1
2
RINGKASAN
Meningkatnya kesejahteraan guru diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Peningkatan kesejahteraan guru selanjutnya dapat memberikan pengaruh positif bagi perbaikan kualitas guru baik secara konsep maupun pelaksanaannya. Atas pertimbangan tersebut, penelitian ini dengan pendekatan kualitatif bertujuan untuk meneliti pengaruh peningkatan kesejahteraan guru, dalam konteks ini, tunjangan profesi guru bagi guru yang sudah mendapatkannya setelah lulus sertifikasi guru terhadap kinerja pembelajaran dalam kelas. Temuan menunjukkan bahwa Secara umum semua guru yang bersertifikasi baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK sudah mengetahui apa yang dimaksud kompetensi pedagogik; secara umum guru telah menyiapkan materi dengan sebaikbaiknya, kecuali guru SMK yang tidak intensif mempelajari materi karena mereka pada umumnya berlebih berkonsentrasi pada penguasaan prosedural dan sedikit pengetahuan deklaratif; bentuk persiapan yang dilakukan guru pada umumnya berupa mencari bahan ajar yang sesuai sesuai silabus (35,7%), mencari bahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik (33,2%) dan mencari bahan yang diperlukan (31,1%). Dengan demikian, mereka mencari bahan materi mengacu silabus dan kebutuhan peserta didik berarti mereka telah mampu mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL); guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu-sering (<60%) berusaha memahami potensi dan karakteristik siswa; pada umumnya guru-guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK secara dominan sudah banyak menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. manfaat tunjangan sertifikasi guru secara umum tidak mendorong dalam peningkatan kapasitas diri sebagai guru profesional; kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi relatif tidak memuaskan; kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi dalam bentuk mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas diri serta belanja buku penunjang penguatan kompetensi sekaligus kapasitas diri juga tidak memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 60.0 persen. Ketika kinerja guru akan diukur berdasakarkan prestasi kerja dan prestasi akademis, ternyata jawaban yang muncul juga tidak begitu memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 62.5 persen.
Kata Kunci: Sertifikasi Guru, Kesejahteraan Guru, dan Peningkatan Pengajaran
3
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT dan salawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Bersama ini, kami sampaikan bahwa penelitian berjudul Mencari Hubungan Positif antara Peningkatan Kesejahteraan Guru Bahasa Inggris bagi yang Bersertifikasi terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran dalam Kelas
se-Kota Banjarbaru akhirnya mengalami tahap perampungan
walaupun memang harus dan perlu perbaikan di sana sini. Sebagai bentuk pelaporan kemajuan yang harus segera disampaikan, maka kami perlu menyampaikan bahwa penelitian ini sangat memberikan dampak positif bagi pembangunan dan peningkatan kualitas diri para guru khususnya di kota Banjarbaru, dan umumnya di Indonesia sebab setidaknya sudah menggambarkan bahwa para guru umumnya sudah memiliki kesiapan secara pedagogik dan profesional. Namun kendatipun demikian, ternyata tunjangan sertifikasi guru yang selama ini diterima belum sepenuhnya memberikan warna tersendiri bagi semakin memupuk kualitas diri. Jawaban paling dominan dari hasil temuan adalah terkadang saja guru mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) serta membelanjakan sebagian tunjangan profesinya untuk buku yang berkaitan dengan disiplin yang diampunya. Bahkan, tak sedikit yang juga menjawab bahwa diadakannya kinerja berbasis kepada prestasi serta kompetisi prestasi akademis juga tidak sepenuhnya tidak setuju. Oleh sebab itu, atas selesainya penelitian ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang memfasilitasi pendanaan bagi terselenggaranya penelitian di kota Banjarbaru. Kepada Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat dimana kami bernaung, kami pun juga sangat berterimakasih atas dukungannya selama ini. Semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi kepentingan pendidikan di masa depan.
Banjarmasin, 25 Nopember 2013
Tim Peneliti
4
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN RINGKASAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i ii iii iv v vi vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Penelitian
1 1 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mengajar dan Implimentasinya 2.2 Kinerja dan Reward
4 4 8
BAB III MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian` 3.2 Manfaat Penelitian
11 11 11
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian 4.2 Lokasi Penelitian 4.3 Populasi dan Sampel 4.4 Sumber Data Penelitian 4.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
12 12 12 12 12 13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Peran Sertifikasi Guru dalam Penguatan Kinerja pada Proses Pengajaran 5.2 Peranan Sertifikasi dalam Merubah Pandangan serta Pemikiran Profesionalisme Guru
15
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Jenis Penelitian 6.2 Lokasi Penelitian 6.3 Populasi dan Sampel 6.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
36 36 36 36 36
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran
39 39 41
DAFTAR PUSTAKA
42
15 30
5
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Kesiapan guru dalam membuat RPP sebelum mengajar
16
Tabel 5.2 Kesiapan materi guru sebelum Mengajar
17
Tabel 5.3 Bentuk persiapan guru sebelum mulai mengajar
18
Tabel 5.4 Mengenal potensi dan karakteristik siswa
19
Tabel 5.5 Penguasaan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas 20 Tabel 5. 6 Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas
21
Tabel 5.7 Kemampuan merencanakan dan mengembangkan kurikulum
22
Tabel 4.8 Penerapan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran
23
Tabel 5.9 Kecakapan guru profesional
25
Tabel 5.10 Pengetahuan guru terkait Permendiknas No. 16 Tahun 2007
26
Tabel 5.11 Keyakinan menguasai berbagai kompetensi profesional
27
Tabel 5.12 Penguasaan kompetensi profesional
27
Tabel 4.13 Pengembangan keprofesionalan melalui tindakan reflektif
29
Tabel 5.14 Manfaat penilaian kinerja guru
31
Tabel 5.15 Manfaat tunjangan sertifikasi
32
Tabel 5.16 Kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi 33 Tabel 5.17 Kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi Tabel 5.18. Sistem Pemberian tunjangan sertifikasi
34 35
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Grafik tingkat pengetahuan guru terhadap kompetensi pedagogik
16
Gambar 5.2 Tingkat Penguasaan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif
20
Gambar 5.3 Efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik Gambar 3.4 Perlunya penilaian kinerja guru secara berkala
24 30
7
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner
44
Personalia Tenaga Peneliti beserta Kualifikasinya
51
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Keterlibatan guru dalam proses pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak sangat konkret dalam hasil pendidikan yang bermutu. Persoalannya adalah acapkali tidak sebandingnya antara pekerjaan yang dikerjakan guru dalam proses pendidikan guna mencerdaskan peserta didik dalam sekolah atau kelas dengan tingkat kesejahteraan yang harus diterima guru setiap bulannya menjadi sebuah kasus tersendiri. Umumya, mereka kemudian mengajar secara apa adanya tanpa ada sebuah persiapan yang matang baik bahan, strategi pengajaran, penilaian maupun hal-hal lainnya (Yamin: 2009). Dampak paling nyata yang harus diterima selanjutnya adalah peserta didik menjadi korban atas sebuah pelaksanaan pembelajaran yang tidak bermutu. Ini bukan berarti bahwa semua guru yang mengajar dengan tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata kemudian tidak menghasilkan proses pembelajaran yang baik sekaligus berkualitas. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Solikin berjudul “Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru dan Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada SMK Negeri di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung (2010)”, maka ini menghasilkan bahwa ada hubungan cukup positif antara tingkat kesejahteraan yang layak, tinggi dan cukup dengan kinerja dalam mengajar. Setiap guru yang memeroleh pendapatan yang lebih tinggi akan memiliki semangat tinggi dalam bekerja. Bahkan, meningkat dan tingginya kesejahteraan juga berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yag dilakukan dalam kelas sebab guru bersangkutan akan semakin membeli sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang mutu sebuah pembelajaran. Guru umumnya akan lebih menggunakan pendapatan yang diperolehnya untuk membeli buku-buku penunjang yang bisa mendukung peningkatan kegiatan mengajarnya dalam kelas. Sementara menurut penelitian yang dilakukan Panca Wati dengan judul “Pengaruh Sikap Guru tentang Sertifikasi Guru dan Abilitas Guru terhadap Kinerja Guru Program Keahlian Akuntansi SMK Se-Kota Yogyakarta Tahun
9
2010”, ada kecenderungan berbeda ketika guru memeroleh pendapatan yang lebih tinggi dari kegiatan mengajarnya. Guru akan lebih optimal dan maksimal dalam mempergunakan waktunya dalam mengajar. Guru yang sudah memeroleh pendapatan yang layak dan tinggi tidak akan berpikir kembali untuk mencari pekerjaan sampingan supaya asap dapurnya bisa mengepul secara terus menerus. Guru akan bisa bekerja dengan tenang dan tekun sebab kebutuhan ekonominya setidaknya sudah tercukupi dengan baik. Guru akan lebih bertanggung jawab dalam bekerja dan bisa memegang amanah dengan baik. Hasil penelitian lain juga menyatakan bahwa guru yang mempunyai pendapatan di atas rata-rata akan melahirkan semangat kerja yang tinggi sehingga guru pun bisa bekerja secara profesional. Pendapatan yang baik memiliki dampak signifikan bagi peningkatan semangat bekerja serta membuat para guru menjadi lebih terpacu atau termotivasi dalam mengajar. Guru dengan peningkatan pendapatan yang semakin baik menumbuhkan sebuah keinginan dan komitmen yang tinggi dalam bekerja. Mereka memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap peserta didiknya. Selanjutnya adalah ternyata mengajar itu membutuhkan sebuah keseriusan sangat tinggi dalam rangka menyiapkan segala kebutuhan sebelum masuk kelas, memerlukan ketekunan diri dalam mempersiapkan mental yang kuat serta mengharuskan adanya kemampuan diri dalam berhadapan dengan peserta didik dalam kelas. Mengajar itu merupakan sebuah kegiatan berproses untuk menuju satu hasil pengajaran dan pembelajaran yang bisa mengakomodasi segala kepentingan para peserta didik dalam kelas. Guru dalam konteks ini dituntut untuk bisa mengarahkan segala daya upayanya sekaligus energinya untuk bisa menjadi sosok yang dapat memberikan pembelajaran yang memuaskan untuk para peserta didiknya. Mengajar merupakan sebuah kegiatan yang dikerangkakan secara ilmiah sebab di dalamnya ada kurikulum, silabus, materi pembelajaran dan lain seterusnya. Kegiatan belajar mengajar diposisikan sebagai sebuah aktivitas yang bermakna bagi semua. Aktivitas tersebut merupakan sebuah wujud nyata bagi pengarahan tujuan belajar yang bisa membuka harapan yang lebih baik. Atas beberapa hasil penelitian yang dilakukan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian di Kota Banjarbaru terkait pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Pertimbangan
10
mengambil subyek penelitian di kota Banjarbaru adalah karena masih jarang yang melakukan penelitian di lokasi tersebut sehingga rencana penelitian ini menjadi sebuah hal baru dalam rangka mengetahui efek positif dari sertifikasi guru terhadap kinerja guru dalam belajar mengajar. Oleh karenanya, ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Penelitian ini secara jangka pendek berupaya mengetahui pengaruh signifikan tunjangan sertifikasi guru terhadap peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Sementara dalam jangka panjang, penelitian ini berusaha memantau dan mengukur pemertahanan kualitas pengajaran berkelanjutan (sustainability) guru yang berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan peserta didik baik di sekolah maupun luar sekolah. Sedangkan keutamaan dari penelitian ini adalah didasarkan dengan mengambil subyek para guru bahasa Inggris yang sudah bersertifikasi guna mengerucutkan subyek penelitian pada bidang mata pelajaran tertentu.
1.2 RUMUSAN PENELITIAN 1. Bagaimana peran sertifikasi guru dalam penguatan kinerja guru di dalam proses pengajaran bisa berfungsi membangun dalam kerja pembelajaran yang lebih baik? 2. Bagaimana sertifikasi guru bisa merubah pandangan serta pemikiran guru dalam bekerja lebih profesional dan bertanggung jawab?
