RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009
Hasil berbagai assessment internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan kondisi yang diharapkan sesuai tujuan pendidikan nasional. Kemampuan siswa-siswa Indonesia diketahui masih berada pada peringkat yang rendah, terutama terkait dengan kemampuan dalam bidang
Matematik, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kemampuan membaca, daya
saing ekonomi, dan kesiapan diri untuk kelangsungan hidup di masa depan, bahkan posisi kualitas siswa Indonesia justru semakin mengalami penurunan peringkat. Rendahnya kualitas pendidikan itu terkait dengan berbagai faktor, salah satunya adalah guru. Sinyalemen yang ada, masih banyak guru-guru di setiap jenjang dan jenis pendidikan yang ada belum menunjukkan kualitas yang memadai. Asumsi di dalamnya masih banyak guru yang memperlihatkan kemampuan yang rendah dalam menjalankan tugas dan fungsi mengajarnya, sedangkan guru dituntut menjadi pendidik profesional yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. Namun sementara pihak menyatakan, tindakan guru mengajar itu sendiri bukan hanya didasarkan oleh kemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tetapi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Salah satu faktor itu adalah tingkat penghasilan guru yang jauh dari memadai untuk menghidupi keluarga mereka. Oleh karenanya guru pun kurang terkonsentrasi dalam mengajar, dan cenderung mencari sumber-sumber penghasilan lain. Tingkat penghasilan yang diperoleh dari mengajar jauh dari kriteria hidup sejahtera, yang lebih lanjut menyebabkan guru menghabiskan waktu sehari-hari untuk keperluan mencari tambahan. Pernyataan itu memang tidak berlebihan, dari berbagai pemberitaan media massa diperlihatkan, betapa seorang guru harus mengajar di sejumlah sekolah, menjadi tukang ojek, pemulung, dan lain sejenisnya untuk memperoleh penghasilan tambahan. Guru yang seharusnya lebih menggeluti bidang pekerjaan dan berupaya 1
terus-menerus mengembangkan kemampuan diri dan meningkatkan pencapaian hasil belajar anak didik, menjadi kurang serius karena dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Atas dasar itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan sulit dicapai apabila tidak terdapat upaya untuk meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan hidup guru. Pemerintah telah menyadari akan hal itu dengan mengeluarkan segenap peraturan dan ketentuan yang dapat menjamin penghasilan dan kesejahteraan guru. Seiring dengan upaya menjadikan guru sebagai pendidik profesional yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendidik, mengajar, dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, antara lain berupa tunjangan profesional, dan tunjangan khusus, dan tunjangan kemaslahatan, dan lain-lainnya. Pengertian guru yang profesional itu didasarkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan yang mempersyaratkan guru: (1) memiliki kualifikasi akademis minimum S-1/D-4, dan (2) memperoleh sertifikat pendidik. Dengan pemenuhan persyaratan itu, seorang guru hanya tidak bertumpu pada penghasilan dari gaji semata, tetapi juga tunjangan penghasilan lain. Dengan demikian profesi guru di masa datang pun akan lebih membawa prospek kesejahteraan hidup guru, keluar dari lubang jarum hidup kekurangan, beralih memenuhi kelayakannya. Implikasinya, prospek peningkatan kesejahteraan guru diharapkan pula akan berimbas pada peningkatan kualitas hasil pendidikan. Guru akan lebih berkosentrasi dan serius dengan tugas dan fungsi mengajarnya, serta bersikap antisipatif dan responsif untuk meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan pencapaian hasil belajar anak didiknya yang berkualitas tinggi. Peningkatan kesejahteraan diharapkan dapat menjadi salah satu penyelesaian permasalahan yang dihadapi guru, serta menjadi entry point dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam rangka meningkatkan mutu guru, keberadaan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) memainkan peran yang strategis, baik dalam hal menghasilkan guru lulusan S-1 yang bermutu maupun melaksanakan uji sertifikasi kepada guru. Pemerintah pun memberikan perhatian yang serius dan dukungan
2
