II, No. 24, 1 IJuni. k e n m n , misalnya lewatpenemuan-penemu- Djiwapradja, Dodong. 1997. KaJtalia. Jakarta: Dunia an rnutakhii &lam teknologi kornunikasi yang P-Jaya.
Herfa&, AhnradunYd. 1996. "W-ARak Indonesia", Fragmen-Frqmen Kektrlahan. Bandung: Forum SaStraBanslq. Herliany, Dorothea Rosa. 1999. Mimpi Gugur Daun Zaitun. Jakarta. Gmindo. .290 1. "Perernpuan Itu Bernama Ibu", Kill The Radio, Sebuah Radio Kumatikan. Magelang:
-
I
I d T a Hamid. 1998. Super ~ i k mJ&:~ . Balai Pustaka. @wan, lhrmmto. 1997. Isteri. Jakarta:Grasindo. Malrra,A f W . 1984. Abad yang Berlari.Jakarta:Lembaga Penerbrt Altarmed Yayasan L i n g h Merahputih. . 1995. Arsitektur Hujan. Yogyakarta:
Bemarrgg*.
Maulam, Soni Farid. 2000. "Garnelan Mati", Kita Lahir sekrgai Dongengan. Magelang: IndonesiaTm. Md.ranwd, Goenawn. 1973. "Potret Taman untukAllen Ginsberg", Horison Th. VIII, No. II, November, h. 337.
.
1973. "[tanpa judul]", Horison Th. Wll, No. l I, Nommber, h. 336. Rahardi. F. 1997. Pidato Akhir Tohun Seorang Germo. Jakarta:Pustaka Sastra. Rendra. 1996 [cetakan pertama 19931. Potret Pembangunon &/am h i d . Jakarta:Dunia PcwtakaJaya. Sarjono, Agus R. 19416. Kandwi Air Mata (cetakan pmm&19941.fhdmg: FontmSagtra Bandung. .2W3[txdm kadw]. Suetu Cer& dari Negeri @in. :Y PaMPerbitJ d e h[cetakan pertama oleh Penwbit Aksara, 200 I]. Siturnrang, Sitor. 1989. Bunga di Atas k t u (Si Anak Hilang). Jakarta:Grarnedia. Thukul, Wiji. 2000. Aku lngin )adi Peluru, Magelang: IndonesiaTera.