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Mengajar dan Implimentasinya Menurut Suryosubroto, mengajar merupakan sebuah kegiatan yang dilangsungkan untuk bisa menyelenggarakan pembelajaran yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan peserta didik. Mengajar menjadi sebuah manifestasi nyata dan kongkret agar tujuan pembelajaran yang dikehendaki bisa dicapai dengan sedemikian konkret (Suryosubroto: 2009). Mengajar, oleh karena itu, dirancang agar sebuah kegiatan bernama pembelajaran bisa dilangsungkan dengan sedemikian rupa. Menurut Nasution sebagaimana yang dikutip Suryosubroto, mengajar merupakan suatu aktivitas atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi belajar mengajar. Cagne & Brig mengatakan bahwa pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik (Cagne & Brig, 1979: 19). Jarolimek dan Foster (1981:64) menambahkan bahwa ada tiga komponen penting dalam mengajar, yakni planning for learning and instruction, fasilitatory of learning, and evaluation of learning. Uzman berpendapat (1990: 1) bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan murid atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Atas dasar itulah, maka sudah sebaiknya apabila kegiatan mengajar harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan matang supaya proses dan hasil pembelajaran bisa bermutu. Achmad Badawi (1990: 31-35) mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Suryosubroto(2009: 17-19) bahwa ada beberapa rumusan penting yang harus dikuasai agar pembelajaran bisa bermutu dan melahirkan hasil yang bermutu: 1. Kemampuan dalam mengelola mempersiapkan pengajaran a. Kemampuan merencanakan PBM terdiri dari beberapa hal berikut: 1) Merumuskan tujuan pengajaran; 2) Memilih metode alternatif; 3) Memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran; 4) Merencanakan langkah-langkah pengajaran.
12
b. Kemampuan mempersiapkan bahan pengajaran terdiri dari: 1) Menyiapkan bahan yang sesuai dengan tujuan; 2) Mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran; 3) Menyiapkan bahan pengajaran remedial. c. Kemampuan merencanakan media dan sumber terdiri dari: 1) Memilih media pengajaran yang tepat; 2) Memilih sumber pengajaran yang tepat. d. Kemampuan merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa terdiri dari hal-hal sebagai berikut: 1) Menyusun alat penilaian hasil pengajaran; 2) Merencanakan penafsiran penggunaan hasil penilaian pengajaran. 2. Kemampuan dalam melaksanaka pengajaran a. Kemampuan menguasai bahan yang direncanakan dan disesuaikan terdiri dari: 1) Menguasai bahan yang direncanakan; 2) Menyampaikan bahan yang direncanakan; 3) Menyampaikan pengayaan bahan pengajaran; 4) Memberikan pengajaran remedial. b. Kemampuan dalam mengelola KBM terdiri dari: 1) Mengarahkan
pengajaran
untuk
mencapai
tujuan
pengajaran; 2) Menggunakan metode pengajaran yang direncanakan; 3) Menggunakan metode pengajaran alternatif; 4) Menyesuaikan langkah-langkah mengajar dengan langkahlangkah yang direncanakan. c. Kemampuan mengelola kelas terdiri dari: 1) Menciptakan suasana kelas yang serasi; 2) Memanfaatkan kelas untuk mencapai tujuan pengajaran. d. Kemampuan menggunakan metode dan sumber terdiri dari: 1) Menggunakan media pengajaran yang direncanakan; 2) Menggunakan sumber pengajaran yang telah direncanakan.
13
e. Kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar terdiri dari: 1) Melaksanakan PBM secara logis berurutan; 2) Memberi pengertian dan contoh yang sederhana; 3) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti; 4) Bersikap sungguh-sungguh terhadap pengajaran; 5) Bersikap terbuka terhadap pengajaran; 6) Memacu aktivitas siswa; 7) Mendorong siswa untuk berinisiatif; 8) Merangsang timbulnya respons siswa terhadap pengajaran. f. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran terdiri dari: 1) Melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran; 2) Melaksanakan penilaian selama PBM berlangsung. g. Kemampuan pengadministrasian kegiatan belajar mengajar terdiri dari: 1) Menulis di papan tulis; 2) Mengadministrasikan peristiwa penting yang terjadi selama PBM. Atas dasar itulah, maka sesungguhnya yang disebut aktivitas mengajar dan belajar menjadi sebuah proses menyelenggarakan pendidikan yang bisa memberikan input dan output yang bermutu. Peserta didik sebagai subyek pendidikan bisa diberdayakan dengan sedemikian rupa. Menarik apa yang disampaikan Kaufelt (2008:6-7), pembelajaran yang bisa memikat minat siswa untuk terus menerus masuk dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan fisik a) Pertimbangkan dampak-dampak rangsangan lingkungan; b) Ubah pengaturan tempat duduk dalam ruang kelas untuk mengakomodasi pilihan para siswa; c) Selidik dan gunakan daerah kerja alternatif di luar ruang kelas. 2. Lingkungan sosial a) Mantapkan rasa memiliki dan merasa dilibatkan dengan menciptakan kelompok-kelompok dasar;
14
b) Aturlah terlebih dahulu beragam pasangan dan kelompokkelompok kecil untuk menghemat waktu dan mengurangi stress; c) Mengenali klub-klub belajar karena hal itu diperlukan untuk mengajar ulang atau mengelompokkan siswa berdasarkan minatnya. 3. Presentasi a) Gunakan hal-hal baru dan humor untuk mengikat perhatian para siswa; b) Sambungkan konsep dan keterampilan baru di sini dan saat ini juga dan kepada kehidupa sehari-hari para siswa; c) Susunlah proses-proses penemuan mempergunakan suatu proyek, suatu percobaan, dan sumber-sumber teknologi. 4. Isi pengajaran a) Tekankan isi arti, relevansi, dan manfaatnya untuk memotivasi dan menantang para siswa; b) Pikatlah para siswa dengan lebih mengajar wilayah spesifik secara mendalam dari pada mengajarkan konsep-konsep umum; c) Aturlah kurikulum agar cocok dan mampu mengakomodasi berbagai tingkat kesiapan para siswa. 5. Proses a) Masukkan berbagai kegiatan refleksi untuk membangun ingatan jangka panjang; b) Seringlah susun harmonis peluang-peluangan untuk pilihan dengan menggunakan berbagai tingkat kepandaian dan sistem; c) Gunakan sumber-sumber teknologi yang tersedia untuk mengumpulkan
informasi
pemahaman para siswa. 6. Produk
dan
untuk
mengintegrasikan
15
a) Susun harmonis proyek-proyek memuncak yang berguna untuk para siswa guna mengaplikasikan pemahamannya melalui pencapaian-pencapaian nyata; b) Berikan tugas-tugas, pertanyaan-pertanyaan, dan kegiatankegiatan pada tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan Taksonomi Bloom; c) Rancang bermacam-macam produk dan tes bagi para siswa untuk memperlihatkan pemahaman mereka.
2.2 Kinerja dan Reward Berbicara kinerja berarti membicarakan tentang satu tugas yang dikerjakan, apakah mampu memberikan kepuasan kepada publik ataukah tidak. Kinerja merupakan bentuk prestasi atau capaian yang dilakukan seseorang dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk amanat dan tanggung jawab. Kinerja merupakan buah dari sebuah kerja keras dan kerja cerdas yang dilakukan seseorang. Kinerja berhubungan erat dengan kemampuan seseorang dalam menunaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin dan dilandasi sebuah komitmen serius untuk bekerja secara profesional. Sebuah tugas yang dilandasi oleh semangat bekerja yang serius dan direncanakan secara matang tentu akan bisa membawa satu perubahan bekerja yang bermakna. Bekerja dan kinerja merupakan dua wilayah yang saling berkaitan satu sama lain. Bekerja lebih pada sebuah aktivitas rutinitas sedangkan kinerja lebih pada wilayah substantif bagaimana sebuah pekerjaan dikerjakan dengan penuh ketekunan dan keuletan. Relasi antara bekerja dan kinerja sangat kuat. Dalam teori organisasi sebagaimana yang dikatakan Peter F. Drucker dalam artikelnya berjudul “Management’s New Paradigm” bahwa sebuah organisasi bekerja yang direncanakan dan dikerjakan dengan penuh kematangan konsep, maka ini akan menciptakan perubahan hasil yang bermutu. Bekerja dengan dilengkapi konsep dan pemikiran yang jelas, terarah dan kongkret akan memproduksi sebuah hasil bekerja yang mencapai tujuan. Bekerja kemudian tidak semata dilakukan tanpa adanya persiapan yang serba ada, namun bekerja lebih pada upaya diri untuk meningkatkan kualitas diri.
16
Bekerja, dengan demikian, dipraksiskan sebagai sebuah bentuk tanggung jawab dalam mengerjakan tanggung jawab yang sudah ditentukan. Mahoney et al. (1963) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai karena sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Sementara menurut hasil penelitian yang dilakukan Mardiyah dan Listianingsih berjudul “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center terhadap Hubungan antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial (2010), mereka mengatakan bahwa memang ada pengaruh sangat positif atas peningkatan kinerja dengan peningkatan reward atau kompesasi atas sebuah pekerjaan seseorang. Atas kinerja yang baik, tentu pemberian penghargaan yang sesuai kemudian perlu diberikan. Kompensasi dalam konteks ini kemudian menjadi sebuah jawaban agar kinerja seseorang yang berprestasi selanjutnya perlu diapresiasi dengan sedemikian baik. Kompensasi itu sendiri kemudian bisa berupa penghargaan finansial dan penghargaan non finansial. Kompensasi finansial itu sendiri selanjutnya bisa dinyatakan sebagai kompensasi langsung dan tidak langsung. Kompensasi langsung tersebut bisa berbentuk sistem pengupahan, bonus, dan komisi. Kompensasi finansial tidak langsung berbentuk tunjangan, asuransi dan kredit bunga ringan/fasilitas (Ivancevich, 1992). Salah satu hasil pencapaian kinerja kemudian bisa berbentuk penilaian gaji berdasar nilai kinerja. Karena dasarnya penilaian kinerja sehingga dengan demikian diperlukan adanya pengelompokan nilai yang membedakan seseorang dari yang lain yang mempunyai nilai kinerja berbeda. Metode pemberian gaji berbeda berdasarkan nilai kinerja tersebut berupa Merit Pay System. Merit Pay System merupakan sistem penggajian rasional dengan berorientasi terhadap penciptaan adanya rasa keadilan penghasilan yang diberikan kepada pekerja terkait kinerja pekerja tersebut secara individu (Rivai and Basri, 2005). Dalam Merit Pay System, ada pembedaan insentif bagi yang baik sekali, baik, cukup dan kurang. Dengan Merit Pay System diharapkan dapat menjaga produktifitas kerja dan menjaga kompetisi yang sehat. Atas pertimbangan kinerja yang dicapai sangat memuaskan dan memberikan hasil menguntungkan bagi perusahaan, maka hal tersebut kemudian
17
menarik dihubungkan dengan kinerja guru dalam mengajar pasca memeroleh tunjangan profesi guru setelah mereka melalui sertifikasi guru. Dalam konteks ini, apabila para karyawan yang mendapatkan tambahan insentif, bonus dan lain sejenisnya bisa meningkatkan kinerjanya dalam bekerja untuk perusahaan, maka guru pun juga harus dan wajib demikian sebagai bentuk tanggung jawab moralnya karena sudah mendapatkan tunjangan profesi guru. Dalam cognitive theory, kemudian dikenal dengan motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal lebih dekat pada keinginan diri menjadi lebih baik bagi kepentingan bersama atau kesenangan sedangkan motivasi eskternal lebih berkelindan erat dengan adanya pemberian-pemberian tertentu dari pihak luar yang menjadikan seseorang bersemangat dalam bekerja (Hariandja, 2007: 322). Tentu, guru dalam meningkatan kinerjanya dalam proses pembelajaran bisa difaktori salah satu dari dua motivasi tersebut atau dua motivasi tersebut menjadi basis nyata dalam bekerja guru untuk meningkatkan mutu yang lebih baik.
18
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian 1. Berupaya mengetahui pengaruh signifikan tunjangan sertifikasi guru terhadap peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. 2. Berusaha memantau dan mengukur pemertahanan kualitas pengajaran berkelanjutan (sustainability) guru yang berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan peserta didik baik di sekolah maupun luar sekolah.
3.2 Manfaat Penelitian Kebermanfaatan penelitian ini setidaknya mencakup dua aspek baik dalam konteks teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini akan dapat memberikan sebuah perspektif baru tentang relasi hasil sertifikasi guru dan kinerja guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Ini menjadi sebuah landasan teoritis dalam membuat pendekatan pengajaran dan pembelajaran ke depannya; 2.
Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan konkret tentang
adanya pengaruh sertifikasi guru yang berbentu tunjangan profesi guru bagi upaya peningkatan pengajaran sekaligus pembelajaran dalam kelas.
19
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian Studi yang diteliti adalah hubungan tunjangan profesi guru dengan
peningkatan kinerja guru dalam pengajaran. Menurut Soetandyo Wigjosoebroto, studi ini merupakan penelitian empirik guna mengetahui dan mengamati relasi inheren antara kinerja dan peningkatan kinerja pasca mendapatkan tunjangan profesi guru (Sungguno, 1997: 43). Dengan kata lain, penelitian ini disebut qualitative research.