fasilitas terhadap LPTK ini, khususnya pada peningkatan kapabilitas program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) agar menghasilkan calon guru SD yang bermutu. Penekanan terhadap PGSD disebabkan jenjang pendidikan dasar menjadi fondasi yang kuat bagi pembentukan karakter dan sikap positif, penentu bagi keberhasilan anak didik dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi, serta memberi landasan yang berarti bagi kemandirian dan kualitas hidup peserta didik di kemudian hari. Pemerintah telah mengupayakan peningkatan mutu guru dengan berbagai cara, antara lain memberikan penambahan kesejahteraan guru secara bertahap dan memberikan bantuan untuk peningkatan kapasitas LPTK agar menghasilkan lulusan calon guru yang bermutu. Namun, hingga saat ini kualitas LPTK khususnya pada program PGSD belum menunjukkan hasil yang optimal, baik dalam mencapai status akreditasi maupun dalam menghasilkan mutu pendidik yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan prospek peningkatan kesejahteraan guru, pada saat ini belum dipahami apakah prospek peningkatan kesejahteraan guru memperoleh apresiasi yang positif dari masyarakat sehingga memberikan dampak terhadap meningkatnya minat siswa sekolah menengah yang berprestasi masuk di LPTK. Selanjutnya, apakah pada masa lima tahun ke depan animo masuk LPTK semakin tinggi dan memperoleh input mahasiswa yang bermutu?. Dalam konteks bantuan kepada LPTK permasalahannya adalah: bagaimanakah dampak pemberian bantuan dana kompetitif (DIA) kepada LPTK terhadap kemampuan lulusan, kemampuan/kapabilitas LPTK, perubahan kurikulum dan penerapannya (implementasi) serta akreditasi LPTK?. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan tentang (1) dampak prospek peningkatan kesejahteraan guru terhadap peningkatan mutu input (quality enrolment) mahasiswa yang masuk di LPTK dan (2) dampak pemberian bantuan dana kompetitif (Dana Insentif Akreditasi/DIA) kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan. Ruang lingkup penelitian pertama tentang dampak prospek peningkatan kesejahteraan guru terhadap peningkatan mutu input (quality enrolment) mahasiswa yang masuk di LPTK, mencakup: gambaran tentang mutu mahasiswa baru calon guru yang mendaftar dan diterima di LPTK,
3
persepsi dan motivasi mahasiswa baru di LPTK, profil (latar belakang sosial ekonomi) mahasiswa baru di LPTK, perbedaan mutu input mahasiswa baru LPTK antara mahasiswa calon guru dan bukan guru, perbedaan dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input antar LPTK, dan perbedaan keketatan seleksi calon mahaiswa antara sebelum dan sesudah ada peningkatan kesejehteraan guru. Sedangkan penelitian kedua tentang dampak pemberian bantuan dana kompetitif (Dana
Insentif
Akreditasi/DIA)
kepada
LPTK
terhadap
peningkatan
kemampuan/kapabilitas lulusan, yang mencakup: pemanfaatan bantuan dana kompetitif oleh LPTK, kemampuan lulusan LPTK, perkembangan status akreditasi LPTK, besarnya pengaruh bantuan dana Insentif akreditasi terhadap kinerja Prodi LPTK, besarnya pengaruh bantuan dana Insentif akreditasi terhadap pencapaian status akreditasi di LPTK, dan besarnya dampak pemberian bantuan dana Insentif akreditasi terhadap kemampuan lulusan di LPTK. Penelitian ini dirancang untuk jangka 5 (lima) tahun yang dilakukan secara bertahap, yaitu tahun 2009, 2011, dan tahun 2013 untuk mengetahui perkembangan status akreditasi LPTK termasuk di dalamnya mutu input, proses serta lulusan, dan perkembangan minat calon mahasiswa LPTK. Dalam tahun 2009 ini, merupakan tahap awal sebagai base line penelitian sebagai titik pijak dan gambaran awal tentang mutu input, proses serta lulusan, dan perkembangan minat calon mahasiswa LPTK; untuk kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian yang sama pada tahun-tahun berikutnya sebagai tahap Penelitian lanjutan. Khususnya untuk mengkaji dampak dari pemberian bantuan DIA, baru akan terlihat dan diketahui paling cepat pada tahun 2011, dan pada akhir Penelitian pada tahun 2013. LPTK yang diteliti adalah LPTK yang mendapatkan DIA dengan kategori A dan DIA kategori B dari Depdiknas. Kriteria untuk DIA Kategori A adalah LPTK yang memiliki izin penyelenggaraan S-1 PGSD dari Ditjen Dikti dan pernah menerima PHK S-1 PGSD A atau B. Sedangkan kriteria DIA kategori B adalah LPTK yang memiliki izin penyelenggaraan S-1 PGSD dari Ditjen Dikti dan belum menerima PHK S-1 PGSD A atau B dari Ditjen Dikti.