4.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah semua guru bahasa Bahasa
Inggris di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-kota Banjarbaru yang sudah lulus sertifikasi guru dan mendapatkan tunjangan profesi guru.
4.3. Populasi dan Sampel Jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) adalah 14, sedangkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) adalah 4 dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) berjumlah 3. Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi guru adalah 45 yang terdiri dari 27 guru Sekolah Menengah Pertama, 4 guru Sekolah Menengah Atas, dan 3 guru Sekolah Menengah Kejuruan. Maka, 45 guru yang sudah lulus sertifikasi kemudian menjadi sampel yang akan diteliti.
4.4
Sumber Data Penelitian Data yang diperoleh sebagai sumber data penelitian yang bisa menjelaskan
mengenai semua guru bahasa Inggris di tingkat SMPN, SMAN, dan SMKN yang sudah bersertifikasi atau lulus sertifikasi guru yang selanjutnya dinamakan telah mendapatkan tunjangan profesi guru. Untuk mendapatkan sumber data yang berimbang atas kinerja yang dilakukan guru Bahasa Inggris setelah memeroleh tunjangan profesi guru, maka ini selanjutnya melibatkan kepala sekolah dan para
20
siswa yang menjadi subyek dalam pembelajaran bahasa Inggris yang dilakukan guru bahasa Inggris bersangkutan.
4.5
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1)
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.
Wawancara Upaya untuk mendapatkan keterangan atau data-data dari sumber daya
dengan responden terdiri dari: 1.
Kepala Sekolah
2.
Siswa
3.
Guru Bahasa Inggris
b.
Observasi Mengumpulkan data dengan cara mengamati atau melakukan pengamatan
di lokasi penelitian, terjun langsung saat guru sedang melakukan pembelajaran dalam kelas, mengamati sekaligus menilai kesesuaian pelaksanaan antara apa yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, dan pelaksanaannya di kelas.
c.
Kuesiner Penyebaran kuesiner terkait adakah hubungan positif antara guru yang
mendapatkan tunjangan profesi guru dengan peningkatan kinerja pengajaran juga dilakukan dengan didistribusikan kepada kepala sekolah, siswa, dan guru. 2)
Teknik Analisis Data Setelah data berupa hasil pengamatan, wawancara, dan kuesiner berhasil
diperoleh, maka peneliti kemudian melakukan analisa dengan menggunakan cross tabulation. Setelah itu, dilakukan teknik analisis isi (content analysis), yaitu suatu analisis terhadap isi yang diperoleh. Menurut Berelson, content analysis is search technique for the objective, systematic and quatitative description of the manifest content of communication (Berelson dalam Valerine J.L Kriekkhoff, tt: 85). Analisis konten ini diartikan Valerine J.L Kriekhoff dengan suatu teknik
21
penelitian yang bertujuan guna mendeskripsikan secara obyektif, sistematis dan kualitatif isi pesan komunikasi yang tersurat. Di bawah ini adalah alir penelitian dalam bentuk fishbone diagram: Alir Penelitian Pengumpulan berbagai informasi/berita tentang jumlah guru yang sudah bersertifikasi di Banjabaru
Pembentukan tim penelitian
Penyusunan konsep penelitian (proposal penelitian) Perizinan penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
Penggalian data lapangan melalui interview, observasi dan kuesiner kepada: 1. Kepala sekolah; 2. Siswa; 3. Guru Bahasa Inggris
Pengajuan proposal penelitian
Pelaksanaan penelitian: 1. Survei sekolah; 2. Identifikasi sekolah-sekolah sebagai subyek penelitian.
Rekapitulasi data lapangan
Pengolahan data penelitian Laporan akhir data penelitian: terjawabnya permasalahan yang diajukan dalam penelitian
Luaran penelitian: 1. Artikel jurnal ilmiah nasional; 2. Rekomendasi kebijakan terhadap pemerintah terkait pelaksanaan sertifikasi guru.
22
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Guru profesional dipersyaratkan UU No 2 tahun 2005 memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu dan menguasai kompetensi sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen. Pengakuan guru sebagai pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui suatu proses sistematik yang disebut sertifikasi. Bagi guru yang sudah bersertifikasi berhak memperoleh tunjangn sertifikasi sebagai penghargaan terhadap prestasinya. Berikut ini akan diuraikan hubungan positif antara peningkatan kesejahteraan guru bahasa inggris bagi yang bersertifikasi terhadap peningkatan mutu pembelajaran dalam kelas se- kota Banjarbaru
5.1
Peran Sertifikasi Guru dalam Penguatan Kinerja pada Proses Pengajaran Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya peningkatan
mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan formal secara berkelanjutan. Tentunya dengan harapan semakin meningkat kesejahteraan guru bersertifikasi maka semakin meningkat kompetensi yang dimilikinya. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam memahami siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
siswa
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya. Kompetensi ini merupakan salah satu kompetensi di antara empat (4) kompetensi lainnya yang harus dikuasai seorang guru yang sudah bersertifikasi. Berikut ini grafik tingkat pengetahuan guru-guru di Kota Banjarbaru terhadap kompetensi pedagogik.
23
Gambar 5.1 Grafik tingkat pengetahuan guru terhadap kompetensi pedagogik Gambar tersebut menunjukkan bahwa semua guru yang bersertifikasi baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK sudah mengetahui apa yang dimaksud kompetensi pedagogik. Pengetahuan kompetensi pedagogik sudah diterapkan oleh guru melalui persiapan yang matang sebelum mengajar, di antaranya dengan dijadikan acuan pada setiap merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disertai bahan ajar dengan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan siswa. Berikut ini respon kesiapan guru dalam membuat RPP sebelum mengajar dengan mengacu kompetensi pedagogik. Tabel 5.1 Kesiapan Guru Dalam Membuat RPP Sebelum Mengajar Tingkat Kesiapan
Persiapan Matang SMP SMA SMK 5 4 3 Selalu 12 4 2 Sering 2 0 0 Terkadang 0 0 0 Jarang 19 8 5 Jumlah Selalu Sering terkadang Jarang Jumlah
26,3 63,2 10,5 0,0 100
50,0 50,0 0,0 0,0 100
60,0 40,0 0,0 0,0 100
Mengacu Komp. Pedagogik SMP SMA SMK 11 5 2 6 1 2 2 2 0 0 0 1 19 8 5 Persentase 57,9 62,5 40,0 31,6 12,5 40,0 10,5 25,0 0,0 0,0 0,0 20,0 100 100 100
Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan siswa SMP SMA SMK 9 5 2 9 3 2 1 0 1 0 0 0 19 8 5 47,4 47,4 5.2 0.0 100
62,5 37,5 0,0 0,0 100
40,0 40,0 20,0 0,0 100
24
Tabel 5.1 menunjukkan guru selalu atau sering melakukan persiapan sebelum mengajar (SMP 89,5%; SMA dan SMK 100%), persiapan dilakukan dengan selalu-sering menyiapkan RPP dilengkapi bahan ajar sebelum mengajar dengan mengacu kompetensi pedagogik (<75%) serta menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan siswa (<80%). Selain menyiapkan RPP dan bahan ajar, guru juga selalu berusaha siap materi sebelum mengajar. Penguasaan materi merupakan prasyarat yang harus dikuasai sebagai sumber informasi utama bagi siswa dan penguasaan berbagai strategi pembelajaran untuk menjadikan siswa sebagai seorang pembelajar, dimana siswa dengan bimbingan guru dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Berikut ini upaya yang dilakukan guru bersertifikasi dalam menyiapkan materi sebelum mengajar. Tabel 5.2 Kesiapan materi guru sebelum Mengajar Tingkat Kesiapan Selalu Sering terkadang Jarang
Selalu Sering Terkadang Jarang
SMP 4 8 5 2 0 21,1 42,1 26,3 10,5 100
Belajar di awal Intensif mempelajari materi SMA SMK SMP SMA SMK 3 2 4 2 0 5 2 11 6 3 0 1 3 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Persentase 37,5 40,0 21,1 25,0 0,0 62,5 40,0 57,9 75,0 60,0 0,0 20,0 15,8 0,0 20,0 0,0 0,0 5,3 0,0 0,0 100 100 100 100 80
Sebelum mengajar guru selalu-sering mempelajari kembali materi yang akan diajarkan (<80% untuk SMA dan SMK, sementara SMP 63,2%) dengan intensitas mempelajari materi (<79% SMP dan SMA, sementara SMK 60%). Ini berarti bahwa secara umum guru telah menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya, kecuali guru SMK yang tidak intensif mempelajari materi karena mereka pada umumnya berlebih konsentrasi pada penguasaan prosedural dan sedikit pengetahuan deklaratif. Bentuk kesiapan kompetensi pedagogik dan materi sebelum mengajar dilakukan guru dalam berbagai cara, di antaranya dapat dilihat pada tabel 4.3
25
Tabel 5.3 Bentuk Persiapan Guru sebelum Mulai Mengajar Bentuk Persiapan Mencari bahan ajar yang diperlukan Mencari bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik Mencari bahan ajar sesuai silabus Jumlah
Sekolah Persentase SMP SMA SMK SMP SMA SMK 3
3
2
15,8
37,5
40,0
8
3
1
42,1
37,5
20,0
8 19
2 7
2 5
42,1 25,0 40,0 100,0 100,0 100,0
Bentuk persiapan yang dilakukan pada umumnya berupa mencari bahan ajar yang sesuai sesuai silabus (35,7%), mencari bahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik (33,2%) dan mencari bahan yang diperlukan (31,1%). Mereka mencari bahan materi mengacu silabus dan kebutuhan peserta didik berarti mereka telah mampu mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Lebih baik mengajar sedikit materi tetapi mampu dipahami oleh siswa dan mampu mengantarkan mereka sukses UN, daripada mengajarkan materi terlalu banyak sehingga sulit dipelajari siswa apalagi membuat siswa mengalami kesulitan menyiapkan ujian nasional karena terlalu banyak materi yang dipelajari. a. Mengenal Karakteristik dan Potensi Peserta Didik Salah satu kompetensi pedagogik adalah mengenal karakteristik dan potensi peserta didik. Hal tersebut sangat penting sekali, mengingat setiap siswa memiliki potensi dan karakteristik berbeda-beda dalam memahami materi yang diajarkan. Mengingat, proses belajar di kelas berlangsung dalam interaksi dan komunikasi antara peserta didik dan pendidik, juga dalam kontak antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain. Melalui komunikasi antar manusia ini peserta didik menghubungkan apa yang sudah dipahaminya dan dilakukannya dengan apa yang diajarkan kepadanya. Seorang guru profesional harus mampu menjadikan setiap siswa juara sesuai potensi dan karakteristiknya masing-masing, tentunya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Berikut ini upaya yang dilakukan guru dalam mengenal potensi dan karakteristik siswa.
26
Tabel 5.4 Mengenal potensi dan karakteristik siswa Berusaha memahami Alasan menjawab "Selalu" Selalu Sering Terkadang Total 1 2 3 4 Total SMP 9 9 1 19 7 1 0 1 9 SMA 3 3 2 8 3 0 0 0 3 SMK 1 2 2 5 1 0 0 0 1 Persentase SMP 47.4 47.4 5.3 100.0 77.8 11.1 0.0 11.1 100.0 SMA 37.5 37.5 25.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 SMK 20.0 40.0 40.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 Ket: (1) Mengajak peserta didik berdiskusi, (2) Berdiskusi dengan teman dekatnya, (3) Berdiskusi dengan wali siswa, dan (4) Meminta masukan kepada wali kelas Jenjang
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalusering (<60%) berusaha memahami potensi dan karakteristik siswa. Seorang guru dapat dengan mudah memahami karakteristik siswa karena dapat dilihat pada kebiasaan setiap hari siswa ketika di sekolah atau interaksi siswa selama mengikuti proses pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan fisik anak dan perkembangan sosio emosional anak (Dzaki, 2013). Upaya yang dilakukan pada umumnya dengan mengajak siswa berdiskusi, melakukan diskusi dengan teman dekatnya, serta meminta masukan kepada wali kelas. b. Penguasaan Teori dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif Teori belajar menyatakan asumsi dasar tentang aspek-aspek kunci dari proses belajar (misalkan teori perkembangan kognitif Piaget). Teori belajar berbeda dengan model pengajaran yang merupakan deskripsi lingkungan belajar (Joyce dan Weil, 2011). Teori dan prinsip-prinsip pembelajaran merupakan salah satu komponen penting pedagogik sangat penting dikuasai guru sebagai wawasan pengetahuan maupun pertimbangan dalam proses pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Gambar 4.2 dan Tabel 4.5 menunjukkan tingkat penguasaan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas
27
Gambar 5.2 Tingkat Penguasaan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif Gambar 5.2 menunjukkan bahwa pada umumnya guru-guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK secara dominan sudah banyak menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. Berikut ini tanggapan guru dalam teori dan prinsip pembelajaran efektif sebagai pengayaan wawasan guru dan penerapannya dalam kelas. Tabel 5.5 Penguasaan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas
Kategori Sangat Menguasai Menguasai Kurang Menguasai Tidak Menguasai Total Sangat Menguasai Menguasai Kurang Menguasai Tidak Menguasai Total
Pengayaan wawasan Guru SMP SMA SMK 0 0 0 10 5 3 9 0 19
3 0 8
0.0 52.6 47.4 0.0 100.0
Penerapan dlm pembelajaran SMP SMA SMK 0 0 0 10 4 3
2 0 5
0.0 62.5
9 0 19 Persentase 0.0 0.0 60.0 52.6
0.0 50.0
0.0 60.0
37.5 0.0 100.0
40.0 0.0 100.0
50.0 0.0 100.0
40.0 0.0 100.0
47.4 0.0 100.0
4 0 8
2 0 5
Tabel 5.5 menunjukkan sekitar 58,4% menyatakan teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif yang baru sudah dikuasai sebagai pengayaan pengetahuan untuk menjadi guru yang berwawasan luas dan 54,2% menyatakan menguasai
28
dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dalam kelas. Namun 41,6% kurang memahami teori dan prinsip pembelajaran efektif sebagai pengayaan wawasan guru dan 45,8% kurang memahami untuk diterapkan di kelas. Guru kurang menguasai karena pada umumnya materi tersebut dipelajari pada saat kuliah S1 sehingga guru-guru senior pada umumnya sudah tahu cara mengajar berdasarkan pengalaman dengan baik tetapi teori-teori kemungkinan sebagian besar lupa. Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas paling tidak menyangkut; pelajaran yang distrukturisasikan dengan jelas, presentasi yang terstruktur dan jelas, percepatan, modeling, penggunaan pemetaan konseptual, dan tanya jawab interaktif (Muijs dan Reynolds, 2008). Berikut ini akan dijelaskan kemampuan guru bersertifikasi kota Banjarbaru dalam menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas. Tabel 5. 6 Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas
Jenjang SMP SMA SMK SMP SMA SMK
Kemampuan Menerapkan
Untuk Jawaban "Selalu" besarnya konstruktif dan dinamis bagi atmosfer kelas 99% 75% 50% 25% Total 0 3 1 0 4 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Selalu Sering Terkadang Total 4 11 4 19 1 6 1 8 0 2 3 5 Persentase 21.1 57.9 21.1 100.0 0.0 12.5 75.0 12.5 100.0 100.0 0.0 40.0 60.0 100.0 0.0
75.0 0.0 0.0
25.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0
100.0 100.0 0.0
Tabel 5.6 menjelaskan bahwa kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas untuk SMP dan SMA (<79%), berarti guru-guru SMP dan SMA di Kota Banjarbaru pada umumnya sudah menerapkan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran, karena mereka percaya bahwa teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif dapat menyumbang 75% dalam mengkonstruktif dan dinamisasi atmosfer kelas. Pembelajaran yang efektif diharapkan dapat mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
29
c. Merencanakan dan Mengembangkan Kurikulum Kurikulum merupakan a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh peserta didik (Hilda dalam Hamalik, 2011). Guru yang sudah bersertifikasi atau guru professional diharapkan mampu merencanakan dan mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan atau kondisi siswa dan daerah yang bersangkutan serta mampu menyiapkan peserta didik menjadi generasi emas Indonesia yang menghadapi segala tantangan yang dihadapi di masa depan. Berikut ini respon kemampuan merencanakan dan mengembangkan kurikulum. Tabel 5.7 Kemampuan merencanakan dan mengembangkan kurikulum
Jenjang SMP SMA SMK SMP SMA SMK
Kebisaan Sangat Kurang Bisa Bisa Bisa 0 10 9 0 4 4 0 3 2 0.0 0.0 0.0
52.6 50.0 60.0
47.4 50.0 40.0
Keterbiasan Sangat Kurang Total Biasa Total Terbiasa Terbiasa 19 0 13 6 19 8 1 4 3 8 5 0 3 2 5 Persentase 100.0 0.0 68.4 31.6 100.0 100.0 12.5 50.0 37.5 100.0 100.0 0.0 60.0 40.0 100.0
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa kemampuan guru SMP, SMA, maupun SMK bersetifikasi di Kota Banjarbaru dalam merencanakan dan mengembangkan kurikulum yang menyatakan bisa sekitar 54,2% dan yang terbiasa hanya 59,5%. Berarti hanya sebagian guru sudah mampu mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan keadaan daerah Kota Banjarbaru, sedangkan sebagian kurang bisa atau kurang terbiasa merencanakan dan mengembangkan kurikulum. Mereka yang kurang bisa umumnya mengandalkan kurikulum KTSP yang dikembangkan dalam MGMP atau menyampaikan materi sesuai dengan materi yang terdapat pada buku siswa. d. Penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran Kompetensi pedagogik yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan guru dalam melakukan penilaian dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
30
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, selanjutnya dilakukan evaluasi agar menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Seyogyanya guru bersertifikasi harus mampu mengembangkan penilaian dan evaluasi pada keseluruhan aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut ini respon kemampuan guru terkait penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran. Tabel 5.8 Penerapan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran
Selalu Sering terkadang Jarang Total
Menyiapkan RPP dilengkapi Penilaian dan evalusi SMP SMA SMK 9 4 2 9 3 1 1 1 2 0 0 0 19 8 5
Selalu Sering terkadang Jarang Total
47.4 47.4 5.3 0.0 100.0
50.0 37.5 12.5 0.0 100.0
40.0 20.0 40.0 0.0 100.0
Penilaian untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar SMP SMA SMK 11 5 3 7 2 2 1 1 0 0 0 0 19 8 5 Persentase 57.9 62.5 60.0 36.8 25.0 40.0 5.3 12.5 0.0 0.0 0.0 0.0 100.0 100.0 100.0
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa guru selalu-sering (SMP 94,8%; SMA 87,5%, SMK 60%) menyusun RPP dilengkapi dengan penilaian dan evaluasi hasil belajar dan sebanyak lebih dari 84% guru SMP, SMA, maupun SMK selalu-sering melakukan penilaian dan evaluasi selama proses pembelajaran untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar. Dengan demikian seorang guru bersertifikasi telah mampu menjalankan kewajibannya sebagai seorang pendidik yang memanusiakan siswa, dimana dengan dengan evaluasi secara berkala akan mampu mendeteksi kelemahan peserta didik dan segera diatasi. Penilaian dan evaluasi yang dilakukan diupayakan secara efektif mampu mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik secara sebenarnya, sehingga dapat dipetakan siswa mana yang masih lemah sehingga perlu diberikan remedial dan siswa mana yang telah tuntas belajarnya sehingga perlu diberikan
31
materi pengayaan. Hasil respon efektivitas evaluasi dalam pembelajaran sebagai berikut:
Gambar 5.3 Efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik Gambar 5.3 menunjukkan bahwa efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik secara umum dalam kategori efektif (SMP 78,9%; SMA 75%, dan SMK 80%). Soemosasminto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran di antaranya: (1) persentase waktu belajar siswa yang tinggi diterapkan terhadap kegiatan belajar mengajar, (2) rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi antara siswa, (3) ketetapan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan siswa) diutamakan; dan (4) mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung. 2. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
32
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Bagi guru yang sudah bersertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sebagai penghargaan atas prestasinya, tentunya harus diimbangi dengan upaya untuk selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya. Berikut ini respon guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru terkait kecakapan kompetensi profesionalnya. Tabel 5.9 Kecakapan guru profesional
Respon Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total
Punya kompetensi Harus dipelajari dan Lebih dilatih SMP SMA SMK SMP SMA SMK
Wajib menguasai SMP SMA SMK
6 13
3 5
3 2
9 10
6 2
4 1
8 1
6 0
2 3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 19
0 8
0 5
0 19
0 0 8 5 Persentase
0 9
0 6
0 5
31.6 68.4
37.5 62.5
60.0 40.0
47.4 52.6
75.0 25.0
80.0 20.0
88.9 11.1
100.0 0.0
40.0 60.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0 100
0.0 100
0.0 100
0.0 100
0.0 100
0.0 100
0.0 100
0.0 100
0.0 100
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa 100% guru SMP, SMA, maupun SMK bersertifikasi di Kota Banjarbaru setuju-sangat setuju bahwa seorang guru yang sudah bersertifikasi dituntut mempunyai kompetensi lebih daripada kompetensi profesional, sehingga 100% guru menyatakan harus berusaha mempelajari dan melatih kemampuan dengan kompetensi professional dengan sebaik-baiknya, mengingat menguasai kompetensi professional merupakan suatu kewajiban bagi semua guru terutama yang sudah bersertifikasi.
33
Salah satu motivasi bagi guru agar berusaha menguasai kompetensi professional adalah Permendiknas No. 16/2007 yang berhubungan dengan kompetensi profesional, penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Seorang guru professional harus mampu menguasai hal tersebut. Berikut ini akan disajikan respon pengetahuan guru terkait permendiknas No 16 Tahun 2007. Tabel 5.10 Pengetahuan Guru terkait Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Alasan "Sangat Tahu" Berapa Persen…
Pengetahuan Permendiknas No. 16/2007 Jenjang SMP SMA SMK
Sangat Tahu 2 1 0
SMP SMA SMK
10.5 12.5 0.0
Tahu 13 6 4 68.4 75.0 80.0
Kurang Total Tahu 4 19 1 8 0 4 Persentase 21.1 100.0 12.5 100.0 0.0 80.0
99%
75%
50% Total
1 0 0
1 1 0
0 0 0
2 1 0
50.0 0.0 0.0
50.0 100.0 0.0
0.0 0,0 0.0
100.0 100.0 0.0
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa hampir lebih 80% guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru mengetahui Permendiknas No 16 Tahun 2007, guru yang memberikan respon “sangat tahu” memberikan alasan mengetahui 75%-99% informasi yang terkandung dalam permendiknas tersebut. Pengetahuan akan Permendiknas tersebut akan meningkatkan motivasi guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya karena semakin tinggi kompetensi yang dimiliki akan mampu meningkatkan kesejahteraannya melalui tunjangan sertifikasi. Seorang guru profesional selain tahu kompetensi professional, juga harus meyakini bahwa mereka benar-benar menguasai berbagai komponen dalam kompetensi tersebut. Berikut ini akan disajikan keyakinan guru dalam menguasai berbagai komponen kompetensi profesional.