4
Kemampuan lulusan PGSD diukur melalui hasil belajar mahasiswa PGSD tingkat akhir, yakni mahasiswa yang telah menyelesaikan teori, melaksanakan praktek pembelajaran, dan dalam proses penyelesaikan skripsi. Cara ini ditentukan dengan alasan adanya kesulitan teknis di lapangan apabila yang diukur adalah mahasiswa LPTK yang telah lulus. Dapat dipastikan mahasiswa yang telah lulus sulit untuk dilacak keberadaannya sehingga akan mengalami hambatan dalam proses pengumpulan data. Sedangkan perkembangan status akreditasi selama lima tahun ke depan akan dilihat dari hasil penilaian BAN PT. Kendati demikian, secara lebih khusus studi ini menggali informasi tentang adanya
perubahan kurikulum dan
kapasitas LPTK, serta kemampuan lulusan, untuk mengetahui dampak bantuan DIA terhadap LPTK. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diterapkan dua jenis penelitian yaitu penelitian evaluasi dan penelitian eksperimen, yang disesuaikan dengan dua tujuan penelitian. Penelitian evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif
tindakan (Kuncoro, 2003).
Sedangkan penelitian eksperimen adalah jenis penelitian investigasi dengan kondisi yang terkendali dimana satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk menguji hipotesis (Kuncoro, 2003). Pada penelitian eksperimen ada
kelompok yang
diintervensi melalui pemberian perlakuan (treatment groups) dan kelompok kontrol (control groups). Pada penelitian ini dipilih sejumlah LPTK penerima hibah kompetisi Program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) sebagai kelompok perlakuan (treatment groups) dan sejumlah LPTK yang tidak menerima hibah BERMUTU sebagai kelompok kontrol (control groups). Untuk mengetahui dampak-dampak tersebut, penelitian dilakukan dalam kurun waktu lima tahun yakni dari tahun 2009 s.d tahun 2013 yang dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I dilaksanakan pada tahun 2009 dan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal (base line) kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap LPTK dan mutu input mahasiswa di LPTK. Tahap II dilaksanakan pada tahun 2011
5
dan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal (base line) kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap LPTK di tahun 2012, dan mengetahui dampak kebijakan peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input serta dampak kebijakan pemberian bantuan DIA tahun 2008, 2009,dan 2010 terhadap kemampuan lulusan dan status akreditasi LPTK (midterm). Tahap III dilaksanakan pada tahun 2013 dan dimaksudkan untuk mengevaluasi dampak kebijakan peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input serta dampak kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap kemampuan lulusan dan status akreditasi LPTK (final). Populasi studi ini adalah seluruh LPTK yang memiliki program studi S1 PGSD (Program S1 untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar) yang diselenggarakan secara tatap muka dan telah mendapat ijin Dirjen Dikti yang berjumlah 49 LPTK. Berdasarkan kategorisasi yang ditetapkan DIA, 31 LPTK termasuk kategori A dan 18 LPTK termasuk katagori B. Kategori A adalah LPTK yang pada tahun 2006 pernah mendapatkan Program Hibah Kompetetif (PHK) dari Dirjen Dikti sedangkan kategori B adalah LPTK yang pada tahun 2006 belum