34
Tabel 5.11 Keyakinan menguasai berbagai kompetensi profesional Penguasaan Penguasaan Pola Struktur Materi Penguasaan Konsep Pikir keilmuan Keyakinan Penguasaan Materi SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat 0 0 0 5 1 0 2 1 0 15 8 3 Meyakini 15 6 4 12 7 4 16 7 4 2 0 1 Meyakini Kurang 3 1 1 2 0 1 1 0 1 2 0 1 Meyakini Tidak 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Meyakini 19 8 5 19 8 5 19 8 5 19 8 5 Total Persentase Sangat 0.0 0.0 0.0 26.3 12.5 0.0 10.5 12.5 0.0 78.9 100.0 60.0 Meyakini 63.2 87.5 80.0 84.2 87.5 80.0 10.5 0.0 20.0 78.9 75.0 80.0 Meyakini Kurang 10.5 0.0 20.0 5.3 0.0 20.0 10.5 0.0 20.0 15.8 12.5 20.0 Meyakini Tidak 5.3 12.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Meyakini 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Pada umumnya guru SMP, SMA, SMK bersertifikasi memiliki keyakinan yang tinggi dalam menguasai berbagai kompetensi professional (<75%) dalam hal penguasaan materi, struktur materi, konsep, maupun pola pikir keilmuan. Keyakinan penguasaan kompetensi professional tersebut dapat dipertegas melalui kesetujuan mereka dalam memahami berbagai kompetensi professional seperti yang disajikan berikut ini. Tabel 5.12 Penguasaan kompetensi profesional Respon Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total Sangat Setuju
SMP
(1) SMA SMK SMP
(2) SMA SMK
SMP
(3) SMA SMK
4 15
3 5
1 4
10 8
3 5
3 2
9 10
3 5
2 3
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0 19
0 8
0 5
0 19
0 0 8 5 Persentase
0 19
0 8
0 5
21.1
37.5
20.0
52.6
47.4
37.5
40.0
37.5
60.0
35
Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
78.9
62.5
80.0
42.1
62.5
40.0
52.6
62.5
60.0
0.0
0.0
0.0
5.3
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100. 100. 100. 100. 100. 100. 100. 100. 100. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total Keterangan: (1) seorang guru harus selalu konsisten antara content dan performance yang dilakukan dalam kelas, (2) setiap guru yang mengajar harus mampu memahami teks, konteks, dan realitas dalam rangka menjadikan pembelajaran yang bermakna, (3) fakta, prinsip, konsep, dan prosedur sangat penting agar pembelajaran dalam kelas kemudian bisa dijalakan secara benar dan baik Tabel 12. Lanjutan Respon Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
SMP
(4) SMA SMK
SMP
(5) SMA SMK
SMP
(6) SMA SMK
4 14
3 5
1 4
5 13
3 5
0 5
5 13
3 5
0 4
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0 19
0 8
0 5
0 19
0 0 8 5 Persentase
1 19
0 8
1 5
21.1
37.5
20.0
26.3
37.5
26.3
37.5
0.0
73.7
62.5
80.0
68.4
62.5
0.0 100. 0
68.4
62.5
80.0
5.3
0.0
0.0
5.3
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.3 0.0 20.0 100. 100. 100. 100. 100. 100. 100. 100. 100. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 (4) ketuntasan tentang penguasaan filosofi, asal-usul, dan aplikasi ilmu sangat mendukung terhadap penguatan kompetensi professional, (5) penguasaan filosofi terhadap keilmuan yang diampu selama ini penting dipelajari demi penguatan kompetensi professional, (6) pengetahuan akan asal-usul ilmu yangdiampu dapat meningkatkan kompetensi profesional
36
Tabel 5.13 menunjukkan lebih dari 80% guru bersertifikasi setuju-sangat setuju bahwa: (1) seorang guru harus selalu konsisten antara content dan performance yang dilakukan dalam kelas, (2) setiap guru yang mengajar harus mampu memahami teks, konteks, dan realitas dalam rangka menjadikan pembelajaran yang bermakna, (3) fakta, prinsip, konsep, dan prosedur sangat penting agar pembelajaran dalam kelas kemudian bisa dijalankan secara benar dan baik, (4) ketuntasan tentang penguasaan filosofi, asal-usul, dan aplikasi ilmu sangat mendukung terhadap penguatan kompetensi professional, (5) penguasaan filosofi terhadap keilmuan yang diampu selama ini penting dipelajari demi penguatan kompetensi professional, (6) pengetahuan akan asal-usul ilmu yang diampu dapat meningkatkan kompetensi professional. Berarti guru yang sudah bersertifikasi sebagai guru professional harus mempunyai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik yang mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas, mandiri, kritis dan kreatif, dan berkarakter. Agar guru bersertifikasi selalu yakin menguasai berbagai kompetensi professional,
maka
selalu
melakukan
berbagai
upaya
pengembangan
keprofesionalan melalui tindakan reflektif. Tabel 5.13 Pengembangan keprofesionalan melalui tindakan reflektif
Jenjang SMP SMA SMK SMP SMA SMK
Peran dalam penguatan diri Sangat Kurang Sangat Penting Total Penting Tahu Sering 6 13 0 19 1 4 4 0 8 1 2 3 0 5 4 Persentase 31.6 68.4 0.0 100.0 5.3 50.0 50.0 0.0 100.0 12.5 40.0 60.0 0.0 100.0 80.0
Pembiasaan Kurang Sering Sering 11 7 1 6 1 0 57.9 12.5 20.0
36.8 75.0 0.0
Total 19 8 5 100.0 100.0 100.0
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya, diantaranya 100% guru SMP, SMA, maupun SMK setuju-sangat setuju bahwa pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif sangat penting dalam
37
penguatan kompetensi profesional guru, serta lebih dari 63% guru SMP dan SMK berusaha sering-sangat sering membiasakan diri melakukan pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif, tetapi 75% guru SMA menyatakan kurang sering membiasakan diri melakukan pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif.
5.2
Peranan Sertifikasi dalam Merubah Pandangan serta Pemikiran Profesionalisme Guru Guru profesional harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran yang mampu menjadikan setiap peserta didik menjadi juara sesuai potensinya masing-masing. Oleh karena itu, pemerintah berharap adanya tunjangan sertifikasi dapat merubah pandangan dan pemikiran guru untuk selalu meningkatkan keprofesionalannya. Hal tersebut sesuai dengan fitrah alamiah manusia bahwa manusia akan semakin termotivasi apabila kesejahteraannya semakin meningkat.
Gambar 5.4 Perlunya penilaian kinerja guru secara berkala Gambar 5.4 menunjukkan bahwa guru bersertifikasi secara umum memandang perlu-sangat perlu dilakukan penilaian guru secara berkala, sehingga mendapatkan masukan kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran yang dilakukannya agar dapat dilakukan perbaikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya Chatib (2011) bahwa seorang guru profesional harus memiliki multiple intelegences atau gurunya manusia dengan syarat: (1) bersedia selalu belajar, (2) teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar, (3) bersedia diobservasi, (4) selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas, dan (5) memiliki karakter yang baik.
38
a. Kesadaran Pentingnya Penilaian Kinerja Guru secara Berkala Guru yang sudah bersertifikasi harus menyadari betul manfaat penilaian bagi peningkatan kompetensinya, karena dengan penilaian pendidik dapat: (1) mengetahui tingkat pencapaian kompetensi pengajarannya, (2) mendapatkan umpan balik kekuatan dan kelemahannya dalam penguasaan kompetensi, (3) umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, dan (4) memberikan informasi kepada orang tua dan stake holder tentang kualitas sekolahnya. Berikut ini akan disajikan respon guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru terkait pemahaman manfaat penilaian kinerja sebagai berikut: Tabel 5.14 Manfaat penilaian kinerja guru (1) (2) (3) (4) SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
3 15
1 7
2 3
4 15
1 7
1 4
3 15
1 7
1 3
3 14
2 6
1 4
1
0
0
0
0
0
1
0
1
2
0
0
0 19
0 8
0 5
0 19
0 8
0 0 5 19 Persentase
0 8
0 5
0 19
0 8
0 5
15.8 78.9
12.5 87.5
40.0 60.0
21.1 78.9
12. 87.5
20.0 80.0
15.8 78.9
12.5 87.5
20.0 60.0
15.8 73.7
25.0 75.0
20.0 80.0
5.3
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5.3
0.0
20.0
10.5
0.0
0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100. 100 100 100.0 100 100 100 100 100.0 100 100 (1) mengawal peningkatan kualitas diri seorang guru, (2) efektif membangun disiplin guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar (3) berdampak positif bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar, (4) mampu meningkatkan prestasi sebagai pengajar professional.
0.0 100
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa sekitar 80% atau lebih guru-guru bersertifikasi di kota Banjarbaru menyatakan setuju-sangat setuju bahwa penilaian kinerja guru secara berkala dapat: (1) mengawal peningkatan kualitas diri seorang guru, (2) efektif membangun disiplin guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar (3) berdampak positif bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar, (4)
39
mampu meningkatkan prestasi sebagai pengajar professional. Berarti guru-guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu siap mengajar dan setiap saat selalu siap untuk diobservasi. b. Kesadaran Manfaat Tunjangan Sertifikasi bagi Kompetensi Guru Tunjangan sertifikasi pada umumnya sangat didambakan oleh semua guru yang sudah bersertifikasi sebagai penghargaan atas kompetensi yang dimilikinya. Manfaat tunjangan sertifikasi yang dirasakan oleh guru SMP, SMA, dan SMK bersertifikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.15 Manfaat tunjangan sertifikasi Respon Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Total Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Total
(1) (2) (3) (4) (5) SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK 5
4
0
3
2
0
4
2
3
4
3
3
9
4
3
13
4
4
14
6
3
15
6
0
14
5
1
9
4
1
1
0
1
2
0
2
0
0
2
1
0
1
1
0
1
19
8
5
19
8
5
19 8 Persentase
5
19
8
5
19
8
5
26.3
50.0
0.0
15.8
25.0
0.0
21.1
25.0
60.0
21.1
37.5
60.0
47.4
50.0
60.0
68.4
50.0
80.0
73.7
75.0
60.0
78.9
75.0
0.0
73.7
62.5
20.0
47.4
50.0
20.0
5.3
0.0
20.0
10.5
0.0
40.0
0.0
0.0
40.0
5.3
0.0
20.0
5.3
0.0
20.0
100
100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 (1) berdampak positif bagi peningkatan kualitas diri, (2) memenuhi keperluan serta kebutuhan penguatan kapasitas diri sebagai guru profesional (3) semakin semangat menjadi guru ideal bagi para peserta didik (4) memberikan kreativitas diri menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik dan inovatif, (5) meningkatkan motivasi guru dalam mengajar
100
100
Tabel 5.15 menunjukkan bahwa dari sisi dampak positif bagi peningkatan kualitas diri (1), ternyata ada di antara 50.0 hingga 80 persen yang menyatakan setuju. Sementara pada konteks pemenuhan keperluan serta kebutuhan penguatan kapasitas diri sebagai guru profesional (2) berada di antara 60.0 hingga 73.7 yang menyatakan setuju. Pada konteks semakin semangat menjadi guru ideal bagi para peserta didik (3), berada di antara 75.0 hingga 78.0 persen yang mengatakan setuju. Pada konteks memberikan kreativitas diri menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik dan inovatif (4), secara rata-rata guru menyatakan
40
setuju, yakni antara 20.0 hingga 73.7 persen. Pada konteks meningkatkan motivasi guru dalam mengajar (5), berada antara 20.0 hingga 50 yang menyatakan setuju. Tentunya, apa yang disampaikan para guru tersebut memiliki titik tekan setuju yang terkadang saling bertabrakan antara poin pertama hingga kelima. Satu hal yang sangat kelihatan rentang perbedaannya adalah pada poin empat (4) dan lima (5) yang tentu tidak mendukung poin pernyataan (1), (2), dan (3). Oleh karenanya, pernyataan-pernyataan yang masih tidak sepenuhnya saling mendukung tersebut membutuhkan pengkajian lebih mendalam ke depannya. Tabel 5.16 Kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi
Kategori Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
(1) SMP
SMA SMK
(2) (3) SMP SMA SMK SMP SMA SMK
1 10
1 2
0 0
9 9
4 4
3 2
3 11
2 5
3 2
8
4
3
1
0
0
4
0
0
0 1 19 8 Persentase
2 5
0 19
0 8
0 5
1 19
1 8
0 5
5.3 52.6
12.5 25.0
0.0 0.0
47.4 47.4
50.0 50.0
60.0 40.0
15.8 57.9
25.0 62.5
60.0 40.0
42.1
50.0
60.0
5.3
0.0
0.0
21.1
0.0
0.0
0.0 12.5 40.0 0.0 0.0 0.0 5.3 12.5 0.0 100 100 100 100 100 100 100 100.0 100.0 (1) tolak ukur bahwa guru sudah disebut profesional, (2) memperkaya kesadaran diri untuk semakin berbenah dalam mengemban amanat sebagai seorang guru, (3) beban moral jikalau tidak mampu menjadi guru profesional Kesadaran diri telah mendapatkan apresiasi dalam bentuk tunjangan profesi guru sudah seharusnya dibangun sebagai bentuk tanggung jawab moral. Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa tolak ukur sebagai guru profesional dengan memperoleh tunjangan profesi guru tidak sepenuhnya ada. Hanya berada 25.0 hingga 52.6 persen guru yang setuju secara rata bahwa tunjangan profesi guru menjadi tolak ukur guru profesional. Sementara kesadaran diri untuk semakin berbenah pasca
41
mendapatkan profesi guru pun juga tidak tampak atau terkesan setengah hati dan itu terlihat pada persentase 40.0 hingga 50.0. Sementara menjadi beban moral jikalau tidak mampu menjadi guru profesional berada pada persentase 40.0 hingga 62.5 persen. Tentunya, tidak banyak dari guru yang bersertifikasi memiliki kesadaran dalam konteks pembangunan kapasitas diri sebagai guru profesional. c. Kinerja Guru setelah Mendapatkan Tunjangan Sertifikasi Kinerja guru secara terus menerus ditingkatkan. Upaya diri dalam peningkatan kinerja harus dilalui dengan pembanguan kapasitas diri. Tanpa adanya pembangunan dan pengembangan kapasitas diri, kinerja guru yang semakin lebih baik ke depannya tidak akan membuahkan sebuah hasil nyata. Kinerja yang baik, oleh sebab itu, menjadi bagian dari tanggung jawab moral seorang guru agar semakin berbenah. Tunjangan profesi yang sudah didapat guru tentunya diharapkan mampu mendongkrak kinerja guru. Tabel 5.17 Kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi
Kategori
Selalu Sering Terkadang Jarang
Selalu Sering Terkadang Jarang
mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas diri SMP SMA SMK 2 0 0 5 4 1 9 3 1 3 1 2 19 8 4 10.5 26.3 47.4 15.8 100.0
0.0 50.0 37.5 12.5 100.0
0.0 20.0 20.0 40.0 80.0
Belanja buku penunjang penguatan kompetensi dan kapasitas diri SMP 2 7 8 2 19 Persentase 10.5 36.8 42.1 10.5 100.0
SMA 0 4 4 0 8
SMK 0 1 3 1 5
0.0 50.0 50.0 0.0 100.0
0.0 20.0 60.0 20.0 100.0
Tabel 5.17 memperlihatkan bahwa guru yang mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas diri sangat tidak banyak. Jawaban yang paling dominan muncul adalah terkadang dan itu berada pada persentase antara 20.0 hingga 47.4. Sedangkan dalam konteks belanja buku penunjang kompetensi dan kapasitas diri juga jatuh kepada jawaban terkadang. Persentasenya adalah antara 42.1 dan 60.0.
42
Oleh sebab itu, peningkatan kualitas diri guru sebetulnya tidak sepenuhnya berjalan dengan sedemikian rupa. d. Sistem Pemberian Tunjangan Sertifikasi yang Diinginkan Guru Pemberian tunjangan sertifikasi guru yang selama ini sudah diperoleh memerlukan pola pengukuran prestasi secara berkala. Oleh sebab itu, bagi guru yang sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi sudah selayaknya diukur dari prestasi kerja dari tahun ke tahun, apakah ada peningkatan atau tidak. Tak hanya itu saja, kompetisi prestasi akademis pun sebetulnya sangat membantu untuk mengukur seberapa baik dan bagus prestasi akademis yang sudah dicapai oleh guru. Berikut di bawah ini merupakan hasil pernyataan para guru, apakah setuju setiap kinerja yang dilakukan didasarkan pada prestasi kerja dan diadakan kompetisi prestasi akademis. Tabel 5.18. Sistem Pemberian tunjangan sertifikasi
Kategori Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Berdasarkan prestasi kerja Kompetisi prestasi akademis SMP SMA SMK SMP SMA SMK 1 2 1 0 1 0 11 4 1 9 5 1 5 1 1 6 2 2 2 1 2 4 0 2 19 8 5 19 8 5 Persentase 5.3 25.0 20.0 0.0 12.5 0.0 57.9 50.0 20.0 47.4 62.5 20.0 26.3 12.5 20.0 31.6 25.0 40.0 10.5 12.5 40.0 21.1 0.0 40.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Tabel 5.18 memperlihatkan bahwa jawaban yang paling dominan muncul dari para guru adalah setuju.dalam konteks berdasarkan prestasi kerja, ada porsentase antara 20.0 hingga 57.9, sementara dalam konteks kompetisi prestasi akademis adalah 20.0 hingga 62.5 persen. Dengan demikian, sesungguhnya masih ada minat dan keinginan dari para guru untuk berusaha menjadi yang terbaik agar bisa menjadi guru profesional.
43
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1
Jenis Penelitian Studi yang diteliti adalah hubungan tunjangan profesi guru dengan
penciptaan energi positif guru dalam melahirkan peserta didik yang berprestasi. Menurut Soetandyo Wigjosoebroto, studi ini merupakan penelitian empirik guna mengetahui dan mengamati relasi inheren antara kinerja dan peningkatan kinerja pasca mendapatkan tunjangan profesi guru (Sungguno, 1997: 43). Dengan kata lain, penelitian ini disebut qualitative research.
6.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah semua guru di Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN), Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-kota Banjarbaru yang sudah lulus sertifikasi guru dan mendapatkan tunjangan profesi guru.
6.3 Populasi dan Sampel Jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) adalah 14, sedangkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) adalah 4, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-kota Banjarbaru. Dari semua guru baik yang berada di SMPN, SMAN dan SMKN, selanjutnya ditentukan sampel guru bersertifikasi sebagaimana yang sudah diteliti di tahap1. Selain itu, sampel tambahan adalah ketua MGMP dan Kepala Dinas Pendidikan.
6.4
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1)
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.
Wawancara Upaya untuk mendapatkan keterangan atau data-data dari sumber daya
dengan responden terdiri dari: 1.
Kepala Sekolah
44
2.
Guru yang Bersertifikasi
3.
Ketua MGMP
4.
Kepala Dinas Pendidikan
b.
Kuesiner Penyebaran kuesiner terkait adakah hubungan positif antara guru yang
mendapatkan tunjangan profesi guru dengan peningkatan kinerja pengajaran juga dilakukan dengan didistribusikan kepada kepala sekolah, siswa, guru, ketua MGMP, dan Kepala Dinas Pendidikan.
2)
Teknik Analisis Data Setelah data berupa hasil wawancara dan kuesiner berhasil diperoleh,
maka peneliti kemudian melakukan analisa dengan menggunakan deskriptifanalitis, yakni menggambarkannya dan kemudian menganalisa obyek penelitian tersebut secara kritis. Setelah itu, dilakukan teknik analisis isi (content analysis), yaitu suatu analisis terhadap isi yang diperoleh. Menurut Berelson, content analysis is search technique for the objective, systematic and quatitative description of the manifest content of communication (Berelson dalam Valerine J.L Kriekkhoff, tt:85). Analisis konten ini diartikan Valerine J.L Kriekhoff dengan suatu teknik penelitian yang bertujuan guna mendeskripsikan secara obyektif, sistematis dan kualitatif isi pesan komunikasi yang tersurat. Di bawah ini adalah alir penelitian dalam bentuk fishbone diagram: Alir Penelitian
Temuan di Penelitian tahap 1
Penyusunan konsep penelitian (proposal penelitian)
Pembentukan tim penelitian
Pengajuan proposal penelitian
45
Perizinan penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
Penggalian data lapangan melalui interview dan kuesiner kepada: 1. Kepala sekolah; 2. Siswa; 3. Guru yang Bersertifikasi; 4. Ketua MGMP; 5. Kepala Dinas Pendidikan
Pengolahan data penelitian
Pelaksanaan penelitian: 1. Survei sekolah; 2 Identifikasi sekolah-sekolah sebagai subyek penelitian.
Rekapitulasi data lapangan
Laporan akhir data penelitian: terjawabnya permasalahan yang diajukan dalam penelitian
Luaran penelitian: 1 Artikel jurnal ilmiah nasional; 2. Rekomendasi kebijakan terhadap pemerintah terkait pelaksanaan sertifikasi guru;
46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang selanjutnya
sudah dilakukan pembahasan terkait temuan-temuan di lapangan terkait kompetensi guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru dalam konteks peningkatan kualitas pembelajaran dalam kelas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Secara umum semua guru yang bersertifikasi baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK sudah mengetahui apa yang dimaksud kompetensi pedagogik;
2.
Secara umum guru telah menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya, kecuali guru SMK yang tidak intensif mempelajari materi karena mereka pada umumnya berlebih berkonsentrasi pada penguasaan prosedural dan sedikit pengetahuan deklaratif;
3.
Bentuk persiapan yang dilakukan guru pada umumnya berupa mencari bahan ajar yang sesuai sesuai silabus (35,7%), mencari bahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik (33,2%) dan mencari bahan yang diperlukan (31,1%). Dengan demikian, mereka mencari bahan materi mengacu silabus dan kebutuhan peserta didik berarti mereka telah mampu mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL);
4.
Guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu-sering (<60%) berusaha memahami potensi dan karakteristik siswa;
5.
Pada umumnya guru-guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK secara dominan sudah banyak menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. Namun bagi guru senior, mereka kurang menguasai materi tersebut yang dipelajari pada saat kuliah S1 sehingga guru-guru senior pada umumnya sudah tahu cara mengajar berdasarkan pengalaman dengan baik tetapi teori-teori kemungkinan sebagian besar lupa;
6.
Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas untuk SMP dan SMA (<79%), berarti guru-guru SMP dan SMA di
47
Kota Banjarbaru pada umumnya sudah menerapkan teori dan prinsipprinsip pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran; 7.
Kemampuan guru SMP, SMA, dan SMK bersertifikasi di Kota Banjarbaru dalam merencanakan dan mengembangkan kurikulum menyatakan bisa sekitar 54,2% dan yang terbiasa hanya 59,5%. Ini berarti hanya sebagian guru sudah mampu mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan keadaan daerah Kota Banjarbaru, sedangkan sebagian kurang bisa atau kurang terbiasa merencanakan dan mengembangkan kurikulum;
8.
Guru selalu-sering (SMP 94,8%; SMA 87,5%, SMK 60%) menyusun RPP dilengkapi dengan penilaian dan evaluasi hasil belajar dan sebanyak lebih dari 84% guru SMP, SMA, maupun SMK selalu-sering melakukan penilaian dan evaluasi selama proses pembelajaran untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar.
9.
Efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik secara umum dalam kategori efektif (SMP 78,9%; SMA 75%, dan SMK 80%);
10. 100% guru SMP, SMA, maupun SMK bersertifikasi di Kota Banjarbaru setuju-sangat setuju bahwa seorang guru yang sudah bersertifikasi dituntut mempunyai kompetensi lebih daripada kompetensi profesional; 11. Hampir lebih 80% guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru mengetahui Permendiknas No 16 Tahun 2007; 12. Pada umumnya guru SMP, SMA, dan SMK bersertifikasi memiliki keyakinan yang tinggi dalam menguasai berbagai kompetensi profesional (<75%) dalam hal penguasaan materi, struktur materi, konsep, maupun pola pikir keilmuan; 13. Guru yang sudah bersertifikasi sebagai guru profesional harus mempunyai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik yang mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas, mandiri, kritis dan kreatif, dan berkarakter. 14. Guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya;
48
15. Guru bersertifikasi secara umum memandang perlu-sangat perlu dilakukan penilaian guru secara berkala, sehingga mendapatkan masukan kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran yang dilakukannya agar dapat dilakukan perbaikan; 16. Manfaat tunjangan sertifikasi guru secara umum tidak mendorong dalam peningkatan kapasitas diri sebagai guru profesional; 17. Kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi relatif tidak memuaskan. 18. Kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi dalam bentuk mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas diri serta belanja buku penunjang penguatan kompetensi sekaligus kapasitas diri juga tidak memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 60.0 persen. Ketika kinerja guru akan diukur berdasakarkan prestasi kerja dan prestasi akademis, ternyata jawaban yang muncul juga tidak begitu memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 62.5 persen.
7.2
Saran Apa yang sudah diuraikan dalam kesimpulan selanjutnya menjadi bahan
pertimbangan untuk diajukan beberapa saran penting bagi penguatan kompetensi guru bersertifikasi di kota Banjarbaru: 1. Perlunya pendidikan dan pelatihan (diklat) yang ditujukan untuk menguatkan kompetensi guru dalam pencarian bahan ajar yang sesuai sesuai silabus, pencarian bahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan pencarian bahan yang diperlukan; 2. Perlunya pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum; 3. Perlunya dilakukan sistem pengawasan dan penilaian secara berkala bagi guru yang sudah memeroleh tunjangan profesi demi menjaga keberlangsungan kinerja yang berdampak positif bagi pembelajaran berkualitas; 4. Perlunya sistem penilaian kinerja guru berbasis prestasi kerja dan prestasi akademis.
49
DAFTAR PUSTAKA
Chatib, M. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa
Cagne and Brigg L. J. 1979. Principles or Instruction Design. New Tork: Holt Rinehart and Winston. Drucker, Peter F. Management’s New Paradigms. Tanpa Kota: Tanpa Tahun.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai (Cet. Ke-7). Jakarta: PT. Grasindo.
John Jarolimek & Clifor, D. Foster. 1976. Model of Teaching. New Jersey: Englewood Cliff Prenticehall Inc.
Joice, Bruce., Weil, Marsha., dan Amily Calhoun. 2011. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kaufal, Martha. 2008. Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu. Jakarta: PT Indeks.
Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J. Carroll. 1963. Development of Managerial Performance: A Research Approach, Cincinnati: South Western Publ. Co. Mardiyah, Aida Ainul dan Listianingsih. 15 – 16 September 2005. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Profit Center terhadap Hubungan Antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial. Solo: SNA VIII.