pernah mendapatkan Program Hibah Kompetetif (PHK) Dalam Penelitian yang dilaksanakan selama lima tahun (2009-2011) ditetapkan dua kelompok sampel untuk menjawab dua tujuan Penelitian. Pada tahun 2009, sampel untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama berjumlah 45 LPTK, terdiri atas 15 LPTK penerima bantuan DIA (8 LPTK Kategori A dan 7 LPTK Kategori B) dan 30 LPTK yang tidak menerima bantuan DIA (9 LPTK Kategori A dan 8 LPTK Kategori B) serta 13 LPTK bukan Kategori A/B. Sampel untuk menjawab tujuan penelian yang kedua berjumlah 32 LPTK, terdiri atas 15 LPTK penerima bantuan DIA (8 LPTK Kategori A dan 7 LPTK Kategori B) dan 17 LPTK yang tidak menerima bantuan DIA (9 LPTK Kategori A dan 8 LPTK Kategori B). Sampel penerima bantuan DIA mewakili kelompok LPTK yang mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok LPTK yang tidak mendapat DIA mewakili kelompok kontrol.
Sampel pada kelompok kontrol ditentukan secara
purposif dengan memperhatikan kesamaan lokasi LPTK kontrol dengan LPTK perlakuan. Sampel LPTK untuk menjawab tujuan Penelitian yang kedua dipilih
6
seluruhnya dari sampel LPTK pada tujuan pertama. LPTK yang terpilih sebagai sampel diwakili oleh program studi S1 PGSD. Sumber data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan berdasarkan dua tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, data diperoleh dari mahasiswa baru yang masuk LPTK tahun akademik 2009/2010, 2011/2012, dan 2013/2014 pada program studi S1 PGSD. Responden mahasiswa dipilih secara acak masing-masing sejumlah 20 orang untuk setiap Prodi di LPTK sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk menggali informasi tentang kualitas input, minat, dan motivasi mahasiswa yang masuk LPTK. Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua, dampak pemberian bantuan dana kompetitif DIA kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan dan akreditasi, data diperoleh dari mahasiswa tingkat akhir, Ketua Program Studi (Kaprodi), dan Pembantu Rektor (PR) I Bidang Akademik. Pelibatan mahasiswa tingkat akhir dimaksudkan
untuk mengetahui kemampuan dan hasil
belajar di LPTK sebagai guru. Penelitian dilakukan tidak melibatkan lulusan LPTK mengingat kemungkinan kesulitan dalam menjangkau karena keberadaannya tidak diketahui dan tersebar di berbagai tempat. Mahasiswa tingkat akhir yang dijadikan sampel penelitian diminta mengisi kuesioner dan tes soal. Kuesioner digunakan untuk menggali informasi yang berhubungan dengan pelayanan LPTK selama mahasiswa kuliah sedangkan tes digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Pembantu Rektor Bidang Akademik dipilih sebagai responden untuk menggali informasi mengenai pemanfaatan bantuan DIA, yang terkait dengan pengembangan staf, peralatan dan furniture, tenaga ahli, koleksi perpustakaan, pengembangan program, hibah pengajaran, hibah penelitian, insentif karya ilmiah, manajemen penyelenggaraan program, termasuk kurikulum, dan status akreditasi program studi. Alat yang dipakai berupa kuesioner, borang
7
akreditasi, laporan evaluasi diri dan portofolio. Disamping itu, untuk elaborasi data yang diperoleh dari dokumen, dilakukan observasi di LPTK sampel. Statistik deskriptif dan statistik inferensial akan digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini.