Muijs, Daniel. Dan Renolds, David. 2008. Efektif Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
50
Oemar Hamalik. 2011. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas No. 16/2007
Rivai V dan Ahmad F. M. B. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Semesta.
Solikin, Ikin. 2010. Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru dan Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Smk Negeri di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung (Sebuah Penelitian). Bandung: UPI.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.
Uzer Usman, Moch. 1978. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.
Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
51
52
LAMPIRAN 1 KUISIONER
MENCARI HUBUNGAN POSITIF ANTARA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU BAHASA INGGRIS BAGI YANG BERSERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DALAM KELAS SE- KOTA BANJARBARU
Oleh:
Tim Peneliti
Ketua Dra. Rina Listia, M.Pd
19640424 199403 2 008
Anggota: 1) Drs. Fatchul Mu’in, M.Hum 196110304 198903 1 003 2) Moh. Yamin, M.Pd 19800716 201012 1 003
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2013
44
KUISIONER A. Pendahuluan dan Petunjuk Pengisian Kuisioner Kuesiner ini terbagi menjadi tiga sub item, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kinerja serta reward. Total dari semua item adalah 70 pertanyaan. Teriring salam kami sebagai tim peneliti, maka kami sangat berharap kepada bapak/ibu/sdr sebagai responden dalam penelitian ini agar kiranya dapat seobyektif mungkin memberikan isian agar dalam penyusunan rekomendasi sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran yang lebih baik ke depannya di kota Banjarbaru. B. Identitas Responden a) Nama b) Umur c) Jenis Kelamin d) Tlp Kantor/Rumah/HP e) Asal Sekolah (Instansi) f) Alamat Rumah g) Alamat Sekolah h) Lama Mengajar (tahun) i) Jabatan j) NUPTK k) NIP l) Pangkat/Gol m) Status Sertifikasi n) Mata Pelajaran Sertifikasi o) Jurusan/Program Studi S1 p) Jurusan/Program Studi S2 q) Jurusan/Program Studi S3
: : : : : : : : : : : : : ( ) Telah ( ) Belum : : : :
45
C. Kompetensi Pedagogik 1. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah mengetahui apa yang disebut kompetensi pedagogik? a) Sangat tahu b) Tahu c) Kurang tahu d) Tidak tahu e) Sangat tidak tahu 2. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selalu menjadikan kompetensi pedagogik sebagai acuan dalam mengajar? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 3. Menurut bapak/ibu/sdr., jika jawaban pada no (1) adalah (a), apakah sudah bisa mengaplikasikannya secara kreatif dalam pembelajaran di kelas? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Dan lain-lain, sebutkan.... 1................... 2................... 4. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dalam setiap mempersiapkan RPP yang disertai dengan bahan ajar selalu menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Dan lain-lain, sebutkan.... 1..................... 2..................... 5. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah dipersiapkan dengan sedemikian matang sebelum memulai mengajar di awal pertemuan? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Jarang
46
6.
Menurut bapak/ibu/sdr., seperti apakah bentuk persiapan yang dilakukan sebelum memulai mengajar? a) Mencari bahan ajar yang diperlukan b) Mencari bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik c) Mencari bahan ajar yang sesuai silabus d) Mencari bahan ajar yang mudah walaupun tidak sesuai silabus e) Dan lain-lain, sebutkan.... 1.......................... 2..........................
7.
Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap akan memulai pelajaran di awal selalu belajar terlebih dahulu? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah
8.
Menurut bapak/ibu/sdr., seberapa intensif dalam belajar dan mempelajari materi sebelum memulai pelajaran? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah
9.
Salah satu poin dalam kompetensi pedagogik adalah mengenal karakteristik dan potensi peserta didik. Apakah bapak/ibu/sdr., sudah menjalankan tugas pemahaman terhadap karakteristik dan potensi peserta didik? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah
10. Jikalau jawaban pada no (9) adalah (a), bagaimanakah kerja pemahaman terhadap karakteristik dan potensi peserta didik yang bapak/ibu/sdr., lakukan? a) Mengajak peserta didik berdiskusi b) Berdiskusi dengan teman dekatnya c) Berdiskusi dengan wali siswa d) Meminta masukan kepada wali kelas e) Sebutkan alasan lain jika ada (jawaban bisa lebih dari 1) 1....................................................................................................... 2.......................................................................................................
47
11. Jikalau jawaban pada no (9) adalah (e), apa yang bapak/ibu/sdr., lakukan dalam rangka memecahkan persoalan ketidakmengertian itu? a) Berdiam diri b) Berpikir terus tanpa ada penyelesaian c) Mengabaikannya saja d) Mengajar saja tanpa memikirkan karakteristik dan potensi peserta didik e) Sebutkan alasan lain jika ada (jawaban bisa lebih dari 1) 1....................................................................................................... 2....................................................................................................... 12. Selama bapak/ibu/sdr., sudah menjadi pengajar di sekolah, seberapa banyak teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif yang sudah dikuasai? a) Banyak sekali b) Banyak c) Sebagian d) Sedikit e) Sangat tidak ada 13. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif sudah dilaksanakan dalam kelas? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 14. Jikalau jawaban pada soal no (12) adalah (a), seberapa persen mampu membantu memudahkan bapak/ibu/sdr., dalam mengajar? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0% 15. Jikalau jawaban pada soal no (13) adalah (a), seberapa konstruktif dan dinamis bagi atmosfir kelas yang bapak/ibu/sdr., peroleh? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0% 16. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif yang baru juga sudah banyak diketahui dalam pengayaan pengetahuan untuk menjadi guru yang berwawasan luas? a) Sangat banyak diketahui b) Banyak diketahui c) Sedikit yang diketahui
48
d) Tidak ada yang diketahui e) Dan-dan lain. Sebutkan jikalau ada (jawaban bisa lebih dari satu) 1......................... 2........................ 17. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif yang baru sudah dikuasai dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan dalam kelas? a) Sangat dikuasai b) Dikuasai c) Kurang dikuasai d) Tidak dikuasai e) Sangat tidak dikuasai 18. Salah satu poin yang lain dalam kompetensi pedagogik adalah merencanakan dan mengembangkan kurikulum. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah bisa merencanakan dan mengembangkannya dengan baik dan terukur? a) Sangat bisa b) Bisa c) Kurang bisa d) Tidak bisa e) Sangat tidak bisa 19. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah kemampuan perencanaan dan pengembangan kurikulum selama ini sudah terbiasa dilakukan sebelum memulai pelajaran? a) Sangat terbiasa b) Terbiasa c) Kurang terbiasa d) Tidak terbiasa e) Sangat tidak terbiasa 20. Jikalau jawaban pada soal (18) adalah (a), berapa persen kebisaan bapak/ibu/sdr., dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0% 21. Jikalau jawaban pada soal (19) adalah (a), seberapa intensif dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum? a) Sangat intensif b) Intensif c) Kurang intensif d) Tidak intensif e) Sangat tidak intensif
49
22. Dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum, apakah bapak/ibu/sdr., juga berbagi pendapat dan pikiran dengan sesama guru mata pelajaran dalam rangka melakukan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Sangat tidak pernah 23. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah menilai dan mengevaluasi pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi pedagogik juga dilakukan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 24. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dalam setiap menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selalu diakhiri dengan evaluasi pembelajaran yang terukur sesuai kemampuan peserta didik? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 25. Menurut bapak/ibu/sdr., seberapa efektif evaluasi pembelajaran yang dibuat dan dilakukan dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi selanjutnya terhadap prestasi belajar peserta didik? a) Sangat efektif b) Efektif c) Kurang efektif d) Tidak efektif e) Sangat tidak efektif D. Kompetensi Profesional 26. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah bisa menentukan jabatan profesi sebagai seorang guru profesional? a) Sangat bisa b) Bisa c) Kurang bisa d) Tidak bisa e) Sangat tidak bisa 27. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap guru yang profesional harus memiliki kompetensi profesional?
50
a) b) c) d) e)
Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
28. Jikalau jawaban pada soal no. 27 adalah (a), apakah bapak/ibu/sdr., sudah memiliki pandangan tersendiri tentang kompetensi profesional dan guru profesional? Silahkan ditulis secara ringkas dan padat. 1. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 29. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah untuk menjadi guru profesional dituntut untuk memiliki kecakapan lebih, selain kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 30. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah kompetensi profesional harus dipelajari dan dilatih? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 31. Jikalau jawaban bapak/ibu/sdr., pada soal no. 30 adalah (a), apakah setiap guru wajib menguasai dan terampil dalam kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 32. Pada pertanyaan no. 28, bapak/ibu/sdr., sudah menjawab apa yang disebut kompetensi profesional. Apakah apa yang disampaikan bapak/ibu/sdr., sudah sesuai dengan Permendiknas No. 16/2007? a) Sangat sesuai b) Sesuai c) Kurang sesuai d) Tidak sesuai e) Sangat tidak sesuai
51
33. Sebagaimana yang tercantum pada Permendiknas No. 16/2007 yang berhubungan dengan kompetensi profesional, penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, guru selanjutnya harus mampu menguasai hal tersebut. Apakah bapak/ibu/sdr/, sudah mengetahui kompetensi tersebut? a) Sangat tahu b) Tahu c) Kurang tahu d) Tidak tahu e) Sangat tidak tahu 34. Jikalau jawaban pada soal no. 33 adalah (a), berapa persen pengetahuan bapak/ibu/sdr., terhadap kompetensi tersebut? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0% 35. Apakah pengetahuan bapak/ibu/sdr., terhadap kompetensi tersebut juga diimbangi latihan dalam peningkatan kualitas diri? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 36. Pada pertanyaan no. 33 tertulis penguasaan materi yang mendukung mata pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini menguasai penguasaan materi? a) Sangat meyakini b) Meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini 37. Pada pertanyaan no. 33 tertulis penguasaan struktur yang mendukung mata pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini penguasaan struktur? a) Sangat meyakini b) Meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini 38. Pada pertanyaan no. 33 tertulis penguasaan konsep yang mendukung mata pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini menguasai penguasaan konsep?
52
a) b) c) d) e)
Meyakini Sangat meyakini Kurang meyakini Tidak meyakini Sangat tidak meyakini
39. Pada pertanyaan no. 33 tertulis pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini menguasai penguasaan pola pikir keilmuan? a) Sangat meyakini b) Meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini 40. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif selanjutnya sangat penting dalam penguatan kompetensi profesional guru? a) Sangat penting b) Penting c) Kurang penting d) Tidak penting e) Sangat tidak penting 41. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif memiliki hubungan erat dengan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 42. Menurut bapak/ibu/sdr., seberapa sering membiasakan diri melakukan pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif? a) Sangat sering b) Sering c) Kurang sering d) Tidak sering e) Sangat tidak sering 43. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah seorang guru harus selalu konsisten antara content dan performance yang dilakukan dalam kelas? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju
53
e) Sangat tidak setuju 44. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah yang disebut konsisten antara content dan performance dalam kelas? Silahkan dijawab secara ringkas dan padat. 1. ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 2. ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 45. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap guru yang mengajar harus mampu memahami teks, konteks, dan realitas dalam rangka menjadikan pembelajaran yang bermakna? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 46. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah , dan prosedur sangat penting agar pembelajaran dalam kelas kemudian bisa dijalakan secara benar dan baik? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 47. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah uasaan filosofi, asal-usul, dan aplikasi ilmu sangat mendukung terhadap penguatan kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang Setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 48. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penguasaan filosofi terhadap keilmuan yang diampu selama ini penting dipelajari demi penguatan kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 49. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dengan mengetahui asal-usul ilmu yang diampu dapat meningkatkan kompetensi profesional? a) Sangat setuju
54
b) c) d) e)
Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
E. Kinerja dan Reward 50. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah perlu dilakukan penilaian kinerja guru secara berkala untuk mengukur kinerja? a) Sangat perlu b) Perlu c) Kurang perlu d) Tidak perlu e) Sangat tidak perlu 51. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penilaian kinerja secara berkala dapat membantu mengawal peningkatan kualitas diri sebagai seorang guru? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 52. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penilaian kinerja efektif untuk membangun disiplin guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 53. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penilaian kinerja secara berkala memberikan dampak positif bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 54. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dengan kinerja yang dinilai secara berkala akan mampu meningkatkan prestasi sebagai pengajar profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 55. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2009 disebutkan bahwa sebagai seorang guru profesional, pemerintah memberikan tunjangan sertifikasi bagi
55
guru yang lulus sertifikasi, apakah bapak/ibu/sdr., menilai sesuatu yang positif bagi peningkatan kualitas guru dalam mengajar? a) Sangat positif b) Positif c) Kurang positif d) Tidak positif e) Sangat tidak positif 56. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi yang selama ini diterima sudah memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas diri? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 57. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi yang didapat selama ini digunakan untuk memenuhi keperluan serta kebutuhan penguatan kapasitas diri sebagai guru profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 58. Apakah setelah menjadi guru yang bersertifikasi dan mendapatkan tunjangan sertifikasi, bapak/ibu/sdr., selalu mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam rangka meningkatkan kualitas diri? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 59. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap tunjangan sertifikasi yang diterima selanjutnya dibelanjakan untuk buku-buku penunjang penguatan kompetensi dan kapasitas diri? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah 60. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi semakin memberikan semangat untuk menjadi guru ideal bagi para peserta didik? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju
56
d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 61. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi mampu memberikan semangat kreativitas diri untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik serta inovatif? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 62. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi meningkatkan motivasi guru dalam mengajar? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 63. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi semakin memperkaya kesadaran diri untuk semakin berbenah dalam mengemban amanat sebagai seorang guru? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 64. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi menjadi tolak ukur bahwa guru sudah disebut profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 65. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi justru menjadikan guru memiliki beban moral jikalau tidak mampu menjadi guru profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju
57
66. Jikalau jawaban pada soal no. 64 adalah (a), sebutkan tolak ukur apakah yang menunjukkan guru profesional. 1. ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................... 2. ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ........................................................................................................ 67. Jikalau jawaban pada soal no. 65 adalah (a), sebutkan beban moral apakah yang biasanya muncul. 1. ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 2. ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 68. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah perlu pemberian tunjangan sertifikasi guru harus didasarkan atas prestasi kerja agar pemberian tunjangan sertifikasi lebih tepat sasaran dan tepat guna? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 69. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah perlu diadakan kompetisi prestasi akademis antara guru bersertifikasi dan tidak bersertifikasi untuk mengukur kompetensi guru? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju 70. Jikalau jawaban pada soal no. 69 adalah (a), sebutkan bentuk kompetesi akademis tersebut. 1. ........................................................................................................ .......................................................................................................... 2. ........................................................................................................ .........................................................................................................