Tujuan pertama penelitian, dampak peningkatan
kesejahteraan guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier.
Dampak peningkatan
kesejahteraan guru akan dilihat melalui persepsi calon mahasiswa terhadap prospek tingkat penghasilan guru yang meliputi unsur gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan tunjangan kemaslahatan. Mutu input (enrollment) LPTK akan diukur dari motivasi calon mahasiswa untuk masuk LPTK, nilai UN, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan orang tua, serta rasio antara pendaftar dan yang diterima di LPTK. Tujuan kedua penelitian, dampak pemberian bantuan dana kompetitif DIA kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan dan akreditasi, akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial (uji beda dua rerata melalui t test pada tingkat kepercayaan 95%).
Statistik deskriptif digunakan
untuk menganalisis pemanfaatan dana pemberian dana DIA yang akan dilihat dari aspek pengembangan staf, peralatan dan furniture, tenaga ahli, koleksi perpustakaan, pengembangan program, hibah pengajaran, hibah penelitian, insentif karya ilmiah, manajemen penyelenggaraan program. Stastistik inferensial akan digunakan untuk menganalisis
peningkatan kemampuan/kapabilitas
lulusan akan dilihat dari
penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sedangkan status akreditasi akan dilihat dari peningkatan skor komponen dalam akreditasi. Sebelum uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilalukan uji persyaratan yang meliputi uji normalitas, homogenitas, dan linearitas. Temuan penelitian daam upaya menjawab dua tujuan penelitian, dapat dikemukan sebagai berikut. 1.
Pengaruh kebijakan sertifikasi guru terhadap kuantitas dan kualitas input mahasiswa calon guru dapat dihitung dengan dua cara. Cara pertama membandingkan jumlah pendaftar pada program studi pendidikan yang
8
menghasilkan calon guru dan program studi nonpendidikan yang menghasilkan bukan calon guru, dan cara kedua membandingkan jumlah pendaftar sebelum ada kebijakan sertifikasi guru (tahun 2005-2006) dan setelah ada kebijakan sertifikasi guru. Periode setelah ada kebijakan dikelompokkan menjadi tiga yaitu periode, kebijakan ditetapkan (tahun 2007), periode disosialisaikan (tahun 2008) dan periode mulai difahami (2009). Jumlah pendaftar pada program studi kependidikan setelah kebijakan sertifikasi difahami oleh masyarakat (tahun 2009), naik tajam, sedangkan pendaftar pada program studi nonpendidikan malah cenderung turun. Jadi kesimpulannya kebijakan sertifikasi guru berpengaruh positif terhadap jumlah pendaftar. Selanjutnya bila dihitung dengan cara ke dua yaitu dengan membandingkan sebelum ada kebijakan sertifikasi, (rata-rata pendaftar tahun 2005-2006) dan setelah
kebijakan
sertifikasi
ditetapkan
(2007),
kebijakan
sertifikasi
disosialisaikan (2008) sertifikasi mulai difahami masyarakat (tahun 2009) hasilnya dapat disimpulkan bahwa, untuk program studi pendidikan calon guru, perbandingan jumlah pendaftar PGSD pada tahun 2005-2006 dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (22965 : 39281). Jadi pengaruhnya sebesar 71%. Perbandingan jumlah pendaftar program studi Pendidikan Bahasa Inggris
pada tahun 2005-2006
dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (18258 : 39281. Jadi pengaruhnya sebesar 34,4%. Perbandingan jumlah pendaftar program studi Pendidikan Matematika
pada
tahun 2005-2006 dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (13037 : 39281. Jadi pengaruhnya sebesar 78,2%. 2.
Profil mahasiswa PGSD, Pendidikan Matematika dan Matematika mayoritas profil fisiknya kurang ideal, asal sekolah dari SMA negari dan swasta, pendidikan orang tua SLA ke atas, pekerjaan orang tua guru, PNS, dan petani, serta asal mereka dari pedesaan. Sedangkan profil mahasiswa Pendidikan Bahsa
9
Inggris dan bahasa Inggris, sama dengan ke tiga prodi di atas kecuali mayoritas berasal dari perkotaan. 3.