☼Semoga Penelitian ini Membawa MANFAAT Bagi Guru di Banjarbaru☼
58
LAMPIRAN 2 BIODATA PENELITI 1 A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) 2. Jabatan Fungsional 3. Jabatan Struktural 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Dra. Rina Listia, M.Pd
Lektor Kepala Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unlam NIP 19640424 199403 2 008 NIDN 0024046404 Tempat dan Tanggal Lahir Lampung, 24 April 1964 Alamat Rumah Komp. Citra Palem Permai Blok N no. 21 Guntung Manggis Banjarbaru Noomor Telepon/Faks/Hp (0511) 7542634 / 081251971421 Alamat Kantor Jl. Brigjend. H. Hasan Basry kotak pos 87 Banjarmasin 70123 Nomor Telepon – Alamat Email
[email protected] Lulusan yang telah S1= 400 dihasilkan Mata Kuliah yang Diampu 1. Reading 2 2. Structure 2 dan 3 3. Writing 2 dan 3 4. ESP 5. Penulisan Karya Ilmiah
B. Riwayat Pendidikan S-1 Nama Perguruan FKIP Unila Tinggi Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Masuk/lulus 1984 – 1990 Judul Skripsi/Tesis The Influence of Vocabulary Mastery by Using Jigsaw Reading and Translation for Improving Student Achievment in Reading Comprehension Nama (1) Dra. Editha Gloria Pembimbing/promotor (2) Drs. C. Sufarsyah
S-2 Program Pascasarjana Unlam Manajemen Pendidikan 2005 – 2007 Iklim Organisasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kal-Sel (1) Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc (2) Drs. H. Sulaiman, M.Pd
59
C. Pengalaman Penelitian dalam dalam 5 Tahun Terakhir (bukan skripsi, tesis maupun disertasi) No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp) 1. 2008 Model pembelajaran Mapping Konsep pada Mata Kuliah Structures II 2. 2003 Analisa Kesalahan Gramatikal Pada Penulisan Paragraph Writing D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan kepada Masyarakat Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2006 Sosialisasi Program Studi di SMA Negeri 1 Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan 2. 2005 Penyuluhan Komputer Program Power Point, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tah Nama Jurnal un 1. Some Suggested in 2011 Metafor Reading Skills, Make your Better Comprehension 2. Pre Writing in Teaching 2004 Vidya Karya Writing
F. Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam Lima Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Ilmiah/Seminar – – – 1. – – – 2.
60
3.
–
–
–
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit Halaman – – – 1. – – – – 2. – – – – 3. – H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID – – – – 1. – – – – 2. – – – – 3 I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Tahun Tempat Respons Rekayasa Sosial Penerapan Masyarakat Lainnya yang Telah Diterapkan – – – – 1. – – – – 2. – – – – 3. J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan – – – 1. – – – 2. – – – 3. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan akhir Hibah Penelitian Bersaing. Banjarmasin, 25 Nopember 2013
Dra. Rina Listia, M.Pd 19640424 199403 2 008
61
BIODATA PENELITI 2 K. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) 2. Jabatan Fungsional 3. Jabatan Struktural
Drs. Fatchul Mu’in, M.Hum
Lektor Kepala Ketua Program Pendidikan Bahasa Inggris PBS FKIP Unlam 4. NIP 196110304 198903 1 003 5. NIDN 0004036108 6. Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 4 Maret 1961 7. Alamat Rumah Jln. Nilam IV/No.40 RT 10, Komplek Griya Permata, Handil Bakti, Alalak, Batola 8. Nomor Telepon/Faks 0511-4310307/0511-3300660 9. Alamat Kantor Jl. Brigjend. H. Hasan Basry kotak pos 87 Banjarmasin 70123 10. Nomor Telepon/HP 087814148222 11. Alamat Email
[email protected] 12. Lulusan yang telah S1= 500 dihasilkan 13. Mata Kuliah yang Diampu 1. Introduction to Literature 2. Introduction to Linguistics 3. Syntax 4. Sociolinguistics L. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk/lulus Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing/promotor
S-1 Universitas Dipenogoro Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris 1982/1987 A Socio-cultural Study on Bilingualism in Novel BurungBurung Manyar Istiati Soetomo
S-2 Universitas Gadjah Mada Kesusastraan Amerika 1998/2001 Richard Wright’s Native Son: White Domination and Its Effects on AfricanAmericans Djoko Murdiyanto
M. Pengalaman Penelitian dalam dalam 5 tahun terakhir (bukan skripsi, tesis maupun disertasi) No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp) 1. 2011 Kinerja Dosen Prodi DIPA FKIP 2.500.000 Pendidikan Bahasa Unlam
62
2.
2010
3.
2006
Inggris FKIP Unlam Banjarmasin The Black American’s Protest as It is reflected in Richard Wright’s Native Son Black American in American Literature
DIPA FKIP Unlam
DIPA FKIP Unlam
N. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan kepada Masyarakat Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2011 Model-Model Lembaga 3.000.000 Pembelajaran Pendidikan Swasta 2. 2010 Penelitian Tindakan Lembaga 3.000.000 Kelas Pendidikan Swasta – – – – 3. – – – – 4. O. No 1. 2. 3.
Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal – – –
– – –
– – –
P. Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam Lima Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Ilmiah/Seminar 1. Konferensi Racism in Literature 2011/UB Malang 2. Konferensi TEFLIN Literature as media for 2011/IKIP PGRI Charactar Building Semarang 3. Seminar Bilingualism and Its 2010/UNDIP aspects Semarang 4. Seminar Dominasi Budaya 2010/Kantor NTB dalam Sastra Mataram Indonesia Q. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit Halaman 1. White Racism in Native 2010 70 Scripta Son Cendekia/Banjarbaru
63
2.
3. 4.
Maungkai Budaya, Esaiesai kontemplatif tentang Bahasa, Sastra, Seni, Pendidikan, dan Budaya Introduction to Linguistics Sociolinguistics: an Introduction
2009
270
Scripta Cendekia/Banjarbaru
2007
183
2006
110
PT LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta PBS FKIP Unlam Banjarmasin
R. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID – – – – 1. – – – – 2. – – – – 3. S. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Tahun Tempat Respons Sosial Lainnya yang Telah Penerapan Masyarakat Diterapkan – – – – 1. – – – – 2. – – – – 3. – – – – 4. T. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan – – – 1. – – – 2. – – – 3. – – – 4. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan akhir Hibah Penelitian Bersaing. Banjarmasin, 25 Nopember 2013
Drs. Fatchul Mu’in, M.Hum 196110304 198903 1 003
64
BIODATA PENELITI 3 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) 2 Jabatan Fungsional 3 Jabatan Struktural 4 NIP 5 NIDN 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 Alamat Rumah 8 9
Noomor Telepon/Faks/Hp Alamat Kantor
10 Nomor Telepon 11 Alamat Email
Moh. Yamin, S.Pd., M.Pd Asisten Ahli – 19800716 201012 1 003 9907007865 Sumenep, 16 Juli 1980 Komplek Persada Raya IV Jalur 5 No. 17 Handil Bakti Batola 08123283995 Jl. Brigjend. H. Hasan Basry kotak pos 87 Banjarmasin –
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk/lulus Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing/promoter
S-1 Universitas Islam Malang Pendidikan Bahasa Inggris 2002-2006 Analysis of Theosentric Aspects in Al-Insan Using Hermeneutic Advisors 1: Sukono, M.Ed, 2: Ikawati S.Pd.
S-2 Universitas Islam Malang Pendidikan Bahasa Inggris 2008-2010 Characters’ Personality Analysis on “A Grave in Gaza” by Matt Beynon Rees. Advisor (I): Prof. Dr. H. Zuchridin Suryawinata., (II): Dra. Hj. Mutmainnah Mustofa M.Pd.
C. Pengalaman Penelitian dalam dalam 5 tahun terakhir (bukan skripsi, tesis maupun disertasi) No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp) 1. 2012 Students’ Errors in DIPA Unlam 2.500.000,Paragraph Writing 2. 2012 Pemetaan Balitbangdikbud 30.000.000,Kompetensi Guru SD di Kabupaten Banjar
65
3.
2012
4.
–
Improving Writing Example Sssays of the Fifth Semester Students in the English Department of FKIP Unlam Through ProcessWriting Technique –
Dana Mandiri
500.000,-
–
–
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan kepada Masyarakat Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2012 Sosialisasi dan BOPTN 2.000.000,Pelatihan Penulisan Artikel Populer di Media Massa 2. 2012 Sosialisasi dan BOPTN 2.000.000,Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal 3. – – – – 4. – – – – E. No 1. 2. 3.
Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal – – – – – – – – –
F. Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam Lima Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Ilmiah/Seminar 1. NELTAL English With 2011, Univ. Negeri CONFERENCE Indonesian Taste: Malang Dominant Culture Shift to Local Culture 2. – – – 3. – – –
66
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit Halaman 1. Ideologi & Kebijakan 2013 282 Halaman Madani Malang Pendidikan: Menuju Pendidikan Berideologis dan Berkarakter 2. Sekolah yang 2012 226 Halaman Madani Malang Membebaskan: Perspektif Teori dan Praktik Membangun Pendidikan yang Berkarakter dan Humanis 3. Meretas Pendidikan 2011 205 Halaman Madani Malang Toleransi: Pluralisme dan Multikulturalisme Sebuah Keniscayaan Peradaban 4. Nahdlatul Ulama: 2010 259 Halaman Kompas Dinamika Ideologi dan Politik Kenegaraan (kontributor) 5 Manajemen Mutu 2009 274 Halaman Diva Press Kurikulum Pendidikan: Yogyakarta Panduan Menciptakan Manajemen Mutu Pendidikan Berbasis Kurikulum yang Progresif dan Inspiratif 6 Menggugat Pendidikan 2009 300 Halaman Arruzz Media Indonesia: Belajar dari Yogyakarta Paulo FReire dan Ki Hadjar Dewantara H. No. 1. 2. 3.
Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID – – –
– – –
– – –
– – –
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Tahun Tempat Respons Rekayasa Sosial Penerapan Masyarakat Lainnya yang Telah Diterapkan 1. – – – –
67
2. 3.
– –
– –
– –
– –
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, Asosiasi atau Institusi Lainnya No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan 1. – – – 2. – – – 3. – – – 4 – – –
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan akhir Hibah Penelitian Bersaing.
Banjarmasin, 25 Nopember 2013
Moh. Yamin, S.Pd., M.Pd 19800716 201012 1 003