Mahasiswa PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Matematika, memiliki motivasi menjadi guru karena kesejahteraan yang semakin meningkat dan jaminan masa depan yang lebih bagus, dapat mengaktualisasikan bakat dan kemampuan, meningkatkan harga diri di masyarakat, serta kesempatan untuk mengembangkan ilmu. Selain itu mereka berpendapat bahwa apabila mereka sudah menjadi guru dan mendapat tawaran pekerjaan lain, mereka akan mempertimbangkan tawaran tersebut dengan mempertimbangkan besarnya penghasilan yang akan diterima.
4.
Mayoritas mahasiswa PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Matematika, memiliki persepsi bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia dan terhormat.
Mereka juga mempersepsikan bahwa pekerjaan guru
adalah pekerjaan yang menarik, menyenangkan, dan dapat mengembangkan kreativitas.
Dilihat dari sisi pendapatan guru, mayoritas mahasiswa
mempersepsikan bahwa pendapatan guru dapat menjamin hari tua dan dapat mencukupi kehidupan yang layak.
Mayoritas mahasiswa mempersepsikan
bahwa pekerjaan guru mencakup aspek mengkomunikasikan dan menjabarkan komptensi yang harus dimiliki siswa, menyiapkan silabus pembelajaran dan RPPnya, menyepakati tata tertib pembelajaran, mengenali karakteristik siswa, melaksanakan PBM secara efektif, mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, serta membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi. 5.
Program Studi PGSD ada kecenderungan kualitas input naik sedikit (sebelum sertifikasi nilai ujian nasional = 7,676 dan setelah sertifikasi 1 tahun (tahun 2008) = 7,796 dan setelah sertifikasi 2 tahun (tahun 2009) = 7,986. Kualitas input dari program studi yang lain sebelum sertifikasi dan setelah sertifikasi bersifat fluktuatif (naik turun). Jadi kesimpulannya, pengaruh kebijakan sertifikasi guru terhadap kualitas input belum terlihat jelas.
6.
Nilai rata-rata mahasiswa dari perguruan Tinggi yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA tidak jauh berbeda. Berdasarkan tabel tersebut mahasiswa dari
10
perguruan tinggi yang mendapat DIA nilaianya sedikit lebih tinggi dari mahasiswa perguruan tinggi yang tidak mendapat DIA Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah pendaftar pada program Studi PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika, setelah kebijakan sertifikasi guru diterapkan. Namun kebijakan sertifikasi belum terlihat berpengaruh positif terhadap kualitas input. Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan sertifikasi guru perlu diteruskan tidak lagi dengan fortofolio tetapi dengan test uji kompetensi dan uji kinerja,
2.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa asal mahasiswa LPTK berasal dari pedesaan. Untuk itu, perguruan tinggi LPTK perlu mengadakan promosi ke SLTA yang berkualitas di perkotaan.
3.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih program studi, mahasiswa LPTK cenderung untuk mengikuti arahan orang tua untuk menjadi guru sehingga perlu diadakan tes minat menjadi guru dalam proses penerimaan mahasiswa LPTK.
4.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa alasan utama mahasiswa memilih jadi guru adalah karena kesejahteraan yang dipandang mampu memberikan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kebijakan peningkatan kesejahteraan perlu dilengkapi dengan sistem penghargan dan hukuman yang prorporsional berdasarkan kinerja..
5.
Terdapat kecenderungan bahwa, kualitas mahasiswa dari program studi yang mendapat bantuan DIA cenderung lebih tinggi dari yang tidak mendapat DIA, oleh karena itu kebijakan memberikan bantuan DIA kepada program studi PGSD perlu diteruskan dengan supervisi regular.
11